• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR : Penelitian Studi Deskriptif Analitik Pada Anak Kelompok A Dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR : Penelitian Studi Deskriptif Analitik Pada Anak Kelompok A Dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR

(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada

Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

BENAZIR ABDULLAH 0803195

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penanaman

Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina Cianjur” ini

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini

Bandung, Desember 2012 Yang membuat pernyataan

(3)

PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR

(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

Benazir Abdullah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Benazir Abdullah 2012

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

BENAZIR ABDULLAH

PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR

(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Rudiyanto, S.Pd., M.Si. 197404617 199903 1 003

Pembimbing II

Drs. H. Usep Kuswari, M.Pd 19590119 198601 1 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

(5)

PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR

(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh: Benazir Abdullah

0803195

Disetujui dan disahkan oleh: Penguji I

Heny Djohaeni, S.Pd, M.Si

Penguji II

dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP.19700724 199802 2 001 NIP. 19701125 200312 2 001

Penguji III

Dr. Nining Sriningsih, M.Pd

Penguji IV

I Gusti Komang Arya Prasetya,M.Hum NIP. 19791211 200604 2 001 NIP. 19770312 200812 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

(6)

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum(hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan

berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan

Jangan pernah melupakan pemberian tuhan,

baik itu anugerah maupun cobaan.

Selalu ada makna disetiap peristiwa.

God is Good

Jika kamu memiliki keinginan tuk memulai,

kamu juga harus mempunyai keberanian dan keinginan untuk

menyelesaikannya, bukan hanya untuk mengakhirinya.

Kupersembahakan untuk keluarga,

orang terkasihku,

(7)

ABSTRAK

Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini Di TK Negeri Pembina Cianjur

(Penelitian Studi Deskriptif Analitik Pada Anak Kelompok A Dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)

BENAZIR ABDULLAH (0803195)

2012

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Tentang Nilai Budaya ... 11

(9)

2. Pengertian Budaya ... 15

3. Pengertian Nilai-Nilai Budaya ... 19

B. Kajian Tentang Budaya Sunda ... 23

1. Pengertian Kata Sunda ... 23

2. Nilai BudayaSunda... 25

3. Cageur, Bageur, Bener, Pinter jeung Singer Watak Ideal Orang Sunda ... 38

C. Kajian Tentang Anak Usia Dini ... 45

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 45

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ... 45

3. Hakikat Program Pembelajaran bagi Anak Usia Dini... 46

4. Pendekatan dan Asas Pembelajaran Anak Usia Dini ... 48

D. Kajian Tentang Hubungan Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Dan Penanaman Nilai Budaya Sunda ... 54

1. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini ... 54

2. Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 59

A. Metode Penelitian... 59

(10)

E. Analisis Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Profil TK Negeri Pembina Cianjur ... 72

1. Lokasi TK Negeri Pembina Cianjur ... 72

2. Visi dan Misi TK Negeri Pembina Cianjur ... 74

3. Sarana dan Prasarana ... 75

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 75

5. Program Pembelajaran ... 79

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 81

1. Sumber Keilmuan atau Filosofi Penanaman Nilai Budya Sunda dan Penerapan Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 82

2. Perencanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 84

3. Pelaksanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 85

4. Penilaian dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 89

5. Peran Guru dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 90

(11)

C. Pembahasan hasil Pengamatan ... 92

1. Sumber Keilmuan atau Filosofi Penanaman Nilai Budya Sunda dan Penerapan Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 92

2. Perencanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 96

3. Pelaksanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 99

4. Penilaian dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 103

5. Peran Guru dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 105

6. Faktor-Faktor yang mendukung dan menghambat dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 104 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL TABEL

3.1 Kisi-kisi Instrumen ... 63

3.2 Data Subjek Wawancara ... 67

4.1 Data Guru di TK Negeri Pembina Cianjur Periode 2012/2013 ... 76

4.2 Data Anak Kelompok A (Manggis) ... 76

4.3 Data Anak Kelompok B1 (Anggur) ... 77

4.4 Data Anak Kelompok B2 (Apel)... 78

4.5 Data Anak Kelompok B3 (Stawberi) ... 78

4.6 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di TK Negeri Pembina Cianjur ... 87

4.7 Analisis Perencanaan di TK Negeri Pembina dengan Nilai Kesundaan ... 98

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

3.1 Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994) ... 71

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ... 105

1. Data Bimbingan Skripsi ... 106

2. Surat Keterangan ... 107

3. Surat Keputusan Pembimbing ... 108

4. Surat Ijin Penenlitian ... 109

5. Surat Pengantar Validasi ... 110

6. Lembar Validasi Instrumen ... 111

LAMPIRAN II (Instrumen Penelitian) ... 112

1. Pedoman Studi Dokumen ... 113

2. Pedoman Observasi ... 117

3. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 121

4. Pedoman Wawancara Perwakilan Komite Sekolah ... 124

5. Pedoman Wawancara Guru Kelas ... 127

LAMPIRAN III ... 128

1. Catatan Observasi ... 129

(15)

3. Lampiran Foto Anak (Kolerasi Pendidikan Karakter dgn Nilai Kesundaan)

... 139

4. Rencana Kegiatan Mingguan ... 145

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 1

ayat 14 menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang

pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur

formal, nonformal, dan informal”.

Secara umum pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini

dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara

menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan

prasekolah hendaknya tidak berorientasi akademik, tetapi hendaknya dapat

menyediakan pengalaman-pengalaman belajar bagi anak, juga harus disesuaikan

dengan kebutuhan, minat dan perkembangan anak (Solehuddin, 1997: 6-9)

Para ahli neuroscience mengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan telah

memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembangkan. Pada saat ini

pertumbuhan sel jaringan otak terjadi sangat pesat, dan sampai pada usia 4 tahun

(golden age) 80% jaringan otaknya telah tersusun. Jaringan tersebut akan

berkembang dengan optimal jika ada rangsangan dari luar berupa

(17)

2

kurang menerima rangsangan atau rangsangannya tidak tepat. Pada masa ini pula

ada suatu masa dimana anak cerdas berbahasa apabila tidak distimulasi dengan

baik kemampuan berbahasa anak tidak akan berkembangan secara optimal.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan

masyarakat. Suparlan (1988) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan

pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang lainnya

adalah perangkat–perangkat, model–model pengetahuan yang secara selektif

dapat dipergunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang

dihadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan–tindakan yang

diperlukannya. Kebudayaan merupakan bagian dan menjadi milik masyarakat

maupun dunia ini. Perbedaan terletak pada kebudayaan yang satu lebih sempurna

daripada kebudayaan masyarakat lainnya, didalam perkembangan untuk

memenuhi segala sesuatu keperluan masyarakatnya.

Kebudayaan mengatur manusia untuk bertindak. Kebudayaan melahirkan

kaidah-kaidah untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakibatkan

oleh kekuatan-kekuatan yang tersembunyi dimasyarakat. kaidah ini berupa

petunjuk cara-cara bertingkah laku didalam pergaulan hidup. Kebudayaan

mengatur manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan

menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila

(18)

3

seseorang tinggal didaerah Sunda harus dengan sadar terus memelihara dan

menjaga budaya Sunda itu sendiri. Dengan selalu mengajarkan dan mengenalkan

sejak dini mengenai adat istiadat, norma, hukum dan juga yang terpenting adalah

bahasa itu sendiri.

Pemeliharaan nilai-nilai budaya yang terdapat pada suatu daerah dapat

ditanamkan pada unsur terkecil dalam masyarakat itu sendiri, yaitu keluarga.

Keluarga merupakan kelompok terkecil dari masyarakat yang banyaknya selalu

dan besar mempengaruhi pola dalam keluarga tersebut.

Pengenalan yang diberikan sejak dini akan lebih baik diberikan untuk anak

dalam keluarga dan terus berkembang pada lingkungan-lingkungan anak berada.

Ketika anak berada dirumah, pola penanaman nilai-nilai budaya dapat dikenalkan

dengan hal-hal sederhana yang dapat dipahami oleh anak. baik melalui tata

krama, maupun bahasa itu sendiri. Yang akan menciptakan hubungan antara

manusia didalam masyarakat, yaitu norma-norma yang dikenal dengan cara

(usage), kebiasaan (folkways), tatakelakuan (mores), dan adat istiadat

(costums).(Suryani, 1988)

Pada dasarnya, nilai budaya yang menjadi dasar sebuah daerah yaitu

sistem religius, sistem pengetahuan, sistem bahasa dan sistem kesenian.

Penggunaan bahasa daerah yang sangat jarang digunakan. Apalagi budaya Sunda

itu sendiri, yang merupakan daerah yang sangatlah banyak penduduknya. Padahal

jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya.

Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang, akan

(19)

4

Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan

menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat),

bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). (Eman

Sulaeman : 2012)

Kini masalah yang timbul adalah pengembangan bahasa daerah yang saat

ini mengalami perubahan dalam segi pemakaian dalam kehidupan sehari-hari.

Mengakibatkan beberapa bahasa daerah yang merupakan ciri khas dari daerah

daerah tertentu menjadi punah karena sudah tidak lagi digunakan.

Menurut UNESCO memperkirakan hanya 10 persen saja penduduk

Nusantara yang berbicara dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu.

Pengamat pendidikan, yang juga Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk

UNESCO, Arief Rachman (2010), mengatakan pelestarian dan promosi bahasa

ibu harus dilakukan agar bahasa ibu tidak punah. Kepala Pusat Bahasa

Departemen Pendididan Nasional, Dendy Sugono (2010), menambahkan saat ini

di Indonesia terdapat 746 bahasa yang sudah teridentifikasi. "Bahasa-bahasa itu

tersebar di kepulauan yang memiliki luas 1,7 juta kilometer persegi dengan

17.508 pulau," katanya. Menurutnya, dari jumlah itu saat ini telah ada 10 bahasa

yang punah. Sembilan di antara yang punah itu ada di Papua, yaitu Bahasa Bapu,

Bahasa Darde dan Bahasa Wares di Kabupaten Sarmi. Sedangkan di Kabupaten

(20)

5

masih ada 33 bahasa lagi yang saat ini terancam punah. Dari jumlah itu, 32

bahasa berasal dari Papua dan 1 berasal dari Maluku Utara.

Dalam beberapa penelitian, juga menunjukan bahwa ada beberapa daerah

yang sudah tidak banyak menggunakan bahasa daerahnya sendiri sebagai bahasa

komunikasinya sehari-hari. Misalnya saja bahasa daerah Sunda. Ketika

percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun

kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi

menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata. Seperti yang terjadi di

pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak

lagi menggunakan bahasa Sunda.

Pada saat ini banyak sekali upaya yang bisa dilakukan untuk tetap

memelihara budaya Sunda itu sendiri. Salah satunya adalah terus menggunakan

bahasa Sunda dalam kegiatan sehari-hari. Yang sekarang ini terus ditanamkan

pada anak usia dini melalui interaksi dirumah dan yang dilakukan juga di sekolah

anak tersebut.

Pentingnya pengenalan pada anak usia dini melalui berbagai cara ini,

semata-mata dilakukan supaya apa yang sudah ada dalam budaya Sunda itu

sendiri tetap terjaga dan terpeliha secara baik dan terus menjadi dasar penanaman

nilai-nilai budaya untuk kelangsungan diri anak juga jati diri anak itu sendiri.

Dalam pendidikan pada anak usia dini, proses tujuan pendidikan nasional

yang ditetapkan oleh pemerintah ditanamkan pada kegiatan pembelajaran yang

(21)

6

mengenalkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dengan selalu

menamamkan nilai-nilai budaya daerah itu sendiri.

Pemerintah Daerah khususnya Daerah Jawa Barat mempunyai Peraturan

daerah tersendiri yang mengatur tentang Penggunaan dan Pelestarian Bahasa,

Sastra dan Aksara Sunda, yang tercermin dengan lahirnya Perda Provinsi Jawa

Barat No 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa, Sastra dan aksara Sunda. Yang kemudian Perda tersebut diperbaharui

dengan Perda No 5 tahun 2003 tentang pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara

Daerah.

Walaupun dalam penyelenggaraannya masih terbilang terbatas pada

realitas dalam pelaksanaan, tetapi ada sedikit penekanan dalam setiap pelaksanaan

penggunaan bahasa sunda tersendiri, yaitu mengharuskan setiap Rabu

menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi dalam keseharian.

Percobaaan ini pun dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan

tertentu, misalnya jenjang Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan jenjang

lainnya. Meskipun hanya dengan pengunaan bahasanya saja, dalam intinya tersirat

makna yang dalam tentang pelestariaan budaya Sunda itu sendiri.

TK Negeri Pembina Cianjur dalam proses pengajarannya sudah

menanamkan nilai budaya Sunda dengan menggunakan bahasa, dan

(22)

7

bersikap yang ramah seperti orang Sunda, kemudian dari segi keagamaan yang

mendalam dan pengenalan kesenian seperti Pencak Silat.

Pandangan tersebut mengisyaratkan bahwa nilai budaya yang bisa

diajarkan atau dikenalkan pada anak usia dini salah satunya yaitu tetap

menanamkan nilai budaya sunda yang dapat terus kita jaga untuk generasi

selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang

bagaimanakah Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini Di Tk Pembina Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah penanaman nilai budaya sunda pada

anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

Secara khusus dapat dituangkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana sumber keilmuan atau filosofi penanaman Nilai Budaya Sunda

di TK Negeri Pembina Cianjur ?

2. Bagaimana perencanaan pada penanaman nilai budaya sunda pada anak

usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda

pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

4. Bagaimana sistem penilaian yang digunakan dalam penanaman nilai

(23)

8

5. Bagaimana peran guru dalam penanaman nilai budaya sunda pada anak

usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

6. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat penanaman nilai

budaya Sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur?

C Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan unuk menjawab dan

mendiskripsikan tentang penanaman nilai budaya sunda pada anak kelompok A

dan kelompok di TK Negeri Pembina Cianjur. Secara khusus penelitian ini ingin

menjawab dan mendeskripsikan tentang :

1. Mendeskripsikan sumber keilmuan atau filosofi penanaman Nilai Budaya

Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur

2. Perencanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda pada anak

usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur

3. Pelaksanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda pada anak

usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur

4. Sistem penilaian yang digunakan dalam penanaman nilai budaya sunda

pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur

5. Peran guru dalam penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di

(24)

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis

maupun secara praktis. Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti mengharapkan

beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi guru untuk

mengembangakan penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di

TK sehingga dapat terus memelihara dan menjaga keletarian budaya sunda

agar tidak mengalami kepunahan

2. Bagi Lembaga Taman Kanak-kanak, penelitian ini dapat memberi

pemahaman tentang penanaman nilai budaya pada anak usia dini di TK

sehingga di TK yang lain dapat menerapkan cara penanaman nilai budaya

sunda yang dilakukan.

3. Peneliti, sebagai pengalaman dan menambahnya wawasan serta

pengetahuan yang lebih luas mengenai penanaman nilai budaya sunda bagi

anak usia dini

E Struktur Organisasi

Penyusunan skripsi terdiri dari lima yang terdiri dari :

Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian

secara garis besar beserta teknik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan

subjek penelitian serta sistematika penulisan. Bab kedua memaparkan tentang

(25)

10

Bab tiga berisi penjabaran lebih rinci lagi tentang metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian Deskriptif. Semua

prosedur serta tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian

berakhir. Bab empat mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, profil

sekolah hasil temuan penelitian dan merupakan bagian analisis dan pembahasan

mengenai hasil temuan penelitian. Bab lima, pada bab ini mencoba

mengungkapkan bagaimana penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di

TK Negeri Pembina Cianjur serta memaparkan penafsiran/pemaknaan peneliti

berupa kesimpulan terhadap semua hasil temuan penelitian yang diperoleh dan

(26)

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data tentang

penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif, hal ini

didasarkan kepada rumus-rumus yang muncul dalam penelitian ini yang menuntut

peneliti untuk melakukan berbagai aktifitas eksplorasi dalam rangka memahami dan

menjelaskan masalah-masalah yang menjadi focus masalah dalam penelitian ini.

Kemudian pengumpulan berbagai data dan informasi akan dilakukan melalui teknik

observasi, wawancara dan studi dokumentasi terhadap sumber-sumber data yang

diperlukan. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) dalam Moleong (2002: 3)

mendefinisikan metodologi penelitian sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

holistik (utuh). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri

naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur perhitungan secara

statistik.

Karakter khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkapkan keunikan

individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupannya

(27)

60

tulisan dan perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau

organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuanya itu dikaji dari sudut

pendang yang utuh, komprehensif, dan holistic (Bogdan dan Taylor, 1992 :21-22;

Fachan, 2001:1)

Selanjutnya untuk mendukung validitas dan keakuratan data yang diperoleh

selama penelitian, maka dipandang perlu bagi peneli untuk melakukan kajian

pustakaan untuk menganalisaan yang lebih mendalam.

Penelitian pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran secara empirik tentang penanaman nilai budaya Sunda di TK

Negeri Pembina Cianjur secara aktual.

Metode deskritif dalam penelitian menurut Nasution (1988: 9) adalah

dilakukan dengan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dan dituangkan dalam

bentuk laporan dan uraian, penelitian ini tidak mengutamakan angka dan statistik,

walaupun tidak menolak data kuatitatif, karakteristik dari penelitian kualitatif

ditandai oleh kegiatan unutk mengamati orang dalam situasi nyata baik dalam

berinteraksi dengan lingkungan, maupun unutk memahami perilaku orang yang

diamati tersebut.

(28)

61

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertitik tolak dari konsep

yang memandang manusia sebagai faktor utama dalam manejemen. Tegasnya, faktor

manusia adalah yang mutlak. Manusia menjadi titik pusat dalam menejemen

dibandingkan benda-benda.

Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi “proses” daripada

“hasil”. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan

lebih jelas apabila diamati delam proses.

Penelitian ini berupaya melakukan pencatatan terhadap masalah-masalah yang

muncul yang terkait dengan objek yang diteliti dengan cara seksama. Setelah

melakukan pencatatn terhadap masalah yang muncul, kemudian dideskripsikan secara

apa adanya. Hakekat metode deskripsi yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 1989: 79) berdasarkan

kepada paparan diatas, maka melalui penelitian diharapkan terkumpul sejumlah data

dengan berupaya memecahkan masalah berdasarkan fenomena yang ada dan

kemudian dapar dipecahkan sehingga mampu membuat satu kesimpulan yang dapat

dijadikan sebagai bahan dalam pengembangan penanaman nilai budaya Sunda

.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Cianjur yang berlokasi di

Jln. Gatot Mangkupraja Desa Nagrak Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

(29)

62

Pembina Cianjur sebanyak dua orang. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah

penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri.

Nasution (Sugiono, 2011: 306) menyatakan “Dalam penelitian kualitatif, tidak

ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument peneliti utama.

Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah

fokus penelitian prosedur penelitian yang digunakan bahkan hasil yang diharapkan,

itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala

sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang

serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan dan hanya penelitian itu sendiri

sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dari

(30)

63

Tabel 3.1

KISI-KISI PENELITIAN

Judul Penelitian : Penanaman Nilai Budaya Sunda pada Anak Kelompok A dan Kelompok B di TK

Lokasi Penelitian : TK Negeri Pembina Cianjur (TKNPC)

Jln Gatot Mangkupraja Desa Nagrak Kabupaten Cianjur

No Tujuan/Masalah Penelitian Data/Informasi yang diperlukan Teknik

Pengumpulan

Ruang lingkup materi nilai budaya Sunda yang secara nyata disampaikan di kelompok A

(31)
(32)

65

Peran dan keterlibatan dalam penanaman nilai budaya

Pelaksanaan evaluasi Aspek penilaian dalam

penanaman nilai budaya sunda

Studi dokumen Dokumen dan

Buku-Buku

Peran dan keterlibatan kepala sekolah TKNPC

Peran dan keterlibatan guru Peran dan keterlibatan orang

tua

Peran dan keterlibatan kepala sekolah TKNPC

Peran dan keterlibatan guru Peran dan keterlibatan orang

(33)

66

a. Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.

Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan secara

sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burns, 1990: 80). Semua

yang dilihat dan didengar asalkan sesuai dengan tema penelitian, semuanya dicatat

dalam kegiatan observasi yang terencana secara flesibel dan terbuka.

Observasi dilakukan dalam untuk mendapatkan informasi mengenai

penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur khususnya pada

kelompok A dan kelompok B. melalui observasi, peneliti di lapangan dan

mencatatnya apa adanya sesuai dengan kondisi lapangan. Upaya untuk memfokuskan

observasi dan memudahkan pencatatan hasil pengamatan, peneliti menggunakan

pedoman observasi.

Aspek-aspek yang diamati pada penelitian ini adalah proses penanaman nilai

budaya Sunda pada kelompok A dan kelompok B.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tetentu oleh dua pihak,yaitu

pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang

(34)

67

orang lain baik manusia maupun bukan manusia (tringulasi); dan memverifikasi,

mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang

penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur khusunya pada

kelompok A dan kelompok B. Wawancara dilakukan khususnya dengan kegiatan

pembelajaran pada Hari Rabu, Kepala Sekolah, Guru, dan orang tua murid TK Negeri

Pembina Cianjur (Perwakilan Komite Sekolah).

Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara yang

berbentuk terstruktur dan tidak terstruktur, yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang

telah dipersiapkan sebelumnya dan kemudian ditambah pertanyaan-pertanyaan baru

yang tidak terdapat dalam daftar pertanyaan, hal ini tersebut uncul dikarenakan

jawaban yang berkembang diluar pertanyaan yang sudah dipersiapkan tetapi masih

relevan dengan masalah penelitian yang sedang dikaji. Wawancara juga digunakan

sebgai teknik penyerta pada saat melakukan observasi dan analisi dokumentasi.

(35)

68

3 Elis Mariyani, S.Pd Cjr, 24 Okt 1975 S1 2002 – sekarang

Guru Kelas B1 4 Diah Sadiah, S.Pd Skbm, 02 Apr 1968 S1 2005 –

sekarang

Guru Kelas B2 5 Mira Megareta, S.H Cjr, 18 Mar 1979 S1 2004 -

sekarang

Guru Kelas A

Secara garis besar wawancara akan difokuskan pada :

a. Upaya peneliti menggali dan mendalami informasi informasi tentang

fokus penelitian yang berkembangan tentang penanaman nilai budaya

Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur

b. Upaya menggali informasi tentang fakta dan data yang berhubungan

dengan penerapan pembelajaran, pendekatan guru, strategi yang

digunakan dan faktor dalam penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri

Pembina Cianjur

c. Wawancara dilakukan ketika memverifikasi data yang diperoleh atau

kesimpulan dari suatu pengamatan. Hal ini dilakukan agar tafsiran tidak

subjektif.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatau cara pengumpulan data yang

(36)

69

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi digunakan untuk menggali

data dan informasi yang berkenaan dengan penanaman nilai budaya Sunda di

TK Negeri Pembina Cianjur.

Studi dokumentasi yang dilakukan untuk meneliti dan mengkaji

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian, mempelajari dan

mendalami berbagai litelatur yang berkenaan dalam penanaman nilai budaya

Sunda, juga dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut dengan

menggunakan kamera digital sebagai alat perekam.

d. Tringulasi

Tringulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari teknik pengumulan data dan sumber data yang telah ada.

Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas, yaitu

mengecek kredibilitas data dan berbagai sumber data.

E. Analisis Data

Kegiatan terakhir setelah data dikumpulkan dan diperkirakan telah memiliki

tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, dlanjurkan dengan tahap

penganalisaan data. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan bersifat naratif

kualitatif, hal ini dikarenakan data bersifat. Analisis datan dilakukan secara berangsur

setiap selesai mendapatkan data dari hasil wawancara, observasi dan studi

(37)

70

bersifat men-genelisir, tapi diarahkan pada menemukan esensi atau hal-hal mendasar

dari kenyataan.

Pada kegiatan analisi data selanjutnya adalah proses tringulasi yaitu proses

pengecekan keabsahan data yang ada dari teknik-teknik pengumpulan data. Misalnya

data yang diperoleh dari informan (sumber data) yang diperoleh dari hasil wawancara

dicek dengan pengamatan. Proses tringulasi sangat penting dilakukan, bila perlu

diulang lagi dengan wawancara, pengamatan dokumen yang lain, sehingga ditemukan

kenyataan yang sesungguhnya. Dengan demikian proses pengumpulan dan analisi

data dilakukan secra terus menerus melalui proses cek dan re-cek, re-analisis

sehingga ditemukan fakta-fakta yang sesungguhnya secara menyeluruh. Dalam

melakukan analisis data, peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Kegiatan mereduksi data meliputi; penyeleksian, menfokuskan, simplikasi dan

tranformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatan-catatan lapangan. Data

mentah diseleksi, diklarifikasi berdasarkan aspek permasalahan penelitian dan

diringkas dengan maksud agar mudah dipahami dan peneliti dan mempermudah

dalam pengambilan kesimpulan

(38)

71

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah terakhir dari tahap analisis data ini adalah menafsirkan atau

menginterpretasikan data yang telah disusun, karena meskipun data telah disajikan

secara jelas, data tersebut tidak memiliki arti jika tifak dilengkapi dengan interpretasi.

Penafsiran data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi rancangan

pembelajaran, pendekatan guru, strategi yang digunakan, sistem evaluasi dan faktor

yang ada dalam penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pebina Cianjur.

Berdasarkan uraian diatas langkah analisis data ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994)

d. Tahap Pelaporan

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah penulisan dan penyusunan tertulis

yang berisi tentang rangkain kegiatan dan hasil penelitian yang disusun secra

Koleksi Data Display Data

Reduksi Data

(39)

111

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penanaman nilai budaya Sunda pada anak

kelompok A dan Kelompok di TK Negeri Pembina Cianjur, Nagrak Jln. Gatot

Mangkupraja Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur dapat disimpulkan bahwa :

1. Penanaman nilai budaya Sunda yang dilaksanakan di TK Negeri Pembina

Cianjur diterapkan berdasarkan Pemerintah Daerah khususnya Daerah Jawa

Barat mempunyai Peraturan daerah tersendiri yang mengatur tentang

Penggunaan dan Pelestarian Bahasa, Sastra dan Aksara Sunda, yang tercermin

dengan lahirnya Perda Provinsi jabar No 6 tahun 1996 tentang Pelestarian,

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan aksara Sunda. Yang

kemudian Perda tersebut diperbaharui dengan Perda No 5 tahun 2003 tentang

pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah, serta Keputusan Gubernur

Jawa Barat Nomor 423.5/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar serta Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

(40)

112

2. Perencanaan dan pelaksanaan penanaman nilai budaya Sunda pada anak

kelompok A dan kelompok B yang diterapkan di TK Negeri Pembina Cianjur

tidak dibuat secara sendiri karena nilai budaya Sunda terintegrasi dengan

nilai-nilai pengembangan yang ada di TK. Tetapi dalam pelaksanaannya, nilai

budaya yang paling menonjol dalam kegiatan di hari rabu tersebut adalah

berkomunikasi dengan Bahasa Sunda. Pelaksanaan penanaman nilai budaya

Sunda ini dilakukan dengan cara pembiasaan sehari-hari dan dengan secara

langsung. Karena metode ini mempermudah anak untuk mengenal dan terus

menetap pada anak.

3. Guru memiliki peran yang vital dalam pengembangan penanaman nilai

budaya Sunda yang benar pada diri anak, peran guru tersebut yaitu mendidik,

mengajar, membimbing dan melatih. Peran-peran tersebut telah dilaksanakan

setiap guru dengan baik.

4. Penilaian penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur

dilakukan tidak secara tertulis tetapi terintegrasi dengan pengembangan

bidang yang terdapat pada pembelajaran keseharian anak khususnya pada hari

Rabu dan menjadi suatu acuan bahwa anak sudah mampun mengembangkan

budaya Sunda dalam dirinya sendiri, dan sebagai bahan untuk anak dalam

(41)

113

5. Berdasarkan hasil penelitian, penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri

Pembina Cianjur memiliki faktor yang mempengaruhi penanaman nilai

budaya Sunda pada anak baik faktor keluarga, sekolah dan lingkungan anak

berkembang. Tetapi dapat dikatakan sudah cukup baik dalam hal pengenalan

penyampaian, dan penanaman nilai budaya Sunda di dalam proses

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Secara keseluruhan dapat disimpulakan bahwa penerapan penanaman nilai

budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur sudah cukup berhasil diterapkan,

tercermin dalam perilaku setiap anak baik kelompok A dan kelompok B yang

mengalami perubahan kearah yang lebih baik yaitu mencoba menggunakan bahasa

Sunda sebagai alat komunikasi sehari-hari anak dalam bersosialisasi baik dengan

teman sebaya ataupun dengan orang yang lebih tua, serta semakin sadarnya orang tua

dalam pengembangan nilai budaya Sunda khususnya Bahasa Sunda itu sendiri dan

(42)

114

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian, ada beberepa rekomendasi yang diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dengan

pendidikan anak usia dini pada khususnya. Rekomendasi tersebut ditujukan kepada :

1. Pihak sekolah

Dengan penanaman nilai budaya Sunda, sekolah telah banyak mencatat

prestasi yang sangat baik, alangkah lengkapnya bila program yang sudah ada semakin

dilengkapi dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik pula, agar anak akan

semakin mengenali nilai-nilai budaya Sunda yang lain dan akan mempengaruhi

perkembangan karakter anak.

2. Guru

Sebagai fasilitator anak dalam proses pembelajaran, guru telah melaksanakan

tugasnya dengan baik, tetapi untuk lebih memaksimalkan seluruh potensi anak

alangkah baiknya dalam upaya penanaman nilai budaya Sunda guru lebih

mengembangkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budaya Sunda seperti

memperbanyak permainan-permainan tradisional yang dapat mengembangkan

nilai-nilai kearifan Sunda, dan nilai-nilai-nilai-nilai budaya yang lain yang dapat mempengaruhi

ppengembanagn karakter anak.

3. Peneliti berikutnya

Penelitian yang dilaksanakan saat ini masih terbatas dan memiliki banyak

(43)

115

Peneliti selanjutnya dapat dikembangkan dengan melakukan penelitian mengenai

penanaman nilai budaya Sunda yang lebih baik seperti :

1. Hubungan pendidikan karakter dengan kearifan budaya local

2. Pengaruh nilai budaya terhadap perkembangan sosial anak

3. Pengembanagn program bimbingan terhadapa anak yang berdasarkan pengaruh

(44)

. DAFTAR PUSTAKA

Al-Khazandar, Madmud Muhammad. (2008) Kejujuran. Islam House.com.

Ardiwinata, Jajat. 2009. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung : UPI PRESS.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. (2007).

Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

Baswori dan Suwandi, (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiman, Nandang. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta:Depdiknas.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Danadibrrata, R.A. (2006). Kamus Basa Sunda. Bandun: Kiblat dengan UNPAD.

Depdiknas (2008). Modul Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Non-Formal Dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Depkes RI. (2007). Kecakapan Khusus Saka Husada Krida Bina Perilaku Bersih dan Sehat. Jakarta: Depkes RI.

Depsiknas. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas RI.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djahiri, A K (1996). Menelusuri Dunia Afektif – Nilai Moral dan Pendidikan

Nilai Moral Norma. Bandung: Lab PPKN PFIPS IKIP Bandung.

Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung. Alfabeta

Garna, Judistira K. (2007). Budaya Sunda Melintasi Waktu Menantang Masa Depan. Bandung: Lembaga Penenlitian UNPAD dan Juditira Garna Foundation.

(45)

Haryono, Supri. (2009). Sosiologi. Surakarta: Mitra Pustaka.

Hudayat, Asep. (2011).”Problematika Bageur Dalam Pergulatan Kultur”, dalam

Internasional Seminar on Reformulating and Transforming Sundanase Culture. Bandung: FASA UNPAD.

I Wayan Koyan. 2000. Pendidikan Moral Pendekatan Lintas Budaya. Jakarta: Depdiknas.

Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Lubis, Mawardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Mariana, Dede dan Paskarina, Caroline. (2006). “Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Sunda bagi Penciptaan Local Good Govermence di Jawa Barat”, dalam Pembangunan Berbasis Budaya Sunda. Bandung: Puslit Kebijakan Publik dan Pembngenbangan Wilayah UNPAD.

Menanti dan Pelly. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta : Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Moleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kuatitatif. Bandung : PT Rosdakarya.

Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung : CV Alfabeta.

Rahmat. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Laboratorium Pkn.

FPIPS. UPI

Satriawinarah, (2011). Pandangan Hidup Orang Sunda.

http://satriawinarah.wordpress.com/2011/06/12/pandangan-hidup-orang-sunda/ [15 November 2011].

Sauri, Sofyan. (2012) Pengertian Nilai Menurut Para Ahli

(46)

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, kuantitatif . Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sunarni, Nani. (2011). “Eksistensi Budaya Sunda di Tengah Perkembangan

Global”, dalam Internasional Seminar on Refomulating and

Transforming Sundanase Culture. Bandung: FASA UNPAD.

Suryalaga, Hidayat. (2003). Kasundaan Rawayan Jati. Bandung: Sundanet.com.

Suryani, Elis NS. (2010). Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia..

Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : DEPDIKNAS.

Syaodih S, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Syaodih, Ernawulan, (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi.

Solehuddin, M. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI

Tamsyah, Budi Rahayu. (1996) Kamus Lengkap Sunda-Indonesia, Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda. Bandung: Pustaka Setia.

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Gramedia.

Tuasikal, Muh. Abduh. (2008). Jujur, KiatMenuju Selamat http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/jujur-kiat-menuju-selama.htm

[17 april 2012].

Gambar

TABEL
GAMBAR 3.1  Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994) .................
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Data Subjek Wawancara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan), mahasiswa diberikan tugas untuk mengajar yang disesuaikan dengan bidang keahlian masing- masing yang telah disesuaikan

GIS MAPPING OF SOLID WASTE MANAGEMENT ALONG KM 0-77 CITARUM RIVER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edui. TABLE

apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan

Adhie Suhartanto, selaku guru bahasa Indonesia SMK Bhinneka Karya Surakarta yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam penelitian untuk

Lingkup penelitian meliputi produsen dan distributor pupuk wilayah Kalimantan Selatan pada berbagai lini serta para petani yang terlibat dalam program “Pajale” khusu snya

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merencanakan dan melakukan metode NHT dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa, kendala yang

Pemerintah sebagai pemegang kebijakan dapat mengagas pemberdayaan legal ( legal empowerment ) melalui hukum, legeslatif, judikal dan resolusi dalam memberdayakan daerah

Hasil determinasi tumbuhan benalu kopi... Rekomendasi persetujuan etik