• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI Di Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI Di Komunikasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

(Komunikasi Interpersonal)

Disusun Oleh:

Minarti B. Bangsa

16-701-024

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu..

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karea atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Bapak selaku dosen mata kuliah Psikologi Komunikasi

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan dan juga semoga makalah bermanfaat bagi saya dan juga bagi para pembacanya

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesempurnaan sehingga saya mengharap kritik dan saran demi terbangunnya makalah saya di kemudian kelak.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu..

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………..….….………..

Daftar Isi………...…….………

Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang……….………..

B.Rumusan Masalah………..……….

C.Tujuan ……….………

1. Bab II PEMBAHASA

A. Definisi Komunikasi Interpersonal……… B. Presepsi Interpersonal...……… C. Tujuan komunikasi Interpersonal……….. D. Kalsifikasi KomunikasiInterpersonal……… E. Teori Komunikasi Interpersonal ………... 2. BABIII Penutup

A. Kesimpulan……….. B. Daftar Pustaka………..

BAB I

(4)

1. Latar Belakang

Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling

banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari

sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk

berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi

merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan

sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan

terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam

berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa

diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan

efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.

Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana

tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat

perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha

komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada

pemahaman pesandan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka

tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya.

Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa

informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang

dikatakan.

Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan

(5)

ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan

kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung

dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi

interpersonal.

Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam

berkomunikasi (communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki

communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang

dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah

benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi Interpersonal.

2. Apa yang dimaksud dengan Presepsi Interpersonal.

3. Apa yang dimaksud dengan Tujuan Komunikasi Interpersonal.

4. Apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Komunikasi Interpersonal.

5. Apa yang dimaksud dengan Teori Komunikasi Interpersonal.

3. Tujuan

1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal. 2. Dapat membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti.

3. Dapat merubah sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik lagi.

BAB II

(6)

1. Definisi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini

adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat

dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara

seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang

dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalahpenyampaian pesan

oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang,

dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera

(Effendy,2003, p. 30).

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling

efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya

yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui

tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator

mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau

tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya

(7)

2. Presepsi Interpersonal

Ada Empat perbedaan antara presepsi objek dengan presepsi interpersonal :

1. Pada presepsi objek , stimulus yang ditangkap oleh alat indera kita melalui

benda-benda fisik yaitu : gelombang, cahaya, gelombang suara, temperature, dan

sebagainya. Pada presepsi interpersonal, stimulus mungkin sampai kepada kita

melalui lambing-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.

2. Bila menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat batiniah objek itu. Ketika

kita melihat papan tulis, kia tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya

ketika kita amati. Pada presepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang

tidak tampak oleh alat indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunnya, kita juga

melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita mencoba memahami bukan saja

tindakan, tetapi juga motif tindakan itu. Kita tidak akan mampu ‘’menangkap’’

seluruh sifat orang lain dan berbagai dimensi perilakunya. Kita cenderung memilih

stimulus tertentu saja. Ini jelas membuat presepsi interpersonal lebih sulit, ketimbang

presepsi objek.

3. Ketika kita mempresepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita, kita pun tidak

memberikan reaksi emosiaonal padanya. Perasaan anda dingin saja ketika anda

memandang papan tulis : tetapi, sedingin itu jugakah ketika anda memandang Eva

Arnaz? Apakah eva juga akan diam saja, ketika anda memandangnya tidak berkedip?

Dalam presepsi interpersonal, factor-faktor personal anda, dan karakteristik orang

(8)

interpersonal sangat cenderung untuk keliru. Kita sukar menemukan criteria yang

dapat menentukan persepsi siapa yang keliru : persepsi anda atau persepsi saya.

4. Objek relative tetap, manusia berubah-ubah. Papan tulis yang anda lihat minggu lalu

tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini. Mungkin tulisan pada papan

tulis itu sudah berubah, mungkin sobekan kayu di sudut sudah hilang, tetapi secara

keseluruhan papan tulis itu tidak berubah. Manusia selalu berubah. Anda hari ini

bukan anda yang kemarin, bukan anda esok hari. Kemarin anda ceria, karena baru

menerima kredit mahasiswa Indonesia. Hari ini sedih, karena sepeda motor anda

ditabrak becak. Esok anda gembira lagi, karena ujian anda lulus. Anda difakultas,

bukan anda dirumah, bukan anda di masjid. Perubahan ini kalau tidak

membingungkan kita, akan memberikan informs yang salah tentang orang lain.

Presepsi interpersonal menjadi mudah salah.

Betapapun sulitnya kita mempersepsikan orang lain, kita toh berhasil juga memahami orang lain. Buktinya, kita msih dapat bergaul dengan mereka, masih dapat berkomunikasi dengan mereka, dan masih dapat menduga perilaku mereka. Dari mana kita memperoleh petunjuk tentang orang lain? Apa penyebabnya kesimpulan kita bahwa X bersifat Y ? kita sebenarnya adalah Sherlock Holmes setiap hari. Kita menduga karakteristik orang lain dari petunjuk – petunjuk eksternal (external cues) yang dapat diamati. Petunjuk – petunjuk adalah deskripsi verbal dar pihak ketiga, petunjuk proksemik, kinesik, wajah, paralinguistic, dan artifaktual. Selain yang pertama, yang lainnya boleh disebut sebagai pentunjuk nonverbal (nonverbal cues). Semuanya di sebut factor-faktor situasinoal.

(9)

1. Proses belajar

Setiap berkomunikasi secara interpersonal, kita belajar mengenai sesuatu yang terjadi dilingkungan yang ada disekitar kita. Kita belajar tentang orang lain dan diri sendiri. Komunikasi interpersonal membantu kita mengerti, memahami, dan merespons lingkungan di sekitar kita, seperti peraturan, norma-norma dan etika yang berlaku.

2. Untuk membangun hubungan

Setiap orang ingin membangun dan mempertahankan sebuah hubungan. Kita mengabiskan banyak waktu untuk melakukan komunikasi interpersonal untuk membangun dan mempertahankan hubungan social. Hubungan social menghindarkan diri kita dari kesendirian dan depresi.

3. Untuk memengaruhi

Dalam komunikasi interpersonal, kita sering mencoba memeperngaruhi sikap dalam perilaku orang lain.

4. Untuk bermain

(10)

5. Untuk menolong

Melalui komunikasi interpersonal kita dapat memenangkan, mengibur, dan memberi saran kepada teman. Secara professional atau bukan, keberhasilan untuk menolong seseorang tergantung pada keterampilan komunikasi interpersonal seseorang.

4. Klasifikasi komuniksi interpersonal

Redding mengembangkan klasifikasi komunikai interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan social, interogasi atau pemeriksaan atau wawancara.

a. Interaksi initim termasuk komunikasi diantara teman baik, anggota keluarga, dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.

b. Percakapan social adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat diluar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainnya.

c. Interogasi atau pemerikasaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam control, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang polisi meneyelidiki yang menginterogasi tersangka untuk menegetahui kebenarannya.

(11)

5. Teori komunikasi interpersonal

a. Teori Fungsional.

Kata fungsional disini hakikatnya ini bukannlah sebuah teori, melainkan suatu prespektif yang dapat digunakan sebagai pijakan teori. Beberapa teori, komunikasi menggunakan prespekif fungsional ini.

b. Teori structural dan fungsional

Bagian ini memasukan kelompok utama pendekatakan-pendekatan yang tergabung secara samar dalam ilmu social. Meski makna istilah strukturalisme dan fungsionalisme kurang begitu tepat, tetapi keduannya percaya bahwa structural social adalah hal yang nyata yang berfungsi dalam cara yang dpat diamati secara objektif. Sebgai contoh, pengamat komunikasi mungkin berasumsi bahwa hubungan personal merupakan sesuatu yang nyata dengan bagian-bagian yang disusun secara khusus, seperti juga rumah yang merupakan suatu yang nyata dengan material yang disusun sesuai rencana.

c. Teori sistem

System merupakan serangakaian hal yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu keseluruhan. Suatu system terdiri dari empat unsure. Yang pertama yaitu :

(12)

c. Suatu system mempunyai hubungan internal di anatara objek-objeknya. Ini merupakan karakteristik pentingnya yang memebatasi kualitas system dan merupakan tema utama yang akan diuraikan secara rinci pada bab ini.

d. System mempunyai lingkungan. System tidak muncul dalam ruangan kosong tetapi dipengaruhi oleh lingkungannya.

d. Teori disonasi kognitif

Teori Leon Festinger mengenai disonasi kognitif merupakan salah satu teori yang paling penting dalam sejarah psikologi social. Selama bertahun-tahun teori ini menghasilkan sejumlah riset dan mengisi aliran kritik, interpertasi, dan ekstrapolasi. Festinger mengajarkan dua elem kognitif :

1. Sikap, yang mencakup presepsi dan pengetahuan (yang menjadi satu kesatuan). 2. Perilaku. Tahapan pertama yaitu posisi nol, atau erelefan, kedua yaitu konsiten, atau

konconat.

3. Inkonsiten, atau dissonant. Dissonantsi terjadi ketika satu elemen tidak diharapkan mengikuti yang lain. Jika kita pikir merokok itu berbahaya bagi kesehatan, mereka tidak berharap kita merokok. Apakah konsonan dan disonan bagi seseorang tidak bisa berlaku bagi orang lain. Jadi kita harus selalu menanyakan apa yang konsisten dan yang tidak konsisten dalam system psikologi orang itu sendiri.

e. Sikap , Kepercayaan, dan Nilai

(13)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.

Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.

(14)

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Jelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri dan berikan contoh

Proses induksi digunakan untuk menghasilkan sebagian dari struktur pengetahuan yang ada dengan menggunakan informasi ‘contoh’..  Belajar dari contoh mungkin

Banyak perubahan yang mungkin akan dialami baik fisik maupun psikologis terkait dengan menopause karena perubahan hormon. Berdasarkan yang ditulis di situs

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

Tidak hanya itu kita juga hanya di tuntut menjadi agen professional sebaik mungkin tanpa berpikir dampak pada sector sector lain, contoh nyata nya adalah kita belajar tentang

e) Bermain memiliki hubungan sistematisyang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreatifitasnya, kemampuan memecahkan masalahnya, belajar bahasa,

Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru

Sifatnya personal tidak dimiliki orla DISPOSISI SENTRAL Individu biasanya memiliki 5-10 disposisi sentral yang akan disetujui oleh orla sebagai sesuatu yang mendeskripsikan orang tsb