• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resha Fitriani, Hernawan. Keywords: Teaching practice based on the environment, learning outcomes, IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resha Fitriani, Hernawan. Keywords: Teaching practice based on the environment, learning outcomes, IPA."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

The Application of Teaching Practice Based on the Environment on the Concept of Organism and Their Environment of the Third Grade in SD Negeri

5 Imbanagara Raya Kingdom Ciamis District Ciamis District

Resha Fitriani, Hernawan Abstract

Learning by environment approach means students get an understanding and competence by observing and doing what something happen in their families and schools circle directly. Learning is not only takes place in the classroom, learning also can be taken in the circle of the school. By doing learning and teaching process in the circle of the school is expected that student will enjoy the concept that being learned easily, so that in the comfortable condition the student will receive the subject that presented by the teacher. Based on the data analysis result and hypotesis testing concluded that learning besed on teaching environment is not subtable to be applied to explain the live creature and their environment. Keywords: Teaching practice based on the environment, learning outcomes, IPA.

(2)

2

UJI COBA PENERAPAN PENGAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN PADA KONSEP MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA DI KELAS III SD NEGERI 5 IMBANAGARA RAYA KECAMATAN

CIAMIS KABUPATEN CIAMIS Resha Fitriani, Hernawan

Abstrak

Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti siswa mendapatkan pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan secara langsung apa-apa yang ada dan berlangsung di lingkungan sekitar, baik rumah maupun sekolah. Proses pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, pembelajaran juga berlangsung di lingkungan sekitar sekolah. Dengan melakukan proses belajar mengajar di lingkungan sekolah tersebut diharapkan siswa lebih menikmati pembelajaran dan memahami lingkungan, sehingga siswa dengan mudah dapat mengerti tentang konsep yang diajarkan, sehingga dengan kondisi yang nyaman, diharapkan siswa dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pengajaran berbasis lingkungan kurang cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya.

(3)

3 Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi dan keadaan lingkungan yang terjadi sehingga menggugah para pendidik untuk merancang dan menerapkan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat.

Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti siswa mendapatkan pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan secara langsung apa-apa yang ada dan berlangsung di lingkungan sekitar, baik rumah maupun sekolah.

Proses pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, pembelajaran juga berlangsung di lingkungan sekitar sekolah. Dengan melakukan proses belajar mengajar di lingkungan sekolah tersebut diharapkan siswa lebih menikmati pembelajaran dan memahami lingkungan, sehingga siswa dengan mudah dapat mengerti tentang konsep yang diajarkan. Untuk menunjang kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar, di antaranya guru harus bisa menentukan metode, model, strategi, dan media yang dapat digunakan dalam proses belajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Namun sangat disayangkan kebanyakan guru kurang bisa memilih metode, model, strategi, media yang cocok digunakan dengan materi yang akan disampaikan. Bahkan kadang ada beberapa guru yang hanya menggunakan model pembelajaran langsung, sehingga dapat membuat siswa bosan dan mengantuk dalam menerima materi pelajaran, yang nantinya mungkin materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima oleh siswa. Dengan demikian supaya tidak terjadi hal tersebut, maka guru harus dapat membuat kondisi yang nyaman bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan kondisi yang nyaman, diharapkan siswa dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan oleh guru.

Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan mempunyai tujuan untuk mendekatkan dan memadukan siswa dengan lingkungannya, agar mereka memiliki rasa cinta, peduli, dan tanggung jawab terhadap lingkungannya. Lingkungan ini bisa diartikan sebagai suatu pendekatan yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

Maka berdasarkan hal tersebut penulis ingin berusaha lebih mendekatkan dan mengenalkan siswa pada contoh nyata yang berkaitan erat dengan konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya secara langsung, yaitu dengan cara pengajaran berbasis lingkungan di alam sekitar sekolah.

Melalui pendekatan lingkungan ini para siswa diajak memahami konsep sains dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan demikian mereka diharapkan akan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya dan berawal dari pemahaman dan kepedulian itu mereka dapat mencari solusi, mengambil keputusan, dan melakukan tindakan nyata apabila mereka suatu ketika menghadapi masalah dalam lingkungan mereka sendiri.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

(4)

4

1. apakah minat dan sikap siswa terhadap kegiatan belajar mengajar mempengaruhi hasil belajar siswa?;

2. apakah pemilihan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa?; dan

3. apakah pengajaran berbasis lingkungan cocok diterapkan pada konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya?.

Agar permasalahan tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka penulis perlu membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Imbanagara Raya Kecamatan

Ciamis Kabupaten Ciamis kelas III pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013;

2. penelitian ini hanya untuk mengukur dan mengetahui hasil belajar siswa dengan mengujicobakan pengajaran berbasis lingkungan;

3. hasil belajar siswa yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3); dan

4. materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk untuk melakukan penelitian dengan judul “Uji Coba Penerapan Pengajaran Berbasis Lingkungan Di Kelas III SD Negeri 5 Imbanagara Raya Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah pengajaran berbasis lingkungan cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya di kelas III SD Negeri 5 Imbanagara Raya Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis?”

C. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan pemahaman tentang penelitian ini, yang dimaksud dengan pengajaran berbasis lingkungan adalah pengajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang akan menjadikan proses belajar mengajar lebih bermakna, karena para siswa dihadapkan pada peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami yakni menjadi lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan pengajaran berbasis lingkungan adalah:

1. guru mengambil tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan;

2. siswa dibawa langsung ke dalam dunia yang konkret tentang penjelasan konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya, sehingga siswa tidak hanya bisa untuk mengkhayalkan materi tentang konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya;

3. diawali dengan penjelasan guru mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya;

(5)

5

4. guru meminta siswa untuk mencatat semua informasi yang diperoleh dari penjelasan tentang konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya; dan 5. kesimpulan.

Hasil belajar adalah kemampuan kognitif siswa yang dibatasi pada tingkatan mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3) setelah siswa melakukan proses pembelajaran dan pengajaran berbasis lingkungan pada konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Hasil belajar siswa dinyatakan dengan skor yang didapat siswa setelah melakukan tes hasil belajar pada konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya.

Pengajaran berbasis lingkungan cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya jika hasil belajar siswa rata-ratanya sama atau lebih besar dari KKM yang telah ditentukan. D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kecocokan pengajaran berbasis lingkungan jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya di kelas III SD Negeri 5 Imbanagara Raya Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kreatifitas khususnya dalam pendidikan Biologi, sebagai wujud sumbangan berupa teori-teori bagi para peneliti dan pihak lain, di mana hasil penelitian ini merupakan masukan yang berharga dan permasalahan baru yang perlu dikaji lebih lanjut.

2. Kegunaan Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa;

b. Memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, dan informasi mengenai penggunaan strategi pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam pelajaran IPA; c. Membantu guru menemukan hal baru yang memungkinkan sangat

bermanfaat bagi materi IPA;

d. Memberikan gambaran tentang penggunaan strategi pengajaran berbasis lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mampu menerimanya dengan baik;

e. Melatih siswa agar terampil dalam upaya meningkatkan hasil belajar; dan

f. Memotivasi siswa agar mau menggali pengetahuan, belajar berpikir kritis, dan berani mengemukakan pendapat serta berani bertanya jika belum paham.

(6)

6 Pembahasan

A. Penerapan Pengajaran Berbasis Lingkungan

IPA adalah mata pelajaran yang menekan dan pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pendayagunaan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian siswa bila apa yang dipelajari diangkat dari lingkungannya, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan, dan berfaedah bagi lingkungannya.

Dalam konsep lingkungan pembelajaran disusun sekitar hubungan dan faedahnya. Isi dari prosedur disusun hingga mempunyai makna dan ada hubungan antara siswa dengan lingkungannya. Kompetensi yang dikembangkan harus memberi jalan keluar bagi siswa dalam menanggapi lingkungannya. Pengembangan kompetensi dasar seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan lingkungan siswa. Misalnya di lingkungan petani, kompetensi yang berkaitan dengan pertanian akan memberikan makna yang lebih mendalam bagi para siswa. Demikian halnya di lingkungan pantai kompetensi tentang kehidupan pantai akan sangat menarik minat dan perhatian siswa.

Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti siswa mendapatkan pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan secara langsung apa-apa yang ada dan berlangsung dilingkungan sekitar, baik rumah maupun sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka pengajaran berbasis lingkungan perlu diterapkan pada proses pembelajaran agar memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan mampu membuat siswa untuk berani dalam mengemukakan pendapat dan kooperatif baik dengan guru maupun siswa lainnya sehingga terjadi kegiatan belajar yang efektif dan efisien serta siswa lebih peduli untuk menjaga kelestarian alam sekitar.

B. Kecocokan Pengajaran Berbasis Lingkungan

Dalam penelitian ini, proses pembelajaran menggunakan pengajaran berbasis lingkungan. Pengajaran berbasis lingkungan adalah pengajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang akan dijadikan proses belajar mengajar lebih bermakna, karena para siswa dihadapkan pada peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami yakni menjadi lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Langkah-langkah pelaksanaan pengajaran berbasis lingkungan sebagai berikut:

1. guru mengambil tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan;

2. siswa dibawa langsung ke dunia yang konkret tentang penjelasan konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya, sehingga siswa tidak hanya bisa

(7)

7

untuk mengkhayalkan tentang konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya;

3. diawali dengan penjelasan guru mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya;

4. guru meminta siswa untuk mencatat semua informasi yang diperoleh dari penjelasan Makhluk Hidup dan Lingkungannya; dan

5. guru memberikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kecocokan penerapan pengajaran berbasis lingkungan diperoleh data hasil tes belajar berupa hasil pretest dan posttest. Data tersebut di uji normalitasnya dengan uji liliefors, karena salah satu data berdistribusi tidak normal maka untuk membandingkan data hasil pretest dan posttest digunakan uji wilcoxon. Dengan menggunakan uji wilcoxon ini tujuannya untuk mengetahui apakah hasil pretest sama atau tidak sama dengan hasil posttest.

Kemudian, hasil penelitian di uji statistik dengan uji t. Hasil perhitungan menunjukkan hasil belajar siswa pada proses belajar mengajar dengan menggunakan pengajaran berbasis lingkungan pada konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya berbeda dengan sebelum menggunakan pengajaran berbasis lingkungan. Hal ini dapat ditunjukkan melalui peningkatan rata-rata yang sangat signifikan antara pretest dengan posttest, seperti yang digambarkan oleh diagram sebagai berikut:

Gambar 1

Diagram Rata-rata Pretest dan Posttest

Berdasarkan diagram tersebut, hasil posttest siswa memperoleh rata-rata lebih dari pada hasil pretest. Peningkatan ini disebabkan karena pengajaran berbasis lingkungan pada proses pembelajaran mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jenis Tes R ata -ra ta 10 20 0 Pretest Posttest 8 18,25

(8)

8

Selain itu, uji t dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar posttest telah mencapai Kriteria Ketunutasan Minimal (KKM) atau belum. Hasil perhitungan menunjukkan hasil belajar posttest siswa belum mencapai KKM, dan menunjukkan bahwa konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya yang dijelaskan melalui pengajaran berbasis lingkungan belum dapat dipahami oleh siswa sehingga pengajaran berbasis lingkungan kurang cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya.

Kurang cocoknya pengajaran berbasis lingkungan dapat pula dilihat dari hasil pengamatan observer yang melakukan pengamatan selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan observer menerangkan bahwa pengajaran berbasis lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu belajar di kelas, sedangkan alokasi waktu yang ditentukan hanya tujuh puluh menit (dua jam pelajaran). Selain itu, siswa lebih cenderung bermain-main karena ruang lingkup lokasi pembelajaran cukup luas dan perhatian siswa tidak fokus pada satu arah.

Berdasarkan hasil pengamatan observer didapat kelebihan dan kekurangan penggunaan pengajaran berbasis lingkungan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran Berbasis Lingkungan

No. Kelebihan Kekurangan 1. Kegiatan belajar lebih

menarik dan tidak membosankan.

Sulitnya mengkondisikan siswa sehingga siswa cenderung lebih bermain-main.

2. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif, sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Memerlukan waktu yang cukup lama.

3. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek yang ada di lingkunganya dengan sumber belajar yang tersedia.

Sempintnya pandangan guru terhadap pengajaran

berbasis lingkungan.

Selain kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan, pengajaran berbasis lingkungan juga memiliki kendala dalam penggunaannya. Kendala-kendala penggunaan pengajaran berbasis lingkungan yang dapat ditemukan peneliti selama penelitian di lapangan adalah sebagai berikut:

(9)

9

1. bahan pembelajaran yang tersedia di lingkungan sekitar sekolah pun terbatas, menyebabkan materi pembelajaran tidak tersampaikan secara keseluruhan; dan

2. siswa lebih cenderung bermain-main karena ruang lingkup lokasi pembelajaran cukup luas dan perhatian siswa tidak fokus pada satu arah.

Adanya kekurangan dan kendala tersebut, maka observer memberikan solusi yang juga menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dan berbagai pihak untuk menentukan strategi yang tepat dalam penggunaan pengajaran berbasis lingkungan agar lebih menarik. Saran-saran tersebut digeneralisasikan sebagai berikut:

1. kegiatan belajar harus dipersiapkan sebelumnya sehingga siswa, pada waktu dibawa ke lokasi dapat mengikuti proses pembelajaran secara kondusif;

2. guru/peneliti harus mampu memotivasi dan mengkondisikan siswa pada saat pembelajaran berlangsung karena pembelajaran dengan menggunakan pengajaran berbasis lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama; dan

3. penggunaan pengajaran berbasis lingkungan perlu diselipi games agar menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik dan kompetitif.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dalam penggunaan pengajaran berbasis lingkungan tidak hanya memahami kelebihannya saja melainkan juga sangat perlu memahami kekurangan dan kendala yang mungkin terjadi di lapangan agar pada akhirnya penggunaan pengajaran berbasis lingkungan memberikan efek positif bagi proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa pengajaran berbasis lingkungan kurang cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya di Kelas III SD Negeri 5 Imbanagara Raya Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

Saran

1. dalam penerapan pengajaran berbasis lingkungan, khususnya pengajaran berbasis lingkungan ini hendaknya guru dapat memotivasi belajar siswa terutama dalam pembelajaran Sains, karena siswa dihadapkan langsung dengan situasi yang konkret sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang perlu di jaga kelestariannya;

2. untuk mengefektifkan proses pembelajaran hendaknya guru dapat memodifikasi mekanisme suatu model pembelajaran tanpa membuang unsur pokok model pembelajaran yang digunakan sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ada;

3. diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya dengan menggunakan pengajaran berbasis lingkungan, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran dengan yang diharapkan;

(10)

10

4. guru harus pintar mengefektifkan waktu dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran pada RPP; dan

5. sehubungan penelitian ini hanya terbatas pada konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya, maka penelitian yang selanjutnya diharapkan untuk dilanjutkan dengan konsep-konsep yang berbeda serta cukup luas, untuk acuan yang lebih baik.

Daftar Pustaka

B. Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. (2011). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistik Parametrik untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: Tidak Dipublikasikan.

Resha. (Tanpa tahun). Pengajaran Berbasis Lingkungan. [Online]. Tersedia : file:///C:/User/Resha/Downloads/Pengajaran%20Lingkungan.htm. [15 Desember 2012].

Ruswandi, Uus dan Badrudin. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV, Insan Mandiri.

Riwayat Penulis

Resha Fitriani adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyususnan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2013).

Referensi

Dokumen terkait

Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable development yang terjemahan oleh Nor Hadi (2011: 47) adalah sebagai berikut: “Tanggungjawab sosial

Perujukan dan penulisan rujukan dalam naskah seminar proposal dan seminar hasil penelitian sama dengan aturan dalam Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Farmasi yaitu

Hal ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan siswa yang memiliki tingkat berpikir kritis tinggi dengan siswa yang memiliki tingkat berpikir

Menurut Landa (2010) iklan merupakan komunikasi visual yang mengatasnamakan sebuah instansi atau pihak untuk menyampaikan suatu informasi yang spesifik yang ditujukan

Bagi yayasan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menilai kebijakan dan merumuskan kembali kebijakan yang tepat terkait dengan pelaksanaan strategi

harta warisan dari almarhum P melainkan merupakan tanah kepemilikan dari Tergugat I sebagaimana bukti kepemilikan surat Tergugat I yaitu Sertifikat Hak Milik

Data tentang aktifitas belajar dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran diperoleh melalui pengamatan dan tes selanjutnya di analisis, yang merupakan langkah