PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK
(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
WULAN NOVITASARI SUHERI 0806886
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS
PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK
Oleh
Wulan Novitasari Suheri
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
© Wulan Novitasari Suheri 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
WULAN NOVITASARI SUHERI 0806886
PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK
(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP. 19600829 198703 1 002
Pembimbing II
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828 200312 1 002
Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Wulan Novitasari Suheri. (2013). Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (True
Experimental) dengan menggunakan dua teknik sampling yaitu Cluster Sampling
untuk mengungkap profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMKN 2 Subang berjumlah 288 orang dan Simple Random Sampling untuk mengetahui keefektifan program bimbingan karir berbasis perkembangan dengan jumlah masing-masing 20 orang pada kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner/angket kompetensi karir peserta didik SMK. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) tingkat kompetensi karir peserta didik secara umum berada pada kategori cukup kompeten dengan persentase 17.01% berada pada kategori kompeten, dan 82.99% cukup kompeten; (2) rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi: Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Program, Rencana Operasional, Pengembangan Tema/Topik, Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan Indikator Keberhasilan; dan (3) program bimbingan karir berbasis perkembangan terbukti efektif dengan adanya peningkatan yang signifikan pada kompetensi karir peserta didik. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan program bimbingan karir berbasis perkembangan ini untuk diterapkan di seluruh peserta didik kelas X berdasarkan analisis kebutuhan dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan program bimbingan karir pada jenjang kelas, jenis sekolah (SMA atau MA), dan desain penelitian yang berbeda.
ABSTRACT
Wulan Novitasari Suheri. (2013). Career Guidance Program Based Development to Improve Career Competence of Students (True Experimental To The Students of Class X SMK Subang 2 Academic Year 2012/2013)
The general objective of this research is to produce a career guidance program based development is effective for improving the development of career competencies of learners. The research method used was a true by using two sampling techniques are Cluster Sampling to uncover career competency profile class X students SMK Subang 2 amounted to 288 people and Simple Random Sampling to determine the effectiveness of career guidance program based on developments with the respective number every 20 people in the experimental and control groups. Instruments used were questionnaires / career competency questionnaire vocational learners. The results obtained are: (1) the level of competence of learners career in general are fairly competent in the category with the percentage of 17.01% in the competent category, and 82.99% is quite competent, (2) formulation based career guidance program development as feasible by experts and practitioners include: Rationale, Description Requirement, Program Objectives, Operational Planning, Development Themes / Topics, Evaluation and Follow-up, and success indicators, and (3) development of program-based career guidance proved to be effective in the presence of a significant increase in the competence of the learners career . Recommendations based on the results of such studies teachers can use the guidance and counseling program based on the development of career guidance is to be applied in all class X students based on needs analysis and for further research are expected to develop a career guidance program on grade level, type of school (high school or MA), and different research designs.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii
DAFTAR ISI ………. v
DAFTAR TABEL ……… vii
DAFTAR GRAFIK ……….. ix
DAFTAR GAMBAR ……… x
DAFTAR LAMPIRAN ……… xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……… 6
C. Penjelasan Istilah ……….. 8
D. Tujuan Penelitian ………. 11
E. Manfaat Penelitian ………... 11
F. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 13
G. Kerangka Penelitian ………. 14
BAB II KONSEP KOMPETENSI KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN A. Konsep Kompetensi Karir ……… 15
B Konsep Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan………... 35
C. Penelitian Terdahulu ………. 55
D. Kerangka Berfikir ……… 57
BAB III: METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 59
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 62
D. Proses Pengembangan Instrumen ………. 65
E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 71
F. Teknik Analisis Data……… 72
G. Prosedur dan Tahap Penelitian ………... 78
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 81
B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 110
C. Keterbatasan Penelitian ………... 131
BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 132
B. Rekomendasi ……… 133
DAFTAR PUSTAKA ………... 136
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 2.1 Struktur Kompetensi Karir dalam Aspek Isi dan Indikator…... 18
Tabel 2.2 Kompetensi Karir Berdasarkan Connecticut Comprehensive School Counseling Program dari CSCA (2000) ……….. 20
Tabel 2.3 Konsep Kompetensi Karir Berdasarkan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008) ……… 21
Tabel 2.4 Tahap Proses Perkembangan Menurut Donald E. Super ……. 26
Tabel 2.5 Tugas-Tugas Perkembangan Karir Menurut Donald E. Super 26
Tabel 2.6 Fase Perkembangan Karir Menurut Kelompok Ginzberg …… 28
Tabel 2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Perkembangan Karir Individu ……… 32
Tabel 2.8 Tema dan Tindakan Pendidikan Karir Komprehensif untuk Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ………. 42
Tabel 2.9 Tahapan Pelaksanaan Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan………... 51
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ………. 61
Tabel 3.2 Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design……... 63
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Sebelum Uji Coba) ……….... 66
Tabel 3.4 Hasil Uji Kelayakan Instrumen oleh Pakar ……….. 67
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ……… 69
Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Instrumen ………. 69
Tabel 3.7 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen ……… 70
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Setelah Uji Coba) ……… 70
Tabel 3.9 Pola Pemberian Skor Instrumen Kompetensi Karir …………. 72
Tabel 3.10 Kategorisasi Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………… 73
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Kriteria Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………. 74
Tabel 3.12 Kualifikasi Kompetensi Karir Sesuai Kategori ……… 74
Tabel Hal Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 81
Tabel 4.2 Profil Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Kompetensi Keahlian ………...
83
Tabel 4.3 Persentase Tingkat Pencapaian Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ……….
86
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pencapaian Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek dan Indikator ………..
87
Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik
Kelompok Eksperimen ………. 102 Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik
Kelompok Eksperimen Setiap Indikator ……….. 103
Tabel 4.7 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik Kelompok Kontrol ………
104 Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik
Kelas Kontrol Setiap Indikator ……….
105 Tabel 4.9 Hasil Uji Mann-Whitney Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ………. 107 Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ………. 107 Tabel 4.11 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok
Eksperimen ……….. 108
Tabel 4.12 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok
Kontrol ………. 108
Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Pretest Kompetensi Karir Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setiap Indikator ……….. 109
Tabel 4.14 Hasil Uji Mann-Whitney Posttest Kompetensi Karir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setiap
DAFTAR GRAFIK
Grafik Hal
Grafik 4.1 Profil Umum Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK
Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 82
Grafik 4.2 Gambaran Awal Rata-Rata Skor Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ………. 99
Grafik 4.3 Gambaran Akhir Rata-Rata Skor Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ……… 100
Grafik 4.4 Gambaran Awal Rata-Rata Skor Setiap Indikator Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ………. 100
Grafik 4.5 Gambaran Akhir Rata-Rata Skor Setiap Indikator Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ………. 101
Grafik 4.6 Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen ……….. 103 Grafik 4.7 Nilai Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen Setiap Indikator ………... 104 Grafik 4.8 Nilai Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol…. 105
Grafik 4.9 Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Setiap Indikator ………..
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………..
14
Gambar 2.1 Perkembangan Tipe Perkembangan Menurut John L. Holland 31
Gambar 2.2 Bagan Peningkatan Kompetensi Karir Peserta Didik Melalui
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A: Rancangan Instrumen
A.1. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba 141 A.2. Butir Pernyataan Instrumen Sebelum Uji Coba 142 A.3. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba 146 A.4. Butir Pernyataan Instrumen Setelah Uji Coba 147
LAMPIRAN B: Rancangan Program
B.1. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan yang Layak
Menurut Pakar dan Praktisi 150 B.2. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) 168 B.3. Format Evaluasi Program 201
LAMPIRAN C: Pengolahan Data
C.1. Uji Validitas dengan SPSS 16.0 for Windows 202 C.2. Uji Reliabilitas dengan Microsoft Excel 2007 205 C.3. Perhitungan dan Konversi Skor Profil Umum Kompetensi Karir 206 C.4. Perhitungan Tingkat Ketercapaian Indikator 212 C.5. Perhitungan dan Konversi Skor Profil Khusus Kompetensi Karir 213 C.6. Perhitungan Penentuan Sampel 221 C.7. Daftar Peserta Didik pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol 222 C.8. Perhitungan Skor Gain Ternomalisasi pada Kelompok Eksperimen dan
Kontrol 223
C.9. Skor Pretest Kompetensi Karir Per Indikator 225 C.10. Skor Posttest Kompetensi Karir Per Indikator 226 C.11. Perhitungan Uji Mann-Whitney Pretest dengan Microsoft Excel 2007 227 C.12. Perhitungan Uji Mann-Whitney Posttest dengan Microsoft Excel 2007 228
LAMPIRAN D: Judgment Instrumen dan Program
D.1. Lembar Judgment Instrumen oleh Pakar 229 D.2. Lembar Judgment Program oleh Pakar dan Praktisi 232
LAMPIRAN E: Evaluasi Proses dan Hasil
E.1. Presensi Kehadiran Kelompok Eksperimen 235 E.2. Contoh Jurnal Kegiatan Peserta Didik Kelompok Eksperimen 236 E.3. Contoh Daftar Isian Peserta Didik Kelompok Eksperimen 239 E.4. Hasil Evaluasi Program dengan Koordinator BK 246
E.5. Dokumentasi Kegiatan 250
LAMPIRAN F: Hasil Penelitian
F.1. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan yang Efektif untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik
F.2. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) 268
LAMPIRAN G: Administrasi Penelitian
G.1. SK Pengangkatan Pembimbing Skripsi 302 G.2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas 303 G.3. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari BAAK 304 G.4. Surat Pemberitahuan Penelitian dari KESBANG Kab. Subang 305 G.5. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Dinas Pendidikan Kab. Subang 306 G.6. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari SMK Negeri 2
Subang
307
G.7. Catatan Bimbingan Skripsi dengan Dosen Pembimbing 308
LAMPIRAN H: Riwayat Hidup Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan dasar bagi seluruh individu untuk mengembangkan
kualitas kehidupan dalam kemampuan akademik, pribadi, sosial dan karir,
sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3 yang berbunyi sebagai
berikut.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa peserta didik dapat
mengembangkan potensinya melalui proses pendidikan, karena potensi yang
dimiliki peserta didik sebagai seorang individu mampu berkembang dengan
belajar dan berlatih, sebagaimana yang diungkapkan Siahaan (Mustofa, 2009
dalam http://mustofasmp2.wordpress.com) bahwa “…potensi diri adalah
kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi”.
Potensi yang telah dikembangkan oleh peserta didik akan memunculkan
kompetensi dalam diri peserta didik tersebut, sebagaimana halnya Hall dan Jones
(Muslich, 2009: 15) memaparkan bahwa kompetensi adalah pernyataan yang
menggambarkan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan
perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur.
Sanjaya, W. (2008: 7-8) menjelaskan bahwa kompetensi bukan hanya ada
dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan
yaitu: (1) Kompetensi akademik, (2) Kompetensi okupasional, (3) Kompetensi
kultural dan (4) Kompetensi temporal.
Peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki usia
dengan rentang antara 15-17 tahun ini berada pada fase tentatif . E. Ginzberg, dkk.
(Winkel dan Hastuti, 2012: 628) membagi fase tentatif ini menjadi empat subfase
yaitu tahap minat (Interest) di mana anak mengambil sikap terhadap apa yang
disukainya; tahap kemampuan (Capacity) di mana anak mulai menyadari
kemampuannya sehubungan dengan aspirasi-aspirasi pekerjaan; tahap nilai-nilai
(Values) di mana anak mulai menghayati nilai-nilai kehidupan yang ingin
dikejarnya, serta tahap transisi (Transition) di mana anak mulai memadukan
minat, konstelasi kemampuannya, dan nilai-nilainya sehingga memperoleh
gambaran diri dan menyadari segala konsekuensi riil dari mengambil suatu
ketentuan hidupnya kelak.
Salah satu kompetensi yang perlu dikembangkan peserta didik SMK untuk
meningkatkan kesiapan diri dalam dunia kerja adalah kompetensi karir
(kompetensi okupasional). Menurut Rika (2007: 3) kompetensi karir dan
indikatornya akan mempresentasikan keahlian dasar dan sikap yang dimiliki siswa
untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, persiapan merencanakan sekolah dan
untuk mulai mengembangkan rencana pendidikan akademik serta melanjutkan
tugas perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Secara psikologis siswa sekolah menengah sedang memasuki tahapan
perkembangan remaja, yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.
Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan kehidupan
manusia. Pada masa ini individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu
sisi individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua dan orang dewasa; pada
sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri
(Supriatna, 2009: 17).
Kurniati N., dkk. (2006: 164) mengungkapkan bahwa dewasa ini masih
banyak kasus pemilihan suatu jurusan pendidikan yang dilakukan remaja tanpa
3
cenderung memilih pendidikan lanjutan atas dasar mengikuti pilihan teman,
popularitas pekerjaan, identifikasi dengan orang tua, ataupun atas dasar pilihan
orang tua. Kesalahan pemilihan pendidikan seperti ini dapat mengakibatkan
kegagalan dalam belajar, kerugian waktu, dan juga efek psikis bagi remaja, seperti
penurunan rasa percaya diri, waktu dan juga efek psikis bagi remaja sendiri.
Menurut Crites (Dahlan, 2010: 224), pada umumnya masalah karir yang
mereka hadapi meliputi: (1) bimbang dalam menentukan pilihan jurusan studi
dan/atau bidang pekerjaan yang hendak dijadikan karir hidupnya kelak karena tak
cukup informasi (kurang paham), baik tentang diri maupun tentang jurusan studi
dan/atau bidang pekerjaan yang akan dipilih, (2) bingung untuk menentukan
pilihan karirnya karena merasa kemampuannya kurang memenuhi persyaratan
yang dituntutkan oleh suatu jurusan studi dan/atau bidang pekerjaan yang
ditawarkan, (3) bingung dalam pemilihan karir karena bakat dan minatnya tidak
sejalan, bakat kuat tetapi minat kurang dan sebaliknya minat kuat tetapi bakat
kurang, bakat dan minat tidak sesuai dengan rencana pilihan jurusan studi
dan/atau bidang pekerjaan yang hendak dimasuki, dan bahkan (4) tidak dapat
menentukan rencana pilihan karirnya karena tidak tahu apa yang akan dikerjakan
setelah selesai studi kelak.
Senada dengan hal itu, Hartini (2008: 170) menyatakan bahwa masalah
dan hambatan-hambatan yang dialami remaja itu dapat berasal dari dalam dirinya
sendiri, dari luar dirinya atau lingkungannya, ataupun kedua-duanya. Masalah
yang berasal dari dalam dirinya antara lain sering terjadi bahwa minat remaja
tidak sesuai dengan kemampuannya.
Sucipto (2009) dalam penelitiannya di SMKN 1 Padang menemukan
fenomena di lapangan yaitu banyak ditemukan orang tua yang belum memberikan
kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan terhadap kariernya.
Banyak juga terjadi penjurusan siswa ke program studi dan jurusan di SMK tidak
melaksanakan tes potensi diri terhadap siswa sebagai upaya penjurusan siswa,
sehingga tidak mendukung tercapainya kesesuaian antara kondisi dan potensi diri
jurusan yang sesuai bukan sesuatu hal yang mudah sehingga siswa yang akan
melangkah ke SMK dituntut untuk mampu memahami diri dan menghayatinya
sehingga dapat menentukan pilihan jurusan yang benar-benar sesuai untuknya,
serta memberikan kontribusi mengembangkan arah karier dan kesuksesan
kariernya.
Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil studi pendahuluan (1 November
2012) terhadap kompetensi karir peserta didik di SMK Negeri 2 Subang yang
terungkap bahwa pada masa orientasi peserta didik baru, hampir 10% dari jumlah
peserta didik mengalami kebingungan dalam penyesuaian karirnya. Pergantian
kompetensi keahlian pun sering terjadi selama masa orientasi peserta didik 6
bulan, meskipun kompetensi keahlian yang telah dipilihnya tersebut adalah hasil
wawancara dan tes tulis ketika pendaftaran. Selain itu, tidak hanya peserta didik
yang berganti-ganti kompetensi keahlian, peserta didik yang mengundurkan diri
pun ada sekitar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya kebingungan
peserta didik mengenai dirinya, sehingga yang telah diputuskannya masih belum
ajeg.
Seiring dengan perkembangan zaman, orangtua mulai menyekolahkan
anaknya ke sekolah kejuruan. Direktur SMK Kementrian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas), Joko Sutrisno (Yanuar, 2011 dalam http://www.jurnas.com)
mengatakan bahwa peminat SMK dari tahun ke tahun meningkat karena SMK
mampu berperan dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia terlihat dari
peningkatan lulusan langsung bekerja. lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
mulai tertarik untuk melanjutkan pendidikan lanjutan ke Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) agar lulusannya lebih memiliki keterampilan khusus dan dapat
bersaing di masyarakat. Berbagai inovasi penciptaan produk oleh siswa-siswa
SMK meningkatkan daya tarik tersendiri.
Conant (Santrock, 1995: 14) mengungkapkan bahwa “…kurikulum
sekolah menengah lanjutan menjadi lebih komprehensif dan berkembang, meliputi
5
peserta didik mampu meningkat didukung dengan kurikulum yang ada di setiap
sekolah.
Schippers (Nasrul, 2012 dalam http://nasrularpansa.wordpress.com),
mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis
yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang pertukangan, bisnis,
industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Ditinjau dari
fokus pendidikan kejuruan tersebut, para lulusan SMK dituntut untuk memiliki
keterampilan sesuai persyaratan di lapangan kerja. Oleh karena itu, para peserta
didik dituntut untuk memiliki kompetensi karir yang tinggi dalam kemampuan
bekerja, mengembangkan bakat dan minat, merencanakan karir di masa yang akan
datang, menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Selanjutnya Bappenas mengkoordinasikan arahan Presiden RI tentang
tema prioritas SMK untuk tahun 2009-2014 sebagai berikut.
“Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja” (Direktur Pembinaan SMK, 2012: 2).
Peningkatan jumlah lulusan SMP yang melanjutkan studi ke SMK dari
tahun ke tahun, tidak menutup kemungkinan munculnya fenomena di lapangan
terkait dengan kompetensi karir yang rendah pada peserta didik SMK
sebagaimana yang telah dipaparkan. Sehingga memicu para pendidik untuk
mengembangkan kembali kemampuan dalam hal mengajar dan membimbing
sebagai upaya mencapai tujuan pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dalam meningkatkan potensi siswa untuk siap bekerja dan matang dalam
karirnya, salah satunya dengan adanya bimbingan karier di sekolah.
Peserta didik SMK kelas X memiliki banyak kesempatan dalam
mendapatkan pendidikan karier dalam mengembangkan kompetensi karier
diutamakan untuk kelas XII semakin hari kian terkikis karena pendidikan karir
diperuntukkan oleh semua individu sesuai usianya, sebagaimana yang
dikemukakan Gibson, R.L. dan Mitchell, M.H. (2011: 445-446) bahwa:
Pendidikan Karier (career education) adalah pengalaman pendidikan terencana yang memfasilitasi pengembangan karier seseorang dan mempersiapkannya masuk ke dunia kerja. Totalitas pengelaman di mana seseorang belajar dan mempersiapkan diri untuk terlibat di dalam pekerjaan sebagai bagian dari cara memperoleh penghasilan. Tanggung jawab utama sekolah dengan fokus kepada pembelajaran, perencanaan dan persiapan memasuki sebuah karier.
Guru Bimbingan dan Konseling dapat menerapkan Bimbingan Karir
sebagai salah satu bentuk layanan Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi
atau menyelesaikan permasalahan karir yang dirasakan oleh peserta didiknya. Di
abad ke-21 ini, Guru Bimbingan dan Konseling perlu mengembangkan program
Bimbingan dan Konseling Karier yang komprehensif, salah satunya adalah
program bimbingan yang berbasis perkembangan. Guru Bimbingan dan
Konseling sebagai pendidik hendaknya dapat menerapkan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi.
Penelitian bahwa program bimbingan karir berbasis perkembangan ini
layak dan efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik pernah
dilakukan oleh Lapan, Gysbers, dan Sun (Hughes dan Karp, 2004: 19) dengan
hasil adanya hubungan yang positif antara program bimbingan dan konseling
komprehensif dalam hal perkembangan karir peserta didiknya dengan
menggunakan data dari 236 sekolah menengah atas Missouri yang menghasilkan
peningkatan peserta didik dalam hal : (a) Kesiapan masa depan karir, dan (b)
Informasi karir untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Pentingnya bimbingan karir komprehensif di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) ditunjukkan dengan adanya indikasi kurangnya kompetensi karir peserta
didik SMK dengan fenomena di lapangan sebagai berikut: (1) Pemilihan suatu
7
minat ataupun kepribadian. Peserta didik cenderung memilih pendidikan lanjutan
atas dasar mengikuti pilihan teman, popularitas pekerjaan, identifikasi dengan
orang tua, ataupun atas dasar pilihan orang tua, (2) Orang tua yang belum
memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan
terhadap karirnya, (3) Penjurusan peserta didik ke program studi dan jurusan di
SMK tidak melaksanakan tes potensi diri, sehingga tidak mendukung tercapainya
kesesuaian antara kondisi dan potensi diri peserta didik (self) dengan bidang
pendidikan serta jurusan yang ditempuh.
Bimbingan karir sebagai salah satu bidang dari bimbingan dan konseling
mampu menjadi solusi untuk mengentaskan permasalahan karir yang dialami oleh
peserta didik SMK. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek
karir (ABKIN, 2008: 199-200) diantaranya: (1) Memiliki pemahaman diri
(kemampuan, minat dan pekerjaan) yang terkait dengan pekerjaan, (2) Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir, (3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, (4)
memahami relevansi kompetensi belajar, (4) Membentuk identitas karir, (5)
memiliki kemampuan merencanakan masa depan, (6) Dapat membentuk pola-pola
karir, (7) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat, dan (8) Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan karir.
Masalah utama penelitian ini adalah “program bimbingan karir berbasis
perkembangan seperti apa yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir
peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013?”. Secara
lebih rinci masalah utama tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2
Subang Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan
3. Bagaimana efektifitas program bimbingan karir berbasis perkembangan
untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2
Subang Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Penjelasan Istilah
Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel terikatnya yaitu yaitu
kompetensi karir dan variabel bebasnya yaitu program bimbingan karir berbasis
perkembangan. Adapun kedua istilah dalam penelitian ini memiliki arti dan
operasional sebagai berikut.
1. Kompetensi Karir
Kompetensi karir menurut Kuijpers dan Scheerens (2006: 305) adalah
kemampuan yang relevan bagi peserta didik untuk mengembangkan karir mereka
sendiri, terlepas dari spesifik hal yang mereka miliki. Empat kompetensi karir
antara lain: (a) Kesadaran Karir yaitu kompetensi untuk merefleksikan kapasitas
pribadi dan motif tentang karir yang meliputi: kesadaran kapasitas (bakat) dan
kesadaran motivasi, (b) Eksplorasi Karir yaitu kompetensi untuk menjelajahi
pasar tenaga kerja dan lingkungan kerja yang spesifik untuk pekerjaan yang sesuai
dan prospek mobilitas yang meliputi: orientasi pekerjaan dan orientasi mobilitas,
(c) Kontrol Karir yaitu kompetensi untuk merencanakan dan bertindak pada
proses sendiri belajar dan bekerja yang meliputi: perencanaan karir, kontrol proses
belajar, kontrol proses perencanaan dan keseimbangan antara pekerjaan dengan
kehidupan pribadi, (d) Presentasi Diri yaitu kompetensi untuk menunjukkan dan
mendiskusikan kapasitas seseorang dan nilai-nilai mengenai pekerjaan, sehingga
meningkatkan pilihan seseorang dalam pengembangan karir yang meliputi:
promosikan pekerjaan, penampilan kerja dan jaringan.
Kompetensi karir individu membantu seseorang dalam mengidentifikasi
frustasi yang timbul dalam situasi karir dan membuat keputusan yang tepat untuk
memecahkan situasi, sebagaimana yang dijelaskan Arthur, dkk. (Tubutiene, 2010:
165) bahwa :
9
or “strategic competencies”. In contrast, the “career” spans wider social
roles, occupies a much longer time-frame than the “job” and provides a more complex framework for conceptualizing competencies and their
accumulation.”
Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa kompetensi karir terbingkai pada skema konvensional “kompetensi teknis”, “kompetensi interpersonal” dan “konseptual” atau “kompetensi strategi”. Sebaliknya “karir” merentang peran sosial yang lebih luas, lebih lama menempati kerangka waktu dari “pekerjaan” dan menyediakan kerangka kerja yang lebih kompleks untuk konseptualisasi
akumulasi dan kompetensi mereka.
Menurut Kuijpers, dkk. (2006: 169-170), kompetensi karir dapat dilihat
dari kemampuan manajemen diri seseorang dari pengalaman kerja dan belajar
untuk mencapai kemajuan karir yang diinginkan. Komponen kompetensi terdiri
dari: (a) Kemampuan Aktualiasi Karir; yang berhubungan dengan tujuan karir, (b)
Refleksi Karir; akan menghasilkan pilihan karir yang bersamaan dengan
kemampuan yang ada. Kemampuan untuk mencerminkan kompetensi individu
sendiri atau lainnya berhubungan karirnya yang mengarah pada kemampuan
realitasnya, (c) Refleksi Motivasi; keinginan seseorang dan nilai-nilai sesuai
dengan perspektif karir juga akan membantu dengan membuat pilihan yang
realistis, (d) Eksplorasi Pekerjaan; dari sudut apresiasi eksternal pekerjaan
seseorang dalam hal gaji dan status, terutama jika orang tersebut bersedia untuk
menjelajahi bagaimana menggunakan kompetensi dengan cara terbaik untuk jalur
karir yang sukses akan membantu memahami kemungkinan untuk pengembangan
karir. (e) Kontrol Karir; dalam hal berorientasi pada tujuan belajar menekankan
kemampuan untuk mencerminkan proses belajar dan hasil sendiri, (f) Jaringan
dengan berbagai individu, profesional dapat membantu untuk mencapai internal
dan kesuksesan karir eksternal dan memahami berbagai jalur karir.
Greenhouse, dkk. (Tubutiene, 2010: 163) membedakan 5 kemampuan
utama individu dalam menentukan sukses karirnya yaitu : (a) Mengumpulkan
informasi yang relevan tentang dirinya sendiri dan dunia kerja, (b)
yang disukai sebagai serta alternatif pilihan pekerjaan, (c) Mengembangkan tujuan
karir yang realistis berdasarkan informasi, (d) Mengembangkan dan menerapkan
strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan, dan (e) Mendapatkan umpan balik
tentang efektivitas strategi dan relevansi tujuan.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tentang definisi kompetensi karir,
maka disimpulkan bahwa kompetensi karir adalah kemampuan peserta didik
untuk bertindak dalam mencapai karirnya dalam segi pengetahuan (kemampuan),
sikap/nilai dan keterampilan (motivasi).
2. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan
Santoadi (2010: 24) menjelaskan bahwa program bimbingan karir
komprehensif, akan memfokuskan pada perkembangan dalam segala bidang salah
satunya adalah pada ranah karir. Program bimbingan karir berbasis perkembangan
merupakan suatu program yang berorientasi perkembangan untuk membantu
peserta didik sesuai potensinya yang penuh/optimal dalam ranah karir. Program
bimbingan karir berbasis perkembangan sangat dipengaruhi oleh perkembangan
karir (career development) yang mana merupakan suatu keberhasilan dalam
kehidupan karir yang didahului dengan kemampuan mempersiapkan diri (memilih
bidang studi dan karir yang tepat, mengembangkan kemampuan yang relevan,
menyesuaikan diri dengan tuntutan studi dan karir).
Program bimbingan karir berbasis model pendidikan karir komprehensif
yang dikembangkan Sidney J. Marland pada tahun 1972 dibuat untuk
meningkatkan kompetensi karir sesuai dengan tahap perkembangannya. Model ini
memiliki delapan komponen dasar (Winkel dan Hastuti, 2012: 673) yaitu: (a)
pemahaman diri, (b) kesadaran tentang jabatan-jabatan dan gaya hidup yang
berkaitan dengan keterlibatan dalam suatu jabatan, (c) kesadaran tentang sikap
dan nilai sehubungan dengan partisipasi dalam dunia kerja, (d) kesadaran tentang
kaitan antara ekonomi dan dunia kerja, (e) kesadaran tentang
kemahiran-kemahiran intelektual dan keterampilan-keterampilan motorik yang diperlukan
untuk dapat memangku suatu jabatan, (f) cara berpikir dan bertindak yang tepat
11
cara bertindak yang tepat bila akan mencari lowongan kerja dan memasukkan
lamaran dan (h) kesadaran tentang kaitan antara program-program studi dan
kursus-kursus latihan dengan kualifikasi-kualifikasi yang harus dimiliki untuk
dapat memenuhi tuntutan-tuntutan jabatan.
Dapat disimpulkan bahwa program bimbingan karir berbasis
perkembangan adalah serangkaian kegiatan yang berbasis pendidikan karir untuk
mengembangkan karir dan kompetensi karir. Implementasi program bimbingan
karir berbasis perkembangan berupa suatu kegiatan pengembangan karir dan
perencanaan karir.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan program bimbingan
karir berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir
peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013. Secara
khusus penelitian ini ditujukan yaitu untuk menghasilkan data empirik tentang:
1. profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun
Ajaran 2012/2013;
2. rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang layak
menurut prakar dan praktisi; dan
3. efektifitas program bimbingan karir berbasis perkembangan dalam upaya
peningkatan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang
Tahun Ajaran 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat dalam rangka pengembangan
konsep program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk meningkatkan
kompetensi karir peserta didik kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Guru
(PPB), Peserta Didik Kelas X SMAN 2 Subang dan Peneliti selanjutnya, sebagai
berikut.
1. Bagi guru BK, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai panduan
teknis dalam pelaksanaan program bimbingan karir berbasis
perkembangan untuk penyelenggaraan yang lebih luas sasarannya dan
instrumen kompetensi karir yang telah teruji dapat digunakan untuk
menggambarkan kondisi nyata mengenai kompetensi karir peserta didik
kelas X SMK.
2. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai pengembangan konseptual dan potensi
mahasiswa PPB dalam melaksanakan bimbingan karir komprehensif yang
mampu meningkatkan kompetensi karir peserta didik SMK.
3. Bagi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang, penelitian ini dapat
meningkatkan kompetensi karir peserta didik sehingga lebih mantap dalam
menjalani proses pembelajaran di sekolah sampai pada penentuan karir
setelah lulus sekolah.
4. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan
fokus-fokus penelitiannya pada kajian yang lebih relevan dan dapat pula
dikembangkan pada jenjang pendidikan yang berbeda atau tingkatan yang
berbeda pada jenjang pendidikan yang sama. Penelitian selanjutnya dapat
dilakukan guna menjadikan program bimbingan karir berbasis
13
F. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini
bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan analisis data
bersifat kuantitatif/statistik (Sugiyono: 2010: 14). Pendekatan kuantitatif dalam
penelitian ini digunakan untuk menganalisis tingkat kompetensi karir peserta
didik dari skor total peserta didik dalam memilih pernyataan-pernyataan dalam
instrumen.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, sebagaimana
Sugiyono (2010: 107) menyatakan bahwa metode ekperimen merupakan bagian
dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan
adanya kelompok kontrol. Dengan demikian penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2010:
108-109) antara lain: (1) Pre-Experimental: One-shot Case Study, One Group
Pretest-Posttest dan Intec-Group Comparison; (2) True-Experimental: Posttest
Only Control Design dan Pretest-Posttest Control Group Design; (3) Factorial
Experimental; dan (4) Quasi Experimental: Time-Series Design dan
Nonequivalent Control Group Design.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen murni (true
experimental) dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.
Sugiyono (2010: 113) menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara
Gambar 1.1
Kerangka Penelitian Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik SMK
PENDAHULUAN Identifikasi Masalah
Studi Lapangan
Studi Pustaka
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Keterbacaan Penyusunan
Instrumen
Instrumen Terstandar
Profil Kompetensi Karir Peserta Didik SMK Pre-tes
Treatmen
Post-tes
Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan
PELAKSANAAN EKSPERIMEN
HASIL DAN LAPORAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Subang yang
berlokasi di Jl. Wera Km.05 Dangdeur Subang. Sekolah ini memiliki salah satu
tujuan yaitu mendidik dan melatih peserta didiknya untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan Nasional dan Internasional, serta melatih peserta didik untuk menjadi
plasma usaha. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan sekolah tersebut, peserta
didik perlu untuk mengembangkan kompetensi karirnya.
2. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang
Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 1023 orang yang meliputi 15 kompetensi
keahlian. Penentuan anggota populasi didasarkan atas pertimbangan bahwa: (a)
Peserta didik termasuk remaja yang sedang belajar membedakan antara pilihan
pekerjaan yang disukai dengan pekerjaan yang dicita-citakan. Besarnya minat
remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap
pekerjaan (Hurlock, 1980: 221); dan (b) Fenomena yang terjadi pada peserta didik
kelas X SMK Negeri 2 Subang yaitu belum ajegnya minat kejuruan, pertentangan
antara minat orang tua dan anak, ketidaksiapan peserta didik dalam situasi
pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan catatan di sekolah
bahwa sampai dengan November 2012, terdapat 10% peserta didik kelas X Tahun
Ajaran 2012/2013 yang pindah kompetensi keahlian dan mengundurkan diri.
3. Sampel Penelitian
Akdon dan Hadi (2008: 98) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”.
akan mewakili jumlah dan karakteristik dari keseluruhan populasi. Pengambilan
sampel dalam penelitian dilakukan sebanyak dua kali.
Pengambilan sampel yang pertama bertujuan untuk mengungkap profil
kompetensi karir peserta didik kelas X. Pertimbangan peneliti tidak mengambil
profil dari 1023 peserta didik dikarenakan kondisi di sekolah yang tidak
memungkinkan yaitu tidak lengkapnya 1023 peserta didik tersebut karena ada
yang sudah terjun ke produksi. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster
Sampling, sebagaimana pandangan Sukmadinata (2012: 259) bahwa:
… di SMK ada jurusan, program studi atau bidang keahlian. Jurusan,
program studi. dan bidang keahlian tersebut merupakan klaster-klaster, tidak berbeda dalam tingkatan atau strata, tetapi masing-masing klaster mempunyai karakteristik sendiri. Seperti halnya dalam strata, dalam kaster pun tidak bisa diambil sampel acak antarklaster, tetapi harus di dalam klaster. Karena di dalam masing-masing klaster karakteristiknya sama atau bersifat acak maka dapat diambil sampel secara acak. Dalam pengambilan sampel ini pun harus diambil sampel secara proposional.
Pengambilan sampel secara representatif menggunakan rumus dari Taro
Yamane (Akdon dan Hadi, 2008: 107) sebagai berikut.
η =
NN. 2+1
Keterangan:
η
= jumlah sampel; N= jumlah populasi; d2= presisi yang ditetapkanJumlah populasi peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang sebesar N =
1023 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan = 5% atau 0,05, maka jumlah total
sampel yang diperoleh adalah:
η = N . 2+1 =
1023
(1023∗0.0025 )+1 = 288 orang
Jumlah tersebut disebar secara proposional, sehingga tiap kompetensi
keahlian memiliki jumlah sampel yang berbeda. Pengambilan sampel secara
proposional memakai rumus dari Sugiyono (Akdon dan Hadi, 2008: 109) sebagai
61
ηi = Jumlah sampel di kompetensi keahlian
Ni = Jumlah populasi di kompetensi keahlian
N = Jumlah populasi seluruhnya n = Jumlah sampel seluruhnya
Pengambilan sampel yang kedua bertujuan untuk menentukan kelompok
ekperimen dan kontrol dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling,
artinya setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk dipilih. Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil 40 orang peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi
karir terendah. Setelah itu, ditentukan 20 orang peserta didik yang termasuk ke
dalam kelompok eksperimen dan kontrol secara acak tanpa mempelihatkan urutan
asalkan rata-rata kompetensi karir kedua kelompok tersebut hampir sama (tidak
berbeda secara signifikan). Pertimbangan peneliti mengambil masing-masing 20
orang peserta didik untuk ditempatkan di kelompok eksperimen dan kontrol
karena sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010: 132) bahwa keefektifan ukuran
sampel penelitian yang menggunakan kelompok eksperimen dan kontrol yaitu
masing-masing 10-20 orang.
Berdasarkan kedua teknik sampling di atas, rincian dari sampel penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Agribisnis Produksi Tanaman 36 10
Agribisnis Produksi Ternak 13 4
Agribisnis Produksi Sumber Daya Perairan 11 3
Agribisnis Hasil Pertanian 13 4
Nautika Kapal Penangkap Ikan 74 21
Nautika Kapal Niaga 63 18
Teknika Kapal Niaga 42 12
Teknik Kendaraan Ringan 70 20
Teknik Sepeda Motor 351 99
Teknik Elektronika Industri 33 9
Rekayasa Perangkat Lunak 65 18
Teknik Pemesinan 143 40
Jasa Boga 40 11
Busana Butik 22 6
Usaha Perjalanan Wisata 47 13
2. Pelaksanaan Program
Bimbingan Karir Perkembangan
Kelompok Kategori Jumlah
Kelompok Eksperimen* Terendah 20
Kelompok Kontrol* Terendah 20
Jumlah Total 40
Keterangan:
Daftar peserta didik yang termasuk ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Lampiran C.7 hal.222.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini
merupakan pendekatan ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono,
2010: 13).
Data yang dihasilkan melalui pendekatan kuantitatif ini berupa: (a) profil
kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang, yang diungkap
oleh Instrumen Kompetensi Karir Peserta Didik SMKyang dijadikan landasan
penyusunan program bimbingan karir berbasis perkembangan, dan (b) gambaran
keefektifan program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk meningkatkan
kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran
2012/2013.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan karir
berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta
didik. Champbel dan Stanley (Sukardi, 2008: 184) mengungkapkan mengenai
model desain penelitian yang jumlahnya 12 model dan terbagi dalam tiga
kelompok besar, yaitu praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi
experiment).
Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen murni (true
experimental) dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.
Sugiyono (2010: 113) menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua
63
keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara
kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.
Skema model Pretest-Posttest Control Group Design dapat dilihat pada
tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2
Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design
(Sugiyono, 2010: 112)
Keterangan :
O1 = Pre-test pada kelompok eksperimen.
O3 = Pre-test pada kelompok kontrol.
X = Perlakuan dengan serangkaian kegiatan dalam Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan.
O2 = Post-test pada kelompok eksperimen.
O4 = Post-test pada kelompok kontrol.
Keefektifan ditinjau dari hasil perbandingan post test kelompok
eksperimen dan kontrol. Bila nilai O2 secara signifikan lebih tinggi dari O4, maka
treatment yang dilaksanakan efektif. Hal tersebut harus dipastikan bahwa
pengujian nilai O1 dan O3 adalah seimbang (Sugiono, 2010: 416-417).
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah kompetensi
karir peserta didik dan program bimbingan karir berbasis perkembangan. Definisi
dari kedua variabel tersebut dioperasionalkan berdasarkan definisi konseptual
pada Bab II. Berikut ini disajikan definisi operasional dari kedua variabel.
1. Kompetensi Karir Peserta Didik
Pada tataran operasional, kompetensi karir dalam penelitian ini adalah
respon peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013
terhadap berbagai pernyataan tertulis tentang kemampuan untuk bertindak dalam
memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan. Aspek yang diukur dari kompetensi
karir adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam penelitian, aspek yang R O1 X O2
diukur dibatasi pada aspek pengetahuan dan sikap, karena keterampilan
memerlukan waktu pengukuran (observasi dan studi dokumentasi) yang lebih
lama, sedangkan kondisi sekolah yang peserta didiknya tidak selalu berada di
lingkungan sekolah.
Adapun pengukuran kompetensi karir peserta didik mencakup hal-hal
berikut ini.
a. Aspek pengetahuan ditunjukkan dengan indikator: (1) pemahaman diri, (2)
pengenalan lingkungan, (3) identifikasi dunia kerja dan (4) pertimbangan
peluang karir.
b. Aspek sikap yang ditunjukkan dengan indikator: (1) kemandirian, (2)
keterlibatan, (3) keyakinan dan (4) perencanaan masa depan.
2. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan
Pada tataran operasional, program bimbingan karir berbasis perkembangan
merupakan serangkaian satuan kegiatan layanan yang terencana dan berorientasi
pada perkembangan karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun
Ajaran 2012/2013 untuk mempersiapkan karir dalam pendidikan lanjutan dan
pekerjaan.
Program bimbingan karir berbasis perkembangan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: (a) terpusat pada peserta didik, artinya program bimbingan
harus menyajikan pengalaman-pengalaman yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk meningkatkan perkembangan karirnya; (b) berorientasi pada lingkungan
sosial, ekonomi dan budaya yang memiliki dampak terhadap perkembangan karir
peserta didik; dan (c) terarahkan pada perkembangan kemampuan-kemampuan
peserta didik yang dibutuhkan untuk dapat merencanakan masa depannya.
Program bimbingan karir ini mengacu pada Model Pendidikan Karir
Komprehensif yang memiliki delapan komponen dasar. Pada penelitian ini,
delapan komponen dasar tersebut dijadikan tahapan layanan, antara lain: (a)
65
Ekonomi, (e) Pengambilan Keputusan, (f) Kompetensi Awal, (g) Keterampilan
Pekerjaan, dan (h) Sikap dan Apresiasi.
Struktur program bimbingan karir berbasis perkembangan yang
dikembangkan terdiri atas: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran
program, rencana operasional, pengembangan tema/topik yang dioperasionalkan
pada pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (SKLBK),
evaluasi dan tindak lanjut program, serta indikator keberhasilan.
D. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang layak disebarkan kepada peserta didik ditempuh dengan
langkah-langkah antara lain: penentuan jenis instrumen, penentuan DOV,
pengembangan kisi-kisi, perumusan butir pernyataan instrumen dan pengujian
instrumen. Langkah-langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompetensi karir peserta didik
SMK berupa kuesioner/angket. Angket digunakan atas dasar jumlah responden
besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang
sifatnya rahasia (Sugiyono, 2010: 172).
Skala yang digunakan adalah skala penilaian untuk menilai sikap atau
perilaku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa
pernyataan kepada responden mengenai delapan indikator kompetensi karir dari
aspek pengetahuan dan sikap yaitu: pemahaman diri, pengenalan lingkungan,
identifikasi dunia kerja, pertimbangan peluang karir, kemandirian, keterlibatan,
keyakinan dan perencanaan masa depan. Instrumen dengan empat alternatif
jawaban ini berbentuk data ordinal.
2. Pengembangan Kisi-Kisi
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh gambaran kompetensi karir
peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 berupa
(Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai) yang terdiri dari
pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Lebih jelasnya, kisi-kisi instrumen kompetensi karir peserta didik SMK
dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Sebelum Uji Coba)
Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item ∑
(+) (-)
peranan dan pengaruh lingkungan
rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karir.
9, 10, 13,
14, 15, 17 11, 12, 16 9
Identifikasi Dunia Kerja
Mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja.
18, 19, 20,
21, 22, 25 23, 24 8
Pertimbangan Peluang Karir
Pemikiran dan penelaahan kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
27, 28, 30,
32, 33, 34 26, 29, 31 9
Sikap
Kemandirian Ketidaktergantungan dalam menetapkan
pilihan karir, mampu mengatasi masalah yang muncul sehubungan dengan karir yang dipilih,
35, 39, 40,
41, 42 36, 37, 38 8
Keterlibatan Ikut berdiskusi dan berusaha mencari
informasi tentang pekerjaan yang
diminati.
43, 44, 48,
49, 50 45, 46, 47 8
Keyakinan Rasa optimis untuk merencanakan dan
memutuskan karir setelah lulus sekolah. 52, 53, 57
51, 54,
55, 56 7
Perencanaan masa depan
Merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
58, 60, 62 59, 61,
63, 64 7
Total Pernyataan 64
Tabel 3.3 di atas menunjukkan kisi-kisi sebelum uji coba yang terdiri dari
64 butir pernyataan (butir pernyataan instrumen sebelum uji coba dapat dilihat
pada Lampiran A.2 hal 142).
3. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen dilaksanakan dengan tahapan-tahapan berikut ini.
67
Dalam menguji validitas konstrak dibutuhkan pendapat para ahli
(judgment experts). Dalam hal ini para ahli/pakar diminta pendapatnya tentang
instrument yang telah disusun dari segi konstruk (susunan kata), isi dan bahasa.
Kelayakan instrumen diuji oleh para pakar yang ahli dalam bidangnya. Pada
penelitian ini, kelayakan instrumen diuji oleh tiga orang pakar yaitu dosen jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang ahli di bidang karir dan instrumen.
Pengujian konstruk instrumen dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober – 13
November 2012. Pertimbangan kelayakan instrumen ini berkualifikasi Memadai
(M) yang berarti pernyataan layak digunakan dalam instrumen penelitian dan
Tidak Memadai (TM) yang berarti pernyataan perlu dibuang atau hanya direvisi
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.
Berdasarkan uji kelayakan instrumen oleh para pakar, instrumen
kompetensi karir SMK berjumlah 64 butir pernyataan masih terdapat kalimat yang
rancu, dalam segi isi dan bahasa ada beberapa yang perlu diperbaiki. Berikut hasil
uji kelayakan instrumen oleh para pakar.
Tabel 3.4
Hasil Uji Kelayakan Instrumen oleh Pakar
Kesimpulan Nomor Item Jumlah
Memadai 1, 10, 11, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 34, 37, 42, 44, 48, 49, 54, 57, 58, 61, 62, 63, 64
25
Revisi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 15, 16, 18, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31,32, 33, 35, 36, 38, 39, 40,41, 43, 45, 46, 47, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 59, 60
39
Keterangan: Hasil Pertimbangan Instrumen oleh Pakar dapat dilihat pada Lampiran D.1.hal.229.
Guna mendukung kualitas konstruk (susunan kata), isi dan bahasa,
dilaksanakan uji keterbacaan instrumen yang dilaksanakan kepada enam peserta
didik kelas X dari berbagai SMK di Kabupaten Subang pada tanggal 14
November 2012. Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat
keterbacaan instrumen dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh.
terdapat ketidaksesuaian dari keseluruhan butir pernyataan. Para peserta didik
memahami dan merasa mampu untuk mencerna maksud dari tiap butir pernyataan.
Setelah pengujian konstruk oleh para pakar dan enam peserta didik SMK,
maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan
pada tanggal 17 November 2012 terhadap 31 orang peserta didik kelas X SMK
Negeri 2 Subang yang tidak dijadikan sampel penelitian.
b. Uji Validitas Item
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item (Sugiyono, 2010:
187) yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir. Instrumen kompetensi karir yang valid berarti instrumen
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen dengan bentuk data ordinal, perhitungan validitasnya pun
menggunakan rumus Spearman Rank (rho). Metode korelasi Spearman Rank
(rho) dapat disebut korelasi berjenjang atau korelasi berpangkat dan ditulis
dengan notasi (rs). Metode ini bertujuan untuk mendapatkan validitas empiris alat
pengumpul data dengan bentuk data ordinal. Adapun langkah-langkah
menghitung validitas item, sebagai berikut.
1) Menghitung koefisien korelasi setiap butir item dengan skor total dengan
rumus korelasi Spearman Rank, sebagai berikut.
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi Spearman Rank
d2 = Selisih setiap pasangan rank
n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman
(Riduwan dan Sunarto, 2009: 74)
2) Mencari nilai r tabel untuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dan r tabel untuk
jumlah responden 31 adalah 0.364.
rs = 1 - 6∑d
2
69
3) Membuat keputusan dengan membandingkan rs hitung dengan rs tabel. Kaidah
keputusan suatu instrumen dikatakan valid apabila rshitung > rstabel sebaliknya
apabilarshitung < rstabel dikatakan tidak valid.
Diantara 64 item yang diujicobakan, diperoleh 48 item yang memenuhi
kriteria penerimaan rs tersebut.
Tabel 3.5
Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau
keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur
yang hendak diukur.
Menurut Arikunto (2006: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya
merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus
Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Keterangan:
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.6
11 = k
k−1 1− Σ��
Tingkat Reliabilitas Instrumen
Penentuan koefisien reliabilitas,
digunakan kriteria interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.
Tabel 3.7
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen
Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha adalah
0,886. Bila dibandingkan dengan rtabel (0,355) maka rhitung (0,886), dengan
demikian, instrumen kompetensi karir dapat dikatakan reliabel. Jika dilihat tabel
3.7 diketahui harga reliabilitas instrumen (0,886) berada pada tingkat reliabilitas
yang sangat tinggi. Tingkat reliabilitas yang sangat tinggi menandakan bahwa
instrumen kompetensi karir dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya
sebagai alat pengumpul data kompetensi karir peserta didik.
Setelah melewati proses uji coba pada 31 orang peserta didik SMK Negeri
2 Subang yang tidak dijadikan sampel penelitian dan diuji validitas dan
reliabilitasnya, didapatkan kisi-kisi instrumen yang terdiri dari 48 pernyataan,
seperti di bawah ini.
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Setelah Uji Coba)
Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item ∑
(+) (-) Cronbach's Alpha N of Items
71
Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item ∑
(+) (-)
Lingkungan peranan dan pengaruh lingkungan rumah,
sekolah, dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karir.
12
Identifikasi Dunia Kerja
Mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja.
14, 15, 16,
17, 18, 19 - 6
Pertimbangan Peluang Karir
Pemikiran dan penelaahan kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
20, 21, 22,
23, 25, 26 24 7
Sikap
Kemandirian Ketidaktergantungan dalam menetapkan
pilihan karir, mampu mengatasi masalah yang muncul sehubungan dengan karir yang dipilih,
28, 29, 30,
31 27 5
Keterlibatan Ikut berdiskusi dan berusaha mencari
informasi tentang pekerjaan yang
diminati.
32, 33, 35,
36, 37 34 6
Keyakinan Rasa optimis untuk merencanakan dan
memutuskan karir setelah lulus sekolah. 39, 40 38, 41, 42 5
Perencanaan masa depan
Merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
43, 44, 45 46, 47, 48 6
Total Pernyataan 48
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa instrumen kompetensi karir
sebelum uji coba yang terdiri dari 64 butir pernyataan menjadi 48 butir pernyataan
setelah dilaksanakan uji coba instrumen dan diuji validitas dan reliabilitasnya
(butir pernyataan instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada Lampiran A.4.
hal 147).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan kuesioner
(angket). Sugiyono (2010: 199) memaparkan bahwa kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.
Dalam mengumpulkan data, kuesioner yang disebarkan kepada responden
berbentuk pernyataan-pernyataan kompetensi karir yang didalamnya terdapat hal
mengenai pemahaman diri, pengenalan lingkungan, identifikasi dunia kerja,
berisi 64 pernyataan (sebelum uji coba), ini disebarkan untuk kepentingan mencari
tingkat validitas dan reliabilitas. Kuesioner setelah uji coba berisi 48 pernyataan,
ini disebarkan dalam tahap penelitian pretest dan posttest.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh terdiri dari dua data yaitu data tentang tingkat
kompetensi karir peserta didik dan data tentang keefektifan program bimbingan
karir berbasis perkembangan. Data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan
langkah-langkah berikut.
1. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jumlah angket
yang akan disebar sebelum dan setelah pelaksanaan. Selain itu, dilakukan
pemeriksaan identitas peserta didik yang dijadikan subjek penelitian yaitu nama
lengkap, kompetensi keahlian, jenis kelamin, pleton (peserta didik kelas X belum
dijadikan kelas selama enam bulan masa DIKLATSAR), dan kelengkapan
jawaban.
2. Skoring
Pengolahan data secara statistika diperlukan pola skor tiap penilaian
sebagaimana tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Pola Pemberian Skor Instrumen Kompetensi Karir
Pernyataan Skor Pilihan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
Positif (+) 4 3 2 1 Negatif (-) 1 2 3 4
Sumber : (Reksoatmodjo, T.N., 2009: 198)
Konversi skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh jumah responden
pada setiap aspek maupun skor total instrumen.