• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL KOMPETENSI KARIR: Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL KOMPETENSI KARIR: Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN

PROFIL KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Erni Komala Dewi 0607014

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR

BERDASARKAN

PROFIL KOMPETENSI KARIR PESERTA

DIDIK

Oleh Erni Komala Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Erni Komala Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Erni Komala Dewi (2013). Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Kompetensi Karir. (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa lulusan SMK menjadi penyumbang jumlah pengangguran tertinggi (khususnya pada tahun 2008). Hal ini terjadi karena siswa SMK kurang kreatif, kurang memiliki kemandirian dan semangat kewirausahaan rendah sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada. Banyak ditemukan lulusan SMK ketika mencari pekerjaan tidak sesuai denga kemampuan yang dimiliki, kepuasan mereka hanya sebatas kepada materi yang diperoleh dan belum sampai kepada seberapa jauh mereka mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki. Penelitian dilakukan untuk mengungkap dan menganalisis data empiris tentang (1) gambaran umum kompetensi karir peserta didik, (2) rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Dalam metode ini menggunakan instrumen berupa angket untuk mengungkap profil kompetensi karir peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian secara umum kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung pada kategori sedang, artinya peserta didik memiliki tingkat penguasaan kompetensi karir yang sedang pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Rekomendasi kepada : (1) guru pembimbing yaitu program bimbingan karir yang relevan dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kometensi karir peserta didik, dan (2) bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat mengembangkan metode penelitian misalnya penelitian dikembangkan berdasarkan tingkatan kelas, jurusan yang ada di sekolah, serta berdasarkan jenis sekolah atau jenis kelamin peserta didik, penelitian juga dapat dikembangkan dengan metode eksperimen sehingga program yang dihasilkan lebih terandalkan.

(5)

vi BAB II PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL

KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

10 A. Peserta Didik SMK dalam Perspektif Perkembangan Karir

1. Karakteristik Peserta didik SMK………..………..

2. Tahapan Perkembangan Karir Peserta didik SMK……….…. 3. Perkembangan Karir………...…………

10 2. Kompetensi Karir Peserta Didik SMK…….……… 3. Contoh Kompetensi Karir SMK Profita………..…… 4. Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kompetensi Karir...

(6)

vii C. Bimbingan Karir

1. Definisi Bimbingan Karir…...………. 2. Bimbingan Karir di SMK…...………. 3. Tujuan Bimbingan Karir di SMK………

34 34 35 37 D. Program Layanan Bimbingan Konseling Karir untuk

Meningkatkan Kompetensi Karir

1. Pengertian Program Bimbingan Karir……..………... 2. Pengembangan Program Bimbingan Karir ..……….. 3. Komponen Program Bimbingan Karir ………... 4. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan Karir

untuk Meningkatkan Kompetensi Karir………..

D. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data ... 51

E. Prosedur dan Pengolahan Data... 59

F. Teknik Analisis Data ... 60

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 63

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP (Sekolah menengah pertama), MTs (madrasah tsanawiyah), atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK merupakan lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai bidang pengembangan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Sesuai dengan Pasal 15 UU Sisdiknas, tujuan SMK adalah mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaanyang ada di dunia usaha atau dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya.

(9)

Di Indonesia upaya-upaya dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif dapat dilakukan melalui ranah pendidikan yang tertuang dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pada kenyataannya masalah pengangguran di Indonesia masih belum dapat di atasi. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang, angka penganggurannya masih sangat tinggi. Fakta di lapangan ialah angka pengangguran tersebut justru didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang pada umumnya karakteristik peserta didik SMK dalam proses pendidikannya selain dibekali pengetahuan keilmuan juga dibekali dengan kompetensi untuk memasuki dunia kerja. Maka dari itu, sangat ironis ketika lulusan SMK tidak mampu mengisi lowongan-lowongan pekerjaan yang dibutuhkan di lapangan.

(10)

Jumlah pengangguran di Indonesia berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus 2012 mencapai 7,2 juta orang. Lulusan SMA dan SMK paling banyak menyumbang angka pengangguran. Angka pengangguran ini merupakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan level pendidikannya. Jika diprosentasikan angka pengangguran periode Agustus 2012 sebesar 6,14% yang turun dibanding periode Februari 2012 sebesae 6,32%. "Dari level pendidikannya, tingkat Pengangguran Terbuka periode Agustus 2012 masih ditempati posisi tertinggi oleh mereka yang lulusan SMK dan SMA," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, Senin (5/11). Angka pengangguran tertinggi berdasarkan level kelulusan pendidikan adalah: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,87%, Sekolah Menengah Atas (SMA) 9,6%, Sekolah Menengah Pertama 7,76%, Diploma I/II/III 6,21%, Universitas 5,91%, dan SD ke bawah 3,64%. ( http://news.liputan6.com/read/450197/72-juta-orang-indonesia-statusnya-pengangguran)

Hasil penelitian Arifah (2005) terhadap peserta didik SMK Negeri 2 Magelang, banyak ditemukan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ketika mencari pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, kepuasan mereka hanya sebatas kepada materi yang diperoleh dan belum sampai kepada seberapa jauh mereka mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam kondisi demikian banyak lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak optimal dalam menunjukan kemampuan yang dimiliki akibat kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam karirnya.

(11)

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan, permasalahan dalam bidang karir yang dialami peserta didik SMK adalah : (a) masih bingung dalam memilih program studi yang sesuai dengan minat serta kemampuan baik di SMK maupun untuk pilihan perguruan tinggi ; (b) belum mampu menentukan prioritas setelah rentang pendidikan selanjutnya; dan (c) belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja dikarenakan rendahnya penguasaan kompetensi karir. Permasalahan dalam bidang karir yang dialami peserta didik SMK diperoleh dengan observasi partisipatif yang dilengkapi dengan wawancara bersama konselor sekolah dan peserta didik SMK.

Fokus pada penelitian ini adalah mempersiapkan peserta didik agar lebih menguasai kompetensi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keputusan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja setelah lulus dari SMK.

Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.

Association Leuven mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.

Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing.

(12)

Kompetensi dibangun dengan pengetahuan dan keterampilan berdasarkan pengalaman kerja dan pembelajaran yang dilakukan secara empiris.

Kartini (Rika:2007) Kompetensi merujuk pada kecakapan atau kemampuan individu untuk melakukan suatu tindakan dan bertanggungjawab atas tindakan yang telah dilakukannya. Kompetensi karir dan indikatornya akan merepresentasikan keahlian dasar dan sikap yang dimiliki peserta didik untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, persiapan merencanakan sekolah dan untuk mulai mengembangkan rencana pendidikan akademik serta melanjutkan tugas perkembangan yang sesuai dengan usianya. Rumusan kompetensi dikembangkan berdasarkan perkembangan remaja dan aspek kompetensi karir yang meliputi aspek pengetahuan karir, mencari informasi karir, sikap terhadap karir, membuat keputusan dan keterampilan karir.

Pemerintah menyikapi positif fenomena yang terjadi dengan menerapkan kebijakan-kebijakan melalui Departemen Pendidikan Nasional dengan melakukan penambahan jumlah dan peningkatan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Salah satu diantaranya adalah mengubah rasio perbandingan SMA dengan SMK dari 65:35 menjadi 50:50 dengan harapan pada saatnya nanti Indonesia memiliki SDM yang terampil dalam bidangnya atau tidak menganggur.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah ialah melakukan sosialisasi tentang SMK yaitu sebagai sekolah masa depan yang bukan merupakan sekolah kelas dua dan sekolah yang peluang pekerjaan lulusan SMK mampu bersaing dalam dunia kerja dan dunia usaha dengan keahlian di bidangnya (Pontianak Pos, 2009).

(13)

kecenderungan karir yang hendak dikembangkan; (b) pemantapan orientasi dan informasi karir baik mengenai kelanjutan pendidikan maupun dunia kerja; dan (c) pengenalan berbagai macam lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMK sesuai minat dan kemampuan yang dimiliki.

Pelaksanaan layanan bimbingan karir melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif dan perencanaan individual diharapkan dapat meningkatkan kompetensi karir peserta didik, guna menumbuhkan profesionalisme dalam menghadapi dunia kerja berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Prayitno ( Arifah : 2005 ) hakekat bimbingan karir kejuruan pada kurikulum SMK memberi tekanan utama pada penyiapan peserta didik untuk berkarir dan memasuki dunia kerja, disamping tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(14)

Pemberian layanan bimbingan karir sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat dikembangkan secara optimal, melalui program bimbingan karir yang dibuat diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik agar memiliki kompetensi karir yang memadai.

Fokus permasalahan karir yang dibahas dalam penelitian ini adalah penguasaan kompetensi karir peserta didik SMK sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan pendidikan baik pemilihan jurusan maupun kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi serta pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang dipilih. Dengan diketahuinya kompetensi peserta didik baik dalam aspek sikap, pengetahuan serta keterampilan dapat dijadikan landasan dalam merumuskan program bimbingan karir.

B. Identifikasi Masalah

Upaya untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan karir diantaranya pemahaman potensi diri, pengetahuan mengenai informasi kelanjutan pendidikan maupun pekejaan, serta persiapan memasuki dunia kerja adalah dengan menyusun progrm bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik.

Penelitian ini dibatasi pada profil kompetensi karir peserta didik yang merupakan hasil dari pengetahuan, sikap dan keterampilan. Secara lebih khusus penelitian ini pada dasarnya untuk merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, lulusan SMK seharusnya menempati posisi pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki karena peserta didik SMK lebih dipersiapkan untuk menguasai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih, namun kenyataannya yang terjadi saat ini justru lulusan SMK menempati posisi tertinggi dalam jumlah pengangguran di Indonesia.

(15)

memberi pelayanan, bantuan dan konseling terhadap peserta didik dalam mengembangkan kompetensi karir, agar karir yang menjadi pilihan nantinya akan menjadi pilihan yang mampu memberikan harapan maju dan kepuasan yang lebih menjanjikan kehidupan yang membahagiakan.

Bimbingan dan Konseling di sekolah khususnya bimbingan karir merupakan layanan untuk semua peserta didik, sehingga dalam mengembangkan kompetensi karir yang dimiliki perlu dilakukan sejak dini yaitu sejak duduk di bangku kelas X, agar peserta didik menjadi kompeten dalam menjalani karir maupun pendidikannya kelak.

Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Masalah pokok diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana profil kompetensi karir peserta didik Kelas X SMK Profita

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan yang dapat mengembangkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013. Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan profil kompetensi karir peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(16)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ditinjau dari dua hal berikut. 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan gambaran mengenai pencapaian kompetensi karir peserta didik SMK serta layanan bimbingan yang bermanfaat dalam pengembangan kompetensi karir peserta didik SMK. Gambaran kompetensi karir peserta didik ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan terkait upaya pengembangan kompetensi karir peserta didik terutama bagi setiap kebijakan yang dikeluarkan, dalam hal metode pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian serta pemenuhan kompetensi dasar karir.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi pihak sekolah dan bagi peneliti selanjutnya, sebagai berikut :

a. Pihak Sekolah

Gambaran kompetensi karir peserta didik pada penelitian ini dapat digunakan oleh Guru pembimbing dalam merancang satuan kegiatan layanan bimbingan terkait kebutuhan peserta didik dalam pengembangan kompetensi karir. Di samping itu, layanan bimbingan pengembangan kompetensi karir SMK dalam penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah dalam mengembangkan pengajaran yang dapat mendukung pengembangan kompetensi peserta didik secara optimal.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi karir. Metode deskriptif merupakan penelitian non-hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. (Arikunto, 2006: 245). Metode deskriptif dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh profil kompetensi karir peserta didik, sebagai acuan dalam membuat program bimbingan dan konseling untuk bahan rujukan guru BK/Konselor dalam menangani peserta didik di kelas X SMK Profita Bandung.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik/analisis statistik (Prameswari:2012). Pendekatan kuantitatif dipilih untuk mendapatkan gambaran profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung.

B. Poplulasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Profita Bandung dengan pertimbangan bahwa pendidikan di SMK terdiri dari beberapa jurusan yang masing-masing jurusannya sudah difokuskan pada keahlian pekerjaan tertentu, sehingga dalam menentukan karir masa depannya perlu diberikan pembekalan dalam memilih pendidikan lanjutan maupun pekerjaan.

(18)

terbagi dalam sepuluh kelas. Rincian jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Jurusan Jumlah Peserta Didik

1. Akuntansi Kelas X Ak 1 = 48 Kelas X Ak 2 = 48 2. Administrasi Perkantoran Kelas X Ap 1 = 46 Kelas X Ap 3 = 46

Kelas X Ap 2 = 46

3. Pemasaran

Kelas X Ps 1 = 40 Kelas X Ps 4 = 38 Kelas X Ps 2 = 40 Kelas X Ps 5 = 38 Kelas X Ps 3 = 38

Jumlah 428 peserta didik

Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan teknik simple random sampling, yaitu pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Dalam mengambil sampel penelitian menggunakan rumus sebagai berikut.

S = 15% + 1000 – n x (50% - 15%) 1000 – 100

Keterangan : s = Sampel n = Populasi

(Riduwan, 2005:65)

Maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. s = 15% + 1000 – n x (50% - 15%)

1000 – 100

(19)

= 15% + 572 x (35%) 900

= 15% + 0,635 x (35%)

= 15% + 22,25%

= 37,25 % dibulatkan menjadi 37%

Sampel dalam penelitian ini adalah 37% x 428 = 158. Sesuai dengan rumus tersebut, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yakni 158 peserta didik dari 428 peserta didik di SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel penelitian ini ialah 158 peserta didik yang akan diambil dari 10 kelas dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.2

Anggota Sampel Penelitian Kelas Jumlah Sampel

Ak 1 15

Ak 2 15

Ap 1 16

Ap 2 16

Ap 3 16

Ps 1 16

Ps 2 16

Ps 3 16

Ps 4 16

Ps5 16

Jumlah 158

C. Definisi Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual

(20)

kemampuan individu yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan, dan menjadi dasar bagi individu untuk mengukur efektifitas diri dalam mengelola kombinasi antara belajar dan bekerja.

Hasee (Lestari:2012) menjelaskan bahwa Kompetensi karir adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menunjukan tindakan individu yang berhasil dalam bidang pekerjaan. Kompetensi karir berfokus pada seberapa banyak potensi seseorang untuk benar-benar menyadari dan menggambarkan adanya perilaku dan pengetahuan.

Supriatna (2009:55) menjelaskan bahwa kompetensi karir adalah kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kompetensi karir adalah kemampuan individu yang meliputi aspek kognitif yang diwakili oleh pengetahuan, afektif diwakili oleh sikap dan psikomotor diwakili oleh keterampilan. Ketiga aspek tersebut menunjukan tindakan individu dalam pemilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Aspek pengetahuan ditunjukan dengan indikator pemahaman diri, pengenalan lingkungan dan pertimbangan atas peluang. Sikap ditunjukan dengan indikator eksplorasi sumber informasi dan perencanaan masa depan. Aspek keterampilan ditunjukan dengan indikator pembuatan keputusan dan penyesuaian pilihan dengan kemampuan, bakat dan minat.(Lestari:2012)

2. Definisi Operasional

Secara operasional, kompetensi karir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita tahun ajaran 2012/2013 yang berada pada usia 16-18 tahun, yang menyangkut aspek pengetahuan tentang diri, sikap tentang karir dan keterampilan pembuatan keputusan, meliputi aspek:

a. Aspek pengetahuan tentang diri ditunjukkan dengan indikator-indikator berikut; pemahaman diri, pengenalan lingkungan, dan pertimbangan atas peluang;

(21)

c. Aspek keterampilan ditunjukan dengan indikator-indikator berikut; pembuatan keputusan dan penyesuaian pilihan dengan kemampuan, bakat dan minat.

Tabel 3.3

Aspek, Indikator dan Sub Indikator Penelitian

ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR

Pengetahuan 1. Pemahaman diri

1.1 Mengetahui dan memahami bakat serta minat diri dalam arah karir

1.2 Mengetahui kelemahan dan keunggulan diri dalam menentukan pilihan karir

2. Pengenalan lingkungan

2.1 Mengetahui persyaratan dari pendidikan lanjutan dan pekerjaan

2.2 Mengetahui informasi mengenai jenis-jenis dan cara memasuki pendidikan lanjutan dan pekerjaan

3. Pertimbangan atas peluang

3.1 Mengetahui prospek karir serta cara meraih sukses dalam berkarir.

3.2 Memahami adanya alternatif karir sebagai kesempatan yang tersedia dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan

3.3 Memahami resiko-resiko dari apa yang menjadi keputusan dalam berkarir

Sikap 1. Eksplorasi sumber informasi

1.1 Mampu mencari serta mengumpulkan seluruh informasi karir dari berbagai sumber (konselor, guru, pihak sekolah, teman,

lingkungan masyarakat tempat tinggal, berbagai media) yang menunjang pendidikan lanjutan maupun pekerjaan

1.2 Mampu memanfaatkan seluruh informasi yang didapat dalam menentukan pilihan karir baik pendidikan lanjutan maupun pekerjaan 2. Perencanaan

masa depan

2.1 Mampu mempersiapkan rencana pilihan pendidikan lanjutan maupun pekerjaan untuk masa depan.

(22)

ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR

Keterampilan 1. Pembuatan keputusan

1.1 Mampu menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir yang tepat

2.1 Terampil dalam memanfaatkan faktor-faktor dalam diri maupun luar dirinya untuk membuat keputusan karir yang realistis.

D. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data

1. Jenis Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian. Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup (angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban dengan cara memberikan checklist (√), pada alternatif pilihan yang sesuai dengan karakteristik dirinya.

“Angket yang dikembangkan berbentuk kuesioner dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden” (Sugiyono, 2010:199). Angket yang digunakan menyediakan lima alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor berkisar antara 1 sampai dengan 5.

Secara sederhana, setiap pilihan alternatif respon memiliki pola skor seperti tertera pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Pola Skor Pilihan Respon Angket Kompetensi Karir

(23)

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap penguasaan kompetensi karir peserta didik dikembangkan berdasarkan definisi operasional yang di dalamnya terkandung aspek dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan.

3. Uji Coba instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.

a. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional). Instrumen yang disusun, Sebelum digunakan pada sampel yang telah ditetapkan, terlebih dahulu instrumen dijudge oleh tiga dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (PPB, FIP, UPI) yaitu Dr. Mubiar Agustin. M.Pd., Dr. Ipah Saripah M.Pd., dan Dr. Hj. Nani M.Sugandhi.M.Pd. Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pertanyaan yang tidak sesuai, maka butir pertanyaan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi yang akan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Angket hasil judgement dari dosen ahli dapat dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Judgement Angket

Kesimpulan No. Item Jumlah

Memadai 1,4,5,10,12,19,22,31,32,34,38,39,41,42,45, 46,47,48,52,54,55

21 Revisi 2,3,6,7,8,9,13,14,15,17,18,20,21,23,24

25,26,27,28,30,33,36,37,40,43,44,49,51

28

Tambahan Item 27, 29, 33 3

Buang 11,16,29,35,50,53 6

(24)

Instrument hasil judgement kemudian diujicobakan kepada siswa SMK Profita Bandung. Uji coba dilakukan sekaligus dengan pengumpulan data penelitian.

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan dilakukan kepada peserta didik yang tidak dijadikan anggota sampel penelitian sebanyak 5 orang peserta didik kelas X.Ap1 SMK Profita Bandung untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut.

Setelah uji coba keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.

c. Uji Coba (try out) Instrumen

Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan/kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability) alat ukur yang telah disusun dan akan digunakan penelitian. Instrumen kompetensi karir diujicobakan kepada tiga puluh peserta didik kelas X.Ak1 dan X.Ps3 diluar sampel penelitian. Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013.

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji validitas item

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

(25)

Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas setiap item pernyataan adalah Rank Order dari Spearman dengan rumus :

ρ = 6 ∑bi²

n (n²-1) Keterangan :

ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah sampel

(Supranto, 2001:310)

Pengambilan keputusan mengenai signifikansi validitas instrumen tes ditentukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item. Pada taraf signifikansi tertentu, biasanya 0,05 atau 0,01 berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas. (Danim,2007:199)

Pada penelitian ini hasil perhitungan terhadap 52 butir soal untuk instrumen pengungkap kompetensi karir peserta didik SMK Profita, ditentukan oleh taraf signifikansi diatas 0,05 maka diperoleh item soal yang tidak valid sebanyak 29 item, sehingga total item soal yang valid adalah 23 item. Hasil uji validitas instrumen pengungkap kompetensi karir peserta didik dalam tabel 3.6

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

Kesimpulan No. Item Jumlah

Memadai 3, 6,7,16, 18,21,24,25, 26,27,28,29

30,31,32,37,40,42,44,48,49,50,52 23 Tidak Memadai 1,2,4,5,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,22,

(26)

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen

Profil Kompetensi Karir Peserta didik

ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR

No item diri dalam arah karir

(27)

didapat dalam menentukan

b. Uji reliabilitas item

Reliabilitas instrumen ditunjukan sebagai derajat keajegan (konsisten) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Hasil penelitian dikatakan reliabel jika terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. (Sugiyono,2010:172)

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan mampu memberikan data yang konsisten. Pengujian reliabilitas dalam penelitian, menggunakan rumus Alpha yang dikembangkan oleh Cronbach menggunakan rumus sebagai berikut:

(28)

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item n2 = jumlah varian butir

t2 = varians total

Sebagai tolak ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas pada tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Reliabilitas Instrumen

0,00-0,19 Derajat keterandalan sangat rendah 0,20-0,39 Derajat keterandalan rendah tinggi 0,40-0,59 Derajat keterandalan sedang 0,60-0,79 Derajat keterandalan tinggi 0,80-1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi

Berdasarkan pada tolak ukur diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai reliabilitas angket kompetensi karir peserta didik SMK sebesar 0,911 berada pada kategori sangat tinggi, dapat diartikan bahwa instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

E. Prosedur Pengolahan Data

Instrumen yang digunakan berupa angket. Angket yang digunakan merupakan angket untuk memperoleh profil kompetensi karir peserta didik kelas X. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut.

a. Menguraikan masing-masing komponen yang terdiri dari beberapa aspek dan indikator yang disusun dalam sebuah kisi-kisi.

b. Menyusun sejumlah butir-butir item pernyataan positif atau negatif berdasarkan indikator pada kisi-kisi.

(29)

d. Menyebarkan instrumen kepada responden peserta didik kelas X SMK Profita Bandung untuk mengetahui gambaran profil kompetensi karir peserta didik.

e. Menetapkan pola penyekoran instrumen dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Masing-masing pernyataan menyediakan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), kurang sesuai (KS),Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor setiap pernyataan berkisar antara 1 sampai dengan 5, sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh subjek.

F. Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul, dan diolah adalah menganalisis data. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran Instrumen kemudian diolah dengan menggunakan software microsoft excel untuk menetapkan tingkatan kompetensi karir peserta didik, apakah berada dalam tingkatan tinggi, sedang, atau rendah.

Data dapat dikelompokkan dalam tiga ketegori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

a. Kelompok Tinggi

X ≥ X+1.0 sd

Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata +1 standar deviasi keatas;

b. Kelompok Sedang

X-1.0 sd ≤ X ≤ X+1.0 sd

Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan +1 standar deviasi;

c. Kelompok Rendah

(30)

Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan yang kurang dari itu.

(Rachmat & Solehudin:2006) dari hasil pengaktegorian diatas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kategori Kompetensi Karir Peserta Didik Kategori Rentang Skor

Tinggi > 187

Sedang 156-186

Rendah < 155

Setiap kategori mengandung pengertian, tersaji pada tabel 3.10 sebagai berikut. Tabel 3.10

Makna Kategori Kompetensi Karir Peserta Didik

Kategori Makna

Tinggi

Pada kategori ini peserta didik kompeten pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Artinya peserta didik mampu memahami dirinya, mampu mengenal lingkungan, mempertimbangkan peluang yang tersedia, melakukan eksplorasi sumber informasi , mampu membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan, mampu membuat keputusan serta mampu menyesuaikan pilihannya berdasarkan kemampuan, bakat dan minatnya.

Sedang

Pada kategori ini peserta didik cukup kompeten pada aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Artinya peserta didik cukup mampu memahami dirinya, mengenal lingkungan, mempertimbangkan peluang yang tersedia, melakukan eksplorasi sumber informasi , membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan dan

pekerjaan, membuat keputusan serta mampu menyesuaikan pilihannya berdasarkan kemampuan, bakat dan minatnya.

Rendah

Pada kategori ini peserta didik kurang kompeten pada aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Artinya peserta didik kurang mampu memahami dirinya, mengenal lingkungan, mempertimbangkan peluang yang tersedia, melakukan eksplorasi sumber informasi , membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan dan

(31)

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut.

1. Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah Metode Riset;

b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas;

c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMK Profita Bandung. 2. Pelaksanaan

a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi penyusunan kisi-kisi, penimbangan instrumen, uji keterbacaan serta merevisi instrumen sesuai hasil penimbangan para ahli dan hasil keterbacaan peserta didik);

b. Melakukan uji coba angket pada seluruh peserta didik kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013;

c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan; d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul;

Implikasi layanan bimbingan untuk mengembangkan komptensi karir peserta didik, diperoleh dengan menafsirkan kegiatan sebagai berikut.

(32)

2) Tahap uji rasional layanan bimbingan kepada pakar dan praktisi lapangan. Hal ini bertujuan untuk menilai kelayakan layanan bimbingan sebagai sebuah layanan bimbingan karir yang ideal namun tetap realistis.

3) Tahap penyempurnaan layanan bimbingan berdasarkan hasil uji kelayakan layanan bimbingan yang telah dilakukan, selanjutnya layanan bimbingan disempurnakan dan dinyatakan sebagai layanan bimbingan yang memiliki kelayakan untuk diujicobakan.

3. Pelaporan

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013 menghasilkan kesimpulan serta rekomendasi yang ditujukan bagi pihak-pihak pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling sehingga tujuan pelaksanaan program bimbingan terlaksana dengan baik.

Secara umum Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki tingkat penguasaan kompetensi karir pada kategori sedang, dimana peserta didik dapat dikatakan cukup mampu menguasai aspek-aspek kompetensi karir. Peserta didik cukup mampu dalam memahami diri, memiliki pertimbangan kemandirian, mampu melihat peluang lingkungan yang efektif, mampu melakukan eksplorasi sumber informasi, mampu membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan maupun pekerjaan, memiliki kesiapan pembuatan keputusan karirnya, serta menyesuaikan keputusannya berdasarkan kemampuan, bakat serta minat yang dimiliki.

Pencapaian aspek-aspek penguasaan kompetensi karir peserta didik berdasarkan hasil penelitian menunjukan belum maksimal dan perlunya upaya bimbingan untuk mengembangkan kemampuan penguasaaan kompetensi karir yang dimiliki peserta didik.

B. Rekomendasi

(34)

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan mengenai kompetensi karir, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasi:

1. Bagi Guru Bimbingan Konseling/Konselor SMK Profita Bandung

Berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan guru bimbingan konseling/konselor dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi karir. Guru bimbingan konseling hendaknya memverifikasi secara menyeluruh profil kompetensi karir peserta didik yang dihasilkan penelitian ini, melakukan pengukuran tingkat kompetensi karir pada setiap jenjang tahun akademik sebagai analisis kebutuhan penunjang, memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap peserta didik yang memiliki kompetensi karir yang rendah dengan memperhatikan aspek pemahaman terhadap dirinya dan sikap yang mana merupakan kesatuan utuh dalam pembentukan keputusan karir peserta didik.

Guru bimbingan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program khusus yang bekaitan dengan upaya pengembangan komptensi karir peserta didik dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Program bimbingan karir yang berhubungan dengan kompetensi karir yang dipandang relevan dapat diaflikasikan oleh guru bimbingan konseling tersebut serta melakukan sosialisasi hasil perumusan program bimbingan karir untuk mengembangkan kompetensi karir peserta didik.

Guru bimbingan dan konseling harus memperhatikan langkah-langkah pemberian treatment baik itu treatment yang berupa konseling individual ataupun kelompok, guru bimbingan konseling dapat berkoordinasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas untuk memperoleh data mengenai kondisi belajar dan keseharian peserta didik yang berkaitan dengan kompetensi karir peserta didik. 2. Bagi peneliti selanjutnya

(35)

yang tidak hanya untuk menghasilkan profil kelas X tetapi juga dapat dikembangkan berdasarkan tingakatan kelas (kelas X, kelas XI, dan kelas XII), berdasarkan jurusan yang terdapat disekolah (jurusan akuntansi, administrasi perkantoran, dan pemasaran) serta dapat dikembangkan berdasarkan jenis sekolah (SMA dan MA) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).

(36)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.

Arifah. (2005). Pengaruh Bimbingan Karir terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih Karir Pada Siswa kelas III SMKN 2 Magelang (Kelompok Bisnis

dan Manajemen) Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi UNNES Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. 2007. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta:Bumi Aksara.

Hurlock, E. 1992. Psikologi Perkembangan (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Juntika, Nurihsan A. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagi Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Lestari, Nurul. 2012. Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Kompetensi Karir Peserta Didik Sekolah Menengah Atas: Eksperimen

Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Bandung. Skripsi. Bandung : PPB UPI.

Manrihu, M. T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara.

(37)

Rahmi, RS. (2009). Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Kemampuan Perencanaan karir. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI Bandung.

Rakhmat, C. & Solehudin. (2006) Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung:Andira

Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rika. 2008. Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kompetensi Karir Siswa Sekolah Dasar. Skripsi. Bandung : PPB UPI.

Sharf, Richard S. 1992. Applying Career Development Theory f Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Uman. 2007. Managemen Bimbingan dan konseling. Jakarta : Madani Production.

Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbinan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menarik Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta

(38)

Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 TH. 2003). Jakarta: Sinar Grafika.

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.

Yusuf, S. dan Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Yusuf, S. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung; PT. Remaja Rosda Karya.

_______. 2000. Connecticut Comprehensive School Counseling Program (http://rengenanda.blogspot.com/2013/03/program-bk.html)

http://bknpsikologi.blogspot.com/2010/11/pengertian-intelegensi.html

http://ritaheriyantibks.blogspot.com/p/bakat.html

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-01057-PS%20Bab2001.pdf

http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/

http//:kompas.com

http//:eprints.uny.ac.id

http//:pontianakpos.com

http://news.liputan6.com/read/450197/72-juta-orang-indonesia-statusnya-pengangguran

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Anggota Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Aspek,  Indikator dan Sub Indikator Penelitian
Tabel 3.4 Pola Skor Pilihan Respon Angket Kompetensi Karir
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi Self-Efficacy Terhadap Perencanaan Karir Peserta Didik (Studi Deskriptif Analitik tentang Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 19 Bandung

ABSTRAK: Penelitian bertujuan menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung

Strength (Taraf keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam mengatasi masalah atau kesulitan yang muncul akibat tugas-tugas perkembangan karirnya).

bahwa model pelayanan bimbingan dan konseling karir berbasis internet efektif.. dalam membantu peserta didik memenuhi tugas perkembangan karir. Grafik 4.16.

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PILIHAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

pelayanan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang, dan yang paling utama adalah sebagai bahan masukan oleh guru BK dalam membantu peserta didik mengentaskan

Perkembangan karir merupakan salah satu aspek perkembangan individu yang bersifat sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan bercirikan

Guru Bimbingan Konseling harus menjembatani dan memfasilitasi supaya peserta didik mendapatkan informasi karir yang akurat dan dapat membantu siswa dalam menentukan pilihan