PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM
WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO
(STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH)
TESIS
Oleh
ADI FITRA
107011062/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM
WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO
(STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ADI FITRA
107011062/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH) Nama Mahasiswa : ADI FITRA
Nomor Pokok : 107011062 Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Pembimbing Pembimbing
(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN) (Dr.Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 23 Agustus 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ADI FITRA
Nim : 117011062
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH)
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama : ADI FITRA
i ABSTRAK
Konflik yang terjadi diantara saudara didalam keluarga sering terjadi dikarenakan pembagian warisan yang di anggap tidak adil oleh salah satu pihak. Konflik warisan ini terjadi dalam masyarakat adat Gayo dikarenakan adanya hukum patah titi yang menghilangkan rasa keadilan dan memutuskan hubungan garis kekeluargaan (nasab). Hukumpatah titi adalah putusnya hubungan kewarisan antara kakek/nenek dengan cucu akibat ayah atau ibunya meninggal dahulu dari pewaris, didalam adat Gayo ahli waris patah titiini sama sekali tidak mendapatkan sedikitpun harta yang di tinggalkan pewaris yaitu kakeknya dan lebih menyakitkan adalah putusnya hubungan keluarga diantara mereka yang menerima waris dan yang terkenapatah titi. Didalam hukum Islam benar tidak ada pengantian tempat, akan tetapi didalam Islam tidak memutuskan hubungan keluarga bahkan cucu yang orang tuanya meninggal terlebih duhulu tetap mendapatkan bagian dengan carahibah walau pun jumlah yang diterima hanya sedikit tetapi tetap juga mendapatkan harta warisan dari kakeknya. Salah satu konsep pembaharuan Hukum Kewarisan Islam adalah Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebar luaskan melalui Instruksi Presiden Nomor l Tahun l99l yang diikuti Keputusan Menteri Agama Nomor l54 Tahun l99l. Untuk dapat diterapkannya Kompilasi Hukum Islam (KHI) ini di dalam Peradilan Agama yang ada di seluruh Indonesia. KHI memberikan hak seorang ahli waris yang telah meninggal dunia kepada keturunannya yang masih hidup. Aturan ini tercantum dalam Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka permasalah dalam penulisan tesis ini adalah Bagaimana pengaruh hukum waris Islam terhadap hukum waris adat pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Bagaimana perkembangan hukum patah titi pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya pergeseran hukum patah titi pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Untuk membahas permasalah tersebut maka sifat penelitian yang dilakukan adalah deskriftif analisis yang mengambarkan perkembangan hukum waris adat yang ada pada masyarakat Gayo. dengan pendekatan yuridis sosiologi (empiris)dilakukan dengan cara kualitatif. Dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan pendekatan induktif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa telah ada pengaruh hukum waris Islam terhadap hukum waris adat Gayo dengan diberikannya hak waris cucu yang orang tuanya meninggal terlebih dahulu dari pewaris karena merupakan satu keturuan (nasab) dari pewaris dan setelah di undangkanya Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang menganulir hukumpatah titidi masyarakat Gayo.
Saran diharafkan masyarakat Gayo dalam melakukan pembagian warisan dapat melaksanakannya sesuai dengan Syari’at Islam dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), sebaiknya jangan mengunakan hukumpatah titilagi dalam pembagian warisan dan agar dapat disosialisasikan masalah hukum pengantian tempat dalam pembagian waris agar tidak terjadipatah titilagi dimasyarakat Gayo.
ii ABSTRACT
Conflict among siblings in a family frequently occurs due to the inheritance distribution which is considered unfair by either party. In Gayo community, this inheritance-related conflict occurs due to the Patah Titi law which eliminates the sense of justice and disconnects the cognates. Patah Titilaw is the disconnection of cognates between grandfather/grandmother and their grandchildren because the father or the mother of the grandchild/ren died before the testator. In the traditional culture of Gayo, the beneficiary of this Patah Titi does not receive the property left by his/her grandfather/grandmother at all, and which is more painful is that the family relationship between the beneficiary/grandchildren and their grandfather’s family who experiences Patah Titi. It is true that there is no substitution in Islamic Law, but Islamic Law does not disconnect the cognates, even the grandchildren who have lost their parents still get their parts through grant although the amount they receive is small but they still receive inheritance from their grandfather. One of the concepts of Islamic InheritanceLaw Reform is the Compilation of Islamic law widely socialized through Presidential Instruction No.1/1991 followed with the Decree of Minister of Religious Affairs No. 154/1991. In order that this Compilation of Islamic Law can be applied in the Religious Courts in Indonesia, the Compilation of Islamic Law in its Article 185, gives the right of a heir who has passed away to his/her descendants who are still alive.
Based on the information mentioned above, the research problems to be answered in this study were how Islamic Inheritance Law influenced Adat Inheritance Law in Gayo community in Aceh Tengah District, how Patah Titi Law developed in Gayo community in Aceh Tengah District, and what factors influenced the shift in Patah Titi Law in Gayo community in Aceh Tengah District. This descriptive analytical study described the development of Adat Inheritance Law in Gayo community and qualitatively discussed it sociologically juridical (empirical) approach. The conclusion of this study was drawn through inductive approach. The result of this study showed that Islamic Law has had influence on Adat Law in Gayo community. It is seen from the condition in which the inheritance right of the grandchildren whose parents have passed away before the testator (grandfather/grandmother) has been given because the grandchildren are of the same cognates as the testator after the enactment of the Compilation of Islamic Law which annulled Patah Titi Law in Gayo community.
Gayo community is suggested to implement distribution of inheritance in accordance with Islamic Shari’a and Compilation of Islamic Law not Patah Titi Law.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya
penulis dapat menyelesaikan Tesis ini, sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar MAGISTER KENOTARIATAN di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah penulis menyusun dan memilih judul :
“PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH)”.
Saya menyadari bahwa Tesis ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi materinya,
maupun dari segi tehnik penyajiannya, untuk itu dengan hati terbuka, saya menerima
saran dan keritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman dimasa yang akan
datang.
Didalam penulisan dan penyusunan tesis ini, saya mendapat bimbingan dan
pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak dapat dinilai harganya
dengan apapun secara khusus kepada yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Runtung , SH, MHum,Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, danIbu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum, selaku komisi pembimbing yang penuh kesabaran dan keiklasan dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
sejak awal hingga terselesainya tesis ini. Dan juga penulis ucapkan terimakasih
kepada dosen penguji Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHumyang telah memberikan masukan yang berharga terhadap kesempurnaan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk dapat mengikuti pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan
iv
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan, fasilitas dan kelancaran proses
administrasi pendidikan selama penulis menempuh masa pendidikan.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan dorongan selama menempuh pendidikan dan masukan kepada
penulis untuk kesempurnaan tesis ini.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku sekretaris Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan
tesis ini.
5. Bapak-bapak dan Ibu-Ibu Dosen Program Magister Kenotariatan Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah mendidik dan membimbing
penulis sampai kepada tingkat Magister Kenotariatan.
6. Seluruh Staf Biro Pendidikan, serta teman-teman di Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.
7. Terimaksih juga saya persembahkan kepada seluruh teman-teman kelas Khusus
angkatan 2010 yang terus memberikan motivasi, semangat dan kerja sama dan
diskusi, membantu dan memberikan pemikiran kritik dan saran yang dari awal
masuk di sekolah Pasca Sarjana Universita Sumatera Utara Medan.
Secara khusus penulis menghaturkan sembah dan sujud dan ucapan
terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku Bapak H. Abbas dan Ibu
Almarhumah Hj. Nursinah yang tidak sempat melihat kelulusan ku, dan yang telah
bersusah payah melahirkan, membesarkan dengan penuh pengorbanan, kesabaran dan
kasih sayang serta memberikan doa restu, sehingga penulis dapat melanjutkan dan
menyelesaikan pendidikan di Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi Magister Kenatariatan.
Ucapan yang tak terhingga penulis ucapkan kepada keluarga ku, Isteriku Santi
v
memberikan dukungan moril, materil dan do’a kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan sekolah di Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi Magister Kenatariatan, sekali lagi terimakasih buat isteri dan anak ku.
Terimakasih juga kepada kakak-kakak dan abang-abangku yang telah banyak
memberikan perhatian dan do’anya serta dukungannya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan sekolah Pasca Sarjana di Universita Sumatera Utara
Medan.
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Informan dan responden
serta seluruh pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, atas
kerja sama dan bantuannya dalam penyeseaian Tesis ini.
Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar
selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezki yang melimpah.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan penuh ucapan sukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, saya menyerahkan diri semaga tetap dalam lindungannya.
Semoga tesis ini dapat berguna bagi diri saya dan juga semua pihak dan kalangan
yang mengembangkan Ilmu Hukum, Khususnya Bidang Ilmu Kenotariatan.
Medan, Agustus 2013
Penulis
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Adi Fitra, SH
Tempat dan tanggal lahir : Takengon, 6 Juli 1975
Alamat : Kampung Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Nama Isteri
Nama anak
: Santi Aramiko S.Pd
Muhammad Raihan
II. ORANG TUA
Nama Bapak : H. Abbas
Nama Ibu : Almarhumah Hj. Nursinah
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
SD Negeri No.5 Takengon Aceh Tengah
SMP Negeri 12 Ulee Kareng Banda Aceh
STM WIRASWASTA 2 Bandung Jawa Barat
Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB)
S2 Program Studi Magister Kenotariatan FH USU :
:
:
:
:
Dari tahun 1984 - 1990
Dari tahun 1990 - 1993
Dari tahun 1993 - 1996
Dari tahun 1997 - 2002
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR ISTILAH ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Keaslian Penelitian ... 10
F. Kerangka Teori Dan Konsepsi ... 11
1. Kerangka Teori ... 11
2. Konsepsi ... 19
G. Metode Penelitian ... 21
BAB II PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH ... 27
A. Sejarah Masuknya Islam Di Gayo Kabupaten Aceh Tengah... 27
B. Pengertian Hukum Waris Islam dan Hukum Waris adat ... 33
viii
BAB III PERKEMBANGAN HUKUM PATAH TITI PADA
MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH 68
A. Deskripsi kabupaten Aceh Tengah ... 68
B. Sistem Kekerabatan Masyarakat Gayo Di Kabupaten Aceh Tengah ... 72
C. Pengertian Hukum Patah Titi ... 79
D. Hukum Waris Adat Masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh tengah ... 87
E. Hukum Patah Titi dan Perkembangannya Pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah ... 107
BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGESERAN HUKUM PATAH TITI PADA MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH ... 126
A. Faktor Agama... 126
B. Faktor Ekonomi ... 129
C. Faktor Pendidikan ... 132
D. Faktor Kompilasi Hukum Islam ... 136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 144
A. Kesimpulan ... 144
B. Saran ... 145
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Data jumlah penduduk di kabupaten Aceh tengah... 69
2. Pendapat responden tentang hukumpatah titi... 85
3. Pendapat responden tentang pembagian waris dilaksanakan sebelum pewaris meninggal dunia, akan tetapi harta tersebut
belum bisa dimiliki sebelum pewaris meninggal dunia... 105
4. Pendapat responden tentang hukum yang digunakandalam
pembagian warisan... 106
5. Pendapat responden tentang ketidak adilan dalam hukum
patah titidalam pembagian warisan... 109
6. Pendapat responden terhadap keberadaan hukumpatah titi.. 111
7. Pendapat responden terhadap ahli waris pengganti dalam
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Patah titi versi 1... 82
2. Patah titi versi 2... 83
3. Patah titi versi 3... 84
xi
DAFTAR ISTILAH
1. Patah Titi artinya putusnya hubungan waris antara kakek dengan cucu akibat ayah atau ibu meninggal dahulu dari pewaris yaitu kakek
2. Rejeartinya raja dalam arti bisa kepala kampung atau desa atau pemimpin
3. Agama urum edet, lagu zet urum sifeet, Agama kin senuwen, edet kin peger, artinya Agama Islam dan adat Gayo seperti zat dan sifat. Agama sebagi tanaman, adat sebagai pagarnya.
4. Mersah atau menasah artinya tempat pelaksanaan sholat pardhu berjamaah khusus kaum laki-laki dan merupakan kelengkapan kampung yang harus ada.
5. Joyahartinya tempat pelaksanaan sholat pardhu berjamaah khusus kaum wanita dan merupakan kelengkapan kampung yang harus ada.
6. Belahartinya kelompok orang yang bergabung dalam suatu belah (klen) karena satu asal keturunan atau senasib sepenanggungan atau karena diakui ataau diterima sebagai anggota belah.
7. Kuet edet muperala agama, rusak edet rusak agama artinya kuat adat semakin teguh agama, rusak adat rusak agama dan semua sistem masyarakat.
8. Sinte artinya empat tugas utama orang tua terhadap anaknya yaitu Iturun mani, Imenjelesen, Iserahan mungaji, ikerjen atau iluahi.
9. Iturun manin, artinyasinte pertama yang harus dilaksanakan oleh orang tua dan keluarga inti untuk memberi nama, menyembelih aqiqah, memotong rambut, berdo’a dan walimah ( kenduri)
10.Imenjelisenyaitu sinte ke kedua arinya ketika anak telah berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 13 (tiga belas) tahun keluarga inti melaksanakan sinte kedua untuk mengkhitan anknya.
11.Iserahan mungaji sinte ke tiga artinya diserahkan kepada guru untuk belajar mengaji, membaca Al-qur’an dan belajar pengetahuan praktis tentang ibadat.
xii
13.Imenadalah Iman, kepercayaan kita kepada sang pencipta.
14. Pematang yaitu bagian untuk megangkat derajat ibu, sehingga ibu tidak bekerja lagi mengurusi harta.
15.Manatartinya amanat
16.Penosah ni punmuartinya ini pemberian pamanmu?
17.Ini tenaring ni awan/ananmuartinya ini peninggalan kakek/nenekmu.
18.Angkapartinya pihak laki-laki ditarik kedalam belah isteri.
19.Nujuhyaitu setelah tujuh hari pewaris berada dalam barzakh
20.Sawah ni lou yaitu pada hari ke empat puluh empat dari hari meninggalnya pewaris.
21. Kenduri acara syukuran
22.Lingge kerajaan Lingga
23.Lemak lungi jenis makanan
24.Mukemel, (harga diri) artinya rasa malu kepada Allah agar tidak berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah.
25.Tertip, (tertip) arinya teratur atau beraturan dalam melaksanakan sefgala hal.
26.Setie,(setia) artinya dalam pri bahasa Gayo di sebut “setie murip gemasih papa” arinya kesetian hidup karena kasih sayang, walaupun karena itu hidup merana.
27.Semayang-Gemasih,(kasih sayang) artinya kasih sayang sejati dan amat berguna bagi orang yang dikasihi, walaupun tanda kasih sayang itu tidak begitu banyak.
xiii
29.Amanah, (amanah) artinya kepercayaan yang di berikan kepadanya atau dipercaya atau terpercaya, jujur dan bertanggung jawab.
30.Genap mupakat, (musyawarah) artinya bersepakat dan muyawarah dalam bertukar pikiran, segala urusan atau masalah yang akan diselesaikan atau akan dilaksanakan, terlebih dahulu dimusyawarahkan diantara pihak-pihak bersangkutan bagaimana cara melaksanakan atau menyelesaikannya.
31.Alang tulung, (tolong menolong) artinya saling tolong menolong meringankan beban orang lain.
32.Bersikemelen, (kompetitif) arinya nilai penunjang bagi terlaksananya nilai-nilai laainnya untuk mewujudkan nilai puncak yaitu malu (mukemel).
33.Kuning ni tenaruhartinya kuning telur
34.Sara ineartinya satu mamak
35.Sudereartinya saudara.
36.Musyawarahartinyapakat
37.Jaweartinya terpisah periuk nasi dari orang tuanya atau sudah mandiri.
38.Walidari pihak ibu disebut dengan wali karong. Tetapi wali karong tidak dapat bertanggung-jawab terhadap keturunan
39.Ango atau Juelen,di mana pihak suami seakan-akan membeli wanita yang bakal dijadikan istri, maka si istri dianggap masuk ke dalam belah suami
40.Cere banciartinya cerai karena perselisihan