• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Rencana Asuhan Keperawatan Pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Rencana Asuhan Keperawatan Pada"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

1

Rencana Asuhan Keperawatan Pada Setting Jalan Raya Margonda

Depok

(Hasil Pengkajian dan Planning of Action )

Oleh

1. Dara Mustika

(1106020466)

2. Dea Ananditasari

(1106006360)

3. Lidya Destanti

(1106012565)

4. Moh. Khaerul Efendi

(1106003144)

5. Sawiti Retno Utami

(1106009356)

6. Yusnita Chandra Oktaviani (1106002375)

7. Yustia Istiarni

(1106000716)

KELOMPOK 1KELAS E

Laporan Tugas untuk Mata Kuliah

Praktik Keperawatan Kesehatan Masalah Perkotaan

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

2

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga tim penyusun berhasil menyelesaikan

laporan Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (PKKMP) pada

settingjalan raya di jalan raya Margonda Depok.

Tim penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini,

hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan tim penyusun yang masih dalam

tahap pembelajaran. Namun berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai

pihak akhirnya pembuatan laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tim

penyusun mengucapkan terima kasih kepada fasilitator mata ajar PKKMP, bpk. Ns.

Yudi Ariesta Chandra., S.Kep yang telah memberikan pengajaran dan pemahaman

materi kepada kami. Selain itu, terima kasih pula atas kesediaannya untuk selalu

memberikan koreksi yang membangun.

Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi tim

penyusun dan bagi para pembaca lainnya. Semoga laporan ini dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan

datang.

Depok, 28 Oktober 2014

(3)

3

Kata Pengantar………

2

Daftar Isi………...

3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……….

4

1.2 Rumusan Masalah………...

4

1.3 Tujuan Penulisan……….

5

1.4 Sistematika Penulisan………..

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ISPA……….

6

2.2 Faktor Resiko ISPA………...

6

2.3Klasifikasi ISPA………... 6

2.4Tanda dan Gejala ISA………... 7

2.5Penanganan ISPA………….………. 7

BAB 3 Asuhan Keperawatan

3.1 Hasil Pengkajian………... 9

3.2 Rencana Keperawatan………...

30

Rencana Kegiatan……… 34

BAB 4 PENUTUP

(4)

4

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan raya merupakan jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan

kawasan yang lain. Jalan raya digunakan oleh pengguna kendaraan bermotor

seperti mobil pribadi, angkutan umum, dan sepeda motor. Selain pengguna

kendaraan, jalan raya juga digunakan oleh masyarakat umum seperti pejalan kaki,

pedagang kaki lima, dan pedagang pertokoan.Kendaraan bermotor memproduksi

asap yang terdiri dari gas-gas yang menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan,

terutama masalah ISPA.

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi akut yang menyerang

satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung sampai alveoli

termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Kemenkes, 2011).

Salah satu faktor penyebab terjadinya ISPA yaitu asap kendaraan bermotor. Asap

kendaraan bermotor mengandung gas karbonmonoksida (CO) yang berbahaya

bagi kesehatan. Di dalam darah, gas CO lebih mudah berikatan dengan

hemoglobin daripada gas oksigen. Dampak dari ikatan ini dapat menyebabkan

tubuh kekurangan oksigen dan sesak napas. Oleh karena itu, proposal dan

pengkajian di setting jalan raya ini dibuat untuk mengetahui masalah keperawatan

yang timbul akibat dari fenomena tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Jalan Raya Margonda?

2. Bagaimana teori mengenai ISPA?

(5)

5

5. Bagaimana rencana keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan

yang ditegakkan?

1.3.

Tujuan

1. Menggambarkan kondisi Jalan Raya Margonda

2. Menjelaskan teori mengenai ISPA

3. Menjelaskan masalah keperawatan yang terjadi pada

setting

Jalan Raya

Margondasesuai hasil pengkajian yang telah didapatkan

4. Menjelaskan diagnosis keperawatan yang ditegakkan pada setting Jalan Raya

Margonda

5. Menjelaskan rencana keperawatan yang dibuat sesuai dengan diagnosis

keperawatan

1.4.

Sistematika Penulisan

(6)

6

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran

pernapasan yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Infeksi ini

berlangsung selama kurang lebih 14 hari, biasanya ISPA menyerang struktur

pernapasan diatas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini menyerang bagian

saluran atas dan bawah secara berurutan (Muttaqin, 2008).

2.2. Faktor Resiko

Faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami ISPA adalah :

a. Faktor Demografi: Jenis Kelamin (laki-laki lebih beresiko terserang ISPA

dibanding perempuan, karena laki-laki perokok dan sering berkendara),

Usia (anak balita dan ibu rumah tangga lebih sering terserang ISPA karena

asap masakan), dan pendidikan (karena kurangnya manajemen kasus dari

petugas kesehatan dan minimnya pengetahuan dari masayarakat umum)

b. Faktor Polusi: Cerobong asap (baik dari asap pabrik ataupun asap

kendaraan di jalan), kebiasaan merokok (rokok mengeluarkan bahan kimia

dan dari bahan kimia tersebut akan beresiko terserang ISPA)

2.3.

Klasifikasi (Depkes RI, 2002)

a. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan

Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan mengalami

batuk, pilek, dan sesak

b. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sedang

(7)

7

Jika didapati gejala : kesadara menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu

makan menurun, sianosis, dan gelisah

2.4.

Tanda dan Gejala

Secara umum tanda dan gejala seseorang terserang Infeksi saluran pernapasan

akut adalah:

Demam

Pusing

Malaise (lemas)

Anoreksia

Muntah

Gelisah

Batuk

Keluar secret

Suara napas stridor

Hipoksia

a. Gejala ISPA ringan : batuk, serak, pilek, panas atau demam

b. Gejala ISPA sedang : Napas cepat, suhu >39

0

C, radang tenggorokan,

timbul bercak merah pada kulit (seperti campak), telinga sakit atau

mengeluarkan nanah, pernapasan bunyi seperti mengorok, terdapat

mengi/whezzing

(8)

8

a. Mengatasi panas (demam): berikan kompres hangat atau parasetamol

b. Mengatasi batuk : dengan tradisional menggunakan jeruk nipis ½ sendok

teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ( diberikan 3x sehari)

c. Pemberian makanan : makanan yang cukup gizi, sedikit tapi sering.

d. Pemberian minuman : berikan air putih, air buah lebih banyak

e. Tidak dianjurkan menggunakan pakaian atau selimut yang tebal dan rapat

f.

Untuk pilek, bersihkan hidung untuk mengurangi komplikasi yang lebih

(9)

9

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Hasil Pengkajian

a. Data Demografi

Pengumpulan data pada setting Jalan Raya terdapat 3 target yaitu,

pengendara, pejalan kaki dan pedagang. Pada target pengguna jalan raya

Depok didapatkan responden lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki

dibanding yang berjenis kelamin perempuan. Usia responden yang didapat

juga beragam, namun sebagian besar dalam rentang Dewasa awal (usia 20-40

tahun), hanya sebagian kecil terdapat responden yang dalam rentang Dewasa

akhir.

(10)
(11)
(12)

3.2 Hasil Pengkajian

Pokok Pengkajian

Variable Sub variable Sub2

Variable

Metode Sumber Hasil Pengkajian

Inti komunitas

Sejarah Perkembanga n daerah saat

Wawancara Tokoh Agama dan Tokoh Masyarak at

Kami mewawancarai seorang pedagang makanan di depan gang universitas gunadarma, hasil wanwancara didapatkan bahwa mereka sudah kurang lebih 10 tahun berjualan dilokasi tersebut (dengan barang dagangan yang berbeda). Dahulu pertama tinggal disini, mereka mengatakan bahwa daerah sini masih ada lahan hijau atau belum banyak bangunan-bangunan yang padat seperti saat ini. Perbedaan yang terlihat yaitu, jumlah kendaraan yang lebih banyak, bangunan yang lebih padat dan pengguna jalan yang semakin banyak (pejalan kaki)

Demografi Karakteristik penduduk

(13)

sini, namun tak jarang juga ditemui banyak pengguna kendaraan yang mampir untuk datang kesini. Untuk usia yang sering datang kesini, adalah remaja akhir dan dewasa.

Statistic penting

Wawancara Warga Untuk keluhan flu, sering dirasakan terlebih ketika musim pancaroba, selebihnya dalam sebulan memang merasakan batuk dan sesak karena julah kendaraan yang banyak, sehingga polusinya juga banyak. Selain itu, karna cara berdagang yang tidak menetap, mereka lebih terpapar polusi di pinggir jalan.

Data kesehatan

Riwayat penyakit ISPA

Wawancara Warga Berdasarkan hasil wawancara di salah satu pedagang, mengatakan bahwa mereka memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan jika memang keluhan yang mereka rasakan semakin berat (misalnya batuk lebih dari seminggu) dan pada umumnya mereka berobat jika aktivitas berdagang mereka sudah terganggu.

Sub Sistem Lingkungan fisik

Bangunan Kepadatan bangunan

Pemanfaat an lahan hijau

(14)

untuk para pedagang berjualan, maka dari itu, para pedagang menggunakan alternatif trotoar untuk berjualan. Sehingga daerah sepanjang jalan margonda depok inibelum cukup memadai untuk hal penghijauan, karena dilingkungan jalan raya Depok ini di dominasi dengan bangunan-bangunan yang padat, kemudian sedikitnya penghijauan, banyaknya kendaraan yang berlalu lalang sehingga ini yang membuat lingkungan tercemar polusi udara baik dari debu maupun asap kendaraan, ditambah dengan cuaca panas yang menyengat.

WS Keadaan bangunan, keadaan trotoar, penghijauan disepanjang jalan raya margonda

(15)

beberapa kosan mahasiswi.

Keadaan trotoar disepanjang jalan raya Depok ini ada yang sedang dalam perbaikan (seperti sepanjang jalan dari BSI sampai perempatan juanda). Selebihnya dari perempatan juanda sampai Balaikota Depok trotoar sudah cukup baik dan memadai. Untuk warna trotoar masih dalam batas wajar (masih terang warna hitam dan putihnya). Untuk kegunaannya, sedikit yang berjalan di pinggir trotoar. Trotoar lebih banyak di gunakan sebagai tempat parkir dan berdagang yang tidak menetap (tukang gorengan, tukang buah, dll).

(16)

zebracross, karena akses jembatan penyebrang yang jaraknya jauh.

Untuk pepohonan, pohon-pohon yang ada di jalan raya Depok, terdapat taman kecil di tengah jalan. Untuk beberapa pohon besar terdapat hanya di beberapa bangunan (ruko) yang memang tempatnya besar dan di ciptakan untuk fasilitas kenyamanan. Untuk taman kecil di tengah jalan tersebut, ada yang rindang ada pula yang tidak. Pada saat pengkajian terlihat beberapa pohon besar di bangunan (ruko) tempat resto (makanan), selebihnya adalah pohon kering di tengah jalan.

Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Jenis pelayanan

Keefektifan pemanfaatan pelayanan

Wawancara Warga Berdasarkan hasil wawancara kami, beberapa pedagang mengatakan untuk pelayanan kesehatan yang terdekat ada di RS Bunda Margonda, RS HGA, RS Mitra Keluarga, Klinik Pertamedika. Pelayanan kesehatan tersebut mudah di jangkau karena letaknya yang berada di pinggir jalan sepanjang jalan raya Depok. WS Jenis pelayan kesehatan dan social yang terdekat

(17)

Peran pemberi pelayanan kesehatan

Wawancara Pengguna jalan

Berdasarkan hasil wawancara kami terkait penyuluhan tentang ISPA oleh pihak pemerintah, belum diketahui maupun terlihat oleh para pengendara terkiat sosialisasi terkait program sosial terkait ISPA, sehingga kesadaran pengendara untuk menggunakan alat pelindung dari paparan asap dan polusi masih belum masif. Hal ini sama dengan kondisi belum adanya poster/iklan/media masa terkait kesehatan masalah ISPA yang terpasang di sekitar jalan raya. Sebagian besar hanya iklan-iklan komersil yang mendominasi papan iklan di sekitar jalan raya Depok. Selain itu juga belum pernah ditemui para relawan yang melakukan penyuluhan terkait ISPA di daerah sini.

. Keamanan pengendara

Alat pelindung Diri

Masker Wawancara Pengendar a

(18)

batuk, pilek, dan mengalami sesak dalam 1 bulan terakhir.

Jenis transportasi

Wawancara Pengguna Jalan

Berdasarkan hasil wawancara kami, daerah jalan raya margonda ini padat pada pagi hari sekitar jam 05.30-08.30 arah Jakarta dan pada sore hari jam 15.00-16.00 arah Depok.

Transportasi yang paling sering berlalu lalang adalah angkot karena banyaknya bangunan-bangunan komersil yang memperngaruhi jumlah peningkatan pengguna jalan

(19)

langsung menganggu kesehatan terutama dari segi pernafasan. Hal lainnya, emosi mereka menjadi lebih sulit untuk terkontrol.

WS Jenis kendaraan yang paling banyak melintasi jalan raya margonda

Untuk kendaraan bermotor, pada pengkajian Winshield Survey pukul 10.30 wib arah ke Jakarta, cukup padat. Namun arah sebaliknya ramai lancar. Kepadatan di dominasi oleh kendaraan roda empat. Kepadatan terjadi di setiap lampu merah sepanjang jalan raya Depok (BSI-Balai kota depok).

Komunikasi Jenis Media komunikasi

Wawancara Pengguna Jalan

(20)

Politik dan Pemerintahan

Kebijakan pemerintah daerah

Pengujian kendaraan layak pakai

Wawancara Pengendar a

kendaraan

Berdasarkan hasil wawancara kami kepada beberapa pengendara, mereka mengatakan bahwa Pemeriksaan kendaraan secara berkala yang dilakukan, menurut paparan pengendara, mereka jarang melihat. Ada pun jika terlihat, maka hanya ada pemeriksaan tes emisi pada angkutan umum angkot, sedang yang melintas di jalan raya Depok bukan hanya angkot dan pemeriksaannya pun tidak berkala.

Pengawasan pembangunan

Wawancara Pengguna Jalan

Berdasarkan hasil wawancara kami, terkait keterlibatan pemerintah dalam pengawasan pembangunan disekitar jalan raya dan pemanfaatan lahan hijau disepanjang jalan tidak ada, pihak kepolisian hanya bertugas untuk mengatur lalu lintas di sepanjang jalan raya Depok.

Ekonomi Pendapatan dan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan WS Berdasarkan hasil observasi, yang paling banyak ditemukan di sepanjang jalan raya margonda adalah pedagang, supir, tukang ojek, tukang sapu jalanan

Jumlah pendapatan

Wawancara Pedagang, pekerja

(21)

sehari-hari.

Pendidikan Tingkat pendidikan

Tingkat pengetahuan

Wawancara Pengguna Jalan

Berdasarkan hasil wawancara kami kepada pengguna jalan, mereka mengatakan bahwa masalah kesehatan yang sering terjadi di jalan raya margonda ini adalah batuk, pilek, sesak napas, pusing.

Berikut adalah diagram hasil wawancara terkait tingkat pengetahuan ISPA di jalan raya margonda pada pejalan kaki, pedagang dan pengendara :

(22)

PERSEPSI :

(23)
(24)

b. Responden

Berdasakan hasil wawancara terhadap beberapa pengendara, pejalan kaki, dan

pedagang, sebagian besar mengatakan bahwa di jalan raya Depok belum pernah ada

sosialisasi tentang masalah ISPA maupun media komunikasi tentang kesehatan.

Tetapi, resiko perburukan ISPA yang dialami untuk saat ini belum mempengaruhi

kinerja dan aktivitas mereka karena perihal kebutuhan akan penggunaan jalan dan

lokasi yang akan dituju. Ada pun dikhawatirkan, akumulasi dari ISPA pada

pengguna jalan yang terus-menerus terpapar akan mengakibatkan komplikasi

penyakit yang lebih serius pada tahun-tahun mendatang.

c. Analisa Data Wawancara

Pengguna Kendaraan

Hasil wawancara didapatkan bahwa hampir seluruh pengguna kendaraan yang

berlalu lalang di jalan raya Depok berisiko tinggi terpapar polusi dan udara tercemar

yang menyebabkan ISPA. Ada pun jam kerja mereka berkenaan dengan mayoritas

jam kerja orang pada umumnya, dimana mereka terpapar pada polusi jam kendaraan

padat pada pagi hari sekitar jam 05.30-08.30 arah Jakarta dan pada sore hari jam

15.00-16.00 arah Depok.

Banyak dari pengguna kendaraan mengatakan ada dampak yang besar dari

adanya bangunan toko-toko di pinggir jalan raya terhadap penghijauan di sepanjang

jalan, terlihat dengan jumlah pohon yang semakin sedikit, pengecilan lahan hijau

untuk pelebaran jalan dan perluasan bangunan.

Banyak pula keluhan pengendara terhadap karakteristik lingkungan jalan raya

Depok yang belum memenuhi tingkat kenyamanan seperti masih banyak didapatkan

penyeberang jalan yang menyebrang tidak ditempat semestinya, kurangnya

penggunaan lampu sent saat ingin belok, memotong jalan sembarangan, serta tingkat

(25)

Banyak dari pengendara berharap terkait karakteristik lingkungan yang

semestinya tercipta dapat segera terwujud seperti tidak lagi macet dengan tingkat

parah, saling menghormati antar pengguna jalan, serta perbanyakan lahan hijau

untuk mengurangi polusi dengan volume kendaraan yang semakin bertambah.

Sebagai pengendara pun, mereka mengakui bahwa di jalan raya Depok

mayoritas yang mendominasi adalah pengendara di bandingkan dengan pejalan kaki.

Hal ini mengingat trotoar yang ada pun banyak dialihfungsikan menjadi lahan

dagang dan perluasan bangunan serta lahan parkir, maka lahan untuk pejalan kaki

pun berkurang disertai dengan cuaca yang panas dan kurangnya penghijauan yang

menyamankan kondisi pejalan kaki.

Banyak dari mereka yang mengetahui dampak dari kemacetan yang

menimbulkan polusi, pada akhirnya akan menganggu kesehatan. Keluhan yang

mereka utarakan pada kondisi tersebut adalah merasa sesak nafas, emosi menjadi

lebih sulit terkontrol (stres), merasa lebih cepat lelah dan pegal, serta mengetahui

dampak yang paling berbahaya adalah masalah kesehatan terkait pernafasan.

Meskipun demikian, banyak dari mereka yang belum mengetahui istilah ISPA untuk

gangguan yang mereka rasakan.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kesehatan

terkait asap dan kemacetan menurut mereka adalah dari segi individu, dapat olahraga

secara teratur, datang ke tempat kerja/tujuan lebih pagi dari jadwal jam padat

kendaraan, serta menggunakan masker. Sedangkan dari segi lingkungan, harus ada

kerja sama dengan pihak lingkungan terkait untuk memperbanyak penghijauan dan

perluasan lahan penghijauannya.

Pemeriksaan kendaraan secara berkala yang dilakukan, menurut paparan

pengendara, mereka jarang melihat. Ada pun jika terlihat, maka hanya ada

pemeriksaan tes emisi pada angkutan umum angkot, sedang yang melintas di jalan

raya Depok bukan hanya angkot dan pemeriksaannya pun tidak berkala.

Belum diketahui maupun terlihat oleh para pengendara terkiat sosialisasi

(26)

menggunakan alat pelindung dari paparan asap dan polusi masih belum masif. Hal

ini sama dengan kondisi belum adanya poster/iklan/media masa terkait kesehatan

masalah ISPA yang terpasang di sekitar jalan raya. Sebagian besar hanya iklan-iklan

komersil yang mendominasi papan iklan di sekitar jalan raya Depok.

Pejalan Kaki

Hasil wawancara yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan pengendara,

dimana mereka beranggapan bahwa kondisi bangunan yang berjajar disepanjang

jalan raya Depok berdampak menganggu penghijauan. Ada pun karakteristik

lingkungan yang telah dipaparkan, banyak dari mereka yang setuju jika lingkungan

belum memenuhi kriteria aman dan nyaman. Sebagai pejalan kaki, trotoar sebagai

jalan mereka beralih fungsi dan bentuknya pun kini hampir rata dengan jalan

sehingga berbahaya jika tidak mawas diri saat berjalan. Pepohonan dan taman pun

sulit dijumpai karena jumlahnya yang sangat sedikit, sehingga cuaca panas menjadi

lebih menyengat untuk pejalan kaki.

Untuk jumlah waktu terpapar lingkungan, pejalan kaki lebih sedikit jumlah

waktunya dibandingkan dengan pengendara yang terpapar lama karena volume

kendaraan yang terus bertambah dan macet. Rata-rata pejalan kaki terpapar selama 3

jam/hari. Aktivitas berjalan sebagian besar dilakukan untuk menunggu angkutan

umum atau menuju ke wilayah tujuan dengan jarak tempuh yang dekat.

Jumlah kendaraan pribadi yang lebih sering berlalu lalang adalah sepeda motor

yang kadang sering memakan bahu jalan/trotoar jika terjadi kemacetan parah,

ditambah dengan angkutan umum yang padat dan cukup membahayakan pejalan

kaki, saat mereka berhenti di pinggir jalan seketika untuk menunggu penumpang.

Pejalan kaki yang mayoritas dalam pengkajian sesuai usianya adalah sebagai

pekerja juga terpapar oleh polusi karena aktivitasnya berbarengan dengan jam kerja

yang padat pada jalan raya, yakni pada pagi hari dan sore hari dengan jam yang

(27)

Seperti pengendara, banyak dari pejalan kaki yang menuturkan dampak dari

kemacetan dan polusi secara tidak langsung mengganggu kesehatan terutama dari

segi pernafasan. Hal lainnya, emosi mereka menjadi lebih sulit untuk terkontrol.

Banyak dari pejalan kaki yang sebagian besar tahu terkait istilah ISPA, dan

dari penuturannya mereka telah rutin mengenakan pelindung diri dari asap dan

ketidaknyamanan lingkungan karena kemacetan dan kurangnya pengijauan (panas

terik) yakni dengan mengenakan masker dan jaket.

Belum ditemukan/terlihat juga sosialisasi maupun iklan/poster terkait

kesehatan maupun terkhusus tentang ISPA yang mereka temui telah terpasang di

sepanjang jalan raya Depok.

Pedagang

Berdasarakan wawancara yang dilakukan pada sepuluh orang responden yang

seluruhnya merupakan pendatang di Kota Depok, didapatkan data bahwa mereka

rata-rata bekerja selama 11 jam di pinggiran Jalan Raya Margonda. Mereka bekerja

sebagai pedagang di Jalan Raya Margonda rata-rata selama 10 tahun. Keadaan sat

pertama mereka berdagang di Jalan Raya Margonda dengan keadaan saat ini sudah

banyak berubah. Perubahan yang terjadi berdasarkan pengamatan merekan selama

kurun waktu 10 tahun diantaranya adanya pelebaran jalan, penebangan pohon,

pembangunan gedung toko dan apartemen, bertambahnya jumlah kendaraan

bermotor, dan pembuatan separator di tengah jalan. Mereka mengatakan bahwa

perubahan tersebut mengakibatkan kondisi Jalan Raya Margonda menjadi lebih

panas, gersang, polusi, dan bertambah macet.

Karakteristik lingkungan Jalan Raya Margonda menurut tiga dari sepuluh

responden kurang baik karena banyak jalan rusak, pelebaran jalan yang membuat

jumlah kendaraan sehingga menimbulkan macet, polusi, dan kurang banyak pohon.

Sedangkan tujuh lainnya mengatakan tidak tahu. Untuk program pengawasan

(28)

pemerintah terlibat dalam pengawasan pembangunan dan pemanfaatan lahan hijai di

sepanjang jalan, sisanya mengatakan tidak tahu.

Jumlah kendaraan yang paling banyak melintasi Jalan Raya Margonda yaitu

angkutan kota, sepeda motor, dan kendaraan pribadi. Waktu-waktu padat kendaraan

biasanya terjadi pada pukul 05.30 – 07.00 WIB dan pukul 17.00 – 20.00 WIB. Pada

akhir pekan jumlah kendaraan dapat meningkat terutama hari Sabtu. Peningktan

jumlah kendaraan mengakibatkan tingkat polusi dan kebisingan meningkat. Selain

itu, pengguna jalan juga terganggu oleh kemacetan yang ditimbulkan, terkadang

susah untuk melewati jalan karena posisi kendaraan yang juga tidak teratur.

Responden menyebutkan akibat dari polusi yang paling berbahay bagi kesehatan

yaitu masalah pernapasan, sedangkan akibat lainhya yaitu menyebabkan iritasi mata,

dan penurunan tingkat pendengaran.

Pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut yaitu dengan

menggunakan masker baik untuk pengendara maupun pengguna jalan. Dalam satu

bulan terakhir, enam dari sepuluh responden mengeluh batuk, pilek, dan sesak napas

baik diakibatkan oleh cuaca maupun polusi. Pelayanan kesehatan terdekat yaitu RS

Bunda Margonda dan praktik dokter umum. Semua responden hanya mengunjungi

fasilitas pelayanan kesehatan ketika sakit saja. Sedangkan untuk sosialisasi masalah

ISPA dari pihak pelayanan kesehatan maupun relawan, banyak responden yang

mengatakan tidak tahu atau belum pernah tahu. Sebagian besar respondeng tidak

mengetahui tentang ISPA, hanya dua orang saja yang mengetahui. Kepada

responden yang tidak mengetahui ISPA diberikan penjelasan singkat mengenai

ISPA, penyebab, dan cara mencegahnya.

d. Analisa Data Kuesioner Pemeriksaan Fisik

Segala hasil persentase yang telah digambarkan sebelumnya, berdasarkan data

diatas didapatkan bahwa responden pengguna jalan raya yang meliputi pejalan kaki,

pedagang maupun pengguna kendaraan berisiko terhadap ISPA dengan persentase

60% mengalami ISPA kategori ringan. Hal ini dibuktikan dengan adanya keluhan

(29)

dalam 1 bulan terakhir. Hal ini berkorelasi dengan tingkat pengetahuan pengguna

jalan terkait ISPA yang dalam persentase digambarkan 80% belum mengetahui

tentang deskripsi ISPA dan hanya 20% yang mengetahui tentang ISPA yang hanya

sebatas istilah. Ada pun persentase terbesar terkait usia yang mendominasi pengguna

jalan raya atau beresiko tinggi terkena dampak lanjut dari ISPA adalah dalam

kriteria usia dewasa awal 20-40 tahun sebesar 60% dengan mayoritas pengguna

jalan didominasi oleh laki-laki sebesar 80%. Jika dikelompokkan sesuai dengan

tingkat pengetahuan, lama terpapar, serta test pemeriksaan fisik singkat yang ada,

maka klasifikasi pengguna jalan yang berisko besar terkena ISPA lebih lanjut adalah

pada pengendara dengan persentase sebesar 40%. Ada pun, persebaran menunjukkan

perbedaan yang tipis antar pengguna jalan raya Depok ini, dengan demikian perlu

kiranya perhatian pada semua pengguna jalan raya tanpa terkecuali sesuai dengan

(30)

3.2 Rencana Asuhan Keperawatan Setting Jalan Raya

1. Analisa Data dan Skoring DATA kualitas hidup jk masalah raya mengatakan udara panas, tidak segar, berasap jika jalan margonda macet pada pukul 12.00-13.00 dan maghrib hingga malam.

- Kategori Ispa berat, sedang, ringan. (tambahkan grapik nya)

- Pengguna jalan tidak menggunakan masker untuk menghindari pajanan polutan.

Risiko Infeksi pada

pengguna jalan

margonda Depok

3 3 3 4 13 2

-Beberapa

Pengguna jalan margonda

mengatakan tidak mengetahui ISPA

- Terlihat banyak pengendara motor dan pejalan kaki tidak menggunakan masker saat menggunakan jalan raya margonda.

- Tidak terdapat media di ajlan margonda Depok yang menunjukkan pentingnya menggunakan masker sebagai salah satu upaya mencegah ISPA.

Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada pengguna

jalan margonda

Depok

(31)

- Pengguna mengeluh minimnya

pepohonan dan area hijau di sekitar jalan margonda

sehingga udara terasa panas dan tidak sejuk.

- Pengguna

mengatakan tidak nyaman

menghirup udara saat keadaan macet dikarenakan emisi gas yang dihasilkan

kendaraan bermotor.

- Kurangnya pemeliharaan terhadap pepohonan yang adal dijalan margonda terlihat pohon kering dan tidak adekuat memberikan rasa nyaman di lingkungan jalan Margonda Depok.

Gangguan rasa

nyamanpada

pengguna jalan

margonda Depok

2 3 3 4 12 3

2. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada pengguna jalan margonda Depok

Sumber Tempat PJ

(32)

Umum Khusus Evaluasi Standar Strategi Intervensi

Setelah dilakukan pemasangan poster, spanduk, dan pembagian flyer

diharapkan pengguna jalan margonda Depok

mengetahui dan menyadari pentingnya menggunakan

alat pelindung

diri khususnya

masker saat

berada di jalan margonda depok.

Setelah pemasangan spanduk, poster, dan pembagian flyer pengguna jalan margonda Depok melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan dengan mengguna saat berada di jalan raya Mergonda Depok.

Dibuktikan Oleh:

- Melihat poster

- Menanyakan informasi terkait ISPA kepada mahasiswa PKKMP yang sedang membentangkan poster

- Memutuskan untuk menggunakan masker saat berada di jalan raya margonda Depok.

Respon Verbal

Pengguna jalan margonda Depok mengungkapkan secara verbal penerimaan untuk mengefektifkan

manajemen kesehatan diri dengan menggunakan masker saat berada di jalan margonda Depok

Mengungkapkan

pentingnya menggunakan masker dan memahami Risiko ISPA menjadi besar kemungkinan terjadi jika tidak menggunakannya.

Memerhatikan Poster,

(33)

Respon

Afektif

membaca tulisan yang terdapat pada poster, spanduk, dan flyer.

Hal apa yang

Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman pada pengguna jalan margonda Depok

Sumber Tempat PJ

Tujuan Kriteria Rencana Kegiatan

Umum Khusus Evaluasi Standar Strategi Intervensi

Tercapainya kenyamanan lingkungan Kota Depok

- Pengadaan pohon sebagai penyerap polutan dan emisi gas hasil produksi kendaraan bermotor pada siang hari.

Respon verbal

Pengguna jalan mengungkapkan

kenyamanan saat berada dijalan margonda depok (kesejukan, kebersihan

Kolaborasi sepanjang

(34)

- Pohon sebagai penyejuk lingkungan jalan margonda Depok.

Respon Afekti

udara, dll)

Pengguna jalan menghargai dan turut menjaga pepohonan dan lingkungan jalan margonda.

Kota Depok jalan margonda Depok.

Perawatan dan

pemeliharaa n pohon yan tlah dan akan

ditanam.

(35)

Rencana Kegiatan

Nama dan Tema Kegiatan

Nama Kegiatan ini adalah Leaflet Masker Sehat yang bertemakan tentang cara pencegahan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Tujuan Kegiatan

Tujuan Umum: Kegiatan ini dimaksudkan agar setiap pengguna jalan Margonda,

baik pedagang, pengendara ataupun pejalan kaki mengetahui tentang ISPA, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, serta pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan alat pelindung diri (APD)

Tujuan Khusus:Dalam hal ini dimaksudkan agar pedagang, pengendara dan pejalan

kaki waspada akan polusi yang dihasilkan dari asap kendaraan, tdak adanya

penghijauan, serta tidak menggunakan APD terhadap kesehatan tubuhnya. Selain itu kegiatan ini juga mengajak seluruh pengguna jalan Margonda (pedagang, pengendara, pejalan kaki) untuk menggunakan APD sebagai pencegahan penyakit yang

diakibatkan dari polusi terutama penyakit ISPA

Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini akan dilakukan secara bertahap selama kurang lebih 120 menit , pertama akan dilakukan penempelan poster dan sedikit pendidikan kesehatan kepada pedagang dan tempat umum yang sering didatangi ataupun terlihat oleh pengguna jalan Margonda. Setelah itu kegiatan dilanjutkan di Jl. Juanda tepatnya di Lampu Merah.

Deskripsi Kegiatan

Pertama-tama kegiatan yang akan dilakukan adaah penempelan poster dan pemberian sedikit pendidikan kesehatan kepada pedagang, tukang ojek (pengendara), dan di halte (untuk pengguna jalan) yang akan dilakukan oleh Dara Mustika, Sawiti Retno Utami, dan Lydia Flensy. Acara ini akan dikoordinasi dan dipimpin oleh Sawiti Retno Utami sebagai Ketua Pelaksana yang bertanggung jawab atas terselenggaranya acara tersebut. Selanjutnya mahasiswa yang lain mempersiapkan diri di Lampu Merah Jl. Juanda untuk melakukan pendidikan kesehatan terkait ISPA dengan menggunakan spanduk, membagikan leaflet, dan masker secara gratis terbatas kepada pengendara.

Spanduk akan dipegang oleh Moh. Khaerul Effendi dan Yusnita Chandra Oktaviyani, lalu pembagian leaflet dan masker secara gratis terbatas akan dilakukan oleh Dea

(36)

Sasaran dan Target

Sasaran : Sasaran target adalah seluruh pengguna jalan (pedagang, pengendara,

pejalan kaki) Margonda Depok

Target : 85% seluruh pengguna jalan memahami, penyebab, tanda dan gejala serta

dampak dari ISPA. 15% dari seluruh pengguna jalan dapat melakukan pencegahan dengan menggunakan APD secara benar dan tepat

Susunan Panitia Pelaksana

Ketua Pelaksana : Sawiti Retno Utami

Pemberi Materi : Sawiti Retno Utami

Dara Mustika

Lydia Flensi

Pemegang Spanduk : Moh. Khaerul Effendi

Yusnita Chandra Oktaviyani

Penyebar Leaflet dan Masker : Dea Ananditasari

Yustia Istiarni

Susunan Acara

Waktu Kegiatan

13.30-13.45 Persiapan alat-alat dan Media

13.50-14.10 Menuju jalan raya margonda

14.15-14.30 Briefing dengan pihak polisi

14.35-14.55 Intervensi (penkes dan pemberian poster dan leaflet pada pengguna jalan raya Margonda tentang ISPA)

(37)

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jalan margonda raya depok merupakan akses utama antara depok dan Jakarta

sehingga jalan ini sangat padat dilalui oleh kendaraan bermotor, baik roda dua, roda

empat, dan tidak jarang kendaran besar melintasi jalanan ini. Pada setting ini banyak

sekali keluhan mengenai karakteristik dari jalan tersebut, mulai dari lahan penghijauan

yang kurang, banyaknya polusi diakibatkan oleh banyaknya kendaraan bermotor,

keberadaan trotoar untuk pejalan kaki yang berubah fungsi, serta tidak pernah

dilakukannya penyuluhan mengenai ISPA dan tidak ditemukan adanya media tentang

ISPA sehingga menyebabkan defisit pengetahuan mengenai ISPA oleh para pengguna

jalan. Padahal lahan hijau yang kurang, serta banyaknya polusi meningkatkan resiko bagi

pengguna jalan untuk mengidap ISPA.

Oleh karena itu penulis sangat respectif terhadap masalah kesehatan tersebut.

Sehingga penulis akan melakukan intervensi yang telah dibuat dikunjungan berikutnya.

4.2 Saran

Proposal rencana asuhan keperawatan komunitas setting jalan raya margonda ini

dapat dijadikan acuan terkait asuhan keperawatan komunitas pada setting jalan raya.

Untuk kelebihannya dapat ditingkatkan lagi oleh pembaca, dan kekurangannya mohon

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Departeman Kesehatan. Republik Indonesia. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta:

Katalog dalam terbitan Kementrian Kesehatan RI.

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA international. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012 –

2014. Jakarta: EGC.

(39)

LAMPIRAN

(40)

B. Dokumentasi intervensi

C. List pertanyaan wawancara

Pedagang / Warga

Sekitar

Pengendara Pejalan Kaki Pelayanan

Kesehatan

berjualan di

sini?  Bagaimana

keadaan saat

pertama

ibu/bapak

disini dengan

keadaan yang

pinggir jalan

seperti ini

pinggir jalan

seperti ini  Frekuensi

(41)

 Apa saja perbedaan

yang drastic

terjadi

dengan

lingkungan di

sekitar ?

pinggir jalan

seperti ini

berlalu lalang

di jalan ini

pejalan kaki

atau lebih

banyak

kendaraan?  Bagaimana

frekuensi

transportasi

umum yang

berlalu lalang

di jalan?

berlalu lalang

di jalan ini

pejalan kaki

atau lebih

banyak

kendaraan?  Bagaimana

frekuensi

transportasi

umum yang

berlalu lalang

di jalan?  Dalam sehari

biasanya

paling padat

pada jam

(42)

bapak/ibu

terlibat dalam

pengawasan berlalu lalang

di jalan ini

pejalan kaki

atau lebih

banyak

kendaraan?  Bagaimana

(43)

berlalu lalang

sekitar jalan

raya, baik

untuk

pengguna

jalan ataupun

pengendara?

sekitar jalan

raya, baik

untuk

pengguna

jalan ataupun

(44)

 Sejauh ini

sekitar jalan

raya, baik

untuk

pengguna

jalan ataupun

(45)

kesehatan?  Sebelumnya

apakah ada

 Sebelumnya apakah ada

(46)
(47)

tentang

D. Pengkajian Winshield Survei

Hal yang diamati Ada Tidak Keterangan 1. Keadaan bangunan padat

2. Keadaan Trotoar

3. Jembatan Penyebrangan / Zebra Cross

4. Pohon-pohon di sepanjang jalan 5. Jenis pelayan kesehatan dan social yang terdekat

6. RS Negeri / Swasta 7. Puskesmas

8. Kendaraan Pribadi (Motor) 9. Kendaraan Pribadi (Mobil) 10. Angkutan Umum

11. Pedagang Lokasi

(48)

dll-14. Tukang sapu jalan 15. Tukang ojek 16. Polisi

E. Kuisioner ISPA

Isilah pertanyaan ini dengan tanda () jika anda merasakan gejala-gejala dibawah

ini

Nama : Usia : Pekerjaan :

Gejala Ya Tidak

Batuk ? Pilek ? Agak sesak ? Sesak nafas ?

Suhu lebih dari 390 ? *

Bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok? Kesadaran menurun ?*

Nadi cepat atau tidak teraba ?* Nafsu makan menurun ?

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b, dan c, perlu ditetapkan peraturan menteri dan koperasi dan usaha kecil dan menengah tentang program bantuan dana

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan hukum secara umum, khususnya dalam bidang hukum perdata yang mengkaji berbagai permasalahan terkait

Karena kurangnya informasi tentang anestesi dan perasaan takut diketahui, takut kehilangan kontrol setelah operasi, ketakutan tidak terbangun, timbulnya nyeri, mual,

Cara Kerja Speedo Meter Analog dan Digital Bag.1.. Speedo meter yang saya maksud disini adalah panel meter yang terdapat di sepeda motor yang saat ini banyak beredar di pasaran.

Besar potensi air tanah di daerah penelitian dihitung berdasarkan besar debit infiltrasi yang merupakan jumlah air yang meresap ke dalam tanah yang dihtung melalui

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah gambut dan lumpur dari Rawa Pening yang akan di uji total bakteri, kandungan bahan organik air, NO 3 , dan variabel

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka dapat diajukan permasalahannya dalam penelitian ini yaitu belum adanya pengkajian tentang jenis-jenis

Dari uji validitas pengaruh di muka terlihat bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan dalam jangka pendek adalah pertumbuhan ekonomi(Y) dan