• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 – 2097 353 STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KERANG HIJAU (Pernaviridis) DENGAN METODE FLOATING BOX DI KOTA TEGAL Sutaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 – 2097 353 STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KERANG HIJAU (Pernaviridis) DENGAN METODE FLOATING BOX DI KOTA TEGAL Sutaman"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KERANG HIJAU (Pernaviridis) DENGAN METODE FLOATING BOX DI KOTA TEGAL

Sutaman1), Sri Mulatsih1), Narto1)

1ProgramStudiBudidayaPerairan, FPIK

UniversitasPancasaktiTegalJl.Halmahera Km 01 Kota Tegal,52122 E-mail:sutaman_fp@yahoo.co.id

Abstract

Indonesia as one of the largest archipelagic country in the world has a high potential for aquaculture. Tegal's coastal areas have the potential to be developed. The Potential in the region include the potential of natural resources and human resources with the cultivation of green mussel (Perna viridis) committed by a group of fishermen as a source of income alternatives, so that the green mussel aquaculture development strategy in the Coastal region of Tegal becomes important. The objective of this study was to determine and analyze the condition of the water, and to determine the area and carrying capacity of the aquatic environment in the coastal areas Tegal. The analysis showed that the suitability of the water for the cultivation of mussels is by using a floating box. This is due to the coastal waters of Tegal has a very appropriate criteria (S1) and appropriate (S2). Based on the land suitability and carrying capacity, the cultivation of mussels in the Coastal city of Tegal is an area of 32.46 hectares. The alternative strategy used is 'to improve the quality of human resources' which is based on knowledge, marketing, provision of facilities and infrastructure of farming activities.

Keywords: Strategy, the cultivation of mussels, environmental quality, potential development

Abstrak

Indonesia sebagai salah satu Negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi perikanan budidaya yang tinggi.Wilayah pesisir Kota Tegal mempunyai potensi-potensi yang dapat dikembangkan.Potensi pengembangan wilayah tersebut antara lain potensi sumberdaya a l a m d a n sumberdaya manusia dengan kegiatan budidaya kerang hijau (Perna viridis) yang dilakukan oleh kelompok nelayan sebagai sumber pendapatan alternatif.sehingga strategi pengembangan budidaya kerang hijau di wilayah Pesisir Kota Tegal menjadi hal yang penting.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan menganalisis kondisi perairan,menentukan luas wilayah dan daya dukung lingkungan perairan di kawasan pesisir Kota Tegal. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesesuaian perairan bagi pengembangan budidaya kerang hijau dengan metode floating box.di pesisir Kota Tegal memili kikriteria sangat sesuai (S1) dan sesuai (S2). Berdasarkan kesesuaian lahan dan daya dukung untuk budidaya kerang hijau di Pesisir Kota Tegal seluas 32,46 Ha. Strategi yang bias menjadi alternative untuk ditempuh adalah meningkatkan kualitas SDM berbasis pengetahuan, pemasaran, penyediaan sarana dan prasarana kegiatan budidaya.

KataKunci: Strategi, budidaya kerang hijau, kualitas lingkungan, pengembangan potensi

PENDAHULUAN

(2)

pesisir dan lautan yang begitu luas, sangat dibutuhkan informasi potensi pesisir dan lautan yang terpadu. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu sumberdaya yang memiliki potensi tinggi di Indonesia. Wilayah pesisir Kota Tegal mempunyai potensi-potensi yang dapat dikembangkan.Potensi pengembangan wilayah tersebut antara lain potensi sumberdaya a l a m d a n sumberdaya manusia dengan kegiatan budidaya kerang hijau (Perna viridis) yang dilakukan oleh kelompok nelayan sebagai sumber pendapatan alternatif.sehingga strategi pengembangan budidaya kerang hijau di wilayah Pesisir Kota Tegal

Dalam rangka terus meningkatkan produksi budidaya laut yang hingga saat ini masih ketinggalan dibandingkan dengan budidaya air payau maupun air tawar, maka perlu dilakukan Strategi pengembangan potensi budidaya kerang hijau (Perna viridis) yang dimungkinkan bisa dikembangkan sebagai kawasan budidaya kerang hijau (Perna viridis) dengan metode floating box di kawasan pesisir Kota Tegal. Untuk menentukan suatu wilayah perairan layak atau tidak untuk menjadi suatu kawasan budidaya kerang hijau maka perlu adanya analisis potensi sumberdaya lahan. dan untuk menentukan daya dukung suatu kawasan budidaya perlu dilakukan analisis yang memadukan antara potensi sumberdaya lahan, kemampuan berproduksi, memiliki daya saing dan memiliki nilai tambah tinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan menganalisis kondisi perairan,menentukan luas wilayah dan daya dukung lingkungan perairan di kawasan pesisir Kota Tegal. Salah satu wilayah pesisir yang memiliki potensi tersebut yaitu Kota Tegal, dengan panjang garis pantai 7, 5 km dan luas lautannya sebesar 216,00 km2. Kota Tegal merupakan salah satu kota yang ada di wilayah pantura Jawa Tengah. Letak secara geografis Kota Tegal terletak pada 109°08’ - 109°10’ BT & 6°50’ -

6°53’ LS. Sedangkan secara administrasi Kota Tegal memiliki batas wilayah bagian utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Tegal, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Tegal, bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Brebes. Posisi geografis dan batas-batas wilayah Kota Tegal secara rinci dapat disajikan pada gambar 1 berikut :

Sumber : Bappeda Kota Tegal (2010)

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Pesisir Kota Tegal yang berlokasi

Kelompok Nelayan “Gulamah” Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota

Tegal, dari Bulan Januari hingga Agustus 2016. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan dan wawancara dengan teknik pengambilan sampling responden berdasarkan purposive sampling, data sekunder adalah data dan peta yang diperoleh dari berbagai instansi/lembaga baik pemerintah maupun swasta.

Pengambilan data dilakukan dengan beberapa metode, meliputi: survei langsung ke lokasi pesisir Kota Tegal, wawancara, pengamatan kualitas air di beberapa lokasi budidaya kerang hijau di perairan Pulau Pasaran, serta analisis laboratorium. Data yang diperoleh kemudian dianalisis terkait aspek daya dukung lingkungan perairan, analisis aspek teknis budidaya, analisis aspek sosial ekonomi masyarakat serta kemanan pangan kerang hijau asal perairan Kota Tegal Teknik penulisan menggunakan metode deskriptif.

Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yakni: 1). Pengambilan data di lapang yang meliputi daya dukung lingkungan perairan yang meliputi: salinitas, oksigen terlarut (DO), pH, temperatur, kecerahan, kecepat- an arus, kedalaman serta substrat perair- an. Pengukuran data lapangan dilakukan di sekitar Pesisir Kota Tegal (Gambar 1).. Proses wawancara kepada Kelompok Nelayan

“Gulamah” Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Tegal yang meliputi: aspek teknis budidaya dengan metode floating box, aspek sosial ekonomi hingga pengembangan kelembagaan, serta 3). Analisis kuantitatif dan deskriptif, serta analisis SWOT Analisis kandungan logam pada daging kerang hijau dengan menggunakan metode AAS.

Analisis logam berat diawali dengan pem- buatan larutan standar kemudian dilanjutk- an dengan pengeringan sampel dalam oven pada suhu 100C selama 24 jam. Sebanyak 2 g sampel ditambahkan 1,5 mL HClO4 pekat dan 3,5 mL HNO3 pekat serta di- biarkan selama 24 jam. Selanjutnya larut- an dipanaskan pada suhu 60-70o C selama 2-3 jam (sampai jernih). Selanjutnya didi- nginkan dan ditambahkan 1 mL HNO3 pe- kat dan 9 mL aquades. Sampel diukur dengan AAS menggunakan nyala udara-asetilen (Suprianto and Lelifajri, 2009) dalam (Nuning,2014)

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter kualitas air pada kawasan Pesisir Kota Tegal masih berada dalam kisaran yang dianjurkan bagi kegiatan budidaya laut, Berdasarkan kesesuaian lahan dan daya dukung untuk budidaya kerang hijau di Pesisir Kota Tegal seluas 32,46 Ha. Hal ini merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan usaha budidaya perikanan adalah pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya kerang hijau. Lokasi ini dapat ditentukan dari berbagai segi, seperti: aspek ekonomi-sosial dan biologi serta aspek teknis budidaya. Ketiganya harus saling mendukung guna keberhasilan budidaya kerang hijau pada kelompok nelayan “Gulamah” Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.

Aspek ekonomi-sosial meliputi keamanan lokasi, kemudahan akses, adanya pasar hing- ga ketersediaan tenaga kerja yang mema- dai. Aspek teknis budidaya mencakup ketersediaan larva kerang hijau, metode budidaya dengan metode floating box, penanganan dari penyakit, pemanenan hingga transportasi ke konsumen. Aspek biologi perairan atau lebih dikenal sebagai daya dukung lingkungan perairan, meliputi: kedalaman, arus, kandungan oksigen terlarut (DO), salinitas, suhu, nitrat, nitrit, ammonia, posfat dan substrat dasar perairan. Pengamatan parameter kualitas air yang mendukung lingkungan perairan tersaji pada tabel 1.

Tabel 1 Pengamatan kualitas air perairan Kota Tegal

Sehingga dari hasil analisis kualitas perairan, Kawasan Pesisir Kota Tegal dapat diidentifikasikan sebagai perairan yang mendukung untuk budidaya kerang hijau. Tidak hanya itu, di perairan ini juga banyak terdapat larva kerang hijau yang secara alami tumbuh dan mengambang (berenang) sehingga memudahkan dalam proses budidaya. Usaha budidaya kerang hijau di Pesisir Kota Tegal baru dirintis sejak tahun 2015.Untuk strategi pengembangan budidaya kerang hijau dengan metode floating box cendrung lebih mudah dari pada budidaya ikan dan tidak memerlukan perlakuan intensif setiap hari. Hal ini membuat masyarakat

kelompok nelayan “Gulamah” tertarik mengembangkannya.

(5)

yaitu: meto- da tancap (post method ), jaring apung (raft method ), rakit tancap/rak (rack method ) dan tali rentang (long line method ). Pemilihan metode ini berdasarkan pada kualitas dan daya dukung lingkungan perairan yang dimiliki. Pada perairan Kota Tegal lebih mudah menggunakan metode floating box, hal ini karena kedalaman perairan yang mendukung terutama di pesisir Kota Tegal.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa hasil analisis kesesuaian perairan dan penentuan kelayakan pengembangan budidaya kerang hijau (Perna viridis) dengan metode floating box di pesisir Kota Tegal sangat sesuai. Berdasarkan kesesuaian lahan dan daya dukung untuk budidaya kerang hijau di Pesisir Kota Tegal seluas 32,46 Ha. Hal ini merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan usaha budidaya kerang hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Asbar, 2007.Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan Pesisir untuk Pengembangan Budidaya Tambak Berkelanjutan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.Disertasi Program Pascasarjana IPB (tidak dipublikasikan).

Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station, Auburn University, Alabama, 482 p.

Fukuda, R. 2000. Microbial Degradation of ProteinaceousOorganic Matter in Marine Environment. University of Tokyo.

Gang, C. L. Shaojing, Y. Shengyum. 1998. Estimation of Carrying Capacity for Mariculture Development in Xiamen. In The Regional Workshop on Partnership in the Aplication of Integrated Coastal Management, Chonburi, Thailand, pp. 81 – 90. Ghufran, M, 2004. Budidaya Ikan Laut di Keramba Jaring Apung, Rineka Cipta,

Jakarta.

Handajani, H. Hastuti, S. D. 2002. Budidaya Perairan, Bayu Media, Malang.

Hopkins, J.S, P.A. Sandifer, C.L. Browdy. 1995. A Review of Water Management Regimes which Abate The Environmental Impact of Shrimp Farming. In : Browdy C.L., Hopkins J.S (editor). Swimming through Trouble Water.LA : World Aquaculture Society. 13 – 22 .

Matos, J.S. Costa. A. Rodrigues, R. Pereira, and I.S. Pinto. 2006. Experimental Integrated Aquaculture of Fish and Red Seaweed in Northern Portugal. Aquaculture. (252): 31-42.

Neori, A., M. Shpingel, and D.Ben Ezra. 2000. A Sustainable Integrated System for Culture for Fish,Sseaweed and Abalone. Aquaculture (186): 279-291.

Noor, A. 2009. Model Pengelolaan Kualitas Lingkungan Berbasis Daya Dukung (Carryng Capacity) Perairan Teluk Bagi Pengembangan Budidaya Karamba Jaring Apung Ikan Kerapu. (Studi Kasus di Teluk Tamiang, Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan) Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Tidak Dipublikasikan). Bogor..

Rais, J., B. Sulistiyo, S. Diamar, T. Gunawan, M. Samampouw, T.A. Soeprapto, I. Suhardi. A. Karsidi, dan S. Widodo. 2004. Manata Ruang Laut Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Gambar

Gambar 1.  Peta Pemanfaatan Ruang Kota Tegal
Tabel 1  Pengamatan kualitas air  perairan Kota Tegal

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Salah satu kerja utama dari insulin ialah untuk mengendalikan storage dan membebaskan asam lemak kedalam dan keluar depot lipid.  Kerja ini terjadi melalui dua mekanisme : 1)

Selain itu kampanye ini juga tidak cukup hanya meningkatkan kesadaran tapi juga mampu memberikan wawasan dasar pada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan

ada seorang pasien yang menanyakan obat ke apoteker (obatnya vaginal douche), trus apotekr memberikan penjelasan di tempat lain, dan ada pasien laki-laki datang ke apoteker,

Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam membaca permulaan yang terdapat dalam kurikulum Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar sesuai standar

klinik yang ada, Confusion, Urea, Respiratory rate, Blood pressure, Age >65 years (CURB-65) dan Pneumonia Severity Index (PSI) dilaporkan memiliki sensitivitas

Model banathy yaitu: Model Yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem,

Hasil analisis regresis menunjukkan bahwa dividend payout ratio mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien regresi sebesar