• Tidak ada hasil yang ditemukan

Remidi Sejarah Indonesia Tokoh tokoh dal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Remidi Sejarah Indonesia Tokoh tokoh dal"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Remidi Sejarah Indonesia

Tokoh-tokoh dalam Organisasi dan Kiprahnya

Disusun oleh :

Mochammad Januar Afandi

XI MIA 6

21

MAN 1 SIDOARJO

(2)

Organisasi PKI

1. Musso

Musso atau Paul Mussotte bernama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso lahir: Kediri, Jawa Timur Tahun 1897, Ia adalah seorang tokoh komunis Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan pada Pemberontakan Madiun 1948.

Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia adalah pengikut Stalin dan anggota dari Internasional Komunis di Moskwa Pada tahun 1925 beberapa orang pemimpin PKI membuat rencana untuk menghidupkan kembali partai ini pada tahun 1926, meskipun ini ditentang oleh beberapa pemimpin PKI yang lain seperti Tan Malaka,. Pada tahun 1926 Musso menuju Singapura dimana dia menerima instruksi langsung dari Moskow untuk melakukan pemberontakan kepada penjajahan Belanda. Musso dan pemimpin PKI lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskow, bertemu dengan Stalin, dan menerima pemerintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional. Musso akan tetapi berpikiran lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa pemberontakan PKI di beberapa kota termasuk Batavia (sekarang Jakarta), tetapi pemberontakan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin ditangkap. Musso lsetelah keluar dari penjara pergi ke Moskow, tetapi kembali ke Indonesia pada tahun 1935 untuk memaksakan “barisan popular” yang dipimpin oleh 7 anggota Kongres Comintern. Akan tetapi dia dipaksa untuk meninggalkan Indonesia dan kembali ke Uni Sovyet pada tahun 1936.

Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Indonesia melalui Yogyakarta. Pada tanggal 5 September 1948 dia memberikan pidato yang menganjurkan agar Indonesia merapat kepada uni Soviet. Pemberontakan terjadi di madiun, jawa timur ketika beberapa militer PKI menolak untuk dilucuti. Pihak meliter menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan “Republik Soviet Indonesia” pada tanggal 18 September 1948 dan mengangkat Musso sebagai prsiden dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menteri. Akan tetapi pemberontakan dapat dipadamkan oleh pihak militer. Pada tanggal 30 September 1948, Madiun diambil oleh pasukan republik dari Divisi Silwangi. Ribuan kader partai terbunuh dan sejumlah 36.000 orang dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah Musso pada tanggal 31 Oktober dengan tuduhan hendak melarikan diri dari penjara.

Kiprahnya:

(3)

oleh beberapa pemimpin PKI yang lain seperti Tan Malaka. Pada tahun 1926 Musso menuju Singapura dimana dia menerima perintah langsung dari Moskwa untuk melakukan pemberontakan kepada pemerintahan kapitalis Belanda. Musso dan pemimpin PKI

lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskwa, bertemu dengan Stalin, dan menerima perintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional. Akan tetapi pikiran Musso berkata lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa pemberontakan PKI di beberapa kota

termasuk Batavia (sekarang Jakarta), tetapi pemberontakan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin ditangkap.

2. Amir Sjarifuddin

Amir Sjarifuddin lahir di Medan, Sumatera Utara pada 27 April 1907 adalah seorang tokoh Indonesia, mantan menteri, dan perdana menteri pada awal berdirinya negara Indonesia. Amir memulai jenjang pendidikannya di ELS atau sekolah kelompok Kristen. Salah satunya di kelompok CSV-op Java yang menjadi cikal bakal dari GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). Namun Amir tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di Leiden, karena pada September 1927 setelah lulus ujian tingkat kedua, Amir harus kembali ke Medan karena masalah keluarga, walaupun teman-teman dekatnya mendesak agar menyelesaikan pendidikannya di Leiden. Setelah itu Amir meneruskan kembali pendidikannya di Sekolah Hukum di Batavia dan tinggal di asrama pelajar Indonesisch Clubgebouw, Kramat 106, bersama dengan senior satu sekolahnya Mr. Muhammad Yamin.

(4)

Pada bulan Januari 1943 Amir tertangkap oleh fasis Jepang. Kejadian ini diartikan sebagai terbongkarnya jaringan organisasi anti fasisme Jepang yang sedikit banyak mempunyai hubungan dengan Amir. Melalui beberapa sidang pengadilan tahun 1944, hukuman terberat dijatuhkan pada para pemimpin Gerindo dan Partindo Surabaya.

Setelah Peristiwa Madiun 1948, pemerintah menuduh PKI berupaya untuk membentuk negara komunis di Madiun dan menyatakan perang terhadap PKI. Amir sebagai salah seorang tokoh PKI yang pada saat terjadi peristiwa Madiun sedang berada di Yogyakarta dalam rangka kongres Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) juga ditangkap beserta beberapa orang temannya.

Tanggal 19 Desember 1948, sekitar tengah malam, di dekat desa Ngalihan, Amir Sjarifuddin tewas ditembak dengan pistol oleh seorang letnan Polisi Militer. Sebelumnya beberapa orang penduduk desa setempat telah diperintahkan untuk menggali sebuah lubang besar. Dari sebelas orang yang diangkut dengan truk dari penjara di Solo, Amir orang pertama yang dieksekusi malam itu.

Kiprahnya:

Satu hal yang seharusnya juga dicatat dari seorang Amir Syarifuddin adalah sikap militannya yang tetap anti fasis ketika teman-temannya lebih memilih bekerjasama dengan pemerintahan kolonial. Amir Syarifuddin justru menjadi ketua gerakan anti fasis bawah tanah (Front Anti Fasis yang dikenal dengan nama Gerakan Rakyat Anti Fasisme(GERAF)). Amir merupakan seorang ahli hukum handal yang dalam berorasi dan berpidato mempunyai gaya yang khas, berbeda dengan Soekarno yang menekankan pada intonasi bicara, Amir lebih dikenal dengan gaya bahasa yang khas. menekankan pada sosok Amir yang pintar, bersemangat, tegas, menjunjung tinggi kesetiakawanan dan sedikit emosional.

3. M. H. Lukman Njoto

M. H. Lukman Njoto atau Nyoto saja adalah Menteri Negara pada pemerintahan Soekarno. Nyoto juga merupakan wakil Ketua CC PKI dan sangat dekat dengan D.N.Aidit.

Njoto anak tertua (satu-satunya lelaki) dari 3 bersaudara.

Dilahirkan di

(5)

ditahan dari satu penjara ke penjara lainnya: Wonogiri, Semarang, Jakarta (Bukit Duri), dan terakhir di Plantungan, Jawa Tengah.

Pada tanggal 11 Maret 1966 sepulangnya dari sidang kabinet Nyoto diculik oleh sekelompok orang yang tidak diketahui identitasnya dalam perjalanan pulang menuju rumahnya di Jl. Tirtayasa. Ada beberapa tapol yang pernah melihatnya di Rutan Salemba tapi setelah itu mereka tidak melihat lagi karena kemudian terhembus kabar burung bahwa Nyoto sudah dieksekusi di salah satu kepulauan Seribu di Teluk Jakarta.

Kiprahnya:

Njoto tidak hanya dikenal sebagai salah satu dari Tiga Serangkai orang-orang muda yang memimpin Partai Komunis Indonesia: Aidit, Lukman, Njoto. Njoto sendiri kemudian dikenal sebagai Wakil Ketua II CC PKI di samping sebagai seorang publisis, penyair, essais dan penulis naskah pidato Bung Karno. Di kantor redaksi koran Harian Rakjat Njoto menulis editorial, pojok atau kolom Catatan Seorang Publisis tempat dia menggunakan nama pena Iramani.

4. DN Aidit

Dipa Nusantara Aidit, lebih dikenal dengan DN Aidit (30 Juli 1923 - 22 November 1965), adalah Ketua Central Comitte Partai Komunis Indonesia (CC-PKI). Ia dilahirkan dengan nama Achmad Aidit di Pulau Bangka, dan dipanggil “Amat” oleh orang-orang yang akrab dengannya. Di masa kecilnya, Aidit mendapatkan pendidikan Belanda. Ayahnya, Abdullah Aidit, ikut serta memimpin gerakan pemuda di Belitung dalam melawan kekuasaan kolonial Belanda, dan setelah merdeka sempat menjadi anggota DPR (Sementara) mewakili rakyat Belitung. Abdullah Aidit juga pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan, “Nurul Islam”, yang berorientasi kepada Muhammadiyah

(6)

Selain kematiannya, kelahiran Aidit pun bermacam-macam versi. Beberapa mengatakan Aidit kelahiran Medan, 30 Juli 1923 dengan nama lengkap Dja'far Nawi Aidit. Keluarga Aidit konon berasal dari Maninjau, Sumatera Barat yang pergi merantau ke Belitung. Namun banyak masyarakat Maninjau tidak pernah mengetahui dan mengakui hal itu.

Kiprahnya:

(7)

Organisasi PNI

1. Ir. Soekarno

Ir. Soekarno dilahirkan di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. Semasa hidupnya, Soekarno paling dikenal sebagai pemimpin perjuangan negara baik dari jajahan Belanda maupun Jepang. Selain sebagai bapak perjuangan negara, Soekarno juga dikenal sebagai presiden pertama Indonesia yang memerintah sejak tahun 1945 hingga tahun 1967. Soekarno pernah ditahan selama lebih dari satu dekade ketika Belanda menjajah, dan kemudian dilepaskan saat Jepang tiba di Indonesia. Soekarno dan teman-teman nasionalisnya bekerja sama untuk mengumpulkan support demi membantu Jepang sebagai imbalan karena Jepang telah membantu penyebaran ide nasionalis di Indonesia.

Kiprahnya :

(8)

2. Mr. Raden Mas Sartono

Mr. Raden Mas Sartono (lahir di Slogohimo, Wonogiri, 5 Agustus 1900 – meninggal di Jakarta, 15 Oktober 1968 pada umur 68 tahun) adalah tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menteri pada kabinet pertama Republik Indonesia. Tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partindo ini juga pernah menjabat ketua parlemen sementara (DPRS) pada Republik Indonesia Serikat (1949) dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat antara tahun 1950 sampai 1959, dan pernah menjabat Gubernur Bank Indonesia.

Menjelang Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928, ia termasuk yang memberi sponsor terlaksana Kongres II bersama temannya Mr. Soenario.

Dilahirkan sebagai keturunan bangsawan Jawa, Sartono berturut-turut mengikuti pendidikan di HIS, MULO, AMS, dan RHS yang ditamatkannya pada tahun 1922. Ia kemudian meneruskan pendidikannya ke Universitas Leiden Belanda dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten pada tahun 1926.

Kiprahnya:

(9)

3. Gatot Mangkupraja

Gatot Mangkupraja lahir pada 15 Desember 1898 di Kampung Citamiang, Desa Panjunan Kabupaten Sumedang. Dari silsilahnya ia adalah seorang keturunan Menak Galuh (Ciamis). Ayahnya, dr. Saleh Mangkoepradja adalah putra Rd. H. Moehammad Tajib, Hoofdpenghulu di Landraad Ciamis dengan Nyimas Soewarta, keturunan Prabu Wastukancana.

Ayahanda Gatot, dr. Saleh, adalah dokter yang cukup terkenal di Sumedang karena dalam prakteknya selain menggunakan obat-obat farmasi juga menggunakan obat tradisional dari tumbuh-tumbuhan di Indonesia. Penghasilannya sebagai dokter cukup besar sehingga bisa membeli rumah, sawah, dan kebun.

Menurut tulisan Gatot, The PETA and My Relatons with The Japanese (yang dimuat jurnal Indonesia, terbitan Cornell University AS; 1968), ketika meninggal ayah Gatot juga meninggalkan warisan armada angkutan jurusan Sumedang-Cirebon. Seluruh kekayaan dibagikan pada keenam anaknya, dan sejak itu Gatot tak pernah bekerja untuk mencari nafkah lagi.

Gatot pertama memasuki sekolah Frobel School Ny. Westenenk di Sumedang. Pada 1905 ia melanjutkan sekolahnya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Bandung. Ketika usianya tujuh tahun, ibunya meninggal dunia.

Pada 1912 Gatot melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter) namun hanya bertahan tiga tahun. Ia pindah ke Hogere Burger School (HBS) yang lagi-lagi tidak dirampungkannya. Pada 1922 ia bekerja di Jawatan Kereta Api dan berhenti 1925, karena ayahnya meninggal dunia.

Kiprahnya:

Ia membantu Soekarno mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia, kelak berubah menjadi Partai Nasional Indonesia. Soekarno menjadi ketua, sedangkan Gatot menjadi sekretaris pusat

“Karena partai tidak mempunyai keuangan yang cukup untuk mengongkosi cetakan-cetakan, balai pertemuan, dan ongkos-ongkos bagi propagandis, maka saya rela untuk memberikan sumbangan-sumbangan. Dan karena saya tidak mempunyai sumber penghasilan yang lain, maka sedikit demi sedikit dijuallah kekayaan peninggalan orang tua saya baik berupa sawah, kebun, maupun otomobil yang ada di Sumedang,” tulis Gatot dalam catatan hariannya yang kemudian dibukukan pada 2003 itu.

(10)

4. Maskoen Soemadiredja

Maskoen Soemadiredja adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Jawa Barat yang lahir di Bandung, Jawa Barat pada 25 Mei 1907 dan meninggal di Jakarta pada 4

Januari 1986.

Ia adalah putra dari Raden Umar Soemadiredja dan Nyi Raden Umi. Sejak tahun 1927, Maskoen sudah aktif dalam pergerakan politik untuk berjuang mewujudkan kemerdekaan negara Indonesia. Karena itu ia bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno.

Maskoen meninggal pada tanggal 4 Januari 1986 di usia 79 tahun. Atas jasanya terhadap negara, Maskoen mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No.089/TK/Tahun 2004.

Kiprahnya:

(11)

Organisasi Sarekat Islam

1. K H Samanhudi

Kiai Haji Samanhudi Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1868 dan Beliau adalah pahlawan nasional sekaligus tokoh pergerakan nasional. Kiprahnya sangat berjasa dalam pencerahan berfikir masyarakat di jamannya. Ia adalah pendiri Sarekat Dagang Islamiyah, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta.

Latar belakang pendirian SDI karena Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa penjajahan Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan pedagang Cina pada tahun 1911. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1911, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya. Sepeninggalnya SDI berkembang pesat di bawah pimpinan HOS Cokroaminoto dan akhirnya berubah namanya menjadi Sarekat Islam. SI kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan yang sangat diseganidan melahirkan tokoh-tokoh besar di Indonesia. Hi Samanhudi meninggal di Klaten, Jawa Tengah28 Desember 1956 dan dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo

Kiprahnya :

(12)

2. Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (H.O.S Cokroaminoto)

(13)

3. Haji Agus Salim

Haji Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Sumatera Barat, dengan nama Musyudul Haq yang berarti ‘pembela kebenaran’. Ayahnya yang seorang jaksa di pengadilan Riau memungkinkan Haji Agus Salim untuk belajar di sekolah dasar Belanda ELS (Europeese Lager School). Lulus pada 1897, dia bertolak ke Batavia untuk masuk ke Hogere Burger School (HBS), sekolah lanjutan yang sebenarnya hanya untuk orang-orang Eropa. Pada masa itu,sangat jarang melihat anak pribumi masuk ke sekolah Eropa. Ia lulus dari HBS dengan nilai paling tinggi di tingkat nasional, mengalahkan orang-orang Belanda saat berusia 19 tahun.

Pada tahun 1915, Haji Agus Salim masuk ke dalam Serikat Islam (SI) pada masa kepemimpinan H.O.S. Cokroaminoto . Dalam waktu singkat, mereka menjadi kawan baik dan bekerja sama demi masa depan Indonesia. Haji Agus Salim lantas dipercaya menggantikan Cokroaminoto di Volksraad pada 1922-1925. Di sini, beliau tak jarang bicara terbuka, keras, dan menantang. Seiring bergesernya gaya perjuangan SI ke arah non kooperatif, Agus Salim mundur dari Volksraad . Ia kemudian aktif di JIB (Jong Islamieten Bond) dan bekerja sebagai jurnalis.

Kiprahnya:

Agus Salim masuk dalam kancah pergerakan politik saat ia bergabung menjadi anggota Centraal Sarikat Islam (Sjarikat Islam). Pada tahun 1919, Agus Salim pindah ke Surabaya. Disinilah Agus Salim berkenaln dengan HOS Tjokroaminoto. Dari Bandung HOS Tjokroamonoto, Agus Salim dan kawan-kawan dalam National Congress Centraal Sarikat Islam (Natico CSI), 17 Juni 1916, memberanikan menuntut pemerintahan sendiri. Memelopori sosialisasi istilah nasional, menanamkan kesadaran cinta tanah air bangsa dan agama.

Para santri membanggakan diri bahwa Sarekat Islam (SI) merupakan gerakan nasional modern pertama yang diorganisasi di Indonesia. SI telah memelopori dalam gerakan melawan penjajahan Belanda dan dalam kurun waktu yang cukup singkat dapat mencapai hasil yang sangat baik dalam menghimpun rakyat. Sebab bagi rakyat Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam, Islam bukan hanya menjadi sebuah keyakinan saja akan tetapi juga merupakan faktor nasionalisme, sebuah unsur yang menyatukan rakyat Indonesia, sehingga mereka kemudian bersatu untuk melawan penjajahan Belanda.

(14)

4. Abdul Muis

Abdul Muis lahir di Sungai Puar, dekat Bukittinggi, pada tanggal 3 Juli 1883. Ia pernah belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), tetapi tidak tamat. Beberapa lamanya ia bekerja sebagai pegawai negeri, kemudian menerjunkan diri di bidang kewartawanan. Karangannya banyak dimuat dalam harian De Express, berisi kecaman terhadap karangan orang-orang Belanda yang sangat menghina bangsa Indonesia. Karena karangan-karangan itu nama Muis mulai dikenal oleh masyarakat. Kegiatan berpolitik dimulai Muis dalam Sarekat Islam. Ia diangkat sebagai anggota Pengurus Besar.

Pada tahun 1913 Pemerintah Belanda bermaksud mengadakan perayaan untuk memperingati seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis. Beberapa orang tokoh pergerakan nasional mendirikan Komite Bumiputerayang berusaha menentang rencana tersebut. Abdul Muis ikut di dalamnya. Karena itu, ia ditangkap oleh Pemerintah Belanda.

Kiprahnya:

(15)

Organisasi Muhammadiyah

1. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan yang waktu mudanya bernama Muhammad Darwis, lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman Yogyakarta. Ayahnya seorang alim bernama Kyai Haji Abubakar bin Kyai Haji Sulaiman, pejabat Khatib di masjid besar Kesultanan Yogyakarta. Ibunya adalah putri Haji Ibrahim bin Kyai Haji Hassan,

pejabat penghulu kesultanan.

Ahmad Dahlan tidak mengenyam pendidikan formal, sebab orang-orang Islam melarang anaknya masuk sekolah Gubernemen Belanda. Ia didik Ayahnya sendiri selanjutnya mengaji Bahasa Arab, Tafsir, Hadits dan Fiqih

kepada Ulama-ulama di Yogyakarta.

Dua kali di Makkah belajar pada Syekh Ahmad Chatib, belajar Ilmu Tahuhid, Fiqih, Tasawuf, Falah dan yang menarik hatinya adalah Tafsir Al-Manar karya Muh. Abduh. Keprihatinan Ahmad Dahlan melihat pengalaman Islam di Indonesia sehingga ia bertekad untuk bekerja keras mengembalikan Islam sebagaimana landasan aslinya yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Hal in nampak seperti apa yang dikatakannya : Saya mesti bekerja keras, untuk meletakkan batu pertama daripada amal yang besar ini. Kalau sekiranya saya lambatkan atau saya hentikan lantaran sakitku ini maka tidak ada orang yang sanggup meletakkan dasar itu. Saya sudah merasa bahwa umur saya tidak akan lama lagi. Maka jika saya sedikit itu, mudahlah yang dibelakang nanti untuk meyempurnakannya. Untuk mewujudkan cita-citanya KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah

pada tanggal 18 Nopember 1912.

KH Ahmad Dahlan Wafat pada tanggal 23 Pebruari 1923 M dan Sebelum wafat Beliau berpesan

kepada kita :

“ AKU TITIPKAN MUHAMMADIYAH KEPADAMU”.

Kiprahnya:

(16)

2. KH. Hisyam

KH. Hisyam lahir di kampung Kauman Yogyakarta tanggal 10 Nopember 1883 dan wafat pada tanggal 20 Mei 1945. Ia memipin Muhammadiyah selama tiga periode yaitu hasil Kongres Muhammadiyah ke 23 di Yogyakarta, Kongres ke 24 di Banjarmasin dan Kongres ke 25 di Batavia (Jakarta)

pada tahun 1936.

Yang paling menonjol pada diri nHisyam adalah ketertiban administrasi dan manajemen organisasi pada zamannya. Pada periode kepemimpinannya, titik perhatian Muahammadiyah lebih banyak diarahkan pada masalah pendidikan dan pengajaran, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum. Pada periode Hisyam Muhammadiyah sudah memiliki 103 Volkschool, 47 Standaardschool, 69 Hollands Inlandse School (HIS), dan 25 Schakelschool, sekolah-sekolah Muhammadiyah saat itu merupakan salah satu pendidikan yang didirikan pribumi yang dapat menyamai kemajuan pendidikan sekolah-sekolah Belanda, sekolah-sekolah-sekolah-sekolah Katolik dan sekolah-sekolah-sekolah-sekolah Protestan.

Kiprahnya:

Dalam memajukan pendidikan Muhammadiyah K.H. Hisyam mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial dengan bersedia menerima bantuan keuangan dari pemerintah kolonial, walaupun jumlahnya sangat sedikit dan tidak seimbang dengan bantuan pemerintah kepada sekolah-sekolah Kristen saat itu. Hal inilah yang menyebabkan K.H. Hisyam dan Muhammadiyah mendapatkan kritikan keras dari Taman Siswa dan Syarikat Islam yang saat itu melancarkan politik non-kooperatif. Namun, Hisyam berpendirian bahwa subsidi pemerintah itu merupakan hasil pajak yang diperas dari masyarakat Indonesia, terutama ummat Islam. Dengan subsidi tersebut, Muhammadiyah bisa memanfaatkannya untuk membangun kemajuan bagi pendidikan Muhammadiyah yang pada akhirnya juga akan mendidik dan mencerdaskan bangsa ini. Menerima subsidi tersebut lebih baik daripada menolaknya, karena jika subsidi tersebut ditolak, maka subsidi tersebut akan dialihkan pada sekolah-sekolah Kristen yang didirikan pemerintah kolonial yang hanya akan memperkuat posisi kolonialisme Belanda.

(17)

3. Ki Bagus Hadikusumo

Ki Bagus Hadikusumo (1890 – 1954), nama kecilnya Hidayat, lahir di Kauman Yogyakarta tanggal 24 Nopember 1890 dan wafat 3 September 1954 (usia 64 tahun). Menjadi ketua PP Muhammadiyah tahun 1942-1953. Menjadi anggota BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan menjadi salah satu dari 15 anggota yang menuntut agar Islam dijadikan sebagai dasar Negara. Beliau adalah tokoh Muhammadiyah yang gigih memperjuangkan untuk menginstitusionalisasikan syariat Islam di Indonesia. Sumbangan terbesar beliau untuk Republik Indonesia adalah ikut merumuskan kalimat "Ketuhanan yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dalam Piagam Jakarta yang ditolak oleh utusan Kristen dari Indonesia Timur sehingga rumusannya berubah menjadi "Ketuhanan yang Maha Esa" sebagai sila I Pancasila.

Kiprahnya:

Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadiyah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Pokok-pokok pikiran Ahmad Dahlan berhasil ia rumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menjiwai dan mengarahkan gerak langkah serta perjuangan Muhammadiyah. Bahkan, pokok-pokok pikiran itu menjadi Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Muqaddimah yang merupakan dasar ideologi Muhammadiyah ini menginspirasi sejumlah tokoh Muhammadiyah lainnya. HAMKA, misalnya, mendapatkan inspirasi dari muqaddimah tersebut untuk merumuskan dua landasan idiil Muhammadiyah, yaitu Matan Kepribadian Muhammadiyah dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

(18)

4. Buya HAMKA

Buya HAMKA (1908 – 1984), HAMKA adalah akronim dari Haji Abdul Malik Karim Amarullah. Beliau dilahirkan di Maninjau Sumatera Barat pada tanggal 16 Pebruari 1908. Tahun 1928 menjadi peserta muktamar Muhammadiyah di Solo dan sejak itu terus aktif di Muhammadiyah. Menjadi anggota PP Muhammadiyah mulai tahun 1953 – 1971 dan meninggal sebagai penasehat PP Muhammadiyah. Pada masa orde lama pernah aktif sebagai anggota Konstituante hasil pemilu I tahun 1955 mewakili partai Masyumi jawa Tengah. Sewaktu di penjara di masa orde lama belaiu menyelesaikan karyanya yang paling monumental yaitu tafsir Al Azhar. Ketika MUI terbentuk pada tahun 1957 beliau menjadi ketua umum yang pertama dan juga pada periode kedua pada tahun 1980, tetapi kemudian mengundurkan diri karena fatwanya tentang haramnya mengikuti natalan bersama ditentang oleh pemerintah.

Kiprahnya:

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pemberian Bantuan Langsung Masyarakat, Pinjaman Bergulir, Pelatihan Dan Pendampingan Terhadap Peningkatan Mata Pencaharian Keluarga (PMPK) (Studi Pada Program PNPM

Merkuri atau bahasa latinnya hidrargyricum terdapat dialam dalam bentuk persenyawaan dengan zat lain atau dalam bentuk molekul kompleks.. Merkuri merupakan satu-satunya logam

Posisi dalam pekerjaan mendapatkan hasil bahwa ketua tim memiliki ekspektasi terhadap penerapan jenjang karir lebih tinggi dari pe- rawat pelaksana Penelitian Han dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang diasuh dengan pola asuh authoritative dan permisive akan menciptakan lebih banyak anak yang memiliki harga diri

Diameter fasciculus of female buffalo muscles increased gradually until it reaches the highest at four years because it has a greater thickness of connec - tive

Selain variabel responsiveness (daya tanggap), pada variabel tangible (bentuk fisik) rata-rata jawaban juga menunjukkan jawaban tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju

Dinyatakan juga bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara memiliki fungsi sebagai berikut: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi

Bagi sektor perbankan yang menghadapi lingkungan, kondisi dan tantangan yang serupa, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya untuk mengevaluasi