• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang rancangan penelitian yang dilakukan pada kelas 4 di SDN 3 Sindurejo dan SDN 4 Sindurejo, kedua SD terletak di wilayah Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 di SDN 3 dan 4 Sindurejo, dengan mengambil sampel subjek penelitian yaitu siswa kelas 4 SDN 3 Sindurejo sebagai kelompok Inti, dan siswa kelas 4 SDN 4 Sindurejo sebagai kelompok Imbas. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) yang berbantuan dengan media kartu pecahan, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika dengan materi pecahan.

Selanjutnya pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan meliputi hasil penelitian pada mata pelajaran matematika materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) yang berbantuan media kartu pecahan pada kelas eksperimen dan hasil penelitian pada mata pelajaran matematika materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan pada kelompok kontrol, kemudian pembahasan mengenai deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

(2)

penelitian:

Tabel 4.1

Data Subjek Penelitian SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti Tahun Pelajaran 2016/2017

Kelompok Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan

Eksperimen 4 14 12 26

Kontrol 4 10 16 26

Jumlah Seluruhnya 52

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Sindurejo dan SDN 4 Sindurejo dilakukan masing-masing 1 kali pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran berjalan selama 3x35 menit atau 3 jam pelajaran.

Tabel 4.2

Jadwal Kegiatan Penelitian di SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti Tahun Pelajaran 2016/2017

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1. Jumat, 12 Mei 2017 - Memberikan pretest

- Melaksanakan pembelajaran kelas

eksperimen dalam mata pelajaran

matematika materi pecahan. - Memberikan posttest.

2. Sabtu, 13 Mei 2017 - Memberikan pretest

- Melaksanakan pembelajaran kelas kontrol dalam mata pelajaran matematika materi pecahan.

- Memberikan posttest.

4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Media Kartu Pecahan pada Kelas Eksperimen

(3)

diteliti adalah mata pelajaran matematika dengan materi pecahan yang didasarkan pada SK 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, serta KD 6.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran GI pada kelas eksperimen ini terdiri dari 1 kali pembelajaran selama 105 menit (3x35 menit). Dilaksanakan pada hari Selasa 25 mei 2017 diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 26 siswa. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan diamati oleh ibu Ria Fitriana sebagai observer yaitu guru kelas 4.

4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

Pada kelas eksperimen ini sebelum guru memulai proses belajar mengajar guru memberikan soal pretest. Selanjutnya guru melakukan persiapan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, media, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran materi pecahan menggunakan model Group Investigation (GI) siswa akan berkelompok untuk meneliti subtopik yang sebelumnya telah disediakan oleh guru yang nantinya siswa dalam kelompok akan menyusun rencana untuk dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan subtopik yang didapatkan. Setelah ditemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan, siswa dalam kelompok mempresentasikan dihadapan teman se kelas dan diikuti dengan kelompok yang tidak presentasi mencatat hasil presentasi kelompok yang sedang melaksanakan presentasi. Setelah seluruh kelompok selesai presentasi, guru selanjutnya memberi pemahaman kepada seluruh siswa mengenai seluruh subtopik yang telah dibahas oleh masing-masing kelompok.

(4)

pemberian kegiatan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Baru guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya proses belajar dimulai.

Pada kegiatan belajar-mengajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada tahap pertama yaitu seleksi topik, dalam penyeleksian topik/subtopik ini siswa dibagi kedalam 4 kelompok yang homogen. Setelah dibagi kelompok siswa dibagikan subtopik yang telah disediakan oleh guru. dimana subtopik tersebut mencangkup tentang materi pecahan dalam mata pelajaran matematika yang telah disusun dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam kelompok. Pada tahap kedua yaitu perencanaan kerja sama, dalam tahap ini setelah siswa mendapatkan subtopik yang berbeda setiap kelompoknya, setiap kelompok mencoba untuk meneliti dengan cara mengamati dan menyusun rencana yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam subtopik tersebut, dalam perencanaan kelompok peran guru sangat penting dalam membantu dan mengawasi. Tahap ketiga adalah implementasi, dalam tahap ini siswa mulai menjalankna rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan dalam subtopik yang didapatkan. Tahap selanjutnya yaitu penyajian hasil akhir, dalam tahap ini setelah kelompok selesai mengerjakan LKS maka setiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya didepan kelompok lain. Disaat bersamaan pula seluruh kelompok yang tidak presentasi mencatat hasil presentasi dari kelompok yang maju. Setelah itu guru menerangkan dengan lebih detai dari seluruh subtopik yang telah diubahas secara berkelompok dengan menggunakan media kartu pecahan. Setelah seluruh siswa telah selesai dilanjut dengan tahap terakhir yaitu evaluasi, dalam tahap ini seluruh siswa terlebih dalahulu kembali ke tempat duduk masing-masing, dan dilanjutkan dengan pemberian soal evaluasi (soal post-test). Setelah selesai guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut dan ditutup dengan pemberian tindak lanjut guru berupa penguatan materi.

(5)

model pembelajaran Group Investigation (GI) telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP dari awal pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses belajar mengajar berlangsung kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan RPP yang ada. Penilaian yang dilakukan ini terdapat pada lembar observasi yang terdapat pada lampiran dan observasi yang dilakukan oleh observer pada saat subjek siswa Kelas 4 SDN 3 sindurejo diberikan perlakuan.

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Eksperimen Pada Subbab ini akan dijelaskan Tingkat hasil belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok eksperimen yang akan dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen yang terdiri dari rata-rata skor atau mean, skor tertinggi atau max, skor terendah atau min, standar deviasi, kemudian distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

Statistik deskriptif skor hasil belajar pretest dan posttest kelompok eksperimen disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen N MIN MAX MEAN STD.DEVIATION VARIANCE

Pretest 26 44 80 62,46 10,738 115,298

Posttest 26 60 94 80,38 9,295 86,406

Valid N (listwise)

26

Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

(6)

max siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 80 dan skor terendah atau min adalah 44. Sedangkan skor tertinggi atau max yang dicapai siswa setelah diberi perlakuan adalah 94 dan nilai terendah atau min setelah diberikan perlakuan adalah 60.

Agar lebih mudah dipahami dan lebih efisien dalam penyajiannya maka data akan disajikan melalui tabel distribusi frekuensi. Untuk menentukan kelas dan interval kelompok maka digunakan rumus Sturges, Sugiyono (2014:35) yaitu K= 1+3,3 log n, K adalah jumlah kelas sedangkan

n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges ini dapat diperoleh K= 1+3,3 log 26 = 1+3,3 . 1,414 = 5,662 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapat dari rumus (skor maximum –skor minimum) dibagi jumlah kelas pada kelompok eksperimen ini skor maximumnya 94 dan minimum 44 untuk interval kelasnya 6 maka didapatkan hasil yaitu = 8,3 dibulatkan menjadi 8. Berikut ini adalah hasil distribusi frekuensi skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.4

Distribusi nilai Prettest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Interval Nilai Pretest Nilai Posttest

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

44-51 4 15,38% 0 0

52-59 6 23,10% 0 0

60-67 5 19,23% 3 11,53%

68-75 7 26,92% 2 7,70%

76-83 4 15,38 11 42,30%

84-91 0 0 5 19,23%

92-100 0 0 5 19,23%

Jumlah 26 100% 26 100%

Sumber: berdasarkan data olahan

(7)

23,10%, pada interval 60-67 terdapat 5 siswa dengan presentase 19,23%, 7 siswa mendapat skor antara 68-75 dengan presentase 26,92%. dan 4 siswa mendapatkan skor antara 76-83 dengan presentase 15,38% Sedangkan pada skor posttest terdapat peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai pada kelas 44-51 dan 52-59, skor siswa dimulai dari interval 60-67 dengan 3 siswa dengan presentase 11,53%, lalu 2 siswa mendapat skor antara 68-75 dengan presentase 11,53%, 2 siswa mendapat skor antara 76-83 dengan presentase 7,70%, 11 siswa mendapatkan skor antara 84-91 dengan presentase 42,3% 5 siswa mendapatkan skor antara 84-91 dengan presentase 19,23, dan 5 siswa mendapatkan skor antara 92-99 dengan presentase 19,23%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest yang sudah disajikan pada tabel di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

Gambar 3

Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

4.1.2 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Team Group Tournament (TGT) pada Kelas Kontrol.

Pada subbab ini, akan dijelaskan tentang hasil implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian dari hasil belajar matematika

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

pretest

(8)

dengan materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT) yang berbantuan dengan media kartu pecahan terhadap siswa kelas 4 SDN 4 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan (kelompok imbas). Pembelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran matematika dengan materi pecahan yang didasarkan pada SK 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, serta KD 6.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Rabu 26 Mei 2017 diikuti oleh 26 siswa atau seluruh siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran. Pada mata pelajaran matematika dengan materi pecahan ini terdiri dari 1 kali pembelajaran selama 105 menit (3x35 menit) atau 3 jam pelajaran. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan diamati oleh Tri Indarwati selaku observer dan guru kelas 4. 4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

Pada kelas kontrol ini sebelum memulai proses belajar mengajar guru memberikan menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, media, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar mengajar. Pembelajaran matematika dengan materi pecahan dengan model Team Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan ini berorientasi pada pelaksanaan game dan tournament. Game disini berupa serangkaian soal-soal kecil untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, yang nantinya siswa akan berkelompok sesuai dengan tingkat kecerdasan siswa. Setelah didapatkan kelompok dengan tingkat kecerdasan yang sama, selanjutnya siswa akan melakukan turnamen berdasarkan meja turnamen yang telah disusun oleh guru. setelah siswa dalam kelompok selesai mengerjakan turnamen guru akan memberikan penghargaan berupa gelar juara bagi 3 kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi.

(9)

peserta didik dengan berdo’a dan melakukan absensi, siswa berada dalam posisi siap untuk menerima pelajaran, guru melakukan apersepsi, guru bertanya tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan dilakukan, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sebelum proses belajar mengajar dimulai guru memberikan motivasi kepada semua siswa agar saat proses belajar mengajar siswa menjadi lebih semangat dan memperhatikan pembelajaran, selanjutnya proses belajar mengajar dilaksanakan.

Pada kegiatan inti proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT) yang pertama yaitu tahap penyajian kelas, dalam tahap ini guru menjelaskan materi yang akan dipelajari menggunakan media kartu pecahan, dalam tahap ini siswa mengamati dengan sungguh-sungguh sehingga pada sesi game dan turnamen siswa mampu melaksanakan dengan baik. Selanjutnya tahap pengelompokan (team), dalam tahap ini siswa dibentuk kelompok heterogen dengan harapan siswa mampu bekerja dengan baik dalam kelompok. Tahap selanjutnya adalah pemberian game, game disini berupa serangkaian soal yang nantinya akan dikerjakan oleh kelompok yang telah disusun. Hasil dari pekerjaan inilah yang digunakan sebagai acuan turnament. Tahap selanjutnya adalah pemberian turnamen, dalam tahap ini kelompok diposisikan dalam meja turnament, diaman setiap meja turnament terdiri dari serangkaian soal yang telah disediakan oleh guru, selanjutnya siswa dalam kelompok secara bergantian bertukar meja untuk berturnamen. Dalam tahap ini setelah siswa selasai berturnamen setiap kelompok memaparkan hasil turnamennya di depan kelas. Tahap selanjutnya adalah tahap apresiasi, dalam tahap ini 3 kelompok yang mendapatkan hasil turnamen tertinggi akan mendapat sertifikat juara. Setelah turnamen selesai siswa kembali ketempat duduk semula dan diberikan soal evaluasi berupa soal posttest.

(10)

menguasai kelas, semua sintaks telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP dari awal pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian ini terdapat dalam lembar observasi (terlampir) dan observasi dilakukan pada saat subjek diberikan perlakuan.

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Kontrol Pada Subbab ini akan dijelaskan Tingkat hasil belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok kontrol yang akan dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest kelompok kontrol yang terdiri dari rata-rata skor atau mean, skor tertinggi atau max, skor terendah atau min, standar deviasi, kemudian distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam

bentuk grafik. Statistik deskriptif skor hasil belajar pretest dan posttest kelompok kontrol disajikan dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

N MIN MAX MEAN STD.DEVIATION VARIANCE

Pretest 26 42 80 60,77 9,734 94,745

Posttest 26 60 92 75,23 10,912 119,065

Valid N (listwise)

26

Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 26 siswa. skor rata-rata kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT) sebesar 60,77 dengan standar deviasi 9,734. setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT), skor rata-rata kelas kontrol meningkat menjadi 75,23 dengan standar deviasi 10,912. Skor tertinggi siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 80 dan skor terendah adalah 44. Skor tertinggi yang dicapai siswa setelah diberikan perlakuan adalah 92 dan nilai terendah adalah 60.

(11)

maka data akan disajikan melalui tabel distribusi frekuensi. Untuk menentukan kelas dan interval kelompok maka digunakan rumus Sturges, Sugiyono (2014:35) yaitu K= 1+3,3 log n, K adalah jumlah kelas sedangkan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges ini dapat diperoleh K= 1+3,3 log 26= 1+3,3 . 1,414 = 5,6662 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapat dari rumus (skor maximum –skor minimum) dibagi jumlah kelas pada kelompok kontrol ini skor maximum nya 92 dan minimum 44 untuk interval kelasnya 6 maka didapatkan hasil yaitu = 8. Berikut ini

adalah hasil distribusi frekuensi skor pretest dan posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 pada halaman berikut ini:

Tabel 4.6

Distribusi nilai Prettest dan Posttest Kelompok Kontrol

Interval Nilai Pretest Nilai Posttest

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

44-51 3 11,53% 0 0

52-59 9 34,61% 0 0

60-67 5 19,23% 7 26,92%

68-75 7 26,92% 6 23,07%

76-83 2 7,70% 4 15,38%

84-91 0 0 6 23,07%

92-99 0 0 3 11,53%

Jumlah 26 100% 26 100%

Sumber: berdasarkan data olahan

(12)

mendapatkan skor antara 76-83 dengan presentase 15,38%, 6 siswa mendapatkan skor antara 84-91 dengan presentsase 23.07%, dan 3 siswa mendapatkan skor antara 92-99 dengan presentase 11,53%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest yang sudah disajikan pada tabel di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk berikut ini:

Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

Gambar 4

Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

4.1.3 Deskripsi Komparasi hasil Pengukuran

Perbandingan atau komparasi hasil pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai pretest dan posttest yang sudah didapatkan akan dipaparkan pada deskripsi komparasi ini. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.6 dan grafik sebagai berikut.

Tabel 4.7

Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahap

(13)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui adanya perbedaan skor rata-rata tahap pengukuran pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan skor rata-rata tersebut ditunjukkan oleh adanya selisih skor rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tahap pengukuran preetest terdapat perbedaan selisih sebesar 1,08. Pada tahap pengukuran posttest terdapat selisih sebesar 5,15, skor rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul dibandingkan skor rata-rata

kelompok kontrol. Untuk mempermudah maka data pada tabel 4.6 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar berikut.

Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

Gambar 5

Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Skor Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

4.1.4 Uji Prasyarat 4.1.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada Subbab ini berguna untuk menentukan analisis data nilai pretest dan posttest yang berasal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan digunakan. Apabila data berdistribusi normal pada kelas eksperimen maupun kontrol maka dapat menggunakan statistik parametrik tetapi apabila data tidak berdistribusi normal maka analisis data

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Eksperimen Kontrol

pretest

(14)

menggunakan statistik nonparametrik. Untuk mengetahui data normal atau tidak dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-masing variabel, Santoso(2013:311). Dari pengujian normalitas ini hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau bisa dianggap normal, pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 22. Menurut Priyatno (2010:58) data dikatakan berdistribusi normal apabila signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 dan penyebaran data dikatakan berdistribusi tidak

normal apabila signifikansi (Asymp.sig) < 0,05. Untuk memperoleh uji normalitas data akhir siswa maka dibutuhkan nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Setelah diberikannya perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka pretest dan posttest dapat dilakukan. Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) sedangkan untuk kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT). Hasil uji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Skor Pretest-Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

(15)

0,135 dan 0,200. Bila dirumuskan menggunakan hipotesis H0 adalah

sampel yang berdistribusi normal sedangkan untuk Ha adalah sampel yang

tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan bahwa jika probabilitas < nilai α (0,05) maka ditolak Ha, jika sebaliknya

maka H0 diterima. Nilai signifikansi dari pretest kelas eksperimen dan

kelas kontrol yaitu 0,090 dan 0,068 kemudian untuk nilai signifikansi posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 0,140 dan

0,200. Maka H0 diterima, artinya bahwa persebaran data hasil pretest

-posttest dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4.1.4.2 Uji Homogenitas

Untuk mengetahui tingkat varian data homogen atau tidak homogen maka perlu di uji homogenitas. Uji homogenitas ini menggunakan SPSS Version 22 dengan metode One Way Anova. Setelah didapatkannya data awal nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kedua kelas mendapatkan perlakuan barulah uji homogenitas dapat dilakukan. Analisis uji homogenitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest-Posttest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogenity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Pretest

1,009 4 16 ,432

Posttest

,566 3 20 ,644

Sumber: berdasarkan olahan data SPSS

(16)

kontrol sama atau disebut homogen, sedangkan hipotesis Ha adalah

variansi data pada tiap kelompok eksperimen maupun kontrol tidak sama atau disebut tidak homogen. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data pretest dan posttest kedua kelompok adalah sebesar 0,432 dan 0,644 > 0,05 maka Ho diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest dan

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa data

skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian data yang homogen atau dikatakan sama.

Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas yang sudah dilakukan menunjukkan data yang berdistribusi normal dan uji homogenitas yang menunjukkan varian data homogen. Maka uji prasyarat yang digunakan adalah uji Independent T-Test. Menurut Sulaiman (2011: 29) Uji Independet T-Test digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif 2 sampel independent bila data berbentuk ordinal, dan untuk dua sampel yang berukuran tidak sama (data sampel harus mengikuti distribusi normal dan homogen). Berikut ini akan disajikan uji nonparametrik Uji t pada data yang sudah ada.

Tabel 4.10

Hasil Uji Independent T Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

pretest Equal variances assumed ,2,486 ,121 1,833 50 ,073

Equal variances not

assumed 1,833 48,768 ,073

(17)

Dari tabel 4.10 di atas tentang hasil Uji Independent T-Test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,073 yaitu lebih dari 0,05 maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji Independent T-Test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak . Artinya tidak

terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa kelas 4 SDN 3 Sindurejo dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan media kartu pecahan, dan SDN 4 Sindurejo dengan menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT)

dengan berbantuan media kartu pecahan.

4.1.5 Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis berdasarkan pada hasil Uji Independent T-Test nilai pretest- posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis yang akan diuji padapenelitian ini adalah:

𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika pada siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan.

𝐻𝑎: Terdapat perbedaan hasil belajar matematika pada siswa yang mendapat

pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan.

H1 : Hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajara

Group Investigation (GI) lebih baik dibandingkan hasil belajar menggunakan model Team Group Tournament (TGT).

H2: Hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran

Team Group tournament (TGT) lebih baik dari dibandingkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)

Berdasarkan dari hasil Uji Independent T-Testnilai pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas sebesar 0,183 atau > 0,05 maka H0 diterima dan

(18)

pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) dilihat dari hasil belajar pada siswa kelas 4 SDN 3 dan 4 Sindurejo. untuk H1 dapat diterima karena hasil rata-rata post-test

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, dengan selisih rata-rata sebesar 5,15. Sehingga H1dapat diterima dan H2 ditolak.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan

yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) dilihat dari hasil belajar matematika materi pecahan kelas IV SDN 3 Sindurejo dan SDN 4 Sindurejo. Hasil dari uji hipotesis menggunakan uji nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,073 > 0,05. Oleh karena probabilitas pada uji Independent T-Test nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lebih besar dari nilai Alpha yaitu 0,05, maka H0 diterima

dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan terhadap siswa kelas 4 SDN 3 dan 4 Sindurejo dalam mata pelajaran matematika dengan materi pecahan.

Signifikansi perlakuan di mana tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL dan Inkuiri dilihat dari hasil belajar matematika dengan materi pecahan, terlihat signifikansi rata-rata hasil belajar dari kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu rata-rata kelompok eksperimen sebesar 80 sedangkan rata-rata dari hasil belajar kelompok kontrol sebesar 75. Jadi dapat diartikan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen dan kontrol memiliki rerata hasil belajar

yang seimbang.

(19)

sebelumnya yaitu pada BAB II mempengaruhi keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT), tidak hanya itu lokasi SDN 3 dan 4 Sindurejo yang berada dalam 1 lingkup membuat peserta didik antara SDN 3 dan 4 Sindurejo mudah berkomunikasi mengenai pembelajaran dari setiap sekolah saling bertukar informasi, maka siswa akan saling termotivasi dan bersaing dengan sehat untuk belajar guna mendapatkan hasil belajar yang meningkat. Selain itu keberhasilan penelitian juga disebabkan karena adanya kesetaraan pada hasil

uji prasyarat pada data pretest-posttest yang menunjukkan, data yang diperoleh normal dan homogen, maka pada langkah selanjutnya peneliti menggunakan uji statistik nonparametrik uji Independent T-Test yang menunjukkan hasil probabilitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu pretest-posttest 0,183 > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) dilihat dari hasil belajar matematika dalam materi pecahan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT).

Untuk perbedaan model Group Investigation (GI) dengan Team Group Tournament (TGT) terletak dalam cara menyelesaikan topik dalam belajar kelompok, untuk GI lebih membuat siswa teliti dibandingkan dengan TGT, karena dalam GI siswa dituntut untuk melakukan investigasi/penelitian secara berkelompok, karena dalam GI siswa akan mencari dan menyusun rencana yang nantinya akan digunakan dalam menyelesaikan subtopik dalam setiap kelompok. Sedangkan TGT lebih memperhatian hasil kerja tercepat dan terbenar setiap kelompok dalam mengerjakan soal dalam kuis-kuis yang

nantinya akan digunakan sebagai poin untuk diukur dalam turnament, sehingga dalam TGT siswa akan cenderung mementingkan kecepatan dalam mengerjakan soal dalam kuis, sehingga siswa akan kurang teliti.

(20)

kemiripan yaitu sama-sama model pembelajaran untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara berkelompok. Masalah dalam pembelajaran Gi lebih terfokus dalam setiap kelompok mengerjakan satu sub-topik tertentu, sedangkan masalah dalam TGT mengarah kepada masalah yang relatif sama setiap kelompok. Maka dari itu rerata hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol signifikan.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini masih banyak sehingga mengakibatkan kurang

sempurnanya penelitian. Kekurangan pada penelitian diantaranya adalah penelitian ini hanya berfokus pada pengukuran hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja, padahal yang semestinya ada pada penilaian hasil belajar siswa seharusnya diukur melalui 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor namun peneliti hanya mengukur pada ranah kognitif saja. Belajar dari kekurangan penelitian ini, maka dihimbau kepada peneliti selanjutnya untuk merancang

Gambar

 Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian di SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti
Grafik Distribusi Frekuensi Skor Gambar 3 Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Gambar 5 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Skor Pretest dan Postest Kelompok
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) hendaknya guru dapat menggunakan aplikasi spreadsheet dalam pembelajaran lebih

Selanjutnya, dalam pasal 18 ayat 2 UU Perlindungan Kunsumen, dijelaskan bahwa pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau

Dari tabel 5 dan 7 halaman 52 dan 53 didapatkna hasil bahwa rata-rata upaya penanganan yang dilakukan baik oleh kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol didapatkan hasil

Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi

Dalam penelitian ini dilakukan penyuluhan dengan ceramah dan pemberian booklet pada ibu yang mempunyai balita untuk memberikan pengetahuan tentang penyakit diare pada balita..

Profil baja I WF yang sudah dirubah menjadi balok baja kastilasi diperkaku pada badan dengan menambahkan pelat di bagian badannya untuk mengetahui seberapa jauh

Klarifikasi dan Negosiasi aspek Harga/Biaya dilakukan terhadap: - Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya; - Volume kegiatan dan jenis pengeluaran;. - Biaya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja kerja karyawan di KUD