• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Preferensi Konsumen Terhadap Kacang Sihobuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Preferensi Konsumen Terhadap Kacang Sihobuk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Raffi, 2006).

Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kacang asin merupakan makanan ringan dengan bahan baku kacang tanah yang diawetkan dengan garam (Wiryadi, 1981).

2.1.2 Kacang Garing Sihobuk

Kacang garing adalah jenis makanan ringan yang sangat terkenal dan digemari masyarakat. Kacang garing banyak dijajakan di pasar, terminal bus, stasiun kereta api bahkan di toko-toko.

(2)

pengeringan. Garam berfungsi sebagai zat pengawet sedang pengeringan berguna untuk mengurangi kadar air darí bahan. Dan dengan berubahnya kadar air ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak (Anonimousa, 2010).

Kacang Sihobuk adalah kacang yang diolah dengan proses penyangraian dengan menggunakan pasir. Kacang Sihobuk adalah makanan ringan/jajanan khas Tapanuli Utara/ suku batak yang berasal dari Desa Sihobuk, Tarutung, Tapanuli Utara (Anonimousb, 2009).

Proses produksi kacang garing sihobuk ini meliputi 1) Sortir bahan baku

2) Perendaman 3) Penggongsengan

4) Sortir kacang yang telah digongseng 5) Pengemasan

6) Pemasaran

2.1.3 Pemasaran

(3)

Sedangkan menurut Gaspersz (2012) pemasaran adalah proses perencanaan dan eksekusi dari konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi ide-ide, barang dan/atau jasa, melalui pertukaran yang memenuhi kepuasan individu konsumen dan tujuan-tujuan organisasi.

2.1.4 Perilaku Konsumen

Pengertian konsumen menurut Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen adalah setiap orang yang memakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik dari kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen dapat dibedakan menjadi konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu adalah konsumen akhir dalam penggunaan barang dan jasa yang melakukan kegiatan konsumsi tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga dapat digunakan orang lain seperti anggota keluarga dan teman. Sedangkan konsumen organisasi adalah konsumen yang menggunakan produk untuk menjalankan organisasi, seperti organisasi bisnis, yayasan, dan lembaga lainnya. Konsumen individu dan konsumen organisasi memiliki peran yang sama penting, yaitu memberikan sumbangan bagi ekonomi (Simanjuntak, 2012).

(4)

2.1.5 Analisis Multivariat

Dalam penelitian, tahap analisis data sangat penting untuk menggali informasi dari observasi yang telah dilakukan (Sekaran, 2000). Pada penelitian-penelitian yang melibatkan variabel majemuk salah satu alat yang digunakan adalah teknik analisis multivariat. Untuk mendapatkan informasi yang tepat dan valid, pemilihan teknik analisis multivariat harus memperhatikan tujuan penelitian yang dilakukan, asumsi dasar teknik analisis multivariat yang akan dipilih dan skala pengukuran yang digunakan saat pengumpulan data.

Teknik Analisis Multivariat secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar (Hair et al, 1998), yaitu:

1) Dependent Methods

Teknik multivariat yang didalamnya terdapat variabel atau set variabel yang diidentifikasikan sebagai variabel tergantung (dependent variable) dan variabel lainnya sebagai variabel bebas (independent variable). Metode ini meliputi multiple regression analysis, multiple discriminant analysis, logistic regression, multivariate analysis of variance

(MANOVA), conjoint analysis, canonical correlation analysis, dan

structural equation modeling (LISREL).

2) Interdependence Methods

(5)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Karakteristik Konsumen

Konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit) (Simanjuntak,2012).

Menurut Engel et. al (1994) terdapat tiga variabel yang berguna dalam menggambarkan karakteristik konsumen dalam pangsa pasar target, yaitu kepribadian, psikografi, dan demografi. Kepribadian didefenisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Profil psikografi digunakan sebagai ukuran operasional dalam gaya hidup, yaitu pengukuran kegiatan, minat, dan opini pembeli. Variabel yang termasuk dalam profil demografi meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status penikahan, tempat tinggal, ukuran keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Perbedaan kondisi demografi konsumen akan mempengaruhi konsumsi produk dan jasa, yaitu mengakibatkan perbedaan kebutuhan, selera, kesukaan terhadap merek. Pemasar perlu mengetahui dengan pasti variabel demografi yang dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya.

2.2.2 Preferensi Konsumen

(6)

Kardes (2002) membagi preferensi menjadi dua, yaitu: 1) Preferensi berdasarkan sikap

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang konsisten dari sesorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesutatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu. Sikap sulit diubah, karena adanya pola dari sikap seseorang sehingga diperlukan penyesuaian yang rumit dalam banyak hal.

2) Preferensi berdasarkan atribut

Preferensi berdasarkan atribut menurut Kardes dibentuk atas dasar membandingkan satu atau lebih atribut.

Menurut Tinaprilla (2007), preferensi konsumen adalah karakteristik atau sikap konsumen terhadap suatu barang untuk menyatakan sikap suka atau tidak suka yang akan menghasilkan selera yang berbeda-beda. Preferensi konsumen dapat dilakukan dengan melakukan suatu pendekatan yang komplek dengan menggunakan pendekatan yaitu analisis Konjoin, dimana konsumen diminta mengurutkan dari konsep yang paling mereka sukai ke konsep yang paling tidak mereka sukai. Pendekatan ini kemudian dianalisis untuk mengetahui signifikasi relatif dari masing-masing atribut dimata konsumen.

Preferensi konsumen biasanya mendorong perusahaan untuk melakukan pengukuran pemasaran. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu :

(7)

hubungannya dengan tingkat pemasaran produk jasa, atau harga yang ditawarkan perusahaan. Oleh karena itu, muncul keinginan dari perusahaan untuk memperoleh preferensi konsumen terhadap produk.

2) Semakin besarnya investasi dan sumber daya yang dicurahkan oleh perusahaan untuk mengimplementasikan program pemasaran, sehingga perusahaan dihadapkan kepada resiko dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan program pemasaran dan preferensi konsumen.

3) Harapan preferensi konsumen berubah dari waktu ke waktu, sehingga muncul kebutuhan dari perusahaan untuk menentukan preferensi konsumen.

Perilaku membeli seringkali dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan individu terhadap obyek tersebut. Dikarenakan individu memiliki kekuasaan untuk memutuskan sesuatu, maka preferensi konsumen terhadap suatu obyek menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diketahui.

Menurut Philip Kotler (2000) ada beberapa langkah yang harus dilalui oleh konsumen sampai membentuk preferensi. Bagaimana proses evaluasi dalam diri konsumen hingga sampai membentuk preferensi tersebut, adalah sebagai berikut:

1) Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda akan memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut yang relevan.

(8)

memiliki daya beli yang terbatas, kemungkinan besar akan memperhitungkan atribut harga sebagai atribut yang utama.

3) Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang kepentingan atribut pada setiap produk

4) Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

5) Konsumen akan sampai pada sikap terhadap produk yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

Menurut Tjiptono (2008), dalam mengevaluasi tingkat kepuasan terhadap produk, ada beberapa indikator yang sering digunakan antara lain :

1. Kinerja (performance)

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) 3. Keandalan (reliability)

4. Kesesuaian dengan spesifikasi 5. Daya tahan (durability) 6. Pelayanan (serviceability) 7. Estetika (aesthetic)

8. Persepsi kualitas (perceived quality).

2.2.3 Atribut Produk

(9)

membentuk nilai untuk membeli. Dan biasanya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli produk dengan atribut yang paling disukai (Tjiptono, 2001).

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini dikomunikasikan dan diserahkan pada atribut produk seperti kualitas, fitur, dan rancangan Atribut suatu produk dapat berbeda dengan produk lainnya, dimana konsumen dalam melakukan penilaian terhadap derajat kepentingan atribut tersebut adalah berbeda-beda pula.

Tingkat kepentingan atribut ini dapat membantu produsen dalam merancang dan mengembangkan produknya. Misalnya produk kacang Sihobuk memiliki atribut rasa, berat, harga, aroma khas, tampilan kacang, desain kemasan dan layanan tambahan dalam penjualan.

2.2.4. Analisis Conjoint

Analisis Conjoint adalah sebuah teknik analisis multivariate yang dikembangkan secara khusus untuk mengerti bagaimana responden membuat pilihan dari berbagai jenis objek (produk, jasa atau ide). Keputusan itu dibuat berdasarkan premis sederhana bahwa konsumen mengevaluasi nilai dari objek (nyata atau hipotesis) dengan mengkombinasikan sejumlah nilai yang terpisah yang disediakan oleh setiap atribut. Selain itu, konsumen dapat mengestimasi pilihan dengan menilai bentuk objek dari kombinasi atribut. (Hair et.al., 2010)

Adapun model dasar analisis conjoint dirumuskan secara sistematis dapat dilihat sebagai berikut:

(10)

dimana:

µ(x) = Utility (Nilai Kegunaan) total dari tiap-tiap stimuli/kombinasi 𝑎𝑖𝑗 = Utility (Nilai Kegunaan) dari atribut ke-i (i = 1, 2, 3, ...,m) dan

level ke-j (j = 1, 2, 3, ..., k) k = banyaknya level atribut i m = banyaknya atribut

𝑘𝑖𝑗 = 1, jika level ke-j dari atribut ke-i terjadi

0, jika tidak.

Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan analisis konjoin ini adalah produsen dapat mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau mengembangkan suatu produk. Menurut Green & Krieger (1991) analisis ini dapat juga dimanfaatkan untuk:

1) Merancang harga

2) Memprediksi tingkat penjualan atau penggunaan produk (market share), uji coba konsep produk baru.

3) Segmentasi preferensi 4) Merancang strategi promosi

(11)

produk mana yang paling disukai konsumen, dan dapat memberikan informasi yang spesifik dalam preferensi konsumen terhadap atribut- atribut yang dimunculkan dari suatu produk.

Asumsi pada analisis conjoint berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses conjoint tidak membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, dan

lainnya (Santoso, 2012).

Dalam evaluasi model, hasil analisis konjoin dinilai untuk akurasi baik individu maupun agregat. Tujuan keduanya adalah memastikan seberapa konsisten model memprediksi preferensi yang diberikan responden. Untuk memeriksa kecocokan model keseluruhan dapat digunakan nilai korelasinya. Semakin tinggi korelasinya semakin cocok atau semakin baik modelnya. Untuk data ranking dilihat korelasi antara ranking aktual dan prediksi dengan Tau Kendall, sedangkan data rating digunakan korelasi Pearson (Hair, et al, 2006).

2.3 Penelitian Terdahulu

Ester Septiani Pasaribu (2015) dengan judul skripsi “Analisis Conjoint terhadap Preferensi Konsumen Pada Buah Durian (Durio zibethinus Murr.) di Kota

Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen memilih buah durian

(12)

(23,204 %), warna daging buah (18,208 %), tekstur daging buah (16,208 %), bentuk buah (13,583 %), warna kulit buah (12,530 %), bobot buah (10,635 %),

serta aroma (5,739 %). Nilai korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau 0,000 (<0,05)

interpretasinya adalah adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint.

Nilai korelasi Kendall’s Tau for Holdouts dimana Holdouts merupakan stimuli

penguji hasil yang didapat dari proses conjoint bernilai 0,025 (sign.< 0,05) artinya bahwa buah durian yang menjadi preferensi konsumen sampel dapat menggambarkan preferensi konsumen secara keseluruhan (populasi).

(13)

2.4 Kerangka Pemikiran

(14)

Pemasaran (outlet)

-

Keterangan:

: menyatakan hubungan : menyatakan pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Preferensi konsumen

(15)

2.5 Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

(Seleksi Tingkat Provinsi Jawa Timur, Olimpiade Sains Nasional SD, Surabaya, 26 Juli 2005).. Pak Adi memberikan kupon berhadiah televisi berwarna 29 inchi kepada para pembeli

Dengan siklus konversi kas selama 58 hari pada tahun 2006 menjadi 50 hari pada tahun 2007 dan menjadi 44 hari pada tahun 2008, hal ini menunjukkan semakin pendek siklus konversi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penulis memperoleh pikiran, tenaga, dan kekuatan sehingga dapat

Pada pendekatan store atmosphere untuk meningkatkan minat beli konsumen, toko kelontong di Kecamatan Wono- kromo, Surabaya masih memiliki ke- lemahan yang disebabkan

Proses penilaian pelanggaran siswa di SMK Putra Mahkota Kayen dilakukan dengan cara guru BK atau guru piket melihat jenis dan point pelanggaran yang dilakukan

Soil Ecosystem Responses to Climate Change and Land-Use Simulations and Estimation of Carbon Stocks in Steppe and Forest Ecosystems in Northern

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 488 B3. Muatan Peminatan

 Kata pertama dari kalimat pasti diawali huruf besar  Kadang judul di website semuanya pake huruf besar  Ada juga yang mengandung huruf kecil. University of Southern California