• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KONAWE UTARA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LAMPIRAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA

NOMOR 6 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

(RPJMD)

KABUPATEN KONAWE UTARA

2016 - 2021

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)

(2)

5 - 1

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1

Visi

Berdasarkan pemaparan mengenai kondisi obyektif Kabupaten Konawe

Utara beserta uraian analisis permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis

ke depan, maka visi pembangunan daerah tahun 2016 - 2021 adalah:

“MENUJU KONAWE UTARA SEJAHTERA DAN BERADAB”

Pernyataan visi diatas selanjutnya disingkat dan dipopulerkan dengan

istilah KONASARA, dengan kandungan makna utama pada dua pokok kata yang

membentuknya, yakni kata “sejahtera” dan kata “Beradab”.Kesejahteraan

mengandung makna keamanan dan keselamatan, kesenangan hidup dan

kemakmuran. Sedang

sejahtera

yang merupakan kata dasar dari kesejahteraan

mengandung makna aman, sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari segala

kesukaran serta selamat tak kurang satu apapun.

Gambaran ideal seperti diatas dimungkinkan terwujud mengingat Konawe

Utara selama ini dikenal sebagai salah satu daerah di Sulawesi Tenggara

dengan potensi sumberdaya alam yang dapat diakses oleh masyarakat dan

relatif sangat melimpah pada sektor-sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,

perikanan dan kelautan, serta pertambangan. Beberapa potensi sumberdaya

alam tersebut, secara kualitatif maupun kuantitatif menunjukkan adanya

nilai

lebih

dibanding potensi sumberdaya alam sejenis di daerah lainnya di Sulawesi

Tenggara. Nilai lebih tersebut terutama berkaitan dengan volume potensi

sumberdaya alam yang sangat besar serta memiliki jarak ekraktif dan eksploitatif

yang dekat.

Dengan demikian, akselerasi pembangunan daerah, pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi serta perkembangan sosial ekonomi masyarakat di daerah

ini relatif lebih terbuka dan lebih cepat dibanding daerah lainnya di Sulawesi

Tenggara. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya konkrit, sistematis dan lebih

terfokus untuk memanfaatkan sumberdaya daya yang tersedia melalui

peningkatan nilai tambah, dalam upaya meningkatkan dan mempercepat

terwujudnya

kesejahteraan

masyarakat.

Dimana

merupakan

kondisi

(3)

5 - 2

kecukupan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan situasi

keamanan yang kondusif.

Beradab

mengandung makna gambaran masyarakat Konawe Utara pada

umumnya yang secara sosial budaya dan politik memilikiwarna dan karakter

tersendiri sebagai cerminan dari nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur

kebudayaan daerah yang saat ini masih dipegang teguh oleh sebagian besar

masyarakat Konawe Utara. Gambaran masyarakat Konawe Utara tersebut

secara konseptual akan diarahkan pada terciptanya peradaban masyarakat

madani yang yang dapat menjamin suasana kehidupan yang religius, saling

menghormati, menjunjung tinggi nilai - nilai budaya lokalserta mempunyai sikap,

perilaku dan keterampilanyang dapat menghasilkan perubahan pada diri

manusia.

5.2

Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe

Utara periode tahun 2016 - 2021 merumuskan misi dengan tujuan dan sasaran

yang ingin dicapai, sebagai berikut:

1. Pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah dan pemenuhan kebutuhan

dasar;

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat;

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia;

4. Pembangunan manusia yang religius, berbudaya, berketerampilan, dan

berprestasi;

5. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan;

6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan bersih.

Penjabaran misi pembangunan Kabupaten Konawe Utara tahun

2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah dan pemenuhan

kebutuhan dasar

Ketimpangan hasil-hasil pembangunan terutama pada penyediaan dan

kelengkapan infrastruktur dan kebutuhan dasar di wilayah kabupaten menjadi

fenomena penyebab munculnya misi pertama pembangunan Kabupaten

Konawe Utara. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata Indeks Pembangunan Desa

(4)

5 - 3

terendah di Provinsi Sulawesi Tenggara setelah Kabupaten Konawe

Kepulauan. Dengan jumlah desa yang ada adalah 135 desa yang terdiri dari

61,48 dalam kategori desa tertinggal, 38,52 kategori desa berkembang, dan

tidak ada desa mandiri. Indeks ini dibangun berdasarkan 5 (lima) dimensi

yaitu pertama Pelayanan dasar, kedua Kondisi infrastruktur, ketiga

Aksesibilitas/

transportasi,

keempat

Pelayanan

publik,

dan

kelima

Penyelenggaraan pemerintahan. Ketimpangan yang cukup lebar antar wilayah

di Kabupaten Konawe Utara disebabkan karena intensitas kegiatan ekonomi

masyarakat baik secara kuantitas maupun kualitas, terpusatpada wilayah

perkotaan Wanggudu. Penyebabnya adalah karena masih belum tersedianya

infrastruktur dan kebutuhan dasar yang memadai, terutama di wilayah

pedesaan.

Pembangunan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan dasar secara merata

merupakan faktor yang penting untuk mendorong koneksitas yang

merupakankunci pertumbuhan suatu wilayah dan menjadi salah satu faktor

penting penentu pertumbuhan ekonomi dan dayasaing. Penyediaan

infrastrukurdan kebutuhan yang berkualitas akan menurunkan biaya

transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing

produk, mempercepat gerak ekonomi, serta mengurangi ketimpangan

pembangunan.

Penyediaan infrastruktur dan kebutuhan dasar pedesaan yangberkualitas

secara merata, linear dengan sektor unggulan KabupatenKonawe Utara.

Sejalan dengan agenda utama “POMBEHAWA” (Poros Pembangunan

Ekonomi Holistik Berbasis Kawasan). Dengan demikian,pilihan utama

penyediaan Infrastruktur dan kebutuhan dasar tidak bisa tidak harus berada

pada wilayah-wilayah pedesaan. Dengan demikian kuantitas dan kualitas

intensitas ekonomi akan mengalir daridan ke desa. Dengan demikian terjadi

penurunan biaya transportasi danbiaya logistik sehingga dapat meningkatkan

dan mempercepat gerakekonomi di Kabupaten Konawe Utara.

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat

Misi mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan melaluipeningkatan

pemanfaatan dan nilai tambah dari potensi sumber daya alamberbasis sektor

(5)

5 - 4

meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian tanaman pangan,

perkebunan, kelautan dan perikanan, mineral dan bahan galian, serta

kehutanan. Selanjutnya pembangunan sarana penunjang perekonomian untuk

menarik investasi di daerah. Usaha - usaha tersebut diharapkan dapat

meningkatkan

perluasan

lapangan

kerja

dan

mengurang

tingkat

pengangguran.

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

Kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Konawe Utara relatif masih rendah

di Sulawesi Tenggara. Indikasinya adalah nilai Indeks Pembangunan Manusia

berada pada urutan ke 6 dari 17 kabupaten/kota Sulawesi Tenggara. Masih

relatif rendahnya nilai IPM Kabupaten Konawe Utara menunjukkan kondisi

pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang juga masih rendah. Sehingga

peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan,

pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat adalah sarana untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Konawe Utara

efektifitas dan efesiensi penyelenggaran pendidikan dan pelayanan kesehatan

perlu ditingkatkan.

4. Pembangunan manusia yang religius, berbudaya, berketerampilan, dan

berprestasi

Sikap mental dan keterampilan masyarakat berperan penting dalam

pembangunan manusia. Penyediaan infrastruktur dan kebutuhan dasar

pendidikan, kesehatan dan ekonomi hanya dapat menstimulan peningkatan

kualitas sumberdaya manusia. Artinya sikap mental masyarakat, yang

merupakan cerminan kepatuhan kepada nilai kebudayaan dan norma

keagamaan menjadi pondasi bagi perubahan peradaban masyarakat di

Kabupaten Konawe Utara. Kegiatan keagamaan merupakan stimulan

landasan hidup dan pola pikir masyarakat dalam pembangunan. Demikian

pula sumber daya manusia lebih bernilai jika memiliki prilaku dan keterampilan

yang sesuai dengan kompetensi daerah sehingga dapat menghasilkan

perubahan pada diri manusia. Dengan demikian menjadi Misi Keempat

pembangunan Kabupaten Konawe Utara. Berbagai upaya akan dilakukan

untuk mengubah sikap mental dan spiritual keagamaan serta keterampilan

masyarakat, yang ditengarai ditahun-tahun akhir ini mulai melemah dan

mengendur. Beberapa upaya pembangunan manusia ini bertujuan: 1)

(6)

5 - 5

perilaku yang berlandaskan nilai-nilai agama, jujur dan bertakwa; 2)

Meningkatkan seni dan kebudayaan berbasis kearifal lokal; 3) Pelatihan

keterampilan bagi masyarakat; dan 4) Peningkatan peran dan prestasi

pemuda.

5. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan

Pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung dan daya

tampungnya menjadi sangat penting. Penyediaan ruang menjadi sebuah

keharusan, sebagai konsekuensi munculnya misi pertama dan kedua

pembangunan

Kabupaten

Konawe

Utara.

Konsentrasi

pengelolaan

sumberdaya akan diarahkan pada konsep pembangunan yang memenuhi

syarat ekologis dan ekonomis, secara bersamaan melalui penyelenggaraan

penataan ruang.

Beberapa upaya yang harus dilakukan bermuara pada efektifitas

perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang, yang tercermin dari

meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan, meningkatnya pengelolaan

kawasan hutan yang berkelanjutan, meningkatnya pengelolaan sumberdaya

pesisir dan pulau - pulau kecil untuk pengembangan pariwisata, serta

meningkatnya penyelenggaraan penataan ruang di wilayah kawasan strategis

kabupaten.

6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan

bersih

Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang jujur, bersih, dan

prorakyat

sebagai

pengimplementasian

prinsip-prinsip

dasar

good

governance.

Jika

prinsip-prinsip

dasar

good

governance

dapat

diimplementasikan dengan baik, maka indikasinya minimal adalah; 1)

meningkatnya

kapasitas

dan

akuntabilitas

kinerja

penyelenggaraan

pemerintah daerah, dan 2) meningkatnya kualitas pelayanan publik. Birokrasi

pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas atau kinerja

aparatur, namun juga kepada kelembagaan dan ketatalaksanaan. Pada era

reformasi birokrasi saat ini, perwujudan pemerintah yang baik merupakan

salah satu fokus dari reformasi birokrasi. Pemerintah daerah yang ditopang

oleh aparatur dengan kinerja baik, bertanggung jawab, serta menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, diharapkan mampu menciptakan pemerintahan

yang bersih, transparan, profesional, dan efektif dalam menjalankan tugasnya.

(7)

5 - 6

menciptakan pelayanan publik yang prima serta menciptakan kepastian

hukum dan akuntabilitas publik.

Dalam rangka menuju Konawe Utara yang sejahtera dan beradab maka

pemerintah Kabupaten Konawe Utara akan melakukan upaya pemerataan

pembangunan daerah pada sektor - sektor prioritas dan kewilayahan yang

dilaksanakan secara terpadu berdasarkan potensi sumberdaya alam dan

karakter sosio-kultural serta berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Konawe Utara 2012 - 2032. Agenda ini akan dilaksanakan

dengan pendekatan “Poros Pembangunan Ekonomi Holistik Berbasis Kawasan”

yang disingkat dengan istilah “

POMBEHAWA

”. Dalam konteks ini meliputi :

1.

Poros Landawe

, mencakup wilayah Kecamatan Wiwirano, Kecamatan

Landawe dan Kecamatan Langgikima. Orientasi Pembangunan ekonomi pada

poroskawasan Landawedifokuskan pada kegiatan pembangunan yang

termasuk dalam urusan pilihan di bidang energi dan sumberdaya mineral,

bidang perindustrian, bidang pertanian sub perkebunan dan hortikultura, serta

bidang transmigrasi.

2.

Poros Walalindu

, mencakup wilayah Kecamatan Oheo, Kecamatan Asera,

dan

Kecamatan

Andowia.

Orientasi

Pembangunan

ekonomi

pada

poros

kawasan Walalindudifokuskan pada kegiatan pembangunan yang

termasuk dalam urusan pilihan di bidang pertanian pada sub sektor tanaman

pangan, sub sektor perkebunan dan hortikultura serta sub sektor peternakan.

Kawasan ini ke depan diandalkan akan menjadi sentra pengembangan padi

sawah dan peternakan rakyat.

3.

Poros Wanggudu

, Mencakup Kecamatan Asera. Orientasi Pembangunan

pada poroskawasan Wanggududifokuskan pada kegiatan pembangunan

berbagai fasilitas publik dan prasarana perkotaan. Difokuskan bagaimana

menjadikan kawasan perkotaan Wanggudu sebagai pusat pemerintahan,

pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, kebudayaan, dan perdagangan

jasa.

4.

Poros Wawolesea

, mencakup wilayah Kecamatan Lasolo, Kecamatan

Wawolesea, Kecamatan Lasolo Kepulauan, dan Kecamatan Molawe.

Orientasi Pembangunan ekonomi pada poroskawasan Wawolesea difokuskan

(8)

5 - 7

kelautan dan perikanan, bidang pariwisata, bidang perdagangan, dan bidang

pertanian pada sub sektor perkebunan dan hortikultura.

5.

Poros Wawoluri

, mencakup wilayah Kecamatan Lembo, Kecamatan Sawa,

dan Kecamatan Motui. Orientasi Pembangunan ekonomi pada poroskawasan

Wawoluri difokuskan pada kegiatan pembangunan yang termasuk dalam

urusan pilihan pada bidang kelautan dan perikanan, bidang pertambangan,

bidang kehutanan, serta bidang pertanian pada sub sektor perkebunan dan

hortikultura.

Gambar 5.1 Agenda POMBEHAWA

(Poros Pembangunan Ekonomi Holistik Berbasis Kawasan)

5.3

Tujuan dan Sasaran

Pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Konawe Utara

2016-2021 memerlukan tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran diperlukan agar

program pembangunan Kabupaten Konawe Utara 2016-2021 dapat berjalan

secara terencana, terpadu dan memungkinkan pencapaian hasil secara efektif

dan efisien. Terkait dengan hal ini, tujuan dan sasaran dikaitkan dengan

pencapaian visi dan misi Kabupaten Konawe Utara 2016-2021 adalah seperti

terlihat pada Tabel 5.1.

POROS WALANDAWE POROS

WALALINDU

POROS WANGGUDU

POROS WAWOLESEA

.

(9)

5 - 8

5.3.1 Misi I, Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Wilayah dan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Tabel 5.1

Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 1

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Meningkatkan konektivitas antar

wilayah dan

pembangunan prasarana untuk pertumbuhan

ekonomi serta

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat pelayanan dan pembangunan transportasi perkotaan dan perdesaan

Panjang Jalan

kabupaten (km) 699,94 709,94 719,94 729,94 739,94 749,94

Jumlah jembatan

(buah) 20 24 28 32 36 44

Panjang jembatan

(meter) 220 261,6 303,2 344,8 386,4 428

Persentase kualitas jalan dan jembatan dalam kondisi baik (%)

62,65 64,48 66,31 68,14 69,97 71,81

Persentase pengembangan infrastruktur jalan

di wilayah

perbatasan dan

terpencil (%)

35 40 45 50 55 62

Persentase pengembangan

jaringan jalan

baru melalui

perintisan dan

pembangunan (%)

25 32 39 46 53 60

Jumlah terminal Penumpang dan barang (buah)

1 1 1 2 2 3

Jumlah Fasilitas

Pelabuhan (buah) 14 15 16 17 18 18

Meningkatnya jalan produksi pertanian, perkebunan, dan perikanan

Panjang jalan

produksi (km) 38 40 42 44 46 48

Persentase

kualitas jalan

produksi dalam

kondisi baik (%)

47,36 53,48 59,61 65,74 71,87 78

Meningkatnya pengelolaan sumber daya air

Panjang dan luas

daerah irigasi

(km)

2.597 2.612 2.627 2.642 2.657 2.672

Persentase pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai,

danau dan

sumber daya air

lainnya yang

terlaksana (%)

(10)

5 - 9

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Cakupan wilayah sungai berpotensi

banjir yang

dikendalikan (%)

35 39 43 47 51 55 pelayanan air

bersih dan

sanitasi

Persentase pengelolaan air minum dan air jaringan drainase

skala kawasan

dan kota (%) perkotaan (unit)

1 6 11 16 21 28

Meningkatnya infrastruktur kelistrikan

Persentase rumah

tangga yang

menggunakan

listrik (rasio

elektrifikasi)

74,97 80,42 84,07 87,72 91,37 95,02

5.3.2 Misi II, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Untuk Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakan

Tabel 5.2

Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 2

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

pangan utama Padi (Ton) Palawija (Ton) Hortikultura (Ton)

42.817,17

Sumber Protein Hewan Besar (Kg) Unggas (Kg) Tingkat Penguatan

Cadangan Pangan (%)

48,00 50,80 53,60 56,40 59,20 62,00

Ketersediaan Informasi pasokan harga dan akses pangan di daerah (%)

(11)

5 - 10

sektor pertanian

terhadap PDRB

(%)

(0,24) 5,47

5,18

5,25

5,15 5,07

Panjang jalan

usaha tani (km) 38 40 42 44 46 48

Jumlah kelompok

tani yang dibina 47 50 53 57 59 63

Jumlah komoditi

unggulan per

klaster (kecamatan)

10 12 14 16 18 20

Pertumbuhan sub sektor

perkebunan

terhadap PDRB

(%)

5,22 5,19 6,59 5,83 5,50 6,44

Jumlah Komoditas

yang ditangani

dalam rangka Tangkap (Ton)

13.846,83 14.957,06 16.053,83 17.157,33 18.260,83 19.364,33

Jumlah kelompok

nelayan yang

dibina (klmpk)

55 68 81 94 107 120

Jumlah pelabuhan

perikanan (buah) 1 2 2 2 3 3

Produksi perikanan budidaya (Ton)

2.794,41 3.046,42 3.298,42 3.550,43 3.802,43 4.054,44

Jumlah kelompok

budidaya yang

dibina (orang)

5.508 5.555 5.602 5.650 5.697 5.745

Jumlah balai benih

perikanan (unit) 0 0 1 0 0 1

Benih unggul yang

dihasilkan (benih) 0 0 0 3 0 2

Jumlah dokumen perencanaan kawasan minapolitan (dok)

0 1 2 3 3 3 bahan galian

Pertumbuhan sub sektor

(12)

5 - 11

hutan rakyat

Luas hutan rakyat pariwisata (dok)

1 2 3 4 5 6

Jumlah

wisatawan(orang) 19.153 20.653 22.153 23.653 25.153 26,653

Jumlah event

pariwisata yang diselenggarakan

Jumlah lembaga

keuangan 6 7 8 9 10 10

Meningkatnya investasi Daerah

Jumlah investor

(perusahaan) 2 5 7 10 13 18

Jumlah izin yang

diterbitkan 210 396 582 768 954 1.140

Jumlah UMKM yang difasilitasi dan mengikuti promosi/pameran

Jumlah pasar

(unit) 12 12 12 13 13 13

Cakupan pengembangan pasar dan usaha ekonomi masyarakat desa (%)

65 70 75 80 85 85

Meningkatnya industri kecil dan menengah

Pertumbuhan sektor

perindustrian dan perdagangan

terhadap PDRB

(%)

Jumlah industri

kecil dan

menengah (IKM)

406 459 512 565 618 671 angkatan kerja dan

penyerapan tenaga kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja/TPAK (%)

66,68 67,32 67,96 68,60 69,24 69,89

Jumlah pencari kerja yang ditempatkan (orang)

1.538 1.558 1.578 1.598 1.618 1.638

Persentase

(13)

5 - 12

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

kerja untuk mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi (%)

0

Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses kesempatan kerja (%)

30 33 36 39 42 45

5.3.3 Misi III, Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia

Tabel 5.3

Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 3

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Angka rata-rata

lama sekolah

(tahun)

8,34 8,40 8,46 8,53 8,59 8,65

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

99,20 101,43 103,66 105,89 108,13 110,36

Angka Partisipasi Murni (APM) SLTP/MTs/Paket B

94,30 97,59 100,88 104,17 107,46 110,75

Angka Partisipasi Murni (APM) SMU/SMK/MA/Paket C

70,65 72,33 74,01 75,69 77,37 79,04

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/ Paket A

108,03 112,08 116,12 120,17 124,22 128,27

Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP/MTs/Paket B

92,78 93,85 94,92 95,98 97,05 98,12

Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMU/SMK/MA/Paket C

74,97 75,64 76,31 76,98 77,65 78,32

Rasio ketersedia an sekolah per penduduk usia sekolah SD

95,72 95,74 95,76 95,78 95,80 95,82

Rasio ketersedia an sekolah per penduduk usia sekolah SLTP

63,00 64,00 65,00 66,00 67,00 68,00

Rasio ketersedia an sekolah per penduduk usia sekolah SMU

45,00 46,00 47,00 48,00 49,00 50,00

(14)

5 - 13

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Sekolah Bangunan

Baik (%) 75 77 79 81 84 85

Angka Kelulusan (AL)

SD/MI (%) 100 100 100 100 100 100

Angka Kelulusan (AL)

SLTP/MTs (%) 99,84 99,85 99,85 99,86 99,87 99,87

Angka Kelulusan (AL)

SMU/MA (%) 98,11 98,37 98,63 98,90 99,16 99,42

Jumlah Guru yang memiliki sertifikasi (%)

40,77 47,07 53,26 59,51 65,75 72,00

Persentase Muatan Norma Spiritual dan lokal dalam kurikulum (%)

35 36 37 38 39 40

Persentase Angka Melek Huruf penduduk usia 15 - 59 Tahun (%)

95,75 96,18 96,61 97,04 97,47 97,91

Persentase Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD (%)

36,90 44,62 52,34 60,06 67,78 75,50

Jumlah penerima

beasiswa (orang) 101 101 101 101 101 101 pelayanan dan fasilitas kesehatan

Angka usia

harapan hidup

(tahun)

66,38 67,06 67,74 68,42 69,10 69,78

Rasio posyandu

per satuan balita 16,08 16,57 17,07 17,56 18,06 18,55

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

0,07 0,07 0,08 0,08 0,09 0,09

Rasio Rumah Sakit

per satuan penduduk 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 0,002

Meningkatnya perlindungan kesehatan ibu dan anak

Angka kematian ibu

melahirkan 3 0 0 0 0 0

Cakupan kunjungan

bayi (%) 87 89,60 92,20 94,80 97,40 100

Angka Kematian Bayi 6 0 0 0 0 0

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization(UCI) (%)

75 78 81 84 87 90

Rasio tenaga medis

per satuan penduduk 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

ketersediaan Obat, perbekalan

(15)

5 - 14

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Pelayanan Kesehatan dan

Sumber Daya

Kesehatan

kesehatan dan

Vaksin (%) Persentase

terbentuknya UPT

Dinkes menjadi

Badan Layanan

Umum Daerah

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%)

59 60 63 67 70 75

Jumlah peserta Jaminan kesehatan Masyarakat (jiwa)

48.575 51.440 54.306 57.171 60.037 62.903

Cakupan penemuan dan penanganan Penderita penyakit TBC BTA (kasus)

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD (kasus)

23 20 18 17 16 15

Cakupan persentase

KB aktif (%) 65,85 68,83 71,81 74,79 77,77 80,75

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi

Jumlah keluarga

Sejahtera (jiwa) 6.257 6.896 7.535 8.174 8.813 9.452

Jumlah kegiatan

pemberdayaan fakir

miskin, KAT, dan

PMKS yang

dilaksanakan

2 2 3 4 5 5

Jumlah panti sosial dan panti asuhan

1 1 2 2 2 2

Jumlah program

subsidi Pertanian 3 3 3 4 4 4

Nilai Tukar Petani

(NTP) 103,40 103,40 103,40 103,40 103,40 103,40

Jumlah program

subsidi Nelayan dan pembudidaya ikan

2 2 3 3 4 5

Nilai Tukar Nelayan

(16)

5 - 15

5.3.4 Misi IV, Pembangunan Manusia Yang Religius, Berbudaya,

Berketerampilan, dan Berprestasi

Tabel 5.4

Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 4

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Membentuk

sumber daya

manusia yang

memiliki integritas (jati diri), sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai agama,

jujur dan

bertakwa

Meningkatnya fasilitas tempat

ibadah dan

aktivitas

pendidikan agama di masyarakat

Jumlah sarana

tempat ibadah

(unit)

162 169 177 184 192 200

Jumlah bantuan

kepada tempat

ibadah

40 45 55 60 70 80

Jumlah pengurus

dan anggota

lembaga keagamaan yang dibina

162 169 177 184 192 200

Jumlah kegiatan lembaga keagamaan (termasuk lintas agama)

5 5 6 6 7 8

Persentase muatan norma dan nilai budaya lokal kurikulum pendidikan dasar dan PNF (%)

10 10 13 13 15 15

Meningkatkan

seni dan

kebudayaan berbasis kearifal lokal

Menguatnya kebudayaan sebagai identitas daerah

Jumlah Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya(kegiatan)

2 4 6 8 10 12

Jumlah Benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

4 4 4 4 4 4

Persentase muatan budaya

lokal dalam

kurikulum pendidikan dasar

dan menengah

prestasi pemuda

Meningkatnya kapasitas pemuda

dan sarana

Jumlah sarana

olahraga

(gedung dan

(17)

5 - 16

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

olahraga lapangan)

Peringkat

PORPROV 8 8 7 7 6 5

Jumlah kegiatan olahraga berprestasi

4 5 6 7 7 8

5.3.5 Misi V, Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam Yang

Berkelanjutan

Tabel 5.5

Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 5

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

penataan ruang

Jumlah dokumen

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pusat-Pusat Kegiatan

Kabupaten

1 1 2 3 4 5

Jumlah dokumen

Rencana Tata Ruang

(RTR) Kawasan

Strategis Kabupaten berdasarkan sektor

0 1 2 3 4 5

Jumlah dokumen peta

tematik yang tersedia 0 1 2 3 4 4

Jumlah dokumen masterplan pariwisata yang tersedia

0 1 2 3 4 6

Persentase pengendalian pemanfaatan ruang yang terlaksana (%)

0 15 35 45 55 65

Batas wilayah (antar kab,kecamatan/desa) yang sudahditetapkan

2 2 3 3 4 4

Meningkatnya pengelolaan

kawasan hutan

yang berkelanjutan

Rehabilitasi Hutan

dan Lahan untuk

menurunkan luas

hutan dan lahan kritis (Ha)

150 175 200 225 250 300

Presentase

penurunan kerusakan hutan (%)L)

Fasilitasi Pemberian Izin/ Rekomendasi/ Pertimbangan

Cakupan Pengawasan Terhadap

Pelaksanaan AMDAL

90 95 95 95 95 100

Jumlah Perusahaan

(18)

5 - 17

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Kualitas air

(penetapan kelas air) 12 13 14 15 16 17

Tingkat pencemaran

air 2 1 0 0 0 0

Jumlah Pelanggaran Hukum dan

Peraturan Lingkungan

2 0 0 0 0 0

Indeks Risiko Bencana

(kelas) Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang

Cakupan pelayanan

bencana kabupaten

(%)

75 80 85 90 95 100

Persentase bencana

yang tertangani (%) 85 90 95 95 95 100

5.3.6 Misi VI, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Desa

Yang Baik dan Bersih

Tabel 5.6

Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 6

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Meningkatkan

kapasitas dan

akuntabilitas

Persentase aset daerah yang terdata (%)

60 70 80 100 100 100

Jumlah pelatihan dan pendampingan Bidang akuntansi sektor publik

2 3 4 5 6 6

Persentase SDM yang sesuai dengan kompetensi bidang akuntansi sektor publik (%)

35 40 45 50 55 75

Opini WTP (Wajar

Tanpa Pengecualian) TW WDP WDP WTP WTP WTP

Jumlah pelatihan dan pendampingan implementasi SPIP

1 1 1 1 1 1

Persentase peningkatan sumber-sumber PAD (%)

Penilaian laporan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah (LAKIP)

D C C CC CC CC

(19)

5 - 18

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

pembangunan Daerah (LPPD)

Persentase dokumen perencanaan pembangunan daerah yang terlaksana (%)

65 70 75 80 83 85

Jumlah basis data spasial yang dikembangkan

0 1 2 2 3 3

Jumlah monitoring, evaluasi, dan pengendalian pembangunan

3 3 4 4 5 5

Mewujudkan reformasi sistem birokrasi

Meningkatnya pelayanan publik

Jumlah Standar

Pelayanan Minimal

(SPM)/SOP yang

diterapkan

4 5 7 9 9 9

Jumlah BLUD 1 1 1 2 2 3

Jumlah Pusat

Layanan Usaha

Terpadu (PLUD)

untuk Koperasi,

Usaha, Mikro Kecil

dan Menengah

(KUMKM)

0 1 1 1 1 1

Jumlah Penerapan Standar Pelayanan Minimal (%)

40 50 70 90 90 90

Persentase Database

Kepegawaian (%) 75 80 90 95 98 100

Presentase Jumlah komponen

kediklatan yang

menunjang

terciptanya sistem penyelenggaraan diklat yang baik (%)

35 40 50 65 70 75

Persentase Pengelola, Penyelenggara,

maupun Pengajar

Diklat Berkualitas yang tersedia (%)

25 35 45 55 65 75

Presentase Jumlah

Lulusan Diklat

Struktural, Teknis & Fungsional (%)

40 50 60 65 70 75

Jumlah beasiswa 0 5 10 15 18 20

Meningkatnya efektifitas dan efisiensi

pemerintahan

Persentase

pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan & kinerja secara efektif dan

alami yang

terlaksana (%)

65 70 75 80 85 90

Jumlah website di lingkup pemerintah daerah

(20)

5 - 19

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Meningkatnya penegakan peraturan perundang undangan

Persentase

pelaksanaan operasi

yustisi (%) 35 50 55 60 65 75

Meningkatnya penegakan peraturan perundang undangan

Cakupan peningkatan Pengelolaan Pelayanan Pegawai (bulan)

12 12 12 12 12 12

Cakupan SDM yang

berkualitas dan

profesional dalam menjalankan tugas (%) dan pengawasan pembangunan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah (%)

Persentase sumber daya aparatur yang meningkat

kapasitasnya

60 65 70 75 80 85

Persentase aparat desa/kelurahan yang mengikuti pelatiahan kelembagaan (%)

70 75 80 85 90 95

Indeks

Pembangunan Desa (dimensi

penyelenggaraan pemerintahan)

Gambar

Gambar 5.1 Agenda POMBEHAWA
Tabel 5.1 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 1
Tabel 5.2 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 2
Tabel 5.3 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjelaskan pemahaman tentang penelitian ini, yang dimaksud dengan pengajaran berbasis lingkungan adalah pengajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai suatu

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II, kegiatan pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik, dimana hasil observasi kemampuan Motorik Halus anak masih rendah

Kabupaten Malang Nomor 6 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021, maka Bagian Administrasi Kesejahteraan

Tukar tempat pelayanan gereja induk dengan Wilayah (Barat atau Selatan) dilakukan satu kali setiap bulan pada (atas permintaan wil. Selatan utk bisa ibadah di Induk pagi, siang

Berdasarkan hasil observasi keterampilan proses sains pada pra pedekatan Inquiry atau metode konvensional, didapati calon guru kimia hanya membuktikan teori saja tanpa memahami

Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan di Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dalam bentuk pengujian sampel uji baik kualitas air maupun identifikasi hama dan

Persoalan yang dikaji dalam tulisan ini difokuskan pada operator Bahasa Bima, yaitu bentuk dan fungsi operator bahasa Bima. Secara lintas bahasa, operator dikenal sebagai

2) Nilai ekonomi tidak langsung dapat dibagi menjadi nilai kegunaan non-komsumtif, nilai pilihan dan nilai eksistensi. Nilai kegunaan non-konsumtif diberikan untuk berbagai