PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(Studi Deskriptif tentang Program Bimbingan di SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh NISA NUR AENI
0800873
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENEGAH PERTAMA
Oleh Nisa Nur Aeni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nisa Nur Aeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Nisa Nur Aeni, 0800873. (2013). Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Kompetensi Karir Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama (Studi Deskriptif tentang Program Bimbingan di SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
Kompetensi karir adalah kemampuan individu dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Layanan bimbingan yang tepat dalam membantu peserta didik dalam mengetahui kompetensi karirnya adalah dengan bimbingan karir. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013 yang layak untuk diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yaitu metode deskriptif. Subjek penelitian peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang tahun ajaran 2012/2013. Instrumen yang digunakan berupa nontes berbentuk angket model Likert. Penelitian ini menghasilkan: 1) gambaran umum kompetensi karir peserta didik sebesar 97,55% berada pada kategori cukup kompeten dengan rata-rata tingkat pencapaian kompetensi karir dari setiap indikatornya sebesar 75,20%; dan 2) rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013 yang layak untuk diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi. Adapun rekomendasi hasil penelitian ini diberikan kepada 1). Guru bimbingan dan konseling SMP; dan 2). Peneliti selanjutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Masalah ... 5
C. Penjelasan Istilah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Metode Penelitian... 10
BAB II KONSEP KOMPETENSI KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR A. Konsep Kompetensi Karir ... 12
1. Definisi Kompetensi Karir ... 12
2. Teori-teori Kompetensi Karir ... 16
3. Konsep Perkembangan Remaja ... 22
4. Konsep Perkembangan Karir Remaja ... 25
5. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karir Remaja... 28
6. Penelitian tentang Kompetensi Karir ... 30
B. Konsep Program Bimbingan Karir... 31
2. Definisi Program Bimbingan ... 32
3. Definisi Program Bimbingan Karir ... 33
4. Kerangka Teoretik Program Bimbingan Karir ... 34
C. Kerangka Berpikir ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Subjek Penelitian ... 39
1. Lokasi Penelitian ... 39
2. Populasi dan Subjek Penelitian ... 39
B. Pendekatan Penelitian ... 40
C. Metode Penelitian... 40
D. Definisi Operasional... 41
E. Instrument Penelitian ... 42
F. Pengembangan Instrumen ... 43
1. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen ... 43
2. Uji Kelayakan Berdasarkan Penilaian Pakar... 43
3. Uji Keterbacaan Peserta Didik ... 45
4. Uji Validitas ... 46
5. Uji Reliabilitas Instrumen ... 46
G. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ... 47
1. Penyeleksian Data ... 47
2. Penyekoran Data Hasil Penelitian ... 47
3. Penentuan Konversi Skor ... 47
H. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 50
1. Tahapan Persiapan Penelitian ... 50
2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 50
3. Hasil dan Laporan ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
Lembang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 52
a. Profil Umum Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013... 52
b. Profil Tingkat Pencapaian Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013. 53 2. Rumusan Program Bimingan Karir yang Layak Menurut Pakar dan Praktisi ... 56
3. Rumusan Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik ... 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
1. Profil Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 66
a. Profil Umum Kompetensi Karir Peserta Didik ... 66
b. Profil Khusus Kompetensi Karir Peserta Didik ... 68
2. Rumusan Program Bimbingan Karir ... 72
C. Keterbatasan Penelitian ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 76
B. Rekomendasi ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
LAMPIRAN A ADMINISTRASI PENELITIAN ... 82
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ... 86
LAMPIRAN C PENGOLAHAN DATA ... 98
LAMPIRAN D PROGRAM DAN SKLBK ... 110
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam perkembangan karir individu.
Melalui pendidikan individu dapat mewujudkan cita-cita dan mencapai kehidupan
yang bermakna, baik bagi diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya (Yusuf
dan Nurihsan, 2008: 2). Oleh karena itu, pendidikan tidak hanya terbatas pada
jumlah peserta didik atau personel yang terlibat, tetapi juga pada proses
penyelenggaraannya dalam membangun pribadi yang kompeten dan bertanggung
jawab. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
II pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Demi terciptanya tujuan pendidikan nasional, maka peserta didik harus
mendapatkan pembinaan, yakni bimbingan dan konseling. Tujuan dari pembinaan
ini yaitu untuk menghasilkan perkembangan yang optimum dari setiap individu
(peserta didik) sesuai dengan kemampuan, minat, dan nilai-nilai yang dianutnya
masing-masing agar dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, dan mandiri.
Kartadinata (1998: 3) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu
individu untuk mencapai perkembangan optimal. Implementasi bimbingan dan
konseling di sekolah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan
potensi konseli, yang dapat diklasifikasikan menjadi empat bidang, yaitu (1)
bimbingan dan konseling akademik, (2) bimbingan dan konseling pribadi, (3)
bimbingan dan konseling sosial, dan (4) bimbingan dan konseling karir (Yusuf,
Uraian di atas menunjukkan bahwa bimbingan karir merupakan salah satu
layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik sebagai bagian
integral dari program pendidikan, maka bimbingan karir wajib diberikan di
sekolah karena bimbingan karir ini terkait dengan perkembangan kemampuan
kognitif, afektif, maupun keterampilan peserta didik dalam mewujudkan konsep
diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan
pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem
kehidupan sosial budaya yang terus berubah (Winkel dan Hastuti, 2012).
Secara teori, apabila dilihat dari segi usianya, peserta didik sekolah
menengah pertama (SMP) adalah individu-individu dalam masa awal remaja yang
berusia kira-kira 13-16 tahun (Hurlock, 1991: 206). Hurlock (1991: 220)
menyebutkan bahwa pada umumnya remaja muda suka mengeluh tentang
sekolah. Namun, ada sebagian besar remaja muda dapat menyesuaikan diri
dengan baik di sekolah, baik dengan masalah akademik maupun sosial dan
diam-diam mereka menyukainya. Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat
dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Para remaja mengharapkan
pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka pendidikan akan dianggap
sebagai batu loncatan. Biasanya mereka lebih menaruh minat pada
pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
Jika dilihat dari teori perkembangan karir menurut Super, maka peserta
didik SMP berada pada tahap perkembangan (growth). Tahap ini dimulai dari
lahir sampai usia kurang lebih 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai
potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan–kebutuhan yang dipadukan
dalam struktur konsep diri (self concept structure) (Winkel dan Hastuti, 2012:
632). Konsep diri tersebut berkembang melalui proses identifikasi terhadap sosok
kunci (key figures) dilingkungan keluarga dan sekolah. Pada perkembangan ini
terdapat tahap kapasitas (13–14 tahun) yang ditandai dengan pertimbangan
bertambahnya bobot kemampuan, persyaratan, dan latihan karir (Sharf, 1992:
122-123). Oleh sebab itu, maka kompetensi karir seorang anak dapat dikatakan
Oleh sebab itu, pengenalan karir di usia remaja SMP amatlah penting karena
dapat memberikan kontribusi besar dalam perjalanan pendidikan. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik mengetahui kompetensi karirnya guna
menentukan karir yang dipilihnya kelak. Namun, pada umumnya persiapan
menentukan karir baru dilakukan setelah lulus sekolah menengah atas (SMA) atau
bahkan setelah kuliah. Padahal sejak peserta didik lulus SMP sudah dihadapkan
pada pilihan sekolah untuk masuk ke satuan SMA atau sekolah menengah
kejuruan (SMK) yang mengarahkan pada bidang tertentu. Artinya, jika terjadi
salah pilih jurusan maka akibatnya fatal. Pada beberapa penelitian diketahui
bahwa pilihan yang dibuat peserta didik SMP saat memilih jenjang pendidikan
mempunyai hubungan yang sangat kuat atau memberikan dampak jangka panjang
dalam perkembangan pendidikan dan karir dikemudian hari.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Fathonah (2011) tentang
kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas XI di SMA Pasundan
8 menunjukkan bahwa profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta
didik secara umum berada pada kategori sedang/cukup mampu pada setiap
aspeknya (34-66%).
Hasil penelitian Budiamin (2006) terhadap peserta didik SMA di Kabupaten
Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 90% peserta didik menyatakan bingung
memilih karir masa depan dan 70% peserta didik menyatakan rencana masa depan
tergantung pada orang tua.
Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam
mempersiapkan karirnya masih rendah, hal tersebut tampak dalam berbagai
masalah baik yang berkaitan dalam pemilihan jenis studi lanjutan, pemilihan
rencana pekerjaan, maupun yang berkaitan dengan ketidaksiapan para lulusan
SMA dalam memasuki pendidikan lanjutan atau dunia kerja. Sedangkan,
kompetensi atau kemampuan merupakan hal yang perlu dan penting untuk
dipertimbangkan dalam keputusan pilihan karir.
Hasil penelitian Lestari (2012) tentang profil umum kompetensi karir
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Bandung menunjukkan bahwa 33 peserta
berada pada katagori cukup kompeten, sebanyak 21 peserta didik (13%)
berada pada katagori kurang kompeten. Hasil ini dapat dimaknai bahwa peserta
didik kelas X SMA Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2011/2012 berada pada
katagori cukup kompeten, dimana peserta didik cukup mampu dalam memahami
diri, mengenal lingkungan, mempertimbangkan atas peluang, melakukan
eksplorasi sumber informasi dan membuat perencanaan untuk memilih pendidikan
lanjutan atau pekerjaan.
Paparan di atas mengandung makna bahwa masa remaja adalah masa yang
penting dan berpengaruh pada karir masa depan. Akan tetapi, kenyataannya masih
banyak remaja yang mengalami kebingungan, ketidakpastian, dan stres dalam
melakukan eksplorasi dan pemilihan karir (Santrock, 2003: 485).
Berdasarkan fenomena dan hasil-hasil penelitian di atas terdapat kesamaan
yaitu menggambarkan bahwa masih banyak remaja (SMA) yang mengalami
kesulitan dalam mewujudkan karir masa depannya, dikarenakan kurangnya
kemampuan atau kompetensi dalam karir. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa
tindakan yang tepat, maka peserta didik lulusan SMA akan semakin banyak lagi
yang menjadi pengangguran dan pada saat bekerja tidak membuat dirinya
berkembang, bahkan tidak ada bedanya dengan dengan lulusan SD atau SMP.
Kasus di atas dapat dihindari atau diminimalisir apabila peserta didik
memiliki kompetensi yang memadai dalam dunia karir. Maka dari itu, mereka
sebaiknya mendapatkan bimbingan, terutama dalam bimbingan karir agar
memperoleh pemahaman memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik
dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kelebihan, serta kelemahan
yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini tentu tidak cukup hanya dengan memahami
diri. Namun, juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada di
lingkungannya yang bertautan dengan dunia karir. Sehingga pada saatnya peserta
didik dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karir
yang akan ditempuhnya nanti.
Oleh karena itu, bimbingan karir sangat penting diberikan di jenjang
menengah, yakni SMP. Bimbingan karir diperlukan di jenjang menengah, dengan
berpengaruh pada perkembangan karir di masa selanjutnya. Di usia remaja awal
seperti usia anak SMP, bimbingan karir harus telah diberikan agar peserta didik
memiliki kompetensi pribadi baik dalam bidang akademik, pribadi-sosial, maupun
karir yang berguna bagi pengembangan diri menuju masa selanjutnya. Jadi,
pelaksanaan bimbingan karir hendaknya dilaksanakan secara berkelanjutan secara
formal mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas, namun orientasi bimbingan karir di sekolah dasar bukan pemilihan karir akan
tetapi lebih berfokus pada diri dan kesadaran karir.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Latar belakang di atas menggambarkan kurangnya kompetensi karir peserta
didik sejak SMP yang ditunjukkan dengan kurangnya pemahaman diri, kurangnya
sumber informasi, dan kurangnya perencanaan masa depan sehingga peserta didik
kebingungan memilih karir, kurangnya kesiapan karir, dan tidak mempunyai
keterampilan untuk bekerja, sehingga tidak siap dalam memutuskan karir.
Fenomena tersebut mengisyaratkan bahwa bimbingan karir penting dilaksanakan.
Program bimbingan sebagai bagian integral dari bimbingan dan konseling dapat
membantu peserta didik SMP mengatasi permasalahan-permasalahan karir
sehingga peserta didik memiliki kompetensi karir yang jelas dalam pemilihan
karir dimasa depan.
Berdasarkan paparan di atas, masalah utama penelitian ini adalah “Bagaimana program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang?”
Rumusan masalah utama tersebut kemudian dirinci ke dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Seperti apa profil kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3
Lembang Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi
karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran
2012/2013 yang layak untuk diterapkan menurut pertimbangan pakar dan
C. Penjelasan Istilah
Pada rumusan masalah di atas, terdapat dua konsep utama yang harus
dibatasi dan dijelaskan secara operasional, yaitu profil kompetensi karir peserta
didik dan program bimbingan karir.
1. Kompetensi Karir
McClelland & Boyatizis (1980) menyebutkan kompetensi ada dua jenis,
yaitu essential competence dan differentiating competence. Essential competence
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang mudah untuk
dikembangkan melalui latihan, sedangkan differentiating competence merupakan
konsep diri, sifat, dan motif yg sulit untuk dikembangkan. Dengan demikian,
kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, motif, sifat, citra diri, peran sosial,
dan keterampilan yang menghasilkan kinerja yang unggul dalam pekerjaan (Azmi
et al., 2009: 99).
Greenhaus et al. (2000) menjelaskan bahwa kompetensi karir adalah
pengetahuan dan sikap individu untuk memahami jenis pekerjaan yang diinginkan
dalam membuat keputusan karir yang tepat. Greenhaus pun membagi lima
kemampuan utama seorang individu dalam menentukan kesuksesan karir, yaitu 1)
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan dirinya dan dunia kerja; 2)
mengembangkan minat, bakat, nilai-nilai dan gaya hidup yang disukai, serta
pilihan pekerjaan, jabatan dan organisasi; 3) mengembangkan tujuan karir yang
berdasarkan informasi; 4) mengembangkan dan menerapkan strategi yang
dirancang untuk mencapai tujuan; dan 5) memperoleh hasil dari efektivitas
strategi dan relevansi tujuan (Tubutiene, Vilma: 2010: 165).
Kuijpers et al. (2006: 170) menjelaskan bahwa kompetensi karir terdiri dari
enam dimensi, yaitu: 1). kemampuan aktualisasi karir, realisasi karir secara nyata
yang tercermin dalam peningkatan gaji dan kenaikan jabatan; 2). refleksi karir,
meninjau kompetensi diri sendiri sehubungan dengan karir seseorang; 3). refleksi
motivasi, meninjau diri dan nilai-nilai yang berhubungan dengan karir
seseorang; 4). eksplorasi, orientasi terhadap pencocokan identitas diri dan
tertentu; 5). kontrol karir, kemampuan yang mengarahkan diri sendiri (mandiri)
dalam proses belajar dan hasil kerja; dan 6). jaringan, menjalin hubungan dengan
orang lain untuk membantu seseorang mencapai kesuksesan karir secara internal
maupun eksternal dan dapat membantu memahami berbagai jalur karir.
Haase (2007: 59) mendefinisikan kompetensi karir sebagai perilaku dan
pengetahuan yang sangat penting dalam upaya mencapai karir yang diharapkan.
Kompetensi-kompetensi itu adalah kemampuan yang bisa dipelajari dan
menghasilkan kinerja yang efektif dalam manajemen karir seseorang. Kompetensi
karir tidak bergantung pada kepribadian, dengan kata lain tidak menyertakan
sifat-sifat seperti motif, sifat-sifat, dan gambaran diri seseorang. Sebenarnya mereka lebih
terfokus pada berapa banyak potensi yang seseorang sadari, menggambarkan
perilaku dan pengetahuan yang ada.
Supriatna (2010: 55) mengungkapkan bahwa kompetentesi karir merupakan
kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, kesiapan, dan keterampilan peserta
didik dalam membuat keputusan karir. Pengetahuan yang menjadi dasar dalam
membuat keputusan karir adalah pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri sendiri,
lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja, dan pengetahuan tentang keputusan karir.
Kesiapan membuat keputusan karir adalah kesanggupan individu untuk
menentukan pilihan karir yang didasari oleh keyakinan dan keinginan.
Keterampilan membuat keputusan karir merupakan alam tindakan nyata atau in
action dalam membuat keuputusan karir. Jadi, pengetahuan dan kesiapan
merupakan kemampuan potensial untuk membuat keputusan karir, sedangkan
kemampuan aktualnya menjadikan peserta didik terampil membuat keputusan
karir, sehingga peserta didik yang memiliki keterampilan dalam membuat
keputusan karir akan menjadi individu yang lebih mandiri, luwes, kreatif, dan
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan karir.
Berdasarkan beberapa pendapat di muka, yang dimaksud kompetensi karir
adalah kemampuan individu dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan
lanjutan dan pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Aspek pengetahuan ditunjukkan dengan pemahaman diri, pengenalan lingkungan,
Aspek sikap ditunjukkan dengan eksplorasi sumber informasi, perencanaan masa
depan, keyakinan, dan tanggung jawab. Aspek keterampilan ditunjukkan dengan
realisasi karir, pengelolaan diri dalam mengambil keputusan karir, dan menjalin
hubungan dengan orang lain untuk mencapai kesuksesan karir.
2. Program Bimbingan Karir
Program bimbingan karir merupakan bagian dari program bimbingan dan
konseling di sekolah (Winkel dan Hastuti, 2012). Maka untuk menjelaskan konsep
program bimbingan karir, dijelaskan terlebih dahulu konsep program bimbingan
dan konseling di sekolah.
Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian rencana
aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selanjutnya akan
menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan
pertanggungjawabannya (Suherman, 2007: 59).
Menurut Suherman dan Sudrajat (1989), program merupakan rencana
kegiatan yang disusun secara operasional dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Faktor-faktor-faktor itu berupa masukan
yang terdiri atas aspek-aspek tujuan, jenis kegiatan, personel, waktu, teknik atau
strategi, pelaksanaan, dan fasilitas lainnya.
Winkel dan Hastuti (2012: 809) mengungkapkan bahwa program bimbingan
ialah rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan
terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran.
Para ahli di bidang bimbingan dan konseling, seperti Super (1951), Surya
(1988), dan Gani (1996) menjelaskan bimbingan karir sebagai berikut.
Super pada tahun 1951 (Supriatna, 2010: 10) mengungkapkan bimbingan
karir sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan
mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia kerja, menguji
konsepnya dengan realitas dan kepuasan bagi dirinya dan masyarakat.
Surya (1988) menyatakan bahwa bimbingan karir merupakan salah satu
jenis bimbingan yang berusaha membantu individu untuk memecahkan masalah
lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam
perjalanan hidup.
Menurut Gani (1996: 11) bimbingan karir adalah suatu proses bantuan,
layanan, dan pendekatan terhadap individu (peserta didik/remaja), agar individu
yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal
dunia kerja. Merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang
diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa
keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan atau karir
yang dipilihnya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
esensi dari program bimbingan karir adalah serangkaian kegiatan layanan
bimbingan terhadap peserta didik agar dapat memahami dirinya, mengenal dunia
kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang
diharapkannya, menyesuaikan diri dengan lingkungannya (sekolah dan
masyarakat), serta mampu menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan
secara tepat dan bertanggungjawab.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan program
bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik SMP yang
layak untuk diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi.
Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu mendeskripsikan :
1. Profil kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang
Tahun Ajaran 2012/2013
2. Program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013 yang layak untuk
E. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, hasil penelitian dapat memperkaya pengetahuan dalam
mengembangkan program bimbingan karir di SMP sebagai dasar dalam
membantu peserta didik untuk mengembangkan kompetensi karirnya.
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 3 Lembang. Program
bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir pada peserta didik SMP
dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan program bimbingan,
sehingga layanan yang diberikan sesuai kondisi dan kebutuhan peserta didik.
Instrumen kompetensi karir peserta didik dapat digunakan untuk
menggambarkan kompetensi karir peserta didik SMP dalam melaksanakan
analisis kebutuhan peserta didik.
2. Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Data kompetensi karir
pada peserta didik SMP yang dihasilkan dapat menambah data empiris
mengenai kompetensi karir peserta didik SMP dan program bimbingan yang
dihasilkan dapat menambah referensi tentang program bimbingan untuk
mengembangkan kompetensi karir peserta didik SMP.
3. Bagi peneliti selanjutnya. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian yang lebih dalam tentang kompetensi karir. Misalnya, dengan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi karir peserta
didik.
F. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan
yang didasari oleh filsafat positivism yang menekankan fenomena-fenomena
objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur
dan percobaan terkontrol (Sukmadinata, N. S., 2007: 53).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
atau saat yang lampau (Sukmadinata, N. S., 2007: 54). Metode deskriptif ini
digunakan untuk menggambarkan profil kompetensi karir peserta didik SMP
sebagai dasar merumuskan program bimbingan karir.
Kerangka alur penelitian ini divisualisasikan dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kerangka Operasional Penelitian tentang Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Kompetensi Karir Peserta didik SMP
Pendahuluan Identifikasi Masalah
Studi Pustaka 1. Judgement
kepada ahli & praktisi BK 2. Uji
keterbacaan 3. Uji validitas
& reliabilitas Perumusan Instrumen Instrumen Terstandar Profil Kompetensi Karir Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Kompetensi Karir Peserta Didik SMP yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Lembang, yang beralamat di Jalan
Raya Lembang No. 29 Lembang. SMP Negeri 3 Lembang ini mempunyai tiga
jurusan, sehingga terdapat pembagian kelas yang terdiri dari kelas pertanian, kelas
kerumahtanggaan, dan kelas keterampilan. Dengan adanya kelas-kelas tersebut
maka siswa dapat memilih salah satu kelas sesuai dengan minatnya. Oleh karena
itu, peneliti melakukan penelitian berkenaan kompetensi karir di sekolah ini.
2. Populasi dan Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3
Lembang Tahun Ajaran 2012/2013, penentuan anggota populasi didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut.
a) Menurut Piaget (Supriatna, Mamat (Ed), 2011: 43) anak usia SMP mulai
berkembang kemampuan berpikir abstrak. Berpirkir abstrak adalah berpikir
tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai berpikir formal
operasional. Anak mulai mampu melihat (berpikir)/ membayangkan tentang
kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami di masa depan.
b) Peserta didik kelas VIII SMP merupakan individu-individu dalam masa awal
remaja. Dalam tahap perkembangan karir, remaja awal berada pada tahap
perkembangan (growth). Pada tahap ini, remaja awal usia SMP sudah mulai
memikirkan pendidikan lanjutan (SMA/SMK) dan pekerjaan yang akan
ditempuhnya.
c) Kelas VIII perlu memiliki kompetensi karir agar ketika memasuki kelas IX
sudah memiliki cita-cita yang mantap dan tidak memiliki hambatan-hambatan
dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
Berikut jumlah subjek penelitian untuk mengetahui profil atau gambaran
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Kelas Jumlah
1. VIII A 36
2. VIII B 37
3. VIII C 35
4. VIII D 33
5. VIII E 37
6. VIII F 36
7. VIII G 36
8. VIII H 36
9. VIII I 41
Jumlah total 327
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang didasari oleh filsafat positivism
yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif.
Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol
(Sukmadinata, N. S., 2007: 53). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu
gambaran umum kompetensi karir peserta didik yang diungkap melalui Instrumen
Kompetensi Karir. Selanjutnya data ini dianalisis dan dilakukan penafsiran
dengan menggunakan perhitungan statistik, sehingga dihasilkan suatu data yang
teruji secara ilmiah. Data yang dihasilkan merupakan profil kompetensi karir
peserta didik. Profil kompetensi karir ini dijadikan dasar sebagai pembuatan
program bimbingan karir.
C. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif, yakni suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang
menggambarkan kompetensi karir peserta didik SMP sebagai dasar merumuskan
program bimbingan karir.
D. Definisi Operasional
Secara operasional terdapat dua konsep pokok dalam penelitian ini, yaitu
kompetensi karir dan program bimbingan karir.
1. Kompetensi Karir
Secara operasional, yang dimaksud kompetensi karir dalam penelitian ini
adalah respon peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang tahun ajaran
2012/2013 terhadap pernyataan tertulis tentang kemampuan dalam memilih
pendidikan lanjutan dan pekerjaan selepas SMP yang dibatasi pada aspek
pengetahuan dan sikap sebagai berikut:
a. Aspek pengetahuan ditunjukkan dengan indikator-indikator, yaitu (1)
pemahaman diri; (2) pengenalan lingkungan; dan (3) pertimbangan atas
peluang dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
b. Aspek sikap ditunjukkan dengan indikator-indikator, yaitu (1) eksplorasi
sumber informasi; dan (2) perencanaan masa depan.
2. Program Bimbingan Karir
Dalam penelitian ini, program bimbingan karir adalah serangkaian
kegiatan bimbingan yang disusun berdasarkan profil kompetensi karir peserta
didik kelas VIII SMPN 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013 yang dilaksanakan
dalam bentuk Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling. Secara umum program
bimbingan karir ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik
kelas VIII SMPN 3 Lembang.
Program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi karir peserta
didik terdiri dari lima komponen dasar, yaitu: (1) pemahaman diri dengan
mengenal dan memahami akan potensi diri; (2) pengenalan lingkungan dalam
memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan; (3) pertimbangan atas peluang dalam
tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan; serta (5) perencanaan masa depan
dalam menentukan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang kompetensi karir
peserta didik berupa skala Likert dengan alternatif respon skala empat berupa
pernyataan mulai dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), (Tidak Sesuai), dan Sangat
Tidak Sesuai (STS). Alasan menggunakan skala empat didasari oleh pendapat
Arikunto (2010: 284) bahwa “...ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa
aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir), maka disarankan agar
alternatif pilihannya hanya empat saja”.
Adapun teknik penyekoran dalam instrumen ini sebagai berikut.
1. Untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan
positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.
2. Untuk pilihan jawaban Sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif
atau skor 2 pada pernyataan negatif.
3. Untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan
positif atau skor 3 pada pernyataan negatif.
4. Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) memiliki skor 1 pada
pernyaataan positif atau skor 4 pada pernyataan negatif.
Secara sederhana, setiap opsi alternatif respon mengandung arti dan nilai
skor seperti tertera pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Pola Pemberian Skor Alternatif Respon
Pernyataan Skor Empat Pilihan Alternatif Respon
SS S TS STS
Positif (+) 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4
F. Pengembangan Instrumen
1. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kompetensi karir peserta didik
dikembangkan dari definisi operasional yang didalamnya mengandung aspek
dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan skala.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir Peserta Didik SMP Sebelum Uji Kelayakan
Variable Aspek Indikator Ruang Lingkup
Nomor
Pernyataan ∑
(+) (-) Kompetensi Karir Pengetahuan Pemahaman diri
Penerimaan dan penyadaran akan potensi diri
1,2,3,5,
6,7 4 7
Pengenalan lingkungan
Penggambaran dan perbandingan tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan
8,9,11,
12,13,14 10 7
Pertimbangan atas peluang
Pemikiran dan pemilihan tentang kesempatan yang tersedia dalam pendidikan lanjutan dan pekerjaan
15,17,18, 19,20,21, 22,25 16, 23, 24 11 Sikap Eksplorasi sumber informasi Penggalian dan pemanfaatan informasi tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan 26,27,28, 29,30,31, 32,33,34, 36,37,38, 39,41,42, 43,44,45, 46,47,48, 49 35,
40 24
Perencanaan masa depan
Persiapan dan perancangan dalam menentukan
pendidikan lanjutan dan pekerjaan
50,51,53, 54,55,56, 57,58
52 9
Total Pernyataan 50 8 58
Instrumen yang telah disusun kemudian diuji, selanjutnya ditimbang oleh
empat pakar dan satu praktisi lapangan (guru bimbingan dan konseling).
Penimbangan instrumen dilakukan untuk melihat kesesuaian butir-butir
pernyataan baik dari segi bahasa, konstruk, maupun konten/isi. Instrumen yang
ditimbang oleh para ahli diklarifikasikan ke dalam dua kategori, yakni memadai
dan tidak memadai. Memadai artinya butir instrumen tersebut bisa langsung
digunakan atau harus dibuang. Selanjutnya hasil pertimbangan instrumen tersebut
dijadikan landasan dalam penyempurnaan instrumen yang telah disusun.
Hasil penilaian dari seorang guru BK dan empat dosen penimbang instrumen
yang dikembangkan mengalami revisi baik dari segi bahasa, konstruk, maupun
konten/isi. (hasil pertimbangan judgement terlampir)
Hasil penilaian instrumen dari para pakar secara rinci dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3.4
Hasil Penilaian Instrumen dari Pakar atau Ahli
Keimpulan Nomor Item Jumlah
Memadai 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 50, 51, 52, 53,
54, 55, 56, 57, 58
50
Tidak memadai 1, 2, 4, 45, 46, 47, 48, 49 8
Jumlah 58
Berdasarkan hasil uji kelayakan berdasarkan penilaian pakar, kisi-kisi
instrumen untuk mengungkap kompetensi karir peserta didik dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir Peserta Didik SMP Setelah Uji Kelayakan
Variable Aspek Indikator Ruang Lingkup
Nomor
Pernyataan ∑
(+) (-)
Kompetensi
Karir Pengetahuan
Pemahaman diri
Penerimaan dan
diri
Pengenalan lingkungan
Penggambaran dan perbandingan tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan
8,9,
11,12,13 10 6
Pertimbangan atas peluang
Pemikiran dan pemilihan tentang kesempatan yang tersedia dalam pendidikan lanjutan dan pekerjaan
14,16,17, 18,19,20, 21 15, 22, 23, 24 11 Sikap Eksplorasi sumber informasi Penggalian dan pemanfaatan informasi tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan
25,26,27, 28,29,30, 31,32,34, 35,36,38, 39,40,41 33, 37 17
Perencanaan masa depan
Persiapan dan perancangan dalam menentukan
pendidikan lanjutan dan pekerjaan
42,43,44, 46,47,48, 49,50
45 9
Total Pernyataan 40 10 50
3. Uji Keterbacaan Peserta Didik
Uji keterbacaan dilakukan pada lima orang peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 3 Lembang yang menjadi sampel penelitian. Uji keterbacaan dilakukan
untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari item pernyataan yang akan dijadikan
alat pengungkap kompetensi karir peserta didik SMP. Setelah dilakukan uji
keterbacaan, pernyataan dalam instrumen yang kurang jelas diperbaiki sesuai
kebutuhan sehingga dapat dimengerti peserta didik. Berdasarkan uji keterbacaan
terhadap instrumen kompetensi karir, terdapat beberapa peserta didik yang merasa
kurang jelas dengan item-item pernyataan.
Hasil uji keterbacaan setiap item secara rinci dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
Table 3.6
Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Kompetensi Karir Peserta Didik SMP
Mengerti 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
45
Tidak mengeti 10, 18, 19, 22, 33 5
Jumlah 50
4. Uji Validitas
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan terhadap peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013. Uji validitas bertujuan untuk
menunjukkan kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data
penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid jika alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid, sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 173).
Pengujian validitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus Spearman
Brown. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program
SPPS for Windows Versi 20.0. Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas
menunjukkan bahwa dari 50 butir pernyataan dari instrumen kompetensi karir
peserta didik, 48 butir pernyataan dinyatakan valid.
Hasil uji validitas setiap item secara rinci dapat dilihat dalam tabel 3.7
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Item
Kesimpulan Nomor Item Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
48
Tidak Valid 10, 22 2
Jumlah 50
5. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil
instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya
sama atau relatif sama (Sukmadinata, N.S., 2007: 229-230). Untuk menguji
reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, diolah dengan metode
statistika yang memanfaatkan program SPPS for Windows Versi 20.0.
Adapun kriteria untuk mempresentasikan derajat reliabilitas instrumen/nilai
r dapat dilihat pada tabel 3.8
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
Sumber : (Sugiyono, 2012: 257)
Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,809.
Dengan demikian, data yang dihasilkan instrumen penelitian ini menunjukkan
reliabilitas yang sangat tinggi. Tingkat keterandalan sangat tinggi artinya
instrumen yang digunakan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data
kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP.
G. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data
1. Penyeleksian Data
Tujuan penyeleksian data adalah memilih data yang memadai untuk diolah,
dimana yang mempunyai kelengkapan dalam pengisian, baik identitas maupun
jawaban. Jumlah instrumen yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah instrumen
yang disebarkan.
2. Penyekoran Data Hasil Penelitian
Penyekoran dilakukan secara sederhana dengan mengacu pada pedoman
penyekoran sebagai berikut.
Kategori Pemberian Skor Alternatif Respon
Pernyataan Skor Alternatif Respon
SS S TS STS
Positif (+) 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4
3. Penentuan Konversi Skor
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kompetensi karir peserta
didik SMP kelas VIII. Data hasil penelitian yang diperoleh dari instrumen yang
telah disebarkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui makna skor
yang dicapai peserta didik dalam pendistribusian responnya terhadap instrumen.
Penskoran dimaksudkan untuk memudahkan dilakukannya analisis dengan
menggunakan teknik statistik. Untuk menetapkan batas lulus ideal tersebut perlu
dicari X (rata-rata) dan S (simpangan baku atau standar deviasi). Adapun
langkah-langkah untuk menentukan kriteria skor kompetensi karir peserta didik kelas VIII
SMP adalah sebagai berikut.
a) Menghitung skor total masing-masing responden.
b) Menghitung rata-rata dari skor total responden (µ) dengan menggunakan
layanan Microsoft Excel 2007.
c) Menentukan standar deviasi dari skor total responden (ơ) dengan
menggunakan layanan Microsoft Excel 2007.
d) Mengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai berikut.
Setelah dirumuskan batas lulus ideal, data tentang kompetensi karir
dikelompokan ke dalam tiga kategori yaitu kompeten, cukup kompeten, dan
kurang kompeten. Pengelompokan ini bertujuan untuk memperoleh profil
kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang tahun ajaran
20012/2013.
Adapun penafsiran profil kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 3 Lembang ditinjau dari kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10
No. Kualifikasi Kategori
1. (µ + 1,0 ) < X Kompeten
2. ( µ - 1,0 ) < X < ( µ + 1,0 ) Cukup Kompeten 3. X < ( µ - 1,0 ) Kurang Kompeten
Sumber : (Azwar, S., 2012: 149)
Keterangan:
X = skor subjek
μ = rata-rata baku
σ= deviasi standar baku
Berdasarkan skor ideal di atas, penafsiran tingkat kompetensi karir setiap
kategori dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.11
Kualifikasi Kompetensi Karir Peserta Didik SMP Sesuai Kategori
No. Kategori Kualifikasi
1. Kompeten (≥168)
Pada kategori ini, peserta didik sudah menerima dan menyadari akan potensi diri, mampu menggambarkan dan membandingkan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, mampu berpikir dan memutuskan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, mampu menggali dan memanfaatkan informasi pendidikan lanjutan dan pekerjaan, serta sudah mampu mempersiapkan dan merancang pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
2. Cukup Kompeten (120-167)
yakin dan masih ragu. 3. Kurang Kompeten
(<120)
Pada kategori ini, peserta didik belum menerima dan belum menyadari tentang potensi diri, belum mampu menggambarkan dan membandingkan tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan, belum mampu berpikir mengenai kesempatan yang tersedia dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan, tidak pernah berdiskusi dengan orang lain tentang pekerjaan yang diminati dan tidak berusaha untuk mencari informasi pekerjaan, dan belum mampu membuat perencanaan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
H. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, serta hasil
pelaporan.
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan tim
dosen mata kuliah Metode Riset.
b. Mempresentasikan hasil konsultasi proposal di kegiatan seminar proposal
pada mata kuliah Metode Riset.
c. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dan masukan dosen
pada saat penyelenggaraan seminar proposal.
d. Mendapatkan nama-nama dosen pembimbing skripsi melalui
pertimbangan tim dosen mata kuliah Metode Riset.
e. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dosen pembimbing.
f. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
tingkat fakultas.
g. Bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing untuk penyusunan BAB I,
II, dan III.
h. Mengajukan permohonan izin penelitian dari Jurusan Psikologi
melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan
kemudian disampaikan kepada Kepala SMP Negeri 3 Lembang.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi kisi-kisi instrumen,
penimbangan instrumen oleh para ahli, uji keterbacaan peserta didik serta
merevisi instrumen sesuai hasil penimbangan para ahli dan hasil
keterbacaan peserta didik).
b. Penyebaran Instrumen Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP
Negeri 3 Lembang. Setelah itu, angket yang telah disebar kemudian
diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan profil kompetensi karir
peserta didik.
c. Pembuatan program bimbingan karir hipotetik berdasarkan profil
kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang.
3. Hasil dan Laporan
Setelah dilakukan penelitian maka disusun laporan hasil penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang program bimbingan karir untuk
meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang
Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. (a) Secara umum profil kompetensi karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri
3 Lembang Tahun Pelajaran 2012/2013 berada pada kategori cukup
kompeten. Artinya, peserta didik sudah menerima dan menyadari potensi
diri tetapi belum optimal, mampu menggambarkan dan membandingkan
pendidikan lanjutan dan pekerjaan tetapi belum menyadari bahwa hal itu
penting, mampu berpikir dan memutuskan pendidikan lanjutan dan
pekerjaan tetapi belum terfungsikan sepenuhnya pada kehidupan, sudah
berdiskusi dengan orang lain dan sudah mencari informasi tentang
pendidikan lanjutan dan pekerjaan tetapi kurang dimanfaatkan hasilnya,
serta sudah berusaha untuk merancang kegiatan yang menunjang pilihan
pendidikan lanjutan dan pekerjaan akan tetapi belum yakin.
(b) Dilihat dari tingkat pencapaian kompetensi karir peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013, pencapaian aspek
pengetahuan lebih tinggi dari aspek sikap, sedangkan pada setiap indikator,
tingkat pencapaian dari yang paling tinggi ke rendah yaitu; (1) perencanaan
masa depan; (2) pengenalan lingkungan; (3) pemahaman diri; (4)
pertimbangan atas peluang; dan (5) eksplorasi sumber informasi. Hal inilah
yang menjadi dasar kebutuhan peserta didik dalam membuat program
bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik.
2. Rumusan program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi karir
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang tahun ajaran 2012/2013,
telah dinyatakan layak menurut pertimbangan pakar dan praktisi. Artinya
program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik
diterapkan pada peserta didik. Struktur program bimbingan karir untuk
meningkatkan kompetensi karir peserta didik terdiri atas rasional, deskripsi
kebutuhan, visi dan misi program, tujuan program, sasaran layanan,
komponen program, rencana operasional kegiatan (action plans),
pengembangan tema, langkah kegiatan, peran personel pelaksana, dan
evaluasi.
B. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang diajukan merupakan upaya tindak lanjut dan
usaha membantu lembaga serta pihak-pihak yang dipandang berkepentingan
dengan hasil penelitian, diantaranya (1) guru pembimbing; dan (2) peneliti
selanjutnya.
1. Guru Bimbingan dan Konseling SMP
Berdasarkan hasil penelitian ini, program bimbingan karir diduga efektif
untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik karena telah diuji
kelayakannya oleh pakar dan praktisi. Sebagai upaya tindak lanjut program
hipotetik, guru bimbingan dan konseling SMP dapat mengaplikasikannya di
sekolah dengan cara menyebarkan instrumen kompetensi karir terlebih dahulu,
kemudian data diolah, lalu aplikasikan program bimbingan karir ini sesuai dengan
kebutuhan peserta didik yang dapat dilihat berdasarkan aspek atau indikator yang
rendah guna meningkatkan kompetensi karir peserta didik.
Program bimbingan karir berdasarkan kompetensi karir di kelas VIII
ditujukan agar peserta didik selama satu tahun ke depan (selama kelas IX)
memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan yang menunjang
pencapaian kompetensi karirnya. Jadi, setelah penerapan program bimbingan karir
di kelas VIII, pada saat kelas IX guru bimbingan dan konseling tetap
mengarahkan dan mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan
kompetensi karirnya agar memudahkan peserta didik dalam menentukan karir
yang dipilih setelah lulus SMP.
Namun, agar program yang dirumuskan dapat terlaksana dan memberikan
seyogyanya memberikan dukungan sistem dalam kegiatan bimbingan berupa
mengupayakan penyediaan waktu khusus kegiatan layanan bimbingan karir dalam
bentuk jam pelajaran dan mempersiapkan ruang bimbingan yang lebih
representative.
2. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada pengkajian tentang program bimbingan karir
untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik. Oleh sebab itu peneliti
selanjutnya diharapkan mengkaji program bimbingan karir berikut ini.
a) Membuat program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi karir
peserta didik SMA/SMK yang sesuai dengan tugas perkembangannya.
b) Mengujicobakan program bimbingan karir ini di SMP guna mengetahui
dengan pasti apakah program ini efektif digunakan dalam proses bimbingan
karir di sekolah atau tidak.
c) Mengukur aspek kompetensi karir yang lain seperti aspek keterampilan agar
pembahasan yang dikaji lebih beragam.
d) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi karir agar menjadi
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2008). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Azmi et al. (2009). The Effects of Competency Based Career Development and Performance Management Practices on Service Quality: Some Evidence From Malaysian Public Organizations. International Review of Business
Research Papers ,Vol. 5, No. 1, January 2009, Pp. 97- 112.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiamin, A. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.
Crites. J.O. (1980). Career Counseling : Models. Methodes, and Material. New York: McGraw-Hill Book Company.
Fathonah, N. (2010). Efektifitas Layanan Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir. Skripsi. Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan FIP-UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Gani, R.A. (1996). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.
Greenhaus, J., Callanan, G., Godshalk, V. (2000). Career management. Harcourt
College Publishers: The Dryden Press.
Haase, S., (2007). Applying Career Competencies in Career Management. A thesis
submitted in partial fulfilment of the University of Coventry’s requirements for the degree of Doctor of Philosophy, Coventry University in collaboration with the University of Worcester, PP. 2-62.
Himpunan Peraturan Perundang-undangan. (2006). Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional).
Bandung: Fokus Media.
Hurlock, Elizabeth B. (1991). Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Krishnawati, Naniek. (2011). Efektivitas Konseling Karir Rational Emotive
Behaviour Therapy (REBT) untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Siswa.
Tesis. Jurusan Bimbingan dan Konseling SPS-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Kujipers, et al. (2006). Career Competencies for the Modern Career. Journal of The Career Development Quarterly, 32, 168-178.
Lestari, Nurul. (2012). Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan
Kompetensi Karir Peserta Didik Sekolah Menengah Atas. Skripsi. Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP-UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Munandir. (1996). Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ogrean et al. (2009). Competency-Based Management and Global Competencies– Challenges for Firm Strategic Management. International Review of Business
Research Papers Vol. 5 No. 4 June 2009 Pp. 114-122.
Ordon, Ursula (2008). Professionalism and Career Competencies of Tertiary School Teachers. Institute of Elementary and Secondary Education Jan
Dłuhosh University of Chestokhova Poland. SNYK LVIV UNIV. Ser.
Pedagog. 2008. Vol.25. P. 1 P. 25–30.
Osipow, S. H. (1983). Theories of Career Development. Third Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Reksoatmodjo, T.N.(2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode,
Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Press.
Santrock. J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Alih
bahasa Shinto B Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.
Sharf, Richard S. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling. Amerika: Wadsworth.
Suherman, U dan Sudrajat, D. (1989). Evaluasi dan Pengembangan Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP
UPI.
Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2004). Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya.
________________ (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Supriatna, M. (2010). Layanan Bimbingan Karier Di Sekolah. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriatna, M (Ed). (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi:
Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Tubutiene, Vilma. (2010). Partnership between University and Regional
Organizations in Enhancing Students’ Career Competencies. Social Research. Nr. 3 (20), 163–174.
Winkel, W.S dan Hastuti, Sri. (2012). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf dan Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.