• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Kunci Sukses Penerapan ISO 9001 p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faktor Kunci Sukses Penerapan ISO 9001 p"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

!"# $%&#%#

'

#( #%) *#!#+

#%)$!#%) $ #+#% , *#%+$%

(2)

Faktor Kunci Sukses Penerapan ISO 9001 Pada Industri Manufaktur

Tri Widianti, Sik Sumaedi

Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – LIPI, Kawasan Puspiptek Gedung 410, Serpong, Tangerang 1531

tri_widianti@yahoo.com; sik_s_01@yahoo.com

Abstrak

Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, industri manufaktur memiliki nilai strategis bagi peningkatan kemakmuran suatu negara. Salah satu tren yang ada pada industri manufaktur adalah adopsi standar ISO 9001. Adopsi standar ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan maupun non keuangan pada perusahaan-perusahaan di bidang industri manufaktur. Meskipun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa adopsi ISO 9001 tidak memberikan manfaat signifikan bagi industri manufaktur. Mengingat hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 pada industri manufaktur. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 bagi industri manufaktur adalah motivasi perusahaan, komitmen manajemen, peranan personal, komunikasi efektif, interpretasi persyaratan ISO 9001 (quality system content), strategi perusahaan, perbaikan terus-menerus dan lingkungan eksternal perusahaan.

Kata Kunci: ISO 9001, Manufaktur, Faktor Kunci Sukses

Abstract

Manufacturing industry is one of industries that provide many employments. Thus, the manufacturing industry has a strategic value for increasing the prosperity of a country. One of trends that exist in the manufacturing industry is the adoption of the ISO 9001 standard. Adoption of this standard is expected to improve financial and non-financial performance of companies in the manufacturing industry. Nevertheless, several studies indicate that the adoption of ISO 9001 does not provide significant benefits for the manufacturing industry. Given that, this research aims to identify key success factor of ISO 9001 implementation in manufacturing industries. This research was done with literature study method. The results of this study indicate that key factors in successful implementation of ISO 9001 for manufacturing industries are enterprise motivation, management commitment, the role of personal, effective communication, interpretation of the requirements of ISO 9001 (Quality system content), company strategy and external environment of the company.

(3)

1. Pendahuluan

Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini

menunjukkan industri ini memiliki nilai strategis bagi peningkatan kemakmuran suatu negara. Pada

industri manufaktur, salah satu tren yang terjadi adalah adopsi ISO 9001. ISO 9001 adalah standar

sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan pelanggan,

peraturan perundangan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dan melahirkan budaya perbaikan

berkelanjutan (ISO 9001, 2008). Standar ini merupakan konsensus internasional mengenai

praktek-praktek manajemen yang baik (Van Den Heuvel dkk, 2005) yang akan mengarahkan

industri manufaktur untuk senantiasa berfokus pada mutu produk yang superior. Mutu produk yang

superior, di sisi lain, merupakan upaya yang terbukti dapat digunakan untuk mencapai,

memperkuat, dan mempertahankan daya saing suatu perusahaan (Magd dkk, 2003).

ISO 9001 telah diadopsi oleh 982.832 organisasi pada akhir 2008 di seluruh dunia (ISO, 2009).

Kondisi ini mengindikasikan adanya penerimaan yang tinggi terhadap standar ini. Banyak peneliti

telah melakukan penelitian-penelitian mengenai ISO 9001 sebagaimana dipaparkan dalam meta

analisisnya Sampaio dkk (2008) serta Psomas dan Foutopolos (2009). Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001 pada industri manufaktur akan memberikan banyak

manfaat seperti peningkatan produktivitas, mutu produk, inovasi, dan komunikasi internal (Magd

dkk, 2003; Magd, 2006; Magd, 2008; Asa dkk, 2008; Yong dan Wilkinson, 2001; dan Piskar dan

Dolensik 2006).

Meskipun demikian, beberapa penelitian justru menunjukkan kebalikannya (Corbett dkk,

2005). Kontradiktifnya hasil penelitian-penelitian yang mengkaji manfaat penerapan ISO 9001

mengindikasikan penerapan ISO 9001 tidak serta merta akan memberikan manfaat bagi industri

manufaktur. Industri manufaktur perlu untuk mendorong dan menerapkan faktor-faktor kunci

sukses penerapan ISO 9001 dapat berlangsung secara efektif. Dengan demikian, penelitian untuk

mengidentifikasi faktor-faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 bagi industri manufaktur perlu

untuk dilakukan.

Mengacu pada paparan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor kunci sukses apa saja yang perlu diperhatikan oleh industri manufaktur agar adopsi ISO

9001 dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi organisasi. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak. Pertama, bagi Pemerintah, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan pengetahuan untuk merumuskan model kebijakan yang sesuai untuk

mendorong efektifitas penerapan ISO 9001 pada industri manufaktur. Kedua, bagi industri

manufaktur sendiri, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang faktor

kunci sukses penerapan ISO 9001 sehingga tujuan penerapan standar dapat dicapai dan memiliki

(4)

2. ISO 9001

(Novania,-) Sejarah ISO 9001 dimulai dari dunia militer pada masa perang dunia II sekitar

tahun 1943. Untuk menjamin kualitas pasokan amunisi pemerintah Inggris melakukan seleksi

pemasok. Pada tahun 1963 departemen pertahanan AS membuat seri standar MIL STD, Salah satu

seri yang penting dari standar tersebut adalah MIL-Q-9858A. Standar ini diadopsi NATO dengan

nama AQAP-1. Setelah itu diadopsi oleh Inggris ke dalam suatu standar Inggris sendiri yang

dikenal sebagai DEF/STAN05-8 yang kemudian berkembang menjadi standar dengan nama

BS5750 pada tahun 1979. Berdasarkan prinsip-prinsip BS5750, Organisasi Internasional untuk

standardisasi (ISO) yang bermarkas di Geneva menyusun suatu standar mutu yang banyak

diadopsi secara internasional dan dikenal dengan ISO 9001.

ISO 9001 memiliki beberapa tujuan (Novania,-) yaitu:

• Mencapai dan mempertahankan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan.

• Memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa mutu yang dimaksudkan telah

dicapai dan dapat dipertahankan.

• Memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa mutu yang dimaksud telah atau akan

dicapai sesuai persyaratan kepuasan pelanggan..

ISO 9001 terdiri atas lima persyaratan utama yaitu persyaratan umum, tanggung jawab

manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk dan pengukuran analisis dan perbaikan.

Adapun penjelasan persyaratan-persyaratan tersebut adalah sebagai berikut (ISO, 2008; Biazo

dan Bernardi,2003):

(5)

Klausul 4.1 merupakan persyaratan umum yang menjelaskan bagaimana suatu organisasi

mengimplementasikan ISO 9001 . Klausul ini menjelaskan bahwa organisasi yang menerapkan ISO

9001 harus memenuhi poin-poin sebagai berikut:

Identifikasi proses

Menetapkan rangkaian dan interaksi proses

Menetapkan kriteria dan metode yang dipersyaratkan untuk memastikan operasi

yang efektif dan pengendalian prosesnya

Memastikan ketersediaan sumberdaya dan informasi untuk mendukung operasi dan

pengendalian prosesnya.

Pengukuran, pengewasan dan analisi proses

Menerapkan tindakan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan

berkelanjutan

Klausul 5 yaitu Tanggungjawab manajemen merupakan persyaratan ditujukan untuk

mengembangkan dan memperbaiki mutu, sistem, fokus pelanggan, Formulasi kebijakan mutu dan

rencana, dan definisi tanggungjawab, kewenangan, dan proses komunikasi untuk memfasilitasi

sistem manajemen mutu yang efektif. Klausul 6 Sumber daya persyaratan yang mengatur baik

sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang digunakan untuk meningkatkan mutu serta

memberikan kepuasan kepada pelanggan .

Klausul 7 Realisasi produk merupakan persyaratan yang spesifik dalam proses realisasi produk

dengan memperhatikan persyaratan pelanggan, kaji ulang persyaratan, umpan balik pelanggan,

desain dan pengembangan produk, pembelian, produksi, pengendalian, pengukuran dan

monitoring. Klausul 8 Pengukuran, analisis dan perbaikan merupakan persyaratan dalam standar

yang ditujukan untuk memonitor informasi kepuasana pelanggan, pengukuran dan monitoring

produk dan proses, dan audit internal , ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode litertur review. Literatur review dilakukan terhadap

jurnal-jurnal yang mengkaji topik manfaat, kendala, hambatan dan faktor kunci sukses penerapan.

Mula-mula dilakukan identifikasi terhadap manfaat dan kendala penerapan ISO 9001. Lalu,

dilakukan analisis komparatif terhadap manfaat dan kendala penerapan ISO 9001 yang melahirkan

(6)

analisis komparatif terhadap penelitian terhadap faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 sehingga

diperoleh faktor kunci sukses berdasarkan analisis komparatif terhadap literatur.

4. Hasil dan Pembahasan

Manfaat Penerapan ISO 9001

Secara umum banyak penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar sistem manajemen

mutu memang mampu memberikan manfaat baik yang bersifat eksternal maupun internal. Sebagai

contoh, meta analysis yang dilakukan Sampaio dkk (2008) terhadap penelitian-penelitian sebuah

standar sistem manajemen mutu ISO 9001, di dunia menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001

memberikan manfaat-manfaat yang bersifat eksternal maupun yang bersifat internal . Penerapan

sandar sistem manajemen mutu akan dapat mengurangi kebutuhan waktu, sumber daya, serta

anggaran dalam proses pengembangan mengingat organiasi dapat melewati fase identifikasi “what

to be controlled”. Akan tetapi, pertanyaan selanjutnya, benarkah penerapan standar sistem

manajemen mutu efektif untuk mencapai tujuan?

Setiap organsasi yang menerapkan standar sistem manajemen mutu memiliki tujuan-tujuan

penerapan yang berbeda-beda. Meminjam istilah sampio dkk, (2009), tujuan-tujuan tersebut dapat

diklasifikasikan menjadi dua kategori tujuan yaitu tujuan yang bersifat internal dan tujuan yang

bersifat eksternal. Tujuan internal penerapan standar berkaitan peningkatan dalam aspek pemasaran

dan promosi sementara tujuan eksternal lebih didorong tercapainya peningkatan performa

organisasi. Dengan demikian, efektifitas penerapan standar juga berkaitan dengan manfaat yang

bersifat eksternal dan manfaat yang bersifat internal.

Piskar dan Dolensik 2006, juga menyampaikan bahwa ada aktivitas yang harus dilakukan

untuk merasakan manfaat penerapan ISO 9001 yaitu perbaikan berkelanjutan. Harus ada

reorganisasi proses dan pengurangan waktu untuk penerapan atau pengurangan biaya. Ini

merupakan cara yang tercepat dan paling nyata untuk menerapkan perbaikan. Selain itu penerapan

perbaikan juga dihubungkan dengan siklus Deming (PDCA). Semua aktivitas yang dilakukan

perusahaan harus didukung analisis terkini berdasarkan fakta yang digunakan untuk perbaikan

proses.

Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan dari beberapa jurnal diperoleh tabel

perbandingan manfaat penerapan ISO 9001 baik dibidang manufaktur maupun bidang lainnya.

Berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan terdapat manfaat yang sama yang dirasakan oleh

perusahaan atau industri yang menerapkan ISO 9001. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada

(7)

! Tabel 1 Analisis Perbandingan Penelitian Manfaat ISO 9001

Magd dkk (2003) Magd (2006) Magd (2008) Yong dan

Wilkinson (2001)

Piskar dan Dolensik (2006)

Asa dkk (2008)

Meningkatnya kesadaran terhadap mutu dalam perusahaan

Meningkatkan efisiensi sistem mutu

Perbaikan dokumentasi Kesadaran mutu Meningkatkan

gambaran proses yang dicapai produk dan layanan

Memperbaiki possinpersaingan Pelayanan pelanggan

meningkat

Meningkatnya kesadaran mutu dalam perusahaan

Jelasnya instruksi kerja, prosedur dan

tanggungjawab

Meningkatnya Mutu produk dan layanan

Meningkatkan reputasi produk dan layanan pelanggan kepuasan pelanggan

Keuntungan dan manfaat praktis

Peningkatan metode inspeksi dan waktu penyelesaian produk

Jelasnya instruksi kerja dan prosedur

Perbaikan produk / mutu layanan

Kerjasama tim Meningkatnya sistem informasi

Mengurangi keluhan pelanggan

Komunikasi efektif antar karyawan

Membantu mengembangakan manajemen mutu

Komunikasi lateral Meningkatnya kerjasama dengan pembeli

Meningkatkan metode inspeksi dan waktu penerimaan barang

Perbaikan mutu bahan masuk

Alat promosi Menigkatnya produktivitas

Kepuasan karyawan , peningkatan perilaku dan moral karyawan Meningkatkan mutu bahan

masuk

Turunnya angka cacat dan limbah

Mengurangi angka cacat dan limbah

Membantu perbaikan berkelanjutan

Meningkatkan keuntungan

Kepuasan karyawan Meningkatnya Inovasi dalam proses bisnis Meningkatkan motivasi

Efisiensi biaya Meningkatnya hasil bisnis

Meningkatkan hubungan karyawan

Kesempatan yang lebih baik untuk ekspor

Kepuasan pelanggan Keuntungan meningkat

(8)

" (Lanjutan)

Magd dkk (2003) Magd (2006) Magd (2008) Yong dan

Wilkinson (2001)

Piskar dan Dolensik (2006)

Pergantian karyawan

Memelihara/memperoleh market share

Meningkatkan desain proses

Mengurangi biaya Kehadiran

Meningkatkan rancangan proses

Manfaat kompetisi lebih baik

Mengurangi waktu produksi

Mengurangi biaya Turunnya biaya bisnis Ingatan staf lebih baik Meningkatkan keuntungan Meningkatkan

keuntungan

Alat pengembangan produk

Meningkatkan rancangan produk

Lebih baiknya citra perusahaan

Meningkatkan ekspor Meningkatkan penjualan Memperbaiki hubungan

(9)

Kendala Penerapan ISO 9001

Selain perusahaan merasakan manfaat yang besar dalam menerapkan ISO 9001,

juga ad kendala yang dialami perusahaan seperti disebutkan Psomas dkk, (2010); Magd

(2010); Asa dkk (2008); Magd (2008); Magd (2006); Amar dan Zain (2002); dan Young

dan Wilkinson (2001). Kendala yang dialami perusahaan atau industri dalam penerapan

ISO 9001 akan mempengaruhi seberapa besar manfaat setelah penerapan ISO 9001 bahkan

mempengaruhi motivasi untuk mulai menerapkan ISO 9001.

Kendala penerapan ISO 9001 berdasarkan hasil kajian literatur terlihat pada tabel 2.

Kendala terbesar yang dialami perusahaan dalam menerapkan ISO 9001 adalah

meningkatkan penjualan dan profit, mahalnya biaya registrasi, kurangnya komitmen

manajemen, serta merubah dari sistem yang sudah ada menjadi sistem yang dipersyaratkan

ISO 9001. Kendala yang dihadapi diberbagai perusahaan bervariasi ada yang mengalami

kesulitan terbesar yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penerapan (biaya internal

perusahaan, biaya konsultan dan biaya registrasi). Hal ini dialami di Saudi Arabia dan

Mesir, terutama pada perusahaan yang skalanya masih kecil. Apapun bagi perusahaan yang

besar, terutama di Saudi Arabia hal ini tidak menjadi masalah karena besarnya opini positif

terhadap manfaat penerapan ISO 9001 dibndingkan biaya yang dikeluarkan.

(10)

Tabel 2 Analisis Perbandingan Penelitian Kendala Penerapan ISO 9001

2008 Asa, dkk (2008) Magd (2006) Magd (2008) Magd (2010) Amar dan Zain (2002) Young dan Wilkinson (2001)

Peningkatan yang nyata dalam penjulan dan profit.

Mahalnya biaya regitrasi Kurangnya komitmen manajemen

Perubahan dari sistem yang ada untuk memenuhi ISO 9001

Kurangnya komitmen manajemen

Kurangnya waktu

Penghematan biaya Sulitnya prosedur audit dan membutuhkan waktu yang lama

Kurangnya orang yang ahli Resistansi terhadap pengenalan ISO 9001

Lemahnya manajemen mutu secara keseluruhan

Tingginya pergantian karyawan

Alokasi waktu untuk pelatihan dan pertemuan

Kurangnya pemahaman industry

Tidak cukupnya mutu pelatihan dan pendidikan

Kurangnya pemahaman tentang pentingnya ISO untuk semua bidang/bagian

Ketidakmampuan mengubah budaya organisasi

Mutu karyawan Alokasi sumberdaya

secukupnya

Adanya sikap penolakan terhadap auditor

Kurangnya sumber financial Membutuhkan waktu Kurang akuratnya rencana

mutu

Tekanan jangka pendek kinerja

Komunikasi antara manajemen dan karyawan

Kegagalan mendefinisikan tanggungjawab dan kewenangan personal

Tingginya biaya implementasi

Tidak adanya pelatihan dan pendidikan berkelanjutan

Kurangnya strategi mutu jangka panjang

Kurangnya keterlibatan pemasok Dokumentasi yang birokratis dan panjang

Kurangnya sumberdaya Menjaga Manajemen mutu

berjalan Resistansi organisasi untuk

berubah

Kurangnya auditor internal perusahaan yang terlatih dan berpengalaman

Kurangnya komitmen manajemen puncak, dan puncak

Kesulitan dalam memotivasi pasrtisipasi staf

Tidak jelas dan membingungkan

Lemahnya perbaikan asset tangible

Rumitnya dokumentasi, prosedur dan rekaman

Sulitnya menghadapi kunjungan survailen

Pengukuran mutu Kurangnya pengalaman dalam

penetapan sistem mutu

Kurangnya komitmen manajemen senior Kurang baiknya pengendalian

pemasok

Fokus produksi dan operasi Perselisihan gagasan Kurangnya pelatihan Kondisi bisnis yang memburuk

Kurangnya infrastruktur Kurangnya krisis bisnis atau ancaman

(11)

Faktor Kunci Sukses

Berdasarkan pemaparan di atas melihat dari tujuan penerapan ISO 9001, manfaat, serta

kendalanya. Maka ada hal yang harus diperhatikan bagi perusahaan dalam menerapkan ISO 9001.

Semua perusahaan yang menerapkan ISO 9001 tentu saja mengharapkan manfaat optimal. Karena

di satu sisi penerapan ISO 9001 memang membutuhkan biaya, sumberdaya, sarana dan prasaarana

yang cukup besar. Hal-hal tersebut merupakan faktor kunci sukses penerapan ISO 9001.

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan

untuk menyukseskan penerapan ISO 9001. Faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 3 Psomas

(2010); Qui dan Tannok (2010); Magd (2010); Asa dkk (2008; Magd (2008); Magd (2006); dan

Osman dkk (2004). Mereka menyebutkan faktor yang paling mempengaruhi penerapan ISO 9001

adalah dukungan dan komitmen manajemen, fokus internal, tekanan pasar , komunikasi dan

persyaratan pelanggan.

Asa, dkk (2008) secara khusus menyebutkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan di

Indonesia tiga faktor paling penting dalam penerapan ISO 9001 ketiga faktor ini memiliki tingkat

kepentingan, manfaat dan kesulitan dalam penerapannya cukup tinggi. Faktor tersebut adalah

dukungan dan komitmen dari manajemen puncak, peningkatan yang nyata dalam penjualan dan

profit serta perbaikan sistem manajemen mutu yang ada .

Berbeda halnya dengan Osman dkk (2004), fokusnya adalah kepuasan pelanggan internal

yang diwujudkan dengan keterlibatan dan komunikasi manajemen dan karyawan, tanggungjawab

manajemen, monitoring kepuasan pelangnan, motivasi dan penghargaan dan pengendalian proses.

Hal ini karena Osman dkk (2004) memiliki pandangan bahwa akan tercapainya customer retention

dan loyalty jika pelanggan internal telah memperoleh kepuasan. Mereka menggambarkannya

seperti bagan dibawah ini:

% / =% 4 %

> % % %

- %-%

4

?

(12)

%-Tabel 3 Analisis Faktor-faktor Kunci Sukses Penerapan ISO 9001 Penelitian Saat Ini

Asa dkk (2008) Magd (2006) Magd (2008) Magd (2010) Qui dan Tannok

(2010)

Osman dkk (2004) Psomas (2010)

Dukungan dan

komitmen dari top, dan middle management

Fokus Internal Fokus internal Komitmen

Manajemen Puncak

Tekanan Pasar dan persyaratan pelangan

Keterlibatan dan komitmen karyawan

Fokus Eksternal Fokus eksternal Prosedur sistem terstruktur dengan baik

Manfaat internal Tanggungjawab manajemen

Atribut karyawan

Ketepatan dokumentasi proses

Persaingan Fokus hasil Auditor internal perusahaan

menerus dari top, middle management dan karyawan

Perspektif ekspor Fokus ekspor Bantuan dari induk perusahaan atau partner

Sektor Industri Motivasi dan penghargaan

komitmen karyawan

Pertumbuhan perusahaan dan pengembangan

Pengendalian proses Atribut perusahaan

Komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan

Sumberdaya Komunikasi antara manajemen dan karyawan

Kompetitor Lingkungan

(13)

B +% C/ +% - # + + % / +% + 4 + # # 5 "

% / +% # % - ) %+ # % ) % ) 7 +

# ) - + + % # % + / +% + 4 - ) %+ & 'D

? + & 'D & 'D ++ & !D & !'D & 'D 5

++ & ' / +% 1/ +% % ) % ) + + ! & # ' + % - %

% # * + % . * # # * + + / +% / * % # %

# - % % % # * # ) + ) + . % + + % #

(14)
(15)

5. KESIMPULAN

Adopsi ISO 9001 merupakan salah satu tren yang terjadi pada industri manufaktur. Meskipun

demikian, adopsi ISO 9001 tidak serta merta dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi

organisasi. Organisasi yang dapat mendorong faktor-faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 akan

dapat memperoleh manfat yang signifikan atas penerapan standar ini. Berdasarkan kajian yang

dilakukan, faktor kunci keberhasilan ISO 9001 dapat dikelompokan menjadi 8 (delapan), yaitu :

1.

Motivasi Perusahaan

2.

Komitmen manajemen

3.

Peranan Personal

4.

Komunikasi Efektif

5.

Interpertasi Persyaratan

6.

Strategi Perusahaan

7.

Perbaikan Berkelanjutan

8.

Lingkungan Eksternal Perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

1.

Amar, Kifayah dan Zain, Zuraidah Mohd.(2002),

Barriers to implementing TQM

in Indonesian Manufacturing Organizations”

, The TQM Magazine

Vol.14,No. 6,

Hal. 367-372.

2.

Asa, Fanshurullah, dkk.(2008). “Faktor-Faktor Kritis dalam Sistem Manajemen

Mutu (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa

Konstuksi di Indonesia”,

Jurnal Teknik Sipil

, Vol.15, No.3, Hal. 99-106.

3.

Biazzo, Stefano dan Bernardi, Giovani.(2003), “Process Management Practices and

Quality Systems Standards Risks and Opportunities of The New ISO 9001

Certification”

, Business Process Management Journal

, Vol. 9 No.2, Hal. 149-169.

4.

Corbett, C.J., Montes., Kirsch, D.A. dan Alvarez-Gil, M.J. (2002), “Does ISO 9000

Certification Pay?”, ISO Management System, July/August, Hal. 31-40.

5.

ISO 9001 :2008,

International Standard, Quality Management Systems

Requirements

.

(16)

7. Magd, Hesam A.E., (2006

),

“An Investigation of ISO 9000 Adoption in Saudi

Arabia”,

Managerial Auditing Journal

, Vol.21 No.2, Hal. 132-147.

8. Mag, Hesam A.E., (2008), “ ISO 9001:2000 in Egyptian Manufacturing Sector:

Perceptions and Perspectives”

, International Journal of Quality & Reliability

Management

, Vol.25No. 2, Hal. 173-200.

9. Magd, Hesham. (2010), “Quality Management Standards (QMS) Implementation in

Egypt: ISO 9000 Perspectives”,

Global Business and Management Research

International Journal

, Vol.2,No.1, Hal. 57-68.

10. Novarina, Nurul Diena.(-), “Diktat Perkuliahan –Modul XIII”.

Pusat

Pengembangan Bahan Ajar-UMB,

Hal. 1-12.

11. Osman, M.R. dkk.(2004), “Internal Customer Satisfaction In ISO 9001 Certified

Manufacturing Companies”

, International Journal of engineering and Technology

,

Vol.1,No.2, Hal. 179-187.

12. Piskar, Franka dan Dolinsek, Slavko. (2006), “Implementation of ISO 9001 from

QMS to Business Model”

, Industrial Management & Data Systems

, Vol.106 No.9,

Hal. 1333-1343.

13. Psomas, Evangelos L., Fotopoulos, Christos V., dan Kafetzopoulos, Dimitrios

P.(2010), “ Critical Factors for Effective Implementaion of ISO 9001 in SME Serve

Companies”.

Journal Managing Service Quality

Vol. 20 No.5, Hal. 440-457.

14. Qui, Yun dan Tannock, James D.T.,(2010), “Dissemination and adoption of Quality

Management in China Case Studies of Shanghai Manufacturing Industries”

,

International Journal of Quality & Reliability Management,

Vol.27 No.9, Hal.

1067-1081.

15. Sampaio, Paulo., Saraiva, Pedro., dan Rodrigues, Antonio Guimarates., (2009). “

ISO 9001 certification Reasearch: Question, Answer and Approach”.

International

Journal of Quality and realiability Management

Vol 26 No.1 Hal. 38-58.

16. Van den Heuvel, Japp dkk (2005). “An ISO 9001 Quality Management System in a

Hospital Bureaucracy or Just Benefits? “

International Journal of Helath Care

Quality Assurance

, Vol.18 No.5, Hal 361-369.

Gambar

Gambar 1 Model ISO 9001 (Sumber ISO 9001:2008)
Tabel 2 Analisis Perbandingan Penelitian Kendala Penerapan  ISO 9001
Tabel 3 Analisis Faktor-faktor Kunci Sukses Penerapan ISO 9001 Penelitian Saat Ini

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 13: Bagi terpidana mati, kuasa hukum atau keluarga terpidana yang mengajukan permohonan grasi, pidana mati tidak dapat dilaksanakan sebelum Keputusan Presiden

Sentralitas kedekatan atau dapat dinotasikan dengan ( ) muncul dari gagasan bahwa pada jejaring sosial yang telah direpresentasikan kedalam graf terdapat aktor

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien jampersal terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari lima dimensi servqual (reliability,

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang.

Hasil penelitian membuktikan bahwa inaktivasi gen p16 akibat mutasi mempunyai peran penting dalam kejadian metastasis jauh pada KNF dengan tipe histopatologi non keratinizing

Penyediaan pangan dalam jumlah yang tepat, mutu yang baik, ketersediaan pangan yang menjangkau semua penduduk Indonesia dimana pun berada, dan dengan harga yang terjangkau

Pemberian bahan organik pada penelitian ini tidak berpengaruh nyata hal ini diduga karena dosis yang diberikan masih belum optimal, mengingat riwayat lahan

perhitungan-perhitungan agar pilihan kita tepat dalam rangka usaha untuk melakukan investasi modal, sebab apabila perhitungan kita salah berarti usaha kita akan gagal