• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

WULAN NOVITASARI SUHERI 0806886

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS

PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN

KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

Oleh

Wulan Novitasari Suheri

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

© Wulan Novitasari Suheri 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

WULAN NOVITASARI SUHERI 0806886

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP. 19600829 198703 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828 200312 1 002

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Wulan Novitasari Suheri. (2013). Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (True

Experimental) dengan menggunakan dua teknik sampling yaitu Cluster Sampling

untuk mengungkap profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMKN 2 Subang berjumlah 288 orang dan Simple Random Sampling untuk mengetahui keefektifan program bimbingan karir berbasis perkembangan dengan jumlah masing-masing 20 orang pada kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner/angket kompetensi karir peserta didik SMK. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) tingkat kompetensi karir peserta didik secara umum berada pada kategori cukup kompeten dengan persentase 17.01% berada pada kategori kompeten, dan 82.99% cukup kompeten; (2) rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi: Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Program, Rencana Operasional, Pengembangan Tema/Topik, Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan Indikator Keberhasilan; dan (3) program bimbingan karir berbasis perkembangan terbukti efektif dengan adanya peningkatan yang signifikan pada kompetensi karir peserta didik. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan program bimbingan karir berbasis perkembangan ini untuk diterapkan di seluruh peserta didik kelas X berdasarkan analisis kebutuhan dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan program bimbingan karir pada jenjang kelas, jenis sekolah (SMA atau MA), dan desain penelitian yang berbeda.

(5)

ABSTRACT

Wulan Novitasari Suheri. (2013). Career Guidance Program Based Development to Improve Career Competence of Students (True Experimental To The Students of Class X SMK Subang 2 Academic Year 2012/2013)

The general objective of this research is to produce a career guidance program based development is effective for improving the development of career competencies of learners. The research method used was a true by using two sampling techniques are Cluster Sampling to uncover career competency profile class X students SMK Subang 2 amounted to 288 people and Simple Random Sampling to determine the effectiveness of career guidance program based on developments with the respective number every 20 people in the experimental and control groups. Instruments used were questionnaires / career competency questionnaire vocational learners. The results obtained are: (1) the level of competence of learners career in general are fairly competent in the category with the percentage of 17.01% in the competent category, and 82.99% is quite competent, (2) formulation based career guidance program development as feasible by experts and practitioners include: Rationale, Description Requirement, Program Objectives, Operational Planning, Development Themes / Topics, Evaluation and Follow-up, and success indicators, and (3) development of program-based career guidance proved to be effective in the presence of a significant increase in the competence of the learners career . Recommendations based on the results of such studies teachers can use the guidance and counseling program based on the development of career guidance is to be applied in all class X students based on needs analysis and for further research are expected to develop a career guidance program on grade level, type of school (high school or MA), and different research designs.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GRAFIK ……….. ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……… 6

C. Penjelasan Istilah ……….. 8

D. Tujuan Penelitian ………. 11

E. Manfaat Penelitian ………... 11

F. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 13

G. Kerangka Penelitian ………. 14

BAB II KONSEP KOMPETENSI KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN A. Konsep Kompetensi Karir ……… 15

B Konsep Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan………... 35

C. Penelitian Terdahulu ………. 55

D. Kerangka Berfikir ……… 57

BAB III: METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 59

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 62

(7)

D. Proses Pengembangan Instrumen ………. 65

E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 71

F. Teknik Analisis Data……… 72

G. Prosedur dan Tahap Penelitian ………... 78

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 110

C. Keterbatasan Penelitian ………... 131

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 132

B. Rekomendasi ……… 133

DAFTAR PUSTAKA ………... 136

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 2.1 Struktur Kompetensi Karir dalam Aspek Isi dan Indikator…... 18

Tabel 2.2 Kompetensi Karir Berdasarkan Connecticut Comprehensive School Counseling Program dari CSCA (2000) ……….. 20

Tabel 2.3 Konsep Kompetensi Karir Berdasarkan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008) ……… 21

Tabel 2.4 Tahap Proses Perkembangan Menurut Donald E. Super ……. 26

Tabel 2.5 Tugas-Tugas Perkembangan Karir Menurut Donald E. Super 26

Tabel 2.6 Fase Perkembangan Karir Menurut Kelompok Ginzberg …… 28

Tabel 2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Perkembangan Karir Individu ……… 32

Tabel 2.8 Tema dan Tindakan Pendidikan Karir Komprehensif untuk Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ………. 42

Tabel 2.9 Tahapan Pelaksanaan Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan………... 51

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ………. 61

Tabel 3.2 Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design……... 63

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Sebelum Uji Coba) ……….... 66

Tabel 3.4 Hasil Uji Kelayakan Instrumen oleh Pakar ……….. 67

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ……… 69

Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Instrumen ………. 69

Tabel 3.7 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen ……… 70

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Setelah Uji Coba) ……… 70

Tabel 3.9 Pola Pemberian Skor Instrumen Kompetensi Karir …………. 72

Tabel 3.10 Kategorisasi Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………… 73

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Kriteria Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………. 74

Tabel 3.12 Kualifikasi Kompetensi Karir Sesuai Kategori ……… 74

(9)

Tabel Hal Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 81

Tabel 4.2 Profil Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Kompetensi Keahlian ………...

83

Tabel 4.3 Persentase Tingkat Pencapaian Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ……….

86

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pencapaian Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek dan Indikator ………..

87

Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik

Kelompok Eksperimen ………. 102 Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik

Kelompok Eksperimen Setiap Indikator ……….. 103

Tabel 4.7 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik Kelompok Kontrol ………

104 Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik

Kelas Kontrol Setiap Indikator ……….

105 Tabel 4.9 Hasil Uji Mann-Whitney Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ………. 107 Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ………. 107 Tabel 4.11 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok

Eksperimen ……….. 108

Tabel 4.12 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok

Kontrol ………. 108

Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Pretest Kompetensi Karir Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setiap Indikator ……….. 109

Tabel 4.14 Hasil Uji Mann-Whitney Posttest Kompetensi Karir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setiap

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

Grafik 4.1 Profil Umum Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK

Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 82

Grafik 4.2 Gambaran Awal Rata-Rata Skor Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ………. 99

Grafik 4.3 Gambaran Akhir Rata-Rata Skor Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ……… 100

Grafik 4.4 Gambaran Awal Rata-Rata Skor Setiap Indikator Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ………. 100

Grafik 4.5 Gambaran Akhir Rata-Rata Skor Setiap Indikator Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ………. 101

Grafik 4.6 Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen ……….. 103 Grafik 4.7 Nilai Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen Setiap Indikator ………... 104 Grafik 4.8 Nilai Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol…. 105

Grafik 4.9 Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Setiap Indikator ………..

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………..

14

Gambar 2.1 Perkembangan Tipe Perkembangan Menurut John L. Holland 31

Gambar 2.2 Bagan Peningkatan Kompetensi Karir Peserta Didik Melalui

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: Rancangan Instrumen

A.1. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba 141 A.2. Butir Pernyataan Instrumen Sebelum Uji Coba 142 A.3. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba 146 A.4. Butir Pernyataan Instrumen Setelah Uji Coba 147

LAMPIRAN B: Rancangan Program

B.1. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan yang Layak

Menurut Pakar dan Praktisi 150 B.2. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) 168 B.3. Format Evaluasi Program 201

LAMPIRAN C: Pengolahan Data

C.1. Uji Validitas dengan SPSS 16.0 for Windows 202 C.2. Uji Reliabilitas dengan Microsoft Excel 2007 205 C.3. Perhitungan dan Konversi Skor Profil Umum Kompetensi Karir 206 C.4. Perhitungan Tingkat Ketercapaian Indikator 212 C.5. Perhitungan dan Konversi Skor Profil Khusus Kompetensi Karir 213 C.6. Perhitungan Penentuan Sampel 221 C.7. Daftar Peserta Didik pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol 222 C.8. Perhitungan Skor Gain Ternomalisasi pada Kelompok Eksperimen dan

Kontrol 223

C.9. Skor Pretest Kompetensi Karir Per Indikator 225 C.10. Skor Posttest Kompetensi Karir Per Indikator 226 C.11. Perhitungan Uji Mann-Whitney Pretest dengan Microsoft Excel 2007 227 C.12. Perhitungan Uji Mann-Whitney Posttest dengan Microsoft Excel 2007 228

LAMPIRAN D: Judgment Instrumen dan Program

D.1. Lembar Judgment Instrumen oleh Pakar 229 D.2. Lembar Judgment Program oleh Pakar dan Praktisi 232

LAMPIRAN E: Evaluasi Proses dan Hasil

E.1. Presensi Kehadiran Kelompok Eksperimen 235 E.2. Contoh Jurnal Kegiatan Peserta Didik Kelompok Eksperimen 236 E.3. Contoh Daftar Isian Peserta Didik Kelompok Eksperimen 239 E.4. Hasil Evaluasi Program dengan Koordinator BK 246

E.5. Dokumentasi Kegiatan 250

LAMPIRAN F: Hasil Penelitian

F.1. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan yang Efektif untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik

(13)

F.2. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) 268

LAMPIRAN G: Administrasi Penelitian

G.1. SK Pengangkatan Pembimbing Skripsi 302 G.2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas 303 G.3. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari BAAK 304 G.4. Surat Pemberitahuan Penelitian dari KESBANG Kab. Subang 305 G.5. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Dinas Pendidikan Kab. Subang 306 G.6. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari SMK Negeri 2

Subang

307

G.7. Catatan Bimbingan Skripsi dengan Dosen Pembimbing 308

LAMPIRAN H: Riwayat Hidup Penulis

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan dasar bagi seluruh individu untuk mengembangkan

kualitas kehidupan dalam kemampuan akademik, pribadi, sosial dan karir,

sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3 yang berbunyi sebagai

berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa peserta didik dapat

mengembangkan potensinya melalui proses pendidikan, karena potensi yang

dimiliki peserta didik sebagai seorang individu mampu berkembang dengan

belajar dan berlatih, sebagaimana yang diungkapkan Siahaan (Mustofa, 2009

dalam http://mustofasmp2.wordpress.com) bahwa “…potensi diri adalah

kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi”.

Potensi yang telah dikembangkan oleh peserta didik akan memunculkan

kompetensi dalam diri peserta didik tersebut, sebagaimana halnya Hall dan Jones

(Muslich, 2009: 15) memaparkan bahwa kompetensi adalah pernyataan yang

menggambarkan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan

perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur.

Sanjaya, W. (2008: 7-8) menjelaskan bahwa kompetensi bukan hanya ada

dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan

(15)

yaitu: (1) Kompetensi akademik, (2) Kompetensi okupasional, (3) Kompetensi

kultural dan (4) Kompetensi temporal.

Peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki usia

dengan rentang antara 15-17 tahun ini berada pada fase tentatif . E. Ginzberg, dkk.

(Winkel dan Hastuti, 2012: 628) membagi fase tentatif ini menjadi empat subfase

yaitu tahap minat (Interest) di mana anak mengambil sikap terhadap apa yang

disukainya; tahap kemampuan (Capacity) di mana anak mulai menyadari

kemampuannya sehubungan dengan aspirasi-aspirasi pekerjaan; tahap nilai-nilai

(Values) di mana anak mulai menghayati nilai-nilai kehidupan yang ingin

dikejarnya, serta tahap transisi (Transition) di mana anak mulai memadukan

minat, konstelasi kemampuannya, dan nilai-nilainya sehingga memperoleh

gambaran diri dan menyadari segala konsekuensi riil dari mengambil suatu

ketentuan hidupnya kelak.

Salah satu kompetensi yang perlu dikembangkan peserta didik SMK untuk

meningkatkan kesiapan diri dalam dunia kerja adalah kompetensi karir

(kompetensi okupasional). Menurut Rika (2007: 3) kompetensi karir dan

indikatornya akan mempresentasikan keahlian dasar dan sikap yang dimiliki siswa

untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, persiapan merencanakan sekolah dan

untuk mulai mengembangkan rencana pendidikan akademik serta melanjutkan

tugas perkembangan yang sesuai dengan usianya.

Secara psikologis siswa sekolah menengah sedang memasuki tahapan

perkembangan remaja, yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan kehidupan

manusia. Pada masa ini individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu

sisi individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua dan orang dewasa; pada

sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri

(Supriatna, 2009: 17).

Kurniati N., dkk. (2006: 164) mengungkapkan bahwa dewasa ini masih

banyak kasus pemilihan suatu jurusan pendidikan yang dilakukan remaja tanpa

(16)

3

cenderung memilih pendidikan lanjutan atas dasar mengikuti pilihan teman,

popularitas pekerjaan, identifikasi dengan orang tua, ataupun atas dasar pilihan

orang tua. Kesalahan pemilihan pendidikan seperti ini dapat mengakibatkan

kegagalan dalam belajar, kerugian waktu, dan juga efek psikis bagi remaja, seperti

penurunan rasa percaya diri, waktu dan juga efek psikis bagi remaja sendiri.

Menurut Crites (Dahlan, 2010: 224), pada umumnya masalah karir yang

mereka hadapi meliputi: (1) bimbang dalam menentukan pilihan jurusan studi

dan/atau bidang pekerjaan yang hendak dijadikan karir hidupnya kelak karena tak

cukup informasi (kurang paham), baik tentang diri maupun tentang jurusan studi

dan/atau bidang pekerjaan yang akan dipilih, (2) bingung untuk menentukan

pilihan karirnya karena merasa kemampuannya kurang memenuhi persyaratan

yang dituntutkan oleh suatu jurusan studi dan/atau bidang pekerjaan yang

ditawarkan, (3) bingung dalam pemilihan karir karena bakat dan minatnya tidak

sejalan, bakat kuat tetapi minat kurang dan sebaliknya minat kuat tetapi bakat

kurang, bakat dan minat tidak sesuai dengan rencana pilihan jurusan studi

dan/atau bidang pekerjaan yang hendak dimasuki, dan bahkan (4) tidak dapat

menentukan rencana pilihan karirnya karena tidak tahu apa yang akan dikerjakan

setelah selesai studi kelak.

Senada dengan hal itu, Hartini (2008: 170) menyatakan bahwa masalah

dan hambatan-hambatan yang dialami remaja itu dapat berasal dari dalam dirinya

sendiri, dari luar dirinya atau lingkungannya, ataupun kedua-duanya. Masalah

yang berasal dari dalam dirinya antara lain sering terjadi bahwa minat remaja

tidak sesuai dengan kemampuannya.

Sucipto (2009) dalam penelitiannya di SMKN 1 Padang menemukan

fenomena di lapangan yaitu banyak ditemukan orang tua yang belum memberikan

kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan terhadap kariernya.

Banyak juga terjadi penjurusan siswa ke program studi dan jurusan di SMK tidak

melaksanakan tes potensi diri terhadap siswa sebagai upaya penjurusan siswa,

sehingga tidak mendukung tercapainya kesesuaian antara kondisi dan potensi diri

(17)

jurusan yang sesuai bukan sesuatu hal yang mudah sehingga siswa yang akan

melangkah ke SMK dituntut untuk mampu memahami diri dan menghayatinya

sehingga dapat menentukan pilihan jurusan yang benar-benar sesuai untuknya,

serta memberikan kontribusi mengembangkan arah karier dan kesuksesan

kariernya.

Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil studi pendahuluan (1 November

2012) terhadap kompetensi karir peserta didik di SMK Negeri 2 Subang yang

terungkap bahwa pada masa orientasi peserta didik baru, hampir 10% dari jumlah

peserta didik mengalami kebingungan dalam penyesuaian karirnya. Pergantian

kompetensi keahlian pun sering terjadi selama masa orientasi peserta didik 6

bulan, meskipun kompetensi keahlian yang telah dipilihnya tersebut adalah hasil

wawancara dan tes tulis ketika pendaftaran. Selain itu, tidak hanya peserta didik

yang berganti-ganti kompetensi keahlian, peserta didik yang mengundurkan diri

pun ada sekitar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya kebingungan

peserta didik mengenai dirinya, sehingga yang telah diputuskannya masih belum

ajeg.

Seiring dengan perkembangan zaman, orangtua mulai menyekolahkan

anaknya ke sekolah kejuruan. Direktur SMK Kementrian Pendidikan Nasional

(Kemendiknas), Joko Sutrisno (Yanuar, 2011 dalam http://www.jurnas.com)

mengatakan bahwa peminat SMK dari tahun ke tahun meningkat karena SMK

mampu berperan dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia terlihat dari

peningkatan lulusan langsung bekerja. lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

mulai tertarik untuk melanjutkan pendidikan lanjutan ke Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) agar lulusannya lebih memiliki keterampilan khusus dan dapat

bersaing di masyarakat. Berbagai inovasi penciptaan produk oleh siswa-siswa

SMK meningkatkan daya tarik tersendiri.

Conant (Santrock, 1995: 14) mengungkapkan bahwa “…kurikulum

sekolah menengah lanjutan menjadi lebih komprehensif dan berkembang, meliputi

(18)

5

peserta didik mampu meningkat didukung dengan kurikulum yang ada di setiap

sekolah.

Schippers (Nasrul, 2012 dalam http://nasrularpansa.wordpress.com),

mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis

yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang pertukangan, bisnis,

industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Ditinjau dari

fokus pendidikan kejuruan tersebut, para lulusan SMK dituntut untuk memiliki

keterampilan sesuai persyaratan di lapangan kerja. Oleh karena itu, para peserta

didik dituntut untuk memiliki kompetensi karir yang tinggi dalam kemampuan

bekerja, mengembangkan bakat dan minat, merencanakan karir di masa yang akan

datang, menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Selanjutnya Bappenas mengkoordinasikan arahan Presiden RI tentang

tema prioritas SMK untuk tahun 2009-2014 sebagai berikut.

“Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja” (Direktur Pembinaan SMK, 2012: 2).

Peningkatan jumlah lulusan SMP yang melanjutkan studi ke SMK dari

tahun ke tahun, tidak menutup kemungkinan munculnya fenomena di lapangan

terkait dengan kompetensi karir yang rendah pada peserta didik SMK

sebagaimana yang telah dipaparkan. Sehingga memicu para pendidik untuk

mengembangkan kembali kemampuan dalam hal mengajar dan membimbing

sebagai upaya mencapai tujuan pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dalam meningkatkan potensi siswa untuk siap bekerja dan matang dalam

karirnya, salah satunya dengan adanya bimbingan karier di sekolah.

Peserta didik SMK kelas X memiliki banyak kesempatan dalam

mendapatkan pendidikan karier dalam mengembangkan kompetensi karier

(19)

diutamakan untuk kelas XII semakin hari kian terkikis karena pendidikan karir

diperuntukkan oleh semua individu sesuai usianya, sebagaimana yang

dikemukakan Gibson, R.L. dan Mitchell, M.H. (2011: 445-446) bahwa:

Pendidikan Karier (career education) adalah pengalaman pendidikan terencana yang memfasilitasi pengembangan karier seseorang dan mempersiapkannya masuk ke dunia kerja. Totalitas pengelaman di mana seseorang belajar dan mempersiapkan diri untuk terlibat di dalam pekerjaan sebagai bagian dari cara memperoleh penghasilan. Tanggung jawab utama sekolah dengan fokus kepada pembelajaran, perencanaan dan persiapan memasuki sebuah karier.

Guru Bimbingan dan Konseling dapat menerapkan Bimbingan Karir

sebagai salah satu bentuk layanan Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi

atau menyelesaikan permasalahan karir yang dirasakan oleh peserta didiknya. Di

abad ke-21 ini, Guru Bimbingan dan Konseling perlu mengembangkan program

Bimbingan dan Konseling Karier yang komprehensif, salah satunya adalah

program bimbingan yang berbasis perkembangan. Guru Bimbingan dan

Konseling sebagai pendidik hendaknya dapat menerapkan suatu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi.

Penelitian bahwa program bimbingan karir berbasis perkembangan ini

layak dan efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik pernah

dilakukan oleh Lapan, Gysbers, dan Sun (Hughes dan Karp, 2004: 19) dengan

hasil adanya hubungan yang positif antara program bimbingan dan konseling

komprehensif dalam hal perkembangan karir peserta didiknya dengan

menggunakan data dari 236 sekolah menengah atas Missouri yang menghasilkan

peningkatan peserta didik dalam hal : (a) Kesiapan masa depan karir, dan (b)

Informasi karir untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Pentingnya bimbingan karir komprehensif di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) ditunjukkan dengan adanya indikasi kurangnya kompetensi karir peserta

didik SMK dengan fenomena di lapangan sebagai berikut: (1) Pemilihan suatu

(20)

7

minat ataupun kepribadian. Peserta didik cenderung memilih pendidikan lanjutan

atas dasar mengikuti pilihan teman, popularitas pekerjaan, identifikasi dengan

orang tua, ataupun atas dasar pilihan orang tua, (2) Orang tua yang belum

memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan

terhadap karirnya, (3) Penjurusan peserta didik ke program studi dan jurusan di

SMK tidak melaksanakan tes potensi diri, sehingga tidak mendukung tercapainya

kesesuaian antara kondisi dan potensi diri peserta didik (self) dengan bidang

pendidikan serta jurusan yang ditempuh.

Bimbingan karir sebagai salah satu bidang dari bimbingan dan konseling

mampu menjadi solusi untuk mengentaskan permasalahan karir yang dialami oleh

peserta didik SMK. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek

karir (ABKIN, 2008: 199-200) diantaranya: (1) Memiliki pemahaman diri

(kemampuan, minat dan pekerjaan) yang terkait dengan pekerjaan, (2) Memiliki

pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang

kematangan kompetensi karir, (3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, (4)

memahami relevansi kompetensi belajar, (4) Membentuk identitas karir, (5)

memiliki kemampuan merencanakan masa depan, (6) Dapat membentuk pola-pola

karir, (7) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat, dan (8) Memiliki

kemampuan untuk mengambil keputusan karir.

Masalah utama penelitian ini adalah “program bimbingan karir berbasis

perkembangan seperti apa yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir

peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013?”. Secara

lebih rinci masalah utama tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2

Subang Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan

(21)

3. Bagaimana efektifitas program bimbingan karir berbasis perkembangan

untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2

Subang Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Penjelasan Istilah

Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel terikatnya yaitu yaitu

kompetensi karir dan variabel bebasnya yaitu program bimbingan karir berbasis

perkembangan. Adapun kedua istilah dalam penelitian ini memiliki arti dan

operasional sebagai berikut.

1. Kompetensi Karir

Kompetensi karir menurut Kuijpers dan Scheerens (2006: 305) adalah

kemampuan yang relevan bagi peserta didik untuk mengembangkan karir mereka

sendiri, terlepas dari spesifik hal yang mereka miliki. Empat kompetensi karir

antara lain: (a) Kesadaran Karir yaitu kompetensi untuk merefleksikan kapasitas

pribadi dan motif tentang karir yang meliputi: kesadaran kapasitas (bakat) dan

kesadaran motivasi, (b) Eksplorasi Karir yaitu kompetensi untuk menjelajahi

pasar tenaga kerja dan lingkungan kerja yang spesifik untuk pekerjaan yang sesuai

dan prospek mobilitas yang meliputi: orientasi pekerjaan dan orientasi mobilitas,

(c) Kontrol Karir yaitu kompetensi untuk merencanakan dan bertindak pada

proses sendiri belajar dan bekerja yang meliputi: perencanaan karir, kontrol proses

belajar, kontrol proses perencanaan dan keseimbangan antara pekerjaan dengan

kehidupan pribadi, (d) Presentasi Diri yaitu kompetensi untuk menunjukkan dan

mendiskusikan kapasitas seseorang dan nilai-nilai mengenai pekerjaan, sehingga

meningkatkan pilihan seseorang dalam pengembangan karir yang meliputi:

promosikan pekerjaan, penampilan kerja dan jaringan.

Kompetensi karir individu membantu seseorang dalam mengidentifikasi

frustasi yang timbul dalam situasi karir dan membuat keputusan yang tepat untuk

memecahkan situasi, sebagaimana yang dijelaskan Arthur, dkk. (Tubutiene, 2010:

165) bahwa :

(22)

9

or “strategic competencies”. In contrast, the “career” spans wider social

roles, occupies a much longer time-frame than the “job” and provides a more complex framework for conceptualizing competencies and their

accumulation.”

Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa kompetensi karir terbingkai pada skema konvensional “kompetensi teknis”, “kompetensi interpersonal” dan “konseptual” atau “kompetensi strategi”. Sebaliknya “karir” merentang peran sosial yang lebih luas, lebih lama menempati kerangka waktu dari “pekerjaan” dan menyediakan kerangka kerja yang lebih kompleks untuk konseptualisasi

akumulasi dan kompetensi mereka.

Menurut Kuijpers, dkk. (2006: 169-170), kompetensi karir dapat dilihat

dari kemampuan manajemen diri seseorang dari pengalaman kerja dan belajar

untuk mencapai kemajuan karir yang diinginkan. Komponen kompetensi terdiri

dari: (a) Kemampuan Aktualiasi Karir; yang berhubungan dengan tujuan karir, (b)

Refleksi Karir; akan menghasilkan pilihan karir yang bersamaan dengan

kemampuan yang ada. Kemampuan untuk mencerminkan kompetensi individu

sendiri atau lainnya berhubungan karirnya yang mengarah pada kemampuan

realitasnya, (c) Refleksi Motivasi; keinginan seseorang dan nilai-nilai sesuai

dengan perspektif karir juga akan membantu dengan membuat pilihan yang

realistis, (d) Eksplorasi Pekerjaan; dari sudut apresiasi eksternal pekerjaan

seseorang dalam hal gaji dan status, terutama jika orang tersebut bersedia untuk

menjelajahi bagaimana menggunakan kompetensi dengan cara terbaik untuk jalur

karir yang sukses akan membantu memahami kemungkinan untuk pengembangan

karir. (e) Kontrol Karir; dalam hal berorientasi pada tujuan belajar menekankan

kemampuan untuk mencerminkan proses belajar dan hasil sendiri, (f) Jaringan

dengan berbagai individu, profesional dapat membantu untuk mencapai internal

dan kesuksesan karir eksternal dan memahami berbagai jalur karir.

Greenhouse, dkk. (Tubutiene, 2010: 163) membedakan 5 kemampuan

utama individu dalam menentukan sukses karirnya yaitu : (a) Mengumpulkan

informasi yang relevan tentang dirinya sendiri dan dunia kerja, (b)

(23)

yang disukai sebagai serta alternatif pilihan pekerjaan, (c) Mengembangkan tujuan

karir yang realistis berdasarkan informasi, (d) Mengembangkan dan menerapkan

strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan, dan (e) Mendapatkan umpan balik

tentang efektivitas strategi dan relevansi tujuan.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tentang definisi kompetensi karir,

maka disimpulkan bahwa kompetensi karir adalah kemampuan peserta didik

untuk bertindak dalam mencapai karirnya dalam segi pengetahuan (kemampuan),

sikap/nilai dan keterampilan (motivasi).

2. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan

Santoadi (2010: 24) menjelaskan bahwa program bimbingan karir

komprehensif, akan memfokuskan pada perkembangan dalam segala bidang salah

satunya adalah pada ranah karir. Program bimbingan karir berbasis perkembangan

merupakan suatu program yang berorientasi perkembangan untuk membantu

peserta didik sesuai potensinya yang penuh/optimal dalam ranah karir. Program

bimbingan karir berbasis perkembangan sangat dipengaruhi oleh perkembangan

karir (career development) yang mana merupakan suatu keberhasilan dalam

kehidupan karir yang didahului dengan kemampuan mempersiapkan diri (memilih

bidang studi dan karir yang tepat, mengembangkan kemampuan yang relevan,

menyesuaikan diri dengan tuntutan studi dan karir).

Program bimbingan karir berbasis model pendidikan karir komprehensif

yang dikembangkan Sidney J. Marland pada tahun 1972 dibuat untuk

meningkatkan kompetensi karir sesuai dengan tahap perkembangannya. Model ini

memiliki delapan komponen dasar (Winkel dan Hastuti, 2012: 673) yaitu: (a)

pemahaman diri, (b) kesadaran tentang jabatan-jabatan dan gaya hidup yang

berkaitan dengan keterlibatan dalam suatu jabatan, (c) kesadaran tentang sikap

dan nilai sehubungan dengan partisipasi dalam dunia kerja, (d) kesadaran tentang

kaitan antara ekonomi dan dunia kerja, (e) kesadaran tentang

kemahiran-kemahiran intelektual dan keterampilan-keterampilan motorik yang diperlukan

untuk dapat memangku suatu jabatan, (f) cara berpikir dan bertindak yang tepat

(24)

11

cara bertindak yang tepat bila akan mencari lowongan kerja dan memasukkan

lamaran dan (h) kesadaran tentang kaitan antara program-program studi dan

kursus-kursus latihan dengan kualifikasi-kualifikasi yang harus dimiliki untuk

dapat memenuhi tuntutan-tuntutan jabatan.

Dapat disimpulkan bahwa program bimbingan karir berbasis

perkembangan adalah serangkaian kegiatan yang berbasis pendidikan karir untuk

mengembangkan karir dan kompetensi karir. Implementasi program bimbingan

karir berbasis perkembangan berupa suatu kegiatan pengembangan karir dan

perencanaan karir.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan program bimbingan

karir berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir

peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013. Secara

khusus penelitian ini ditujukan yaitu untuk menghasilkan data empirik tentang:

1. profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun

Ajaran 2012/2013;

2. rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang layak

menurut prakar dan praktisi; dan

3. efektifitas program bimbingan karir berbasis perkembangan dalam upaya

peningkatan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang

Tahun Ajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat dalam rangka pengembangan

konsep program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk meningkatkan

kompetensi karir peserta didik kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Guru

(25)

(PPB), Peserta Didik Kelas X SMAN 2 Subang dan Peneliti selanjutnya, sebagai

berikut.

1. Bagi guru BK, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai panduan

teknis dalam pelaksanaan program bimbingan karir berbasis

perkembangan untuk penyelenggaraan yang lebih luas sasarannya dan

instrumen kompetensi karir yang telah teruji dapat digunakan untuk

menggambarkan kondisi nyata mengenai kompetensi karir peserta didik

kelas X SMK.

2. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), hasil penelitian

ini dapat dijadikan sebagai pengembangan konseptual dan potensi

mahasiswa PPB dalam melaksanakan bimbingan karir komprehensif yang

mampu meningkatkan kompetensi karir peserta didik SMK.

3. Bagi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang, penelitian ini dapat

meningkatkan kompetensi karir peserta didik sehingga lebih mantap dalam

menjalani proses pembelajaran di sekolah sampai pada penentuan karir

setelah lulus sekolah.

4. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan

fokus-fokus penelitiannya pada kajian yang lebih relevan dan dapat pula

dikembangkan pada jenjang pendidikan yang berbeda atau tingkatan yang

berbeda pada jenjang pendidikan yang sama. Penelitian selanjutnya dapat

dilakukan guna menjadikan program bimbingan karir berbasis

(26)

13

F. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini

bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan analisis data

bersifat kuantitatif/statistik (Sugiyono: 2010: 14). Pendekatan kuantitatif dalam

penelitian ini digunakan untuk menganalisis tingkat kompetensi karir peserta

didik dari skor total peserta didik dalam memilih pernyataan-pernyataan dalam

instrumen.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, sebagaimana

Sugiyono (2010: 107) menyatakan bahwa metode ekperimen merupakan bagian

dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan

adanya kelompok kontrol. Dengan demikian penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2010:

108-109) antara lain: (1) Pre-Experimental: One-shot Case Study, One Group

Pretest-Posttest dan Intec-Group Comparison; (2) True-Experimental: Posttest

Only Control Design dan Pretest-Posttest Control Group Design; (3) Factorial

Experimental; dan (4) Quasi Experimental: Time-Series Design dan

Nonequivalent Control Group Design.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen murni (true

experimental) dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.

Sugiyono (2010: 113) menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua

kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui

keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara

(27)

Gambar 1.1

Kerangka Penelitian Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik SMK

PENDAHULUAN Identifikasi Masalah

Studi Lapangan

Studi Pustaka

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Keterbacaan Penyusunan

Instrumen

Instrumen Terstandar

Profil Kompetensi Karir Peserta Didik SMK Pre-tes

Treatmen

Post-tes

Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan

PELAKSANAAN EKSPERIMEN

HASIL DAN LAPORAN

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Subang yang

berlokasi di Jl. Wera Km.05 Dangdeur Subang. Sekolah ini memiliki salah satu

tujuan yaitu mendidik dan melatih peserta didiknya untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan Nasional dan Internasional, serta melatih peserta didik untuk menjadi

plasma usaha. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan sekolah tersebut, peserta

didik perlu untuk mengembangkan kompetensi karirnya.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang

Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 1023 orang yang meliputi 15 kompetensi

keahlian. Penentuan anggota populasi didasarkan atas pertimbangan bahwa: (a)

Peserta didik termasuk remaja yang sedang belajar membedakan antara pilihan

pekerjaan yang disukai dengan pekerjaan yang dicita-citakan. Besarnya minat

remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap

pekerjaan (Hurlock, 1980: 221); dan (b) Fenomena yang terjadi pada peserta didik

kelas X SMK Negeri 2 Subang yaitu belum ajegnya minat kejuruan, pertentangan

antara minat orang tua dan anak, ketidaksiapan peserta didik dalam situasi

pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan catatan di sekolah

bahwa sampai dengan November 2012, terdapat 10% peserta didik kelas X Tahun

Ajaran 2012/2013 yang pindah kompetensi keahlian dan mengundurkan diri.

3. Sampel Penelitian

Akdon dan Hadi (2008: 98) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian

dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”.

(29)

akan mewakili jumlah dan karakteristik dari keseluruhan populasi. Pengambilan

sampel dalam penelitian dilakukan sebanyak dua kali.

Pengambilan sampel yang pertama bertujuan untuk mengungkap profil

kompetensi karir peserta didik kelas X. Pertimbangan peneliti tidak mengambil

profil dari 1023 peserta didik dikarenakan kondisi di sekolah yang tidak

memungkinkan yaitu tidak lengkapnya 1023 peserta didik tersebut karena ada

yang sudah terjun ke produksi. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster

Sampling, sebagaimana pandangan Sukmadinata (2012: 259) bahwa:

… di SMK ada jurusan, program studi atau bidang keahlian. Jurusan,

program studi. dan bidang keahlian tersebut merupakan klaster-klaster, tidak berbeda dalam tingkatan atau strata, tetapi masing-masing klaster mempunyai karakteristik sendiri. Seperti halnya dalam strata, dalam kaster pun tidak bisa diambil sampel acak antarklaster, tetapi harus di dalam klaster. Karena di dalam masing-masing klaster karakteristiknya sama atau bersifat acak maka dapat diambil sampel secara acak. Dalam pengambilan sampel ini pun harus diambil sampel secara proposional.

Pengambilan sampel secara representatif menggunakan rumus dari Taro

Yamane (Akdon dan Hadi, 2008: 107) sebagai berikut.

η =

N

N. 2+1

Keterangan:

η

= jumlah sampel; N= jumlah populasi; d2= presisi yang ditetapkan

Jumlah populasi peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang sebesar N =

1023 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan = 5% atau 0,05, maka jumlah total

sampel yang diperoleh adalah:

η = N . 2+1 =

1023

(1023∗0.0025 )+1 = 288 orang

Jumlah tersebut disebar secara proposional, sehingga tiap kompetensi

keahlian memiliki jumlah sampel yang berbeda. Pengambilan sampel secara

proposional memakai rumus dari Sugiyono (Akdon dan Hadi, 2008: 109) sebagai

(30)

61

ηi = Jumlah sampel di kompetensi keahlian

Ni = Jumlah populasi di kompetensi keahlian

N = Jumlah populasi seluruhnya n = Jumlah sampel seluruhnya

Pengambilan sampel yang kedua bertujuan untuk menentukan kelompok

ekperimen dan kontrol dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling,

artinya setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk dipilih. Dalam penelitian

ini, peneliti mengambil 40 orang peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi

karir terendah. Setelah itu, ditentukan 20 orang peserta didik yang termasuk ke

dalam kelompok eksperimen dan kontrol secara acak tanpa mempelihatkan urutan

asalkan rata-rata kompetensi karir kedua kelompok tersebut hampir sama (tidak

berbeda secara signifikan). Pertimbangan peneliti mengambil masing-masing 20

orang peserta didik untuk ditempatkan di kelompok eksperimen dan kontrol

karena sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010: 132) bahwa keefektifan ukuran

sampel penelitian yang menggunakan kelompok eksperimen dan kontrol yaitu

masing-masing 10-20 orang.

Berdasarkan kedua teknik sampling di atas, rincian dari sampel penelitian

dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Agribisnis Produksi Tanaman 36 10

Agribisnis Produksi Ternak 13 4

Agribisnis Produksi Sumber Daya Perairan 11 3

Agribisnis Hasil Pertanian 13 4

Nautika Kapal Penangkap Ikan 74 21

Nautika Kapal Niaga 63 18

Teknika Kapal Niaga 42 12

Teknik Kendaraan Ringan 70 20

Teknik Sepeda Motor 351 99

Teknik Elektronika Industri 33 9

Rekayasa Perangkat Lunak 65 18

Teknik Pemesinan 143 40

Jasa Boga 40 11

Busana Butik 22 6

Usaha Perjalanan Wisata 47 13

(31)

2. Pelaksanaan Program

Bimbingan Karir Perkembangan

Kelompok Kategori Jumlah

Kelompok Eksperimen* Terendah 20

Kelompok Kontrol* Terendah 20

Jumlah Total 40

Keterangan:

Daftar peserta didik yang termasuk ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Lampiran C.7 hal.222.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini

merupakan pendekatan ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono,

2010: 13).

Data yang dihasilkan melalui pendekatan kuantitatif ini berupa: (a) profil

kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang, yang diungkap

oleh Instrumen Kompetensi Karir Peserta Didik SMKyang dijadikan landasan

penyusunan program bimbingan karir berbasis perkembangan, dan (b) gambaran

keefektifan program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk meningkatkan

kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran

2012/2013.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan karir

berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta

didik. Champbel dan Stanley (Sukardi, 2008: 184) mengungkapkan mengenai

model desain penelitian yang jumlahnya 12 model dan terbagi dalam tiga

kelompok besar, yaitu praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi

experiment).

Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen murni (true

experimental) dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.

Sugiyono (2010: 113) menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua

(32)

63

keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara

kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.

Skema model Pretest-Posttest Control Group Design dapat dilihat pada

tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiyono, 2010: 112)

Keterangan :

O1 = Pre-test pada kelompok eksperimen.

O3 = Pre-test pada kelompok kontrol.

X = Perlakuan dengan serangkaian kegiatan dalam Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan.

O2 = Post-test pada kelompok eksperimen.

O4 = Post-test pada kelompok kontrol.

Keefektifan ditinjau dari hasil perbandingan post test kelompok

eksperimen dan kontrol. Bila nilai O2 secara signifikan lebih tinggi dari O4, maka

treatment yang dilaksanakan efektif. Hal tersebut harus dipastikan bahwa

pengujian nilai O1 dan O3 adalah seimbang (Sugiono, 2010: 416-417).

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah kompetensi

karir peserta didik dan program bimbingan karir berbasis perkembangan. Definisi

dari kedua variabel tersebut dioperasionalkan berdasarkan definisi konseptual

pada Bab II. Berikut ini disajikan definisi operasional dari kedua variabel.

1. Kompetensi Karir Peserta Didik

Pada tataran operasional, kompetensi karir dalam penelitian ini adalah

respon peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013

terhadap berbagai pernyataan tertulis tentang kemampuan untuk bertindak dalam

memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan. Aspek yang diukur dari kompetensi

karir adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam penelitian, aspek yang R O1 X O2

(33)

diukur dibatasi pada aspek pengetahuan dan sikap, karena keterampilan

memerlukan waktu pengukuran (observasi dan studi dokumentasi) yang lebih

lama, sedangkan kondisi sekolah yang peserta didiknya tidak selalu berada di

lingkungan sekolah.

Adapun pengukuran kompetensi karir peserta didik mencakup hal-hal

berikut ini.

a. Aspek pengetahuan ditunjukkan dengan indikator: (1) pemahaman diri, (2)

pengenalan lingkungan, (3) identifikasi dunia kerja dan (4) pertimbangan

peluang karir.

b. Aspek sikap yang ditunjukkan dengan indikator: (1) kemandirian, (2)

keterlibatan, (3) keyakinan dan (4) perencanaan masa depan.

2. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan

Pada tataran operasional, program bimbingan karir berbasis perkembangan

merupakan serangkaian satuan kegiatan layanan yang terencana dan berorientasi

pada perkembangan karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun

Ajaran 2012/2013 untuk mempersiapkan karir dalam pendidikan lanjutan dan

pekerjaan.

Program bimbingan karir berbasis perkembangan harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut: (a) terpusat pada peserta didik, artinya program bimbingan

harus menyajikan pengalaman-pengalaman yang dibutuhkan oleh peserta didik

untuk meningkatkan perkembangan karirnya; (b) berorientasi pada lingkungan

sosial, ekonomi dan budaya yang memiliki dampak terhadap perkembangan karir

peserta didik; dan (c) terarahkan pada perkembangan kemampuan-kemampuan

peserta didik yang dibutuhkan untuk dapat merencanakan masa depannya.

Program bimbingan karir ini mengacu pada Model Pendidikan Karir

Komprehensif yang memiliki delapan komponen dasar. Pada penelitian ini,

delapan komponen dasar tersebut dijadikan tahapan layanan, antara lain: (a)

(34)

65

Ekonomi, (e) Pengambilan Keputusan, (f) Kompetensi Awal, (g) Keterampilan

Pekerjaan, dan (h) Sikap dan Apresiasi.

Struktur program bimbingan karir berbasis perkembangan yang

dikembangkan terdiri atas: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran

program, rencana operasional, pengembangan tema/topik yang dioperasionalkan

pada pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (SKLBK),

evaluasi dan tindak lanjut program, serta indikator keberhasilan.

D. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang layak disebarkan kepada peserta didik ditempuh dengan

langkah-langkah antara lain: penentuan jenis instrumen, penentuan DOV,

pengembangan kisi-kisi, perumusan butir pernyataan instrumen dan pengujian

instrumen. Langkah-langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompetensi karir peserta didik

SMK berupa kuesioner/angket. Angket digunakan atas dasar jumlah responden

besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang

sifatnya rahasia (Sugiyono, 2010: 172).

Skala yang digunakan adalah skala penilaian untuk menilai sikap atau

perilaku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa

pernyataan kepada responden mengenai delapan indikator kompetensi karir dari

aspek pengetahuan dan sikap yaitu: pemahaman diri, pengenalan lingkungan,

identifikasi dunia kerja, pertimbangan peluang karir, kemandirian, keterlibatan,

keyakinan dan perencanaan masa depan. Instrumen dengan empat alternatif

jawaban ini berbentuk data ordinal.

2. Pengembangan Kisi-Kisi

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh gambaran kompetensi karir

peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 berupa

(35)

(Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai) yang terdiri dari

pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Lebih jelasnya, kisi-kisi instrumen kompetensi karir peserta didik SMK

dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-)

peranan dan pengaruh lingkungan

rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karir.

9, 10, 13,

14, 15, 17 11, 12, 16 9

Identifikasi Dunia Kerja

Mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja.

18, 19, 20,

21, 22, 25 23, 24 8

Pertimbangan Peluang Karir

Pemikiran dan penelaahan kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan.

27, 28, 30,

32, 33, 34 26, 29, 31 9

Sikap

Kemandirian Ketidaktergantungan dalam menetapkan

pilihan karir, mampu mengatasi masalah yang muncul sehubungan dengan karir yang dipilih,

35, 39, 40,

41, 42 36, 37, 38 8

Keterlibatan Ikut berdiskusi dan berusaha mencari

informasi tentang pekerjaan yang

diminati.

43, 44, 48,

49, 50 45, 46, 47 8

Keyakinan Rasa optimis untuk merencanakan dan

memutuskan karir setelah lulus sekolah. 52, 53, 57

51, 54,

55, 56 7

Perencanaan masa depan

Merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

58, 60, 62 59, 61,

63, 64 7

Total Pernyataan 64

Tabel 3.3 di atas menunjukkan kisi-kisi sebelum uji coba yang terdiri dari

64 butir pernyataan (butir pernyataan instrumen sebelum uji coba dapat dilihat

pada Lampiran A.2 hal 142).

3. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen dilaksanakan dengan tahapan-tahapan berikut ini.

(36)

67

Dalam menguji validitas konstrak dibutuhkan pendapat para ahli

(judgment experts). Dalam hal ini para ahli/pakar diminta pendapatnya tentang

instrument yang telah disusun dari segi konstruk (susunan kata), isi dan bahasa.

Kelayakan instrumen diuji oleh para pakar yang ahli dalam bidangnya. Pada

penelitian ini, kelayakan instrumen diuji oleh tiga orang pakar yaitu dosen jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang ahli di bidang karir dan instrumen.

Pengujian konstruk instrumen dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober – 13

November 2012. Pertimbangan kelayakan instrumen ini berkualifikasi Memadai

(M) yang berarti pernyataan layak digunakan dalam instrumen penelitian dan

Tidak Memadai (TM) yang berarti pernyataan perlu dibuang atau hanya direvisi

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

Berdasarkan uji kelayakan instrumen oleh para pakar, instrumen

kompetensi karir SMK berjumlah 64 butir pernyataan masih terdapat kalimat yang

rancu, dalam segi isi dan bahasa ada beberapa yang perlu diperbaiki. Berikut hasil

uji kelayakan instrumen oleh para pakar.

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen oleh Pakar

Kesimpulan Nomor Item Jumlah

Memadai 1, 10, 11, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 34, 37, 42, 44, 48, 49, 54, 57, 58, 61, 62, 63, 64

25

Revisi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 15, 16, 18, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31,32, 33, 35, 36, 38, 39, 40,41, 43, 45, 46, 47, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 59, 60

39

Keterangan: Hasil Pertimbangan Instrumen oleh Pakar dapat dilihat pada Lampiran D.1.hal.229.

Guna mendukung kualitas konstruk (susunan kata), isi dan bahasa,

dilaksanakan uji keterbacaan instrumen yang dilaksanakan kepada enam peserta

didik kelas X dari berbagai SMK di Kabupaten Subang pada tanggal 14

November 2012. Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat

keterbacaan instrumen dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh.

(37)

terdapat ketidaksesuaian dari keseluruhan butir pernyataan. Para peserta didik

memahami dan merasa mampu untuk mencerna maksud dari tiap butir pernyataan.

Setelah pengujian konstruk oleh para pakar dan enam peserta didik SMK,

maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan

pada tanggal 17 November 2012 terhadap 31 orang peserta didik kelas X SMK

Negeri 2 Subang yang tidak dijadikan sampel penelitian.

b. Uji Validitas Item

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item (Sugiyono, 2010:

187) yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

jumlah tiap skor butir. Instrumen kompetensi karir yang valid berarti instrumen

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Instrumen dengan bentuk data ordinal, perhitungan validitasnya pun

menggunakan rumus Spearman Rank (rho). Metode korelasi Spearman Rank

(rho) dapat disebut korelasi berjenjang atau korelasi berpangkat dan ditulis

dengan notasi (rs). Metode ini bertujuan untuk mendapatkan validitas empiris alat

pengumpul data dengan bentuk data ordinal. Adapun langkah-langkah

menghitung validitas item, sebagai berikut.

1) Menghitung koefisien korelasi setiap butir item dengan skor total dengan

rumus korelasi Spearman Rank, sebagai berikut.

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Spearman Rank

d2 = Selisih setiap pasangan rank

n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman

(Riduwan dan Sunarto, 2009: 74)

2) Mencari nilai r tabel untuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dan r tabel untuk

jumlah responden 31 adalah 0.364.

rs = 1 - 6∑d

2

(38)

69

3) Membuat keputusan dengan membandingkan rs hitung dengan rs tabel. Kaidah

keputusan suatu instrumen dikatakan valid apabila rshitung > rstabel sebaliknya

apabilarshitung < rstabel dikatakan tidak valid.

Diantara 64 item yang diujicobakan, diperoleh 48 item yang memenuhi

kriteria penerimaan rs tersebut.

Tabel 3.5

Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau

keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur

yang hendak diukur.

Menurut Arikunto (2006: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya

merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus

Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Keterangan:

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan

Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.6

11 = k

k−1 1− Σ��

(39)

Tingkat Reliabilitas Instrumen

Penentuan koefisien reliabilitas,

digunakan kriteria interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen

Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha adalah

0,886. Bila dibandingkan dengan rtabel (0,355) maka rhitung (0,886), dengan

demikian, instrumen kompetensi karir dapat dikatakan reliabel. Jika dilihat tabel

3.7 diketahui harga reliabilitas instrumen (0,886) berada pada tingkat reliabilitas

yang sangat tinggi. Tingkat reliabilitas yang sangat tinggi menandakan bahwa

instrumen kompetensi karir dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya

sebagai alat pengumpul data kompetensi karir peserta didik.

Setelah melewati proses uji coba pada 31 orang peserta didik SMK Negeri

2 Subang yang tidak dijadikan sampel penelitian dan diuji validitas dan

reliabilitasnya, didapatkan kisi-kisi instrumen yang terdiri dari 48 pernyataan,

seperti di bawah ini.

Tabel 3.8

Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Setelah Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-) Cronbach's Alpha N of Items

(40)

71

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-)

Lingkungan peranan dan pengaruh lingkungan rumah,

sekolah, dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karir.

12

Identifikasi Dunia Kerja

Mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja.

14, 15, 16,

17, 18, 19 - 6

Pertimbangan Peluang Karir

Pemikiran dan penelaahan kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan.

20, 21, 22,

23, 25, 26 24 7

Sikap

Kemandirian Ketidaktergantungan dalam menetapkan

pilihan karir, mampu mengatasi masalah yang muncul sehubungan dengan karir yang dipilih,

28, 29, 30,

31 27 5

Keterlibatan Ikut berdiskusi dan berusaha mencari

informasi tentang pekerjaan yang

diminati.

32, 33, 35,

36, 37 34 6

Keyakinan Rasa optimis untuk merencanakan dan

memutuskan karir setelah lulus sekolah. 39, 40 38, 41, 42 5

Perencanaan masa depan

Merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

43, 44, 45 46, 47, 48 6

Total Pernyataan 48

Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa instrumen kompetensi karir

sebelum uji coba yang terdiri dari 64 butir pernyataan menjadi 48 butir pernyataan

setelah dilaksanakan uji coba instrumen dan diuji validitas dan reliabilitasnya

(butir pernyataan instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada Lampiran A.4.

hal 147).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan kuesioner

(angket). Sugiyono (2010: 199) memaparkan bahwa kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.

Dalam mengumpulkan data, kuesioner yang disebarkan kepada responden

berbentuk pernyataan-pernyataan kompetensi karir yang didalamnya terdapat hal

mengenai pemahaman diri, pengenalan lingkungan, identifikasi dunia kerja,

(41)

berisi 64 pernyataan (sebelum uji coba), ini disebarkan untuk kepentingan mencari

tingkat validitas dan reliabilitas. Kuesioner setelah uji coba berisi 48 pernyataan,

ini disebarkan dalam tahap penelitian pretest dan posttest.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh terdiri dari dua data yaitu data tentang tingkat

kompetensi karir peserta didik dan data tentang keefektifan program bimbingan

karir berbasis perkembangan. Data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan

langkah-langkah berikut.

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jumlah angket

yang akan disebar sebelum dan setelah pelaksanaan. Selain itu, dilakukan

pemeriksaan identitas peserta didik yang dijadikan subjek penelitian yaitu nama

lengkap, kompetensi keahlian, jenis kelamin, pleton (peserta didik kelas X belum

dijadikan kelas selama enam bulan masa DIKLATSAR), dan kelengkapan

jawaban.

2. Skoring

Pengolahan data secara statistika diperlukan pola skor tiap penilaian

sebagaimana tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9

Pola Pemberian Skor Instrumen Kompetensi Karir

Pernyataan Skor Pilihan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

Positif (+) 4 3 2 1 Negatif (-) 1 2 3 4

Sumber : (Reksoatmodjo, T.N., 2009: 198)

Konversi skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh jumah responden

pada setiap aspek maupun skor total instrumen.

Gambar

Gambar 2.1 Perkembangan Tipe Perkembangan Menurut John L. Holland
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan
Tabel 3.1 SAMPEL PENELITIAN
Tabel 3.2 Pretest-Posttest Control Group Design
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DAN INTENSI PELAKSANAAN ETIKA KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT PADA PEGAWAI TINGKAT KECAMATAN DI KOTA BANDUNG.. Universitas

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap perencanaan kebutuhan pelatihan serta untuk menentukan pelatihan yang tepat

Social Anxiety Disorder, Fear of Public Speaking, and The.. use of Analysis

Pengenalan binatang khususnya binatang aves, mamalia, reptil dan amphibi merupakan salah satu cara memberikan informasi yang ditujukan untuk masyarakat khususnya anak-anak yang

Hal yang mendasari pengambilan contoh lahan tersebut adalah varietas yang berbeda dan umur tanam yang sama, memiliki gejala terserang uret, dan merupakan lahan endemik

Pada penelitian budidaya pascapanen dengan perlakuan gelap dan salinitas 20 ppt, 8HN3HG (pengkayaan N+P+Fe) dapat meningkatkan kadar agar dan produksi agar lebih tinggi

mereka inginkan, dan dari keluarga juga membiarkan Lanjut Usia. hidup sendiri tanpa ada

They cannot be used meaningfully without an understanding of basic concepts, including value and valuation [5].The re- search aimed to evaluate trees value around the Ciliwung