EVALUASI DAN INVENTARISASI INFRASTRUKTUR
PERUMAHAN DI KAWASAN PERKOTAAN
(STUDI KASUS : LINGKUNGAN KELURAHAN 02, PAHOMAN)
Laporan Tugas Akhir Mata Kuliah Kadaster Multiguna
oleh :
Adam Irwansyah / 23112002
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
i
ABSTRAK
Berdasarkan data jumlah penduduk dan luas wilayah per Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung dapat dicermati bahwa penyebaran penduduk antar daerah Kabupaten/Kota
menurut kepadatannya menunjukkan adanya pemusatan penduduk di perkotaan. Terkait dengan permasalahan tersebut akan mengandung konsekuensi timbulnya masalah kesehatan, perumahan dan penyediaan berbagai prasarana pendukung yang diperlukan, sementara sumber daya alam cenderung semakin berkurang.
Mengingat permasalahan-permasalahan pokok dalam pembangunan sarana dan prasarana permukiman tersebut secara prinsip menyangkut hajat hidup masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan layak, maka penanganan bidang perumahan dan permukiman disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi pencapaian sasaran dan permasalahan pada pelaksanaan pembangunannya juga perlu didukung dengan suatu perencanaan program yang konseptual dan realistis yang salah satunya melalui inventarisasi infrastruktur perumahan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis.
Metodologi yang dilakukan dalam tugas akhir ini, secara umum sebagai berikut : Studi literatur, Prapengolahan,Survey lapangan, Digitasi dan perancangan basis data, Analisis, dan Kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah infrastruktur perumahan di LK02, Kelurahan Pahoman, Bandar Lampung sudah masuk kriteria sangat baik. Dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa 71.74% persil masuk
kriteria sangat baik, 21.74% cukup, 4.35% kurang, dan sisanya yaitu 2.17% merupakan lahan kosong.
Kata kunci: evaluasi dan inventarisasi infrastruktur, sisem infromasi geografis perumahan, kadaster multiguna.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikann sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Salawat dan salam penulis ucapkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Tugas Akhir ini membahas tentang evaluasi dan inventarisasi infrastruktur perumahan di kawasan perkotaan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah kadaster
multiguna.
Dengan segala kekurangan pada Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk monitoring dan evaluasi infrastruktur perumahan lebih lanjut. Selain itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Bandar Lampung, April 2016
iii
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Ruang Lingkup... 2
1.4 Tujuan Penelitian ... 2
1.5 Metodologi Penelitian ... 2
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II TEORI DASAR ... 4
2.1 Pengertian Infrastruktur Perumahan ... 4
2.2 Sistem Informasi Geografis ... 5
2.2.1 Subsistem Sistem Informasi Geografis ... 6
2.2.2 Kemampuan Sistem Informasi Geografis ... 7
BAB III PENGOLAHAN DATA ... 10
3.1 Data ...10
3.2 Area Studi ... 11
3.3 Georeferensi Citra ... 12
3.4 Digitasi dan Input Data Atribut ... 13
3.5 Pembobotan ... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 15
4.1 Data ...15
4.2 Penilaian ... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 17
5.1 Kesimpulan ... 17
5.2 Saran ...17
iv Lampiran A: Sketsa Daerah Studi ... I
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram alir metodologi penelitian ... 3
Gambar 2.1 Infrastruktur Sebagai Penopang/Pendukung Sistem Ekonomi, Sosial-Budaya, Kesehatan, dan Kesejahteraan ...4
Gambar 3.1 Citra Google Maps ...10
Gambar 3.3 Daerah studi ...12
Gambar 3.4 Proses dan hasil georeferensi citra ...12
Gambar 3.5 Digitasi dan input data atribut ...13
Gambar 4.1 Grafik statistik tujuh kriteria infrastruktur pada daerah studi ...15
Gambar 4.2 Hasil penilaian dan klasifikasi menggunakan ArcGIS 10.3 ...16
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data infrastruktur perumahan hasil survey lapangan ...11
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data jumlah penduduk dan luas wilayah per Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung dapat dicermati bahwa penyebaran penduduk antar daerah Kabupaten/Kota menurut kepadatannya menunjukkan adanya pemusatan penduduk di perkotaan. Sebagai gambaran jumlah penduduk Kota Bandar Lampung pada Tahun 2014 adalah 960.695 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.04 % per tahun. Kepadatan Penduduk di Kota Bandar Lampung Tahun 2014 mencapai 4.871 jiwa per Km2.
Terkait dengan permasalahan tersebut akan mengandung konsekuensi timbulnya masalah kesehatan, perumahan dan penyediaan berbagai prasarana pendukung yang diperlukan, sementara sumber daya alam cenderung semakin berkurang.
Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi permasalahan pokok air bersih yaitu: rendahnya peningkatan pelayanan air minum di perkotaan dan perdesaan, dan daerah rawan air. Sedangkan permasalahan pokok air limbah adalah masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage), serta belum memadainya pelayanan sanitasi yang hal itu akan dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah. Permasalahan pokok persampahan meliputi : masih rendahnya tingkat capaian pelayanan sampah di perkotaan, serta masih lemahnya manajemen dan operasional teknis pengelolaan sampah terutama pada TPA. Sedangkan masih luasnya daerah genangan serta banyak terjadinya banjir di kawasan perkotaan merupakan permasalahan pokok dalam penanganan drainase.
2 perumahan dan permukiman disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi pencapaian
sasaran dan permasalahan pada pelaksanaan pembangunannya juga perlu didukung dengan suatu perencanaan program yang konseptual dan realistis yang salah satunya melalui inventarisasi infrastruktur perumahan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas muncul permasalahan yaitu, apakah pembangunan sarana dan prasarana permukiman telah menunjang kebutuhan untuk mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang layak.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
a. Area studi mencakup sebagian LK02, Kelurahan Pahoman, Bandar Lampung. b. Data yang digunakan adalah citra google dan hasil survey lapangan
c. Kriteria infrastruktur yang dinilai yaitu, listrik, telepon, air bersih, drainase, kotak sampah, jalan, dan taman.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan tugas ini adalah melakukan evaluasi
dan inventarisasi infrastruktur penunjang perumahan di Kota Bandar Lampung, khsusnya pada LK02, Pahoman.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi yang dilakukan dalam tugas akhir ini, secara umum sebagai berikut : a. Studi literatur, pada tahap ini dilakukan kajian mengenai metode-metode terbaik
pada setiap tahap pelaksanaan penelitian.
b. Prapengolahan, tahap ini mencakup georeferensi citra dan pemotongan citra. c. Survey lapangan, pada tahap ini dilakukan survey mengenai tujuh kriteria yang
akan dinilai pada setiap persil di daerah studi.
3 e. Analisis, pada tahap ini dilakukan analisis berupa pembobotan dan penilaian
infrastruktur setiap persil pada daerah studi.
f. Kesimpulan, hasil akhir berupa data statistik penilaian infrastruktur dan peta klasifikasi penilaian infrastruktur pada daerah studi.
Berikut diagram alir metodologi secara keseluruhan, pada Gambar 1.1 :
Gambar 1.1 Diagram alir metodologi penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, pengolahan data, hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan masalah ini, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai sumbernya mengenai infrastruktur perumahan. Pada bab tiga akan dilakukan penerapan dari metodologi penelitian meliputi georeferensi citra, pemotongan citra, survey lapangan, digitasi dan perancangan basis data, dan pembobotan. Bab empat akan menjabarkan hasil penelitian berupa penilaian infrastruktur setiap persil. Bab lima berisi tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai masalah yang diangkat.
4
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Infrastruktur Perumahan
Menurut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang dimaksud dengan perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Sedangkan menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Pengertian ini merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana infrastruktur dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di masyarakat. Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai dasar-dasar dalam mengambil kebijakan (Kodoatie, 2005).
5 Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi penopang kegiatan-kegiatan
yang ada dalam suatu ruang. Infrastruktur merupakan wadah sekaligus katalisator dalam sebuah pembangunan. Ketersediaan infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Oleh karenanya penting bagaimana sistem rekayasa dan manajemen infrastruktur dapat diarahkan untuk mendukung perkembangan ekonomi suatu kawasan wilayah.
Sistem rekayasa dan manajemen infrastruktur berpengaruh terhadap sistem tata guna lahan yang pada akhirnya membangun suatu kegiatan. Hubungan pembangunan infrastruktur terhadap sistem tata guna lahan tersebut ditegaskan oleh Grigg dan Fontane (2000) seperti pada gambar 2.1 diatas. Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur dalam memanfaatkan sumberdaya dalam rangka pemanfaatan untuk transportasi, infrastruktur keairan, limbah, energi, serta bangunan dan struktur membentuk dan mempengaruhi sistem ekonomi, sosial-budaya, kesehatan dan kesejahteraan.
2.2 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (GIS) pada umumnya adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial. SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut –atributnya (Prahasta, 2005, p49). SIG digunakan untuk memberi nilai, dengan melakukan pengaturan dan
memperlihatkan data secara tepat, menggabungkannya dengan data lain, melakukan analisis terhadap data, dan menghasilkan data baru yang berguna, pada gilirannya SIG dapat membantu untuk pengambilan keputusan (Heywood , 2002, p12).
Sistem Informasi Geografi dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistemotomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasarterletakpada cara pengelolaannya. SistemInformasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistikdan laporan survey lapangan.Semua data
6 Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer
sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.
2.2.1 Subsistem Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis mempunyai beberapa subsistem, yaitu :
a. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format data aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
b. Data output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik dan peta.
c. Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, update dan di-edit.
d. Data Manipulation & Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG
7
2.2.2 Kemampuan Sistem Informasi Geografis
Kemampuan GIS saat ini mencakup kemampuan untuk menampilkan, mencetak dan memanipulasi berbagai lapisan data termasuk gambar foto udara, informasi keselamatan demografi dan publik, kepemilikan properti, pajak, penggunaan lahan, dan informasi zonasi, lokasi utilitas, jalan, fitur alam, topografi dan banyak fitur buatan manusia dan lingkungan lainnya. Pada dasarnya, dengan memperhatikan, definisi, dan cara kerjanya, kemampuan suatu SIG sudah dapat dikenali. Berikut ini
merupakan beberapa kemampuan dari SIG berdasarkan beberapa aspek acuan.
2.2.2.1 Aspek Definisi
Secara eksplisit, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian ataudefinisinya. Berikut adalah kemampuan kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi definisi SIG yang telah dituliskan diatas :
1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut).
2. Mengintegrasikan data geografis (spasial dan atribut).
3. Memeriksa dan meng-update (meng-edit) data geografis spasial dan atribut).
4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis (spasial dan atribut).
5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografis (spasial dan atribut).
6. Mengelola data geografis (spasial dan atribut).
7. Memanipulasi data geografis (spasial dan atribut).
8. Menganalisa data geografis (spasial dan atribut).
9. Menghasilkan keluaran (output) data geografis dalam bentuk-bentuk petatematik (view dan layout), tabel, grafik (chart), laporan (report), dan lainnya baik dala bentuk hardcopymaupun softcopy.
2.2.2.2 Aspek Analisa
8 spasial dan atribut (basis data atribut). Fungsi analisa atribut terdiri dari operasi dasar
sistem pengelolaan basis data (DBMS) yang mencakup: 1. Membuat basisdata baru (create database).
2. Menghapus basisdata (drop database).
3. Membuat tabel basisdata (create table).
4. Menghapus tabel basisdata (drop table).
5. Mengisi dan menyisipkan data (record) dalam tabel (insert).
6. Membaca dan mencari data (fieldataurecord) dari tabel basisdata (seek, find, search, retrieve).
7. Mengubah dan mengedit data yang terdapat dalam tabel basisdata (update,edit).
8. Menghapus data dari tabel basisdata (delete,zap,pack).
9. Membuat indeks untuk setiap tabel basisdata.
Fungsi analisa spasial terdiri dari:
1. Klasifikasi (reclassify)
Fungsi ini mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut)menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.
2. Jaringan (Network)
Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis–garis (line)sebagai
suatu jaringan yang tidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan didalam bidang-bidang transportasi danutility.
3. Overlay
9 4. Buffering
Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau
zonadengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya. Dataspasial titik akan menghasilkan data spasial baru yang berupa lingkaran-lingkaran yang mengelilingi titik-titik pusatnya. Untuk data spasialgaris akanmenghasilkan data spasial baru yang berupa poligon-poligon yang melingkupi garis-garis. Demikian pula untuk data spasial poligon, akan menghasilkan dataspasial baru yang berupa poligon-poligon yang lebih besar dan konsentris.
5. Analisa 3 dimensi (3D analysis)
Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasidata spasial dalam ruang dimensi. Fungsi analisa spasial ini banyak menggunakan fungsi interpolasi.
6. Pengolahan Citra Digital (Digital Image Processing)
Fungsi ini dimiliki oleh perangkat SIG yang berbasiskan raster.Karena dataspasial permukaan bumi (citra digital) banyak didapat dari perekaman data
10
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Data
Secara umum terdapat 2 data utama yang digunakan pada penelitian ini, yaitu : 1. Citra Google Maps
Gambar 3. 1 Citra Google Maps
2. Data infrastruktur perumahan hasil survey lapangan.
11 Tabel 3. 1 Data infrastruktur perumahan hasil survey lapangan
Dalam pengerjaan tugas akhir ini digunakan beberapa peralatan pendukung untuk pengolahan data, sebagai berikut :
1. Satu set laptop
2. Microsoft Excel 2013, digunakan sebagai alat bantu untuk perhitungan dan penyusunan data yang diperoleh.
3. GlobalMapper 16, digunakan dalam proses georeferensi citra, pemotongan citra, digitasi dan input data atribut.
4. ArcGIS 10.3, digunakan dalam proses manipulasi data atribut utk pembobotan dan klasifikasi hasil penilaian setiap persil.
3.2 Area Studi
Berdasarkan letak geografis, daerah studi yaitu sebagian LK02, Kelurahan Pahoman terletak pada 50 25’39.0” sampai dengan 50 25’ 42.8” Lintang Selatan dan 1050 16’
12 Gambar 3. 2 Daerah studi
3.3 Georeferensi Citra
Tahap ini terdiri dari georeferensi dan pemotongan citra menggunakan GlobalMapper 16. Koordinat titik sekutu diperoleh dari koordinat pada google maps. Hasil dari tahap georeferensi dan pemotongan citra akan dilakukan proses digitasi dan input data
atribut.
13
3.4 Digitasi dan Input Data Atribut
Pada tahap ini dilakukan digitasi setiap persil tanah pada area studi, sekaligus memasukkan data-data atribut hasil survey lapangan yaitu listrik, telepon, air bersih, drainase, kotak sampah, jalan, dan taman.
Gambar 3. 4 Digitasi dan input data atribut
3.5 Pembobotan
Pada tahap ini dilakukan pembobotan atribut pada setiap persil, yang masing-masing kriteria ditunjukkan melalui tabel berikut :
Tabel 3. 2 Tabel pembobotan
14 dan Kurang dengan jumlah bobot < 13. Dimana nilai 17 (batas atas) diperoleh dari
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Dari hasil survey lapangan diperoleh data dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4. 1 Grafik statistik tujuh kriteria infrastruktur pada daerah studi 96,74
Listrik Telepon Drainase Kotak Sampah Taman
16
4.2 Penilaian
Penilaian dan klasifikasi kualitas infrastruktur setiap persil dilakukan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.3 dan diperoleh klasifikasi sebagai berikut :
Hasil akhir berupa data statistik kualitas infrastruktur perumahan pada daerah studi yang digambarkan melalui grafik berikut :
Gambar 4. 3 Statistik kualitas infrastruktur persil pada daerah studi 71,74
Sangat Baik Cukup Kurang Lahan Kosong
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah infrastruktur perumahan di LK02, Kelurahan Pahoman, Bandar Lampung sudah masuk kriteria sangat baik. Dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa 71.74% persil masuk kriteria sangat baik, 21.74% cukup, 4.35% kurang, dan sisanya yaitu 2.17% merupakan lahan kosong.
5.2 Saran
18
Daftar Pustaka
Grigg, N., & Fontane, G. D. (2000). Infrastructure System Management & Optimization. Paradigm & Strategy of Infrastructure Management.
Kodoatie, R. J. (2005). Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prahasta, E. (2005). Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. bandung: Informatika.
Statistik Daerah Kota Bandar Lampung 2015
Lampung Dalam Angka 2015
I
Lampiran A: Sketsa Daerah Studi
II