• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SMK KRIST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SMK KRIST"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

1 Pendahuluan

Manajemen adalah aspek penting dalam proses belajar mengajar, merupakan sebuah proses berkelanjutan yang terorganisir. Sinergi atas fungsi pengendalian yang terintegrasi baik kedalam system operasional suatu institusi kependidikan akan membuat semua komponen yang terlibat dapat bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing. Dengan manajemen yang baik, usaha-usaha pencapaian produktifitas maksimal dengan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia, modal, keahlian, administrasi dan kreatifitas dapat berlangsung dengan efktif dan efisien, terutama demi menjaga kinerja guru, kualitas lulusan dan daya saing sekolah. Situasi politik, social dan ekonomi yang selalu berubah membuat fungsi manajemen kependidikan semakin vital.

Berbagai defenisi tentang manajemen telah dirumuskan oleh para ahli antara lain :

According to Lawrence A Appley, “Management is the development of people and not the direction of things”.

According to Joseph Massie, “Management is defined as the process by which a co-operative group directs action towards common goals”.

According to James L Lundy,“Management is principally the task of planning, co-ordinating, motivating and controlling the efforts of others towards a specific objective”.

In the words of Henry Fayol,“To manage is to forecast and to plan, to organise, to command, to co-ordinate and to control”.

According to Peter F Drucker, “Management is a multi-purpose organ that manages a business and manages managers and manages worker and work”.

(2)

2 In the words of Koontz and O’Donnel,“Management is defined as the creation and maintenance of an internal environment in an enterprise where individuals working together in groups can perform efficiently and effectively towards the attainment of group goals”.

According to Ordway Tead,“Management is the process and agency which directs and guides the operations of an organisation in realising of established aims”.

According to Stanley Vance,“Management is simply the process of decision-making and control over the actions of human beings for the express purpose of attaining pre-determined goals”.

According to Wheeler,“Business management is a human activity which directs and controls the organisation and operation of a business enterprise. Management is centred in the administrators of managers of the firm who integrate men, material and money into an effective operating limit”.

In the words of William Spriegel,“Management is that function of an enterprise which concerns itself with the direction and control of the various activities to attain the business objectives”.

In the words of S. George,“Management consists of getting things done through others. Manager is one who accomplishes the objectives by directing the efforts of others”.

In the words of Keith and Gubellini, “Management is the force that integrates men and physical plant into an effective operating unit”.

According to Newman, Summer and Warren,“The job of management is to make cooperative endeavour to function properly. A manager is one who gets things done by working with people and other resources”.

According to John F M,“Management may be defined as the art of securing maximum results with a minimum of effort so as to secure maximum results with a minimum of effort so as to

Pendekatan POAC dalam perspektif manajemen pendidikan/sekolah merujuk pada

pemikiran yang dikemukakan oleh G.R. Terry, meliputi : (1) perencanaan (planning); (2) pengorganisasian (organizing); (3) pelaksanaan (actuating) dan (4) pengawasan (controlling.

Dengan tujuan membantu dan mengarahkan organisasi kependidikan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi.

Sebagai proses POAC selalu bergulir dalam siklus yang tidak pernah berhenti, para pengelola institusi pendidikan dituntut untuk mampu memandang fungsi pelayanan mereka sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Proses tersebut dijalankan dengan mengeksplorasi semua sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.

(3)

3 dikembangkan lagi dikemudian hari dengan berbagai perbaikan sehingga kualitas produk yang dihasilkan selalu bisa ditingkatkan seiring perubahahn waktu dan kondisi terakhir.

Manajemen Pendidikan/Manajemen Sekolah

Empat pendekatan dalam manajemen POAC :

1. Planning

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala sesuatu yang harus dilakukan oleh fungsi manajerial. Didalam planning

terkandung tujuan (goal) dan strategi untuk mencapai goal.

Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: “planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action

designed to accomplish these objective.” Sedangkan T. Hani Handoko (1995)

mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,

metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat memberikan hasil terbaik.

Proses planning diawali dari pemahaman yang baik dan menyeluruh terhadap visi, misi, filosofi dasar pendidikan, dan tujuan pendidikan. setiap institusi pendidikan memiliki karakteristik berbeda dalam keempat hal ini, untuk itu perlu digambarkan secara tajam dan jelas dalam proses planning, dengan memperhatikan issue strategis penting, periode pelaksanaan, standar ukuran keberhasilan yang real, yang dapat memacu setiap komponen yang ada bisa berkontribusi dan berprestasi maksimal.

Perencanaan pendidikan

(4)

4 dicapai. Sedangkan perencanaan oprasional berkaitan dengan penetapan alternatif upaya yang dipakai untuk merealisasikan perencanaan stertegi dan tujuan perencanaan tersebut dalam bentuk metode, prosedur dan koordinasi.. Perencanaan strategi disebut oleh Cunningham sebagai “ Doing the right things”, sedangkan perencanaan oprasional disebut sebagai “doing things right”. Jadi dalam perencanaan strategi yang direncanakan adalah bagaimana melakukan sesuatu yang benar, sementara dalam perencanaan oprasional yang direncanakan adalah bagaimana mengerjakan sesuatu itu secara benar.

Perencanaan Sekolah adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan dimasa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Perencanaan Sekolah penting dilakukan untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan,pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan, menjamin agar perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.

Rencana pendidikan sekolah yang baik haruslah bisa memperbaiki kualitas pendidikan, membawa perubahan menyeluruh dan terpadu dengan renstra dan renstrada yang telah ditetapkan pemerintah, menjamin pemerataan kesempatan dalam akses dan kualitas tanpa kehilangan esensi dari efisiensi dan relevansi.

2. Organizing

Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan

didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi

dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

(5)

5 Dapat dipahami juga bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah pemetaan tentang ” siapa? melakuakan apa?, dimana?, kapan? dan apa tujuannya?”

Kewenangan

Wewenang ( Authority ) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan

kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.

Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.

1. Kepala Sekolah

Dalam organisasi sekolah Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator

a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator

Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya.

(6)

6 Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai edukator, khususnya dalam peningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi belajar anak didik dapat dideskripsikan sebagai berikut :

• Mengikutsertakan para guru dalam penataran atau pelatihan untuk menambah wawasannya; memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

• Berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik agar giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.

• Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah dengan cara memotivasi guru dan siswa.

b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Sebagai manajer, kepala sekolah mau dan mampu mendayagunakan sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuannya. Kepala sekolah mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik, konseptual, harus senantiasa berusaha menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah, dan mengambil keputusan yang memuaskan stakeholders sekolah. Memberikan peluang kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Semua peranan tersebut dilakukan secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan dalam iklim kompetitif yang membuahkan kerja sama (cooperation), memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk

(7)

7 c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi kearsipan, dan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas ke dalam tugas-tugas operasional.

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Sebagai supervisor, kepala sekolah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starrat (1993) menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif.

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo (1999) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari aspek

kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan

(8)

8 percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan.

f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Dalam rangka melakukan peranan dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada tenaga kependidikan dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator dalam meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan akan tercermin dari caranya melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable, dan fleksibel.

Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya moving class. Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class ini biasa dirangkaikan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dijaga oleh beberapa guru yang bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.

g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber

belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

h. Kepala Sekolah Sebagai Pejabat Formal

(9)

9 jabatan atau otoritas formal dalam organisasi diisi oleh orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal terjadi ketika kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus yang dimiliki atau sumber daya yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan anggota organisasi.

Sebagai pejabat formal, pengangkatan seseorang menjadi kepala sekolah harus didasarkan atas prosedur dan peraturan yang berlaku. Prosedur dan peraturan tersebut

dirancang dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggung jawab dalam bidang sumber daya manusia. Dalam hal ini perlu ada kerjasama dengan unit yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah.

Peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal secara singkat dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku; memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan; secara hirarki mempunyai atasan langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan; dan mempunyai hak kepangkatan, gaji dan karier.

Secara umum, dalam penerapannya kepala sekolah bertugas memimpin dan mengkoordinasikan semua pelaksanaan rencana kerja harian, mingguan, bulanan catur wulan dan tahunan. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat resmi setempat dalam usaha pembinaan sekolah.

2. Komite Sekolah

Berperan dalam membina dan menghimpun potensi warga sekolah dalam rangka mendukung penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.

3. Kepala Urusan Tata Usaha

Berperan dalam menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi

(10)

10 menyusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian data/statistik sekolah, membuat laporan kegiatan tata usaha.

4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Berperan dalam menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, jadwal ulangan/evaluasi, kriteria kenaikan/ketidaknaikan/kelulusan, mengarahkan pembuatan satpel, membina lomba akademis, dan MGMP.

5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Berperan dalam menyusun program pembinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan

dan pengarahan kegiatan OSIS, pemilihan siswa teladan/penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler, membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.

6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana

Berperan dalam menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana, pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran, dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala.

7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas

Berperan dalam mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

8. Koordinator BK

Berperan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa/ siswi, mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan siswa/ siswi pada asaat proses belajar mengajar berlangsung, mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan : kesehatan jasmani, kelanjutan studi, perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat, dan

(11)

11 9. Guru

Berperan dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan siswa dan siswi melalui proses belajar mengajar di sekolah serta berperan dalam pembentukan kepribadian setiap siswa dan siswi.

3. Actuating

Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk

mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik

Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu, fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari leadership.

George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan para anggota. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)

ini adalah bahwa seorang akan termotivasi untukmengerjakan sesuatu jika : a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,

b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,

c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih penting, atau mendesak,

(12)

12 Actuating dalam manajemen membutuhkan kemampuan seseorang untuk memberikan kegairahan, kegiatan, pengertian, sehingga orang lain mau mendukung dan bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga pendidikan sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya.

Leadership

Leadership bisa dipahami sebagai suatu bentuk kepribadian dari seorang

pemimpin yang mampu memberikan pengaruh kepada kepada anggota tanpa tekanan sehingga anggota termotivasi untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya sehingga mencapai tujuan sesuai dengan rencana.. dalam menjalankan fungsi ini dibutuhkan wawasan pengetahuan yang luas dan kemampuan komunikasi yang baik.

Menggerakkan adalah tugas leadership. Pemimpin yang efektif menurut Hoy dan Miskel cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan. Efektifitas kepemimpinan selalu mebawa pada pencapaian hasil/tujuan diatas rata-rata.

Arti Penting Actuating

Pertama, adalah melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication) (Nawawi, 2000:95). Dijelaskan pula bahwa pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan, memelihara, menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi

(Nawawi, 2000 : 95). Kedua, penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan

(13)

13 4. Controlling

Menurut G.R Terry, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

Jelas sekali bahwa fungsi pengawasan yang diambil dari sudut pandang definisi sangat vital dalam suatu perusahaan. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari rencana. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan. Hal

ini dilakukan untuk pencapaian tujuan sesuai dengan rencana.

Jadi pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses. Dengan pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen menjadi efektif dan efisien.

Dalam controlling ada beberapa proses dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses pengawasan dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah sebagai berikut:

 Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.

 Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.

 Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan

penyimpangan jika ada.

 Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

 Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak. Jika

ternyata belum realistis maka perlu diperbaiki.

Pengawasan juga bisa dibedakan menurut sifat dan waktunya:

 Preventive control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pengawasan ini merupakan pengawasan terbaik karena dilakukan sebelum terjadi

(14)

14

 Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya

kesalahan dalam pelaksanaanya. Dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

 Pengawasan saat proses dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.

 Pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya perbulan, persmester, dll.

 Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara

mendadak untuk mengetahui apa pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.

 Pengawasan Melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan

secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.

Manajemen Sekolah

Manajemen adalah upaya mengkoordinasikan seluruh sumber daya untuk secara optimal berperan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan di sekolah, karena yang menjadi pucuk pimpinan adalah kepala sekolah, maka dapat dikatakan kepala sekolah adalah manajer utama dalam sekolah.

Mengacu pada panduan manajemen sekolah yang diterbitkan direktorat pendidikan

menengah umum Depdiknas (1999), bidang –bidang manajemen pendidikan meliputi : (1) manajemen kurikulum; (2) manajemen personalia; (3) manajemen kesiswaan; (4) manajemen

keuangan; (5) Manajemen Perawatan Preventif Sarana Dan Prasarana Sekolah.

Manajemen Perawatan Preventif Sarana Dan Prasana Sekolah

(15)

15 meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.

Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah.

Sehubungan dengan pentingnya peran serta fungsi sarana dan prasarana pendidikan, yang merupakan salah satu sumber daya penting dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, maka perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang

diharapkan dapat tercapai secara efektif. terdapat kecenderungan, bahwa minat dan perhatian pada aspek kualitas jasa di Indonesia belum begitu maksimal terbukti, masih sering ditemukan sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki dan diterima oleh sekolah sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat, terlihat dalam penggunaannya tidak optimal dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki

serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah/perguruan tinggi selaku industri jasa untuk menyelenggarakan layanan pendidikan secara transparan dan akuntable, seluruh proses pengadaan serta mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan prasarana.

Lembaga Pendidikan dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga (sekolah) menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundangundangan pendidikan nasional yang berlaku. Hal tersebut dimaksudkan untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah.

(16)

16 lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Kedua, setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan

(Depdiknas, 2007).

Perencanaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

Menurut Stoops dkk. (1975), ada beberapa persyaratan yang harus dilalui ketika sekolah membuat perencanaan dalam rangka mengadakan sarana dan prasarana, yaitu (1). sekolah mengajukan daftar kebutuhan; (2) daftar kebutuhan dikirim ke kantor pusat pembelanjaan; (3) pembelian barang harus terpusat, dan daftar kebutuhan diajukan kepada beberapa rekanan, dengan anggaran dana yang tersedia di sekolah masing-masing, dan sudah mendapatkan persetujuan dari komite diadakan pengecekan ulang atas barangbarang yang dipesan; (5) Pendistribusian dilaksanakan sesuai dengan pesanan sekolah dan dilanjutkan kepada unit-unit yang memerlukan Sedangkan Dwiantara dan Sumarto (2004) mengemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana.

Dengan demikian perencanaan merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan

sebelumnya (disertai dengan data pendukung ), disesuaikan dengan kondisi saat sekarang dan hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(17)

17 suatu barang, sehingga dalam pelaksanaannya bisa dicapai asas efektifitas. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, sebagaimana dipaparkan dalam kertas kerja Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Sarana dan prasarana Persekolahan yang Berbasis Sekolah yang diselenggarakan oleh Depdiknas (2007) yaitu: (1) Dapat membantu dalam menentukan tujuan, (2) Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, (3) Menghilangkan ketidakpastian, dan (4) Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Pemeliharaan Sarana dan PrasaranaPendidikan

Apabila barang-barang yang disebut dengan sarana prasarana pendidikan telah dibeli dan berada di sebuah sekolah, maka yang perlu dicermati keberadaannya adalah melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan barang tersebut dapat dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Adapun tujuan pemeliharaan sebagai berikut:

1. Untuk optimalisasi asas kemanfaatan peralatan yang sudah ada.

2. Untuk optimalisasi hasil apabilasewaktu-waktu dipergunakan ( alat-alat must be ready to use ).

3. Untuk menjamin keselamatan yang menggunakan.

Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara

khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Tertib administrasi.

2. Efisiensi biaya. 3. Pendataan asset

(18)

18 Ketika melaksanakan pencatatan, pada umumnya dilakukan penggolongan atau klasifikasi barang untuk mempermudah penelusuran atau ketika diadakan pengecekan atas kekayaan yang dimiliki baik secara fisik maupun melalui daftar catatan ataupun di dalam ingatan orang. Sesuai dengan tujuan tersebut maka bentuk lambang, sandi atau kode yang dipergunakan sebagai pengganti nama atau uraian bagi tiap golongan, kelompok dan atau jenis barang haruslah bersifat membantu/ memudahkan penglihatan dan ingatan orang dalam mendapatkan kembali barang yang diinginkan dengan kata lain Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris.

Standar sarana prasarana Sekolah merupakan bagian dari kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan dasar dan kualitas dari penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan kegiatan perencanaan sarana dan Prasarana sangat diperlukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini penting dilakukan secara rigit dengan maksud agar akan sarana dan prasarana, ketersediaan dana, dan kemanfaatan barang tersebut sehingga menunjukkan adanya kepastian arah daan tujuan . Dengan demikian akan lebih memberi kesempatan kepada pihak-pihak terkait, seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru ataupun tata usaha untuk membuat suatu perencanaan yang lebih matang sesuai dengan tujuan kegiatan yang ingin dicapai, sampai kepada perencanaan bagaimana pengadaannya dan di mana akan menempatkan barang tersebut, serta bagaimana proses perawatannya. Pada proses pengadaan sarana dan prasarana sangat dianjurkan untuk mengikuti pedoman peraturan yang berlaku, begitu juga pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana harus dapat mengedepankan asas-asas transparansi dan akuntabilitas.

Manajemen Sarana Prasarana Dalam Filosofis Nawacita.

Nawacita

Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa

(19)

19 perjuangan dan cita-cita yang dicetuskan Presiden Pertama RI Soekarno yakni semangat filosofis Tri Sakti.

Tiga Pilar Bangsa :

1. Berdaulat dalam politik, 2. berdikari dalam ekonomi dan 3. berkepribadian dalam kebudayaan.

Yang diterjemahkan dalam 9 agenda pokok pembangunan (Nawacita)

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa

aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah

kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

(20)

20 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui

kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Agenda penting dalam Nawacita yang ditekankan dan sering dibahas dalam isu-isu pembangunan adalah point No. 8 yakni revolusi mental. Arti dari revolusi mental menurut Presiden Jokowi adalah menggalakkan pembangunan karakter untuk mempertegas kepribadian dan jadi diri bangsa sesuai dengan amanat Trisakti Soekarno. Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Jokowi, Sistem Pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup Indonesia. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram, terarah dan tepat sasaran oleh negara dapat membantu membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia.

Nawacita Dalam Dimensi Pembangunan (Rencana Kerja Pemerintah 2016)

Sembilan agenda (Nawa Cita) yang merupakan rangkuman program-program yang tertuang dalam Visi-Misi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019 yang terdiri dari empat bagian

utama yakni:

1) norma pembangunan;

2) tiga dimensi pembangunan;

(21)

21 Tiga dimensi pembangunan dan kondisi perlu dari strategi pembangunan memuat sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015-2019 yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah 2016. Keterkaitan antara dimensi pembangunan dengan Nawa Cita dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dimensi Pembangunan Manusia dengan prioritas: sector pendidikan dengan melaksanakan Program Indonesia Pintar; sektor kesehatan dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat; perumahan rakyat; melaksanakan revolusi karakter bangsa;

memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia; dan melaksanakan revolusi mental. Programprogram pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita Kelima, Cita Kedelapan, dan Cita Kesembilan dari Nawa Cita (Agenda Pembangunan Nasional – RPJMN 2015-2019).

2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan dengan prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman, pariwisata, industri dan iptek. Program-program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita Pertama, Cita Keenam, dan Cita Ketujuh dari Nawa Cita.

3. Dimensi Pambangunan Pemerataan dan Kewilayahan dengan prioritas pada upaya pemerataan antar kelompok pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah. Program-program pembangunan dalam dimensi ini merupakan penjabaran dari Cita Ketiga, Cita Kelima, dan CitaKeenam.

4. Kondisi Perlu yang memuat program untuk peningkatan kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, tata kelola dan reformasi birokrasi. Program-program pembangunan untuk menciptakan kondisi perlu ini merupakan penjabaran dari Cita Pertama, Cita Kedua, dan Cita Keempat. Dengan

demikian semua agenda pembangunan nasional yang merupakan penjabaran Nawa Cita telah tertuang dalam prioritas pembangunan yang terkandung baik dalam ketiga dimensi

(22)

22 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN 2015-2019)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 terbagi atas 10 bidang pembangunan yaitu :

8. Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang

10.Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Masing masing dibidang dipertajam dengan pembahasan atas isu-isu strategis, sasaran, arah kebijakan, pendanaan, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan.

Prinsip penting dalam pengarusutamaan pembangunan lintas bidang adalah pembangunan berkelanjutan, tata kelola pemerintah yang baik, kesetaraan gender dalam strategi pemerataan dan penanggulangan kemiskinan, yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan.

Bidang penyediaan sarana dan prasarana mengedepankan isu strategis tentang pembangunan infrastruktur dasa, produktifitas rakyat dan daya saing; keseimbangan pembangunan dan konektivitas ; transportasi massal dan ketahanan air; efektivitas dan efisiensi pembangunan infrastruktur

Pembangunan pendidikan secara eksplisit termasuk dalam isu strategis pada pembangunan bidang social budaya dan kehidupan beragama, isu strategis pendidikan yang dikedepankan

adalah :

1. Pelaksanaan wajib belajar 12 tahun yang berkualitas

(23)

23 4. Peningkatan kualitas pembelajaran

5. Penguatan jaminan kualits pelayanan pendidikan 6. Penguatan kurikulum dan pelaksanaanya

7. Penguatan system nilai kependidikan 8. Pengutan tata kelola pendidikan 9. Peningkatan efisiensi pembiayaan

10.Pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan karakter 11.Pendidikan agama.

(24)
(25)
(26)

26 RNPK 2015 DAN RENSTRA 2015-2019

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015

Dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan rembuk nasional ini memiliki arti yang sangat strategis karena merupakan satu pertemuan untuk mengatur langkah bersama dan menata barisan agar rapi dalam menerjemahkan dan melaksanakan Nawa Cita

revolusi mental dan implementasi atas RPJMN.

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015 mengambil tema "Memperkuat Pelaku dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan Berkarakter Dilandasi Semangat Gotong Royong". Terdiri dari tujuh komisi dengan pembahasan yang berbeda-beda:

 Komisi I membahas tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

 Komisi II tentang Program Indonesia Pintar (PIP),

 Komisi III tentang Penguatan Kompetensi Guru dan Kesejahteraan Guru,

 Komisi IV tentang Kurikulum, Buku, dan Implementasi Perubahan Ujian Nasional

2015,

 Komisi V tentang Pengembangan dan Perlindungan Bahasa,

 Komisi VI tentang Penguatan Tata Kelola, Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik,

 Komisi VII tentang Perlindungan dan Pelestarian Budaya.

Empat langkah yang akan dilaksanakan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan,

 Konsolidasi Rencana,

 Konsolidasi Organisasi,

 Menyusun Program Prioritas dan

(27)

27

Untuk Konsolidasi Rencana, memerlukan kolaborasi pemerintah daerah bersama-sama

dengan pemerintah pusat untuk konsentrasi dalam menguatkan aktor pendidikan, yaitu guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan orang tua. "Kata kuncinya adalah penguatan pelaku. Aktornya yang akan diperkuat," hamper bersamaan dengan rembuk nasional, Kemendikbud juga telah menyelesaikan penyusunan rencana strategis (renstra).

Konsolidasi Organisasi, tata kelola dan struktur organisasi Kemendikbud yang baru juga

telah rampung melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) siap untuk diimplementasikan.

Program prioritas, Kemendikbud telah menetapkan lima program prioritas.

1. Pertama, perubahan pengembangan ujian nasional sebuah assessment, salah satunya ujian nasional berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT).

2. kedua masih mengenai ujian nasional, yaitu kampanye kejujuran. "Ujian nasional kali ini harus jadi ujian kejujuran bagi siswa, sekolah dan pengelola pendidikan di kabupaten dan provinsi. Ujian nasional harus dihormati sebagai suatu proses integritas," tuturnya.

3. ketiga adalah pengembangan kurikulum. meneruskan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013, dengan melakukan evaluasi. dan ada sekolah rintisan yang akan menjadi contoh pengembangan kurikulum.

4. keempat adalah memperbaiki tata kelola guru. Mendikbud telah mengeluarkan Permendikbud tentang jam mengajar guru. Hal itu dilakukannya agar guru bisa benar-benar memainkan peran, tidak hanya di ruang kelas tapi juga di luar ruang kelas. "Dan agar bisa menjadi teladan dalam ekosistem pendidikan, ujar Mendikbud.

5. Program Indonesia Pintar (PIP) menjadi program prioritas ke-lima. Kemendikbud akan membentuk tim khusus yang akan melakukan konsolidasi dengan TNP2TK, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, dan dipandu oleh Kementerian Koordinator

Pembangunan SDM dan Kebudayaan.

Arahan khusus, terdapat dua arahan khusus yaitu tentang fenomena kekerasan terhadap

(28)

28 komponen untuk membahas langkah konkret terkait fenomena kekerasan terhadap anak-anak. Sedangkan untuk afirmasi pendidikan di wilayah 3T, Kemendikbud berencana menjadikan SMK sebagai ujung tombak untuk bisa memajukan pendidikan yang belum bisa tersentuh secara optimal.

RENSTRA Kemendikbud 2015-2019

Renstra Kemendikbud 2015-2019 dirumuskan dengan mengacu pada RPJMN 2015-2019. Pasal 31 menyatakan pemerintah wajib memajukan pendidikan dengan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang, memprioritaskan anggaran pendidikan serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Visi Pendidikan Nasional pun menjadi semakin jelas. Penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa terwujudnya system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Tema pembangunan pendidikan jangka panjang mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025. Penyelarasan tema dan fokus pembangunan pendidikan tiap tahap kemudian dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025.

Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025 menyatakan bahwa visi 2025 adalah Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif

(Insan Kamil/Insan Paripurna). Visi ini masih amat relevan untuk dipertahankan, dengan tetap mempertimbangkan integrasi pendidikan dan kebudayaan kedalam satu kementerian. Makna

(29)

29 Dalam perencanaan jangka menengah, masih dimungkinkan adanya penyesuaian atau perbaikan tema sesuai dengan kondisi terkini melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tiap periode pemerintahan, serta Rencana Strategis Kementerian yang ditugaskan.

Tema-tema pembangunan pendidikan tiap tahap menurut Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025 yang diselaraskan dengan tema pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), ditunjukkan pada Gambar berikut :

.

RPJMN 2015—2019 menegaskan bahwa ideologi pemersatu bangsa adalah Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti yang diwujudkan antara lain dalam bentuk kepribadian dalam

(30)

30 Rencana Induk Nasional Pembangunan Bidang Kebudayaan

Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015—2019 disusun berdasarkan beberapa paradigma. Sebagian paradigma bersifat universal, dikenal dan dipakai berbagai bangsa. Sebagian lagi lebih bersifat nasional, sesuai dengan nilai-nilai dan kondisi bangsa Indonesia. Perincian paradigma itu adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan untuk Semua "Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia" adalah amanat konstitusi. Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik, mental, ekonomi, sosial, ataupun geografis.

2. Pendidikan Sepanjang Hayat Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur

hidup, yaitu sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem terbuka yang memungkinkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program

secara lintas satuan dan jalur pendidikan.

(31)

31 4. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar Penyelenggaraan pendidikan harus

memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif dan inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu menyesuaikan diri dan merespons tantangan baru dengan baik.

5. Pendidikan Membentuk Karakter Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul

antara lain, bercirikan kejujuran, berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup.

6. Sekolah yang Menyenangkan Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan suatu ekosistem. Suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang tua siswa.

7. Pendidikan Membangun Kebudayaan Pendidikan memiliki hubungan yang amat erat dengan kebudayaan. Sebagian dari paradigma yang disebut di atas mengandung aspek kebudayaan atau proses budaya. Pendidikan pada dasarnya juga merupakan proses membangun kebudayaan atau membentuk peradaban. Pada sisi lain, pelestarian dan pengelolaan kebudayaan adalah untuk menegaskan jati diri dan karakter bangsa Indonesia.

Manajeman Sarana Prasarana Sekolah

Manajemen sarana dan prasarana sekolah dalam pelaksanaanya mengacu pada

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008

Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah

(32)

32 Manajemen sarana dan prasaran sekolah mempunyai relevansi yang kuat dengan RPJMN dan RENSTRA Kemendikbud sebagai bagian dari pembangunan pendidikan berkelanjutan dan berkualitas.

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), sarana dan prasarana SMK/MAK diatur sebagai berikut :

A. Satuan Pendidikan

Satu SMK/MAK memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 48 rombongan belajar.

B. Lahan

1. Luas lahan minimum dapat menampung sarana dan prasarana untuk melayani 3 rombongan belajar.

2. Lahan efektif adalah lahan yang digunakan untuk mendirikan bangunan, infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara, dan praktik.

3. Luas lahan efektif adalah seratus per tiga puluh [

] dikalikan luas lantai dasar bangunan

ditambah infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara, dan luas lahan praktik. 4. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa,

serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.

5. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api, dan tidak menimbulkan potensi merusak sarana dan prasarana.

6. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut:

(33)

33 b. Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara KLH nomor

94/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu Kebisingan.

c. Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara KLH Nomor 02/MEN KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.

7. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, peraturan zonasi, atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, serta mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.

8. Status kepemilikan/pemanfaatan hak atas tanah tidak dalam sengketa dan memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

C. Bangunan

1. Luas lantai bangunan dihitung berdasarkan banyak dan jenis program keahlian, serta banyak rombongan belajar di masing-masing program keahlian.

2. Bangunan memenuhi ketentuan tata bangunan berikut:

a. Koefisien dasar bangunan mengikuti Peraturan Daerah atau maksimum 30% dari luas lahan di luar lahan praktik;

b. Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

c. Koefisien lantai bangunan dihitung berdasarkan luas lahan efektif;

d. Jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau Saluran Udara Tegangan Tinggi

(SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), jarak antara bangunan dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

e. Garis sempadan bangunan samping dan belakang mengikuti Peraturan Daerah atau minimum 5 meter.

(34)

34 a. Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan

maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.

b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.

4. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan berikut:

a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan. Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

5. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat.

6. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut:

a. Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran.

b. Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik.

c. Setiap ruangan dilengkapi dengan jendela yang tanpa atau dengan lampu penerangan dalam ruangan tersebut dapat memberikan tingkat pencahayaaan sesuai dengan ketentuan untuk melakukan kegiatan belajar.

7. Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan berikut:

a. Maksimum terdiri dari tiga lantai.

b. Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan,

dan kesehatan pengguna.

8. Bangunan dilengkapi sistem keamanan berikut:

(35)

35 b. Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah

yang jelas.

c. Alat pemadam kebakaran pada area yang rawan kebakaran. d. Setiap ruangan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

9. Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 2.200 watt. Instalasi memenuhi ketentuan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

10.Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional.

11.Kualitas bangunan minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.

12.Bangunan SMK/MAK baru dapat bertahan minimum 20 tahun. 13.Pemeliharaan bangunan SMK/MAK adalah sebagai berikut:

a. Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun.

b. Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun. 14.Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Kelengkapan Prasarana Dan Sarana

Sebuah SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki prasarana yang dikelompokkan dalam ruang pembelajaran umum, ruang penunjang, dan ruang pembelajaran khusus.

Ketentuan mengenai kelompok ruang tersebut dijelaskan pada butir 1, butir 2, dan butir 3 beserta sarana yang ada di setiap ruang. Deskripsi yang lebih terinci tentang sarana dan

prasarana pada masing-masing ruang pembelajaran khusus ditetapkan dalam pedoman teknis yang disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK.

1. Kelompok Ruang Pembelajaran Umum terdiri dari:

(36)

36

Jenis ruang pembelajaran umum yang diperlukan oleh masing-masing program keahlian dirinci dalam table pada lampiran.

Ruang Pembelajaran Umum

1.1. Ruang Kelas

a. Ruang kelas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran teori, praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.

b. Jumlah minimum ruang kelas adalah 60% dari jumlah rombongan belajar. c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32 peserta didik.

d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/peserta didik. Untuk rombonganbelajar dengan peserta didik kurang dari 16 orang, luas minimum ruang kelas adalah 32 m2. Lebar minimum ruang kelas adalah 4 m.

e. Ruang kelas dilengkapi berbagai sarana.

1.2. Ruang Perpustakaan

a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru

memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. b. Luas minimum ruang perpustakaan adalah 96 m2. Lebar minimum ruang

perpustakaan adalah 8 m.

(37)

37 d. Ruang perpustakaan dilengkapi berbagai sarana.

1.3. Ruang laboratorium biologi

a. Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.

b. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium biologi adalah 3 m2/peserta didik. Luas

minimum ruang laboratorium biologi adalah 64 m2 termasuk ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi adalah 8 m. d. Ruang laboratorium biologi dilengkapi berbagai sarana

1.4. Ruang Laboratorium Fisika

a. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.

b. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium fisika adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium fisika adalah 8 m. d. Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel

1.4.1.

1.5. Ruang Laboratorium Kimia

a. Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.

b. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium kimia adalah 3 m2/peserta didik. Luas

minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanandan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium kimia adalah 8 m.

(38)

38 1.6 Ruang Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.

b. Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium IPA adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA adalah 8 m.

d. Ruang laboratorium IPA dilengkapi berbagai sarana

1.7 Ruang Laboratorium Komputer

a. Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran bidang teknologi informasi dan komunikasi.

b. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium komputer adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan perbaikan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer adalah 8 m. d. Ruang laboratorium komputer dilengkapi berbagai sarana

1.8 Ruang Laboratorium Bahasa

a. Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran mengembangkan keterampilan berbahasa asing.

b. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum setengah rombongan

belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium bahasa adalah 3 m2/peserta didik. Luas

minimum ruang laboratorium adalah 64 m2. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa adalah 8 m.

(39)

39 1.9 Ruang Praktik Gambar Teknik (Khusus mm)

a. Ruang praktik gambar teknik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran menggambar teknik, perhitungan bahan, dan menghitung anggaran biaya.

b. Ruang praktik gambar teknik dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium komputer adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang praktik gambar teknik adalah 64 m2. Lebar minimum ruangruang

praktik gambar teknik adalah 8 m.

d. Ruang-ruang praktik gambar teknik dilengkapi berbagai sarana

2. Kelompok Ruang Penunjang terdiri dari:

1) Ruang Pimpinan,

a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan SMK/MAK, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya.

(40)

40 c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh tamu.

d. Ruang pimpinan dilengkapi berbagai sarana.

2.2 Ruang Guru

a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.

b. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m2/pendidik dan luas minimum adalah 56 m2.

c. Ruang guru mudah dicapai dari halaman SMK/MAK ataupun dari luar lingkungan SMK/MAK.

d. Ruang guru dilengkapi berbagai sarana

2.3 Ruang Tata Usaha

a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi SMK/MAK.

b. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/petugas dan luas minimum adalah 32 m2.

c. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman SMK/MAK ataupun dari luar lingkungan SMK/MAK, serta dekat dengan ruang pimpinan.

d. Ruang tata usaha dilengkapi berbagai sarana.

2.4 Tempat Beribadah

a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga SMK/MAK melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.

b. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMK/MAK, dengan luas minimum adalah 24 m2.

(41)

41 2.5. Ruang Konseling

a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, karir, dan bursa kerja.

b. Luas minimum ruang konseling adalah 12 m2.

c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik.

d. Ruang konseling dilengkapi berbagai sarana

2.6 Ruang UKS

a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di SMK/MAK.

b. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2. c. Ruang UKS dilengkapi berbagai sarana.

2.7 Ruang Organisasi Kesiswaan

a. Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.

b. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan adalah 12 m2. c. Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi berbagai sarana.

2.8 Jamban

a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.

b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban

untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban di setiap SMK/MAK adalah 3 unit.

c. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.

d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.

(42)

42 2.9 Gudang

a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan dan bahan pembelajaran yang belum dimanfaatkan.

b. Luas minimum gudang adalah 24 m2. c. Gudang dapat dikunci.

d. Gudang dilengkapi berbagai sarana

2.10 Ruang Sirkulasi

a. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan SMK/MAK dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman SMK/MAK. b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di

dalam bangunan SMK/MAK dengan luas minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m.

c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.

e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga.

f. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m.

g. Lebar minimum tangga adalah 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga adalah 17 cm, lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh

dengan tinggi 85-90 cm.

h. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.

(43)

43 2.11 Tempat Bermain/Berolahraga

a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3 m2/peserta didik. Jika banyak peserta didik kurang dari 334 orang, maka luas minimum tempat bermain/berolahraga adalah 1.000 m2.

c. Di dalam luasan tersebut terdapat tempat berolahraga berukuran minimum 30 m x 20 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran

air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan berolahraga.

d. Tempat berolahraga dapat difungsikan sebagai lapangan upacara, dan kegiatan kesenian.

e. Sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan.

f. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di ruang kelas.

g. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir. h. Tempat bermain/berolahraga dilengkapi berbagai sarana

3. Kelompok Ruang Pembelajaran Khusus meliputi ruang praktik yang disesuaikan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul “Penerapan Model GI (Group Investigation) pada Konsep Zat Adiktif dan Psikotropika” (Penelitian

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Implementasi Data Mining Menggunakan Algoritma C4.5 Untuk Memprediksi Kapabilitas Konsumen Dalam Mengambil Pinjaman KPR (Studi

Dengan memanjatkan segala puji dan Rasa Syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

Partai politik kendati berlabel Islam atau dakwah bahkan sejatinya tetap partai politik, yang orientasi utamanya tetap pada perjuangan kekuasaan untuk dirinya sendiri,

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis, seperti: yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan

bila perusahaan menaikkan harga 10%, permintaan barang bertambah lebih sedikit dari 10%.. bila perusahaan menaikkan harga 10%, permintaan barang berkurang lebih besar

Dengan mengikuti standar akreditasi rumah sakit di Indonesia maka diharapkan rumah Dengan mengikuti standar akreditasi rumah sakit di Indonesia maka diharapkan

Seperti yang sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya, pada supervised maupun unsupervised learning , kita ingin mengestimasi sesuatu dengan teknik machine learning.. Kinerja