• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aeromonas hydrophila SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Aeromonas hydrophila SECARA IN VITRO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

115

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017

DAYA HAMBAT EKSTRAK

Sargassum

sp. TERHADAP BAKTERI

Aeromonas hydrophila

SECARA

IN VITRO

The Inhibitory of Extract Sargassum sp. Against Aeromonas hydrophila by In Vitro

Achmad Choiri Alfan1, Rahayu Kusdarwati2 dan Moch. Amin Alamsjah3. 1)

Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya 60115. 2)

Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya 60115; 3)

Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya 60115;

*alfanachmadchoiri@gmail.com

Abstrak

Rumput laut cokelat atau Sargassum sp. adalah jenis rumput laut yang belum banyak dieksplorasi dan dieksploitasi dalam bidang pengendalian penyakit. Sargassum sp. memiliki kandungan zat-zat atau senyawa aktif seperti tanin, iodin dan fenol yang dapat digunakan sebagai bahan antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri patogen. Bakteri patogen yang dapat mengakibatkan penyakit dan menimbulkan kerugian pada usaha budidaya ikan air tawar, salah satunya adalah jenis bakteri Aeromonas hydrophila.

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu mengetahui daya hambat dan konsentrasi terbaik ekstrak Sargassum sp. terhadap pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila. Uji aktivitas antibakteri pada penelitian ini menggunakan metode difusi kertas cakram, yang terdiri dari tujuh perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif dan konsentrasi ekstrak Sargassum sp. yang berbeda yaitu 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran diameter daerah hambatan dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan standar umum antibiotik tetracycline.

Berdasarkan hasil pengamatan pemberian ekstrak Sargassum sp. berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila. Konsentrasi terbaik ekstrak Sargassum sp. yang dapat menghambat bakteri

Aeromonas hydrophila secara optimum adalah konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat sebesar 19 mm (sangat peka).

Kata kunci : Sargassum sp.,Aeromonas hydrophila, Tanin, Fenol, Difusi, Tetracycline

Abstract

Brown algae or Sargassum sp. is a type of algae that has not been widely explored and exploited in the field of disease control. Sargassum sp. contains substances or active compounds such as tannins, iodine and phenol can be used as antimicrobial agents against several types of pathogenic bacteria. One of the pathogenic bacteria that can cause illness and harm to the cultivation of freshwater fish is Aeromonas hydrophila bacteria.

The study aims to determine the inhibitory and the best concentration of the Sargassum sp. extract on the growth of Aeromonas hydrophila bacteria. Antibacterial activity test in this study using paper disc diffusion method that consists of seven treatments which are positive control, negative control and different concentration of the extract Sargassum sp. with 20%, 40%, 60%, 80% and 100% concentration. Data were obtained based on the measurement of the area barriers’s diameter, then were analyzed descriptively and compared with the general standard of tetracycline antibiotic.

Based on observation results, the giving of Sargassum sp. extract affects the growth of Aeromonas hydrophila bacteria. The best concentration of Sargassum sp. extract which can inhibit Aeromonas hydrophila bacteria optimally is 100% concentration with the diameter of inhibition zone is 19 mm (very sensitive).

(2)

116

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017 Pendahuluan

Rumput laut adalah salah satu jenis

komoditas perikanan yang mudah

didapatkan dan dibudidayakan. Rumput

laut yang mudah didapatkan dan

dibudidayakan adalah jenis rumput laut

cokelat. Rumput laut cokelat atau

Sargassum sp. adalah jenis rumput laut yang belum banyak dieksplorasi dan dieksploitasi dalam bidang pengendalian

penyakit. Sargassum sp. memiliki

kandungan zat-zat atau senyawa aktif seperti tanin, iodin dan fenol yang dapat digunakan sebagai bahan antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri patogen (Bachtiar dkk., 2012).

Hasil ekstrak Sargassum sp.

memiliki kandungan fenol yang dapat menghambat kinerja dari bakteri Gram negatif, karena kandungan fenol memiliki

kemampuan untuk mendenaturasikan

protein dan merusak membran sel (Rahayu dan Winiati, 2000). Tanin mempunyai mekanisme kerja dalam menghambat sel bakteri yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri, menghambat fungsi selaput sel (transport zat dari sel ke sel yang lain) dan menghambat sintesis asam nukleat sehingga pertumbuhan bakteri dapat terhambat (Purwanti, 2007).

Pengendalian penyakit yang

disebabkan bakteri A. hydrophila sampai

saat ini masih banyak menggunakan

antibiotik (Sukenda dkk., 2008).

Penggunaan antibiotik yang tidak

terkontrol dapat menimbulkan dampak

negatif dan dikhawatirkan akan

menimbulkan strain-strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik, mencemari lingkungan perairan dan berbahaya pada kesehatan konsumen yang mengkonsumsi, karena adanya residu kimia dari antibiotik pada ikan tersebut. Penggunaan bahan alami yang harganya terjangkau, mudah didapat, mudah cara penggunaanya dan tidak mencemari lingkungan perairan sangat disarankan untuk pengendalian

bakteri A. hydrophila. Bahan alami yang

dapat dijadikan sebagai bahan antimikroba

bakteri A. hydrophila salah satunya adalah

Sargassum sp. (Bachtiar dkk., 2012).

Materi dan Metode

Penelitian ini akan dilakukan di

Laboratorium Pendidikan Fakultas

Perikanan dan Kelautan Universitas

Airlangga dan Balai Karantina Ikan Kelas I Tanjung Perak Surabaya pada bulan Desember 2015.

Alat dan Bahan

Alat penelitian meliputi tabung

reaksi, hot plate, stirrer, cawan petri,

pembakar bunsen, ose, autoclave, vortex,

(3)

117

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017 beaker glass, trigalski, timbangan analitik,

inkubator, gelas ukur, masker, sarung tangan, gunting, korek api, jangka sorong,

pisau, blender, erlenmeyer dan rotary

vacum evaporator.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut cokelat

atau Sargassum sp. yang diperoleh dari

Pulau Talango, Sumenep, Madura dan

bakteri A. hydrophila yang diperoleh dari

Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda, Surabaya. Bahan lain yang digunakan

adalah Triptic Soy Agar (TSA), Tryptic Soy

Broth (TSB), alkohol 70%, DMSO (dimetilsulfoksida), spirtus, kertas cakram

atau paper disk dan akuades steril.

Sterilisasi Alat dan Bahan

Sterilisai dapat dilakukan dengan

metode uap panas bertekanan

menggunakan alat yang disebut autoclave

(Adji dkk, 2007). Alat dan bahan penelitian yang disterilisasi menggunakan autoclave diantaranya cawan petri,

trigalski, pipet volumetrik, Triptic Soy

Agar (TSA), Tryptic Soy Broth (TSB) dan

erlenmeyer.

Pembuatan Ekstrak

Ekstraksi rumput laut cokelat (Sargassum sp.) dimulai dengan mengeringkan pada suhu ruangan

(diangin-anginkan). Sargassum sp. yang sudah

dikeringkan dipotong kecil-kecil kemudian

dihaluskan menggunakan blender.

Sargassum sp. yang telah dihaluskan direndam menggunakan pelarut metanol. Metanol digunakan sebagai bahan pelarut ekstraksi, karena menurut Septiana dan Asnani (2012) menyatakan bahwa metanol dapat melarutkan senyawa tanin, polifenol dan flavanoid karena sifatnya yang polar. Sargassum sp. yang telah direndam didiamkan selama dua sampai tiga hari dan diaduk sebanyak dua sampai tiga kali sehari secara teratur pada suhu kamar, hal ini bertujuan agar proses maserasi berjalan

optimal (Aksara dkk., 2013). Sargassum

sp. yang telah direndam selama dua hari kemudian dipisahkan dari pelarut metanol

menggunakan rotary vacuum evaporator.

Pembuatan Media

Penelitian ini menggunakan media

umum Tryptic Soy Agar (TSA). Media

Tryptic Soy Agar (TSA) ditimbang sebanyak 12 gr dan dimasukan ke dalam

erlenmeyer, selanjutnya ditambahkan

akuades sebanyak 300 ml ke dalam erlenmeyer kemudian bahan dihomogenasi

menggunakan hot plate dan stirrer.

Bakteri Uji

Bakteri uji yang digunakan dalam

penelitian ini adalah A. hydrophila. Koloni

A. hydrophila diambil dari biakan murni

kemudian diidentifikasi dengan uji

(4)

118

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017 memastikan jenis bakteri. Hasil uji

morfologi dan uji biokimia dibandingkan

dengan buku Cowan and Steel’s (1993).

Setelah itu bakteri dikultur dengan membuat biakan bakteri pada media Tryptic Soy Agar (TSA), kemudian

diinkubasi pada suhu 29 C selama 24 jam.

Setelah inkubasi dilakukan penghitungan jumlah bakteri sesuai dengan standar skala McFarland 1. Digunakan suspensi bakteri A. hydrophila standar skala McFarland 1, karena pada jumlah suspensi tersebut

bakteri dapat menyerang atau

menimbulkan gejala klinis pada ikan (Chrisanti, 2012). Standar skala McFarland

1 menurut Murray et al. (2007)

menunjukkan adanya konsentrasi bakteri

sebesar (3x108 CFU/ml). Suspensi bakteri

A. hydrophila yang telah mencapai standar

skala McFarland 1 (3x108 CFU/ml )

dipipet sebanyak 0,1 ml menggunakan mikro pipet dan dimasukan pada cawan

petri yang berisi media Triptic Soy Agar

(TSA) yang selanjutnya diratakan

menggunakan trigalski. Uji Antibakteri

Kertas cakram dicelupkan ke dalam

larutan ekstrak Sargassum sp. yang telah

dilarutkan menggunakan DMSO 10%

dengan lima konsentrasi berbeda.

Penggunaan DMSO 10% mengacu pada

penelitian Amalia (2014), karena pada dosis tersebut tidak memberikan daya hambat pada pertumbuhan bakteri. Kertas cakram

yang telah dicelupkan pada tujuh

konsentrasi berbeda diberi label A, B, C, D, E, F dan G. Perlakuan A merupakan kontrol positif dari antibiotik tetracycline (1 gr + 1 ml DMSO 10%)

Perlakuan G merupakan kontrol negatif menggunakan DMSO 10% dalam 1 ml. Dan perlakuan B sampai perlakuan F

adalah lima larutan ekstrak Sargassum sp.

dengan konsentrasi yang berbeda 20% (0,2 gr), 40% (0,4 gr), 60% (0,6 gr), 80% (0,8

gr) dan 100% (1 gr) ekstrak Sargassum sp.

dalam 1 ml DMSO 10%. Kertas cakram yang telah dicelupkan ke setiap perlakuan ditempatkan di atas permukaan media Triptic Soy Agar (TSA) yang telah ditanam

bakteri A. hydrophila dan selanjutnya

diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 29° C.

Penentuan Zona Hambat

Pembacaan hasil ekstrak

Sargassum sp. terhadap pertumbuhan

bakteri A. hydrophila dengan melihat zona

hambat atau zona bening disekitar kertas cakram, zona hambat akan terbentuk pada

saat inkubasi. Pengukuran dilakukan

dengan cara mengambil satu titik tepi zona hambat kemudian ditarik garis lurus dan

(5)

119

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017 penggaris sebanyak tiga kali pada tepi zona

hambat yang berbeda tiap konsentrasi. Diameter dari zona hambat menjadi suatu indikator akitivitas antibakteri suatu zat

kimia yang diujikan (Gross et al., 1995).

Zona hambat yang terbentuk dibandingkan dengan zona hambat yang mengacu pada standar umum antibiotik tetracycline untuk A. hydrophila dengan range < 14 mm tidak peka, 15-18 mm

cukup peka dan > 18 mm sangat peka (Harmita dkk., 2006).

Analisis Data

Uji aktivitas antibakteri pada

penelitian ini menggunakan metode difusi. Metode difusi yaitu pengujian antibakteri dengan mengukur diameter zona hambat

yang terjadi di sekitar paper disk yang

sudah mengandung bahan antibakteri (Jawetz dkk., 2001). Hasil pengukuran diameter daerah hambatan dianalisis secara

deskriptif. Analisis secara deskriptif

dilakukan untuk menggambarkan besarnya diameter daerah zona hambat yang terbentuk dan membandingkannya dengan zona hambat antibiotik tetracycline.

Hasil dan Pembahasan

Ekstrak Sargassum sp.

Ekstrak Sargassum sp. didapatkan

dari 500 gram Sargassum sp. kering yang

telah dijadikan serbuk dan dilarutkan menggunakan pelarut methanol. Dan menghasilkan ekstrak sebanyak 10 gram pada Tabel 1.

Identifikasi Bakteri Aeromonas hydrophila

Identifikasi isolat bakteri dilakukan untuk memastikan kebenaran identitas bakteri yang akan digunakan. Hasil dari uji

identifikasi bakteri ini dibandingkan

dengan ciri bakteri yang diuraikan oleh

Cowan and Steel’s (1993). Berdasarkan

pengamatan dari hasil uji identifkasi yang

telah dibandingkan dengan Cowan and

(6)

120

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017 bakteri teridentifikasi sebagai bakteri A.

hydrophila.

Daya Hambat Ekstrak SargaTerhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

Daya hambat ekstrak Sargassum

sp. terhadap bakteri A. hydrophila

dilakukan dengan metode difusi kertas cakram dengan mengukur zona hambat atau zona bening disekitar kertas cakram. Hasil pengukuran zona hambat dari ekstrak Sargassum sp. terhadap bakteri A.

hydrophila dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengukuran zona hambat pada semua perlakuan dibandingkan dengan zona

hambat standar umum antibiotik

tetracycline untuk A. hydrophila.

Berdasarkan hasil daya hambat

ekstrak Sargassum sp. terhadap bakteri A.

hydrophila dengan pengamatan secara

visual menunjukkan bahwa konsentrasi

ekstrak Sargassum sp. 20% tidak mampu

menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Pada konsentrasi 40%, 60%, 80% dan 100% menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut mampu menghambat

pertumbuhan bakteri A. hydrophila.

Pembahasan

Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin meningkat konsentrasi

ekstrak Sargassum sp. pada setiap

perlakuan, maka semakin besar zona hambat yang terbentuk dalam menghambat

pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Hal ini

(7)

121

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017 hambat pertumbuhan bakteri dan juga

mempengaruhi daya bunuh terhadap

bakteri tersebut.

Konsentrasi ekstrak Sargassum sp.

terkecil yang mampu menghambat

pertumbuhan bakteri A. hydrophila yaitu

pada perlakuan C (konsentrasi 40%) dan pada konsentrasi tertinggi yaitu perlakuan F (konsentrasi 100%)

Pada Sargassum sp. kering

senyawa tanin dan fenol yang tersusun dalam polifenol memiliki kandungan sebesar 4,58% (Putri dalam Bachtiar dkk., 2012). Pada konsentrasi 40 % terdapat kandungan polifenol sebesar 0, 91 g, sedangkan pada konsentrasi 100 % terdapat kandungan polifenol sebesar 2.29 g sehingga zona hambat yang dihasilkan lebih besar pada konsentrasi 100% dibandingkan konsentrasi 40%

Mekanisme kerja senyawa tanin

yang terdapat pada ekstrak Sargassum sp.

dalam menghambat sel bakteri, yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri, menghambat fungsi selaput sel (transport zat dari sel ke sel yang lain) dan

menghambat sintesis asam nukleat

sehingga pertumbuhan bakteri dapat

terhambat (Purwanti, 2007). Apabila

lapisan lipoprotein pada dinding sel

didenaturasi oleh senyawa antibakteri

seperti tanin, maka bakteri akan

terbungkus oleh membran sitoplasma yang rapuh yang biasanya hancur karena perbedaan konsentrasi yang besar antara substansi terlarut di dalam dan di luar sel

(Pelczar et al., 1986) Sedangkan

mekanisme kerja senyawa fenol yang ada

pada ekstrak Sargassum sp. menurut Singh

(2005) adalah menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara inaktivasi protein (enzim) pada membran sel.

Kontrol positif pada penelitian ini adalah kertas cakram yang mengandung

100% antibiotik tetracycline yang

ditumbuhi bakteri A. hydrophila. Pada

kontrol positif terdapat zona bening atau zona hambat sebesar 23,6 mm. Zona bening pada kontrol positif digunakan sebagai indikator zona hambat pada berbagai konsentrasi perlakuan. Kontrol

negatif adalah kertas cakram yang

mengandung 100% larutan DMSO 10%

yang ditumbuhi bakteri A. hydrophila.

Pada kontrol negatif terdapat pertumbuhan

bakteri A. hydrophila dan tidak ada zona

hambat. Hal ini menunjukkan suspensi

bakteri A. hydrophila yang digunakan

(8)

122

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017 oleh bakteri lain, terbukti dari bentukan

koloni bakteri A. hydrophila yang sesuai

dengan ciri-ciri yang diuraikan oleh Cowan

andSteel’s (1993).

Konsentrasi 20% ekstrak

Sargassum sp. belum mampu menghambat

pertumbuhan bakteri A. hydrophila, karena

tidak terdapat zona hambat pada

pertumbuhan bakteri A. hydrophila.

Konsentrasi minimal ekstrak Sargassum

sp. yang mampu menghambat

pertumbuhan bakteri A. hydrophila secara

umum adalah 40%, 60%, 80% dan 100% sedangkan yang sesuai standar antibiotik

tetracycline untuk bakteri A. hydrophila

adalah 80% dan 100% dengan diameter zona hambat berukuran 15 mm (cukup

peka) dan 19 mm (sangat peka).

Konsentrasi 40% dan 60 % dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila dengan diameter zona hambat 7 mm (tidak peka) dan 10,3 mm (tidak peka) tetapi belum sesuai standar antibiotik

tetracycline untuk bakteri A. hydrophila.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

bahwa Ekstrak Sargassum sp. dapat

mengahambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Konsentrasi terbaik ekstrak Sargassum sp. yang dapat menghambat A. hydrophila secara optimum adalah konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat sebesar 19 mm (sangat peka).

DAFTAR PUSTAKA

Adji, D., Zuliyanti, dan Larashanty, H. 2007. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alcohol 70%, Inframerah, Otoklaf dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Bacillus substilis. J Sains Veteriner, 25 (1)

: 17-24 .

Aksara R., Weny, Musa dan L. Alio. 2013.

Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari

Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L). J Entropi, 8 (1) : 514- 519.

Amalia, S., S. Wahdaningsih dan E. K. Untari. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 25923. Traditional Medicine J, 19 (2) : 89-94.

Bachtiar, S. Y., W. Tjahjaningsih dan N. Sianita. 2012. Pengaruh Ekstrak Alga

Coklat (Sargassum sp.) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. J

Marine and Coastal Science, 1(1) : 53-60.

Chrisanti, R. A. 2012. Efektivitas Perasan

(9)

123

Diterima/Received: 16 Juli 2017 Diterima/Accepted: 9 September 2017

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas

hydrophila dengan Metode Difusi Kertas

Cakram. Skripsi. Budidaya Perairan.

Fakultas Perikanan dan Kelautan.

Universitas Airlangga. Surabaya.

Cowan and Steel’s. 1993. Manual for

Identification of Medical Bacteria. 3rd

edition.Cambridge University Press. New York. pp 21-25.

Dwijoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar

Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. 214 hal.

Gross, T., Faull, J., Kattridge, S., and

Springham, D. 1995. Introductory

Microbiology. Chapman and hall. London. 58–59.

Harmita., M. Radji dan M. Blomed. 2006. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi 3. Kedokteran EGC. Jakarta. hal 4.

Jawetz, E., J. L. Melmick dan E. A. Adelberg. 2001. Mikrobiologi Kedokteran Diterjemahkan oleh Penerjrmah Bagian

Mikrobiologi Fakultas Kedoketeran

Universitas Airlangga. Edisi 1. Salemba Medika. Surabaya. hal 223-236.

Murray, P. R., Baron, E. J., Jorgensen, J. H., Pfaller, M. A., and Yolken, R. H. 2007. Manual Of Clinical Microbiology. Edition eIGHT. Washington DC. ASM Press. pp 1:1860.

Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. hal. 54.

Pelczar, M. J and E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta. hal. 116-125.

Purwanti, E. 2007. Senyawa Bioaktif

Tanaman Sereh (Cymbopogon nardus)

Ekstrak Kloroform dan Etanol serta Pengaruhnya Terhadap Mikroorganisme

Penyebab Diare. Jurusan Pendidikan

Biologi. Skripsi. Fakultas Pendidikan

Biologi dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Muhammadiyah Malang. Malang.

Rahayu, P. dan Winiati. 2000. Aktivitas Mikroba. Bumbu Masakan Tradisional Hasil Olahan Industri Terhadap Bakteri

Patogen dan Perusak. J Teknologi dan

Industri Pangan. Bandung. Vol 11(2) : 42-48.

Septiana, A. T. dan A. A. Asnani. 2012. Kajian Sifat Fitokimia Ekstrak Rumput

Laut Coklat Sargassum duplicatum

Menggunakan Berbagai Pelarut dan

Metode Ekstraksi. J Agronitek, 6 (1) : 22-28.

Sukenda, L. Jamal., Wahjuningrum dan A. Hasan. 2008. Penggunaan Kitosan untuk

Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila

pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. J Akua

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-NYA sehingga penyusunan skripsi kami yang berjudul “Perancangan Sistem

Umumnya adat di desa Gemekan Mojokerto ini dalam membagi keuntungan dengan kesepakatan pada akhir barang yang sudah jadi antara kedua belah pihak, misalkan

Multikultural seolah-olah menjadi dua mata pisau bagi masyarakat Indonesia, karena masyarakat yang multikultural dapat menjadi suatu kekayaan budaya dan dapat

Pada Stasiun VIII konsentrasi klorofil- a tinggi sedangkan kelimpahannya tinggi, hal ini disebabkan karena kandungan klorofil yang cenderung stabil, karena

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai koefisien Determinan (R-square) mencapai 0,978; yang menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam model (biaya

Definisi ISO 26000 juga menjelaskan bahwa Corporate Sosial Responsibility merupakan tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan

successful for enriching eggs of the experimental group with the nutricines, as of the following values: omega-3 polyunsaturated fatty acids (% in total fatty acids) in yolk were