• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Peramalan Permintaan bahan baku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Peramalan Permintaan bahan baku"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Click to edit Master title style

Click to edit Master subtitle style

5/19/2016

1

Click to edit Master title style

Click to edit Master subtitle style

5/19/2016

1

Click to edit Master title

style

Click to edit Master subtitle style

5/19/2016

1

EXECUTIVE DEVELOPMENT PROGRAM

PPM Manajemen

Jl. Menteng Raya 9, Jakarta 10340 Telp. (021) 2300313 Fax : (021) 2302051

www.ppm-manajemen.ac.id

METODE PERAMALAN

PERMINTAAN

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(2)

SASARAN SESI

Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan dapat :

Mengenal teknik

teknik peramalan permintaan

Mengenal faktor-faktor eksternal maupun internal yang dapat

mempengaruhi peramalan permintaan

Mengenal keputusan atas peramalan permintaan yang dilakukan

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(3)

?

RAMALAN PENJUALAN

Mengapa harus diramalkan?

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(4)

INDEPENDENT VS. DEPENDENT DEMAND

Sumber: http://images.slideplayer.com/13/4167436/slides/slide_6.jpg

Bill of

Material

DIRAMALKAN

DIHITUNG

Uncertain

Certain

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(5)

INDEPENDENT VS.

DEPENDENT DEMAND

http://cdn.overstock.com/img/mx

c/100217_laser-printer.jpg

http://www.castleink.com/i

mages/ink-cartridge-2.jpg

Mana yang tergolong independent dan

dependent demand bagi

manufacturer

?

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(6)

Mbesok

Bakal datang RATU ADIL !!!

Peramalan

pasti tidak

100% tepat

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(7)

o

o

o

o

o

o

o

o

o

UNIT

TIME

Y

X

POLA TREND

BEBERAPA BENTUK/POLA DATA

INDEPENDENT DEMAND

Kecenderungan menaik atau menurun secara progresif

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(8)

UNIT

TIME

Y

X

Sulit diperkirakan, disebabkan fluktuasi kondisi ekonomi

POLA CYCLICAL

(SIKLIS)

BEBERAPA BENTUK/POLA DATA

INDEPENDENT DEMAND

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(9)

IV

I

II

III

IV

I

II

III

IV

x

x

x

x

x

x

x

x

x

1977

1978

Berulang secara regular dengan periode yg relatif konstan

POLA SEASONAL

(MUSIMAN)

BEBERAPA BENTUK/POLA DATA

INDEPENDENT DEMAND

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(10)

Jk.

Panjang

Jk.

Menengah

Jk. Pendek

Global

(Rp)

Regional

(Rp/Unit)

Wilayah (Unit)

Cabang (Unit)

Vol. Bisnis

Total (Rp)

Vol. Famili

Produk

(Rp/Unit)

Vol. Item/Produk

(Unit)

Vol. SKU (Unit)

TIGA PIRAMIDA AGREGASI DALAM

PERAMALAN

Agregasi berdasarkan

waktu

Agregasi berdasarkan

geografis

Agregasi berdasarkan

kelompok produk

Sumber: Vincent Gaspersz, 2009

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(11)

(time series)

(Time series)

(kualitatif)

(moving average)

(exp. smoothing)

(trend)

(straight line)

Hanya 11 model peramalan yang populer digunakan

Persentase dari 160 perusahaan yang

menggunakan model peramalan

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(12)

TEKNIK

PERAMALAN

KUALITATIF

KUANTITATIF

DELPHI

SURVEI

PASAR

JUDGEMENT

TIME

SERIES

SEBAB AKIBAT

(KAUSAL)

MOVING

AVERAGE

EKSPONENTIAL

SMOOTHING

BOX-JENKINS

JENIS TEKNIK PERAMALAN

REGRESI

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(13)

Metode

Cara Peramalan

Biasanya dipakai untuk

Tingkat Ketepatan

Perkiraan

Biaya

Jangka

Pendek

Jangka

Menengah

Jangka

Panjang

Delphi Para ahli berkumpul dalam suatu kelompok diskusi kemudian menjawab pertanyaan yang sama lalu didiskusikan beberapa babak

• Ramalan penjualan jangka panjang

• Perencanaan pabrik dan kapasitas produksi

• Meramalkan perubahan teknologi

Sedang s/d sangat baik

Sedang s/d sangat baik

Sedang s/d sangat baik

Sedang s/ d besar

Survei Pasar Panel diskusi, kuesioner, market test, survei langsung

• Ramalan penjualan total

• Ramalan produk utama

• Ramalan setiap jenis produk

Sangat baik Baik Sedang Besar

Judgement Peramalan dilakukan oleh 1 orang atau lebih, berdasarkan pengalaman firasat tanpa metode yang

sistematis

• Ramalan total penjualan

• Ramalan setiap jenis produk

Kurang s/d

TEKNIK PERAMALAN KUALITATIF

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(14)

Metode

Cara Peramalan

Biasanya dipakai untuk

Tingkat Ketepatan

Perkiraan

Biaya

Jangka

Pendek

Jangka

Menengah

Jangka

Panjang

Moving average Menggunakan data yang ada beberapa periode sebelumnya

• Ramalan jangka pendek dan menengah

• Untuk sediaan

• Penjadwalan

• Baik untuk banyak produk

Kurang s/d sedang

Kurang Sangat kurang Rendah

Eksponential smoothing

Menggunakan data yang ada beberapa periode sebelumnya dengan dihitung berdasarkan pembobotan

• Ramalan jangka pendek dan menengah

• Untuk sediaan

• Penjadwalan

• Baik untuk banyak produk

Sedang s/d baik Kurang s/d baik

Sangat kurang Rendah

Box Jenkins Menggunakan komputer dan perangkat lunak statistik

• Ramalan total penjualan

• Ramalan setiap jenis produk

Sangat baik Sedang s/d baik

Sangat kurang Tinggi

TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(15)

TEKNIK PERAMALAN

DERET WAKTU (TIME SERIES)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(16)

METODE DERET WAKTU (TIME SERIES)

Prinsip metode deret waktu (time series):

masa yang akan datang adalah ekstrapolasi masa lalu

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(17)

1. Moving Average

MA (n) =

Demand in previous n periods

n

n = banyaknya periode dalam rata-rata bergerak

n dipilih yang paling memberikan nilai

forecast error

terkecil melalui trial

and error

Metode Moving Average akan efektif diterapkan apabila dapat diasumsikan

bahwa permintaan akan tetap stabil sepanjang waktu dan tidak menunjukkan

kecenderungan (

trend

)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(18)

1. Moving Average

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(19)

TAHUN

PENJUALAN

MOVING

(MILYAR)

AVERAGE

3 THN

1983

125

-1984

120

-1985

128

-1986

135

1987

139

1988

142

1989

?

RAMALAN PENJUALAN TAHUN 1989

= ……….

1. Moving Average

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(20)

BULAN

TOTAL SALES

Januari

10

Februari

12

Maret

13

April

16

{ ( 3 x 13 ) + ( 2 x 12 ) + 10 } / 6

Mei

19

Juni

23

Juli

26

Agustus

30

September

28

Oktober

18

Nopember

16

Desember

BOBOT YANG DIGUNAKAN

PERIOD

3

Bulan lalu

2

Dua bulan lalu

1

Tiga bulan lalu

6

JUMLAH BOBOT

FORECAST BULAN INI :

3 X SALES BULAN LALU + 2 X SALES 2 BULAN LALU + 1 X SALES 3 BULAN LALU 6

(21)

2. Weighted Moving Average

(Menggunakan Bobot)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(22)

3. Exponential Smoothing

dipilih yang paling memberikan nilai error terkecil melalui trial and error

Biasa digunakan ketika pola historis dari data actual permintaan bergejolak

atau tidak stabil dari waktu ke waktu

Fluktuasi/gejolak tinggi

pilih

mendekati satu

Fluktuasi/gejolak rendah, relatif stabil

pilih

mendekati nol

Angka ramalan awal ditentukan secara

judgement

, dapat disamakan dengan

permintaan awal atau menggunakan rata-rata beberapa data permintaan awal.

PP

M

M

A

N

A

JE

(23)

1

180

180

180

2

168

180

180

3

159

178,8

172,8

4

175

176,82

164,52

5

190

176,64

170,82

6

205

179,97

182,32

7

180

180,67

195,93

8

182

180,61

186,37

9

?

180,75

183,37

KUARTAL

PERMINTAAN

(dalam Ton)

FORECAST

= 0,1

= 0,6

3. Exponential Smoothing

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(24)

4. Exponential Smoothing

with Trend Adjustment

Digunakan ketika terdapat kecenderungan (tren) pada data

dipilih yang memberikan hasil ramalan paling baik melalui trial and error

Nilai

trend

awal dapat ditentukan berdasarkan perkiraan atau data historis

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(25)

4. Exponential Smoothing

with Trend Adjustment

Bulan

Permintaan

1

12

Dengan mengambil

= 0,9 dan ramalan

awal diasumsikan 11,

maka dengan

Exponential

smoothing, didapatkan

nilai ramalan (F)

(26)

4. Exponential Smoothing

with Trend Adjustment

Data menunjukkan adanya trend. Dengan mengambil

= 0.4, maka factor koreksi trend (T) dan FIT adalah:

Tahun

Permintaan

Ramalan

(F)

Koreksi

Trend (T)

FIT

(27)

5. Perkiraan Trend dengan Model

Regresi Sederhana

Y = a + bx

y = variable permintaan (data actual permintaan)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(28)

5. Perkiraan Trend dengan Model

Regresi Sederhana

Dengan menggunakan rumus, didapat:

b = 10,54

dan

a = 56,7

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(29)

6. Indeks Musiman

Variasi musiman ditunjukkan dengan keberulangan dalam jangka waktu kurang dari satu

tahun.

Jika variasi musiman tampak pada data, perlu diperhitungkan indeks musiman sebagai

faktor koreksi agar ramalan lebih akurat.

Perhitungan penggunaan indeks musiman adalah sebagai berikut:

1. Gunakan data permintaan untuk dua tahun atau lebih

2. Hitung rata-rata permintaan untuk masing-masing bulan (bisa juga kuartal) selama

periode pengamatan (misal Januari, Februari, dan seterusnya)

3. Hitung rata-rata permintaan per bulan selama periode pengamatan

4. Indeks musiman diperoleh dengan cara:

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(30)

Jika perincian penjualan per kuartal untuk 3 tahun terakhir adalah :

Kuartal

1986

1987

1988

I

30

31

33

II

33

34

35

III

35

35

35

IV

37

39

39

Total

135

139

142

Hitunglah indeks musiman-nya.

Kemudian menjabarkan ramalan penjualan tahunan menjadi kuartal

6. Indeks Musiman

Ramalan tahun 1989 = Rp. 146,4 milyar

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(31)

6. Indeks Musiman

Kuartal

1986

1987

1988

Rata-rata utk

masing-masing bulan

(1986-1988)

Rata-rata per bulan

(1986-1988)

IM

Ramalan

1989

1

30

31

33

31.3

34.7

0.90

33.08

2

33

34

35

34.0

34.7

0.98

35.90

3

35

35

35

35.0

34.7

1.01

36.95

4

37

39

39

38.3

34.7

1.11

40.47

Total

135

139

142

138.7

4.00

146.40

Ramalan 1989

= IM x rata-rata ramalan penjualan per kuartal 1989

= IM x (146,4 milyar / 4)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(32)

PERHITUNGAN KESALAHAN

(ERROR) DAN PENGUKURAN

AKURASI PERAMALAN

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(33)

Peramalan tidak pernah sempurna

Untuk mengukur

kesalahan ramalan

(

forecast error)

:

Over-forecasts

akan menyebabkan negative errors

Under-forecasts

akan menyebabkan positive errors

t

t

t

A

F

E

KESALAHAN PERAMALAN

Angka Error semakin kecil semakin baik

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(34)

AKURASI PERAMALAN

Mean Absolute Deviation

(Rata-rata penyimpangan absolut)

Mean Square Error

(Rata-rata kuadrat kesalahan)

n

ramalan

kesalahan

MSE

2

)

..

(

Semakin kecil semakin akurat

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(35)

AKURASI PERAMALAN

Mean Absolute Percentage Error

(Rata-rata persentase kesalahan absolut)

Semakin kecil semakin akurat

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(36)

CONTOH PENGGUNAAN

Indikator Akurasi Peramalan digunakan untuk memilih metode

peramalan yang paling baik

Exp. Smoothing

=0,1

Exp. Smoothing

=0,5

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(37)

TRACKING SIGNAL

Tracking signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu

ramalan memperkirakan nilai-nilai aktual.

Digunakan untuk memantau akurasi model ramalan sekaligus

memvalidasi model peramalan.

RSFE = Running Sum of Forecast Error

MAD = Mean Absolute Deviation

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(38)

TRACKING SIGNAL

Tracking signal (+)

nilai aktual permintaan > nilai ramalan

Tracking signal (-)

nilai aktual permintaan < nilai ramalan

Tra king signal dise ut aik apa ila:

Memiliki nilai RSFE yang rendah

Memiliki positive error yang sama banyak/seimbang dengan negative error

Sehingga pusat dari tracking signal mendekati nol.

Setelah tracking signal dihitung, dapat dibangun peta control.

Rule of thumbs

: batas pengendalian tracking signal maksimum

+/-4. Jika melebihi, maka model ramalan perlu ditinjau kembali karena

akurasinya tidak dapat diterima.

PP

M

M

A

N

A

JE

(39)

CONTOH PETA KONTROL

Ketika nilai ramalan sudah melewati batas kendali, model ramalan

perlu ditinjau kembali karena sudah tidak akurat.

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(40)

CONTOH PENGGUNAAN

TRACKING SIGNAL

Tracking signal bergerak antara -2 sampai +2,5, berarti masih dalam

batas yang bisa diterima. Model ramalan masih valid untuk

digunakan.

Absolute

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(41)

JENIS KEPUTUSAN

LINGKUP

KEBUTUHAN

TINGKAT

METODE

WAKTU

KETEPATAN

MANAJEMEN

PERAMALAN

KUALITATIF

DESAIN PROSES

PANJANG

SEDANG

PUNCAK

DAN

SEBAB AKIBAT

PERENCANAAN

KUALITATIF

KAPASITAS

PANJANG

SEDANG

PUNCAK

DAN

FASILITAS

SEBAB AKIBAT

PERENCANAAN

SEBAB AKIBAT

PRODUKSI TOTAL

MENENGAH

TINGGI

MENENGAH

DAN

TIME SERIES

PENJADWALAN

PENDEK

PALING

BAWAH

TIME SERIES

PRODUKSI

TINGGI

MANAJEMEN

PENDEK

PALING

BAWAH

TIME SERIES

SEDIAAN

TINGGI

JENIS KEPUTUSAN

VS. TEKNIK PERAMALAN

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(42)

1.

TINGKAT KECANGGIHAN SISTEM DAN PEMAKAI

2.

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA DAN WAKTU

3.

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN DAN KEPUTUSAN

4.

KETERSEDIAAN DATA

5.

MODEL DATA

KRITERIA PEMILIHAN METODE PERAMALAN

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(43)

SIASATNYA :

- Gunakanlah berbagai metode peramalan sekaligus sebagai

faktor koreksi

- Pilihlah metode peramalan sesuai dengan data yang tersedia

PERENCANAANNYA :

- Usahakan

“data base” yang

mencukupi agar tidak menyesat- kan kita

- Pilihlah variabel/faktor pasar yang pernah

secara nyata ada hubungannya dengan

variabel terikat yang kita cari

PERAMALAN YANG JITU

(1)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(44)

SELALU INGAT AKAN :

- Kemungkinan aksi reaksi pesaing; sebaiknya buat beberapa

alternatif peramalan

- Kejadian-kejadian tak terduga yang dapat diperkirakan

mengguncangkan peramalan kita

SETELAH PERAMALAN SELESAI :

- Perbaikan dan perbaharui terus menerus

- Amati ketepatan ramalan

- Usahakan terincinya faktor-faktor tak terduga

sebelum hasil peramalan dijadikan

dasar pengambilan keputusan

PERAMALAN YANG JITU

(2)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(45)

KENAIKAN

BIAYA

PENURUNAN KETEPATAN

OPTIMUM

LEBIH

CANGGIH

PERHITUNGAN

SEDERHANA

BIAYA TOTAL

BIAYA AKIBAT KETIDAK

TEPATAN PERAMALAN

BIAYA IMPLEMENTASI DAN

TEKNIK PERAMALAN

T

R

| |

IMBANGAN ANTARA BIAYA DAN KETEPATAN

RAMALAN

PP

M

M

A

N

A

JE

M

(46)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Apa yang akan terjadi tidak selalu merupakan ekstrapolasi dari data masa lalu.

Beberapa hal yang tidak tercakup dalam perumusan perhitungan dapat dibagi menjadi faktor eksternal

dan faktor internal yaitu:

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Metode peramalan dengan deret waktu ini sebenarnya hanya merupakan

alat bantu

. Angka

ramalan yang sebenarnya sangat ditentukan oleh

PP

judgment

pengambil keputusan

M

M

A

N

A

JE

(47)

PP

M

M

A

N

A

JE

M

Referensi

Dokumen terkait

IOD merupakan siklus iklim dengan periode interannual yang meliputi perubahan pada suhu permukaan laut di bagian barat dan timur dari Samudera Hindia Tropis.. Nama IOD ini

menggunakan metode deskriptif dengan wawancara dan identifikasi dilapangan (Kristianti 2013) dan untuk menentukan potensi pada kawasan hutan adat Gunung Semarong

Pelaksanaan se6ara teknis tentang kesepakatan ini akan diatur se6ara rin6i dalam perjanjian  pelaksanaan tersendiri yang disetujui oleh kedua ppihak dengan mennga6u pada

Dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, kabupaten memiliki kewenangan

Pilih model topi keledar yang berbeza dengan pelindungan yang mencukupi jika anda merancang untuk menjalankan aktiviti lebih daripada penunggangan basikal rekreasi.. • Apa-apa

Dimensi sains yang dimaksud adalah proses, produk, aplikasi, dan sikap yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran sains dengan menggunakan budaya dan kearifan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI..

pondja hot Jonrs oudnta dca 'co utrucuja cudab octadjadl pendjab ot ctalol ocdonja otou nudab D rrocotnjo toco* olln ocn jn cu ln l fc o tjil... Ptf&amp;CCl don