PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR
(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada
Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
BENAZIR ABDULLAH 0803195
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penanaman
Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina Cianjur” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini
Bandung, Desember 2012 Yang membuat pernyataan
PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR
(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
Benazir Abdullah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Benazir Abdullah 2012
Universitas Pendidikan Indonesia
BENAZIR ABDULLAH
PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR
(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Rudiyanto, S.Pd., M.Si. 197404617 199903 1 003
Pembimbing II
Drs. H. Usep Kuswari, M.Pd 19590119 198601 1 001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR
(Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh: Benazir Abdullah
0803195
Disetujui dan disahkan oleh: Penguji I
Heny Djohaeni, S.Pd, M.Si
Penguji II
dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP.19700724 199802 2 001 NIP. 19701125 200312 2 001
Penguji III
Dr. Nining Sriningsih, M.Pd
Penguji IV
I Gusti Komang Arya Prasetya,M.Hum NIP. 19791211 200604 2 001 NIP. 19770312 200812 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum(hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan
berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan
Jangan pernah melupakan pemberian tuhan,
baik itu anugerah maupun cobaan.
Selalu ada makna disetiap peristiwa.
God is Good
Jika kamu memiliki keinginan tuk memulai,
kamu juga harus mempunyai keberanian dan keinginan untuk
menyelesaikannya, bukan hanya untuk mengakhirinya.
Kupersembahakan untuk keluarga,
orang terkasihku,
ABSTRAK
Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini Di TK Negeri Pembina Cianjur
(Penelitian Studi Deskriptif Analitik Pada Anak Kelompok A Dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013)
BENAZIR ABDULLAH (0803195)
2012
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Struktur Organisasi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Kajian Tentang Nilai Budaya ... 11
2. Pengertian Budaya ... 15
3. Pengertian Nilai-Nilai Budaya ... 19
B. Kajian Tentang Budaya Sunda ... 23
1. Pengertian Kata Sunda ... 23
2. Nilai BudayaSunda... 25
3. Cageur, Bageur, Bener, Pinter jeung Singer Watak Ideal Orang Sunda ... 38
C. Kajian Tentang Anak Usia Dini ... 45
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 45
2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ... 45
3. Hakikat Program Pembelajaran bagi Anak Usia Dini... 46
4. Pendekatan dan Asas Pembelajaran Anak Usia Dini ... 48
D. Kajian Tentang Hubungan Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Dan Penanaman Nilai Budaya Sunda ... 54
1. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini ... 54
2. Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini ... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 59
A. Metode Penelitian... 59
E. Analisis Data ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
A. Profil TK Negeri Pembina Cianjur ... 72
1. Lokasi TK Negeri Pembina Cianjur ... 72
2. Visi dan Misi TK Negeri Pembina Cianjur ... 74
3. Sarana dan Prasarana ... 75
4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 75
5. Program Pembelajaran ... 79
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 81
1. Sumber Keilmuan atau Filosofi Penanaman Nilai Budya Sunda dan Penerapan Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 82
2. Perencanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 84
3. Pelaksanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 85
4. Penilaian dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 89
5. Peran Guru dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 90
C. Pembahasan hasil Pengamatan ... 92
1. Sumber Keilmuan atau Filosofi Penanaman Nilai Budya Sunda dan Penerapan Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 92
2. Perencanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 96
3. Pelaksanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 99
4. Penilaian dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 103
5. Peran Guru dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 105
6. Faktor-Faktor yang mendukung dan menghambat dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
A. Kesimpulan ... 111
B. Saran ... 104 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL TABEL
3.1 Kisi-kisi Instrumen ... 63
3.2 Data Subjek Wawancara ... 67
4.1 Data Guru di TK Negeri Pembina Cianjur Periode 2012/2013 ... 76
4.2 Data Anak Kelompok A (Manggis) ... 76
4.3 Data Anak Kelompok B1 (Anggur) ... 77
4.4 Data Anak Kelompok B2 (Apel)... 78
4.5 Data Anak Kelompok B3 (Stawberi) ... 78
4.6 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di TK Negeri Pembina Cianjur ... 87
4.7 Analisis Perencanaan di TK Negeri Pembina dengan Nilai Kesundaan ... 98
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
3.1 Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994) ... 71
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ... 105
1. Data Bimbingan Skripsi ... 106
2. Surat Keterangan ... 107
3. Surat Keputusan Pembimbing ... 108
4. Surat Ijin Penenlitian ... 109
5. Surat Pengantar Validasi ... 110
6. Lembar Validasi Instrumen ... 111
LAMPIRAN II (Instrumen Penelitian) ... 112
1. Pedoman Studi Dokumen ... 113
2. Pedoman Observasi ... 117
3. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 121
4. Pedoman Wawancara Perwakilan Komite Sekolah ... 124
5. Pedoman Wawancara Guru Kelas ... 127
LAMPIRAN III ... 128
1. Catatan Observasi ... 129
3. Lampiran Foto Anak (Kolerasi Pendidikan Karakter dgn Nilai Kesundaan)
... 139
4. Rencana Kegiatan Mingguan ... 145
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 1
ayat 14 menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur
formal, nonformal, dan informal”.
Secara umum pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini
dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan
prasekolah hendaknya tidak berorientasi akademik, tetapi hendaknya dapat
menyediakan pengalaman-pengalaman belajar bagi anak, juga harus disesuaikan
dengan kebutuhan, minat dan perkembangan anak (Solehuddin, 1997: 6-9)
Para ahli neuroscience mengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan telah
memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembangkan. Pada saat ini
pertumbuhan sel jaringan otak terjadi sangat pesat, dan sampai pada usia 4 tahun
(golden age) 80% jaringan otaknya telah tersusun. Jaringan tersebut akan
berkembang dengan optimal jika ada rangsangan dari luar berupa
2
kurang menerima rangsangan atau rangsangannya tidak tepat. Pada masa ini pula
ada suatu masa dimana anak cerdas berbahasa apabila tidak distimulasi dengan
baik kemampuan berbahasa anak tidak akan berkembangan secara optimal.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat. Suparlan (1988) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang lainnya
adalah perangkat–perangkat, model–model pengetahuan yang secara selektif
dapat dipergunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang
dihadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan–tindakan yang
diperlukannya. Kebudayaan merupakan bagian dan menjadi milik masyarakat
maupun dunia ini. Perbedaan terletak pada kebudayaan yang satu lebih sempurna
daripada kebudayaan masyarakat lainnya, didalam perkembangan untuk
memenuhi segala sesuatu keperluan masyarakatnya.
Kebudayaan mengatur manusia untuk bertindak. Kebudayaan melahirkan
kaidah-kaidah untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakibatkan
oleh kekuatan-kekuatan yang tersembunyi dimasyarakat. kaidah ini berupa
petunjuk cara-cara bertingkah laku didalam pergaulan hidup. Kebudayaan
mengatur manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan
menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila
3
seseorang tinggal didaerah Sunda harus dengan sadar terus memelihara dan
menjaga budaya Sunda itu sendiri. Dengan selalu mengajarkan dan mengenalkan
sejak dini mengenai adat istiadat, norma, hukum dan juga yang terpenting adalah
bahasa itu sendiri.
Pemeliharaan nilai-nilai budaya yang terdapat pada suatu daerah dapat
ditanamkan pada unsur terkecil dalam masyarakat itu sendiri, yaitu keluarga.
Keluarga merupakan kelompok terkecil dari masyarakat yang banyaknya selalu
dan besar mempengaruhi pola dalam keluarga tersebut.
Pengenalan yang diberikan sejak dini akan lebih baik diberikan untuk anak
dalam keluarga dan terus berkembang pada lingkungan-lingkungan anak berada.
Ketika anak berada dirumah, pola penanaman nilai-nilai budaya dapat dikenalkan
dengan hal-hal sederhana yang dapat dipahami oleh anak. baik melalui tata
krama, maupun bahasa itu sendiri. Yang akan menciptakan hubungan antara
manusia didalam masyarakat, yaitu norma-norma yang dikenal dengan cara
(usage), kebiasaan (folkways), tatakelakuan (mores), dan adat istiadat
(costums).(Suryani, 1988)
Pada dasarnya, nilai budaya yang menjadi dasar sebuah daerah yaitu
sistem religius, sistem pengetahuan, sistem bahasa dan sistem kesenian.
Penggunaan bahasa daerah yang sangat jarang digunakan. Apalagi budaya Sunda
itu sendiri, yang merupakan daerah yang sangatlah banyak penduduknya. Padahal
jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya.
Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang, akan
4
Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan
menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat),
bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). (Eman
Sulaeman : 2012)
Kini masalah yang timbul adalah pengembangan bahasa daerah yang saat
ini mengalami perubahan dalam segi pemakaian dalam kehidupan sehari-hari.
Mengakibatkan beberapa bahasa daerah yang merupakan ciri khas dari daerah
daerah tertentu menjadi punah karena sudah tidak lagi digunakan.
Menurut UNESCO memperkirakan hanya 10 persen saja penduduk
Nusantara yang berbicara dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu.
Pengamat pendidikan, yang juga Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk
UNESCO, Arief Rachman (2010), mengatakan pelestarian dan promosi bahasa
ibu harus dilakukan agar bahasa ibu tidak punah. Kepala Pusat Bahasa
Departemen Pendididan Nasional, Dendy Sugono (2010), menambahkan saat ini
di Indonesia terdapat 746 bahasa yang sudah teridentifikasi. "Bahasa-bahasa itu
tersebar di kepulauan yang memiliki luas 1,7 juta kilometer persegi dengan
17.508 pulau," katanya. Menurutnya, dari jumlah itu saat ini telah ada 10 bahasa
yang punah. Sembilan di antara yang punah itu ada di Papua, yaitu Bahasa Bapu,
Bahasa Darde dan Bahasa Wares di Kabupaten Sarmi. Sedangkan di Kabupaten
5
masih ada 33 bahasa lagi yang saat ini terancam punah. Dari jumlah itu, 32
bahasa berasal dari Papua dan 1 berasal dari Maluku Utara.
Dalam beberapa penelitian, juga menunjukan bahwa ada beberapa daerah
yang sudah tidak banyak menggunakan bahasa daerahnya sendiri sebagai bahasa
komunikasinya sehari-hari. Misalnya saja bahasa daerah Sunda. Ketika
percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun
kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi
menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata. Seperti yang terjadi di
pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak
lagi menggunakan bahasa Sunda.
Pada saat ini banyak sekali upaya yang bisa dilakukan untuk tetap
memelihara budaya Sunda itu sendiri. Salah satunya adalah terus menggunakan
bahasa Sunda dalam kegiatan sehari-hari. Yang sekarang ini terus ditanamkan
pada anak usia dini melalui interaksi dirumah dan yang dilakukan juga di sekolah
anak tersebut.
Pentingnya pengenalan pada anak usia dini melalui berbagai cara ini,
semata-mata dilakukan supaya apa yang sudah ada dalam budaya Sunda itu
sendiri tetap terjaga dan terpeliha secara baik dan terus menjadi dasar penanaman
nilai-nilai budaya untuk kelangsungan diri anak juga jati diri anak itu sendiri.
Dalam pendidikan pada anak usia dini, proses tujuan pendidikan nasional
yang ditetapkan oleh pemerintah ditanamkan pada kegiatan pembelajaran yang
6
mengenalkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dengan selalu
menamamkan nilai-nilai budaya daerah itu sendiri.
Pemerintah Daerah khususnya Daerah Jawa Barat mempunyai Peraturan
daerah tersendiri yang mengatur tentang Penggunaan dan Pelestarian Bahasa,
Sastra dan Aksara Sunda, yang tercermin dengan lahirnya Perda Provinsi Jawa
Barat No 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Sastra dan aksara Sunda. Yang kemudian Perda tersebut diperbaharui
dengan Perda No 5 tahun 2003 tentang pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara
Daerah.
Walaupun dalam penyelenggaraannya masih terbilang terbatas pada
realitas dalam pelaksanaan, tetapi ada sedikit penekanan dalam setiap pelaksanaan
penggunaan bahasa sunda tersendiri, yaitu mengharuskan setiap Rabu
menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi dalam keseharian.
Percobaaan ini pun dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan
tertentu, misalnya jenjang Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan jenjang
lainnya. Meskipun hanya dengan pengunaan bahasanya saja, dalam intinya tersirat
makna yang dalam tentang pelestariaan budaya Sunda itu sendiri.
TK Negeri Pembina Cianjur dalam proses pengajarannya sudah
menanamkan nilai budaya Sunda dengan menggunakan bahasa, dan
7
bersikap yang ramah seperti orang Sunda, kemudian dari segi keagamaan yang
mendalam dan pengenalan kesenian seperti Pencak Silat.
Pandangan tersebut mengisyaratkan bahwa nilai budaya yang bisa
diajarkan atau dikenalkan pada anak usia dini salah satunya yaitu tetap
menanamkan nilai budaya sunda yang dapat terus kita jaga untuk generasi
selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang
bagaimanakah Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini Di Tk Pembina Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah penanaman nilai budaya sunda pada
anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?
Secara khusus dapat dituangkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana sumber keilmuan atau filosofi penanaman Nilai Budaya Sunda
di TK Negeri Pembina Cianjur ?
2. Bagaimana perencanaan pada penanaman nilai budaya sunda pada anak
usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda
pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?
4. Bagaimana sistem penilaian yang digunakan dalam penanaman nilai
8
5. Bagaimana peran guru dalam penanaman nilai budaya sunda pada anak
usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?
6. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat penanaman nilai
budaya Sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur?
C Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan unuk menjawab dan
mendiskripsikan tentang penanaman nilai budaya sunda pada anak kelompok A
dan kelompok di TK Negeri Pembina Cianjur. Secara khusus penelitian ini ingin
menjawab dan mendeskripsikan tentang :
1. Mendeskripsikan sumber keilmuan atau filosofi penanaman Nilai Budaya
Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur
2. Perencanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda pada anak
usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur
3. Pelaksanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda pada anak
usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur
4. Sistem penilaian yang digunakan dalam penanaman nilai budaya sunda
pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur
5. Peran guru dalam penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti mengharapkan
beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi guru untuk
mengembangakan penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di
TK sehingga dapat terus memelihara dan menjaga keletarian budaya sunda
agar tidak mengalami kepunahan
2. Bagi Lembaga Taman Kanak-kanak, penelitian ini dapat memberi
pemahaman tentang penanaman nilai budaya pada anak usia dini di TK
sehingga di TK yang lain dapat menerapkan cara penanaman nilai budaya
sunda yang dilakukan.
3. Peneliti, sebagai pengalaman dan menambahnya wawasan serta
pengetahuan yang lebih luas mengenai penanaman nilai budaya sunda bagi
anak usia dini
E Struktur Organisasi
Penyusunan skripsi terdiri dari lima yang terdiri dari :
Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian
secara garis besar beserta teknik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan
subjek penelitian serta sistematika penulisan. Bab kedua memaparkan tentang
10
Bab tiga berisi penjabaran lebih rinci lagi tentang metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian Deskriptif. Semua
prosedur serta tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian
berakhir. Bab empat mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, profil
sekolah hasil temuan penelitian dan merupakan bagian analisis dan pembahasan
mengenai hasil temuan penelitian. Bab lima, pada bab ini mencoba
mengungkapkan bagaimana penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di
TK Negeri Pembina Cianjur serta memaparkan penafsiran/pemaknaan peneliti
berupa kesimpulan terhadap semua hasil temuan penelitian yang diperoleh dan
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data tentang
penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif, hal ini
didasarkan kepada rumus-rumus yang muncul dalam penelitian ini yang menuntut
peneliti untuk melakukan berbagai aktifitas eksplorasi dalam rangka memahami dan
menjelaskan masalah-masalah yang menjadi focus masalah dalam penelitian ini.
Kemudian pengumpulan berbagai data dan informasi akan dilakukan melalui teknik
observasi, wawancara dan studi dokumentasi terhadap sumber-sumber data yang
diperlukan. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) dalam Moleong (2002: 3)
mendefinisikan metodologi penelitian sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistik (utuh). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri
naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur perhitungan secara
statistik.
Karakter khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkapkan keunikan
individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupannya
60
tulisan dan perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau
organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuanya itu dikaji dari sudut
pendang yang utuh, komprehensif, dan holistic (Bogdan dan Taylor, 1992 :21-22;
Fachan, 2001:1)
Selanjutnya untuk mendukung validitas dan keakuratan data yang diperoleh
selama penelitian, maka dipandang perlu bagi peneli untuk melakukan kajian
pustakaan untuk menganalisaan yang lebih mendalam.
Penelitian pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran secara empirik tentang penanaman nilai budaya Sunda di TK
Negeri Pembina Cianjur secara aktual.
Metode deskritif dalam penelitian menurut Nasution (1988: 9) adalah
dilakukan dengan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dan dituangkan dalam
bentuk laporan dan uraian, penelitian ini tidak mengutamakan angka dan statistik,
walaupun tidak menolak data kuatitatif, karakteristik dari penelitian kualitatif
ditandai oleh kegiatan unutk mengamati orang dalam situasi nyata baik dalam
berinteraksi dengan lingkungan, maupun unutk memahami perilaku orang yang
diamati tersebut.
61
Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertitik tolak dari konsep
yang memandang manusia sebagai faktor utama dalam manejemen. Tegasnya, faktor
manusia adalah yang mutlak. Manusia menjadi titik pusat dalam menejemen
dibandingkan benda-benda.
Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi “proses” daripada
“hasil”. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan
lebih jelas apabila diamati delam proses.
Penelitian ini berupaya melakukan pencatatan terhadap masalah-masalah yang
muncul yang terkait dengan objek yang diteliti dengan cara seksama. Setelah
melakukan pencatatn terhadap masalah yang muncul, kemudian dideskripsikan secara
apa adanya. Hakekat metode deskripsi yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 1989: 79) berdasarkan
kepada paparan diatas, maka melalui penelitian diharapkan terkumpul sejumlah data
dengan berupaya memecahkan masalah berdasarkan fenomena yang ada dan
kemudian dapar dipecahkan sehingga mampu membuat satu kesimpulan yang dapat
dijadikan sebagai bahan dalam pengembangan penanaman nilai budaya Sunda
.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Cianjur yang berlokasi di
Jln. Gatot Mangkupraja Desa Nagrak Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
62
Pembina Cianjur sebanyak dua orang. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah
penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri.
Nasution (Sugiono, 2011: 306) menyatakan “Dalam penelitian kualitatif, tidak
ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument peneliti utama.
Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah
fokus penelitian prosedur penelitian yang digunakan bahkan hasil yang diharapkan,
itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala
sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang
serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan dan hanya penelitian itu sendiri
sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dari
63
Tabel 3.1
KISI-KISI PENELITIAN
Judul Penelitian : Penanaman Nilai Budaya Sunda pada Anak Kelompok A dan Kelompok B di TK
Lokasi Penelitian : TK Negeri Pembina Cianjur (TKNPC)
Jln Gatot Mangkupraja Desa Nagrak Kabupaten Cianjur
No Tujuan/Masalah Penelitian Data/Informasi yang diperlukan Teknik
Pengumpulan
Ruang lingkup materi nilai budaya Sunda yang secara nyata disampaikan di kelompok A
65
Peran dan keterlibatan dalam penanaman nilai budaya
Pelaksanaan evaluasi Aspek penilaian dalam
penanaman nilai budaya sunda
Studi dokumen Dokumen dan
Buku-Buku
Peran dan keterlibatan kepala sekolah TKNPC
Peran dan keterlibatan guru Peran dan keterlibatan orang
tua
Peran dan keterlibatan kepala sekolah TKNPC
Peran dan keterlibatan guru Peran dan keterlibatan orang
66
a. Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.
Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan secara
sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burns, 1990: 80). Semua
yang dilihat dan didengar asalkan sesuai dengan tema penelitian, semuanya dicatat
dalam kegiatan observasi yang terencana secara flesibel dan terbuka.
Observasi dilakukan dalam untuk mendapatkan informasi mengenai
penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur khususnya pada
kelompok A dan kelompok B. melalui observasi, peneliti di lapangan dan
mencatatnya apa adanya sesuai dengan kondisi lapangan. Upaya untuk memfokuskan
observasi dan memudahkan pencatatan hasil pengamatan, peneliti menggunakan
pedoman observasi.
Aspek-aspek yang diamati pada penelitian ini adalah proses penanaman nilai
budaya Sunda pada kelompok A dan kelompok B.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tetentu oleh dua pihak,yaitu
pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang
67
orang lain baik manusia maupun bukan manusia (tringulasi); dan memverifikasi,
mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai
pengecekan anggota.
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang
penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur khusunya pada
kelompok A dan kelompok B. Wawancara dilakukan khususnya dengan kegiatan
pembelajaran pada Hari Rabu, Kepala Sekolah, Guru, dan orang tua murid TK Negeri
Pembina Cianjur (Perwakilan Komite Sekolah).
Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara yang
berbentuk terstruktur dan tidak terstruktur, yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang
telah dipersiapkan sebelumnya dan kemudian ditambah pertanyaan-pertanyaan baru
yang tidak terdapat dalam daftar pertanyaan, hal ini tersebut uncul dikarenakan
jawaban yang berkembang diluar pertanyaan yang sudah dipersiapkan tetapi masih
relevan dengan masalah penelitian yang sedang dikaji. Wawancara juga digunakan
sebgai teknik penyerta pada saat melakukan observasi dan analisi dokumentasi.
68
3 Elis Mariyani, S.Pd Cjr, 24 Okt 1975 S1 2002 – sekarang
Guru Kelas B1 4 Diah Sadiah, S.Pd Skbm, 02 Apr 1968 S1 2005 –
sekarang
Guru Kelas B2 5 Mira Megareta, S.H Cjr, 18 Mar 1979 S1 2004 -
sekarang
Guru Kelas A
Secara garis besar wawancara akan difokuskan pada :
a. Upaya peneliti menggali dan mendalami informasi informasi tentang
fokus penelitian yang berkembangan tentang penanaman nilai budaya
Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur
b. Upaya menggali informasi tentang fakta dan data yang berhubungan
dengan penerapan pembelajaran, pendekatan guru, strategi yang
digunakan dan faktor dalam penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri
Pembina Cianjur
c. Wawancara dilakukan ketika memverifikasi data yang diperoleh atau
kesimpulan dari suatu pengamatan. Hal ini dilakukan agar tafsiran tidak
subjektif.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatau cara pengumpulan data yang
69
Dalam penelitian ini, studi dokumentasi digunakan untuk menggali
data dan informasi yang berkenaan dengan penanaman nilai budaya Sunda di
TK Negeri Pembina Cianjur.
Studi dokumentasi yang dilakukan untuk meneliti dan mengkaji
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian, mempelajari dan
mendalami berbagai litelatur yang berkenaan dalam penanaman nilai budaya
Sunda, juga dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut dengan
menggunakan kamera digital sebagai alat perekam.
d. Tringulasi
Tringulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari teknik pengumulan data dan sumber data yang telah ada.
Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas, yaitu
mengecek kredibilitas data dan berbagai sumber data.
E. Analisis Data
Kegiatan terakhir setelah data dikumpulkan dan diperkirakan telah memiliki
tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, dlanjurkan dengan tahap
penganalisaan data. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan bersifat naratif
kualitatif, hal ini dikarenakan data bersifat. Analisis datan dilakukan secara berangsur
setiap selesai mendapatkan data dari hasil wawancara, observasi dan studi
70
bersifat men-genelisir, tapi diarahkan pada menemukan esensi atau hal-hal mendasar
dari kenyataan.
Pada kegiatan analisi data selanjutnya adalah proses tringulasi yaitu proses
pengecekan keabsahan data yang ada dari teknik-teknik pengumpulan data. Misalnya
data yang diperoleh dari informan (sumber data) yang diperoleh dari hasil wawancara
dicek dengan pengamatan. Proses tringulasi sangat penting dilakukan, bila perlu
diulang lagi dengan wawancara, pengamatan dokumen yang lain, sehingga ditemukan
kenyataan yang sesungguhnya. Dengan demikian proses pengumpulan dan analisi
data dilakukan secra terus menerus melalui proses cek dan re-cek, re-analisis
sehingga ditemukan fakta-fakta yang sesungguhnya secara menyeluruh. Dalam
melakukan analisis data, peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Kegiatan mereduksi data meliputi; penyeleksian, menfokuskan, simplikasi dan
tranformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatan-catatan lapangan. Data
mentah diseleksi, diklarifikasi berdasarkan aspek permasalahan penelitian dan
diringkas dengan maksud agar mudah dipahami dan peneliti dan mempermudah
dalam pengambilan kesimpulan
71
c. Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir dari tahap analisis data ini adalah menafsirkan atau
menginterpretasikan data yang telah disusun, karena meskipun data telah disajikan
secara jelas, data tersebut tidak memiliki arti jika tifak dilengkapi dengan interpretasi.
Penafsiran data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi rancangan
pembelajaran, pendekatan guru, strategi yang digunakan, sistem evaluasi dan faktor
yang ada dalam penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pebina Cianjur.
Berdasarkan uraian diatas langkah analisis data ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994)
d. Tahap Pelaporan
Langkah terakhir dari penelitian ini adalah penulisan dan penyusunan tertulis
yang berisi tentang rangkain kegiatan dan hasil penelitian yang disusun secra
Koleksi Data Display Data
Reduksi Data
111
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penanaman nilai budaya Sunda pada anak
kelompok A dan Kelompok di TK Negeri Pembina Cianjur, Nagrak Jln. Gatot
Mangkupraja Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur dapat disimpulkan bahwa :
1. Penanaman nilai budaya Sunda yang dilaksanakan di TK Negeri Pembina
Cianjur diterapkan berdasarkan Pemerintah Daerah khususnya Daerah Jawa
Barat mempunyai Peraturan daerah tersendiri yang mengatur tentang
Penggunaan dan Pelestarian Bahasa, Sastra dan Aksara Sunda, yang tercermin
dengan lahirnya Perda Provinsi jabar No 6 tahun 1996 tentang Pelestarian,
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan aksara Sunda. Yang
kemudian Perda tersebut diperbaharui dengan Perda No 5 tahun 2003 tentang
pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah, serta Keputusan Gubernur
Jawa Barat Nomor 423.5/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar serta Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
112
2. Perencanaan dan pelaksanaan penanaman nilai budaya Sunda pada anak
kelompok A dan kelompok B yang diterapkan di TK Negeri Pembina Cianjur
tidak dibuat secara sendiri karena nilai budaya Sunda terintegrasi dengan
nilai-nilai pengembangan yang ada di TK. Tetapi dalam pelaksanaannya, nilai
budaya yang paling menonjol dalam kegiatan di hari rabu tersebut adalah
berkomunikasi dengan Bahasa Sunda. Pelaksanaan penanaman nilai budaya
Sunda ini dilakukan dengan cara pembiasaan sehari-hari dan dengan secara
langsung. Karena metode ini mempermudah anak untuk mengenal dan terus
menetap pada anak.
3. Guru memiliki peran yang vital dalam pengembangan penanaman nilai
budaya Sunda yang benar pada diri anak, peran guru tersebut yaitu mendidik,
mengajar, membimbing dan melatih. Peran-peran tersebut telah dilaksanakan
setiap guru dengan baik.
4. Penilaian penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur
dilakukan tidak secara tertulis tetapi terintegrasi dengan pengembangan
bidang yang terdapat pada pembelajaran keseharian anak khususnya pada hari
Rabu dan menjadi suatu acuan bahwa anak sudah mampun mengembangkan
budaya Sunda dalam dirinya sendiri, dan sebagai bahan untuk anak dalam
113
5. Berdasarkan hasil penelitian, penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri
Pembina Cianjur memiliki faktor yang mempengaruhi penanaman nilai
budaya Sunda pada anak baik faktor keluarga, sekolah dan lingkungan anak
berkembang. Tetapi dapat dikatakan sudah cukup baik dalam hal pengenalan
penyampaian, dan penanaman nilai budaya Sunda di dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Secara keseluruhan dapat disimpulakan bahwa penerapan penanaman nilai
budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur sudah cukup berhasil diterapkan,
tercermin dalam perilaku setiap anak baik kelompok A dan kelompok B yang
mengalami perubahan kearah yang lebih baik yaitu mencoba menggunakan bahasa
Sunda sebagai alat komunikasi sehari-hari anak dalam bersosialisasi baik dengan
teman sebaya ataupun dengan orang yang lebih tua, serta semakin sadarnya orang tua
dalam pengembangan nilai budaya Sunda khususnya Bahasa Sunda itu sendiri dan
114
B. Rekomendasi
Mengacu pada hasil penelitian, ada beberepa rekomendasi yang diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan anak usia dini pada khususnya. Rekomendasi tersebut ditujukan kepada :
1. Pihak sekolah
Dengan penanaman nilai budaya Sunda, sekolah telah banyak mencatat
prestasi yang sangat baik, alangkah lengkapnya bila program yang sudah ada semakin
dilengkapi dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik pula, agar anak akan
semakin mengenali nilai-nilai budaya Sunda yang lain dan akan mempengaruhi
perkembangan karakter anak.
2. Guru
Sebagai fasilitator anak dalam proses pembelajaran, guru telah melaksanakan
tugasnya dengan baik, tetapi untuk lebih memaksimalkan seluruh potensi anak
alangkah baiknya dalam upaya penanaman nilai budaya Sunda guru lebih
mengembangkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budaya Sunda seperti
memperbanyak permainan-permainan tradisional yang dapat mengembangkan
nilai-nilai kearifan Sunda, dan nilai-nilai-nilai-nilai budaya yang lain yang dapat mempengaruhi
ppengembanagn karakter anak.
3. Peneliti berikutnya
Penelitian yang dilaksanakan saat ini masih terbatas dan memiliki banyak
115
Peneliti selanjutnya dapat dikembangkan dengan melakukan penelitian mengenai
penanaman nilai budaya Sunda yang lebih baik seperti :
1. Hubungan pendidikan karakter dengan kearifan budaya local
2. Pengaruh nilai budaya terhadap perkembangan sosial anak
3. Pengembanagn program bimbingan terhadapa anak yang berdasarkan pengaruh
. DAFTAR PUSTAKA
Al-Khazandar, Madmud Muhammad. (2008) Kejujuran. Islam House.com.
Ardiwinata, Jajat. 2009. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung : UPI PRESS.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional
Baswori dan Suwandi, (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiman, Nandang. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta:Depdiknas.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Danadibrrata, R.A. (2006). Kamus Basa Sunda. Bandun: Kiblat dengan UNPAD.
Depdiknas (2008). Modul Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Non-Formal Dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Depkes RI. (2007). Kecakapan Khusus Saka Husada Krida Bina Perilaku Bersih dan Sehat. Jakarta: Depkes RI.
Depsiknas. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas RI.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djahiri, A K (1996). Menelusuri Dunia Afektif – Nilai Moral dan Pendidikan
Nilai Moral Norma. Bandung: Lab PPKN PFIPS IKIP Bandung.
Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung. Alfabeta
Garna, Judistira K. (2007). Budaya Sunda Melintasi Waktu Menantang Masa Depan. Bandung: Lembaga Penenlitian UNPAD dan Juditira Garna Foundation.
Haryono, Supri. (2009). Sosiologi. Surakarta: Mitra Pustaka.
Hudayat, Asep. (2011).”Problematika Bageur Dalam Pergulatan Kultur”, dalam
Internasional Seminar on Reformulating and Transforming Sundanase Culture. Bandung: FASA UNPAD.
I Wayan Koyan. 2000. Pendidikan Moral Pendekatan Lintas Budaya. Jakarta: Depdiknas.
Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Lubis, Mawardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Mariana, Dede dan Paskarina, Caroline. (2006). “Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Sunda bagi Penciptaan Local Good Govermence di Jawa Barat”, dalam Pembangunan Berbasis Budaya Sunda. Bandung: Puslit Kebijakan Publik dan Pembngenbangan Wilayah UNPAD.
Menanti dan Pelly. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta : Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kuatitatif. Bandung : PT Rosdakarya.
Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung : CV Alfabeta.
Rahmat. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Laboratorium Pkn.
FPIPS. UPI
Satriawinarah, (2011). Pandangan Hidup Orang Sunda.
http://satriawinarah.wordpress.com/2011/06/12/pandangan-hidup-orang-sunda/ [15 November 2011].
Sauri, Sofyan. (2012) Pengertian Nilai Menurut Para Ahli
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, kuantitatif . Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sunarni, Nani. (2011). “Eksistensi Budaya Sunda di Tengah Perkembangan
Global”, dalam Internasional Seminar on Refomulating and
Transforming Sundanase Culture. Bandung: FASA UNPAD.
Suryalaga, Hidayat. (2003). Kasundaan Rawayan Jati. Bandung: Sundanet.com.
Suryani, Elis NS. (2010). Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia..
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : DEPDIKNAS.
Syaodih S, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Ernawulan, (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi.
Solehuddin, M. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI
Tamsyah, Budi Rahayu. (1996) Kamus Lengkap Sunda-Indonesia, Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda. Bandung: Pustaka Setia.
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Gramedia.
Tuasikal, Muh. Abduh. (2008). Jujur, KiatMenuju Selamat http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/jujur-kiat-menuju-selama.htm
[17 april 2012].