• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nelson Manurung Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan nelson.manurung15gmail.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Nelson Manurung Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan nelson.manurung15gmail.com"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Bahan Bakar Minyak Dari Limbah Plastik Dengan

Menggunakan Dua Kondensor

Nelson Manurung

Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan

nelson.manurung15@gmail.com

Abstract

Plastic waste can be used to make fuel oil (BBM ) . The process of making fuel to plastic is done by distillation , and by pyrolysis process (chemical decomposition of organic matter through the process of heating without or little oxygen other ) . From the research results , the heated plastic has melted and melted at a temperature of approximately 200oC , then began to evaporate into a gas phase and produce liquid fuel . But the results obtained not yet a maximum of 1 kg of plastic should produce 0.625 liters of fuel . From the analysis results should be elevated until the temperature reaches 400 0C so that the hydrocarbon chain can decompose . The weakness obtained in the design of the equipment is less high heating rate of combustion so that the heat generated in the reactor has not reached 400 0C . The reactor tube is less large in volume , the output pipe from condenser-1 and condenser-2 is less sloping, the shape of the reactor cover is not good because it is not conical shaped upward , the temperature at the condenser-2 is difficult to rise and can not reach 50 0C , this is due to the possibility of distance Which is too long between the reactor with the two condensers and the influence of the outside air which makes the combustion gas temperature decrease before it reaches the condenser-2 . The more detailed reactor design with larger stove heat source reaches a minimum temperature of 450 0C , will produce maximum liquid fuel .

Keywords :Plastic waste , fuel , pyrolyine , reactor , condenser .

Abstrak

Limbah plastik dapat dipergunakan untuk membuat bahan bakar minyak (BBM). Proses pembuatan BBM dari plastik dilakukan dengan cara destilasi, dan dengan prosespirolisis(dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen lainnya). Dari hasil penelitian, plastik yang dipanaskan telah melumer dan mencair pada temperatur kurang lebih 200oC, selanjutnya mulai menguap menjadi fase gas dan menghasilkan cairan BBM. Namun hasil yang diperoleh belum maksimal yaitu 1 kg plastik seharusnya menghasilkan 0,625 liter BBM. Dari hasil analisa seharusnya temperatur harus ditinggikan sampai mencapai 400

0

C agar rantai hidrokarbon dapat terurai. Kelemahan yang diperoleh pada disain peralatan yaitu kurang tingginya laju panas pembakaran sehingga panas yang dihasilkan di dalam reaktor belum mencapai 400 0C. Tabung Reaktor kurang besar volumenya, pipa keluaran dari kondensor-1 dan kondensor-2 kurang landai, bentuk tutup reaktor tidak baik karena tidak berbentuk mengerucut ke atas, temperatur pada kondensor-2 sulit naik dan tidak dapat mencapai 500C, hal ini disebabkan kemungkinan jarak yang terlalu panjang antara reaktor dengan kedua kondensor dan pengaruh udara luar yang membuat temperatur gas pembakaran menurun sebelum sampai di kondensor-2. Disain reaktor yang lebih detail dengan sumber panas kompor yang lebih besar minimum mencapai temperatur 4500C, akan menghasilkan cairan BBM yang maksimal

Kata Kunci :Limbah Plastik, BBM, pirolis, reaktor, kondensor

1. Pendahuluan:

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Pemko Medan ada di dua kawasan yaitu Namu Bintang dan Desa Terjun kabupaten Deli Serdang tidak mampu lagi menampung produksi sampah Pemko Medan sebanyak 1000 sampai 1400 ton per hari. Perkiraan itu sesuai dengan asumsi bahwa jumlah penduduk Kota Medan yang mencapai 2 juta menghasilkan sampah 0,7 kg/jiwa/hari atau sekitar 1400 ton sampah per hari. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang dan Desa Terjun menunjukkan sumber sampah berasal dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan di Kota Medan. Sebagaimana diketahui sampah itu bila diolah dengan sistem pembakaran setelah melalui proses pencacahan dan pengeringan nilai bakar akan mampu dimanfaatkan menjadi bahan bakar boiler

sebagai pembangkit tenaga listrik. Masalah sampah di Medan telah membuat resah masyarakat dan sejumlah pejabat di daerah ini. Solusi untuk mengatasi gunungan sampah ini, sampah dapat dikonversikan menjadi energi termal. Dari komposisi sampah tersebut terdapat 30 persen plastik, tidak seluruh sampah domestik Pemko Medan dapat dijadikan sumber energi. Dari 1.400 ton per hari tersebut, bahan sampah yang dapat dijadikan bahan bakar adalah 752.900 kg per hari, sedangkan sisanya dapat dijadikan pupuk kompos.

2. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

(2)

limbah plastik untuk kegiatan yang lebih produktif.

b. Bagaimana alat pembuat bahan bakar minyak ini dapat memproses limbah plastik menjadi bahan bakar minyak. c. Bagaimana pengaruh temperatur tinggi

dan penggunaan dua kondensor dapat menghasilkan bahan minyak (BBM) minyak solar dan premium.

3. Pustaka 3.1 Sejarah Plastik

Seluruh plastik terbuat dari karbon. Plastik buatan menggunakan karbon dari turunan minyak bumi, namun biopolimer atau bioplastik menggunakan karbon sebagai hasil turunan dari material alami. Karbon sangat penting karena memiliki keunikan yaitu dapat bergabung antar sesamanya dengan berbagai cara. Karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dan ikatan triple dengan dirinya sendiri (sharing elektron antara dua atom). Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60 kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, di India hanya 2 kg/orang/tahun.

3.2. Jenis plastik

Plastik dapat digolongkan berdasarkan: 1. Sifat fisikanya

a. Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), akrilonitril butadiene stiren (ABS), polikarbonat (PC) b. Termoset. Merupakan jenis plastik yang

tidak bisa didaur ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida

2. Kinerja dan penggunaannya a. Plastik komoditas

Sifat mekanik tidak terlalu bagus, Tidak tahan panas

Contohnya: polietilen (PE), polistiren (PS),akrilonitril butadiene stiren (ABS), poli metal metakrilat (PMMA), stirena akrilonitril (SAN)

Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman b. Plastik teknik

Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C dan Sifat mekanik bagus. Contohnya: poliamide (PA),

polioksimetilen (POM), poli carbonat (PC), polibutilena tereftalat (PBT). Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik.

c. Plastik teknik khusus

Temperatur operasi di atas 150 °C, Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²) Contohnya: PSF, polisulfon (PES), PAI, PAR Aplikasi: komponen pesawat

3.3. Arti Simbol Pada Kemasan Plastik

Plastik merupakan material yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Plastik telah banyak digunakan untuk membuat produk atau barang-barang yang berguna bagi kehidupan manusia. Sejak abad ke-20, penggunaan plastik telah berkembang secara luar biasa. Pada kemasan yang terbuat dari plastik, biasanya ditemukan simbol atau logo daur ulang yang berbentuk segi tiga dengan kode-kode tertentu. Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastik Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization). Secara umum tanda pengenal plastik tersebut:

1. Berada atau terletak di bagian bawah. 2. Berbentuk segitiga

3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka. 4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga Simbol daur ulang (recycle) menunjukkan jenis bahan resin yang digunakan untuk membuat materi. Simbol ini dibentuk berdasar atas Sistem internasional koding Plastik dan lazim digambarkan sebagai angka (dari 1 sampai 7) dilingkari dengan segitiga atau loop segitiga biasa (juga dikenal sebagai Mobius loop), dengan akronim dari bahan yang digunakan, tepat di bawah segitiga.

Gambar 3.1Simbol pada kemasan plastik Berikut adalah deskripsi singkat dari simbol daur ulang yang sering digunakan.

1. PET atau PETE (Polyethylene Etilen Terephalate)

(3)

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, wadah makanan dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Bahan ini dapat dibuat lagi ke dalam bulu domba kutub, serat, karpet, dan lain-lain. Permintaan untuk jenis plastik ini di antara komunitas pendaur ulang plastik relatif banyak, tetapi saat ini tingkat daur ulang untuk bahan ini tetap rendah sebesar 20%.

2. HDPE(High Density Polyethylene)

Gambar 3.3Simbol plastic Jenis HDPE Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (High Density Polyethyline) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan lama terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya sekali pakai. Pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Jenis ini juga dapat digunakan kembali sebagai bahan lantai ubin, drainase, botol HDPE baru, pipa, dan lain-lain. Tabel berikut menjelaskan suhu leleh berbagai jenis plastik.

Tabel 3.1Temperatur Leleh Termoplastik MATERIAL bahan bakar(fuel)yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinen) terlebih dahulu untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM. Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak mentah menghasilkan berbagai produk lain terdiri dari gas, hingga ke produk-produk seperti naphta, Light Sulfur Wax Residue (LSWR) dan aspal. BBM seperti didefinisikan oleh pemerintah Indonesia untuk keperluan pengaturan harga dan subsidi seperti sekarang ini meliputi:

1. Bensin(premium gasoline).

2. Solar (IDO & ADO: Industrial Diesel Oil & utomotive Diesel Oil).

3. Minyak bakar(FO: Fiel Oil)serta. 4. Minyak tanah(kerosene).

3.5. Pirolisis

Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis yang banyak digunakan dalam industri kimia, misalnya, untuk menghasilkan arang, karbon aktif, metanol dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk mengubah ethylene dichloridekevinil choloridauntuk membuat PVC, memproduksi kokas dari batubara, mengubah biomassa menjadi gas sintesis, mengubah limbah menjadi bahan sekali pakai dengan aman, dan untuk pemecahan struktur hidrokarbon dari minyak dalam memproduksi struktur hidrokarbon yang lebih ringan yang seperti bensin.

3.6 Efisiensi Alat

Dengan memperhitungkan harga Limbah plastik dan bahan bakar:

Harga plastik = Rp 1.000 s/d 1500 /kg

Harga LPG = Rp 20.000/3kg

Dengan menggunakan 1 tabung LPG 3 kg, proses ini dapat berlangsung sebanyak 5 kali proses. Untuk satu kali proses membutuhkan gas LPG seharga :

Rp 20.000/5 kali proses =

Rp.4000,-Jadi untuk pengolahan 1 kg plastik menjadi minyak membutuhkan dana sebesar :

Rp 1500,- + Rp 4000,- = Rp

5.500,-Dari 1 kg plastik didapat 625 ml (0,625 liter). Untuk menghasilkan 1kg minyak maka di butuhkan dana sebesar :

Rp 5.500/0,625 liter = Rp. 8.800;

(4)

10.250/liter, harga premium Rp.8,500 maka dengan menggunakan alat ini diperoleh keuntungan sebanyak : Rp 10.250;–Rp 8.800; = Rp 1.450;

Berdasarkan hasil penelitian Kadir dengan judul “Kajian pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai bahan Bakar Cair “yang diterbitkan pada Dinamika Ilmiah Teknik Mesin, Vol. 3, No. 2, Mei 2012, ISSN : 2085-8817 seperti ditampilkan pada tabel 3..2. di bawah ini.

Tabel 3.2.Perbandingan Jumlah Bahan Baku Plastik yang Digunakan dengan Bahan Bakar yang Dihasilkan

Dari tabel 3.2. dihasilkan rata rata (484 + 403 + 447)/3 = 444,6 ml untuk massa bahan plastik 500 gram, jika untuk massa yang sama 1 kg akan menghasilkan sebanyak 889,2 mili liter atau = 88,92 %. Sedangkan dari Munawar Ali seperti pada gambar 3.4 dan gambar 3.5 diperoleh 500 ml baik plastik LDPE maupun HDPE dengan efisiensi alat 90 %.

Gambar 3.4.Pengaruh Suhu Terhadap Minyak yang Dihasilkan (LDPE)

(sumber: Munawar Ali, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, Jurnal Ilmiah Teknik

Lingkungan Vol. 4 No. 1)

Gambar 3.5 Pengaruh Suhu Terhadap Minyak yang Dihasilkan (HDPE)

(sumber: Munawar Ali, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, Jurnal Ilmiah Teknik

Lingkungan Vol. 4 No. 1)

Tabel 3.3 Karakteristik HDPE dangan Minyak Jenis lain

(Sumber:Munawir Ali)

4. Tujuan Penelitian :

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Menghasilkan bahan bakar minyak tanah dan premium dari limbah plastik

5. Manfaat Penelitian :

Manfaat hasil penelitian ini adalah:

a. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan teknik mesin, khususnya termodinamika sebagai sarana untuk membantu dan mencari alternatif untuk mengelola limbah plastik rumah tangga yang semakin banyak menjadi kegiatan yang mempunyai nilai tambah.

b. Memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat bahwa limbah plastik dapat diolah menjadi bahan bakar minyak yang mempunyai nilai tambah.

6. Metode Penelitian:

Metodologi yang diterapkan pada penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir penelitian gambar 5.1. Diagram Aliran Penelitian. Adapun tahapannya adalah sbb:

a. Studi Literatur dan Mendesain Alat Pemroses Limbah Plastik menjadi BBM b. Pengadaan bahan dan alat yang

diperlukan.

c. Pembuatan Alat di bengkel Teknik Mesin Polmed

d. Peralatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1) Gergaji Tangan 2) Mesin Gerinda Tangan 3) Mesin las

4) Mesin Rol 5) Mesin Bor 6) Mesin bubut

7) Tool set (kunci ring spanner)

e. Asembling alat dan percobaan/pengujian alat

(5)

g. Analisis dan Pembahasan

Data hasil pengujian sampel limbah plastik untuk setiap jenisnya diukur volumenya sehingga diperoleh jenis plastik yang paling banyak menghasilkan bahan bakar minyak (BBM). Jika memungkinkan hasil BBM diuji kualitasnya apakah layak digunakan sebagai bahan bakar mobil/motor atau hanya sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah.

Gambar 6.1Diagram Aliran Penelitian

6.1 Perancangan Alat Pengolah Limbah Plastik Menjadi BBM

Alat untuk mengolah limbah plastik menjadi BBM dirancang dengan bentuk seperti berikut:

Gambar 6.2Proses Pembuatan BBM dari Limbah Plastik dengan Dua Kondensor

6.2 Prinsip Kerja Alat

Bahan baku limbah plastik dicincang ukuran kecil agar dapat dimasukkan ke dalam tangki reaktor. Dalam reaktor limbah plastik dipanaskan tanpa udara (pirolisis) dengan bahan bakar Gas (LPG), temperatur diupayakan mencapai 200 sampai 400oC. Dari proses pembakaran ini menghasilkan uap polimer. Polimer terbentuk dari rantai hidrokarbon yang juga adalah bahan penyusun minyak, Uap hidrokarbon bergerak menuju kondensor 1 dan kondensor 2. Uap hidrokarbon yang lebih berat dengan molekul rantai yang lebih panjang akan tertampung di kondensor 1, sedangkan molekul yang lebih ringan ditampung di kondensor 2. Dalam kondensor (pendingin) dialirkan air pendingin dari pompa yang telah disediakan sehingga terjadi proses kondensasi pada uap hidrokarbon yang akan menghasilkan bahan bakar minyak.

Pada alat ini dilengkapi dengan alat ukur pressure gage 1 buah yang dipasang di tangki reaktor. Ada 2 buah termometer analog terpasang

pada tangki dan pipa kondensor. Katup dibutuhkan untuk mengatur pembukaan dan penutupan aliran uap hidrokarbon, diperlukan 2 buah. Pada sisi pendingin diperlukan pompa air 1 buah, katup 2 buah dan piping sistem, termasuk tangki persediaan air. Untuk bahan bakar diperlukan gas LPG 12 kg 1 botol, dengan peralatan burner lengkap. Peralatan ini diletakkan pada kerangka yang disesuaikan dengan desain yang telah direncanakan.

6.3 Proses Pembuatan BBM Dari Plastik

Proses pembuatan BBM dari plastik ini dilakukan dengan cara destilasi, dan dengan proses pirolisispada reaktornya. Pertama bahan baku atau limbah plastik dibersihkan dan dicacah, kemudian dimasukkan ke dalam reaktor. Pemanasan reaktor menggunakan tungku yang berbahan bakar gas LPG.

Selanjutnya kunci baut dan mur tutup reaktor, dan kemudian pasang instalasi saluran uap pipa dari reaktor ke kondensor. lalu nyalakan api tungku untuk proses pemanasan. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan bakar-minyak ini ±80 menit. Pada proses pemanasan ini, plastik akan melumer dan mencair pada temperatur kurang lebih 200oC dan akan mulai menguap menjadi fase gas, selanjutnya temperatur ditinggikan sampai mencapai 400oC agar rantai hidrokarbon dapat terurai. gas yang terbentuk akan di kondensasikan melalui dua buah kondensor, proses kondensasi dengan menggunakan pompa sebagai alat penyirkulasi air dari drum penampungan air ke kondensor dan sebaliknya.

Gambar 6.3.memasukkan Bahan Baku HDPE ke Dalam Reaktor

(6)

Gambar 6.5Proses pengujian

Gambar 6.6Cairan Minyak (BBM) Sedang Menetes ke Dalam Botol

7 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di bengkel perawatan Jurusan Teknik Mesin seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Setelah melakukan percobaan dengan menggunakan Alat Pengolah Limbah Plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Kapasitas 1 kg/proses, maka didapat hasil seperti pada tabel berikut:

Tabel 6.1Hasil Pengujian

8 Analisis/pembahasan:

Dari hasil pengujian diperoleh beberapa catatan penting sehubungan dengan disain peralatan yaitu:

1. Kurang tingginya laju panas pembakaran sehingga panas yang dihasilkan di dalam reactor belum mencapai 400 0C (Kenaikan temperatur masih dapat dipercepat)

2. Tabung Reaktor kurang besar volumenya, sehingga kapasitas yang dapat ditampung hanya 1 kg bahan baku plastik

3. Kondensor 1 dan 2 diperkirakan terlalu besar, sehingga volume gas yang sampai di kondensor 1 dan 2 kurang banyak yang berakibat sulit terkondensasi

4. Posisi pipa keluaran dari kondensor 1 dan kondensor 2 kurang landai sehingga menghambat laju pengeluaran cairan BBM 5. Bentuk tutup reaktor tidak baik, karena tidak

berbentuk mengerucut ke atas, sehingga mempermudah laju aliran gas keluar dari reaktor menuju kondensor 1 dan kondensor 2.

6. Sepanjang pengamatan selama pengujian, temperatur pada kondensor 2 sulit naik dan tidak dapat mencapai 50 0C. Hal ini disebabkan kemungkinan jarak yang terlalu panjang antara reaktor dengan kedua kondensor dan pengaruh udara luar yang membuat temperatur gas pembakaran menurun sebelum sampai di kondensor 2 7. Dapat juga disebabkan temperatur yang

kurang tinggi dari sumber api LPG

8. Pengaruh tutup reaktor yang tidak mengerucut turut menghambat laju aliran gas yang keluar menuju kondensor 1 dan 2.

9. Penutup

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa: Plastik yang dipanaskan telah melumer dan mencair pada temperatur kurang lebih 200oC, selanjutnya mulai menguap menjadi fase gas dan menghasilkan cairan BBM. Namun hasil yang diperoleh belum maksimal yaitu 1 kg plastik seharusnya dapat menghasilkan 0,625 liter BBM. Supaya hasil maksimal selanjutnya temperatur harus ditinggikan sampai mencapai 400 0C agar rantai hidrokarbon dapat terurai. Disain peralatan juga perlu disempurnakan seperti volume tabung reaktor ditambah, pipa keluaran dari kondensor-1 dan kondensor-2 kurang landai, tutup reaktor harus mengerucut ke atas, dan lain-lain.

Diperlukan penelitian lebih lanjut terutama mengubah desain reaktor yang lebih detail dengan sumber panas kompor yang lebih besar minimum mencapai temperatur 450 0C, dan coba mengesampingkan nilai efesiensi alat agar diperoleh jenis minyak (BBM) yang lain.

10. Daftar Pustaka

[1] Holman, Jack P.1997. Perpindahan Kalor, Jakarta, Indonesia, Erlangga.

[2] Kajian Pemanfaatan ampah Plastik Sebagai Sumber bahan bakar Cair, Kadir Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Haluoleo, Kendari, DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol. 3, No. 2, Mei 2012, ISSN: 2085-8817.

[3] Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak menggunakan proses Pirolisis, Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jawa Timur, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1 [4] Pembuatan Bahan Bakar Minyak dari limbah Plastik, Sumartono, penelitian DIPA 2013 Polmed

[5] Schey, John A, 2000, Introduction to Manufacturing Processes, Singapore: The McGraw-Hill Companies.

Gambar

Gambar 3.1 Simbol pada kemasan plastik
Tabel berikut menjelaskan suhu leleh berbagai jenis
Tabel 3.2. Perbandingan Jumlah Bahan Baku
Gambar 6.2 Proses Pembuatan BBM dari Limbah
+2

Referensi

Dokumen terkait

 Guru memberikan penjelasan tentang makna dari bacaan eksplanasi yang baru saja dibaca, guru mengaitkan bacaan tersebut dengan topik kegiatan manusia

Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi ( ܴ ଶ ) sebesar 0,011 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (persepsi kepemimpinan kepala sekolah)

Komunikasi keluarga yang diciptakan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hal ini Ayah mertua dan istri yang tinggal di dalam satu rumah yang dapat membantu mantan

pendidikan. 7) Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. 8) Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat

Artinya, semakin tinggi peran harapan kierja dalam memediasi pengaruh maka semakin tinggi pula peran kondisi memfasilitasi secara tidak langsung terhadap niat

Oleh karena itu, studi linguistik historis disasarkan pada dua aspek, yaitu (1) menentukan hubungan antara SHSPB dengan subrumpun lain – antara kelompok SHSPB – tingkat

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN WORK BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN FRAIS DASAR BAGI SISWA KELAS

Untuk itu perlu dukungan dan perhatian penuh dari komando atas / pimpinan untuk memenuhi berbagai kebutuhan / pasilitas di unit kamar jenazah untuk menjaga