BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respon
Respon adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menamakan
reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan
perangsangan. Teori behaviorisme menggunakan istilah respon yang dipasangkan
dengan rangsang dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Dengan kata lain
respon merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan.
Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk
tingkah laku baru terhadap rangsangan yang dikondisikan.
Menurut Louis Thursone, (dalam Azwar, 2007:25) respon merupakan jumlah
kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, pemahaman yang
mendetail, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus.
Pengungkapan sikap dapat diketahui melalui :
1. Pengaruh atau penolakan
2. Penilaian
3. Suka atau tidak suka
4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau
sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan atau
Sikap yang muncul dapat positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati
dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif apabila
dilihat melalui tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang
disebut mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan
terhadap sesuatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau justru menghindar dan
membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon ,
yaitu :
a. Variabel struktural , yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam
rangsangan fisik.
b. Variabel fungsional yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si
pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.
(Cruthefield, dalam Rahmat , 2004: 51-59).
Secara umum dapat dikatakan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
respon seseorang yaitu :
a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan
interpretasi tentang apa yang dlihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap,
motif, kepentingan , dan harapannya.
b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat sifat
sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya.
Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk, dan ciri ciri lain
dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.
c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam
Situasi merupakan faktor yg turut berperan dalam pembentukan atau
tanggapan seseorang. Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu
persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi menurut Mc Mahon adalah proses
menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima
informasi (sensorik information).
Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson menunjukkan bagaimana
kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia sekitar kita dengan kata lain
persepsi dapat juga didefenisikan sebagai gejala suatu yang dialami manusia.
Berdasarkan uraian diatas, William James mengatakan persepsi terbentuk atas dasar
kata yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian
yang lainnya. Diperolehnya dari pengelolaan ingatan (memory) kemudian diolah
kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994 : 179).
Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik
lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penerimaan . Persepsi merupakan
suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.
Fenomena lain yang terkait dengan pengindraan adalah ilusi. Ilusi muncul
akibat keterbatasan indra kita, dan ilusi bukanlah suatu tipuan ataupun persepsi yang
salah. Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi (attention) .
Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan
pengalaman. Oleh karena itu atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses
Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :
1. Motif dan kebutuhan.
2. Preparatory set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap
suatu input sensorik tertentu tetapi tidak pada input yang lain.
3. Minat (interest).
Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah :
1. Intensitas dan ukuran.
2. Kontras dengan hal hal yang baru.
3. Pengulangan.
4. Pergerakan. (Adi.1994 : 107).
Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut
filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena
sensor channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada
lingkungan kita.
Mengenai sikap Thursone (Dalam Azwar, 2007) mengatakan sikap adalah
derajat efek positif atau negatif yang dikaitkan dengan objek psikologis . Objek
psikologis yang dimaksud adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan , intuisi,
pekerjaan, atau profesi, dan ide yang dapat dibedakan dalam perasaan positif atau
negatif. Sikap adalah tendensi untuk berekasi dalam suka atau tidak suka terhadap
suatu objek sikap yang merupakan emosi yang diarahkan oleh seseorang kepada
orang lain., benda atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. Sikap merupakan
Rokeach (Dalam Wagito, 2003) memberikan pengertian tentang sikap yaitu
sikap merupakan predisposing , untuk merespon , untuk berprilaku . Ini berarti
bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat
atau berprilaku. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk
bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu. Rangsangan
yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi
diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha
pembangunan.
Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting
bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu
pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses
pembangunan. Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation yang artinya
mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang orang
atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha
meningkatkan kualitas hidupnya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan
masyarakat untuk secara aktif berperan serta atau ikut serta dalam proses
pembangunan secara menyeluruh.
Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan
memerlukan kesadaran, minat, dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa
diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Partisipasi saja tidak cukup sebagai
strategi dalam program pengembangan masyarakat, tetapi juga hasil yang diharapkan
dari program pembangunan masyarakat kita dapat memperoleh
keuntungan-keuntungan antara lain :
a. Mampu merangsang timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan
b. Mampu meningkatkan motivasi dan ketrampilan masyarakat dalam
membangun.
c. Pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat.
d. Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas meskipun dengan dana yang
terbatas .
e. Tidak menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah.
Partisipasi sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat,
diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam
seluruh tahapan pembangunan, sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan dan perluasannya.
Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan
kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang
biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran . Untuk berhasilnya program
pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut terlibat tidak hanya dalam
aspek kognitif dan praktis, tetapi juga ada keterlibatan emosional pada progam
tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta
dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa diperlukan dalam
mengukur respon.
2.2 Masyarakat
2.2.1 Pengertian masyarakat
Kata masyarakat dalam bahasa inggris society yang berasal dari kata socius
yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan
mempengaruhi orang lain. Masyarakat merupakan salah satu santunan sosial, sistem
sosial atau kesatuan hidup manusia.
Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. Menurut Selo Sumarjan, masyarakat adalah orang orang yang hidup bersama
yang menghasilkan kebudayaan.
b. Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang
hidup dan bekerjasama dalam waktu yang relative lama dan mampu
membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap
sebagai satu kesatuan sosial.
Ada beberapa komponen masyarakat diantaranya :
a. Populasi dengan aspek aspek genetik dan demografik.
b. Kebudayaan sebagai produk dari aktifitas cipta rasa, karsa dan karya
manusia. Isi kebudayaan meliputi beberapa sistem nilai , yaitu sistem
peralatan (teknologi) , ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kesenian, dan
kepercayaan sistem bahasa.
2.2.2 Asal masyarakat
Beberapa penyelidikan telah dilakukan untuk mendapat jawaban tentang asal
masyarakat , tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan dengan benar dari mana asal
mula masyarakat. Asal mula masyarakat hanya dapat dijelaskan dari beberapa
seorang diri, hidup dalam gua, di pulau sunyi tetapi manusia akan tertarik kepada
hidup bersama dalam masyarakat, karena :
a. Hasrat yang berdasarkan naluri atau kehendak di luar pengawasan akal untuk
memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia
mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.
b. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama,
yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung
bersama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan seharihari
dengan tenaga bersama.
c. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon , yaitu
makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya
mencari teman untuk hidup bersama lebih suka daripada hidup sendiri.
d. Menurut Bergson , manusia hidup bersama bukan karena persamaan melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya. Pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika , yang mencoba melihat kebenaran alam kenyataan dengan mengadakan perbedaan
dan perbandingan.
keluarga, masyarakat/6 Juni 2008/ diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 11.00 WIB).
2.3 Jaminan Sosial
Jaminan sosial (social security) adalah sistem atau skema pemberian
tunjangan yang menyangkut pemeliharaan penghasilan (Suharto, 2007 : 15).Sebagai
pelayanan sosial publik, jaminan sosial merupakan perangkat Negara yang didesain
untuk menjamin bahwa setiap orang sekurang-kurangnya memiliki pendapatan
Jaminan sosial merupakan sektor kunci dari sistem Negara kesejahteraan
berdasarkan prinsip bahwa Negara harus berusaha dan mampu menjamin adanya
jaring pengaman pendapatan (financial safety net) atau pemeliharaan pendapatan
(income maintenece) bagi mereka yang tidak memiliki sumber pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya (Suharto, 2007 : 16).
Dalam undang-undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasca
putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ditegaskan, jaminan sosial
merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, yang dimaksudkan adalah
kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya sistem jaminan sosial
dirancang untuk mampu menyinkronisasikan penyelenggaraan berbagai bentuk
jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat
memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh peserta.
Program jaminan sosial diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi sosial, bantuan sosial, dan atau tabungan wajib yang bertujuan untuk dapat
memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk, guna memenuhi kebutuhan dasar
2.4 Program Keluarga Harapan 2.4.1 Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi tercapainya suatu
kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam
setiap program dijelaskan mengenai :
a. Tujuan kegiatan yang akan dicapai
b. Kegiatan yang diambil untuk mencapai kegiatan
c. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui
d. Perkiraan anggaran yang akan dibutuhkan
e. Strategi pelaksanaan
Selanjutnya program dapat diartikan serangkaian tentang berbagai kegiatan
yang akan dilaksanakan dimasa mendatang, dimana kegiatan tersebut dimaksudkan
untuk memecahkan satu atau beberapa masalah atau mencapai satu atau beberapa
tujuan. Program juga sering dimaksudkan sebagai tindakan antisipasi atas suatu
keadaan yang ada atau diperkirakan ada, sehingga keadaan tersebut tidak
menimbulkan dampak yang membahayakan kehidupan manusia (Gittinger,
2005:195).
Apa yang dikemukakan Gittinger marajuk pada proses manajemen
pembangunan. Pengertian yang dirumuskan menunjukkan bahwa program tersebut
memiliki sifat mengikat, dalam arti wajib dilakukan. Program tersebut merupakan
pilihan terbaik dari berbagai alternative yang dianggap tepat dalam memecahkan
suatu masalah atau mencapai tujuan. Dengan demikian program merupakan suatu
keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka memecahkan suatu
masalah-masalah kemiskinan yang semakin marak dan untuk mencapai suatu tujuan yang
Lebih lanjut Gittinger mengemukakan bahwa menetapkan suatu program
merupakan suatu alternatif terbaik untuk lebih mudah mencapai suatu tujuan atau
melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian dalam merumuskan program
setidaknya terkandung beberapa komponen berikut :
a. Dipahami bagaimana kondisi yang sedang berlangsung.
b. Dipahami masalah-masalah yang sedang ada dan mengancam.
c. Dipahami kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan,
keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan dari kelompok sasaran program.
d. Tersedia data mengenai potensi, kelemahan, peluang dan tantangan internal
dan eksternal.
e. Ditetapkan kondisi yang diinginkan.
f. Ditetapkan target-target capaian dalam masa tertentu (Gittinger,2005 :217)
Apa yang dikemukakan oleh Gittinger menunjukkan bahwa merumuskan
suatu program merupakan keputusan dan jalan terbaik dalam mencapai sesuatu dan
memecahkan suatu masalah.
Dengan adanya program diharapkan kegiatan yang dilaksanakan akan lebih
terarah, lebih terkonsentrasi, dan akan lebih efisien dan efektif. Adanya program
menjadikan suatu kegiatan itu dapat dilaksanakan secara lebih sistematis.
Sebaliknya, tanpa program maka setiap kegiatan tidak akan terorganisir, sehingga
akan menghabiskan lebih banyak sumber daya.
Kadariah mengemukakan bahwa program adalah seperangkat proyek-proyek
yang terkordinir. Sehingga proyek adalah unit terkecil dari suatu kegiatan. Dengan
demikian, proyek adalah bagian dari program. Dalam program berbagai kegiatan
diatur dari berbagai sudut, seperti kapan dilaksanakan, dan bagaimana hubungan
2.4.2 Latar Belakang Program Keluarga Harapan
Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program
penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga
sangat miskin (RTSM). Anggarannya berasal dari APBN dimana kedudukan
Program Keluarga Harapan merupakan bagian dari program-program
penanggulangan kemiskinan lainnya.
Program Keluarga Harapan berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Program
Keluarga Harapan merupakan program lintas Kementrian dan lembaga, karena aktor
utamanya adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Sosial,
Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama,
Departemen Komunikasi dan Informatika, dan Badan Pusat Statistik.
Program Keluarga Harapan diluncurkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono di Gorontalo Juli 2007. Pada tahap awal, Program Keluarga Harapan
dilaksanakan di tujuh provinsi melibatkan 500.000 kepada rumah tangga yang sangat
miskin (RTSM). Tujuh provinsi yaitu: Gorontalo, Sumatera Barat, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Tahun 2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji
coba. Tujuan uji coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan
dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, seperti antara lain metode penentuan
sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme pembayaran, dan pengaduan masyarakat,
apabila tahap uji coba ini berhasil, maka Program Keluarga Harapan akan
dilaksanakan setidaknya sampai dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan
Selama periode tersebut, target peserta secara bertahap akan ditingkatkan
hingga mencakup seluruh RTSM dengan anak usia pendidikan dasar dan ibu
hamil/nifas.
Pada tahun 2008, pelaksanaan Program Keluarga Harapan ditambah lagi
menjadi 13 provinsi. Enam tambahan itu adalah: Nanggroe Aceh Darusalam,
Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan
Kalimantan Selatan. Program Keluarga Harapan sudah dilaksanakan di 72 kabupaten
di 13 provinsi, dengan penerima 700 ribu RTSM pada tahun 2008. Program
Keluarga Harapan sebenamya telah dilaksanakan di berbagai negara, khususnya
negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang bervariasi. Namun secara
konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash Transfers (CCT), yang
diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat.
Program ini "bukan" dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi
Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga
miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian
harga bahan bakar minyak (BBM). Program Keluarga Harapan lebih dimaksudkan
kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.
Program Keluarga Harapan adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai
kepada Rumah Tangga Sangat Miskin yang merupakan program pemerintah yang
tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d
2025 (Undang Undang N0. 17 tahun 2007).
Sebagai imbalannya Rumah Tangga Sangat Miskin diwajibkan memenuhi
persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu
pendidikan dan kesehatan.
(http://www.depsos.go.id/Mari Kita Mengenal Program PKH/30 Juni 2007/ diakses pada tanggal 02-10-2012 pukul 10.30 WIB ).
2.4.3 Tujuan Program Keluarga Harapan
Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada
kelompok masyarakat miskin. Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu
mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sangat miskin, sedangkan untuk
jangka panjang, dengan mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan
anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan
perbaikan gizi, hal ini diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi.
Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target
MDGs. Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas:
(1) Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM;
(2) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;
(3) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6
tahun dari RTSM;
(4) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan,
khususnya bagi RTSM.
2.4.4 Pengorganisasian
Program Keluarga Harapan dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UPPKH
Kabupaten/Kota dan Pendamping Program Keluarga Harapan. Masing-masing
pelaksana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan Program
Keluarga Harapan.
1. UPPKH Pusat (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Pusat) - merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UPPKH
Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah
serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.
2. UPPKH Kab/Kota (Unit Pelaksana Program Keluaraga Harapan Kab/Kota) - melaksanakan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari
kecamatan ke pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga
berperan dalam mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi
bantuan jika diperlukan.
3. Pendamping - merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program
di tingkat kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan
sosialisasi, pengawasan dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi
komitmennya. Jumlah pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta Program
Keluarga Harapan yang terdaftar di setiap kecamatan. Sebagai acuan, setiap
pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta Program Keluarga
Harapan. Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator
Pendamping menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan kegiatan di
lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan
berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah
maupun dengan peserta itu sendiri.
Dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan terdapat Tim Koordinasi
yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas
menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan
dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung.
Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di luar struktur yang berperan penting
dalam pelaksanaan kegiatan Program Keluarga Harapan, yaitu lembaga pelayanan
kesehatan dan pelayanan pendidikan di tiap kecamatan dimana Program Keluarga
Harapan dilaksanakan.
2.4.5 Mekanisme Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
1. Pemilihan dan Penetapan Peserta
Target penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga
sangat miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman
pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih
sebagai peserta Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga dengan kategori
sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas,
dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau lebih dari 15 tahun namun belum
Verifikasi status kemiskinan rumah tangga dilakukan melalui survey
terhadap calon peserta. Verifikasi dilakukan oleh BPS dengan data dasar penerima
diambil dari data Subsidi langsung Tunai (SLT) kategori sangat miskin. Informasi
yang diperoleh dari survey di atas akan digunakan untuk mengurutkan RTSM
berdasarkan tingkat kemiskinannya yang lebih pantas menerima bantuan Program
Keluarga Harapan tersebut. Setelah RTSM tersebut terpilih maka seluruh data
peserta Program Keluarga Harapan akan ditetapkan dan menjadi data dasar utama
UPPKH dan merupakan daftar resmi peserta Program Keluarga Harapan.
2.Pertemuan Awal
Tahap awal pelaksanaan Program Keluarga Harapan dimulai dengan
pengiriman pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta Program Keluarga
Harapan, yang disertai format perbaikan data RTSM, pernyatan persetujuan
memenuhi ketentuan Program Keluarga Harapan, dan undangan untuk memenuhi
pertemuan awal oleh PT.POS.
Pertemuan awal dikordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dengan
mengundang petugas puskesmas dan sekolah di kecamatan tersebut. Tujuan
pertemuan awal adalah menginformasikan dan menjelaskan tujuan, ketentuan,
mekanisme, sangsi, serta hak dan kewajiban peserta Program Keluarga Harapan.
3. Pembayaran
Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih
sebagai peserta Program Keluarga Harapan dan mengikuti ketentuan yang diatur
dalam program. Bukti kepesertaannya adalah kepemilikan kartu Program Keluarga
Keluarga Harapan dikirim ke setiap peserta oleh pendamping sebelum pembayaran
pertama dilakukan. Pembayaran bantuan dilakukan oleh PT.POS setiap empat bulan
(kwartal) pada tanggal yang ditentukan oleh masing-masing desa/kelurahan.
4. Pembentukan Kelompok Ibu Penerima Bantuan
Setelah pembayaran pertama dilakukan, UPPKH kecamatan menfasilitasi
pertemuan kelompok ibu peserta Program Keluarga Harapan. Setiap 15-20 RTSM
disarankan memiliki ketua kelompok yang berfungsi sebagai kontak bagi UPPKH
untuk setiap kegiatan seperti antara lain sosialisasi, pelatihan, penyuluhan,
penyelesaian masalah dan sebagainya selama program berlangsung.
5.Verifikasi Komitmen
Verifikasi komitmen pada prinsipnya dilakukan terhadap pendaftaran
(enrollment) dan kehadiran (attendance) baik di sekolah untuk komponen
pendidikan maupun puskesmas dan jaringannya untuk komponen kesehatan.
Kepada pihak pelaksana pelayanan pendidikan, baik itu adalah
sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B sangat diharapkan peran aktifnya
untuk menarik kembali anak-anak RTSM, khususnya yang belum menyelesaikan
pendidikan dasar namun telah meninggalkan bangku sekolah atau bekerja, untuk
kembali sekolah.
Verifikasi dilaksanakan setiap 3 bulan, hasil verifikasi menjadi dasar
pembayaran bantuan yang diterimakan peserta PKH. Verifikasi untuk pembayaran
tahap awal dilakukan dengan menerbitkan daftar siswa yang terdaftar di sekolah dan
anak usia 0-6 tahun, ibu hamil dan ibu nifas yang terdaftar di puskesmas yang
Selanjutnya adalah verifikasi terhadap kehadiran yang dilakukan oleh pihak
penyedia layanan, yaitu sekolah dan puskesmas beserta jaringannya.
6. Penangguhan dan Pembatalan
Penangguhan dan pembatalan peserta Program Keluarga Harapan melalui
tahapan sebagai berikut:
a. Penangguhan Sementara, berlaku apabila:
- Peserta Program Keluarga Harapan tidak memenuhi komitmen yang telah
ditentukan untuk 1 kali siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut);
- Peserta Program Keluarga Harapan tidak mengambil pembayaran untuk 1 kali
siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut). Apabila rumah tangga yang
bersangkutan ingin menjadi peserta kembali, mereka harus mendaftar kembali ke
UPPKH Kecamatan atau melalui perwakilan ketua kelompok ibu yang sudah
terbentuk. Selanjutnya, petugas UPPKH Kab/Kota dan Kecamatan akan
mengunjungi rumah keluarga tersebut untuk menilai kelayakannya. Dasar penilaian
kelayakan menggunakan indikator yang digunakan pada saat pemilihan peserta
PKH.
b. Pembatalan, ini dapat terjadi apabila:
- RTSM terbukti tidak layak sebagai peserta Program Keluarga Harapan, melalui
antara lain pengaduan yang telah dibuktikan dan pengecekan berkala (spot check),
- Dalam 2 kali siklus pembayaran berturut-turut (8 bulan) RTSM tidak memenuhi
komitmen dan melakukan klaim terhadap bantuan. RTSM yang telah dibatalkan
2.4.6 Besar Bantuan Program Keluarga Harapan
Besaran bantuan tunai untuk peserta Program Keluarga Harapan bervariasi
tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan
bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Besaran bantuan ini di
kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta
tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.
Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun
Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per
tahun
Bantuan tetap Rp. 200.000
Bantuan bagi RTSM yang memiliki:
a. Anak usia di bawah 6 tahun Rp. 800.000
b. Ibu hamil/menyusui
c. Anak usia SD/MI
d. Anak usia SMP/MTs
Rata-rata bantuan per RTSM
Bantuan minimum per RTSM
Bantuan maksimum per RTSM
Rp. 800.000
Rp. 400.000
Rp. 800.000
Rp. 1.390.000
Rp. 600.000
Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun
dan ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak. Besar
bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun. Batas minimum dan
maksimum adalah antara 15-25% pendapatan rata-rata RTSM per tahun.
pada tanggal 05-10-2012 pukul 14.00 WIB).
2.4.7 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan
Sasaran atau penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari
anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih.
Penerima bantuan adalah lbu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah
tangga yang bersangkutan (jika tidak ada lbu maka: nenek, tante/bibi, atau kakak
perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan Program
Keluarga Harapan pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan
kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil
pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di Kartu Program Keluarga
Harapan.
Calon Penerima terpilih harus menandatangani persetujuan bahwa selama
mereka menerima bantuan, mereka akan:
1) Menyekolahkan anak 7-15 tahun serta anak usia 16-18 tahun namun belum
selesai pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar
2) Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur
3) Untuk ibu hamil, harus memeriksakan kesehatan diri dan janinnya ke fasilitas
kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan Program Keluarga Harapan bagi lbu
Hamil.
2.5 Kesejahteraan Sosial
Masalah kesejahteraan sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa
teroganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial
yang secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus
direncanakan dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah sosial akan
selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia
masih ada.
Kesejahteraan sosial mencakup penyediaan pertolongan dan proses-proses
yang secara langsung berkenaan dengan penyembuhandan pencegahan
masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan perbaikan kualitas hidup
itu meliputi pelayanan-pelayanan sosial bagi individu-individu dan
keluarga-keluarga juga usaha-usaha untuk memperkuat atau memperbaiki lembaga-lembaga.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang dapat dari rumusan
Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan
Sosial, Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial merupakan hal-hal yang berkaitan
dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasusilaan,
bencana alam, dan bencana sosial.
Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh pasal 28H ayat (1), (2) dan (3)
perubahan kedua pasal 34 ayat (1) dan (2) perubahan UUD 1945. Menurut catatan
jumlah penyandang cacat tercatat 1,66 juta jiwa serta jumlah fakir miskin yang
ditangani berjumlah sekitar 14,53 juta jiwa. Penanganan masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) khususnya fakir miskin bila dilakukan tidak tepat akan berakibat pada
kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada lemahnya ketahanan
sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial, terutama bagi
kelompok masyarakat yang tinggal didaerah terpencil dan perbatasan Republik
Indonesia.
2.6 Kerangka Pemikiran
Dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis Pemerintah telah
melaksanakan program jaringan pengaman sosial (JPS) yang dirancang khusus untuk
membantu secara langsung masyarakat miskin yang membutuhkan. Program
Keluarga Harapan merupakan suatu program yang dimaksudkan sebagai upaya
untuk membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin dalam
rangka mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk miskin
sekaligus upaya memotong rantai kemiskinan yang terjadi selama ini. Program ini
merupakan bantuan tunai bersyarat yang berkaitan dengan persyaratan pendidikan
dan kesehatan.
Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada
kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat
pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri sebagai upaya
mempercepat pencapaian target MDGs.
Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas :
• Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM.
• Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak
di bawah 6 tahun dari RTSM.
• Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan
kesehatan.khususnya bagi RTSM.
Masyarakat penerima bantuan dari program ini adalah rumah tangga sangat
miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan
Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai peserta
adalah rumah tangga dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga
yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas, dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau
lebih dari 15 tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar. Respon
masyarakat adalah tingkah laku balasan tindakan yang berupa wujud dari persepsi,
sikap, dan partisipasi masyarakat, dimana persepsi itu meliputi pengetahuan
masyarakat tentang Program Keluarga Harapan dan apa tujuan, manfaat dan atensi
dari Program Keluarga Harapan.
Sikap meliputi tentang penilaian masyarakat terhadap Program Keluarga
Harapan, penolakan atau penerimaan, dan mengharapkan atau menghindari dari
Program Keluarga Harapan. Partisipasi meliputi tentang menikmati, melaksanakan,
memelihara, menilai, frekwensi, dan kualitas. Masyarakat dapat memahami akan
nilai positif dan negatif yang telah dilaksanakan oleh Program Keluarga Harapan di
Untuk memperjelas alur pemikiran, penulis membuat bagan yang
menggambarkan isi dari pemikiran di atas :
Bagan 1
Bagan Alur Pemikiran
Program Keluarga Harapan
Masyarakat
Respon Masyarakat Kecamatan Medan Selayang
2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.7.1 Definisi Konsep
Konsep adalah sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan
peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal yang sejenisnya. Definisi konsep
memiliki tujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara
mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari
salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009 : 112).
Adapun yang menjadi konsep yang diangkat dalam penelitian ini dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Respon adalah suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik,
pemahaman yang mendetail, penilaian , pengaruh, penolakan, suka atau
tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena.
2. Masyarakat Miskin adalah kelompok masyarakat dengan tingkat
pendapatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
3. Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang
memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
(RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan
kesehatan.
4. Kesejahteraan Sosial adalah sebagai tata kehidupan dan penghidupan
yang diliputi oleh rasa aman dari berbagai ancaman, tentram lahir dan
2.7.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau
operasi lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya
dengan memliki rujukan – rujukan empiris. Definisi operasional bertujuan untuk
memudahkan untuk penelitian dilapangan. Maka perlu operasi analisasi dari
konsep-konsep untuk menggambarkan apa yang harus diamati (Silalahi, 2009 : 120)
Melihat transformasi yang berlaku, maka definisi operasional sering disebut
sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti
menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah
bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud
operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci,
sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat
dan terbuka (Siagian, 2011 : 141).
Adapun menjadi definisi operasional dalam respon masyarakat terhadap
pelaksanaan program keluarga harapan di Kecamatan Medan Selayang dapat diukur
dari :
1. Persepsi atau pemahaman masyarakat tentang program pelayanan sosial :
a. Pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan.
b. Pengetahuan masyarakat tentang bagaimana Program Keluarga
Harapan.
c. Pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat Program
Keluarga Harapan.
d. Atensi suatu proses penyeleksian masyarakat terhadap Program
2. Sikap masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan dapat diukur
melalui :
a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki
masyarakat tentang Program Keluarga Harapan.
b. Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang
atau tidak senangnya masyarakat terhadap Program Keluarga
Harapan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat
tersebut menolak atau menerima program tersebut.
c. Mengharap atau menghindari adalah kesiapan masyarakat untuk
bertingkah laku yang berhubungan dengan Program Keluarga
Harapan, dalam hal ini dapat diketahui apakah masyarakat
mengharapkan atau menghindari program tersebut.
3. Partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan dapat diukur
melalui :
a. Melaksanakan adalah masyarakat berperan serta dalam
pelaksanaan Program Keluarga Harapan dengan penuh persiapan,
perencanaan, pemahaman, dan evaluasi agar pelaksanaan program
tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.
b. Memelihara adalah masyarakat berperan serta dalam memelihara
Program Keluarga Harapan agar dapat berjalan sesuai dengan
baik dan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
c. Menikmati adalah masyarakat berperan serta dalam menikmati
hasil Program Keluarga Harapan dimana masyarakat tinggal dan
menerima dan merasakan manfaat dari Program Keluarga