ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA TN. S DENGAN HIPERTENSI
DI DESA RASAU JAYA III RT 028 RW 007 KECAMATAN RASAU JAYA Kecamatan : Rasau Jaya
Desa / Kelurahan : Rasau Jaya III RW / RT : 028 / 007
A. DATA DASAR KELUARGA Nama KK : Samijan
Umur : 45 Tahun
Pendidikan : S1 Pekerjaan : PNS
Suku : Jawa
B. DATA ANGGOTA KELUARGA N
O Nama Umur L/P Hub.Klg ma Aga Pendidikan Pekerjaan Keadaan sakit Ket Seha
t
Sak it 1 Rosmawit
a P Istri Islam S1 PNS
6 saudara dan menikah dengan Ny. N anak ke 6 dari 6 saudara, 2 orang anak laki-laki dan 3 orang perempuan dan 1 orang perempuan meninggal dunia. 8. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. A termasuk tipe keluarga inti (Nuclear family). Keluarga Tn. A terdiri dari Tn. A sebagai kepala keluarga, Ny. N istri, An. M, J, F
9. Suku Bangsa.
Tn. A dari suku padang dan Ny. N dari suku melayu. Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah. Dalam keluarga Tn. A tidak ada pantangan atau kebiasaan yang mengikat, terutama kaitannya dengan kesehatan.
10. Agama.
menganggap bahwa agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan dan manusia sebagai hambanya harus mengabdi dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Keyakinan yang dianut dalam keluarga Tn. A tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. A bekerja sebagai petani dengan penghasilan Rp.2.000.000 perbulan yang diterima dan pengeluaran Tn. A setiap bulan. Dari pendapatan tersebut keluarga Tn. A menggunakannya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga.
Aktivitas rekreasi yang biasa dilakukan keluarga Tn. A adalah hanya
mendengarkan musik dan sesekali menonton TV di rumah bersama keluarga. II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.
1. Tahapan Perkembangan Keluarga Saat Ini.
Saat ini keluarga Tn. A berada pada tahap keluarga mulai melepas anaknya sebagai orang dewasa. Hal ini didukung data masih ada anak Tn. A yang belum menikah yaitu An. M, An J, An. F.
2. Tugas Tahapan Perkembangan Yang Belum Terpenuhi.
Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi adalah membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
3. Riwayat Keluarga Inti.
Keluarga Tn. A saat ini dalam keadaan sehat, hanya Ny. N yang menderita
tekanan darah tinggi. Ny. N mengeluh pegel-pegel dan linu-linu pada persendian. Ny. N sering mengalami kepala terasa pusing dan berat secara tiba-tiba, Satu bulan yang lalu tidak bisa bangun dari tempat tidur.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya.
Dari keluarga Tn. A tidak yang mengalami penyakit keturunan, Ny. N ada riwayat penyakit keturunan. Hubungan antara keluarga dari pihak Tn. A dan Ny. N baik, tidak ada konfik.
III. Data Lingkungan. 1. Karakteristik Rumah.
Keluarga Tn. A didesa simpang babeko, dengan luas tanah ± 110 m2. Rumah milik sendiri, bangunan permanen, tembok belum disemen, lantai plester, ada 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi. Kondisi dalam rumah agak kotor dan tidak teratur. Semua ruang terdapat jendela yang dibuka kadang-kadang saja. Sumber mata air menggunakan sumur arthritis yang mengalir pada jam-jam tertentu. Septic tank berada di samping rumah, jarak dengan sumber air lebih dari 10 m. Kondisi air jernih, tidak berbau, tidak berasa. Keluarga Tn. A memiliki gentong sebagai penampung air untuk keperluan memasak. Sampah ditampung di tempat sampah di samping rumah, yang akan dibakar jika sudah kering. Terdapat fasilitas pembuangan limbah rumah tangga berupa selokan yang dialirkan ke sungai. Keluarga Tn. A mengetahui jika ada lingkungan yang kotor seperti sampah yang berserakan, air yang menggenang itu semua dapat menimbulkan penyakit. Dalam keluarga Tn. A kebiasaan membersihkan rumah setiap hari berupa menyapu lantai.
Keterangan : 1. Pintu depan 2. Kamar tidur 1 3. Ruang tamu 4. Kamar tidur 2 5. Sumur
6. Wc
7. Kamar mandi 8. Meja makan 9. Dapur
10. Kamar tidur 3 11. Pintu belakang
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya.
Lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn. A tinggal berdekatan dengan tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan tetangga bermata pencaharian sebagai Petrawat.
3. Mobilitas Geografs Keluarga.
Tn. A bersama keluarga menempati rumahnya sudah 8 tahun. Letak rumah tepat di dekat jalan raya kampung, alat transportasi umum yang ada yaitu angkutan umum dan ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga menggunakan sepeda Motor. Jarak rumah ke puskesmas ± 7 km.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat.
Keluarga Tn. A biasa berkumpul pada sore hari, sepulang kerja. Di lingkungan rumah ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT , kamling, posyandu dan kebersihan lingkungan. Kadang-kadang Tn. A ikut pertemuan RT. Ny. N tidak pernah ikut kegiatan karena takut jika berjalan jauh nanti jatuh. Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antar tetangga baik. Tn. A, Ny. N An. M, dan Ny. Sn menyadari pentingnya posyandu lansia untuk memantau
kesehatan. Tetapi kendalanya jarak posyandu yang jauh, sehingga enggan untuk datang.
5. Sistem Pendukung Keluarga.
Keluarga Tn. A tidak memiliki fasilitas jaminan kesehatan (askes gakin) yang dapat digunakan untuk pengobatan dan perawatan di fasilitas kesehatan yang ada.
IV. Struktur Keluarga.
1. Pola Komunikasi Keluarga.
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. A yaitu komunikasi terbuka, jika ada masalah maka akan dirembuk bersama. Jika pagi tidak ada yang di rumah karena ada kesibukan tersendiri, Jika sore hari setelah keluarga kumpul semua anggota keluarga juga biasa bercengkeramah di ruang tamu.
2. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn. A sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga.
3. Struktur Peran.
anak bungsu yang masih tinggal dengan kedua orang tuanya. Ny. Sn adalah kakak Ny. S
4. Nilai dan Norma Budaya
Dalam keluarga Tn. A menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai, serta berani karena benar.
V. Fungsi Keluarga. 1. Fungsi Afektif.
Keluarga Tn. A termasuk keluarga yang harmonis, interaksi dalam keluarga terjalin baik. Antar anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati, dan menyayangi sehingga tidak ada istilah pilih kasih.
2. Fungsi Sosialisasi.
Dalam keluarga Tn. A biasa ditanamkan kedisiplinan. Hubungan dengan
tetangga baik, Tn. A juga anggota keluarga yang lain selalu berusaha melakukan sosialisasi dengan lingkungan jika ada waktu senggang.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan. a. Mengenal masalah kesehatan.
Keluarga Tn. A mengetahui kalau Ny. N menderita tekanan darah tinggi.
Keluarga hanya tahu makanan yang harus dihindari oleh Ny. N yaitu makan yang asin-asin dan daging. Ny. N jarang mengontrolkan kesehatannya dengan alasan tidak memiliki cukup uang. Ny. N juga tidak rutin minum obat pengontrol
tekanan darah tinggi.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan.
Jika dalam keluarga ada yang sakit biasanya dibelikan obat di warung dan makan obat herbal, tetapi jika dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan obat warung dan obat herbal maka akan dibawa ke Puskesmas atau poliklinik 24 jam terdekat.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit.
Dalam keluarga belum ada yang memperingatkan Ny. N untuk memeriksa keadaannya Karena Ny. N ada riwayat hipertensi maka Tn. A sudah berusaha untuk Ny. N Semua anggota keluarga juga sangat memperhatikan kondisi Ny. N. d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifkasi lingkungan rumah yang sehat.
Kondisi rumah tidak rapi, agak kotor, dan penataan ruangan kurang serasi. Keluarga kurang tahu bahaya akibat lingkungan yang tidak teratur bagi anggota keluarga yang sudah lanjut usia.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat.
Tn. A mengatakan kebiasaan keluarga akan berobat ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lain jika dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan obat yang dibeli di warung dan obat herbal. Tn. A dan Ny. N tidak memiliki kartu JPS atau Askes Gakin.
4. Fungsi Reproduksi.
Saat ini Ny. N sudah mengalami penyakit hipertensi. An. M belum menikah, kedua orang tua berharap An.M segera mendapatkan pendamping hidup. 5. Fungsi Ekonomi
makan, listrik, air, dan hal-hal yang tidak terduga. Dengan pendapatan yang pas-pasan tersebut keluarga tidak dapat menabung.
VI. Stress Dan Koping Individu.
1. Stressor Jangka Pendek dan jangka panjang.
Bagi keluarga Tn. A saat ini yang masih menjadi pikiran adalah anaknya, An. M yang belum menikah dalam usia 20 tahun. Tn. A maupun Ny. N ingin agar anaknya segera menikah.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor.
Terkadang Tn.A maupun Ny. N sedih jika memikirkan An. M yang belum menikah.
3. Strategi Koping Konstruktif Yang Digunakan.
Kedua orang tuanya hanya bisa pasrah dan berharap An. M segera menemukan jodohnya.
4. Strategi Adaptasi Fungsional.
Di keluarga Tn. A tidak ada yang bersifat kekerasan di dalam membina rumah tangganya.
VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga. Pemeriksaan Fisik Hanya Dilakukan Pada Ny. N.
1. Kondisi umum : Kesadaran komposmentis, KU baik, T 150/120 mmHg, N 96 x/ mnt, Rr 18 x/mnt, S 36 oC.
2. Kepala : Kulit kepala bersih, beruban, rambut tidak mudah dicabut.
3. Mata : Mata kiri sudah tidak bias melihat, mata kanan masih bisa melihat, konjungtiva merah muda, pupil isokor.
4. Hidung : Septum di tengah, tidak ada discharge, penciuman normal.
5. Telinga : Kedua telinga simetris, masih bias mendengar dengan jelas, kotor, tampak serumen.
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid juga vena jugularis. 7. Dada : Bentuk simetris, suara napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan, BJ I – II murni, tidak terdengar gallop, perkusi sonor.
8. Perut : Simetris, kenyal, tidak ada bekas luka, peristaltik terdengar normal, tidak kembung, tidak teraba massa.
9. Genitalia : Tidak ada keluhan, normal-normal saja. 10 Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada keluhan.
11 Extremitas : Refek hamer positif, refek babinski negatif, tampak deformitas pada kedua kaki, klien tampak susah berjalan.
12 Kulit : Warna sawo matang, turgor kurang (keriput), kering. VIII. Harapan Keluarga.
Tn. A berharap di dalam kelurganya dalam keadaan sehat. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA.
1. Analisa Dan Sintesis Data. NO DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 DS :
– Ny. N memiliki riwayat hipertensi.
– Tn. A mengatakan Ny. N tidak rutin minum obat pengontrol tekanan darah tinggi.
jika dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan obat warung dan obat herbal.
DO :
– T 150/120 mmHg, N 96 x/mnt. Risiko tinggi terhadap ketidak patuhan. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pengobat an yang diperlukan pada hipertensi.
2 DS :
– Ny. N tidak pernah kontrol & minum obat.
– Ny. N ke Puskesmas hanya jika sakitnya dirasa berat.
– Ny. N sering memikirkan anaknya (An. M) yang belum menikah. DO :
– Keluarga hanya tahu pantangan orang hipertensi adalah makan makanan yang asin-asin dan daging.
Pemeliharaan kesehatan Ny. N tentang diet dan gaya hidup tidak efektif.
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yg men derita hipertensi.
3. DS :
– Ny. N memiliki riwayat hipertensi lama.
– Ny. N mengeluh pegel-pegel dan linu-linu pada persendian.
– Ny. N mengatakan sering kepalanya tiba-tiba pusing dan terasa berat. – Ny. N satu bulan yang lalu tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. DO :
– T 150/200 mmHg, N 96 x/mnt.
– Kondisi rumah agak kotor, tidak teratur tidak rapi, penataan ruangan < serasi. Risiko tinggi cidera pd Ny. N. Ketidakmampuan keluarga memodif kasi
lingkungan.
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan. No Diagnosis Keperawatan
1. Pemeliharaan kesehatan Ny. N tentang diet dan gaya hidup tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
2. Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pengobatan yang diperlukan pada hipertensi.