BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Air Minum
Semua makhluk membutuhkan air, maka tempat yang ada air tentu penuh dengan makhluk hidup. Kecuali air itu sangat tercemar seperti air laut mati. Manusia juga hidup dan berdiam berkelompok di tempat-tempat yang berair, sekitar sumber air, di tepi sungai dan danau, dan tempat yang air tanahnya dangkal, sehingga air mudah di gali. Dengan teknik lebih maju air dapat diambil dari tempat-tempat jauh dengan pipa-pipa yang kemudian didistribusikan. Atau dengan menampung air hujan yang digunakan pada saat-saat lain yang kurang air (Ruslan H Prawiro, 1983).
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap
mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan yang beracun yang tidak mengandung
mineral dan bahan-bahan organik berbahaya.
Air minum merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Air minum adalah air yang digunakan
untuk konsumsi manusia. Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).
2.2. Pengertian Penduduk
Pengetahuan tentang kependudukan adalah sangat penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemerintahan baik Nasional maupun Daerah. Pengertian dari penduduk sendiri adalah sangat banyak, dalam ilmu sosiologi penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 26 ayat 2, “Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia”. Dan secara umum penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Republik
Indonesia selam 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap di wilayah Republik Indonesia.
2.3. Pengertian Pendapatan Perkapita Penduduk
2.4. Tarif Air Minum
Tarif merupakan biaya yang dikenakan suatu perusahaan atau instansi kepada konsumen atau biaya yang dikenakan (dibebankan) kepada pelanggan untuk setiap M3 air yang disalurkan yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Berdasarkan Perda No 10/2009 tentang PDAM dan Permendagri No 23/2007 tentang tarif air.
2.5. Pengertian Produksi
Produksi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lainnya yaitu, konsumsi dan distribusi. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus diakui bahwa produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan ekonomi. Fungsi dari produksi itu sendiri adalah hubungan antara input yang digunakan dalam suatu proses produksi dengan jumlah output yang dihasilkan.
Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan berbagai motif yang berorientasi pada keuntungan, ekonomi dan sosial yang mana kegiatan produksi tersebut dilakukan karena adanya manfaat positif dan tidak menimbulkan kerusakan moral (etika) bagi masyarakat.
2.6. Konsep Permintaan
Permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang. Teori permintaan menjelaskan sifat hubungan antara jumlah permintaan barang dan harganya dikenal dengan hukum permintaan yang berbunyi,”makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta’ (Kaman Nainggolan, 2005)
Permintaan dapat didefinisikan, “Banyaknya barang yang diminta konsumen pada harga tertentu”. Menurut Dominic Salvatore dalam buku teori ekonomi (edisi kedua), bahwa jumlah suatu komoditi yang tersedia dibeli individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi atau tergantung pada : harga barang itu sendiri, harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, selera seseorang atau masyarakat dan jumlah penduduk. Menurut Lipsey dan kawan-kawan bahwa jumlah komoditas yang akan dibeli oleh rumah tangga disebut sebagai jumlah yang diminta untuk komoditas tersebut. Atau bisa juga termasuk sebagai jumlah permintaan yang potensial. Lain dengan permintaan yang efektif yaitu merupakan jumlah yang setiap orang bersedia membelinya pada tingkat harga yang harus dibayar untuk memperoleh barang dan jasa yang diminta.
2.7. Perusahaan Daerah
2.7.1. Pengertian dan Tujuan Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum dengan berlakunya Peraturan Daerah. Perusahaan Daerah adalah suatu ketentuan produksi yang bersifat :
a. memberi jasa
Tujuan dari perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan
pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Dalam hal ini perusahaan daerah tersebut adalah Perusahaan Daerah Tirtanadi Medan yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman belanda pada tanggal 23 september 1905 dengan nama NV. Waterleading Maatschappij Ayer Bersih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda. Seiring berjalannya waktu status dan nama perusahaan telah berganti dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 11 tahun 1979 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Visi dari PDAM Tirtanadi adalah menjadi salah satu perusahaan air minum unggulan di Asia Tenggara, sedangkan misi dari PDAM adalah :
1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan
kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan. 2. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.
3. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan prima. 4. Menjadikan perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran transparansi,
akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksaaan good corporate govermance.
2.7.2. Klasifikasi Pelanggan PDAM
Pelanggan PDAM dibagi atas 5 golongan besar yaitu : 1. Golongan Sosial
a. Sosial Umum (SI) yang dimaksud dengan sosial umum dalam hal ini
adalah golongan pelanggan yang setiap memberikan pelayanan kepentingan umum khususnya bagi masyarakat antara lain :
- Kamar Mandi Umum
b. Sosial Khusus (S2) yaitu golongan pelanggan yang setiap pelayanan
memberikan kepentingan umum khususnya pada masyarakat yang mendapat sumber dana sebagian dari kegiatan antara lain :
- Yayasan Sosial Negeri
Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan ukuran rumah type RSS 21.
b. RT B (NA 2), yaitu Rumah Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi
sebagai tempat tinggal dengan ukuran rumah kayu semi permanen type RSS 36.
c. RT C (NA 3), yaitu Rumah Tangga selain tempat tinggal di dalamnya
juga ada usaha untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut.
- Kedai Kecil
- Bangunan rumah < 54m2
- Yayasan Sosial Swasta
- Rumah tangga ada usaha luas < 36m2
d. RT D (NA 4) yang dimaksud dengan golongan NA 4 dalam hal ini adalah rumah tangga selain tempat tinggal di dalamnya ada juga usaha
untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut:
- Rumah tinggal ada usaha < 54m2
- Rumah type RS > 54m2
- Rumah Pondokan/ kost.
3. Golongan Niaga
a. Niaga kecil (N1) adalah golongan niaga antara lain: kios
b. Niaga Besar (N2) yang dimaksud dalam hal ini adalah
importir/eksportir, agen/makelar, kolam renang, rumah sakit swasta, gudang tempat penimbunan barang dll.
4. Golongan industri yang dimaksud dengan golongan industri dalam hal ini
adalah golongan pelanggan yang dalam kegiatan setiap harinya merubah suatu barang menjadi yang lebih tinggi nilainya untuk mendapatkan suatu keuntungan antara lain: Kerajinan tangan/kerajinan rumah tangga, pabrik mobil, perkayuan dll.
5. Golongan khusus yang dimaksud dengan golongan khusus dalam hal ini antara
lain:
- Pelabuhan laut
- Pelabuhan sungai
- Pelabuhan Udara. (Website PDAM Tirtanadi)
2.8. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara mengambil kesimpulan bisa dengan hipotesis maupun dengan estimasi hasil. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia Kontemporer Karangan Peter Salim dan Yenni Salim
(2002) mengatakan bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mendapatkan fakta yang tepat setelah di telaah secara seksama.
2.8.1. Uji Normalitas
distribusi normal. Pada SPSS untuk mengetahui apakah sebuah data normal atau tidak
dapat dilakukan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov-smirnov. Pendekatan kolmogorov-smirnov adalah suatu alternatif yang meletakkan dasar-dasar teoritis . Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
= (2.1)
Dengan : adalah nilai mean dan deviasi standar.
Dalam uji kolmogorov-smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan (Fa) dengan distribusi frekuensi kumulatif yang diharapkan (Fe) (Djarwanto, 1995). Dengan angka selisih maksimum dinotasikan dengan “D” adalah sebagai berikut :
D = Maks | ( ) − ( ) | (2.2) Dengan kriteria pengambilan keputusannya adalah :
Ho diterima apabila D < Dα Ho ditolak apabila D > Dα
2.8.2. Heteroskedastisitas
Pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grupnya, jika variansnya sama dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakanlah Homoskedastisitas sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan analisis pendekatan grafik. Dari grafik scatterplot yang disajikan akan terlihat apakah titik-titik pada grafik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola.
2.8.3. Autokorelasi
sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu data lainnya. Pengujian ini dapat dilakukan dengan mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu data adalah dengan The Runs Test.
2.8.4. Multikolinieritas
Istilah kolinieritas ganda (multicolinieritas) diciptakan pertama kali oleh Ragner Frish yang artinya adanya hubungan linier sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinieritas sendiri berarti hubungan linier tunggal sedangkan kolinieritas ganda (multicolinieritas) menunjukkan adanya lebih satu hubungan linier yang sempurna. Interpensi dari persamaan regresi berganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi, koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Jika VIF lebih kecil dari 10, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas.
VIF =
(2.3)
Keterangan :
= Koefisien determinasi (R2) berganda
Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Dengan :
2.9. Regresi Linier Berganda
Dalam melakukan prediksi, setidaknya dapat menentukan dengan tegas mana yang sebab dan mana yang akibat. Dengan diketahuinya sebab dan akibat, maka hubungan yang dicari bersifat kausal (sebab akibat). Selanjutnya ketika mengetahui tentang variabel bebas, maka akan dapat dilakukan prediksi tentang kondisi variabel terikatnya.
Sebagaimana layaknya arti kata prediksi, prediksi di sini bukanlah merupakan hal yang pasti, tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran. Jika membandingkan nilai asli variabel yang diprediksi dengan nilai prediksinya berkemungkinan besar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut bisa terlalu besar maupun terlalu kecil. Untuk mempermudah dalam pemahaman regresi, dapat dilihat dari pola penyebaran skor yaitu titik-titik perpotongan antara nilai X dan Y. Jika antara titik satu dengan titik yang lainnya dihubungkan dengan suatu garis, maka akan diperoleh garis yang tidak lurus. Tetapi jika diambil suatu garis yang mewakili rata-rata dari seluruh titik-titik tersebut, maka akan diperoleh garis lurus. Garis lurus itulah yang merupakan garis regresi linier.
Analisis regresi linier berganda mempunyai langkah yang sama dengan analisis regresi sederhana. Hanya saja analisisnya agak kompleks karena melibatkan banyak variabel bebas. Selain itu analisis regresi berganda lebih banyak didasarkan
pada asumsi, karena terpenuhi pengujian tentang terpenuhi atau tidaknya asumsi masih sukar dilakukan.
Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada
variabel terikat.
Berikut merupakan persamaan umum dari Analisis Regresi Linier Berganda dengan:
= + + + + …. + + (2.4)
= Variabel terikat
= Koefisien intercept regresi
, , , …, = Koefisien regresi (slope)
, , , …, = Variabel bebas
= Kesalahan pengganggu artinya nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan.
Untuk menghitung koefisien regresi diselesaikan dengan empat persamaan berikut.
(Sudjana, 2005).
∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑
∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑ (2.5)
∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑
∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑
Dengan menggunakan persamaan regresi berganda pada rumus (2.5) maka dapat dilakukan perhitungan nilai Ŷ untuk setiap X1 dan X2. Dalam hal ini perubahan nilai Y disebabkan oleh perubahan X1, ketika X2 konstan, atau perubahan nilai Y disebabkan oleh perubahan X2 ketika X1 konstan. Selanjutnya dengan memperhitungkan nilai simpangan masing-masing Ŷ (Y taksiran) akan dapat dihitung besarnya variansi taksiran sebagai berikut :
, , .. =
∑( )
(2.6)
2.9.1. Analisis Korelasi
Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua fenomena atau kejadian yang menimbulkan rasa ingin tau dari peneliti.
Korelasi sering diartikan sebagai hubungan, Korelasi juga dapat diartikan sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkatan kekuatan hubungan antara satu variabel (X) dengan variabel lainnya (Y). Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan analisis korelasi.
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measure of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Jika antara variabel yang satu dengan variabel lainnya mempunyai hubungan, maka variabel yang satu akan berubah akibat perubahan dari variabel lainnya.
Hubungan antara korelasi dan regresi yaitu apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier maka derajat hubungan akan dinyatakan dengan r dan biasanya dinamakan dengan koefisien korelasi. Koefisien korelasi ialah
pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel.
pula. Khusus untuk korelasi r = 0 maka ditafsirkan tidak terdapat hubungan linier
antara variabel X dan Y (Sudjana, 2005). Untuk perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data (Xi,Yi) berukuran n dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Koefisien korelasi antara X dan Y
= ( ∑ ) (∑ ) (∑ )
∑ (∑ ) ∑ (∑ )
(2.7)
Untuk memudahkan dalam melihat harga r berikut tabel interpretasi koefisien korelasi.
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Koefisien determinasi merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh
air minum (X3) dan jumlah air minum yang diproduksi (X4) terhadap variasi naik
turunnya variabel terikat atau permintaan air minum (Y) secara bersama-sama.
Besarnya harga koefisien determinasi adalah berkisar 0 < R2 < 1. Artinya jika R2 mendekati 1 maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah besar. Berarti model yang digunakan baik untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) terhadap variabel terikat (Y) adalah semakin kecil. Berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel terhadap variasi naik turunnya variabel terikat. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya mendekati satu model semakin baik (Syafrizal Helmi Situmorang, 2010)
R2 dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut.
= ∑ ∑ ∑ ∑
∑
= 1
−
( ) . ..( ) (2.8)
2.9.3. Uji F Pada Regresi Linier Berganda
Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum dapat digunakan maka diperlukan suatu pengujian secara bersama-sama. Pengujian dilakukan dengan uji F melalui prosedur sebagai berikut :
a. Pengujian Hipotesis
H : Adanya pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita, tarif air minum dan jumlah air yang diproduksi terhadap permintaan air minum pada PDAM Tirtanadi Medan.
b. Menentukan taraf nyata (α) dan Ftabel
Taraf nyata α = 5% ; dk pembilang = k = banyak variabel ; dk penyebut =
n-k-1. Jadi, Ftabel = Fα;k’n-k-1
c. Kriteria Pengujian
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (Sudjana, 2005)
d. Menentukan nilai uji statistik
F = SSR/k
SSE/ n-k-1
= + (2.9)
Keterangan :
SST (JK Total) = total sum of squares SSE (JK Residu) = error sum of squares
SSR (JK Regresi) = regression sum of squares
e. Nilai Fhitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.2. ANAVA Sumber
Variasi Jumlah Kuadrat
Derajat
Kebebasan Ragam F hitung
Regresi k
=
F = SSR/k SSE/(n-k-1)
Residual n-k-1 = − −1
Dengan k menyatakan banyak variabel bebas dan n ukuran sampel. Statistik F
berdistribusi F dengan dk pembilang k dan dk penyebut adalah (n-k-1). Hasil perhitungan nilai F tersebut kemudian dilakukan pembandingan dengan nilai Ftabel pada derajat bebas pembilang k dan derajat bebas penyebut adalah n-k-1 serta pada α
yang telah ditentukan misalnya 0,05. Apabila nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa model berarti dan dapat dipergunakan secara simultan.
2.9.4. Uji Regresi Individual ( Uji-t )
Proses pengujian model bagian demi bagian yang akan dilakukan dengan uji-t. Proses uji-t dilakukan sebagai berikut.
a. Pengujian Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum yang diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan.
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum yang diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi medan.
b. Dengan taraf nyata α = 5% ; dk = n-2 dan ttabel = t(1-1/2α).
c. Kriteria Pengujian menggunakan angka pembanding t tabel dan dk = (n-2) dengan kriteria sebagai berikut:
Jika - ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak
Jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel, maka Ho ditolak H1 diterima (Sudjana, 2005)
d. Menentukan nilai uji statistik t