• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Web Service Pada Sistem Rekam Medis Terpusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Web Service Pada Sistem Rekam Medis Terpusat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

8240

Implementasi

Web

Service

Pada Sistem Rekam Medis Terpusat

Bahtyar1, Nurudin Santoso2, Faizatul Amalia3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1bahtyar11@gmail.com, 2nurudin.santoso@ub.ac.id, 3faiz_amalia@ub.ac.id

Abstrak

Pencatatan rekam medis pada umumnya ditulis dan disimpan pada masing-masing unit fasilitas kesehatan untuk menjaga privasi dari informasi kesehatan pasien. Perpindahan berobat pasien pada fasilitas kesehatan mengakibatkan fasilitas kesehatan baru harus melakukan pendataan ulang pasien berobat. Jika dalam keadaan darurat kondisi ini akan mengurangi waktu penanganan darurat pasien. Sistem rekam medis terpusat akan menjembatani keterbatasan informasi ini. Dengan memanfaatkan teknologi REST web service sistem ini dapat mengolah dan menyimpan informasi secara terpusat. Sehingga diharapkan informasi catatan riwayat kesehatan pasien dari fasilitas kesehatan sebelumnya dapat diketahui. Dari pengujian whitebox yaitu dengan pengujian unit sistem rekam medis terpusat mendapatkan hasil 87,5%, sedangkan untuk pengujian blackbox dengan pengujian validasi mendapatkan hasil 100%. Pengujian web service dilakukan menggunakan Aplikasi Postman untuk menguji method-method pada service seperti GET, POST, PUT dan DELETE dan menghasilkan tingkat keberhasilan 100%. Berdasarkan rata-rata total persentase keberhasilan pengujian fungsional jika dilakukan konversi ke dalam predikat tabel kelayakan functional suitability maka sistem yang dikembangkan dinyatakan sangat baik.

Kata kunci: rekam medis, web service, sistem rekam medis terpusat, REST web service

Abstract

The recording of medical records is generally written and stored in each health facility unit to maintain the privacy of the patient's health information. Displacement of patient treatment at health facility resulted in new health facility must be perform patient data rechecking. If in an emergency this condition will reduce the patient's emergency response time. The centralized of medical record system will bridge the limitations of this information. By utilizing REST technology the web service system can process and store information centrally. So it is expected that the records of medical record patient's from previous health facilities can be known. From white box testing that is by unit testing of centralized medical record system get result 87,5%, while for testing blackbox with validation test get 100% result. Web service testing is done using the Postman Application to test methods on services such as GET, POST, PUT and DELETE and yields a 100% success rate. Based on the average total percentage of successful functional testing if the conversion into predicate table of functional suitability feasibility of the system developed declared as very good.

Keywords: medical record, web service, the centralized of medical record system, REST web service

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan (2008) rekam medis merupakan berkas atau dokumen yang berisikan informasi identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Kegunaan dari rekam medis diantaranya adalah sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian

dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan kepada pasien dan juga sebagai bukti atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan.

(2)

Informasi rekam medis pasien pada saat ini masih disimpan di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan jika sebuah fasilitas pelayanan kesehatan memiliki layanan informasi rekam medis terpusat yang dapat diakses beberapa fasilitas pelayanan kesehatan lain yang terhubung didalamnya, maka akan lebih mudah dengan sistem yang terhubung internet untuk mencari jejak riwayat kesehatan pasien dari tempat berobat sebelumnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Adiputra (2012) menjelaskan bahwa setiap pasien yang berobat ke fasilitas kesehatan yang berbeda mengeluhkan pertanyaan perawat dan dokter yang selalu sama setiap pasien datang berkunjung ulang untuk berobat. Dari masalah tersebut Adiputra melakukan perancangan sistem yang memanfaatkan arsitektur database

sentralisasi sehingga data pada setiap penyimpanan fasilitas kesehatan akan dipusatkan dalam bentuk database terdistribusi.

Menurut Kreger (2001) web service

merupakan sebuah antarmuka yang

menggambarkan sekumpulan method atau operasi yang dapat diakses melalui pesan standar

XML. Web service umumnya digunakan sebagai

website yang melayani aplikasi-aplikasi independen yang mendukung aplikasi tersebut untuk kebutuhan integrasi data atau bertukar informasi. Web service menyimpan data informasi dalam format XML dan JavaScript Object Notation (JSON), sehingga data dapat diakses oleh sistem lain walaupun berbeda

platform, sistem operasi, maupun compiler. REST adalah gaya arsitektur perangkat lunak untuk sistem hypermedia terdistribusi seperti

world wide web. Menurut Susanto (2017) REST

sering digunakan dalam pengertian lepas untuk menguraikan penghubung sederhana yang mengirimkan data spesifik domain di atas HTTP

tanpa lapisan messaging tambahan seperti SOAP

atau sessiontracking.

Functional suitabilty merupakan salah satu komponen faktor penentuan kualitas perangkat lunak berdasarkan hasil pengujian fungsional sistem dengan standar ISO 25010 (Sulaen, 2017). Analisis data pada faktor functional suitabilty dilakukan dengan cara menghitung hasil pengujian menggunakan persentase keberhasilan, kemudian dilakukan konversi ke dalam bentuk predikat kelayakan aplikasi (Guritno et all, 2011). Berikut persamaan yang digunakan untuk menghitung persentase keberhasilan.

𝑃𝐾 = 𝑟𝑖 × 100% (1)

Keterangan:

PK = Persentase Keberhasilan.

𝑖 = Jumlah kebutuhan fungsional yang berhasil diimplementasikan.

𝑟 = Jumlah total pengujian kebutuhan fungsional yang dilakukan.

Terdapat lima kategori yang dimasukkan ke dalam predikat kelayakan sistem berdasarkan hasil pengujian fungsional (Putra, 2016)

.

Tabel 1 Predikat kelayakan aplikasi

Persentase Predikat

0%-20% Sangat Buruk

21%-40% Buruk

41%-60% Cukup

61%-80% Baik

81%-100% Sangat Baik

Berdasarkan pemaparan di atas untuk menghubungkan informasi antar fasilitas kesehatan maka dibuatlah sistem rekam medis terpusat dengan memanfaatkan arsitektur komunikasi REST web service sebagai layanan pertukaran data dan informasi. Kemudian hasil dari sistem diuji menggunakan teknik pengujian

white box dan pengujian black box dan hasil dari pengujian fungsional akan dikategorikan berdasarkan faktor functional suitability.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah metode yang digunakan dalam implementasi web service pada sistem rekam medis terpusat. Tipe penelitian yang digunakan yaitu Implementatif Pengembangan (development). Metodologi penelitian yang diterapkan dapat dilihat pada gambar 1 yang terdiri dari:

1. Studi Pustaka

Berisikan keterangan penelitian yang dilakukan sebelumnya dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan yaitu kualitatif menghasilkan data primer. Data primer berupa hasil observasi dan rekaman wawancara alur pencatatan rekam medis dan data sekunder berupa dokumen rekam medis pada Puskesmas Dinoyo dan Puskesmas Kendalsari Kota Malang.

3. Analisis Kebutuhan Sistem

(3)

identifikasi pemangku kepentingan. 4. Perancangan Sistem

Memodelkan kebutuhan sistem sebelum diimplementasikan.

5. Implementasi

Menjelaskan hasil impelementasi dari rancangan yang dibuat.

6. Pengujian dan analisis

Menjelaskan pengujian yang dilakukan dan hasil pengujian yang didapat.

7. Penutup

Berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

3. ANALISIS KEBUTUHAN

Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah melakukan proses elisitasi kebutuhan sehingga mendapatkan hasil berupa temuan kebutuhan dan identifikasi pemangku kepentingan. Temuan kebutuhan pada penelitian ini berupa alur pencatatan rekam medis terpusat dan kebutuhan-kebutuhan fungsional sistem rekam medis.

Proses pencatatan rekam medis ke dalam sistem dilakukan hanya oleh dua peran yaitu petugas loket dan petugas rekam medis. Petugas loket berperan hanya untuk mengolah data pendaftaran pasien berobat, sedangkan petugas rekam medis berperan penting untuk memasukkan data rekam medis pasien ke dalam sistem. Ini dilakukan agar tidak mengganggu proses kerja tenaga perawat atau dokter dalam mencatat rekam medis dengan standar prosedur masing-masing fasilitas kesehatan.

Dari hasil analisis data kualitatif didapatkan

kebutuhan fungsional sebanyak total 44 kebutuhan dan satu kebutuhan non-fungsional.

Setelah mendapatkan kebutuhan fungsional melalui tahap elisitas kebutuhan maka dimodelkan ke dalam usecase diagram.

4. PERANCANGAN

Proses perancangan dilakukan sebagai tahap persiapan sebelum melakukan implementasi. Perancangan yang dilakukan diantaranya adalah perancangan arsitektur sistem, pemodelan class diagram, Entity Relation Diagram (ERD), pemodelan sequence

diagram, perancangan algoritme dan

perancangan antarmuka.

4.1 Perancangan Arsitektur

Perancangan arsitektur merupakan perancangan komunikasi web service dengan sistem rekam medis. Perancangan arsitektur sistem rekam medis terpusat dapat dilihat pada gambar 2.

Dapat dilihat pada gambar 2 merupakan arsitektur komunikasi web service rekam medis terpusat. Web service yang disediakan oleh penyedia layanan yaitu Dinas Kesehatan menyediakan layanan kepada puskesmas atau rumah sakit untuk mengolah data rekam medis melalui service dan basis data hanya disimpan oleh Dinas Kesehatan sehingga layanan ini dapat disebut sebagai penyimpanan terpusat.

Gambar 2Perancangan arsitektur sistem rekam medis terpusat

4.2 Pemodelan Class Diagram

Pemodelan class diagram dapat digunakan dalam penerapan Object Oriented Programing (OOP). Pada pemodelan implementasi sistem rekam medis terpusat memiliki beberapa class

objek utama diantaranya CI_controller, Model dan View. Terdapat objek REST_Controller

dengan objek lain yang menurunkan sifat objek tersebut sebanyak 17 objek. Kemudian terdapat dua objek yang menurunkan sifat objek Model dan 19 objek yang menurunkan sifat objek

(4)

CI_controller.

4.3 Entity Relation Diagram (ERD)

Entity Relation Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan hubungan antara entitas yang ada pada sistem dan akan digunakan sebagai dasar dalam implementasi basis data. Pada penelitian yang dilakukan perancangan

ERD menggunakan tipe logical data model.

Gambar 3 Entity Relation Diagram (ERD)

Pada gambar 3 di atas menggambarkan hubungan antara entitas pada sistem rekam medis terpusat, namun gambar di atas tidak lengkap dan selengkapnya dapat dilihat pada dokumen laporan. Database rekammedis memiliki beberapa entitas yaitu dblogin, diagnosis, resume, pemeriksaan_fisik, data_lab, persyarafan, rm, perkemihan, reproduksi, pasien, pencernaan, dpss, petugas, anamnesa, muskuloskleletal, kardiovaskuler, pem_umum, dan pernafasan dan berkas.

Pada entitas rm seperti gambar di atas memiliki relasi atau hubungan one-to-one atau

one-to-zero pada entitas perkemihan dan reproduksi.

4.4 Pemodelan Sequence Diagram

Sequence diagram merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antar objek dan alur kerja setiap fungsi sistem. Pada gambar 4 dapat dilihat sequence diagram lihat RM.

Pada gambar 4 merupakan sequence diagram lihat RM namun gambar di atas tidak lengkap, selengkapnya dapat dilihat pada dokumen laporan penelitian. Objek di dalamnya terdapat aktor, boundary, control dan objek

database.

Gambar 4 Sequence diagram lihat RM

4.5 Perancangan Algoritme

Perancangan algoritme merupakan salah satu tahap perancangan yang digunakan untuk dasar logika kode program. Algoritme menjelaskan langkah-langkah logika untuk menjalankan sebuah fungsi dan mengeluarkan hasil sesuai tujuan pada sistem.

4.6 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka merupakan tahap untuk menggambarkan rancangan tampilan halaman sistem yang akan dibuat. Berikut tampilan perancangan antarmuka halaman rekam medsi pasien.

Gambar 5Perancangan antarmuka rekam medis pasien

5. IMPLEMENTASI

Setelah menyelesaikan tahap perancangan sistem maka dilanjutkan pada tahap implementasi. Dalam tahap ini implementasi yang dilakukan meliputi implementasi arsitektur, implementasi basis data, implementasi algoritme dan implementasi antarmuka.

5.1 Arsitektur Sistem

(5)

Gambar 6 Implementasi arsitektur rekam medis terpusat

5.2 Implementasi Basis Data

Implementasi basis data merupakan penerapan dari perancangan ERD. Basis data diterapkan menggunakan My-SQL, relasi yang diterapkan dapat dilah pada gambar 7.

Gambar 7 Implementasi basis data

Pada gambar 7 menggambarkan

implementasi basis data yang digunakan pada sistem informasi rekam medis terpusat. Dalam implementasinya sistem ini menggunakan

database sebanyak total 19 tabel.

5.3 Implementasi Algoritme

Implementasi algoritme merupakan penerapan kode program dari algoritme yang telah dirancang pada tahap perancangan algoritme.

5.4 Implementasi Antarmuka

Tahap ini menjelaskan hasil implementasi dari perancangan antarmuka. Implementasi antarmuka diterapkan menggunakan CSS,

bootstrap dan javascript. Berikut implementasi antarmuka halaman rekam medis pasien dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8 antarmuka rekam medis pasien

6. PENGUJIAN

Setelah tahap implementasi maka perlu dilakukan pengujian agar diketahui apakah sistem telah berfungsi dengan baik atau tidak berdasarkan kebutuhan sistem.

6.1 Pengujian Whitebox

Pada penelitian ini pengujian yang dilakukan adalah pengujian unit dengan memanfaatkan pengujian menggunakan basis path testing. Pengujian dilakukan terhadap tiga sampel fungsi diantaranya adalah fungsi

create_func(), upload() dan rm_pasien(). Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan pengujian basis path, didapatkan nilai cyclomatic complexity secara berurutan adalah 3, 3 dan 2. Nilai tersebut digunakan untuk pengujian unit pada jalur independen. Dari total delapan pengujian jalur independen didapatkan hanya satu kendala pada fungsi upload(). Sehingga didapatkan hasil pengujian yang berhasil sebanyak tujuh dari delapan pengujian yang telah dilakukan. Jika diubah dalam persentase keberhasilan maka hasil pegujian unit dengan menguji tiap jalur independen mendapatkan nilai 87,5%.

6.2 Pengujian Blackbox

Pengujian blackbox digunakan untuk mengetahui program apakah berjalan sebagaimana mestinya dilihat dari sisi input-output. Tipe pengujian yang digunakan yaitu menggunakan validasi dengan kasus uji. Hasil dari pengujian yang dilakukan sebanyak total 44 pengujian kebutuhan fungsional dengan kasus uji seluruhnya berasil tanpa mengalami kendala atau 100% bernilai valid.

6.3 Pengujian REST WebService

Pada tahap pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tools yaitu aplikasi postman yang berperan sebagai sisi client untuk menguji

service API yang telah dibuat. Aplikasi ini menguji method-method pada service seperti

(6)

Terdapat 17 fungsi pada service yang telah diuji dan seluruh fungsi tersebut tidak memiliki kendala atau dinyatakan 100% fungsi pada objek berjalan dengan baik.

Gambar 9 Pengujian service objek daftar

Pada gambar 9 merupakan salah satu pengujian service pada objek daftar dengan menggunakan methodGET.

6.4 Hasil Pengujian

Dari hasil pengujian yang seluruhnya dilakukan untuk menguji kebutuhan fungsional, mendapatkan rata-rata hasil pengujian lebih dari 80%. Jika dilakukan konversi ke dalam predikat kelayakan berdasarkan kriteria functional suitability maka sistem yang dibuat masuk dalam predikat sangat baik.

7. PENUTUP

Dalam pembangunan sistem rekam medis menggunakan web service, informasi pasien berobat seperti data rekam medis pasien terolah secara terpusat, sehingga informasi bisa didapatkan melalui pusat secara langsung tanpa menunggu proses validasi dan verifikasi ketika dalam keaadaan darurat.

Pada pembangunan sistem rekam medis terpusat ini, pusat menyediakan layanan berbentuk website untuk mengolah data medis pasien. Tiap fasilitas kesehatan memiliki otoritas masing-masing dalam mengolah data tiap pasien yang berobat ke fasilitas tersebut. Data yang telah diolah maka akan disimpan pada basis data pusat yang dimiliki oleh dinas kesehatan sebagai pusat yang menyediakan layanan web service.

Proses pengujian web service menggunakan

tool yaitu Aplikasi Postman. Aplikasi Postman merupakan aplikasi yang digunakan sebagai

client untuk menguji API service yang telah dibangun. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan tidak ditemukan kendala pada tiap fungsi web service rekam medis terpusat.

8. DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, I Made Swasta., 2012. Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Eelektronik Terpusat (Studi Kasus : Kota Madya Denpasar). Surabaya: STMIK STIKOM.

Budiono, 2017. Alur Rekam Medis Pasien

Puskesmas Dinoyo Malang.

Diwawancarai oleh Bahtyar. Malang, 04 Oktober 2017.

Guritno, S., Sudaryono., dan Rahardja, U., 2011. Theory and Application of IT Research.

Yogyakarta : Andi Publisher.

Kreger, H., 2001. Web Service Conceptual Architecture (WSCA 1.0). United Stated: IBM Software Group.

Permenkes, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis. [Online]

Tersedia di:

<http://ngada.org/menkes269-2008.htm> [Diakses 08 Agustus 2017]. Putra, Rizqi A. S., 2016. Aplikasi Sistem Pakar

Untuk Membantu Guru Dalam Memilih Jenis Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sulaen, Muhlis & Finandhita A., 2017. Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Pada Aplikasi Akta Notaris Fidusia di CV. Freedavelop. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Gambar

Tabel 1 Predikat kelayakan aplikasi
Gambar 1 Metodologi penelitian
Gambar 4 Sequence diagram lihat RM
Gambar 8 antarmuka rekam medis pasien
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Le français standard adalah bahasa Prancis baku yang digunakan baik secara lisan atau tulis dalam kehidupan sehari-hari. 2) Le franglais adalah penggunaan bahasa Prancis

Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian lapangan tentang ‚Analisis Siyasa&gt;h Idariya&gt;h Terhadap Kasus Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) Ganda di Desa

Konstipasi adalah ketidak mampuan melaku- kan evakuasi tinja secara sempurna yang ter- cermin dalam dari 3 aspek yaitu: berkurang- nya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja yang

Protokol HTTP digunakan untuk menampilkan data dan waktu terakhir pengukuran saat pertama kali terhubung dengan platform IoT, sedangkan untuk menampilkan data secara

(sertakan nama penulis dan tanggal pengajuannya) PT Aquafarm tidak mengetahui adanya persyaratan mengenai pengusulan modifikasi rumus untuk menghitung persentasi pemulihan

Sub model ini disusun untuk menganalisis dampak perubahan tataguna lahan terhadap dinamika produksi pakan dalam jangka panjang di Bali. Data-data dan asumsi yang

28 Karang Tengah Medika Banten Tangerang RS Jl. Raya PLP Curug No. Down Payment Applied, For Major surgery only which has no GOP yet. Will be returned.. once

minuman tradisional yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan, tetapi gel cincau hitam yang ada dipasaran tidak higienis dan tidak awet. Liang teh cincau hitam adalah