• Tidak ada hasil yang ditemukan

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Respon adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menamakan

reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya

diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan

perangsangan. Teori behaviorisme menggunakan istilah respon yang dipasangkan

dengan rangsang dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Dengan kata lain

respon merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan.

Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk

tingkah laku baru terhadap rangsangan yang dikondisikan.

Menurut Louis Thursone, (dalam Azwar, 2007:25) respon merupakan jumlah

kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, pemahaman yang

mendetail, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus.

Pengungkapan sikap dapat diketahui melalui :

1. Pengaruh atau penolakan

2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau

sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan atau

(2)

Sikap yang muncul dapat positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati

dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif apabila

dilihat melalui tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang

disebut mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan

terhadap sesuatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau justru menghindar dan

membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon ,

yaitu :

a. Variabel struktural , yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam

rangsangan fisik.

b. Variabel fungsional yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si

pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.

(Cruthefield, dalam Rahmat , 2004: 51-59).

Secara umum dapat dikatakan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

respon seseorang yaitu :

a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan

interpretasi tentang apa yang dlihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap,

motif, kepentingan , dan harapannya.

b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat sifat

sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya.

Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk, dan ciri ciri lain

dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam

(3)

Situasi merupakan faktor yg turut berperan dalam pembentukan atau

tanggapan seseorang. Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu

persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi menurut Mc Mahon adalah proses

menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima

informasi (sensorik information).

Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson menunjukkan bagaimana

kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia sekitar kita dengan kata lain

persepsi dapat juga didefenisikan sebagai gejala suatu yang dialami manusia.

Berdasarkan uraian diatas, William James mengatakan persepsi terbentuk atas dasar

kata yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian

yang lainnya. Diperolehnya dari pengelolaan ingatan (memory) kemudian diolah

kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994 : 179).

Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang

dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik

lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penerimaan . Persepsi merupakan

suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.

Fenomena lain yang terkait dengan pengindraan adalah ilusi. Ilusi muncul

akibat keterbatasan indra kita, dan ilusi bukanlah suatu tipuan ataupun persepsi yang

salah. Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi (attention) .

Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan

pengalaman. Oleh karena itu atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses

(4)

Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor

internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :

1. Motif dan kebutuhan.

2. Preparatory set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap

suatu input sensorik tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

3. Minat (interest).

Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah :

1. Intensitas dan ukuran.

2. Kontras dengan hal hal yang baru.

3. Pengulangan.

4. Pergerakan. (Adi.1994 : 107).

Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut

filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena

sensor channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada

lingkungan kita.

Mengenai sikap Thursone (Dalam Azwar, 2007) mengatakan sikap adalah

derajat efek positif atau negatif yang dikaitkan dengan objek psikologis . Objek

psikologis yang dimaksud adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan , intuisi,

pekerjaan, atau profesi, dan ide yang dapat dibedakan dalam perasaan positif atau

negatif. Sikap adalah tendensi untuk berekasi dalam suka atau tidak suka terhadap

suatu objek sikap yang merupakan emosi yang diarahkan oleh seseorang kepada

orang lain., benda atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. Sikap merupakan

(5)

Rokeach (Dalam Wagito, 2003) memberikan pengertian tentang sikap yaitu

sikap merupakan predisposing , untuk merespon , untuk berprilaku . Ini berarti

bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat

atau berprilaku. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk

bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu. Rangsangan

yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi

diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha

pembangunan.

Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting

bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu

pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses

pembangunan. Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation yang artinya

mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang orang

atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha

meningkatkan kualitas hidupnya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan

masyarakat untuk secara aktif berperan serta atau ikut serta dalam proses

pembangunan secara menyeluruh.

Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan

memerlukan kesadaran, minat, dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa

diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Partisipasi saja tidak cukup sebagai

strategi dalam program pengembangan masyarakat, tetapi juga hasil yang diharapkan

dari program pembangunan masyarakat kita dapat memperoleh

keuntungan-keuntungan antara lain :

a. Mampu merangsang timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan

(6)

b. Mampu meningkatkan motivasi dan ketrampilan masyarakat dalam

membangun.

c. Pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan

masyarakat.

d. Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas meskipun dengan dana yang

terbatas .

e. Tidak menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah.

Partisipasi sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat,

diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam

seluruh tahapan pembangunan, sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan dan perluasannya.

Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan

kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang

biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran . Untuk berhasilnya program

pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut terlibat tidak hanya dalam

aspek kognitif dan praktis, tetapi juga ada keterlibatan emosional pada progam

tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta

dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa diperlukan dalam

mengukur respon.

2.2 Masyarakat

2.2.1 Pengertian masyarakat

Kata masyarakat dalam bahasa inggris society yang berasal dari kata socius

yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan

(7)

mempengaruhi orang lain. Masyarakat merupakan salah satu santunan sosial, sistem

sosial atau kesatuan hidup manusia.

Ada beberapa pengertian masyarakat :

a. Menurut Selo Sumarjan, masyarakat adalah orang orang yang hidup bersama

yang menghasilkan kebudayaan.

b. Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu

dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

c. Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang

hidup dan bekerjasama dalam waktu yang relative lama dan mampu

membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap

sebagai satu kesatuan sosial.

Ada beberapa komponen masyarakat diantaranya :

a. Populasi dengan aspek aspek genetik dan demografik.

b. Kebudayaan sebagai produk dari aktifitas cipta rasa, karsa dan karya

manusia. Isi kebudayaan meliputi beberapa sistem nilai , yaitu sistem

peralatan (teknologi) , ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kesenian, dan

kepercayaan sistem bahasa.

2.2.2 Asal masyarakat

Beberapa penyelidikan telah dilakukan untuk mendapat jawaban tentang asal

masyarakat , tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan dengan benar dari mana asal

mula masyarakat. Asal mula masyarakat hanya dapat dijelaskan dari beberapa

(8)

seorang diri, hidup dalam gua, di pulau sunyi tetapi manusia akan tertarik kepada

hidup bersama dalam masyarakat, karena :

a. Hasrat yang berdasarkan naluri atau kehendak di luar pengawasan akal untuk

memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia

mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.

b. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama,

yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung

bersama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan seharihari

dengan tenaga bersama.

c. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon , yaitu

makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya

mencari teman untuk hidup bersama lebih suka daripada hidup sendiri.

d. Menurut Bergson , manusia hidup bersama bukan karena persamaan melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya. Pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika , yang mencoba melihat kebenaran alam kenyataan dengan mengadakan perbedaan

dan perbandingan.

keluarga, masyarakat/6 Juni 2008/ diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 11.00 WIB).

2.3 Jaminan Sosial

Jaminan sosial (social security) adalah sistem atau skema pemberian

tunjangan yang menyangkut pemeliharaan penghasilan (Suharto, 2007 : 15).Sebagai

pelayanan sosial publik, jaminan sosial merupakan perangkat Negara yang didesain

untuk menjamin bahwa setiap orang sekurang-kurangnya memiliki pendapatan

(9)

Jaminan sosial merupakan sektor kunci dari sistem Negara kesejahteraan

berdasarkan prinsip bahwa Negara harus berusaha dan mampu menjamin adanya

jaring pengaman pendapatan (financial safety net) atau pemeliharaan pendapatan

(income maintenece) bagi mereka yang tidak memiliki sumber pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya (Suharto, 2007 : 16).

Dalam undang-undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasca

putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ditegaskan, jaminan sosial

merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat

dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, yang dimaksudkan adalah

kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya sistem jaminan sosial

dirancang untuk mampu menyinkronisasikan penyelenggaraan berbagai bentuk

jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat

memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh peserta.

Program jaminan sosial diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme

asuransi sosial, bantuan sosial, dan atau tabungan wajib yang bertujuan untuk dapat

memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk, guna memenuhi kebutuhan dasar

(10)

2.4 Program Keluarga Harapan 2.4.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi tercapainya suatu

kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam

setiap program dijelaskan mengenai :

a. Tujuan kegiatan yang akan dicapai

b. Kegiatan yang diambil untuk mencapai kegiatan

c. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui

d. Perkiraan anggaran yang akan dibutuhkan

e. Strategi pelaksanaan

Selanjutnya program dapat diartikan serangkaian tentang berbagai kegiatan

yang akan dilaksanakan dimasa mendatang, dimana kegiatan tersebut dimaksudkan

untuk memecahkan satu atau beberapa masalah atau mencapai satu atau beberapa

tujuan. Program juga sering dimaksudkan sebagai tindakan antisipasi atas suatu

keadaan yang ada atau diperkirakan ada, sehingga keadaan tersebut tidak

menimbulkan dampak yang membahayakan kehidupan manusia (Gittinger,

2005:195).

Apa yang dikemukakan Gittinger marajuk pada proses manajemen

pembangunan. Pengertian yang dirumuskan menunjukkan bahwa program tersebut

memiliki sifat mengikat, dalam arti wajib dilakukan. Program tersebut merupakan

pilihan terbaik dari berbagai alternative yang dianggap tepat dalam memecahkan

suatu masalah atau mencapai tujuan. Dengan demikian program merupakan suatu

keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka memecahkan suatu

masalah-masalah kemiskinan yang semakin marak dan untuk mencapai suatu tujuan yang

(11)

Lebih lanjut Gittinger mengemukakan bahwa menetapkan suatu program

merupakan suatu alternatif terbaik untuk lebih mudah mencapai suatu tujuan atau

melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian dalam merumuskan program

setidaknya terkandung beberapa komponen berikut :

a. Dipahami bagaimana kondisi yang sedang berlangsung.

b. Dipahami masalah-masalah yang sedang ada dan mengancam.

c. Dipahami kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan,

keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan dari kelompok sasaran program.

d. Tersedia data mengenai potensi, kelemahan, peluang dan tantangan internal

dan eksternal.

e. Ditetapkan kondisi yang diinginkan.

f. Ditetapkan target-target capaian dalam masa tertentu (Gittinger,2005 :217)

Apa yang dikemukakan oleh Gittinger menunjukkan bahwa merumuskan

suatu program merupakan keputusan dan jalan terbaik dalam mencapai sesuatu dan

memecahkan suatu masalah.

Dengan adanya program diharapkan kegiatan yang dilaksanakan akan lebih

terarah, lebih terkonsentrasi, dan akan lebih efisien dan efektif. Adanya program

menjadikan suatu kegiatan itu dapat dilaksanakan secara lebih sistematis.

Sebaliknya, tanpa program maka setiap kegiatan tidak akan terorganisir, sehingga

akan menghabiskan lebih banyak sumber daya.

Kadariah mengemukakan bahwa program adalah seperangkat proyek-proyek

yang terkordinir. Sehingga proyek adalah unit terkecil dari suatu kegiatan. Dengan

demikian, proyek adalah bagian dari program. Dalam program berbagai kegiatan

diatur dari berbagai sudut, seperti kapan dilaksanakan, dan bagaimana hubungan

(12)

2.4.2 Latar Belakang Program Keluarga Harapan

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program

penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga

sangat miskin (RTSM). Anggarannya berasal dari APBN dimana kedudukan

Program Keluarga Harapan merupakan bagian dari program-program

penanggulangan kemiskinan lainnya.

Program Keluarga Harapan berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Program

Keluarga Harapan merupakan program lintas Kementrian dan lembaga, karena aktor

utamanya adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Sosial,

Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama,

Departemen Komunikasi dan Informatika, dan Badan Pusat Statistik.

Program Keluarga Harapan diluncurkan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono di Gorontalo Juli 2007. Pada tahap awal, Program Keluarga Harapan

dilaksanakan di tujuh provinsi melibatkan 500.000 kepada rumah tangga yang sangat

miskin (RTSM). Tujuh provinsi yaitu: Gorontalo, Sumatera Barat, DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Tahun 2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji

coba. Tujuan uji coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan

dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, seperti antara lain metode penentuan

sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme pembayaran, dan pengaduan masyarakat,

apabila tahap uji coba ini berhasil, maka Program Keluarga Harapan akan

dilaksanakan setidaknya sampai dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan

(13)

Selama periode tersebut, target peserta secara bertahap akan ditingkatkan

hingga mencakup seluruh RTSM dengan anak usia pendidikan dasar dan ibu

hamil/nifas.

Pada tahun 2008, pelaksanaan Program Keluarga Harapan ditambah lagi

menjadi 13 provinsi. Enam tambahan itu adalah: Nanggroe Aceh Darusalam,

Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan

Kalimantan Selatan. Program Keluarga Harapan sudah dilaksanakan di 72 kabupaten

di 13 provinsi, dengan penerima 700 ribu RTSM pada tahun 2008. Program

Keluarga Harapan sebenamya telah dilaksanakan di berbagai negara, khususnya

negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang bervariasi. Namun secara

konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash Transfers (CCT), yang

diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat.

Program ini "bukan" dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi

Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga

miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian

harga bahan bakar minyak (BBM). Program Keluarga Harapan lebih dimaksudkan

kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.

Program Keluarga Harapan adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai

kepada Rumah Tangga Sangat Miskin yang merupakan program pemerintah yang

tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d

2025 (Undang Undang N0. 17 tahun 2007).

Sebagai imbalannya Rumah Tangga Sangat Miskin diwajibkan memenuhi

persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

(14)

terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu

pendidikan dan kesehatan.

(http://www.depsos.go.id/Mari Kita Mengenal Program PKH/30 Juni 2007/ diakses pada tanggal 02-10-2012 pukul 10.30 WIB ).

2.4.3 Tujuan Program Keluarga Harapan

Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi

kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada

kelompok masyarakat miskin. Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu

mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sangat miskin, sedangkan untuk

jangka panjang, dengan mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan

anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan

perbaikan gizi, hal ini diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi.

Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target

MDGs. Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas:

(1) Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM;

(2) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

(3) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6

tahun dari RTSM;

(4) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan,

khususnya bagi RTSM.

(15)

2.4.4 Pengorganisasian

Program Keluarga Harapan dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UPPKH

Kabupaten/Kota dan Pendamping Program Keluarga Harapan. Masing-masing

pelaksana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan Program

Keluarga Harapan.

1. UPPKH Pusat (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Pusat) - merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UPPKH

Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah

serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.

2. UPPKH Kab/Kota (Unit Pelaksana Program Keluaraga Harapan Kab/Kota) - melaksanakan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari

kecamatan ke pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga

berperan dalam mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi

bantuan jika diperlukan.

3. Pendamping - merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program

di tingkat kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan

sosialisasi, pengawasan dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi

komitmennya. Jumlah pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta Program

Keluarga Harapan yang terdaftar di setiap kecamatan. Sebagai acuan, setiap

pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta Program Keluarga

Harapan. Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator

(16)

Pendamping menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan kegiatan di

lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan

berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah

maupun dengan peserta itu sendiri.

Dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan terdapat Tim Koordinasi

yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas

menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan

dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung.

Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di luar struktur yang berperan penting

dalam pelaksanaan kegiatan Program Keluarga Harapan, yaitu lembaga pelayanan

kesehatan dan pelayanan pendidikan di tiap kecamatan dimana Program Keluarga

Harapan dilaksanakan.

2.4.5 Mekanisme Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

1. Pemilihan dan Penetapan Peserta

Target penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga

sangat miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman

pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih

sebagai peserta Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga dengan kategori

sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas,

dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau lebih dari 15 tahun namun belum

(17)

Verifikasi status kemiskinan rumah tangga dilakukan melalui survey

terhadap calon peserta. Verifikasi dilakukan oleh BPS dengan data dasar penerima

diambil dari data Subsidi langsung Tunai (SLT) kategori sangat miskin. Informasi

yang diperoleh dari survey di atas akan digunakan untuk mengurutkan RTSM

berdasarkan tingkat kemiskinannya yang lebih pantas menerima bantuan Program

Keluarga Harapan tersebut. Setelah RTSM tersebut terpilih maka seluruh data

peserta Program Keluarga Harapan akan ditetapkan dan menjadi data dasar utama

UPPKH dan merupakan daftar resmi peserta Program Keluarga Harapan.

2.Pertemuan Awal

Tahap awal pelaksanaan Program Keluarga Harapan dimulai dengan

pengiriman pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta Program Keluarga

Harapan, yang disertai format perbaikan data RTSM, pernyatan persetujuan

memenuhi ketentuan Program Keluarga Harapan, dan undangan untuk memenuhi

pertemuan awal oleh PT.POS.

Pertemuan awal dikordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dengan

mengundang petugas puskesmas dan sekolah di kecamatan tersebut. Tujuan

pertemuan awal adalah menginformasikan dan menjelaskan tujuan, ketentuan,

mekanisme, sangsi, serta hak dan kewajiban peserta Program Keluarga Harapan.

3. Pembayaran

Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih

sebagai peserta Program Keluarga Harapan dan mengikuti ketentuan yang diatur

dalam program. Bukti kepesertaannya adalah kepemilikan kartu Program Keluarga

(18)

Keluarga Harapan dikirim ke setiap peserta oleh pendamping sebelum pembayaran

pertama dilakukan. Pembayaran bantuan dilakukan oleh PT.POS setiap empat bulan

(kwartal) pada tanggal yang ditentukan oleh masing-masing desa/kelurahan.

4. Pembentukan Kelompok Ibu Penerima Bantuan

Setelah pembayaran pertama dilakukan, UPPKH kecamatan menfasilitasi

pertemuan kelompok ibu peserta Program Keluarga Harapan. Setiap 15-20 RTSM

disarankan memiliki ketua kelompok yang berfungsi sebagai kontak bagi UPPKH

untuk setiap kegiatan seperti antara lain sosialisasi, pelatihan, penyuluhan,

penyelesaian masalah dan sebagainya selama program berlangsung.

5.Verifikasi Komitmen

Verifikasi komitmen pada prinsipnya dilakukan terhadap pendaftaran

(enrollment) dan kehadiran (attendance) baik di sekolah untuk komponen

pendidikan maupun puskesmas dan jaringannya untuk komponen kesehatan.

Kepada pihak pelaksana pelayanan pendidikan, baik itu adalah

sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B sangat diharapkan peran aktifnya

untuk menarik kembali anak-anak RTSM, khususnya yang belum menyelesaikan

pendidikan dasar namun telah meninggalkan bangku sekolah atau bekerja, untuk

kembali sekolah.

Verifikasi dilaksanakan setiap 3 bulan, hasil verifikasi menjadi dasar

pembayaran bantuan yang diterimakan peserta PKH. Verifikasi untuk pembayaran

tahap awal dilakukan dengan menerbitkan daftar siswa yang terdaftar di sekolah dan

anak usia 0-6 tahun, ibu hamil dan ibu nifas yang terdaftar di puskesmas yang

(19)

Selanjutnya adalah verifikasi terhadap kehadiran yang dilakukan oleh pihak

penyedia layanan, yaitu sekolah dan puskesmas beserta jaringannya.

6. Penangguhan dan Pembatalan

Penangguhan dan pembatalan peserta Program Keluarga Harapan melalui

tahapan sebagai berikut:

a. Penangguhan Sementara, berlaku apabila:

- Peserta Program Keluarga Harapan tidak memenuhi komitmen yang telah

ditentukan untuk 1 kali siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut);

- Peserta Program Keluarga Harapan tidak mengambil pembayaran untuk 1 kali

siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut). Apabila rumah tangga yang

bersangkutan ingin menjadi peserta kembali, mereka harus mendaftar kembali ke

UPPKH Kecamatan atau melalui perwakilan ketua kelompok ibu yang sudah

terbentuk. Selanjutnya, petugas UPPKH Kab/Kota dan Kecamatan akan

mengunjungi rumah keluarga tersebut untuk menilai kelayakannya. Dasar penilaian

kelayakan menggunakan indikator yang digunakan pada saat pemilihan peserta

PKH.

b. Pembatalan, ini dapat terjadi apabila:

- RTSM terbukti tidak layak sebagai peserta Program Keluarga Harapan, melalui

antara lain pengaduan yang telah dibuktikan dan pengecekan berkala (spot check),

- Dalam 2 kali siklus pembayaran berturut-turut (8 bulan) RTSM tidak memenuhi

komitmen dan melakukan klaim terhadap bantuan. RTSM yang telah dibatalkan

(20)

2.4.6 Besar Bantuan Program Keluarga Harapan

Besaran bantuan tunai untuk peserta Program Keluarga Harapan bervariasi

tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan

bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Besaran bantuan ini di

kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta

tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per

tahun

Bantuan tetap Rp. 200.000

Bantuan bagi RTSM yang memiliki:

a. Anak usia di bawah 6 tahun Rp. 800.000

b. Ibu hamil/menyusui

c. Anak usia SD/MI

d. Anak usia SMP/MTs

Rata-rata bantuan per RTSM

Bantuan minimum per RTSM

Bantuan maksimum per RTSM

Rp. 800.000

Rp. 400.000

Rp. 800.000

Rp. 1.390.000

Rp. 600.000

(21)

Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun

dan ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak. Besar

bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun. Batas minimum dan

maksimum adalah antara 15-25% pendapatan rata-rata RTSM per tahun.

pada tanggal 05-10-2012 pukul 14.00 WIB).

2.4.7 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan

Sasaran atau penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah Rumah

Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari

anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih.

Penerima bantuan adalah lbu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah

tangga yang bersangkutan (jika tidak ada lbu maka: nenek, tante/bibi, atau kakak

perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan Program

Keluarga Harapan pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan

kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil

pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di Kartu Program Keluarga

Harapan.

Calon Penerima terpilih harus menandatangani persetujuan bahwa selama

mereka menerima bantuan, mereka akan:

1) Menyekolahkan anak 7-15 tahun serta anak usia 16-18 tahun namun belum

selesai pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar

2) Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur

(22)

3) Untuk ibu hamil, harus memeriksakan kesehatan diri dan janinnya ke fasilitas

kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan Program Keluarga Harapan bagi lbu

Hamil.

2.5 Kesejahteraan Sosial

Masalah kesejahteraan sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa

teroganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial

yang secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus

direncanakan dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah sosial akan

selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia

masih ada.

Kesejahteraan sosial mencakup penyediaan pertolongan dan proses-proses

yang secara langsung berkenaan dengan penyembuhandan pencegahan

masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan perbaikan kualitas hidup

itu meliputi pelayanan-pelayanan sosial bagi individu-individu dan

keluarga-keluarga juga usaha-usaha untuk memperkuat atau memperbaiki lembaga-lembaga.

Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang dapat dari rumusan

Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan

Sosial, Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial merupakan hal-hal yang berkaitan

dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasusilaan,

bencana alam, dan bencana sosial.

Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh pasal 28H ayat (1), (2) dan (3)

perubahan kedua pasal 34 ayat (1) dan (2) perubahan UUD 1945. Menurut catatan

(23)

jumlah penyandang cacat tercatat 1,66 juta jiwa serta jumlah fakir miskin yang

ditangani berjumlah sekitar 14,53 juta jiwa. Penanganan masalah kesejahteraan

sosial (PMKS) khususnya fakir miskin bila dilakukan tidak tepat akan berakibat pada

kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada lemahnya ketahanan

sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial, terutama bagi

kelompok masyarakat yang tinggal didaerah terpencil dan perbatasan Republik

Indonesia.

2.6 Kerangka Pemikiran

Dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis Pemerintah telah

melaksanakan program jaringan pengaman sosial (JPS) yang dirancang khusus untuk

membantu secara langsung masyarakat miskin yang membutuhkan. Program

Keluarga Harapan merupakan suatu program yang dimaksudkan sebagai upaya

untuk membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin dalam

rangka mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk miskin

sekaligus upaya memotong rantai kemiskinan yang terjadi selama ini. Program ini

merupakan bantuan tunai bersyarat yang berkaitan dengan persyaratan pendidikan

dan kesehatan.

Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi

kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada

kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat

pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri sebagai upaya

mempercepat pencapaian target MDGs.

Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas :

(24)

• Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM.

• Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak

di bawah 6 tahun dari RTSM.

• Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan

kesehatan.khususnya bagi RTSM.

Masyarakat penerima bantuan dari program ini adalah rumah tangga sangat

miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan

Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai peserta

adalah rumah tangga dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga

yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas, dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau

lebih dari 15 tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar. Respon

masyarakat adalah tingkah laku balasan tindakan yang berupa wujud dari persepsi,

sikap, dan partisipasi masyarakat, dimana persepsi itu meliputi pengetahuan

masyarakat tentang Program Keluarga Harapan dan apa tujuan, manfaat dan atensi

dari Program Keluarga Harapan.

Sikap meliputi tentang penilaian masyarakat terhadap Program Keluarga

Harapan, penolakan atau penerimaan, dan mengharapkan atau menghindari dari

Program Keluarga Harapan. Partisipasi meliputi tentang menikmati, melaksanakan,

memelihara, menilai, frekwensi, dan kualitas. Masyarakat dapat memahami akan

nilai positif dan negatif yang telah dilaksanakan oleh Program Keluarga Harapan di

(25)

Untuk memperjelas alur pemikiran, penulis membuat bagan yang

menggambarkan isi dari pemikiran di atas :

Bagan 1

Bagan Alur Pemikiran

Program Keluarga Harapan

Masyarakat

Respon Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

(26)

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.7.1 Definisi Konsep

Konsep adalah sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan

peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal yang sejenisnya. Definisi konsep

memiliki tujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara

mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari

salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009 : 112).

Adapun yang menjadi konsep yang diangkat dalam penelitian ini dapat

didefinisikan sebagai berikut :

1. Respon adalah suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik,

pemahaman yang mendetail, penilaian , pengaruh, penolakan, suka atau

tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena.

2. Masyarakat Miskin adalah kelompok masyarakat dengan tingkat

pendapatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang

memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin

(RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya

peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan

kesehatan.

4. Kesejahteraan Sosial adalah sebagai tata kehidupan dan penghidupan

yang diliputi oleh rasa aman dari berbagai ancaman, tentram lahir dan

(27)

2.7.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau

operasi lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya

dengan memliki rujukan – rujukan empiris. Definisi operasional bertujuan untuk

memudahkan untuk penelitian dilapangan. Maka perlu operasi analisasi dari

konsep-konsep untuk menggambarkan apa yang harus diamati (Silalahi, 2009 : 120)

Melihat transformasi yang berlaku, maka definisi operasional sering disebut

sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti

menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah

bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud

operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci,

sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat

dan terbuka (Siagian, 2011 : 141).

Adapun menjadi definisi operasional dalam respon masyarakat terhadap

pelaksanaan program keluarga harapan di Kecamatan Medan Selayang dapat diukur

dari :

1. Persepsi atau pemahaman masyarakat tentang program pelayanan sosial :

a. Pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan.

b. Pengetahuan masyarakat tentang bagaimana Program Keluarga

Harapan.

c. Pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat Program

Keluarga Harapan.

d. Atensi suatu proses penyeleksian masyarakat terhadap Program

(28)

2. Sikap masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan dapat diukur

melalui :

a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki

masyarakat tentang Program Keluarga Harapan.

b. Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang

atau tidak senangnya masyarakat terhadap Program Keluarga

Harapan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat

tersebut menolak atau menerima program tersebut.

c. Mengharap atau menghindari adalah kesiapan masyarakat untuk

bertingkah laku yang berhubungan dengan Program Keluarga

Harapan, dalam hal ini dapat diketahui apakah masyarakat

mengharapkan atau menghindari program tersebut.

3. Partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan dapat diukur

melalui :

a. Melaksanakan adalah masyarakat berperan serta dalam

pelaksanaan Program Keluarga Harapan dengan penuh persiapan,

perencanaan, pemahaman, dan evaluasi agar pelaksanaan program

tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.

b. Memelihara adalah masyarakat berperan serta dalam memelihara

Program Keluarga Harapan agar dapat berjalan sesuai dengan

baik dan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

c. Menikmati adalah masyarakat berperan serta dalam menikmati

hasil Program Keluarga Harapan dimana masyarakat tinggal dan

menerima dan merasakan manfaat dari Program Keluarga

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Suatu kegiatan dalam rekayasa kebutuhan untuk memastikan bahwa kebutuhan yang telah didefinisikan telah benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna adalah bagian

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diperlukan metode penyediaan informasi yang memudahkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dalam pembuatan laporan dan mudah diakses

nilai – nilai yang diyakini oleh warga maka dapat diklasifikasikan beberapa actor yang dapat secara langsung maupun tidak langsung menjadi rujukan bagi warga untuk dapat mengambil

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

Penambahan gliserin netral ini disebabkan karena asam borat (H3BO3) merupakan asam lemah, dalam proses titrasi perlu ditambahkannya golongan poli

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan