• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelaksanaan Penempatan Karyawan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. INTI (Persero) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pelaksanaan Penempatan Karyawan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. INTI (Persero) Bandung"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan sebagai organisasi adalah suatu system perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan perusahaan pada dasarnya disamping mencari laba, juga memenuhi kebutuhan masyarakat serta mengharapkan kesinambungan dalam menjalankan usaha tersebut, untuk itu diperlukan adanya suatu manajemen yang baik untuk mengatur orang-orang tersebut secara efektif dan efisien agar tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju atau mengalami kemunduran karena kualitas sumber daya yang ada diperusahaan. Peranan manusia sangat penting karena manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi. Manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin dapat terwujud tanpa peran aktif seluruh karyawan, walau bagaimana pun canggihnya alat-alat yang dimiliki oleh perusahaan.

(2)

Penempatan adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu instansi, atau bagian personalia untuk menentukan seorang pegawai masih tetap atau tidak ditempatkan pada suatu posisi atau jabatan tertentu berdasarkan pertimbangan keahlian, keterampilan atau kualifikasi tertentu. (Sulistyani & Rosidah 2003:151)

Perusahaan/instansi harus menempatkan karyawan pada tempat yang tepat dan posisi yang tepat, sehingga pegawai merasa nyaman dalam bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah bagi perusahaan/instansi yang dampaknya terhadap prestasi kerja karyawan.

Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. (Malayu Hasibuan 2005:105)

PT. Industri Telekomunikasi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PT. INTI (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana jaringan Telekomunikasi, sudah selayaknya bila perusahaan ini lebih memperhatikan penempatan karyawan karena masalah penempatan karyawan sangat berperan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan.

(3)

ditempatkan pada jabatan kosong sesuai dengan jenjang pendidikan dan pengalamannya. Selain itu dalam keterampilan, kemampuan, tuntutan, minat, kesukaan dan budaya para karyawan tersebut.

Pada survey awal yang saya lakukan kepada 30 responden pada karyawan PT. INTI Bandung, sebagian besar karyawan disana menyatakan penempatan posisi kerja mereka belum sesuai dengan keahlian yang mereka miliki, karena tidak sesuai dengan pendidikan yang mereka miliki. Dan juga sebagian besar karyawan disana merasa prestasi kerja mereka belum bisa optimal karena penempatan posisi yang kurang tepat sehingga mereka merasa belum mempunyai pengalaman yang banyak dalam posisi tersebut.

(4)

Dibawah ini dikemukakan distibusi penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ada di tabel 1.1 pada PT. INTI Bandung.

Tabel 1.1

Penempatan Karyawan Pada PT. INTI Bandung

No. Divisi Pendidikan

S1 D3 SMA Jumlah

Sumber : Data diolah dari PT. INTI Bandung 2009

(5)

pendidikan S1 yaitu 3 orang Teknik Sipil, 2 orang teknik mesin, 5 orang ilmu pemerintahan. D3 yaitu 4 orang teknik kimia, dan SMA 3 orang sma ips, dengan jumlah 17 karyawan. Seharusnya pada divisi SDM umum di isi oleh orang-orang yang ahli dalam bidang SDM umum. Pada divisi Hukum & Kepatuhan pendidikan S1 yaitu 2 orang akuntansi, D3 yaitu 4 orang teknik informatika, 3 orang teknik kimia, dan SMA 1 orang SMEA, 1 orang sma ips, dengan jumlah 11 karyawan. Seharusnya pada divisi hukum & kepatuhan di isi oleh orang-orang yang ahli dalam bidang hukum. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah keseluruhan karyawan yang penempatannya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya yaitu sebanyak 46 orang karyawan dari jumlah seluruh karyawan sebanyak 128 karyawan.

PT.INTI pun berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dan dengan pencapaian sumber daya manusia yang handal dan berkualitas inilah, diharapkan perusahaan mampu menjalankan kegiatan dengan seoptimal mungkin sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

(6)

yang maksimal terhadap perusahaan. Hal ini ditunjukan dengan prestasi kerja yang baik.

Prestasi kerja pada PT.INTI Bandung tergantung pada apa yang dilakukan oleh masing-masing pegawai baru tentunya mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi, sebab mereka baru mengenal dunia kerja secara nyata, keinginan untuk mendapatkan penghargaan dan perhatian ekstra dari atasan sekaligus untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan sekitarnya, dengan demikian mereka akan lebih cepat berprestasi dan mendapatkan penghargaan. Prestasi kerja dapat dilihat diantaranya dari kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan akan pekerjaan dan kebutuhan akan supervisi karyawan itu sendiri.

Namun demikian berdasarkan wawancara dengan Agus Kurniawan selaku kepala subbagian kepegawaian yang ada, prestasi kerja karyawan pada PT. INTI Bandung belum optimal, prestasi kerja karyawan pada kenyataannya masih kurang ada yang berprestasi, seperti tidak tersesesaikannya pekerjaan secara tepat waktu, pekerjaan yang makin bertambah dari waktu ke waktu sehingga makin menumpuknya pekerjaan tersebut.

Belum optimalnya prestasi kerja karyawan pada PT. INTI Bandung tersebut dapat berasal dari faktor program penempatan pegawai yang dilakukan dinas atau dari faktor lain, sehingga dapat mengurangi penilaian tentang prestasi kerja pada perusahaan tersebut.

(7)

pengalaman sehingga diharapkan pegawai akan tetap memiliki semangat kerja yang tinggi dan akan meraih prestasi kerja yang lebih baik lagi.

Pada dasarnya tujuan orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan masa depannya. Dengan diadakannya program penempatan karyawan yang tepat akan mendorong karyawan untuk senantiasa meningkatkan prestasi kerjanya di perusahaan.

Dengan melihat fenomena yang ada pada PT. INTI Bandung saat ini, jadi jelaslah bahwa dari akibat penempatan karyawan yang tidak dilakukan secara tepat dapat merugikan perusahaan dan karyawan tersebut tidak berkembang sehingga karyawan tidak dapat menunjukan prestasi kerjanya.

Oleh karena itu mengingat pentingnya penempatan karyawan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan dan berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian penelitian mengenai “ Analisis Pelaksanaan Penempatan Karyawan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja

(8)

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Karyawan belum menempati posisi dan tempat yang tepat sesuai dengan keahlian dan latar belakang yang karyawan miliki pada PT. INTI Bandung. 2. Penempatan karyawan yang dilakukan tanpa melihat pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan dari para karyawan tersebut pada PT . INTI Bandung.

3. Masih belum optimalnya prestasi kerja karyawan pada kenyataannya masih kurang ada yang berprestasi, seperti tidak tersesesaikannya pekerjaan secara tepat waktu, pekerjaan yang makin bertambah dari waktu ke waktu sehingga makin menumpuknya pekerjaan tersebut pada PT. INTI Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengumpulkan data mengenai proses penempatan karyawan berdampak terhadap prestasi kerja karyawan bagi kepentingan penelitian yang berfungsi sebagai bahan analisis yang akan dipakai dalam kegiatan penelitian penulis,untuk menentukan hasil akhir dari pemecah masalah.

Tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan penempatan karyawan pada PT. INTI Bandung.

(9)

3. Untuk mengetahui analisis penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. INTI Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai 2 (dua) kegunaan utama,yaitu (1) kegunaan Akademis dan (2) kegunaan Praktis. Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan:

1.4.1 Kegunaan Akademis

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat menjadi masukan yang baik dalam pengambilan keputusan menyangkut penempatan karyawan berdampak terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Bagi pihak terkait

Diharapkan dapat memberikan informasi yang baik tentang analisis penempatan karyawan berdampak tehadap prestasi kerja karyawan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Penulis

(10)

2. Bagi Pihak Lain

Diharapkan dapat menjadikan suatu bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut menyangkut analisis penempatan karyawan berdampak terhadap prestasi kerja karyawan.

1.5Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. INTI Bandung yang berlokasi di JL. Moch Toha No.77 Bandung, Tlp (022)-5201501, Adapun Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011.

Tabel 1.2 Jadwal penelitian

NO. KETERANGAN SEP OKT NOV DES JAN FEB

1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survey Awal 2. Pengajuan judul

penelitian 3 Penelitian

lapangan 4 Penyusunan dan

bimbingan UP 5 Pelaksanaan

sidang UP 6 Penyusunan dan

bimbingan Skripsi 7 Pelaksanaan

(11)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Penempatan

Seleksi dan penempatan merupakan langkah yang diambil segera setelah terlaksanannya fungsi rekruitmen. Seperti halnya fungsi rekruitmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia/tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima/tidaknya penempatan seseorang pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini. Jika fungsi ini tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Seleksi dan penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seseorang pelamar diterima/ditolak, tetap/tidaknya seseorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada di dalam organisasi.

Adapun beberapa pengertian menurut ahli antara lain:

(12)

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2004:63) “Penempatan adalah menempatkan calon karyawan yang diterima (lulus seleksi) pada jabatan/pekerjaan yang membutuhkan dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut”.

Menurut Marihot Tua Efendi (2002: 156) “Penempatan merupakan proses penugasan/pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau jabatan berbeda”.

2.1.2 Metode Penempatan

Pemilihan metode penempatan sangat penting dilaksanakan, agar supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Manajer yang cakap dan menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Penempatan pegawai seperti promosi, transfer, dan demosi hendaknya dilakukan dengan metode yang efektif dan efisien supaya tercapai manfaat yang optimal.

Sebelum mengadakan penempatan pegawai dalam hal ini perlu melihat metode-metode yang harus ditempuh dalam penempatan pegawai. Adapun metode-metode yang harus ditempuh dalam hal ini menurut Sulistiyani & Rosidah (2003:155) adalah:

a) Menentukan kebutuhan-kebutuhan Sumber Daya Manusia.

b) Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan atau mengisi jabatan-jabatan.

(13)

d) Pengadaan (recruitment).

e) Menyiapkan daftar dari para pegawai yang berkualitas. f) Mengadakan seleksi pegawai.

2.1.3 Syarat-syarat penting dalam proses penempatan pegawai

Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003:152) ada beberapa persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam rangka penempatan pegawai, adapun persyaratan yang harus dipenuhi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Informasi analisis jabatan yang memberikan deskripsi jabatan, spesialisasi jabatan dan standar prestasi yang seharusnya ada dalam setiap jabatan tersebut.

b. Rencana-rencana Sumber Daya Manusia yang akan memberikan manajer tentang tersedia tidaknya lowongan pegawai suatu instansi.

c. Keberhasilan fungsi rekrutmen yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.

Dalam rangka menempatkan pegawai yang lulus dalam seleksi yang akan dilaksanakan, maka manajer tersebut harus mempertimbangkan beberapa faktor yang memungkinkan dan berpengaruh terhadap kontinuitas bekerja.

2.1.4 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penempatan

pegawai

1. Faktor Prestasi Akademis

(14)

Dengan mempertimbangkan faktor prestasi akademis, maka dapat ditetapkan dimana pegawai yang bersangkutan akan ditempatkan sesuai dengan prestasi akademisnya.

2. Faktor Pengalaman

Pengalaman bekerja pada pekerjaan yang sejenis yang telah dialami sebelumnya perlu mendapatkan pertimbangan dalam rangka penempatan pegawai tersebut. Hal tersebut berdasarkan pada kenyataan yang menunjukan bahwa makin lama bekerja maka makin banyak pengalaman yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan. Banyaknya pengalaman bekerja memberikan kecenderungan bahwa pegawai yang bersangkutan memiliki keahlian dan pengalaman yang relatif tinggi.

3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental

Dalam menempatkan pegawai faktor fisik dan mental perlu dipertimbangkan karena tanpa pertimbangan yang matang maka hal-hal yang bakal merugikan perusahaan tidak menutup kemungkinan akan terjadi. Penempatan pegawai pada tugas dan pekerjaan tertentu harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan mental pegawai yang bersangkutan.

4. Faktor Status Perkawinan

(15)

5. Faktor Usia

Dalam rangka menempatkan pegawai, faktor usia pada diri pegawai yang lulus dalam seleksi perlu mendapatkan pertimbangan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari rendahnya prestasi kerja pegawai yang bersangkutan.

2.1.5 Prosedur Penempatan Karyawan

Dalam setiap kegiatan diperlukan tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaannya. Tahapan tersebut merupakan urutan kronologis yang dilaksanakan tahap demi tahap (step by step) tanpa meninggalkan prinsip dan asas yang berlaku. Prosedur penempatan karyawan yang diambil merupakan pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan Kepala Dinas dengan Kepala subbagian Kepegawaian berdasarkan SK Gubernur yang telah dikeluarkan Badan Kepegawaian pusat/provinsi, baik yang diambil berdasarkan pertimbangan rasional maupun ilmiah.

2.1.2 Pengertian Prestasi Kerja

Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai definisi prestasi, adalah:

(16)

Menurut Wahyudi (2002:101) “Prestasi kerja (performance apprasial) memiliki beberapa istilah yang dapat ditukarkan pengertiannya, yaitu: Merit Rating behavior assessment, employ evaluation, personal review dan sebagainya”.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2002:67) ada dua faktor yang mempengaruhi penetapan prestasi kerja, yaitu faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation), hal ini sesuai dengan pendapat Davis (1964:480) yang merumuskan:

a. Human performance = Ability + Motivation b. Motivation = Attitude + Situaation c. Ability = Knowledge + Skill

1. Faktor Kemampuan

(17)

2. Faktor Motivasi

Motivasi tumbuh dari sikap (attitude) seseorang pegawai yang menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.1.4 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Wahyudi (2002:101) secara umum penilaian prestasi kerja dapat diartikan : ”sebagai suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan (job performance) seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.

Dari hasil penilaian prestasi kerja dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pekerjaan yang dinilai dan hasilnya oleh manajemen dan dijadikan sebagai dasar bagi tindakan-tindakan selanjutnya seperti :

1. Untuk mengukur prestasi kerja, yakni sampai sejauh mana seorang tenaga kerja berhasil dalam pekerjaannya.

2. Untuk mengukur keberhasilan tenaga kerja dalam mengikuti program pelatihan dan pengembangan.

3. Untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam rangka memperbaiki atau mengembangkan kecakapan tenaga kerja, disamping untuk melakukan pengecekan secara periodik.

(18)

5. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna menetapkan pemberian intensif.

2.1.5 Hubungan Penempatan Karyawan dengan Prestasi kerja Karyawan

Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli yang mengemukakan hubungan atau keterkaitan antara penempatan karyawan dengan prestasi kerja, antara lain sebagai berikut:

Menurut Komaruddin menjelaskan, yang dikutip oleh Suwatno (2001:24) bahwa: ”Penempatan pekerjaan karyawan pada jabatan yang tepat akan berdampak pada setiap karyawan, mereka dapat bertugas dengan efisien, dapat mengembangkan diri untuk berprestasi dan merasa puas”.

(19)

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Peneliti terdahulu mengenai penempatan karyawan terhadap prestasi kerja karyawan.

Tabel 2.1

Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Nama Penulis Tahun Judul Perbedaan Persamaan

(20)

Peranan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan sangatlah penting. Keberhasilan yang ingin dicapai perusahaan sangat tergantung kepada para karyawan yang diberi tugas. Namun permasalahan sebenarnya tidaklah sederhana itu, karena justru keberhasilan perusahaan akhirnya terletak pada ketepatan dalam menetapkan karyawan. Kenyataan menunjukan bahwa jarang terjadi seseorang karyawan langsung dapat ditempatkan pada posisi yang tepat.

Penempatan karyawan dilakukan terhadap karyawan baru, karyawan lama dalam posisi dan jabatan yang baru, sebagai akibat adanya program mutasi. Perlu dipahami bahwa kesalahan penempatan akan dapat dirasakan akibatnya tidak saja pada unit kerja yang bersangkutan tetapi juga pada unit kerja lain, sehingga operasi perusahaan akan terganggu tidak saja untuk masa sekarang tetapi juga pada masa yang akan datang.

Melalui kegiatan penempatan karyawan pada suatu tempat atau jabatan tertentu pada akhirnya akan dapat diketahui apakah karyawan yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh jabatan ditempat karyawan itu ditugaskan. Jika kemampua bekerja dari karyawan telah sesuai dengan standar yang dibutuhkan, maka sudah tercipta penempatan yang tepat.

(21)

Menurut Bambang Wahyudi (2002:94) dasar yang digunakan dalam kegiatan penempatan karyawan bermula dari analisis jabatan, deskripsi jabatan atau persyaratan jabatan. Analisis jabatan adalah suatu penentuan dari suatu jabatan yang meliputi tugas, tanggung jawab dan hubungan dengan jabatan lain dalam organisasi,serta persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan agar seseorang mampu melaksanakan tugas dalam jabatan itu dengan baik.

Informasi yang didapat dari suatu analisis jabatan akan disusun dalam bentuk suatu deskripsi jabatan (Job Description), yang berisi keterangan mengenai suatu jabatan. Didalamnya digambarkan secara rinci tentang tugas, tanggung jawab, kewajiban suatu jabatan tertentu yang perlu diketahui oleh orang yang akan menduduki jabatan yang bersangkutan.

Penempatan merupakan penugasan atau penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru. Kebanyakan keputusan penempatan dibuat oleh manajer lini. Biasanya penyelia karyawan dalam konsultasi dengan tingkat manajer lini yang lebih tinggi memutuskan penempatan masa depan untuk setiap karyawan. Peranan departemen SDM adalah memberi pendapat pada manajer lini tentang kebijakan perusahaan dan menyediakan bimbingan kepada para karyawan.

A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) menjelaskan definisi prestasi kerja, menurutnya :

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

(22)

“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Dari pengertian mengenai prestasi kerja, dapat diperoleh sedikit gambaran bahwa prestasi kerja merupakan hasil kerja yang bisa ditunjukan oleh seorang pegawai baik itu dalam bentuk kuantitas atau pun kualitas dari pekerjaannya pada perusahaan. Prestasi kerja sangat penting bagi perusahaan karena dapat mengetahui sejauh mana kemajuan yang dialami oleh karyawannya, juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perkembangkan perusahaan dimasa mendatang.

Dari pendapat A.A Anwar prabu Mangkunegara (2000:67) tentang definisi prestasi kerja, maka penulis menarik kesimpulan menyangkut beberapa indikator dari prestasi kerja itu sendiri, yaitu:

1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja 3. Tanggung jawab 4. Inisiatif

(23)

Dari definisi serta pendapat para ahli menyangkut penempatan dan prestasi kerja, diperoleh suatu gambaran bahwa penempatan diterapkan oleh suatu perusahaan atau organisasi semata-mata bukan hanya bertujuan agar perusahaan dapat menemukan karyawan yang baik dan berkualitas. Jika ditelaah lebih jauh lagi, penempatan sangat efektif dalam upaya peningkatan prestasi kerja seorang pegawai.

Hubungan antara penempatan karyawan dan prestasi kerja karyawan tersebut bisa dilihat dari pendapat ahli, sebagai berikut:

Menurut Komaruddin menjelaskan, yang dikutip oleh Suwatno (2001:24) bahwa: ”Penempatan pekerjaan karyawan pada jabatan yang tepat akan berdampak pada setiap karyawan, mereka dapat bertugas dengan efisien, dapat mengembangkan diri untuk berprestasi dan merasa puas”.

(24)

Dari pendapat diatas, dapat dipahami dengan jelas bahwa penempatan karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Sehingga penulis merangkum berbagai pendapat serta teori menyangkut penempatan karyawan dan prestasi kerja dalam suatu bagan kerangka pemikiran,sebagai berikut.

Gambar 2.1

Bagan kerangka pemikiran

(25)

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiono (2002:39) hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan harus didasarkan pada teori yang relavan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

(26)

26

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang menyangkut objek penelitian yaitu pelaksanaan penempatan karyawan dan prestasi kerja karyawan.

Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang analisis pelaksanaan penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. INTI (Persero) Bandung, yang terdiri dari 3 divisi seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Unit Penelitian

Pada PT. INTI Bandung

No. Unit Kerja

1. Divisi Manajemen SDM 2. Divisi SDM Umum

(27)

3.2 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian serta analisis data secara sistematis untuk memecahkan masalah yang ada. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode analisis penelitian yang menjelaskan secara kualitatif mengenai kondisi suatu objek yang diteliti dan analisis veritikatif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Dalam analisis ini akan dihitung koefisien kerelasi yang dapat menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel X dan Y, dan diuji signifikansi yang menunjukan tingkat kebenaran dari hasil pengujian hipotesis, serta uji determinasi untuk mengetahui berapa besar persentase pengaruh variabel X terhadap Y.

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Metode penelitian yang akan digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah Metode Deskriptif Analisis dengan pendekatan kuantitatif.

(28)

Menurut Sugiyono (2008:8), menyatakan bahwa : “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Ahmad Jamli (1995:37),menyatakan bahwa:

Desain penelitian adalah kegiatan merinci metode-metode penelitian yang cocok, sifat-sifat alat penelitian, rencana sampling dan jenis data yang dimaksudkan untuk membentuk suatu kerangka kerja dari seluruh proses penelitian.

(29)

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan judul dan fenomena

2. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah analisis pelaksanaan penempatan karyawan dan prestasi kerja karyawan melalui hipotesis yang Peneliti ambil.

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independen variabel), yaitu pelaksanaan penempatan karyawan sebagai variabel X dan variabel terikat (dependen variabel), yaitu prestasi kerja karyawan sebagai variabel Y. Kedua variabel tersebut akan diuraikan secara khusus mulai dari indikator, skala pengukuran, dan instrumen penelitiannya. 4. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dengan pendekatan

studi kasus yang bersifat kuantitatif.

5. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh Peneliti, adalah: a. wawancara, kuesioner, observasi, dan studi kepustakaan,

b. Kuesioner dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan tertutup. 6. Analisis data untuk mencari pembuktian fakta yang akan diteliti. Untuk

menguji hipotesis yang nantinya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.

(30)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengukuran variabel-variabel penelitian. Penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X)

Menurut Sugiono (2002:21), variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun yang menjadi variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Penempatan Karyawan.

2. Variabel Dependen (Y)

(31)

Adapun operasionalisasi variabel penelitian penempatan karyawan

2.Pengalaman - Kesesuaian pengalaman

(32)

Prestasi

1.Kualitas Kerja - Kesesuaian kualitas kerja

5.Kerjasama - Kesesuaian kerja sama

(33)

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Menurut Sugiyono (2007:86), menyatakan bahwa:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden jawaban harus menggambarkan, mendukung pernyataan atau tidak mendukung pernyataan. Dalam hal ini responden adalah direktorat SDM.

Pada jawaban kuesioner diberikan skor pertanyaan yang memiliki jawaban positif dan pertanyaan yang memiliki jawaban negatif. Pertanyaan positif bertujuan untuk mengetahui jawaban yang sesuai dengan kebenaran, sedangkan jawaban negatif bertujuan untuk mengkroscek apakah responden menjawab secara konsisten dam benar-benar menjawab kuesioner. Pemberian skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Skor Kuesioner Untuk Pertanyaan Positif dan Negatif

No. Keterangan Skor Positif

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Netral 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

(34)

3.2.3 Prosedur Pengumpulan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2002:7) jenis data dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan.

Sedangkan sumber data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber-sumber pertama baik dari individu maupun kelompok. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pula oleh pihak pengumpul data primer atau oleh orang lain. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui survei dan wawancara terhadap karyawan di perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui informasi yang diberikan oleh perusahaan mengenai gambaran umum perusahaan serta informasi objek penelitian penulis.

3.2.4 Metode Penarikan Sampel

3.2.4.1Populasi

(35)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. INTI (Persero) Bandung, sejumlah 127 orang. Karakteristik yang dipelajari dalam populasi ini adalah penempatan karyawan dan prestasi karyawan pada PT. INTI (Persero) Bandung.

Tabel 3.4 Populasi Penelitian

Pada PT. INTI (Persero) Bandung

No. Unit Kerja Ukuran Populasi

1. Manajemen SDM 47

2. SDM Umum 60

3. Hukum & Kepatuhan 20

TOTAL 127

Sumber : PT INTI (Persero) Bandung

3.2.4.2Sampel

Pengertian sampel yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:116), menyatakan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik probability sampling dengan jenis propotionate stratified random sampling

(36)

Menurut Sugiyono (2009;118), propotionate stratified random sampling yaitu ”teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara poporsional”.

Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah karyawan PT. INTI Bandung. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n). Husein Umar (2004;78) untuk menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut :

= 127

1 + 127 ( 0,1)

= 55, 94714

= 56

Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diambil sebesar 56 karyawan.

Pembulatan dalam perhitungan Ukuran alokasi pada masing-masing bagian dengan menggunakan alokasi sampel proporsional yang dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Newman yang dikutip oleh Umi Narimawati (2007:78) adalah sebagai berikut:

(37)

Dimana :

Dimana :

Berdasarkan rumus diatas, dapat diperoleh jumlah responden setiap stratum dan alokasinya pada setiap unit yang terpilih sebagai berikut :

1. Manajemen SDM

2. SDM Umum

3. Hukum & Kepatuhan

Jumlah sampel minimum dari masing-masing strata selalu dilakukan keatas untuk memenuhi kriteria sampel minimum. Alokasi jumlah sampel

n1 = Besarnya sampel pada strata ke-1

N1 = Besarnya populasi pada strata ke-1

N = Besarnya populasi keseluruhan n = Besarnya ukuran sampel

= ×

= 47

127× 56 = 21

= 60

127× 56 = 26

= 20

(38)

minimal pada masing-masing unt kerja secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Populasi dan Sampel Penelitian Pada PT. INTI Bandung

No Unit Kerja Populasi Sampel

1 Manajemen SDM 47 21

2 SDM Umum 60 26

3 Hukum & Kepatuhan 20 9

TOTAL 127 56

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan hasil perhitungan dari ukuran sampel diatas, dapat diperoleh jumlah responden sebanyak 56 orang.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan langsung terhadap objek yang diteliti, antara lain:

a. Observasi

(39)

b. Wawancara

Menurut Soeratno dan Lincolin (1995:92) wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden.

c. Kuesioner

Angket (kuesioner) merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pernyataan kepada responden untuk di isi. Soeratno dan Lincolin (1995:96). Kuesioner ini penulis sebarkan kepada 56 responden yang tidak lain adalah karyawan PT. INTI (Persero) Bandung.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai bacaan dan litelatur. Mengutip berbagai pengertian teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.2.5.1Uji Validitas

(40)

gambaran tentang variabel yang dimaksud. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi Rank Spearman.

Selanjutnya untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel X dengan variabel Y, maka penulis menggunakan rumus kolerasi rank spearman. Kolerasi ini digunakan untuk menganalisis hubungan jika datanya berbentuk ordinal. Pada teknik ini sumber data untuk tiap variabel yang dihubungkan tidak harus pada satu sumber. (Sugiyono 2002:186)

Biasanya syarat minimum uji validitas untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau rs tabel = 0,3. Jadi, apabila korelasi antara butir pertanyaan dengan

skor total kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan dalam instrumen tersebut tidak valid.

Untuk mempercepat dan mempermudah dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan

(41)

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Penempatan Karyawan

Variabel Item Koefisien

Validitas Titik Kritis Keterangan Penempatan

Sumber :diolah dari hasil kuesioner

Berdasarkan tabel 3.6 diatas, semua item memiliki koefisien validitas lebih besar dari nilai r kritisnya (0.300) sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan pelaksanaan penempatan karyawan tersebut valid dalam artian item-item tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel pelaksanaan penempatan karyawan dan akan mampu menghasilkan variabel yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

Variabel Prestasi Kerja Karyawan

Variabel Item Koefisien

Validitas Titik Kritis Keterangan Prestasi Kerja

(42)

Berdasarkan tabel 3.7 diatas, semua item memiliki koefisien validitas lebih besar dari nilai r kritisnya (0.300) sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan prestasi kerja karyawan tersebut valid dalam artian item-item tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel prestasi kerja karyawan dan akan mampu menghasilkan variabel yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian.

3.2.5.2Uji Reliabilitas

Pengujian terhadap tingkat reliabilitas atau keandalan dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan dan mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas adalah pengujian yang diperlukan untuk mengetahui ketentuan dan tingkat resisi suatu ukuran tersebut dapat diandalkan dalam arti pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.

Untuk menguji reliabilitas (keandalan) kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik belah dua (split half) skor pernyataan (statement) bernomor ganjil genap, dengan teknik korelasi spearman brown. Cara kerja Teknik Belah Dua (split half method) menurut Sugiyono (2006:126), adalah sebagai berikut:

“1. Butir-butir instrumen di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan genap.

2. Skor data tiap kelompok disusun sendiri. Skor butir kelompok dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.

3. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan genap di cari korelasinya.

(43)

Adapun rumus untuk menghitung angka reliabilitas yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

ri = Koefisien reliabilitas Spearman Brown

rb = Koefisien korelasi antara belahan pertama (genap) dan kedua (ganjil).

Tabel 3.8

Hasil Korelasi 2 Belahan (instrumen ganjil dan genap) Untuk Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .734

N of Items 5a

Part 2 Value .580

N of Items 5b

Total N of Items 10

Correlation Between Forms .803

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .891

Unequal Length .891

Guttman Split-Half

Coefficient

.885

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 17.0 For Windows, dapat diketahui bahwa angka korelasi antara belahan pertama dan belahan kedua adalah 0.803.

(44)

Apabila angka hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, maka hasilnya adalah sebagai berikut:

r = 2 ( 0,803) 1 + 0,803

r = 1,606 1,803

r = 0,891

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa besarnya tingkat reabilitas adalah 0,891 dan variabel independent tersebut sudah reliabel karena sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memiliki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70 (Barker et al, 2002;70). Oleh karena instrument independent yaitu pelaksanaan penempatan karyawan sudah valid dan reliabel, maka semua instrument dalam variabel

independent dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran dalam penelitian tentang

(45)

Tabel 3.9

Hasil Korelasi 2 Belahan (instrumen ganjil dan genap) Untuk Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .475

N of Items 5a

Part 2 Value .471

N of Items 5b

Total N of Items 10

Correlation Between Forms .621

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .766

Unequal Length .766

Guttman Split-Half

Coefficient

.766

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 17.0 For Windows, dapat diketahui bahwa angka korelasi antara belahan pertama dan belahan kedua adalah 0.621. Apabila angka hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, maka hasilnya adalah sebagai berikut:

= 2 ( 0,621) 1 + 0,621

= 1,242 1,621

= 0,766

(46)

karena sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memiliki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70 (Barker et al, 2002;70). Oleh karena instrument dependent yaitu prestasi kerja karyawan sudah valid dan reliabel, maka semua instrument dalam variabel dependent dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran dalam penelitian analisis pelaksanaan penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan.

3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.6.1 Rancangan Analisis

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah diinterpretasikan. Analisis data diperlukan agar peneliti dapat menghasilkan hasil yang dapat dipercaya. Data yang dihimpun dari hasil penelitian akan penulis bandingkan antara data yang dilapangan dengan data kepustakaan., kemudian dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Untuk menguji hipotesis ada beberapa tahap yang harus dilakukan, tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam melakukan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang sedang diteliti, yaitu data primer untuk variabel penempatan karyawan dan prestasi kerja karyawan.

2. Mengkonversi data ordinal variabel penempatan karyawan dan prestasi kerja karyawan yang diperoleh melalui kuesioner menjadi data interval menggunakan program methods of successive interval (MSI).

(47)

a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.

b. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi (f).

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut disebut proporsi (p)

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.

e. Gunakan tabel distribusi normal, dihitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas).

g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:

(Density at lower limit)–(Density at upper limit) h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus:

Transformed Scala Value =

Menurut Ridwan dan Akdon(2009:53)

3. Melakukan pengolahan data serta menginterpretasikan dan menganalisis hasil pengolahan data. Alat statistika yang digunakan penulis dalam pengolahan data adalah regressi linier sedarhana dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 17.0 for windows. Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

(48)

1. Metode Analisis Kualitatif

Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat faktor penyebab. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.

c. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel atau grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang variabel penelitian ini, digunakan perhitungan frekuensi penilaian sebagai berikut:

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor ideal dan skor aktual. skor aktual diperoleh dari hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Adapun rumus dari skor aktual adalah sebagai berikut:

% Skor Aktual = Skor Aktual

(49)

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Presentase Tanggapan Responden

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik 3 52.01% - 68.00% Cukup Baik 4 68.01% - 84.00% Baik 5 84.01% - 100% Sangat Baik Sumber: Umi Narimawati (2007:85)

2. Metode Analisis Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data berbentuk angka. Penelitian ini akan diuji analisis penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan. Berhubung data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data populasi, maka tidak dilakukan uji signifikansi. Jadi untuk menjawab hipotesis penelitian, koefisien regressi yang diperoleh langsung dibandingkan dengan nol, apabila nilai koefisien regressi lebih besar atau lebih kecil dari nol, maka Ho ditolak dan sebaliknya apabila koefisien regressi sama

(50)

b = ∑X ∑Y − ∑X ∑Y n ∑X − (∑X ) 1. Analisis Regressi

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Analisis regressi digunakan untuk mencari dan menguji analisis pelaksanaan penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. INTI (Persero) Bandung. Model regressi yang digunakan untuk tujuan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:

Dimana :

Y : Prestasi Kerja Karyawan

X : Pelaksannan Penempatan Karyawan b : Koefisien Regressi

Guna menghitung nilai koefisien a dan b dari persamaan regresi di tersebut digunakan metoda kuadrat terkecil (least square method) dan perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:

Konstanta (a)

Koefisien regressi variabel X (b) Y = a + bX

(51)

Karena data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data populasi, maka tidak dilakukan uji signifikansi. Jadi untuk menjawab hipotesis penelitian, koefisien regresi yang diperoleh langsung dibandingkan dengan nol, apabila nilai koefisien regressi lebih besar atau lebih kecil dari nol, maka Ho ditolak dan

sebaliknya apabila koefisien regressi sama dengan nol, maka Ho diterima.

2. Koefisien Korelasi

Pada bagian sebelumnya telah dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi, selanjutnya untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel analisis penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan digunakan analisis korelasi dan jenis korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson product moment yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Nilai r berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Jika dalam perhitungan ternyata diperoleh harga r yang lebih besar dari +1 atau lebih kecil dari -1, hal tersebut mengindikasikan adanya kekeliruan dalam perhitungan.

(52)

Apabila nilai r negatif berarti terdapat korelasi yang negatif atau hubungan yang berlawanan arah antara variabel X dengan variabel Y. Sedangkan bila nilai r positif berarti terdapat hubungan yang positif atau hubungan yang searah antara variabel X dengan variabel Y. Interpretasi harga koefisien korelasi :

a. Apabila r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antara kedua variabel sangat lemah dan tidak terdapat korelasi sama sekali.

b. Apabila r = +1 atau mendekati 1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat serta terjadi korelasi yang searah (jika X naik maka Y pun naik).

c. Apabila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat sekali serta terjadi korelasi yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

Tabel 3.11

Interprestasi Koefisien Korelasi

Sumber:Sugiyono (2009:184)

3. Analisis Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar faktor indikator yang mempengaruhi analisis penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(53)

kerja karyawan, maka hubungan atau pengaruh dihitung koefisien determinasi (Kd) dengan rumus:

Keterangan :

Kd : Koefisien Determinasi

rs : Koefisien korelasi Rank Spearman

Pedoman bagi interprestasi determinasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.12

Interprestasi Koefisien Korelasi

Sumber:Sugiyono (2001:227)

3.2.6.2Rancangan Pengujian Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Kuncoro (2003:48), mendefinisikan bahwa: Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Berdasarkan pengertian di atas, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan

Interval Koefisien Tingkat pengaruh

<4% Pengaruh Rendah Sekali

5%-16% Pengaruh Rendah tapi pasti

17%-49% Pengaruhnya Cukup Berarti

50%-81% Pengaruhnya Tinggi atauKuat >82% Pengaruhnya Tinggi Sekali

(54)

tujuan penelitian. Pada penelitian ini hipotesis yang akan diuji berhubungan dengan ada tidaknya analisis penempatan karyawan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho: = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh penempatan karyawan (variabel X)

terhadap prestasi kerja karyawan (variabel Y).

Ha:  0 Artinya terdapat pengaruh penempatan karyawan (variabel X)

terhadap prestasi kerja karyawan (variabel Y).

Jika tidak terdapat pengaruh signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis untuk ditolak. Apabila kedua variabel tersebut dihipotetiskan memiliki pengaruh yang signifikan maka diformalisasikan dalam hipotesis Alternatif (H1), yaitu merupakan hipotesis yang diharapkan untuk diterima.

Dengan dk = n-2 (Husein Umar:2003)

Keterangan :

t = statistik uji korelasi

r = koefisien kolerasi antara variabel X dan variabel Y n = banyaknya sampel dalam penelitian

Untuk menentukan apakah H0 diterima atau ditolak, digunakan uji signifikan yaitu :

Jika t hitung > t tabel 0.05 (dk=n-2), maka H0 :ditolak dan H1 diterima Jika t hitung < t tabel 0.05 (dk=n-2), maka H0 : diterima

Jika t hitung < - t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

t = √

(55)

Gambar 3.1

Daerah Penetapan Hipotesis

Kriteria untuk menerima atau menolak H0 dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel sehingga daerah kritis untuk meneriama dan menolak H0 sebagai berikut:

Jika

t

hitung <

t

tabel , dimana a = 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti.

Jika

t

hitung <

t

tabel , dimana a = 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterma, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti.

Daerah penerim an H0

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

ttabel

(56)

56

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum PT.INTI (Persero) Bandung

PT. INTI (Persero) Bandung adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk perseorangan dan digolongkan kedalam Badan Usaha Milik Negara lndustri Strategis (BUMNIS) yang bergerak dalam dibawah Badan Pengelolaan lndustri Strategis aiau BPIS yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi. Sejak didirikan pada tahun 1926 samapai sekarang kantor pusat PT. INTI (Persero) Bandung berkedudukan di komplek labotarium pos, telepon dan telegaf (PTT) Jl Moch Toha No 77 Bandung.

Awal tahun pendirian tersebut PT. INTI (Persero) Bandung merupakan labotarium pos, telepon dan telegraf (PTT) suatu labotarium radio dan pusat pelengkapan radio yang berwenang dibawah jawaban (PTT) yang berdasarkan PP No. 240 tahun 1961 diubah status hukumnya menjadiperusahaan pos dan telekomunikasi (PN POSTEL).

Tanggal 25 Mei 1966, PN Telekomunikasi mulai mengadakan kerjasama dengan perusahaan asing yaitu Siemens AG dan pelaksanaanya di bebankan pada Iembaga penelitian dan pengembangan pos dan telekomunikasi (LPP POSTEL).

(57)

Hamengku Buwono IX pada tanggal 22 juni 1968. Sejalan dengan perkembangan perusahaan terutama pada bidang penelitian dan bidang industri, maka pada tahun 1971 dilakukan pemisahaan tugas pokok yaitu:

1. Lembaga penelitian dan pengembangan postel yang mempuyai tugas pokok dalam bidang pengujian, serta pengembangan sarana pos dan telekomunikasi baik dari segi teknologi maupun operasional.

2. Lembaga industri, sebagai badan hukum yang berbeda dengan tugas pokok merupakan memproduksi sarana-sarana dan alat-alat telekomunikasi.

Berdasarkan PP. No. 34 tahun 1974 dan keputusan menteri Rl No Kep. 1771/MK IV/12/1974 tanggal 28 Desember 1974. Akta Notaris Abdul Latief. Jakarta. No 322. PT. INTI (Persero) sesuai didirikan mulai tanggal 30 Desember 1974 dengan denagn modal Rp 3.200.000.000.00,-.

Berdasarkan akte pendirian perusahaan, maksud dan tujuan pendirian PT .

INTI (Persero) Bandung ialah turut melaksanakan dan menujunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang industri infokom dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan. Disamping maksud dan tujuan diatas, secara komersial perusahaan bertujuan untuk menjadi perusahaan yang menguntungkan (profitable), makmur (Presperus),dan berkelanjutan (Sustamable).

(58)

Misi perusahaan adalah:

1. Fokus PT. INTI (Persero) akan bertujuan sepenuhnya pada kegiatan jasa

engineering yang sesuai dengan spesifilasi dan permintaan konsumen.

2. Dalam menjalankan bisnis PT. INTI (Persero) akan berusaha semaksimal mungkin untuk pemangku kepentinagn (Stakeholders).

3. Akan dikembangkan jaringan bisnis yang sinergis baik dengan pemakai jasa PT. INTI (Persero) Bandung maupun pemasok demi memberikan kesinambungan kinerja yang saling menguntungkan.

Strategi PT. INTI (Persero) Bandung akan menumbuhkembangkan usahanya ialah fokus pada bidang jasa pelayanaan infokom dengan pelaksanaan pada Intergrasi Sistem dan Teknologi Infokom (ISTI).

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan berorganisasi fungsi bagian-bagian mengenai yang tersusun dalam suatu kesatuan hubungan yang menunjukan tingkatan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam manajemen perusahaan.

Penerapan struktur organisasi di lingkungan PT. INTI (Persero) Bandung berbentuk garis (lini) dan staf, dimana untuk semua bidang pekejaan bantuan. Secara umum susunan organisasi PT. INTI (Persero) Bandung terdiri dari tiga bagian utama yaitu : Direksi, Divisi dan Stategis Busninees unit (SBU).

(59)

Sumber : Administrasi Sumber Daya Manusia PT. INTI (Persero) Bandung

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. INTI (Persero) Bandung

Dewan Direksi

Direktur Utama

Direktur Operasional &

Teknologi

Sekertariat Personalia &

SDM Direktur

Pemasaran

Direktur Adm & Keuangan

PUSBISPRO (Pusat Pengembangan dan Teknologi)

Internal Audit

Rice PKBL Divisi Keuangan

(60)

4.1.3 Deskripsi Jabatan

Secara garis besar gambaran, fungsi dan tugas pokok dari masing-masing bagan adalah sebagai berikut :

1. Direksi

Direksi adalah dewan yang mempunyai sebuah usaha operasi dalam menjalankan unit perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kinerja usaha yang menguntungkan, kepuasan pelanggan yang maksimal, serta tingkat pencapaian kinerja usaha setiap perkembangannya. Tugas pokok direksi adalah :

1. Memutuskan sesuai kebijakan strategis untuk perkembangan perusahaan dan rencana kerja semata anggaran perusahaan tahunan.

2. Membina SBU dan masing-masing direksinya.

3. Mengawasi operasiaonal SBU dan divisi masing-masing direksinya. 4. Menilai hasil kerja setiap unit serta menentukan tindak lanjut pembinaan

yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Direksi ini terdiri dari:

a. Direktur Utama

(61)

b. Direktur Operasional danTeknik

Fungsi dan direktur operasionai dan teknik adalah memecahkan, merumuskan, penerapan teknologi dan mengendalikan kebijakan umum opearsi dan teknik yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan strategi SBU.

c. Direktur Administrasi dan Keuangan

Fungsi dan direktur administrasi dan keuangan adalah memecahkan, merumuskan, dan menjadikan kebijakan umum di bidang keuangan serta sumber daya manusia dan organisasi.

2. Divisi Divisi terdiri dari:

a. Internal Audit

Internal audit berfungsi untuk membantu devisi utama dalam mengadakan penilain atas pelaksanaan masalah serta sistem pengawasannya pada setiap unit organisasi dan juga memberikan saran-saran terbaiknya. Divisi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab mengembangkan pelaksanaan organisasi dan melaksanakan evaluasi berdasarkan kemanpuan yang berdasarkan atas sebuah kegiatan perusahaan.

b. Divisi Sekretariat Perusahaan

Divisi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

(62)

2. Memberikan usuran-usaran kepada direksi dan berupa kebijakan yang berkaitan disebuah lingkungan perusahaan.

3. Mengadakan kegiatan kerumahtanggaan, kantor pusat dan keamanan di lingkungan perusahaan.

c. PUSBISPRO (Pusat Pengembangan Riset dan Produksi)

Pusbispro ini dibawah pengawasan direksi teknik yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Melakukan usaha-usaha pengadaan produk-produk telekomunikasi baik produk sentral, terminal, trasmisi dan produk-produk lainnya secara efektif dan efisien.

2. Melakukan studi analisa mendirikan tentang perkembangan sistem telekomunikasi dalam mementukan peluang bisnis.

3. Mempunyai penentuan bantuan kepada unit yang mambutuhkan dalam perubahan kualitas untuk usaha multi sourching.

4. Memberikan bantuan teknik kepada fungsi produksi alam membuat produksi yang dikembangkan.

d. Divisi Sekretariat

(63)

e. Divisi Quality Assirance (QA)

Divisi quality assirance mempunyai tugas pokok:

1. Menjalankan ftingsi direktur utama daiatn pencapaiaan, kehadiran mutu seluruh sistem bekerja sesuai dengan norma yang telah ditetapkan untuk mcmenuhi spesifikasi produk dan jasa yang menjadi tuntutan pelanggan dan masyarakat pemakai.

2. Mengijintugaskan seluruh fungsi didalam perusahaan dalam mewujudkan sasaran perusahaan dalam mencapai taget Q-C-D

(Quality, Cost, Delivery).

f. Divisi Keuangan

Divisi keuangan ini adalah dikepalai oleh seorang manager keuangan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menganalisa dokumen dan laporan yang berkaitan dengan pelaksanan tugas bagian keuangan, baik urusan pembendaharaan dari penagihan, akuntasi dan anggaran, mempunyai administrasi dan umum.

2. Mendatangani dokumen yang berkaitan dengan urusan pembendaharaan dan penagihan, akuntansi dan anggaran. maupun admistrasi dan umum.

3. Mendatangani bukti pengeluaran keuangan sesuai wewenang yang diberikan.

(64)

g. Bagian Manajemen Aset

Bidang pekerjaan atau tugas pada bagian manajemen aset sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan tugas-tugas urusan dibawah bagian manajemen aset.

2. Memeriksa dan mengesahkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan manajemen asset.

3. Mengendalikan laporan-laporan bawahan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan bagian fungsi bagan-bagan manajemen yang tersusun dalam kesatuan hubungan merupakan tingkatan fungsi tugas, wewenag dari tanggung jawab dalam manajemen perusahaan. Pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung terdapat empat divisi yaitu : JIT, JTT, JTP dan JTS pembentukan divisi ditunjukan untuk kelancaran bagian bisnis SBU dengan menyusun kebijakan-kebijakan strategis sosial dengan fungsinya yang menjadi acuan kegiatan, pelaksanaan kegiatan operasional pada unit kerja lain.

4.1.4 Karakteristik Responden

(65)

Tabel 4.1

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin PT. INTI (Persero) Bandung

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2010

Dari data diatas berkaitan dengan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, maka mayoritas responden PT. INTI (Persero) berjenis kelamin laki-laki yaitu 40 orang atau 71% dan perempuan 16 orang. Hal ini terjadi karena secara totalitas jumlah karyawan yang memiliki tingkat jabatan manajerial lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Namun demikian, dengan adanya komposisi responden ini diharapkan sudah dapat mewakili populasi karyawan laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.2

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Usia PT. INTI (Persero) Bandung

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2010

Jika dilihat komposisi responden berdasarkan usia pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa responden telah mewakili populasi untuk golongan usia yang matang untuk menduduki posisi eksekutif di perusahaan. Sebanyak 60% responden berusia antara 26-35 tahun, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan berada pada usia matang untuk mampu mengelola dan mengembangkan

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 40 71%

Perempuan 16 29%

∑ 56 100%

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

(66)

bisnis. Responden berusia 46 tahun ke atas sebanyak 5%, persentase ini kecil karena pada usia ini merupakan fase dimana produktifitas karyawan tidak lagi meningkat dan keinginan untuk mengembangkan potensi diri cenderung menurun. Biasanya usia ini merupakan tahap persiapan pensiun.

Tabel 4.3

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir PT. INTI (Persero) Bandung

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 50% berpendidikan sarjana, karena untuk jabatan-jabatan bagian pelaksanaan pada PT. INTI (Persero) Bandung diutamakan paling rendah karyawan yang berpendidikan sarjana, sehingga pelaksanaan penempatan mereka diarahkan untuk menduduki jabatan-jabatan manajerial dan eksekutif untuk mampu mengelola suatu unit kerja atau bagian. Dengan variasi tingkat pendidikan responden pada tabel di atas maka diharapkan dapat mewakili populasi pada setiap level pendidikan.

Tabel 4.4

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Status PT. INTI (Persero) Bandung

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Status

Menikah 40 71%

Belum menikah 16 29%

∑ 56 100%

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2010

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

(67)

Dari data diatas berkaitan dengan karakteristik responden berdasarkan rata-rata status, maka mayoritas responden PT, INTI (Persero) karakteristik status karyawan PT. INTI (Persero) Bandung yaitu sudah menikah 40 orang atau 71%. Ini dikarenakan karyawan yang sudah menikah akan memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya untuk kebutuhan hidup keluarganya.

Tabel 4.5

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Kerja PT. INTI (Persero) Bandung

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Usia

<5 Tahun 14 25%

6-15 Tahun 18 32%

>25 Tahun 24 43%

∑ 56 100%

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2010

(68)

4.2 Hasil Pembahasan

4.2.1 Pelaksanaan Penempatan Karyawan pada PT. INTI (persero)

Bandung

Dalam penyebaran kuesioner mengenai pelaksanaan penempatan karyawan, penulis mencantumkan 10 pertanyaan dari 5 indikator pelaksanaan penempatan karyawan. Adapun indikator pelaksanaan penempatan karyawan antara lain : prestasi aksdemik, pengalaman, kesehatan fisik dan mental, status perkawinan, dan faktor usia. Berikut ini adalah rekapitulasi variabel pelaksanaan penempatan karyawan, dan rincian jawaban responden dari hasil penyebaran kuesioner yang dilaksanakan pada PT. INTI (persero) Bandung. Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel yang diteliti, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atau kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Hasil pengolahan data untuk variabel Pelaksanaan penempatan karyawan ditunjukan pada tabel 4.6 di bawah ini:

% Skor Aktual = Skor Aktual

Gambar

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.4 Populasi Penelitian
Tabel 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

BRI (PERSERO), prestasi kerja pegawai dikatakan baik apabila seorang karyawan dapat menunjukan hasil kerja yang baik sesuai dengan deskripsi pekerjaannya, disiplin,

Menurut Gomes (2013), penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, tepat tidaknya seseorang ditempatkan pada satu posisi

Dari hasil jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa 181 responden 68,3% dari 265 responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Majalah GREAT ISS membentuk motivasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penempatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan yang ditunjukkan dengan nilai t-statistik sebesar 2.843

Jawaban responden tentang pengawasan kerja dilakukan sesuai dengan jam kerja, mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 36 orang atau 61,0 %. Karena mereka setuju

1) Berdasarkan analisa data tentang hubungan penempatan karyawan terhadap prestasi kerja dengan menggunakan analisa Korelasi product moment didapatkan bahwa ada hubungan

Penempatan karyawan dilakukan dengan jalan menempatkan karyawan pada suatu tempat atau jabatan yang paling sesuai, dengan penempatan kerja karyawan yang tepat akan

Motivasi dalam penelitian ini yang terkait dengan kesesuaian penempatan pegawai terhadap prestasi kerja, penempatan pegawai yang sesuai dengan prestasi kerja atau