• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah dan bahasa dan indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah dan bahasa dan indonesia"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari

penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Budiarta selaku dosen Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami

mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

BAB I

PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.

Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.

Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

(2)

kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala

permasalahannya.

BAB II

PEMBAHASAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

2.1 Kalimat efektif memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

A. Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini

diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.

Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan

menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

(3)

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)

b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

Tidak terdapat subjek yang ganda. Contoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut : a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh:

a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:

a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau

Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Atau

(4)

Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting. Perbaikannya adalah sebagai berikut:

a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

B. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai

(5)

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

(6)

Contoh:

Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan). Contoh:

Saudaralah yang bertanggung jawab.

D. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.

Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Perhatikan contoh:

Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

(7)

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

Perhatikan:

Ia memakai baju warna merah.

Di mana engkau menangkap burung pipit itu? Kata merah sudah mencakupi kata warna. Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadi a. Ia memakai baju merah.

b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini. Dia hanya membawa badannya saja. Sejak dari pagi dia bermenung.

Kata naik bersinonim dengan ke atas. Kata turun bersinonim dengan ke bawah.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi Dia hanya membawa badannya. Sejak pagi dia bermenung.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Misalnya:

(8)

Para tamu-tamu para tamu.

Beberapa orang-orang beberapa orang.

E. Kecermatan

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.

Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.

Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi

Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

F. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

(9)

Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.

Silahkan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.

2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

a. Surat itu saya sudah baca.

b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk

a. Surat itu sudah saya baca.

b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat. Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G. Kelogisan

(10)

2.2 Ketidakefektifan Kalimat

Menurut Nazar (1991, 44:52) ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi (1) ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3) kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.

1. Ketidaklengkapan Unsur Kalimat

Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa kalimat efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit. Untuk itu, kalimat efektif sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika salah satu unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu saja kalimat ini tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan

keterangan, tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

(1) Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. (2) Masalah yang dibahas dalam penenelitian ini.

(3) Untuk membuat sebuah penelitian harus menguasai metodologi penelitian. (4) Bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu.

(5) Dalam rapat pengurus kemarin sudah memutuskan. (6) Sehingga masalah itu dapat diatasi dengan baik.

Kalau kita perhatikan kalimat di atas terlihat bahwa kalimat (1) tidak memiliki subjek karena didahului oleh kata depan dalam; kalimat (2) dan (4) tidak

memiliki predikat hanya memiliki subjek saja; kalimat (3) tidak memiliki subjek; kalimat (5) tidak memiliki subjek dan objek; kalimat (6) tidak memiliki subjek dan predikat karena hanya terdiri atas keterangan yang merupakan anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan. Agar kalimat-kalimat di atas menjadi

lengkap, kita harus menghilangkan bagian-bagian yang berlebih dan menambah bagian-bagian yang kurang sebagaimana terlihat pada contoh berikut.

(1a) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

(1b) Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.

(2a) Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis dan makna konotasi teka-teki dalam bahasa Minangkabau.

(3a) Untuk membuat sebuah penelitian kita harus menguasai metodologi penelitian.

(4a) Bahasa Indonesia berasal dari Melayu.

(11)

2. Kalimat Dipengaruhi Bahasa Inggris

Dalam karangan ilmiah sering dijumpai pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai penghubung. Menurut Ramlan (1994:35-37) penggunaan bentuk-bentuk tersebut

kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Bentuk di mana sejajar dengan penggunaan where, dalam mana dan di dalam mana sejajar dengan pemakaian in which, dan yang mana sejajar dengan which. Dikatakan dipengaruhi oleh bahasa Inggris karena dalam bahasa Inggris bentuk-bentuk itu lazim digunakan sebagai penghubung sebagaimana terlihat pada contoh berikut.

(7) The house where he live very large.

(8) Karmila opened the album in which he had kept her new photogragraph. (9) If I have no class, I stay at the small building from where the sound of gamelan can be heard smoothly

(10) The tourism sector which is the economical back bone of country must always be intensifed.

Pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sering ditemui dalam tulisan seperti yang terlihat pada data berikut. (11) Kantor di mana dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.

(12) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu di mana waktu itu bangsa Indonesia telah berikrar.

(13) Rumah yang di depan mana terdapat kios kecil kemarin terbakar.

(14) Sektor pariwisata yang mana merupakan tulang punggung perekonomian negara

harus senantiasa ditingkatkan.

(15) Mereka tinggal jauh dari kota dari mana lingkungannya masih asri.

Bentuk-bentuk di mana, di depan mana, dari mana, yang mana, dan dari mana dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menandai kalimat tanya. Bentuk di mana dan dari mana dipakai untuk menyatakan ‘tempat’, yaitu ‘tempat berada’ dan ‘tempat asal’, sedangkan yang mana untuk menyatakan pilihan. Jadi, kalimat (11-15) di atas seharusnya diubah menjadi:

(11a) Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.

(12a) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu yang waktu itu bangsa Indonesia

telah berikrar.

(12)

(14a) Sektor pariwisata yang merupakan tulang punggung perekonomian negara harus

senantiasa ditingkatkan.

(15a) Mereka tinggal jauh dari kota yang lingkungannya masih asri. 3. Kalimat Mengandung Makna Ganda

Agar kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat itu harus dibuat selengkap mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu. Untuk lebih jelasnya

perhatikan data berikut.

(16) Dari keterangan masyarakat daerah itu belum pernah diteliti. (17) Lukisan Basuki Abdullah sangat terkenal.

Pada kalimat (16) di atas terdapat dua kemungkinan hal yang belum pernah diteliti yaitu masyarakat di daerah itu atau daerahnya. Agar konsep yang diungkapkan kalimat itu jelas, tanda koma harus digunakan sesuai dengan konsep yang dimaksudkan. Kalimat (16) tersebut dapat ditulis sebagai berikut. (16a) Dari keterangan (yang diperoleh), masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.

(16b) Dari keterangan masyarakat, daerah itu belum pernah diteliti.

Pada kalimat (17) terdapat tiga kemungkinan ide yang dikemukakan, yaitu yang sangat terkenal adalah lukisan karya Basuki Abdullah atau lukisan diri Basuki Abdullah atau lukisan milik Basuki Abdullah seperti yang terlihat data-data (17a), (17b), dan (17c) berikut.

(17a) Lukisan karya Basuki Abdullah sangat terkenal. (17b) Lukisan diri Basuki Abdullah sangat terkenal. (17c) Lukisan milik Basuki Abdullah sangat terkenal.

Pemakaian tanda hubung juga dapat digunakan untuk memperjelas ide-ide yang diungkapkan pada frase pemilikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan berikut. (18) Ani baru saja membeli buku sejarah baru.

Kalimat (18) di atas mengandung ketaksaan yaitu yang baru itu buku

sejarahnyakah atau sejarahnya yang baru. Untuk menghindari ketaksaan makna, digunakan tanda hubung agar konsep yang diungkapkan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan. Kalimat (18a) yang baru adalah buku sejarahnya, sedangkan kalimat (18b) yang baru adalah sejarahnya.

(13)

4. Kalimat Bermakna Tidak Logis

Kalimat efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis. Kalimat (19) berikut tergolong kalimat yang tidak logis.

(19) Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah selesailah makalah ini. Kalau kita perhatikan secara sepintas kalimat (19) di atas tampaknya tidak salah. Akan tetapi, apabila diperhatikan lebih seksama ternyata tidak masuk akal. Seseorang untuk menyelesaikan sebuah makalah harus bekerja dulu dan tidak mungkin makalah itu akan dapat selesai hanya dengan membaca

alhamdulillah. Jadi, supaya kalimat itu dapat diterima, kalimat itu dapat diubah menjadi:

(20a) Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Mahakuasa karena dengan izin-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan.

5. Kalimat Mengandung Pleonasme

Kalimat pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis atau mubazir karena adaterdapat kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Menurut Badudu (1983:29) timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh (1) dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan, (2) dalam suatu ungkapan yang terdiri atas dua patah kata, kata kedua sebenarnya tidak

diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam kata yang pertama, dan (3) bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata kata lain yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu.

Contoh-contoh pemakaian bentuk mubazir dapat dilihat berikut ini. (20) Firmarina meneliti tentang teka-teki bahasa Minangkabau.

(21) Banyak pemikiran-pemikiran yang dilontarkan dalam pertemuan tersebut. (22) Pembangunan daripada waduk itu menjadi sisa-sia pada musim kemarau panjang ini.

(23) Air sumur yang digunakan penduduk tidak sehat untuk digunakan. (24) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, maka gejala penyimpangan perilaku itu

dapat disimpulkan.

Pada kalimat (20) kata tentang (preposisi lainnya) yang terletak antara predikat dan objek tidak boleh digunakan karena objek harus berada langsung di

(14)

digunakan’. Pengulangan ini tidak perlu. Pada kalimat (24) terdapat dua buah konjungsi yaitu jika dan maka.Dengan adanya dua konjungsi ini, tidakdiketahui unsur mana sebagai induk kalimat dan unsur mana sebagai anak kalimat. Dengan demikian kedua unsur itu merupakan anak kalimat. Jadi, kalimat (24) tidak mempunyai induk kalimat. Kalau begitu, satu konjungsi harus dihilangkan supaya satu dari dua unsur itu menjadi induk kalimat. Jadi, kalimat-kalimat (20-24) dapat diubah menjadi kalimat efektif sebagaimana terlihat pada data berikut.

(20a) Firmarina meneliti teka-teki bahasa Minangkabau.

(21a) Banyak pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan tersebut. (21b) Pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan tersebut.

(22a) Pembangunan waduk itu menjadi sisa-sia pada musim kemarau panjang ini.

(23a) Air sungai yang digunakan penduduk tidak sehat.

(24a) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, gejala penyimpangan perilakuitu dapat disimpulkan.

Berikut ini akan dicontohkan kalimat pleonasme yang terdiri atas dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang hampir sama.

(25) Kita harus bekerja keras agar supaya tugas ini dapat berhasil. Kalimat (25) akan efektif jika diubah menjadi:

(25a) Kita harus bekerja keras supaya tugas ini dapat berhasil. (25b) Kita harus bekerja keras agar tugas ini dapat berhasil. 6. Kalimat dengan Struktur Rancu

Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu (1983:21) timbulnya kalimat rancu disebabkan oleh (1) pemakai bahasa tidak mengusai benar struktur bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar, (2) Pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak dapat merasakan kesalahan bahasa yang dibuatnya, (3) dapat juga kesalahan itu terjadi tidak dengan sengaja. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut. (26) Dalam masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.

(27) Mahasiswa dilarang tidak boleh memakai sandal kuliah. (28) Dia selalu mengenyampingkan masalah itu.

Kalimat (26) di atas disebut kalimat rancu karena kalimat tersebut tidak

(15)

karena pemakaian kata dilarang dan tidak boleh disatukan pemakaiannya. Kedua kata tersebut sama maknanya. Jadi, kalimat (27) dapat diperbaiki menjadi kalimat (27a) dan (27b). Pada kalimat (28) kerancuan terjadi pada pembentukan kata dan kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat (28a).

(26a) Masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat. (26b) Dalam masyarakat Minangkabau dikenal sistem matriakat. (27a) Mahasiswa dilarang memakai sandal kuliah.

(27b) Mahasiswa tidak boleh memakai sandal kuliah. (28a) Dia selalu mengesampingkan masalah itu.

Di samping itu, juga terdapat bentukan kalimat yang tidak tersusun secara sejajar. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

(29) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum menyetujui. Ketidaksejajaran bentuk pada kalimat di atas disebabkan oleh penggunaan bentuk kata kerja pasif diusulkan yang dikontraskan dengan bentuk aktif menyetujui. Agar menjadi sejajar, bentuk pertama menggunakan bentuk pasif, hendaknya bagian kedua pun menggunakan bentuk pasif. Sebaliknya, jika yang pertama aktif, bagian kedua pun aktif. Dengan demikian, kalimat tersebut akan memiliki kesejajaran jika bentuk kata kerja diseragamkan menjadi seperti di bawah ini.

(29a)Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi belum disetujui pimpinan. (29b)Kami sudah lama mengusulkan program ini, tetapi pimpinan belum menyetujuinya.

Pola Kesalahan

Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat : - Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.

(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan. (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

(16)

- Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat. (Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)

- Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji. (Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)

2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :

- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.

(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.

- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal. (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau :

- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.

(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya. (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya. - Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.

(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)

- Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.

(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4. Kalimat tak selesai :

- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.

(17)

- Rumah yang besar yang terbakar itu. (Rumah yang besar itu terbakar.)

5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku : - Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.

(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok,

mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.

- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang. (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional. (Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.) - tau menjadi tahu

- negri menjadi negeri - kepilih menjadi terpilih - faham menjadi paham

- ketinggal menjadi tertinggal - himbau menjadi imbau - gimana menjadi bagaimana - silahkan menjadi silakan - jaman menjadi zaman - antri menjadi antre

- trampil menjadi terampil - disyahkan menjadi disahkan

(18)

- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih. (Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.) - Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.

(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)

7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :

- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin. (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)

- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya. (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh. (Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8. Pilihan kata yang tidak tepat :

- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.

(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)

- Bukunya ada di saya. (Bukunya ada pada saya.)

9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :

- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal. Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?

(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak

pemerintah.

- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang

(19)

(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri) 10. Pengulangan kata yang tidak perlu :

- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)

- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling

menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.

(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :

- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)

- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?

(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

CONTOH-CONTOH KALIMAT EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF

1. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus mebayar uang kuliah ( tidak efektif )

Seharusnya :Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.

2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen ( tidak efektif ) Seharusnya :Dalam menyusun laporan itu, saya di bantu oleh para dosen. 3. Soal itu saya kurang jelas ( tidak efektif )

Seharusnya :Soal itu bagi saya kurang jelas.

(20)

Seharusnya :Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara

pertama.

5. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu ( tidak efektif ) Seharusnya : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

6. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting ( tidak efektif ) Seharusnya : Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

7. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes ( tidak efektif ) Seharusnya : Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.

8. Karena ia tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu ( tidak efektif ) Seharusnya : Karena tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu.

9. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang ( tidak efektif )

Seharusnya : hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

10. Dia hanya membawa badannya saja ( tidak efektif ) Seharusnya : Dia hanya membawa badannya.

11. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif ) Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

12. Surat itu sudah saya baca ( tiak efektif ) Seharusnya : Surat itu sudah saya baca.

13. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif ) Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. 14. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat ( tidak efektif ) Seharusnya : Mereka membicarakan kehendak rakyat.

15. Pekerjaan itu dia tidak cocok ( tidak efektif ) Seharusnya : Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.

(21)

PENUTUP

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Akan tetapi, membuat kalimat efektif tidaklah gampang karena memerlukan keterampilan tersendiri. Kesalahan yang banyak ditemukan dapat

dikelompokkan sebagai berikut, yaitu (1) ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3) kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.

Daftar Rujukan

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima. Badudu, J.S. 1991. Pelik-pelik Bahasa Indonesia .Bandung: Pustaka Prima.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta:Gramedia pustaka Prima.

Ramlan, M. dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan Yang Benar. Yogyakarta: Andi Ofset Yogyakarta.

(22)

Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yangterakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini

mengembangkan pokok pembicaraanyang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akandikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yangserasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan eara ekspositoris, dengan eara deskriptif,dengan eara naratif, atau dengan eara argumentatif yang akan dibiearakan pada halaman-halamanselanjutnya.

3) Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuanyang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semuapembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.

2.4. Tanda Paragraf

Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentirneter. Dengan demikian, para pembacamudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimatpermulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Selain itu, penulisdapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dariparagraf sebelumnya.

2.5. Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf

Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimatpenjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik,paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimar di dalam paragraf itu harus salingmendukung, saling menunjang, kait-berkait satudengan yang lainnya.>>Kalimat topik adalah

kalimat yang berisi topik yang dibiearakan pengarang. Pengarangmeletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.Karena topik paragraf adalah

(23)

dapat menampung perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk Tegal jauhlebih besar daripada perkembangan daerah pertanian yang ada di situ. Kalau kita lihat paragraf di atas, kalimat yang paling umum’ sifatnya ialah kalimat pertama, yaitu“

Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahanmakanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk.

” Kalimat-kalimatselanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama yangterletak pada kalimat pertama.

Kalau kalimat dalam paragraf itu ditambah dengan sebuah kalimat lagi, sifat keumuman kalimatpertama itu berubah menjadi khusus. Kalimat yang

ditambahkan itu berbunyi”

tidak dapat dimungkiri bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhanproduksi dapat menyebabkan tingkat kemakmuran berkurang.” Kalimat yang terakhir ini bersifat lebih umum daripada kalimat pertama. Kalau kalimat terakhir iniditambahkan pada paragraf itu, kalimat terkahir ini akan menjadi kalimat utama.Kalau kita melihat perkembangan paragraf yang kita perbincangkan ini, dapat dikatakan bahwasebelum kalimat itu ditambahkan pada paragraf itu, kalimat utama paragraf itu berada di awalparagraf, sedangkan setelah ditambahkan, kalimat utama (kalimat topik) terletak di akhir paragraf. 2.6 PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Paragraf adalah susuna dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah makna, dandidalamnya terdapat gagasan utama.Paragaraf deduktif dan Induktif adalah salah satu contoh paragraph yang dilihat dari letak

gagasanutamanya. 1.Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapidengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dandisusul dengan penjelasan umum.Contoh:Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakinmeningkatnya angka pengangguran di

Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentaseangka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia

(24)

2.Paragraf Induktif

Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimatpenjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dandisusul dengan pernyataan

umum.Contoh:Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia.Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas. 2.7 Pengembangan paragraf

Pengembangan paragraf mencakup dua hal:1. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasanbawahan;2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Argumentasi

adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalampenulisanyang ditulisdengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isidapat berupa pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh,analogi,

dan sebab akibat Eksposisi

adalah salah satu jenis pengembanganparagraf dalampenulisanyang dimana isinyaditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisanyang singkat, akurat, dan padatContoh-contoh tulisan eksposisi adalah beritadi koran dan petunjuk penggunaan

Narasi

adalah salah satu jenis pengembanganparagraf dalam sebuah tulisandimana rangkaianperistiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.

Narasi:

Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat akugunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaankuuntuk memburu bus yang akan membawaku pulang.

(25)

Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, wargaDesa Piyungan hanya makan singkong. Mereka

mengambilnya dari beberapa kebun warga.Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah

sisa-sisa

beras yang mereka kumpulkan

di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini

menunjukkan bahwa bantuan pemerintah

kurang merata.

Argumentasi

Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian.Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahalkesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kitaperoleh pada hutan yang belum digarap petani.

BAB IIIPENUTUPKesimpulan

Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yangsaling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea. Untuk dapat membuatsuatu paragraph yang baik harus memiliki dua ketentuan yakni kesatuan paragraph dan

kepaduanparagraph.Pengembangan paragraf mencakup dua hal:1. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam

gagasan-gagasanbawahan;2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Saran

Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa

(26)

pembuatan suatu paragraf, kita tidak keliru lagi. Lebihmemahami unsur-unsur yang menyangkut suatu paragraf.

Makalah Bahasa Indonesia ” Ejaan Yang Disempurnakan “

oleh berbagitugaskuliah pada 17 Desember 2011 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagaialat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secaratulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan

reformasi demokrasi ini, masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan

penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesiayang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasasecara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahamisecara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapatdigunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesiadapat digunakan secara baik dan benar.

B. RUMUSAN MASALAH

(27)

Baagaimana sejarah perkembangan EYD? Bagaimana ruang lingkup EYD?

TUJUAN

Untuk mengetahui pengertian EYD Untuk Mengetahui sejarah EYD. Untukmengetahui Ruang lingkup EYD.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.

Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan

adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi

(28)

mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.

2.2 SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :

1. Ejaan Van Ophuysen

Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia.

2. Ejaan Suwandi

Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.

3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan imi mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.

(29)

PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF

DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

(mulai 16 Agustus 1972)

Ejaan Republik

(Ejaan Soewandi)

1947-1972

Ejaan Ophuysen

(1901-1947)

Khusu

Jumat

Yakni

Chusus

(30)

Jakni

Choesoes

Djoem’at

Ja’ni

2.3 RUANG LINGKUP EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur, dan (5) pemakaian tanda baca. 3)

1) Pemakaian Huruf

Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.

a. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.

Huruf

(31)

Huruf

Nama

Huruf

Nama

A a B b

C c

D d

E e

F f

G g

H h

I i

a

(32)

ce

de

e

ef

ge

ha

i

J j K k

L l

M m

N n

O o

(33)

Q q

R r

je

ka

el

em

en

o

pe

ki

er

S s T t

U u

(34)

W w

X x

Y y

Z z

es

te

u

ve

we

eks

ye

zet

b. Huruf Vokal

(35)

Huruf Vokal

Contoh pemakaian dalam kata

Di awal

Di tengah

Di akhir

A

e

i

o

u

api

enak

itu

(36)

ulang

padi

petak

simpan

kota

bumi

lusa

sore

murni

radio

ibu

c. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

(37)

Contoh pemakaian dalam kata

Di awal

Di tengah

Di akhir

B

c

d

f

g

h

j

k

l

(38)

n

p

q

r

s

t

v

w

x

y

z

bahasa

cakap

(39)

fakir

guna

hari

jalan

kami

lekas

maka

nama

pasang

Quran

raih

sampai

tali

(40)

wanita

xenon

yakin

zeni

sebut

kaca

ada

kafan

tiga

saham

manja

paksa

alas

(41)

anak

apa

Furqan

bara

asli

mata

lava

hawa

-payung

lazim

adab

(42)

maaf

balig

tuah

mikraj

politik

kesal

diam

daun

siap

-putar

lemas

rapat

(43)

-juz

d. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

Huruf Diftong

Contoh pemakaian dalam kata

Di awal

Di tengah

Di akhir

Ai

au

(44)

ain

aula

-syaitan

saudara

boikot

pandai

harimau

amboi

e. Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.5)

Gabungan huruf konsonan

(45)

Di awal

Di tengah

Di akhir

Kh

ng

ny

sy

khusus

ngilu

nyata

syarat

akhir

bangun

(46)

isyarat

tarikh

senang

-arasy

2) Penulisan Huruf

Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu (1) penulisan huruf besar, dan (2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)

Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :

1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya :

Dia menulis surat di kamar.

Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.

(47)

Misalnya :

Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.

“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.

3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.

Misalnya :

Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.

Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.

4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya :

Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.

Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.

5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.

(48)

Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.

Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.

Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.

Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.

6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.

Misalnya :

Nurhikmah

Dewi Rasdiana Jufri

7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.

Misalnya :

bangsa Indonesia

suku Sunda

(49)

8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Misalnya :

tahun Hijriyah hari Jumat

bulan Desember hari Lebaran

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geograf unsur nama diri.

Misalnya :

Laut Jawa Jazirah Arab

Asia Tenggara Tanjung Harapan

10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.

Misalnya :

Republik Indonesia

(50)

11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.

Misalnya :

Surat Saudara sudah saya terima.

Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.

12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya :

Surat Anda telah saya balas.

Sudahkah Anda sholat?

13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.

Misalnya :

Dr. doktor

S.H. sarjana hukum

(51)

Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.

Misalnya :

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

b. Penulisan Huruf Miring

Huruf miring digunakan untuk :

1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya :

Buku Negarakertagama karangan Prapanca.

Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.

(52)

2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.

Misalnya :

Huruf pertama kata abad adalah a.

Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.

3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.

Misalnya :

Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.

3) Penulisan Kata

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :

Kata Dasar

Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.

Misalnya : Dia teman baik saya.

(53)

Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :

Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.

Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.

Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.

Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.

Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.

Kata Ulang

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang yaitu :

Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya : laki lelaki

Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalny : rumah rumah-rumah

(54)

Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya : main bermain-main

Gabungan Kata

Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.

Misalnya : mata kuliha, orang tua.

Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan.

Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.

Gabugan kata yang sudah dianggap sebgai satu kata ditulis serangkai. Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.

Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.

2. Kata Depan (di, ke, dari)

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

(55)

Saya pergi ke kampung halaman.

Dewi baru pulang dari kampus.

Kata Sandang (si dan sang)

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya : Nama si pengrimi surat tidak jelas.

Anjing bermusuhan dengan sang kucing.

Partikel

Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :

Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!

Apakah yang dipelajari minggu lalu?

Apatah gerangan salahku?

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah menyatu.

Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.

(56)

Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.

Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih.

Misalnya : dll = dan lain-lain

yth = yang terhormat

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

Misalnya : SIM = Surat Izin Mengemudi

IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan

Angka dan Lambang Bilangan

Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.

Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :

1) Bilangan utuh. Misalnya : 15 lima belas

2) Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4 tiga perempat

3) Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II

(57)

4) Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.

Misalnya : tahun 50-an lima puluhan

5) Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca.

Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.

6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama.

Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)

55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)

7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam

perincian atau pemaparan.

Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.

4) Penulisan Unsur Serapan

(58)

Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.

Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa

berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan

“televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :

Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

5) Pemakaian Tanda Baca

Tanda Titik (.)

Penulisan tanda titik di pakai pada :

(59)

Akhir singkatan nama orang.

Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.

Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.

Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.

Tanda koma (,)

Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :

Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.

Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi.

Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.

Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

(60)

Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.

Tanda Titik Tanya ( ? ) Tanda tanya dipakai pada :

Akhir kalimat tanya.

Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.

Tanda Titik Koma ( ; ) Tanda titik koma dipakai :

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Tanda Titik Dua ( : ) Tanda titik dua dipakai :

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.

Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.

Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .

Di antara jilid atau nomor dan halaman. Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.

(61)

Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Tanda Elipsis (…)

Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan

menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.

Tanda Garis Miring ( / )

Tanda garis miring ( / ) di pakai :

Dalam penomoran kode surat.

Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘)

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.

Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ ) Tanda petik tunggal dipakai :

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Tanda Petik ( “…” )

Tanda petik dipakai :

Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum dikenal.

(62)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pengertian EYD

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.

Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

2. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :

a) Ejaan Van Ophuysen

Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia.

(63)

Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang

menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahu 1947-1972.

c) Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan dari seluruh ejaan sebelumnya yang pernah berlaku di

Indonesia.

PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF

DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

(mulai 16 Agustus 1972)

Ejaan Republik

(Ejaan Soewandi)

1947-1972

Ejaan Ophuysen

(1901-1947)

(64)

Jumat

Yakni

Chusus

Djum’at

Jakni

Choesoes

Djoem’at

Ja’ni

3. Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) a) Pemakaian Kata

b) Penulisan Huruf

c) Penulisan Kata

d) Penulisan Unsur Serapan

Makalah Bahasa Indonesia Sistematika Penulisan Surat Dinas hA. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

(65)

Oleh karena itu kami ingin memaparkan bagaimana cara penulisan surat resmi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka kami menyusun makalah ini dengan judul ”SISTEMATIKA PENULISAN SURAT DINAS”.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah kami adalah: a) Bagaimana sistematika penulisan surat dinas?

3. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan makalah kami adalah:

a) Untuk mengetahui bagaimana sistematika penulisan surat dinas atau surat resmi.

B. PEMBAHASAN

Surat merupakan sarana komunikasi tertulis. Surat dipandang sebagai alat komunikasi tulis yang paling efesien, efektif, ekonomis, dan praktis dibandingkan dengan komunikasi lisan. Apa yang dikomunikasikan melalui surat akan sampai kepada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Peranan surat lebih penting lagi, terutama dalam surat resmi, seperti surat yang dikeluarkan oleh organisasi/lembaga, surat perjanjian jual beli, surat sewa-menyewa rumah, surat dagang, dan surat resmi lainnya. Sifat resmi sebuah surat bukan dilihat dari sistematika, penggunaan bahasa, dan isinya, melainkan juga mempunyai kekuatan hukum sebagai bukti tertulis. Surat-surat dalam arsip lama dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa lalu. Dalam hal ini, surat berfungsi sebagar alat bukti historis. Surat-surat yang telah diarsipkan itu dipakai sebagai alat pengingat. Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

1. Surat keluarga ialah surat yang isinya membicarakan masalah keluarga, perkenalan, atau persahabatan. Surat keluarga dapat berupa surat pada orang tua, famili, kepada kenalan, dan sebagainya.

2. Surat setengah resmi ialah surat yang ditulis oleh seseorang atau

perorangan kepada suatu organisasi atau instansi tertentu. Contohnya surat lamaran kerja, surat permohonan izin membangun, surat izin masuk kantor, surat pernyataan bersedia memilih dan dipilih.

3. Surat sosial ialah surat yang dibuat oleh berbagai lembaga sosial yang ditujukan kepada seseorang, organisasi, atau instansi tertentu. Isi surat sosial selalu bersifat kegiatan sosial yang dikelola oleh lembaga yang bersangkutan. 4. Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan

(66)

dagang ialah surat yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Surat niaga dibuat oleh suatu perusahaan yang ditujukan kepada semua pihak.

5. Surat dinas ialah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut administrasi pemerintah (Arifn, 1987:7). Menurut Sudarsa, dkk. (1992:4), surat dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat dinas hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua pihak yang

berhubungan dengan instansi tersebut.

Pada makalah ini, tim penulis akan fokus pada surat dinas ini, karena sifatnya yang resmi dan mengandung aturan dan etika yang sangat perlu diperhatikan dalam penulisannya.

1. Sistematika Surat Resmi atau Surat Dinas

Dalam sistematika penulisan surat resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut terdiri atas:

a) kepala surat b) tanggal

c) nomor, lampiran, dan hal atau perihal d) alamat surat

Kepala surat yang lengkap terdiri atas: a) nama instansi

(67)

d) nomor kotak pos e) alamat kawat f) lambang atau logo.

Nama instansi ditulis dengan huruf kapital alamat instansi, termasuk di

dalamnya telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal kata kapital kecuali kata tugas.

Nomor kode pos ditulis setelah nama kota tempat instansi itu berada. Contoh:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun Jakarta 13220

Kotak Pos 2625 Telepon 4896558, 4894564

Kepala surat dapat pula seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Contoh:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA JALAN DAKSINAPATI BARAT IV, RAWAMANGUN JAKARTA 13220

KOTAK POS 2625 TELEPON 4896558, 4894564

Dalam penulisan kepala surat hendaklah diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Nama instansi jangan disingkat, misalnya Biro Diklat, Depdikbud, tetapi Biro Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Kata jalan jangan disingkat menjadi Jln. atau Jl, tetapi Jalan.

3. Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat , yaitu Telepon, bukan Tilpun atauTelpon dan jangan disingkat menjadi Tlp. atau Telp.

4. Kata kotak pos hendaknya jangan disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian pula, jangan digunakan P.O. Box atau Post Ofce Box.

(68)

Contoh: - Telepon: 489.655.8 - Kotak Pos: 265.5

Seharusnya:

- Telepon 4896558 - Kotak Pos 2655 B. Tanggal

Tanggal surat ditulis secara lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Setelah angka tahun tidak diikuti tanda baca apa pun, seperti tanda titik, titik koma, titik dan garis hubung, selain itu, perlu diperhatikan hal berikut. · Nama bulan jangan ditulis dengan angka, tetapi dengan huruf. Nama bulan yang ditulis dengan huruf tidak boleh disingkat, misalnya Januari, Februari, Agustus, atau November, bukan Jan., Agt, atau Nov.

· Nama bulan hendaknya ditulis dengan cermat, misalnya Februari, November,bukan Februari, Nopember.

· Contoh penulisan tanggal surat: KEPALA SURAT

C. 22 Maret 2003

Nomor, Lampiran, dan Hal

Kata nomor, lampiran dan hal ditulis dengan diawali huruf kapital, Nomor, Lampiran, dan hal diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.

Penulisan kata Nomor dan Lampiran yang dapat disingkat menjadi No. Dan Lamp, harus taat asas. Jika kata nomor ditulis lengkap maka kata lampiran pun harus ditulis lengkap. Jika kata Nomor disingkat maka kata lampiran pun harus disingkat.

Kata nomor diikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat dengan kode yang berlaku pada instansi pengirim surat. Nomor surat dan kode yang dibatasi oleh garis miring ditulis rapat pada spasi dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda hubung.

Penulisan nomor dan kode surat yang benar: - Nomor:110/U/PPHBI/2003

Referensi

Dokumen terkait

Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misal tidak) dan frasa atau kelompok kata (misal tidak tahu). Kata

Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan.. kata sifat. Frasa adverbial dibagi dua

Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami

Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami

Bentuk kalimat majemuk setara yang tidak efektif disebabkan oleh penggunaan kalimat yang tidak hemat atau tidak ekonomis sebagai berikut. 1) Setelah jam 17.00 hampir menjelang

Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa

Konjungsi adalah kata yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan

Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,