• Tidak ada hasil yang ditemukan

0 7 Makalah Utama Herry Sonjaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "0 7 Makalah Utama Herry Sonjaya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

xxvi

MAKALAH UTAMA

PERAN RISET MULTIDISIPLIN PERGURUAN TINGGI DALAM

PENGUATAN PEMBANGUNAN KAWASAN KEPULAUAN MALUKU

Herry Sonjaya

*Ketua Laboratorium Terpadu

Universitas Hasanuddin. Kampus UNHAS Tamalanrea Jln Perintis Kemerdekaan KM 10. 90245 Makassar

e-mail: sonjayaherry @gmail.com yang berkaitan dengan kemaritiman. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pembangunana yang akan direncanakan

perlu diperkuat oleh riset dan kajian Perguruan Tinggi agar mencapai sasaran yang tepat untuk kesejateraan masyarakat. Tulisan ini akan membahas tantangan pembangunana kedepan baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri serta bagaimana peran riset multidisplin dalam memperkuat proses pembangunan Kawasan Kepulauan Maluku.

PENDAHULUAN

Misi Pembangunan Nasional yang berkaitan langsung dengan pembangunan kepulauan dan pesisir pantai adalah mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Misi ini bertujuan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan ; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. Misi yang kedua adalah mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; dalam arti mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah kompetitif dengan

membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

(2)

xxvii

sektor-sektor unggulan yang berbasis sumber daya setempat dan meningkatkan keterkaitan antarpusat-pusat pertumbuhan di darat, pesisir, dan pulau-pulau kecil; (5) memanfaatkan sumber daya alam secara produktif dan efisien, agar terhindar dari pemborosan sehingga dapat memberi manfaat sebesar- besarnya berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian; serta (6) meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan memperluas jangkauan pelayanan prasarana dasar, khususnya transportasi laut dan udara yang didukung oleh transportasi antar moda secara terpadu dan optimal dengan mengikutsertakan dunia usaha. Keenam tujuan pembangunan ini memerlukan kajian dan strategi yang tepat untuk mencapai sasaran pembangunan yang diharapkan. Peran Perguruan Tinggi sangat diperlukan untuk mempercepat tercapainya target

pembangunanan atau memperkuat proses pelaksanaannya dengan

melaksanakan berbagai riset dan kajian secara holistik dan integrasi . Oleh karena, dalam pencapaian tujuan pembangunana akan menghadapi masalah-masalah yang kompleks, maka kontribusi riset perguruan tinggi yang diperlukan adalah riset multidisiplin dari berbagai disiplin ilmu.

Permasalahan dalam melaksanakan riset multi disiplin adalah bagaimana bentuk dan manajemen riset yang akan dilaksanakan, masalah pembangunan apa yang memerlukan riset multidisiplin . Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas peran riset multidisiplin dalam memperkuat pembangunan Wilayah Kepulauan Maluku.

Tantangan - Peluang Global dan Nasional Yang Berkaitan Dengan Pembangunan Salah sa t u tantangan ekonomi dalam waktu yang dekat adalah kesiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Tahun 2015, khususnya masalah kondisi daya saing, tantangan dan kinerja perdagangan dan bagaimana menyusun strategi menghadapi Kesepakatan Perdagangan Bebas ( Free Trade Agreement). Cetak biru Masyarakat ekonomi Asia Tenggara meliputi :

 Pasar Tunggal dan Basis Produksi: arus bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan aliran modal yang lebih bebas, Sektor Integrasi Prioritas (PIS), dan pangan, pertanian dan kehutanan;

 Daerah Ekonomi Kompetitif : kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pembangunan infrastruktur, energi, perpajakan, e-commerce

 Pembangunana Ekonomi Keadilan : pengembangan UKM, inisiatif untuk Integrasi  Asean Integral Ekonomi Global Lengkap : pendekatan yang koheren menuju

hubungan ekonomi eksternal, meningkatkan partisipasi dalam jaringan pasokan global

(3)

xxviii

Penerapan MEA yang akan dimulai pada awal tahun 2015, akan berpengaruh langsung terhadap perekonomian nasional maupun regional, baik langsung maupun tidak langsung. Aspek positifnya dari penerapan MEA adalah kesempatan bagi masyrakat ( Pengusaha /UKM ) untuk mengekspor komoditi-komoditi unggulan ke pasar bebas MEA dan merupakan lapangan kerja bagi tenaga-tenaga Indonesia yang terlatih untuk mencari pekerjaan di Negara ASEAN. Internasionalisasi dan globalisasi ini akan merubah lingkungan kerja; dibutuhkan ketrampilan baru , multi bahasa, kemampuan berkomunikasi ,negoisasi dan pemahaman budaya dan aturan antar Negara. Kualitas tenaga kerja akan ditentukan oleh pendidikan dan pelatihan yang akan menentukan daya saing Negara. Kebutuhan akan kualifikasi yang semakin tinggi untuk memasuki lapangan kerja modern yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan pergurun tinggi. Perubahan lapangan kerja yang sangat dinamis baik didalam negeri maupun lintas Negara akan meningkat kebutuhan skills baru, teknologi baru dan lingkungan bisnis baru. Jadi tantangan ini membutuhkan ekonomi dan masyarakat berbasis pengetahuan dan IPTEKS.

Indonesia masih merupakan Negara yang sedang membangun dan masih mempunyai beberapa kelemahan seperti yang digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1 : Parameter-parameter yang menggambarkan kondisi Negara Indonesia saat ini

(4)

xxix

pembangunan manusia dan pencapaain Milenium Development Goals, pemanfatan sumberdaya alam berwawasan lingkungan.

Fakta bahwa Indonesia sampai sekarang masih sebagai negara berkembang dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang tinggi serta daya saing ekonomi yang rendah merupakan sebuah ironi yang memilukan. Betapa tidak, Indonesia dikaruniai Tuhan modal dasar (potensi) yang lengkap untuk menjadi bangsa besar yang maju dan sejahtera. Modal dasar itu, pertama adalah berupa 240 juta jiwa penduduk (terbesar keempat di dunia) dengan kualitas dasar yang sebenarnya bagus, berarti merupakan human capital dan potensi pasar domestik yang sangat besar. Kedua adalah kekayaan alam yang cukup besar dan beraneka ragam, baik yang terdapat di darat maupun di laut. Sebagai contoh, Indonesia mempunyai cadangan geothermal terbesar di dunia, Batu bara, Timah , Nikel masing masing no 2, 2 dan 4 di dunia. Kelapa sawit, coklat merupakan no 1, 2, 2 di dunia. dan Ketiga adalah posisi geoekonomi yang sangat strategis, dimana 45% dari total barang dan komoditas yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 triliun dolar AS setiap tahunnya dikapalkan melalui wilayah laut Indonesia (UNCTAD, 2010). Selain akses kepada pasar global yang mudah dan terbuka lebar bagi segenap produk dan jasa (goods and services) nasional kita, Indonesia juga semestinya menjadi penentu dan penerima manfaat terbesar dari sektor transportasi laut. Celakanya, sejak 1987 sampai sekarang, Indonesia terus menghamburkan devisa rata-rata 18 miliar dolar AS per tahun untuk membayar jasa armada kapal niaga (pengangkut) asing (INSA, 2011).

Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia tertinggal, mulai dari kelembagaan politik (political institution) yang menyuburkan budaya instan, premanisme, politik uang (money politics), dan korupsi, rendahnya etos kerja bangsa yang unggul, sampai lemahnya penguasaan dan penerapan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dalam berbagai bidang kehidupan bangsa ini. Salah satu yang terpenting adalah karena kita belum punya visi pembangunan yang tepat dan benar serta dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Visi pembangunan Indonesia sejak zaman penjajahan hingga sekarang sangat dominan berorientasi darat. Padahal, Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah yang 75% territorial laut dan kepulauan terbesar di dunia. Akibatnya, ekonomi Indonesia menjadi kurang efisien dan rendah daya saing nya.

Tantangan lokal yang ada dalam kawasan kepulauan Maluku dan perlu diantisipasi oleh Pemerintah Daerah adalah keterbatasan sumberdaya manuisa yang terlatih, rendahnya indeks pembangunana, sarana dan prasarana transportasi antar pulau dan kepulauan dan rendahnya daya saing komoditas unggulan kepulauan Maluku.

Berdasarkan tantangan tersebut, seyogyanya, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah harus mengantisipasi tantangan eksternal maupun internal dengan cara meningkatkan kapasitas kerja dari institusi pemerinthana dan peningkatan sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan vocasional.

Pembangunanan Kawasan Kepulauan Maluku

(5)

xxx

Pulau-pulau dan kepulauan yang terdapat di Provinsi Maluku dan Maluku Utara cukup banyak terdiri atas pulau besar dan kecil, seperti Halmahera, Seram, Maluku, Buru, Morotai, kepulauan Aru, Sula, Obi dll. Bentang alam pulau-pulau besar didominasi oleh pegunungan dan perbukitan. Pegunungan dan perbukitan membentang di bagian tengah-tengah pulau dan beberapa puncak gunung menghiasi pemandangan alam wilayah kepulauan Maluku. Dengan geografis yang berupa kepulauan, masalah transportasi merupakan masalah utama untuk mobilisasi penduduk antar pulau dan kepulauan dalam melakukan aktivitasnya, baik untuk kegiatan pemerintahan, kegiatan pendidikan dan kegiatan bisnis yang menunjang perekonomian kepulauan.

Komoditas unggulan utama yang mendukung perekonomian wilayah

kepualaun maluku adalah hasil rempah-rempah dari perkebunan seperti pala, kopi, lada dan kakao. Komoditas lain yang penting yang banyak dihasilkan pesisir pantai Kepulauan Maluku adalah hasil tangkapan perairan laut, seperti ikan tuna, cakalang, epiting dan udang. Pada beberapa pesisir pantai , beberapa nelayan sudah tidak lagi mengantungkan diri kepada penangkapan di perarian laut, tetapi sudah membudidayakan hasil peraran lautnya secara budidaya keramba, seperti abalon, dan beberapa komoditi ikan untuk tujuan perdaganagn antar pulau.

Dalam program pemerintah yang lama Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI ) , Sulawesi - Maluku Utara termasuk Koridor Ekonomi Pengembangan Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian , Perkebunan dan Perikanan Nasional, sedangkan Maluku Papua Penolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang sejahtera.

Sesuai dengan kondisi geografisnya, arah kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah Kepulauan Maluku sebaiknya difokuskan kepada perintisan pengembangan industri berbasis sumber daya kelautan dan wisata bahari. Sejalan dengan arah ini, strategi yang diperlukan meliputi: (1) pengembangan sumber daya manusia berketrampilan tinggi di bidang kelautan (pendidikan dan pelatihan); (2). pengembangan komoditas unggulan bernilai tinggi berbasis kelautan seperti kerang mutiara dan ikan hias; (3) pengembangan industri angkutan laut (perkapalan); (4). pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat khususnya wilayah pesisir untuk memperkuat modal sosial; (5) peningkatan akses permodalan bagi nelayan; (6). pengembangan wisata bahari. Hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 bahwa tahap pada periode ini adalah memanatapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian berbasis Sumberdaya Alam (SDA) yang tersedia, Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas serta kemampuan IPTEKS. Pada era pemerintah baru peri0de 2015 2019, pemerintah pusat lebih memfokuskan kepada Pembangunan kemaritiman di Indonesia. Pembangunan kemaritiman diarahkan untuk membangun industri maritime, yang meliputi industri pelayaran dan , industri perikanan dan industry pariwisata bahari. (Putera 2010).

(6)

xxxi

Peran riset multidisiplin PT dalam memperkuat pembangunnan kawasan Kepulauan Maluku

Seperti yang disebutkan diatas, peran perguruan tinggi sangat penting dalam pembangnanan industri maritim dengan cara terlibat dalam proses perencanaan, kajian dan penelitian pembangunan industri maritim. Perkembangan ipteks teraplikasikan melalui riset , pengembangan dan penerapan ipteks dalam bidang industri maritim. Kepentingan riset dan pengembangan ipteks dibidang ini dapat diselaraskan dengan UU no 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ipteks dan juga UU perikanan. Karena kepulauan Maluku terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil serta beberapa kepulauan, maka penelitian dari perguruan tinggi diharapakan dapat memecahkan masalah-masalah pembangunan kepulauan dan pesisir pantai, khususnya pembangunan industri kemaritiman.

Dalam konteks pembangunan daerah, beberapa hal harus bisa diperankan oleh perguruan tinggi, antara lain sebagai berikut: Pertama, membangun sumber daya manusia daerah yang berkualitas dengan meningkatkan dan memperkuat basis pendidikan masyarakat. Membangun sumber daya manusia. berkualitas ini mempunyai makna sangat strategis bagi pembangunan jangka panjang. Pandangan pembangunan dewasa ini menunjukkan sumber daya manusia sebagai variabel utama yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kedua, mengadakan studi-studi kebijakan untuk disumbangkan kepada pemerintah daerah sehingga memudahkan dalam menentukan prioritas program pembangunan berdasarkan kebutuhan daerah. Juga membuat studi-studi evaluatif dalam upaya perbaikan program pembangunan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas program. Ketiga, mengembangkan model-model pembangunan daerah dengan mempertimbangkan sektor-sektor unggulan, yang dapat diangkat dan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Model-model pembangunan tersebut diperlukan terutama untuk merumuskan program yang relevan dengan kondisi lokal dan masyarakat setempat. Keempat, membangun kerjasama antara univer sitas, pemerintah daerah, dan masyarakat antara lain untuk (i) menyusun kebijakan dan program dalam agenda RPJM-RPJP daerah, (ii). melaksanakan studi-studi spesifik sehubungan dengan usaha mengembangkan ekonomi masyarakat daerah, (iii) melakukan kajian-kajian terhadap program nasional yang akan diterapkan di daerah, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan nasional di samping pembangunan daerah sendiri. ( Ginajar 1997)

Riset multidisiplin merupakan riset yang kompleks dan memerlukan berbagai disiplin ilmu dan tim ahli yang berkompeten dalam bidangnya untuk memecahkan suatu masalah pembangunan secara bersama-sama atau mencapai tujuan bersama Riset Multidisiplin memanfaakan keahlian berbagai disiplin ilmu untuk meneliti masalah tertentu , sedangkan riset monodisiplin adalah riset yang dikerjakan oleh sekelompok orang dengan disiplin ilmu yang sama untuk meneliti masalah tertentu.

Mengapa riset multidisiplin dari perguruan tinggi diperlukan dalam pembangunan kawasan Kepulauan Maluku ?. Terdapat beberapa alasan riset multidisplin diperlukan , antara lain :

 Dinamika masyarakat terus berkembang yang ditandai dari perubahan dari berbagai aspek kehidupan, misalnya dalam hal berkonsumsi, komunikasi, perubahan cara pandang, perubahan sikap/perilaku terhadap fenomena yang ada di masyarakat.

 Perkembangan metodologi penelitian dan berkembangnya teknologi

(7)

xxxii

 Keinginan peneliti atau pembuat kebijakan untuk memperoleh gambaran yang komplit dari suatu persoalan penelitian

 Perkembangan pengetahuan manusia telah mengakibatkan fragmentasinya sendiri menjadi disiplin-disiplin yang sangat terspesialisasi;

 Para (super) spesialis yang merasa mempunyai kepentingan sendiri dengan

curiga melindungi dunia mereka dari campur tangan orang lain.

Mengakibatkan isolasi disiplin tertentu yg tidak dapat memecahkan masalah yg berkembang cepat dengan hanya satu disiplin ilmu.

 Perkembangan keahlian mengkomunikasikan gagasan dan hasil riset mono-disiplin menuntut kognisi dan artikulasi tingkat lintas-pengetahuan pribadi; Pada gilirannya dirasakan perlunya keterlibatan penuh melakukan riset secara inter / lintas disiplin

Pelaksanaan riset multidisiplin perguruan tinggi dalam memperkuat pembangunan kawasan Kepulauan Maluku memerlukan berbagai tahapan, yaitu :

 Masalah Pembangunan harus diidentifikasi dan dirumuskan oleh Badan Peencanaan Daerah (BAPEDA), yang merupakan hasil kajian dan hasil Musrebang yang dilakukan pada tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.

 Ketua Tim Riset sebaiknya periset dari perguruan tinggi yang mempuntai track record yang baik dan ketua harus mampu mengkaji dan memahami masalah-masalah pembangunaan kawasan kepulauan Maluku.

 Lakukan brain storming dengan berbagai disiplin ilmu membahas,

mengidentifikasi dan merumuskan masalah pembangunan yang akan diteliti  Masalah masalah pembangunan yang akan diteliti melalui riset multidisiplin

perlu memperhatikan RPJM 2015-2019 Pusat dan Daerah , Kebijakan Pemerintah Baru dalam bidang kemaritiman, komoditi unggulan kabupaten Lingkup wilayah Kepulaua Maluku dan MPEI yang disusun oleh Pemerintah lama.

 Buatlah rancangan proposal besar ( Grand Design) secara terintegrasi dan holistik, serta kordinasikan untuk masing-masing tim keahlian disiplin ilmu. Perjelas tujuan dari proyek riset multidisiplin.

 Dalam manajemen riset, ketua tim harus menentukan tugas dan kewajiban dari masing- masing kelompok disiplin ilmu.

 Ketua Tim juga bertindak sebagai koordinator dan bertugas melakukan pertemua-pertemuan, mengkombinasikan ide-ide dari anggota,

 menulis proposal yang komprehensip dan bertanggung jawab melaksanakan program .

Beberapa tema riset multidisiplin dalam pembangunan kepulauan Maluku dapat mengacu kepada tema-tema yang sedang menjadi issue mutakhir seperti Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dalam Wilayah Kepulauan Maluku: Tema riset multidisilin dapat berupa :

 Penyelamatan: feeder di negeri sendiri & desain penguasaan angkutan internasional

 Mapping existing capacity & potensi pengembangan  Kapasitas pengembangan pelabuhan

 Penentuan volume & jenis kapal  Penentuan jalur utama & feeder

(8)

xxxiii

Tema-tema lain untuk mendukung industri perikanan dan wisata bahari disesuaikan dengan kondisi alam wilayah kepulauan Maluku dan sekitarnya, tema riset multidisiplin dapat berupa :

1. Kajian Dampak Pencemaran terhadap biota dan ekosistem pesisir dan laut serta metode pengendaliannya:

 Pemeliharaan biota laut seperti larva kima, abalon lola dan kuda laut dengan sistem resirkulasi

 Pengembangan metode pemeliharaan boita laut langka secara terintergrasi dengan komoditi lain yang sesuai

 Penangkaran biota laut langka dengan berbagai metode berdasarkan karakter lingkungan.

2. Pemetaan potensi sumberdaya laut dan pesisir dengan teknologi penginderaan jauh

 Analisis reflaktansi spektrak untuk ekosistem pesisir dengan menggunakan sensor secara insitu

 Analisis reflaktansi spektrak untuk ekosistem pesisir dengan menggunakan sensor multispektral

 Pengembangan algoritma untuk menentukan kondisi ekosistem (lamun dan terumbu karang)

 Verifikasi keakuratan diskriminasi berbagai kondisi lamun, mangrove dan terumbu karang

3. Kajian Oseanografi untuk mendukung konservasi, ekowisata, budidaya laut dan perikanan tangkap

 Analisis kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografi untuk penanaman mangrove

 Pemetaan habitat pantai (seagrass dan coral reef) dengan menggunakan Side Scan Sonar dan Citra ALOS AVNIR-2

 Analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan budidaya laut dan wisata bahari

 Pemanfaatan data satelit untuk studi dinamika pantai (perubahan garis pantai) daerah yang rawan erosi dan sedimentasi

 Studi dinamika dan karakteristik massa air Kepulauan Maluku atau teluk Ambon untuk penentuan fishing ground (lokasi penagkapan ikan)

 Identifikaasi daerah rawan bencana pesisir dan upaya penaggulanggannya

Tema tema riset multidisiplin diatas merupakan contoh yang mungkin merupakan bagian dari permasalahan pembangunan kepulauan kecil dan pesisir pantai atau permasalahan dari industri maritim yang sedang dicanangkan oleh pemerintah baru. Para periset / peneliti seyogyanya lebih aktif untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembangunan yang ada di kawasan kepulauan Maluku dan memerlukan pemecahan masalah melalui riset multidisplin. Peran riset multidisiplin tanpa partisipasi aktif dari para periset dan staff instansi terkait Pemerintah Daerah tidak akan ada gunanya dalam mempercepat pembangunan kawasan Kepulauan Maluku .

KESIMPULAN

1) Pembangunan Kawasan Kepulauan Maluku merupakan bagian dari Pembangunan Nasional yang mempunyai karakteristik masalah kemaritiman

(9)

xxxiv

3) Tema Riset Multidisiplin Perguruan Tinggi untuk kawasan Kepulauan Maluku harus merupakan hasil kerjasama kajian identifikasi masalah pembangunan dari Tim Periset dan Tim Pemerintah Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, W. dan H. Kariawan. 2004. Membangun Ekonomi Kelautan: Tinjauan Sejarah dan Perspektif Ekonomi. Jakarta: Teplok Press. 128p

Anonim, 2012. Panduan Penelitian Prioritas Nasional. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunana Ekonomi Indonesia 2011 2015. PenPrinas MP3EI. DIKTI- Kementrian Pendidikan dan Kebudayan . Jakarta.

Bateman, S., and Dick Sherwood. 1995. Australia s Maritime Bridge into Asia. Australia: Royal Australian Navy. 222p.

Brown, R.L. 2003. Plan B: Rescuing a Planet under Stress and a Civilization in Trouble. New York: Earth Policy Institute. 285p.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 412p.

Dahuri, R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 233p.

Dahuri, D 2010. P emb an gu nan Ekon omi Maritim. S eput a r Ind on esia . 11 D es ember . http://dahuri.wordpress.com/2010/12/11/pembangunan -ekonom i-maritim/.( Akses tanggal 24 Oktober 2014)

Dahuri D. 2009. Pembangun an Berbasis Kelautan dan Kepulauan. Media Indonesia, Rabu, 07 Oktober 2009

Djamil, A.S. 2004. Alquran dan Kelautan. Jakarta: Arasy Mizan. 549p.

Direktur Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil . 2004. Strategi Pemanfaatan Ruang Laut Nasional . Rakerda BKTRN 2004 di Pekanbaru, 8 Maret 2004. Dirjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan .2014 .Kebijakan Pengembangan Ternak Lokal . Seminar Nasional Optimalisasi Sumberdaya Lokal Pada Peternakan Rakyat Berbasis Teknologi . Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin . 9Oktober . Hotel Swiss Bell. Makassar.

FAO. 2012. The State of World Fisheries and Aquaculture. Rome: FAO

Information Division.

Field, G, J., G. Hempel and C. P. Summerhayes. 2002. Oceans 2020: Science, trends, and the Challenge of Sustainability. Washington: Island Press. 365p.

Haapasaari, P., S. Kulmala, and S. Kuikka, 2012, Growing into Interdisciplinarity: How to Converge Biology, Economics and Social Sciences in Fisheries Research, Ecology and Society17:1, 6.

Janssen, W. and P. Goldsworthy, 1996. Multidisciplinary Research for Natural Resource Management: Conceptual and Practical Implications, Agricultural Systems 51, 259-279.

Kartasasmita G,1997. Mewujudkan Masyarakat Indonesia Masa Depan. Suatu Tinjauan Khusus Mengenai Pembangunan Daerah dan Peran Perguruan Tinggi. Orasi Ilmiah Orasi Ilmiah pada Dies Natalis ke-15 Univ ersitas Bengkulu . Bengkulu, 30 Juli 1997.

Kemendag, 2010. Kesiapan Indonesia Memasuki Masyarakat Ekonomi Asean di 2015. Direktorat Kerja Sama ASEAN. DITJEN Kerja Sama Perdagangan Internasional, Hotel Aryaduta, Jakarta, 13 Desember 2010

(10)

xxxv

Lyon, G. 2013. Multidisciplinary Research Biomedical Electronics Laboratory, Department of Electronic and Computer Engineering, University of Limerick Manik, T. 2013.Analisis Pengaruh Kmakmuran, Ukuran Pemeintah Daerah, inflasi,

Intergovermenetal Revenue dan Kemiskinan Terhadap Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 9: 2013,107-124 . McKinsey Global Institute. 2012. The archipelago economy: Unleashing Indonesia s

potential. 106p.

Putera : P.B., 2010. Pembangunan Negara Maritim, Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LIPI) .http://u.lipi.go.id/1262765932 (Akses tanggal 24 Oktober 2014).

Santoso, D. Peran Pendidikan Tinnggi dalam Meningkatkan mutu dan Relevansi. www.kopertis3.or.id/.../mutu-relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djokosantoso.( Akses 5 November 2014)

Santoso, D. 2011 Membangun Kompetensi Baru Lulusan Perguruan tinngi. Kuliah

Umum Mahasiswa. UMM. http://www.umm.ac.id/.../Makalah%20PPT/

Kuliah_Umum_Mahasiswa_UMM- 2011 (akses 5 November 2014

Sulystiono S.T. 2014. Mengekplorasi Tema-Tema Penelitian Sejarah Maritim Indonesia. Workshop Penyusunan Roadmap Penelitian Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra. Universitas

Hasanuddin. 29 Oktober 2014. Hotel Aerotel Smile. Makassar.

Tampubolon, S. 2013. Politik Hukum Iptek, pp. 299-301; Todaro, M.P , S.C. 2012. Smith. Pembangunan Ekonomi . Edisi ke sembilan. Erlangga

Tsui A. S. 2007. From Ho,ogenization to Pluralism: International Management Research in Academy and Beyond. Academy of Management Journal.Vol. 50, No. 6, 1353 1364

Till, G. 2004. Seapower: A Guide for the Twenty-First Century. Frank Cass Publisher. London. 430p.

Gambar

Gambar 1 : Parameter-parameter yang menggambarkan kondisi Negara Indonesia saat ini

Referensi

Dokumen terkait

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

Contoh dari kegiatan dan atribut yang tidak relevan dengan aktivitas pembelajaran siswa dan dilarang digunakan dalam pelaksanaan MATSAMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

Dalam pengembangan aplikasi ini juga menggunakan sistem metodologi dari System Development Life Cycle (SDLC) dimana dalam tahap tersebut adanya tahap dalam melakukan testing

Untuk mengukur kedalaman aliran dilakukan dengan mengukur langsung kedalaman aliran yang diamati di flume menggunakan point meter, diukur setelah kondisi aliran

1) Pengumpulan data keadaan awal, dalam rangka penjajakan untuk pemberdayaan kelompok tani dan appraisal kelayakan (teknologi, ekonomi, dan sosial budaya),

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (Research and Development).Tempat penelitian di Jurusan Teknik Mesin, SMKN 3 Yogyakarta.Obyek penelitian ini

Dahuri (1998); Sriwidjoko (1998); Sugandhy (1998); Yudhohusodo (1998); Solomon dan Forbes (1999) menyatakan bahwa masalah-masalah yang ada pada pulau-pulau kecil sebagai akibat

Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat yang disenangi & memperkenalkan nama