PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MICROSOFT POWER POINT PADA SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
Raqjabul Azhar, M.Pd Akademi Komunitas Negeri Pidie Jaya
Email : raqjabul11@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari siswa, dapat dipakai untuk pembelajaran mandiri, dan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi sistem koordinat kartesius. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model Borg dan Gall yang dengan model Dick & Carey. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa uji ahli dan uji coba yang dilakukan kualifikasi sangat baik dengan melalui tahapan revisi produk. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kuasi eksperimen. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif dengan media pembelajaran buku teks. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data dengan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan media pembelajaran buku teks atau pembelajaran secara konvensional .
Kata Kunci: Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis komputer, sistem koordinat kartesius
PENDAHULUAN
Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dengan visi tersebut, maka mempersiapkan sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan pelayanan sekolah kepada
masyarakat merupakan pekerjaan yang utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya.
Kurikulum yang telah diperbaharui menyarankan agar kegiatan pengajaran tidak hanya satu arah
dari guru saja, melainkan dua arah, timbal balik antara guru dan murid. Dengan model tersebut,
Commented [A1]: Kurikulum k13 kah? Kurikulum KTSP kah? Ini perlu diricek lagi dengan penulisnya.
guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisis berbagai kegiatan yang
dilakukan siswa, dan di saat yang sama pula siswa diharapkan untuk aktif secara mental maupun
emosional.
Teknologi merupakan media yang baik untuk memaparkan materi kepada peserta didik.
Menurut Dewi Salma, teknologi merupakan sebuah pengetahuan untuk memecahkan masalah
(mempermudah manusia) dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan serta sistem atau metode dari
suatu organisasi.1 Teknologi informasi atau dalam hal ini komputer, dapat dijadikan sebagai
sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran.
Menurut Azhar Arsyad, media pembelajaran adalah seluruh alat bentuk komunikasi baik
cetak maupun audio visual, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.2
Sedangkan menurut Yudhi Munadi, menyebutkan bahwa dalam proses pembelajaran
penggunaan media pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa.3 Maka
media pembelajaran adalah alat atau komponen untuk membantu pembelajaran yang berbentuk
nyata dilingkungan belajar. Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad mengatakan bahwa media,
apabila dipahami secara garis besar, adalah manusia, materi atau kejadian yang membantu siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.4 Dengan demikian maka guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Secara umum
media pembelajaran berguna untuk proses belajar lebih menarik, interaktif, menyingkat waktu
1 Dewi Salma, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana,2012). Hal.15
belajar, belajar lebih berkualitas dan proses belajar dapat dilakukan kapan saja baik secara
kelompok atau mandiri.5 Salah satu media pembelajaran adalah komputer yang berbasis
microsoft power point.
Microsot power point merupakan salah satu program berbasis multimedia. Program ini
dirancang khusus untuk menyampaikan prestasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan,
pemerintah pendidikan, maupun program dengan berbagai fitur menu yang mampu
menjadikannya sebagai media komunikasi yang baik.6 Software ini, menyediakan fasilitas dalam
bentuk slide-slide yang dapat membantu dalam menyusun suatu presentasi yang efektif,
profesional, dan juga mudah. Sehingga memungkinkan para guru sekolah untuk memanfaatkan
sebagai media pembelajaran. Keunggulan Microsot power point adalah kemampuan dalam
pengolahan teks, warna dan gambar serta animasi yang dapat diolah sendiri sesuai kreativitas
penggunanya.7 Dengan media ini guru dapat menyampaikan materi matematika melalui
slide-slide yang menarik dan merangsang pemahaman untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model
Dick & Carey merupakan salah satu contoh model pengembangan yang berorientasi pada hasil,
karena penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perencanaannya akan menghasilkan bahan
pelajaran mandiri.8
Pembelajaran matematika saat ini masih terkesan membosankan dan monoton, oleh
karenanya inovasi-inovasi dalam proses pembelajarannya baik metode yang diterapkan maupun
media pembelajaran yang digunakan selalu dibutuhkan. Salah satu materi dalam matematika
yaitu sistem koordinat Kartesius yang digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
5 Daryanto, Media Pembelajaran,(Bandung:PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) hal..50
6 Daryanto, Media Pembelajaran Peranan Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. (Yogyakarta:
Gava Media. 2010) hal.157
7 Ibid. hal.157
8 Dick, w. dan Carey,L , The Systematic desgn of instruction.(United States of Amerika: Scott Foresman and
dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat
y (ordinat) dari titik tersebut. Secara umum, guru cenderung menggunakan metode konvensional,
di mana guru menjelaskan menggunakan papan tulis dan penggaris besar kemudian
menggambarkannya koordinat x dan y pada papan tulis dan tak jarang dalam proses
penggambarannya terdapat kesalahan letak titik koordinat sehingga siswa sulit untuk
memahaminya. Sedangkan saat ini penggunaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran
harus mengandung 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
menyimpulkan. Dalam proses mengamati guru harus menampilkan gambar yang baik dan
menarik bagi siswa agar terjadi proses selanjutnya. Di sinilah peran media pembelajaran
interaktif microsoft power point. Ia mampu membuat gambar tampak menarik dan membantu
siswa memahami pelajaran sistem koordinat Kartesius sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Menurut Dimyati dan Moedjono hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
mengajar atau tindak belajar9, sedangkan menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.10 Ada 3
macam hasil belajar menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Nana Sudjana yaitu: (1)
Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita.11
Kemudian, hasil belajar juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: a) Faktor Internal
yang bersumber dari dalam diri, seperti kondisi fisik dan kejiwaan siswa. Secara umum kondisi
fisiologis, seperti kesehatan prima, tidak dalam keadaan cacat jasmani akan sangat membantu
proses dan hasil belajar, b) Faktor Eksternal yang bersumber dari luar diri seseorang atau
lingkungan di sekitar siswa seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor orang tua sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, tinggi rendahnya penghasilan
orang tua, cukup atau tidaknya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun tidaknya hubungan
orang tua dan anak-anak, semuanya turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar.12 Sementara
lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar siswa seperti;
kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
murid per kelas, dan pelaksanaan tata tertib sekolah. Di dalam lingkungan masyarakat terdapat
berbagai ragam kehidupan dengan latar belakang sosial yang berbeda-beda. Lingkungan
masyarakat yang tidak mendukung dengan sendirinya akan mempengaruhi perkembangan anak
dalam belajar yang akan mengakibatkan prestasi belajarnya menurun.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran
Matematika yaitu Dahniar, S.Pd guru pada SMP Negeri 2 Indra Makmu bahwa hasil belajar
siswa masih rendah dan beliau belum pernah menggunakan media komputer terlebih power point
dalam pembelajaran. Pembelajaran yang ada masih terfokus pada pembelajaran konvensional.
Dalam pembelajaran sistem koordinat kartesius membutuhkan gambaran yang tepat kedudukan
antara koordinat x dan koordinat y untuk menentukan kedudukan titik. Kenyataan yang ada di
lapangan guru menggunakan media papan tulis, rol panjang untuk menggambarkan koordinat
tersebut. Dan tidak semua guru memiliki keterampilan yang sama dalam menggambarkannya.
Sehingga pembelajaran tidak begitu menarik bagi murid yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
penggunaan media microsoft power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
sistem koordinat di kelas VIII SMP Negeri 2 Indra Makmu.
METODE
Penelitian ini dilakukan dikelas VIII SMP Negeri 2 Indra Makmu kabupaten Aceh Timur.
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 103 Orang yang terbagi
dalam 4 (empat) kelas, sedangkan sampel penelitian ini adalah 25 orang dari siswa yang ada di
kelas VIII-B sebagai kelas Eksperimen dan 26 orang dari siswa Kelas VIII-C sebagai kelas
Kontrol.
Metode yang digunakan adalah research and development, karena penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan pendidikan yang dimasukkan untuk menghasilkan produk
pembelajaran yang layak digunakan, serta bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model pengembangan
Borg & Gall yang dipadu dengan model pengembangan Dick & Carey yang terbagi menjadi 5
tahapan yaitu; 1) melakukan penelitian pendahuluan, 2) pembuatan desain/ rancangan software
3) pengumpulan bahan, 4) membuat dan memproduksi multimedia interaktif dan 5) review atau
uji lapangan dalam rangka evaluasi formatif dan revisi produk.
Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah angket yang tersebar
ke beberapa fasilitator, soal latihan pre-tes dan post-tes. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan teknik
statistik deskriptif yang secara kuantitatif dipisahkan menurut kategori untuk mempertajam
penilaian dalam menarik kesimpulan.
Hipotesis penelitian yang akan di uji adalah;
Ho : 𝜇1 = 𝜇2
Ha : 𝜇1 > 𝜇2
Keterangan:
𝜇2= Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran
konvensional.
Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional
Ha = Ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Uji hipotesis digunakan rumus uji dua pihak. Kriteria pengujian terima Ha jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>
𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n-1) dan taraf α = 5 %. Untuk melihat nilai
keefektifan media pembelajaran interaktif yang dieksperimenkan digunakan rumusan
perhitungan efektifitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
1. Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Perorangan
Uji perorangan dilakukan pada 3 orang siswa yang terdiri dari 1 siswa yang memiliki
prestasi tinggi, 1 orang siswa berprestasi sedang dan 1 orang siswa berprestasi rendah. Tujuan
dari ujian coba perorangan ini adalah untuk mengidentifikasikan kekurangan produk
pembelajaran setelah ditinjau ulang oleh tenaga ahli. Penilaian dan masukan dari uji coba ini
adalah tentang penyajian produk pembelajaran dan aspek kualitas materi pembelajaran dan aspek
kualitas teknis atau tampilan yang terdapat pada media pembelajaran interaktif berbasis
Tabel 1. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba perorangan tentang kualitas materi
pembelajaran
No Indikator penilaian Responden Jumlah
skor Rata-rata kriteria
pembelajaran interaktif dari aspek kualitas materi pembelajaran dan secara keseluruhan
dinyatakan dalam kriteria “Sangat Baik”.
Tabel 2. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji perorangan tentang aspek kualitas
Tanggapan siswa pada uji coba perorangan ditunjukkan pada Tabel 2 dijelaskan bahwa
media pembelajaran interaktif dari aspek kualitas teknis atau tampilan mayoritas dinilai secara
keseluruhan dinilai "Sangat Baik”.
2. Data Hasil Uji Coba Tahap III Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan terhadap 9 orang siswa yang terdiri dari 3 siswa yang
memiliki prestasi tinggi, 3 orang siswa berprestasi sedang dan 3 orang siswa berprestasi rendah
dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kelemahan atau hambatan yang dihadapi ketika produk
media pembelajaran interaktif digunakan.
Tabel 3. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba kelompok kecil tentang kualitas materi
pembelajaran.
No Indikator penilaian skor Rata-rata Kriteria
1 2 3 4 5
Penilaian pada spek kualitas materi pembelajaran untuk uji coba kelompok kecil yang
tampak pada Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan dalam kriteria “Sangat Baik”.
Tabel 4. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji kelompok kecil tentang aspek kualitas
No Indikator penilaian Skor Rata-rata Kriteria
1 2 3 4 5
1 Keindahan tampilan layar 1 8 97,78 % Sangat baik
2 Keterbacaan teks 1 8 97,78 % Sangat baik
3 Kualitas gambar dan animasi 2 7 95,56 % Sangat baik
4 Komposisi warna 3 6 93,33 % Sangat baik
5 Navigasi 1 8 97,78 % Sangat baik
6 Daya dukung musik 2 7 95,56 % Sangat baik
7 interaksi 1 8 97,78 % Sangat baik
3. Data Hasil Uji Coba Tahap IV Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan terhadap siswa terdiri dari 52 orang siswa. Uji coba
lapangan menghasilkan data-data yang nantinya akan mengukur kelayakan dari produk yang
dikembangkan, serta untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar dengan
pengembangan media pembelajaran interaktif pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius.
Tabel 5. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba lapangan pada aspek kualitas materi
pembelajaran.
No Indikator penilaian skor Rata-rata Kriteria
1 2 3 4 5
Hasil evaluasi terhadap media pembelajaran pada aspek kualitas materi pembelajaran.
menunjukkan hasil tanggapan siswa pada aspek kualitas teknis atau tampilan untuk uji coba
lapangan dan keseluruhannya dalam kriteria “Sangat Baik”.
Tabel 6. . Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji lapangan tentang aspek kualitas
teknis/tampilan.
No Indikator penilaian Skor Rata-rata Kriteria
1 2 3 4 5
1 Keindahan tampilan layar 3 49 98,88 % Sangat baik
2 Keterbacaan teks 6 46 97,69 % Sangat baik
3 Kualitas gambar dan animasi 6 46 97,69 % Sangat baik
5 Navigasi 12 40 95,38 % Sangat baik
6 Daya dukung musik 13 39 95,00 % Sangat baik
7 interaksi 3 49 98,88 % Sangat baik
Rata- rata 97,26% Sangat baik
Hasil uji lapangan terhadap aspek kualitas pembelajaran interaktif berbasis microsoft
power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius menyatakan bahwa untuk aspek
kualitas teknis/tampilan pada uji coba lapangan menunjukkan 52 orang secara keseluruhan
menunjukkan kriteria “Sangat Baik”
4. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Perorangan
Berikut menunjukkan persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba perorangan
terhadap aspek kualitas materi pelajaran sebesar 87,50 % dan aspek kualitas atau teknis tampilan
sebesar 88,57% dan kedua-duanya termasuk kategori sangat baik.
Tabel 7. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba
perorangan.
No Kategori Persentase
rata-rata
Kriteria
1 Aspek kualitas materi pembelajaran 87,50 % Sangat Baik
2 Aspek kualitas teknis/tampilan 88,57 % Sangat Baik
Rata-rata 88,04 % Sangat Baik
5. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap III Uji Coba Kelompok Kecil
Persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba kelompok kecil terhadap aspek kualitas
materi pelajaran sebesar 91,39% dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 96,51% dan
Tabel 8. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba
kelompok kecil.
No Kategori Persentase
rata-rata Kriteria
1 Aspek kualitas materi pembelajaran 91,39% Sangat Baik
2 Aspek kualitas teknis/tampilan 96,51% Sangat Baik
Rata-rata 93,95 % Sangat Baik
6. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap IV Uji Coba Lapangan
Persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba lapangan terhadap aspek kualitas materi
pelajaran sebesar 97,52 %dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 97,26%dan
kedua-duanya termasuk kategori sangat baik.
Tabel 9. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba
lapangan.
No Kategori Persentase
rata-rata Kriteria
1 Aspek kualitas materi pembelajaran 97,52 % Sangat Baik
2 Aspek kualitas teknis/tampilan 97,26% Sangat Baik
Rata-rata 97,39 % Sangat Baik
Setelah dilakukan uji kelayakan data selesai maka selanjutnya dilakukan uji t pretes
penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan awal antara kelas control dan
eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan pada uji t pretes diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebesar -1,385 dan
𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 95 persen. Maka diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
atau −1,385 > 1,67 atau dengan kata lain Ha ditolak, yang menunjukkan bahwa kemampuan
awal siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama dan tidak terdapat perbedaan
Uji t Postes
Ho : 𝜇1 = 𝜇2
Ha : 𝜇1 > 𝜇2
Keterangan:
𝜇1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran interaktif.
𝜇2=Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran
konvensional.
Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional
Ha = Ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Setelah melakukan uji t pretes selesai maka selanjutnya melakukan pengujian hipotesis
penelitian dengan menggunakan uji t postes, untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan cara berbeda.
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji t postes diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebesar 3,285 dan
𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 95 persen. Maka diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
atau 3,285 > 1,67 atau dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima, yang dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional teruji kebenarannya. Hal ini berarti
hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power
point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan
keefektifan sebesar 80,46 %. Nilai keefektifan media pembelajaran interaktif lebih tinggi dari
nilai keefektifan pembelajaran tanpa media pembelajaran yaitu sebesar 71,72 %.
Berikut hasil rangkuman persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran
interaktif materi pembelajaran sistem koordinat kartesius oleh ahli materi, ahli desain
pembelajaran, ahli rekayasa perangkat lunak, uji coba perorangan, uji kelompok kecil dan uji
coba lapangan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Rangkuman rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius.
No Responden Persentase
rata-rata
Kriteria
1 Ahli Materi 94,10% Sangat Baik
2 Ahli Desain 89,55% Sangat Baik
3 Ahli Rekayasa 93,83% Sangat Baik
4 Siswa pada uji coba perorangan 92,43% Sangat Baik
5 Siswa pada uji coba kelompok kecil 93,63% Sangat Baik
6 Siswa pada uji coba lapangan 97,96% Sangat Baik
B. PEMBAHASAN
Produk pengembangan media pembelajaran interaktif pada materi pembelajaran sistem
koordinat kartesius adalah materi pembelajaran yang telah dikembangkan dengan
memperhatikan aspek pembelajaran dan media sebagai alat yang didesain untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Penelitian pengembangan yang dilakukan ini diarahkan untuk menghasilkan
suatu produk yang berupa media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada
materi pembelajaran sistem koordinat kartesius untuk meningkatkan proses pembelajaran
maupun kompetensi siswa yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa,
oleh sebab itu penelitian ini dilakukan melalui beberapa proses yaitu; (1) studi pendahuluan, (2)
mendesain media pembelajaran, (3) melakukan validasi produk dan melakukan revisi dan
penyempurnaan berdasarkan analisis data validasi dari ahli materi, (4) ahli desain pembelajaran
dan ahli ahli rekayasa perangkat lunak yang dilanjutkan dengan uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil, dan uji coba lapangan sehingga dihasilkan media pembelajaran yang layak
digunakan sesuai dengan karakteristik bidang studi dan siswa sebagai pengguna.
Aspek yang direvisi dan disempurnakan berdasarkan analisis data dan uji coba serta saran
atau masukan dari ahli materi, ahli desain pembelajaran, ahli rekayasa perangkat lunak dan siswa
selaku pengguna media pembelajaran interaktif tersebut, bertujuan untuk menggali beberapa
aspek yang lazim dalam proses pengembangan suatu produk. Variabel-variabel media
pembelajaran memiliki nilai rata-rata sangat baik. Adapun variabel media pembelajaran yang
dinilai meliputi kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, pemrograman, dan grafis.
Beberapa kegunaan dan manfaat dalam penggunaan media pembelajaran interaktif
berikut; (1) materi mudah dipahami karena konsep yang disajikan secara sistematis dirancang
untuk mempermudah siswa dalam proses pembelajaran, (2) media pembelajaran interaktif
berbasis Microsoft power point memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan
kecepatan masing-masing individu, (3) belajar lebih cepat dan menarik sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan karena dilengkapi animasi-animasi berbagai macam corak warna yang
begitu menarik serta soal latihan yang bervariasi, (4) adanya kesempatan waktu yang diberikan
dalam menjawab soal pada waktu tes jika jawaban dianggap salah dengan tujuan agar siswa
dapat memahami materi yang telah dipelajari, (5) media pembelajaran interaktif ini juga dapat
digunakan sebagai alternatif media pembelajaran baik secara kelompok atau individu.
Dari hasil pengolahan data penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan hasil belajar
materi pembelajaran sistem koordinat kartesius antara siswa yang belajar menggunakan media
pembelajaran interaktif dengan siswa yang belajar tidak menggunakan media pembelajaran
interaktif yaitu rata-rata hasil belajar yang belajar menggunakan media pembelajaran interaktif
lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar yang belajar tidak menggunakan media pembelajaran
interaktif. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa yang dia ajarkan dengan media
pembelajaran interaktif yaitu sebesar 12,06 (80,46 %), sedangkan hasil nilai rata-rata siswa yang
tidak diajarkan dengan media pembelajaran interaktif atau secara konvensional sebesar 10,76
(71,72 %). Dari data ini membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif lebih
baik dari pada belajar tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif atau secara
konvensional.
Penggunaan media pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk lebih mudah
untuk memahami materi pembelajaran sistem koordinat kartesius karena dari media
animasi, dan sound background, sehingga setiap siswa tidak sulit lagi dalam membayangkan dan
membaca gambar karena di dalam media ini dijelaskan secara mendetail. Selain itu media ini
sangat praktis, karena media ini dapat dibawa pulang oleh siswa dan dapat belajar mandiri di
rumah karena media ini dalam bentuk flash. Media pembelajaran ini juga dapat menguji
langsung kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran karena ada tes atau soal-soal latihan
yang memiliki durasi waktu dan kunci jawaban sehingga skor nilai dalam setiap menjawab soal
langsung dapat dilihat. Media pembelajaran interaktif juga disertakan rangkuman materi
pembelajaran sehingga memudahkan siswa memperoleh ringkasan materi.
Pembelajaran dengan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point
memungkinkan guru bebas melakukan interaksi dengan siswanya sehingga pembelajaran
tersebut bersifat interaktif yang membuat pembelajaran terfokus pada informasi yang sedang
dipelajari. Hal ini berbeda dengan pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran
interaktif, siswa tidak berinteraksi langsung pada sumber informasi dan pembelajaran didominasi
oleh guru yang menyajikan pembelajaran secara linier atau satu arah, selain itu dalam
pembelajaran materi sistem koordinat kartesius sangat dituntut siswa untuk mampu membaca
gambar letak titik koordinat dengan tepat. Tanpa media pembelajaran interaktif yang berbasis
Microsoft power point, siswa hanya belajar dari buku teks dan menggunakan papan tulis sebagai
media menggambar sumbu koordinat, serta saat proses pembelajaran berlangsung hanya guru
yang aktif sedangkan siswa hanya bersifat pasif menerima materi pelajaran.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan penelitian pengembangan media
pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada sistem koordinat kartesius yang
diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft
power point pada sistem koordinat kartesius yang dikembangkan menunjukkan bahwa (1)
kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik, (2) kualitas strategi pembelajaran dinilai
sangat baik, (3) kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik. Hasil validasi
dari ahli desain pembelajaran interaktif ini, menunjukkan bahwa; (1) kualitas desain
pembelajaran dinilai sangat baik, (2) kualitas desain informasi dinilai sangat baik, (3) kualitas
desain interaksi dinilai baik, (4) kualitas desain presentasi dinilai sangat baik. Hasil validasi
dari ahli rekayasa perangkat lunak terhadap media pembelajaran interaktif dinyatakan bahwa;
(1) pemrograman dinilai sangat baik, (2) kualitas teknik/tampilan dinilai sangat baik.
2. Menurut tanggapan siswa kelas VII di SMPN 2 Indra Makmu pada uji perorangan
dinyatakan bahwa media pembelajaran interaktif memiliki program yang dikategorikan
sangat baik. Untuk tanggapan siswa pada uji kelompok kecil disekolah tersebut menyatakan
bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dinilai sangat baik. Yang terakhir
tanggapan siswa pada uji lapangan menyatakan hal yang sama yaitu media pembelajaran
interaktif yang dikembangkan dinilai sangat baik.
3. Terhadap penggunaan media pembelajaran interaktif pada tes hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point ( kelas eksperimen) lebih tinggi =
12,06 dari hasil belajar siswa yang diajarkan secara konvensional yang hanya menggunakan
perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media
pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa media pembelajaran
interaktif tersebut.
b. Saran
Berdasarkan temuan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi
hasil penelitian, berikut ini beberapa saran yang akan dijabarkan yaitu;
1. Media pembelajaran ini adalah alat untuk membantu dalam proses penyampaian
pembelajaran khususnya materi pembelajaran sistem koordinat kartesius dimana keberadaan
dosen sebagai fasilitator dan siswa bisa berinteraksi aktif saat proses pembelajaran
berlangsung.
2. Pada kenyataannya hingga saat ini proses pembelajaran sistem koordinat kartesius masih
dilaksanakan menggunakan pembelajaran konvensional yang menggunakan buku dan media
papan tulis, maka disarankan agar menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis
Microsoft power point mulai saat ini sudah selayaknya digunakan dengan alasan media
pembelajaran interaktif ini mampu memberi umpan balik yang lebih baik lagi bagi siswa.
3. Pada sekolah, hendaknya diadakan sarana dan prasarana yang memadai dan cukup untuk
alat-alat pendukung keberadaan media pembelajaran interaktif agar memudahkan guru yang
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.cet-4
____________, Media Pembelajaran. Jakarta: CV Rajawali,2011.
Borg, W. & Gall. M.D. Educational reseach. An introduction (4𝑛𝑑 ed). New York & London: Logman, 1983.
Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011.
_______, Media Pembelajaran Peranan Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran.(Yogyakarta:Gava Media, 2010.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2006
Dick, w. dan carey,L , The Systematic desgn of instruction. United States of Amerika: Scott Foresman and Company,2005.
Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya,2004.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta : Gaung Persada, 2008
M.Dalyono,Psikologi Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Salma,Dewi Wawasan Teknologi Pendidikan,Jakarta: Kencana,2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2009.
Seels. B. B and Richey. C. R. Teknologi Pembelajaran; Defenisi dan Kawasan. Jakarta: UNJ.
1994. Commented [A4]: Kalau dilayout nya letak daftar pustaka ini