• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Daya Dukung Lahan Dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dharmasraya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Daya Dukung Lahan Dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dharmasraya."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2011

SKRIPSI

Pengaruh Daya Dukung Lahan Dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dharmasraya

Oleh

M.BUDI FITRIANSYAH 06151111

Jurusan Ilmu Ekonomi

(2)
(3)

NIP. 195410091980121001 NIP. 130 812 952

a) Tempat/tanggal lahir : Palu/23 Juni 1897 b) Nama Orang Tua : Djasman Dj & Erisum c) Fakultas : Ekonomi d) Jurusan : Ilmu Ekonomi e) NO BP : 06151111 f) Tanggal Lulus : 27 Januari 2012 g) Predikat Lulus : Memuaskan h) IPK : 2.85 i) Lama Studi : 5 tahun 4 bulan h) Alamat Orang Tua : Jl.Balai Ahad, Jor, Saruaso Barat, Kec, Tj.emas, Kab, Tanah Datar

Pengaruh Daya Dukung Lahan dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dharmasraya

Skripsi S1 oleh: Mohamad Budi Fitriansyah Pembimbing Skripsi: Prof.Dr.H.Safrizal,SE.MA

Abstrak

Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Daya Dukung Lahan dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dharmasraya. Variable dependen dari penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Dharmasraya. Adapun variabel-variabel yang dianalisis adalah Daya Dukung Lahan (CCR) dan Pertumbuhan Sektor Pertanian pada Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis bagaimana hubungan variabel CCR dan Sektor Pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi serta untuk mengetahui dan menganalisis kebijakan apa saja yang sudah dilakukan Pemerintah dan memberikan langkah kebijakan untuk meningkatkan kemandirian daerah. Data yang digunakan adalah data sekunder periode tahun 2004-20010. Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan data panel gabungan cross section dengan time series, maka diperoleh penemuan empiris bahwa variabel Daya Dukung Lahan dan Pertumbuhan Sektor Pertanian berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya.

Skripsi telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 27 Januari 2012

Terang Prof.Dr.H.Safrizal,SE.MA Prof.Hj.Yulmeini Arif Dra.Leli Sumarni,MS,M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Prof. Dr. H. Firwan Tan, SE, M.Ec. DEA. Ing

(4)
(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ...1

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Hipotesis ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KERANGKA TEORI DAN STUDI LITERATUR 2.1 Kerangka Teori ... 10

2.1.1. Pengertian Otonomi dan Pemekaran Daerah………... 10

2.1.2. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi... 11

2.2 Studi Literatur ... 31

(6)

3.1 Jenis Data dan Sumber Data ... 20

3.2.Pembentukan Model…………... 20

3.3 Definisi Operasional Variable ... 21

3.4 Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 22

3.5 Pengujian Hasil Analisis ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 35

4.2 Kondisi Demografis Kabupaten Dharmasraya ... 37

4.3 Kondisi Pemerintahan ... 41

4.4 Keuangan Daerah Kabupaten Dharmasraya ... 42

4.5 Pertumbuhan Sektor Pertanian dilihat Dari PDRB...43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 Hubungan Otonomi Daerah dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 45

5.2 Hubungan Pertumbuhan Sektor Pertanian Dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 47

5.3 Hubungan Sektor Pertanian Dengan Daya Dukung Lahan ...48

5.3.1 Hasil Perhitungan CCR ...48

5.4 Hasil Analisis SWOT ... 52

5.4.1 Analisis SWOT Bidang Perekonomian ...52

5.4.2 Analisis SWOT Bidang Pemberdayaan Masyarakat ...54

5.4.3 Analisis SWOT Bidang Sarana Dan Prasarana ...56

5.4.4 Analisis SWOT Bidang Kelembagaan ...57

(7)

5.5.1 Koefisien Determinasi ...58

5.5.2 Analisis Koefisien Regresi ...59

5.5.3 Uji Parsial ...62

5.6 Pembahasan Dan Implikasi Kebijakan ...65

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 67

6.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Luas Lahan Menurut Penggunaan Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009 ………..……….. 36

Tabel 4.2.1: Banyaknya Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2004-2009 & Ratio Jenis Kelamin………..………..38 Tabel 4.2.2 : Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama & Jenis Kelamin Tahun 2009 ………..39 Tabel 4.2.3 : Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Dan Jenis Kelamin Tahun 2009 ……….40 Tabel 4.2.4 : Jumlah Penduduk Kabupaten Dharmasraya Menurut Suku Bangsa Tahun 2009

……….40 Tabel 4.5.1 : Laju Pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan 2000 (%) ………..44

Tabel 5.1 : PDRB Kabupaten Dharmasraya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha (Jutaan Rupiah) Tahun 2001-2006 ………..46

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Laju Pertumbuhan PDRB atas Harga Konstan 2000 (%)

Lampiran 2 : PDRB Kab. Dharmasraya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) Tahun 2001-2006

Lampiran 3 : PDRB Kab. Dharmasraya Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan

Rupiah)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, untuk terciptanya

kesatuan bangsa, maka hubungan yang serasi antara pembangunan nasional dan

pembangunan daerah dikembangkan atas dasar keutuhan negara kesatuan. Sebagai

negara kesatuan yang menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk

menyelenggarakan Otonomi Daerah. Diberlakukannya Undang-Undang No. 22 tahun

1999 membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi Pemerintah Daerah dalam

mengatur daerahnya sendiri, termasuk dalam kegiatan perekonomian. Pesan yang

mendasar dari UU No. 22 tahun 1999 adalah mendorong proses pemberdayaan

(peningkatan ekonomi), menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas serta meningkatkan

peran serta masyarakat.

Pembangunan ekonomi daerah dalam era otonomi menghadapi berbagai

tantangan, baik internal maupun eksternal. Tantangan tersebut menuntut adanya

pemahaman yang lengkap terhadap seluruh tantangan dan masalah. Peran pemerintah

daerah sangat menentukan kebijakan pembangunan ekonominya. Kesiapan dalam

perencanaan dan pengelolaan di dalam menggalang berbagai pelaku, serta keseriusan

dan komitmen terhadap pelaksanaan pembangunannya. Pemerintah daerah dalam

upaya memantapkan otonomi daerah dan persiapan menghadapi tantangan ke depan

serta mengupayakan pengelolaan pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan

(11)

Pembangunan ekonomi daerah yang diharapkan oleh UU No. 32 tahun 2004

adalah pembangunan ekonomi yang dicapai dengan cara memanfaatkan potensi

daerah secara optimal dengan kebijakan dan kewenangan (authority) yang dimiliki

oleh Pemerintah Daerah. Kesiapan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah tidak

terlepas dari potensi dan daya dukung daerah berupa Sumber Daya Alam (SDA),

sarana dan prasarana, modal yang tersedia, serta kemampuan sumber daya manusia

dan kewenangan Pemerintah Daerah yang digunakan dengan seoptimal mungkin.

Kemampuan Pemerintah Daerah untuk melihat sektor yang memiliki

keunggulan/kelemahan diwilayahnya semakin penting dalam menentukan kebijakan

pembangunan ekonomi daerah.

“Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan swasta untuk menciptakan suatu

lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan

ekonomi) di daerah tersebut” (Arsyad, 1999 : 298). Kewenangan daerah semakin

luas dalam menentukan pembangunan ekonominya setelah Undang-Undang tentang

Otonomi Daerah tahun 2001 diberlakukan.

Pembangunan nasional dilaksanakan secara berkesinambungan meliputi

seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu sektor penting dalam

pembangunan adalah pembangunan ekonomi sektor pertanian (pertanian tanaman

pangan, holtikultura, dan pertanian tanaman perkebunan). “Keberhasilan

(12)

masyarakat akan memacu perkembangan sektor lain yaitu sektor industri dan jasa

serta dapat mempercepat transformasi struktur perekonomian nasional”

Pemerintah Daerah tingkat I Sumatera Barat ikut membina dan mengarahkan

pembangunan sektor pertanian yang ada di daerah ini. Hal ini dilakukan oleh

pemerintah Sumatera Barat karena didukung oleh ketersediaan sumber daya alam dan

sumber daya manusia yang banyak. “Pembangunan ekonomi akan berjalan lebih

efektif dan efisien jika disertai dengan suatu rencana yang baik” (Adrimas, 2000).

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang baik dapat dilakukan oleh

pemerintah daerah dengan memanfaatkan kewenangan (authority) yang dimiliki

untuk menentukan berbagai macam kebijakan pembangunan ekonomi daerah.

Pemerintah Kabupaten Dharmasraya yang resmi melakukan pemekaran dari

Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada tanggal 7 Januari 2004, menjadi sebuah

kabupaten yang membangun ekonomi masyarakatnya melalui pengembangan sektor

pertanian. Dengan adanya otonomi daerah dan pemberian hak otonom kepada daerah

untuk mengelola dan mengatur daerahnya sendiri, Kabupaten Dharmasraya ingin

membuktikan bahwa kabupaten ini mampu membangun ekonomi daerahnya dengan

memanfaatkan kewenangan (authority) yang dimiliki untuk menentukan berbagai

macam kebijakan pembangunan ekonomi yang tepat. Perkembangan sektor pertanian

yang merupakan sektor basis ekonomi di Kabupaten Dharmasraya di dukung oleh

potensi daerahnya yang cukup bagus dan tidak terlepas dari struktur ekonomi agraris

dan masyarakatnya. Kabupaten Dharmasraya merupakan kabupaten yang terdiri dari

empat kecamatan dimana memiliki potensi dan daya dukung pertanian yang

(13)

Daya dukung daerah merupakan salah satu acuan perencanaan pembangunan

ekonomi Dharmasraya untuk tujuan peningkatan PDRB. Potensi dan daya dukung

berupa sumber daya alam yaitu lahan pertanian beserta sarana dan prasarana irigasi

yang dimiliki serta didukung oleh jumlah penduduk yang tersebar hampir merata.

Dharmasraya sebagai daerah tujuan transmigrasi memiliki 73,84 % penduduk yang

bekerja pada sektor pertanian. (Data BPS Sumbar)

Daya dukung daerah dalam pengembangan sektor pertanian untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh kebijakan otonomi

daerah dalam menentukan perencanaan pembangunan ekonomi daerahnya.

Pengembangan sektor pertanian di Dharmasraya dilakukan dengan dua kategori yaitu

sub sektor pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Kebijakan pemerintah

daerah Dharmasraya dalam mengembangkan sektor pertanian untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonominya selama periode 2004-2007 telah menunjukkan peningkatan

pada setiap tahunnya.

Dengan kebijakan otonomi daerah yang dimiliki, Kabupaten Dharmasraya

harus mampu merencanakan pembangunan ekonomi daerahnya dengan

memanfaatkan potensi dan daya dukung disertai dengan perencanaan pembangunan

yang juga mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan

ancaman/tantangan yang dimiliki oleh Dharmasraya. Laju pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) dijadikan sebagai indikasi yang dipakai untuk

mengukur pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat serta

(14)

kontribusi dalam PDRB dengan jumlah yang berbeda-beda. Sub sektor pertanian

tanaman pangan yang memiliki daya dukung besar, namun sumbangannya dalam

PDRB masih menunjukkan angka yang kecil. Strategi pembangunan andalan dan

penuh perhitungan dalam memanfaatkan potensi dan daya dukung daerah dalam

mencari sumber keuangan daerah akan menjadikan peluang untuk sukses.

Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk meneliti dan berusaha mengajukan

solusi bagi pengembangan sektor pertanian dengan memanfaatkan daya dukung yang

dimiliki daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam mengembangkan

sektor pertanian, faktor yang harus tetap dipertimbangkan adalah aspek kekuatan,

kelemahan, kesempatan, dan ancaman/tantangan yang dimiliki oleh daerah tersebut.

Hal ini juga kan mempengaruhi pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan

pengembangan ekonomi daerah melalui strategi pembangunan yang berbeda-beda

dengan menggunakan kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah. Penulis tertarik

menuangkan hasil penelitian ini dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh daya

dukung lahan dan pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan

ekonomi di kabupaten Dharmasraya”

1.2.Perumusan Masalah

Daya dukung pertanian yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan di

Kabupaten Dharmasraya sangat mempengaruhi sumbangan sektor tersebut dalam

PDRB dan pertumbuhan ekonomi Dharmasraya. Diberlakukannya Undang-Undang

No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah akan mendukung daerah dalam

(15)

otonomi daerah dibwah UU No. 22 tahun 1999 dapat dilihat bahwa adanya keinginan

untuk mewujudkan kemandirian daerah dan peningkatan kapasitas daerah menuju

masyarakat yang sejahtera.

Pembangunan ekonomi berbasis daya dukung daerah akan dapat diperlihatkan

dalam peningkatan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), terutama

peningkatan dari masing-masing sektor. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2006 relatif lebih pesat dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada tahun 2005, dimana pada tahun 2005

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya hanya mengalami pertumbuhan

sebesar 5,46 persen. Secara nominal, nilai PDRB Kabupaten Dharmasraya menurut

harga berlaku tahun 2006 tercatat sebesar 1,51 triliun rupiah, yang berarti mengalami

peningkatan sebesar 17,28 persen dibandingkan dengan nilai PDRB Kabupaten

Dharmasraya tahun 2005. Sedangkan secara riil perekonomian Kabupaten

Dharmasraya yang ditunjukkan oleh nilai PDRB berdasarkan harga konstan tahun

2000 mencapai 899,31 milyar rupiah tahun 2006 yang berarti mengalami peningkatan

dari tahun 2005 sebesar 6,27 persen, dimana pada tahun 2005 nilai PDRB mencapai

802,39 milyar rupiah.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Dharmasraya)

Adapun dalam penelitian ini yang dibahas adalah :

a) Berapa besar pengaruh pengembangan sektor pertanian PDRB dan

pertumbuhan ekonomi Dharmasraya.

b) Berapa besar pengaruh daya dukung daerah terhadap pertumbuhan

(16)

c) Bagaimana pemerintah daerah Dharmasraya melakukan strategi kebijakan

pengembangan sektor basis ekonomi terutama pertanian dalam

meningkatkan PDRB.

1.3.Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan

penulisan ini adalah :

a) Untuk melihat perkembangan pembangunan selama periode otonomi daerah

setelah pemekaran wilayah dengan melihat pertumbuhan dan peran sektor

pertanian di Kabupaten Dharmasraya.

b) Untuk melihat pengaruh daya dukung lahan dan pertumbuhan sector pertanian

terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Dharmasraya

c) Untuk mengetahui kebijakan pembangunan strategis yang dilakukan oleh

Kabupaten Dharmasraya dalam mengembangkan perekonomian daerah dengan

memanfaatkan potensi dan daya dukung sektor pertanian yang dimiliki.

1.4.Hipotesa

Dalam penulisan ini terdapat hipotesa diantaranya :

a) Diduga pertumbuhan sektor pertanian berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya

b) Diduga daya dukung lahan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

(17)

1.5.Ruang Lingkup Penulisan

Dalam pembahasan tentang pertumbuhan ekonomi Dharmasraya dengan

melihat pembangunan sektor pertanian yang dikembangkan dengan memanfaatkan

potensi dan daya dukung yang dimiliki oleh Kabupaten Dharmasraya. Pengembangan

sektor pertanian Dharmasraya erat kaitannya dengan ketersediaan potensi dan daya

dukung dalam jangka panjang yang dimilikinya.

Penulis membatasi ruang lingkup objek penelitian untuk menghindari

penyimpangan penulisan. Analisa akan difokuskan pada daya dukung dan

pertumbuhan sector pertanian yang dipergunakan oleh pemerintah Kabupaten

Dharmasraya dalam mengembangkan sektor pertanian. Dalam menganalisa potensi

dan daya dukung daerah, penulis juga mempertimbangkan aspek kekuatan,

kelemahan, kesempatan, dan ancaman/tantangan (SWOT) yang dimiliki oleh

Kabupaten Dharmasraya.

1.6.Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan dalam studi ini adalah sebagai berikut :

BAB I :Pendahuluan.

Bab ini menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, hipotesis, ruang lingkup, serta sistematika

pembahasan.

(18)

Bab ini membahas tentang kerangka teori yang digunakan dalam

pembahasan, serta penelitian terdahulu yang menjadi tinjaun literatur

dalam peninjauan ini.

BAB III :Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang metode analisis data dan sumber data yang

digunakan

BAB IV :Gambaran Umum Perkembangan Perekonomian Kabupaten

Dharmasraya.

Berisi gambaran umum daerah penelitian dan melihat aspek-aspek

pertumbuhan ekonomi serta daya dukung daerah tersebut

BAB V :Hasil dan Pembahasan

Berisi hasil dan pembahasan serta implikasi kebijakan dari penelitian

yang di lakukan

BAB VI :Penutup

Bab ini menguraikan kasimpulan yang dapat diambil terhadap analisa

yang telah dilakukan serta saran-saran yang merupakan masukan baik

Referensi

Dokumen terkait

45 Hailey menyatakan bahwa “ globalisasi merupakan konsep penting dalam mengamati sistem yang kompleks dalam masyarakat, karena konsepnya yang. memadai, maka

Rinciannya mencakup perbandingan antara bahasa al-Quran dengan bahasa Sunda, Perbandingan antara bahasa al-Quran dengan bahasa Sunda; kosa kata al-Quran yang

Pengaruh ModernisasiI Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makasar Utara. Terdapat pengaruh yang

Dengan demikian metode Network Planning dengan menggunakan metode PERT dapat mempersingkat waktu pengerjaan proyek sehingga proyek jalan tol Gempol – Pandaan dapat

Banyak sekali pihak-pihak yang telah banyak membantu sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dan membantu penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif, dapat disimpulkan bahwa Variabel Kepemimpinan Transformasional berada pada kriteria cenderung baik, sebanyak

Hal ini yang membuat peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh kepuasan komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan BPR khususnya wilayah Bogor, yaitu pada PD BPR Bank Pasar Bogor,

Karyawan yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemimpinnya akan menunjukkan kinerja yang rendah dan cenderung berkeinginan keluar dari pekerjaannya ( turnover