• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi - Hubungan Antara Risiko Yang Diukur Dengan Metode Value At Risk (Var) Terhadap Imbal Hasil Reksa Dana Saham Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi - Hubungan Antara Risiko Yang Diukur Dengan Metode Value At Risk (Var) Terhadap Imbal Hasil Reksa Dana Saham Di Indonesia"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya

yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

masa yang datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Tandelilin (2010:5), alasan

seseorang melakukan investasi antara lain:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang

2. Mengurangi tekanan inflasi

3. Dorongan untuk menghemat pajak

Menurut Frensidy (2013:35), investasi terbagi 2 (dua), antara lain:

1. Investasi real asset, yaitu investasi dalam bentuk pembelian asset yang

berbentuk emas, tanah, dan properti.

2. Investasi financial asset, yaitu investasi dalam bentuk porsi ekuitas seperti,

deposito, saham, reksa dana, dan ETF

Menurut Elton et al. (2011:29) bahwa investasi dalam asset financial terbagi atas

2 (dua) kategori, yaitu:

1. Investasi langsung (Direct investing)

Investor membeli secara langsung satu atau beberapa dari instrumen yang

berbeda pada instrumen keuangan, seperti: instrumen pasar uang, instrumen

(2)

8

2. Investasi tidak langsung (Indirect Investment)

Sebagai alternatif, seorang investor dapat berinvestasi melalui perantara,

dengan beberapa instrumen yang diinvestasikan secara langsung dan sudah

memiliki portofolio pada aset keuangan, seperti: reksa dana.

2.2Reksa Dana dan Karakteristik Reksa Dana 2.2.1ReksaDana

Pengertian reksa dana menurut Undang-Undang dan beberapa ahli:

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27

adalah “Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer

Investasi”.

“Mutual fund is financial institutions that pool the financial resources of

individuals and companies and invest in diversified portfolio of assets”(Saunders

et al,.2011:128).

“The investor can instead choose to invest indirectly by purchasing the

share of investment companies. A mutual fund holds a portfolio of securities

usually in line with a stated policy and objective” (Elton et al,. 2011:35).

“Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya

menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana, untuk digunakan

sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun pasar uang” (Tandelilin,

2010:18).

“Reksa dana adalah nama untuk perusahaan investasi terbuka yang

(3)

9

Ada tiga hal yang terkait dalam definisi tersebut, yaitu: adanya dana dari

masyarakat pemodal, dana tersebut diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek,

dan dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang

dalam reksa dana merupakan dana bersama dari pemodal , sedangkan manajer

investasi dipercayakan untuk mengelola dana tersebut.

2.2.2 Karakteristik Reksa Dana

Karakteristik reksa dana menurut Simatupang (2010:218) adalah sebagai berikut:

1. Investasi Dana dalam Bentuk Portofolio

Produk reksa dana merupakan suatu produk investasi yang unik yang berbeda

dengan investasi lainnya, dimana manajer investasi yang telah menghimpun

dana dari investor hanya dapat menginvestasikan dana tersebut ke dalam

bentuk efek yang tercatat di pasar modal. Berbeda dengan lembaga keuangan

lain, seperti perbankan. Ketika perbankan menghimpun dana dari masyarakat,

dan masyarakat melakukan investasi dalam bentuk deposito, tabungan, dan

giro. Seluruh dana tersebut bebas untuk diinvestasikan oleh perbankan ke

sektor apa saja.

2. Dana Pengelolaan Relatif dalam Jumlah Besar

Pada umumnya setiap penawaran atau penerbitan reksa dana kepada publik,

total nilai aktiva bersih (NAB) dari reksa dana rata-rata bernilai 500 miliar,

jumlah ini cukup fleksibel dan efektif untuk melakukan diversifikasi terhadap

portofolio aset reksa dana yang diinginkan apabila dibandingkan dengan dana

yang relatif terbatas yang dimiliki investor perorangan yang melakukan

(4)

10

3. Dikelola Manajer Investasi dan Bersifat Terbuka

Dengan peraturan Kep.19/PM/1996 tentang pengelolaan reksa dana baik

bentuk perseorangan maupun Kontrak Investasi Kolektif (KIK), sepenuhnya

hanya dapat dilakukan oleh manajer investasi yang telah memperoleh izin

dari Bapepam-LK. Adanya persyaratan bahwa manajer investasi melakukan

pengelolaan maka akan mampu memberikan prospektif bagi pertumbuhan

suatu kinerja reksa dana.

Dengan kombinasi antara keahlian manajer investasi serta pengelolaan dana

yang cukup besar maka memudahkan mobilisasi dan fleksibiltas yang tinggi

bagi manajer investasi dalam memilih dan menempatkan efek-efek didalam

portofolio aset reksa dana serta sehingga dengan demikian produk reksa dana

akan memberikan prospek keuntungan bagi investornya.

Persyaratan lain dalam pengelolaan reksa dana ialah pengelolaan instrumen

ini harus bersifat terbuka, khususnya bagi reksa dana terbuka. Nilai aktiva

bersih harus dihitung setiap hari dan hasilnya diinformasikan oleh manajer

investasi. Sehingga para investor mengetahui seberapa besar NAB yang

dimiliknya.

4. Nilai Aktiva Bersih Sebagai Satuan Nilai Aset Reksa Dana

Ukuran dari portofolio reksa dana adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net

Asset Value (NAV). Dengan demikian kinerja dari reksa dana dapat dilihat

dari suatu NAB masing-masing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai

aset suatu reksa dana. NAB suatu reksa dana berfluktuasi walaupun tidak

(5)

11

dana sangat tergantung pada kinerja sekuritas yang menjadi portofolio dari

reksa dana bersangkutan yaitu apabila harga pasar dari aset-aset yang

menjadi portofolio reksa dana mengalami kenaikan, maka nilai aktiva bersih

reksa dana juga mengalami kenaikan begitu juga sebaliknya. Selanjutnya

para investor juga perlu memahami bahwa total NAB suatu reksa dana secara

otomatis akan mencerminkan NAB per unit penyertaan yaitu total NAB

dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar (outstanding).

Dalam Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal 1 angka 29

menjelaskan bahwa:

Unit penyertaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan

setiap pihak dalam investasi portofolio kolektif. Sesuai dengan ketentuan

bahwa unit penyertaan dinilai sebesar Rp 1.000,- pada hari perdana reksa

dana ditawarkan dan selanjutnya dapat berubah setiap saat tergantung dari

harga pasar yang menjadi portofolio efek dari masing-masing reksa dana

tersebut.

Dari uraian tersebut dapat disebutkan bahwa pihak yang disebutkan investor

reksa dana diwujudkan dalam bentuk kepemilikan unit penyertaan reksa dana

memiliki arti yang sangat penting bagi para investor reksa dana. Adapun

hak-hak pemegang unit penyertaan dana meliputi:

1. Hak untuk memperoleh bukti penyertaan, yaitu surat konfirmasi unit

penyertaan.

2. Hak memperoleh pembagian hasil investasi sesuai dengan kebijakan

(6)

12

3. Hak untuk menjual kembali sebagian atau seluruh unit penyertaan.

4. Hak untuk memperoleh informasi mengenai NAB harian per unit untuk reksa

dana, mingguan untuk reksa dana tertutup, serta informasi kinerja reksa dana

yang bersangkutan.

Dilihat dari sifatnya, reksa dana dapat dijadikan menjadi:

1. Reksa Dana Tertutup (Close-End Fund), adalah reksa dana yang tidak dapat

membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pembeli. Artinya,

pemegang saham saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada

manajer investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini

harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat reksa dana tersebut dicatatkan.

2. Reksa Dana Terbuka (Open-End Fund), adalah reksa dana yang menawarkan

dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal

yang dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat kembali menjual unit

penyertaannya setiap saat apabila diinginkan. Manajer investasi reksa dana,

melalui bank kustodian wajib membelinya sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih

(NAB) per unit pada saat tersebut. Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan

alat ukur kinerja reksa dana atau merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi

kewajiban-kewajiban yang ada.

Dilihat dari portofolionya, reksa dana dibagikan menjadi:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat hutang

dengan jatuh tempo hanya kurang dari 1 tahun. Tujuannya adalah untuk

(7)

13

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)

Reksa Dana ini menggunakan sekurang-kurangnya 80 % dari aktivanya

dalam bentuk efek bersifat hutang. Reksa dana ini memiliki risiko yang lebih

tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk

tingkat pengembalian yang stabil.

3. Reksa Dana Saham (Equity Funds)

Reksa dana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya

dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada

saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya,

namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)

Reksa dana ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek

bersifat hutang.

5. Exchange Trade Fund (ETF)

Produk reksa dana terbuka yang berbasis indeks LQ-45 yang unit

penyertaannya diperdagangkan seperti saham BEI. ETF menawarkan

beberapa keuntungan lebih dibandingkan reksa dana konvensional. Pertama,

seperti yang telah disebutkan nilai aktiva bersih reksa dana hanya dicatatkan

sekali dalam sehari, sehingga investor dapat membeli atau menjual unit

penyertaannya hanya sekali dalam sehari. Sebaliknya, ETF dapat

diperdagangkan secara terus-menerus.

2.3Biaya Berinvestasi Pada Reksa Dana

(8)

14

Seorang investor perorangan yang memilih reksa dana tidak hanya

mempertimbangkan pernyataan kebijakan investasi dan kinerja masa lalu, tetap

juga jasa manajemen dan biaya-biaya lainnya. Ada 4 (empat) kelompok umum

biaya-biaya tersebut menurut Bodie et al (2006: 151)

1. Beban Awal (Front-End Load)

Beban awal adalah komisi atau beban penjualan yang dibayar diawal saat

investor membeli unit penyertaan. Beban- beban ini membayar pialang yang

menjual reksa dana, tidak lebih dari 8,5%, tetapi dalam praktiknya jarang

sekali 6%. Secara efektif beban-beban ini mengrangi jumlah uang yang

diinvestasikan.

2. Beban Akhir (Back End Load)

Beban akhir adalah beban penebusan, atau “keluar” yang dibayar bila

investor menjual unit penyertaannya. Biasanya, reksa dana yang memiliki

beban akhir memulainya pada titik 5% atau 6% mengurang 1% pada setiap

tahun berikutnya. Beban ini dikenal juga sebagai beban penjualan yang

tertangguh kontijen (contingent deferred sales charges)

3. Beban Operasional

Beban operasional adalah beban-beban yang dikenakan reksa dana untuk

menjalankan portofolio, termasuk beban adminitrasi dan biaya jasa penasihat

yang dibayarkan ke manajer investasi. Beban-beban ini biasanya dinyatakan

sebagai presentase dari total aset yang dikelola, bisa berkisar 0,2% sampai

2%. Pemegang unit penyertaan tidak menerima tagihan eksplisitatas

(9)

15

dari reksa dana. Pemegang unit penyertaan membayar beban ini melalui nilai

portofolio yang sudah dikurangi.

2.4Imbal Hasil

Tujuan seorang investor berinvestasi ialah memaksimalkan imbal hasil,

tanpa melupakan faktor risiko investasi yang akan dihadapinya. Imbal hasil

merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga

merupakan imbalan atas keberanian investor atas investasi yang dilakukannya.

Sumber-sumber imbal hasil investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu

yield dan capital gain (loss).

Yield merupakan komponen imbal hasil yang mencerminkan aliran kas

atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan

capital gain (loss) merupakan kenaikan atau penurunan harga yang bisa

memberikan keuntungan ataupun kerugian pada investor. Pada instrumen reksa

dana, harga ditunjukkan oleh NAB/Unit penyertaan. Adapun untuk menghitung

imbal hasil reksa dana seperti dikutip pada (www.rudiyanto.blog.kontan.co.id):

(

)

2.5Imbal Hasil Yang Diharapkan

Estimasi imbal hasil untuk setiap aset investor harus memperhitungkan

(10)

16

dikenal dengan probabilitas kejadian. Sedangkan hasil dari perkiraan imbal hasil

yang akan terjadi dan probabilitasnya disebut sebagai distribusi probabilitas.

Estimasi imbal hasil sekuritas dilakukan dengan menghitung imbal hasil apa

yang diharapkan atas sekuritas tersebut. Imbal hasil yang diharapkan dapat

dihitung melalui 3 (tiga) metode, antara lain:

1. Metode Probabilitas

E(R)= ∑ 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑛𝑛𝑅𝑅

di mana:

E(R) = Imbal hasil yang diharapkan dari sekuritas

Ri = Imbal hasil ke-i yang mungkin terjadi

Pri = Probabilitas kejadian imbal hasil ke-i

n = Banyaknya imbal hasil yang terjadi

2. Metode Rata-Rata Aritmatik

X

=

∑ 𝑋𝑋

𝑛𝑛

di mana ∑X adalah penjumlahan nilai imbal hasil selama suatu periode, dan n

adalah total jumlah nilai n

3. Metode Geometric mean

G= [(1+R1)(1+R2)+……..(1+Rn)]1/n-1

di mana Rn adalah imbal hasil relatif pada periode n. Imbal hasil relatif diperoleh

penjumlahan 1,0 terhadap imbal hasil. Penambahan tersebut berguna untuk

(11)

17 2.6Manfaat Reksa Dana

Manfaat yang diperoleh jika melakukan investasi dalam reksa dana

seperti yang dikutip dari (www.idx.co.id), antara lain:

1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan

diversifikasi dalam bentuk efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai

contoh seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio

obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar.

Dengan reksa dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar

sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar

modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis

instrumen seperti deposito, saham, obligasi.

2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar

modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan

yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri,

dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.

3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana

tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak

perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut

telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.

2.7Risiko

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan

berbagai peluang keuntungan, reksa dana pun mengandung berbagai peluang

(12)

18

menguntungkan (Brigham et al, 2010: 323). Adapun risiko dari reksa dana seperti yang dikutip dari (www.bisnisinvestasisaham.com), antara lain:

1. Risiko Menurunnya Nilai Aktiva Bersih dan Unit Penyertaan

Risiko pasar yang ada pada reksa dana ialah berkurangnya NAB dengan unit

penyertaan. Walaupun reksa dana merupakan produk terdiversifikasi, tidak

menutup kemungkinan bahwa unit penyertaannya akan turun. Turun atau

naiknya nilai unit penyertaan tidak terlepas dari kenaikan atau penurunan

harga efek ekuitas dan/atau efek hutang yang menjadi alat reksa dana

tersebut.

Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang

dimasukkan dalam portofolio reksa dana tersebut mengalami penurunan

dibandingkan dengan harga pembelian awal.

Penyebab penurunan dari portofolio reksa dana ini dapat disebabkan oleh

banyak hal, misalnya akibat menurunnya kinerja saham dan obligasi secara

drastis (bearish). Risiko ini secara tidak langsung juga akan mengakibatkan

NAB yang ada pada unit penyertaan akan turun.

2. Risiko Likuiditas Reksa Dana Terbuka

Potensi risiko likuiditas pada reksa dana ini ialah dapat terjadi apabila salah

satu manajer investasi yang memegang unit penyertaan dana menarik dalam

jumlah yang besar pada kurun waktu bersamaan. Istilahnya, manajer

investasi melakukan rush (penarikan secara besar-besaran) atas unit

(13)

19

Hal ini dapat tejadi apabila ada faktor negatif yang mempengaruhi investor

reksa dana untuk melakukan penjualan kembali terhadap unit penyertaan

tersebut. Faktor lainnya terjadi situasi politik dan ekonomi yang buruk,

terjadinya penutupan atau kebangkrutan terhadap emiten publik yang saham

atau obligasi yang menjadi bagian portofolionya dari reksa dana tersebut.

3. Risiko Berhubungan dengan Peraturan

Reksa dana memiliki batasan-batasan untuk melindungi investor, tetapi

batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi investor. Contoh batasan

yang tidak membolehkan pembelian efek di luar negeri dan membeli efek

yang diterbitkan perusahaan melebihi 10% dari nilai aktiva reksa dana saat

pembelian.

Batasan-batasan ini sangat dirasakan ketika adanya penurunan pada pasar

modal, pengelola reksa dana ini tidak dapat memindahkan portofolionya ke

pasar modal luar negeri yang mungkin memiliki pasar lebih potensial.

Pengelola reksa dana pun tidak boleh membeli sahamnya lebih dari 10%

NAB-nya, walaupun saham tersebut sangat potensial.

2.7.1Ukuran Risiko

Investor harus mampu menghitung risiko yang akan dihadapi dari suatu

investasi. Untuk menghitung ukuran risiko dikaitkan dengan imbal hasil yang

diharapkan (expected return). Ada beberapa ukuran untuk mengukur risiko pada

investasi, antara lain:

(14)

20

Varians maupun standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran

distribusi probabilitas, yang menunjukkan seberapa besar penyebaran

variabel random di antara rata-ratanya; semakin besar penyebarannya,

semakin besar varians atau standar deviasi investasi tersebut.

Untuk menghitung varians maupun standar deviasi, harus terlebih dahulu

menghitung distribusi imbal hasil yang diharapkan. Untuk menghitung

varians dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

Varians imbal hasil = σ2 = 𝑅𝑅𝑅𝑅−𝐸𝐸(𝑅𝑅)2

𝑛𝑛−1

Standar Deviasi = σ =

𝑅𝑅𝑅𝑅−𝐸𝐸(𝑅𝑅)2 𝑛𝑛−1

2. Beta

Beta merupakan ukuran kepekaan imbal hasil sekuritas terhadap imbal hasil

pasar. Semakin besar beta sekuritas, semakin besar kepekaan imbal hasil

sekuritas tersebut terhadap perubahan imbal hasil pasar. Dalam menggunakan

metode indeks tunggal kita perlu terlebih dahulu mengestimasi beta sekuritas

yang bisa dilakukan dengan menggunakan data historis maupun estimasi

secara subjektif. Untuk menghitung risiko model ini bisa digambarkan,

sebagai berikut:

Ri = αi+ βiRM + ei

di mana:

Ri = imbal hasil sekuritas i

(15)

21 αi = intersep

βi = slope

ei = random residual error

2.7.2 Value at Risk

Value at Risk (market risk) adalah jumlah atau presentasi nilai yang

berisiko hilang pada saat investasi yang dapat disebabkan oleh perubahan pada

kondisi pasar, seperti harga dari sebuah aset, tingkat suku bunga, volatilitas

pasar, dan likuiditas pasar sehingga kerugian tersebut ditanggung oleh investor.

Model simulasi Value at Risk (VaR) digunakan untuk mengukur potensi kerugian

yang disebabkan oleh perubahan dari kondisi pasar tersebut.

Menurut Jorion (2007: 15) risiko pasar dapat dibagi menjadi dua bentuk,

yaitu: risiko absolut (absolute risk) yang diukur dengan potensi kehilangan uang

dan risiko relatif (relative risk) yang menjadi tolok ukur ialah indeks. Selain itu,

risiko pasar dapat diklasifikasikan menjadi risiko direksional (directional risk)

dan risiko non-direksional (non-directional risk). Adapun beberapa manfaat dari

menilai risiko pasar (Market Risk of Measurement) menurut Saunders et al.

(2011:285)

1. Informasi Manajemen (Management Information). Penilaian risiko pasar

memberikan informasi tentang eksposur risiko yang akan dihadapi sehingga

pihak investor dapat membandingkan ekposur risiko dengan sumber daya

(16)

22

2. Menetapkan Batas (Setting Limits). Menilai risiko pasar mampu sebagai alat

pertimbangan atas risiko pasar yang terjadi akibat perdagangan portofolio,

yang akan mengarah pada pembentukan batasan posisi logis ekonomis.

3. Alokasi Sumber Daya (Resources Allocation). Menilai risiko pasar mampu

sebagai alat pembanding untuk menilai keuntungan per unit risiko sehingga

lebih mampu untuk mengarahkan modal dan sumber daya pada hari

perdagangan.

4. Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation). Menilai risiko pasar berkaitan

dengan mepertimbangkan rasio dari imbal hasil-risiko dari perdagangan,

yang memungkinkan untuk menerima bonus yang lebih rasional untuk

ditempatkan. Seperti investor yang menerima imbal hasil tertinggi merupakan

salah satu yang menerima risiko tertinggi pula.

Dari manfaat tersebut, penilaian risiko pasar dapat sebagai alat yang digunakan

oleh investor sebagai alat preventif untuk menghindari kerugian – kerugian

akibat dari risiko pasar. Ada tiga pendekatan dalam mengukur risiko pasar, yaitu:

Variance-Covariance (Parametric), Historic atau Back Simulation, dan Monte

Carlo Simulation (Saunders et al,. 2011:285).

2.7.2.1 Variance – Covariance (Model Parametric)

Metode Variance – Covariance atau dapat disebut juga dengan model

parametrik VaR merupakan model yang dikembangkan oleh J.P. Morgan.

Dimana metode berasumsi imbal hasil harus berdistribusi normal. Dengan

asumsi seperti ini, metode ini tidak dapat digunakan jika imbal hasil tersebut

(17)

23

Perhitungan metode Variance-Covariance adalah sebagai berikut :

VaR

P

=

µ Χ

Z

1-a Χ σ

di mana:

µ = Rata- rata imbal hasil

Z = Realibilty Factor (bernilai 1,65 untuk tingkat kepercayaan 95%)

σ = Standar Deviasi

Jika VaR dihitung dengan memperhitungkan lama waktu investasi t (Holding

Period), maka:

VaR

P

=

µ

x Z

1-a

x S x

√𝑡𝑡

2.7.2.2 Modified VaR

Apabila imbal hasil reksa dana saham tidak berdistribusi normal maka

nilai Z dikoreksi dengan pendekatan Cornish Fisher expansion. Menurut Cornish

et al. (1937) Cornish Fisher Expansion adalah salah satu cara untuk mengubah

standard Gaussian variabel Z acak dengan Gaussian variabel Z non-acak.

2

Z= Nilai distribusi Z

S= Skewness

K= Kurtosis

MVaR = µ+zCornishFisher×σ

(18)

24

MVaR = Modified Value at Risk

µ =Rata- rata imbal hasil

σ = Standar deviasi

'

Z = Nilai Z koreksi

2.8Penelitian Terdahulu

1. Sahi et al. (2013) melakukan penelitian dengan judul “Value at Risk

Methodology for Measuring Performance of Mutual Funds”, melalui teknik

analisis Monte Carlo Simulation, Modified VaR, dan Normal VaR, penulis

membuktikan bahwa Kotak Arbitrage Fund memiliki potensi kerugian paling

rendah melalui metode Modified VaR.

2. Jiang (2013) melakukan penelitian dengan judul “Using VaR to Measure the

Relationship Between return and Risk of Mutual Funds in China” melalui

teknik CVaR, penulis membuktikan bahwa imbal hasil dan risiko masa lalu

yang diukur melalui metode VaR mempunyai hubungan yang positif. Selain

itu VaR dengan periode sebelumnya memiliki dampak negatif terhadap imbal

hasil reksa dana.

3. Danila (2012) melakukan penelitian dengan judul “Estimating the Risk of

Mutual Funds in Indonesia by Employing Value at Risk (VaR)”, melalui

teknik analisis modified VaR dan ES/CVaR, penulis membuktikan bahwa

reksa dana berdasarkan stock selection terbaik dan market timing terbaik di

Indonesia pada tingkat kepercayaan 99% untuk reksa dana saham Panin dana

(19)

25

4.49%, dan Manulife Dana Saham 6.26% dan 7.10% periode 27 Januari 2007

sampai 29 September 2008.

4. Nuozhou (2012) melakukan penelitian dengan judul “The Correlation

Between Risk and Return of Canadian Based on VaR” melalui teknik

historical risk, regresi linear sederhana, dan regresi linear berganda. Penulis

membuktikan bahwa ada hubungan antara VaR masa lalu dengan imbal hasil

saat ini dan hubungan tersebut bersifat negatif serta perubahan VaR pada

masa lalu memiliki hubungan negatif.

5. Carles et al (2009) melakukan penelitian dengan judul “Different Risk

Adjusted Fund Performance Measures: A Comparison” melalui teknik

historical VaR, parametrik VaR, dan simulasi Monte Carlo. Penulis

membuktikan bahwa VaR salah satu alat untuk mengukur risiko reksa dana

selain dari metode Sharpe, Jansen, dan Treynor.

6. Guesmi et al (2008) melakukan penelitian dengan judul “Value at Risk in

Mutual Funds which Methodology of Estimation” melalui teknik parametrik,

historical,dan simulasi Monte Carlo. Penulis membuktikan bahwa VaR dapat

digunakan sebagai alat mengukur risiko reksa dana, sebuah alat yang tidak

(20)

26 Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Peneliti/

Tahun Judul Penelitian

Variabel Between Return and Risk of Mutual Funds in China

Returnt, VaRt, VaRt-1, VaRt-2, VaRt-3.

Regresi linear berganda

Imbal hasildan risiko yang diukur melalui metode VaR mempunyai hubungan yang positif. Selain itu VaR dengan periode

Estimating the Risk of Mutual Funds in Indonesia by Employing Value at Risk (VaR) periode 27Jan 2007 -29 Sept 2008. Nuozhou/

2012

(21)

27 Lanjutan Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Peneliti/

Tahun Judul Penelitian

Variabel dana selain dari metode Sharpe, Jansen, dan Treynor. Guesmi/2008 Value at Risk in

Mutual Funds which Methodology of alat yang tidak bisa ditolak, menjadi alat perbandingan, dan mengawasi risiko pasar.

2.9 Kerangka Pemikiran

Nilai aktiva bersih dan unit penyertaan dapat digunakan sebagai alat

mengetahui perkembangan dari reksa dana dan potensi kerugian reksa dana

apabila reksa dana tersebut dijual kembali. Rasio dari nilai aktiva bersih beserta

unit penyertaan per hari menghasilkan imbal hasil mingguan yang diterima oleh

investor. Investor menyukai tingkat pengembalian dan tidak menyukai risiko.

Oleh karena itu investor akan berinvestasi pada aset yang berisiko jika aset

tesebut menawarkan perkiraan pengembalian yang lebih tinggi. Risiko dapat

dihitung dengan berbagai cara dan bergantung pada alat yang digunakan, dapat

diperoleh informasi yang berlainan tentang tingkat risiko suau aset (Brigham et

(22)

28

VaR merupakan alat yang dapat digunakan oleh investor untuk

mengalokasikan aset, unit bisnis, dan produk yang akan menjadi alat investasi.

Proses ini akan dimulai dengan menyesuaikan imbal hasil terhadap risiko (risk

adjusted performance measures). Pengimplementasian ini akan membantu

seorang investor untuk pengambilan keputusan atas investasinya (Jorion

2007:383). Imbal hasil yang diterima oleh investor dapat menilai potensi

kehilangan (VaR) pada reksa dana saham yang didasarkan atas imbal hasil.

Mengetahui pengaruh dan hubungan antara risiko yang diukur dengan VaR

terhadap imbal hasil akan membantu seorang investor untuk mengambil

keputusan dalam berinvestasi (Nuozhou: 2012).

Berdasarkan latar belakang, pendapat pakar keuangan, dan beberapa hasil

penelitian terdahulu maka kerangka pemikiran penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran VaRt

VaRt-1

VaRt-2

Imbal hasil periode t

(23)

29 2.10 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Risiko reksa dana saham yang diukur dengan VaR berada dibawah 5%

2. Terdapat hubungan dan pengaruh signifikan secara parsial antara VaR masa

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :Apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pada tingkat bebas risiko yang sama, investor yang menanamkan modal pada saham-saham yang terdaftar dalam JII dapat

Pelatihan operasionalisasi mesin pengiris bahan baku keripik (umbi-umbian), agar mitra lebih lancar dalam mengoperasikan mesin. Kegiatan ini juga menggunakan metode

Umur juga mempengaruhi kesiapan seseorang, dapat dilihat pada tabel kelompok umur, ibu yang menjadi presentase terbanyak memiliki kesiapan dalam menghadapi persalinan

Selanjutnya dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nabire Nomor 6/DPRD/2007 tentang Revisi

Hal ini dibuktian dari hasil wawancara terstruktur pertanyaan tentang “keluarga memberikan informasi tentang cara memakai bed pen atau pispot dengan benar” jawaban

Dengan menggunakan metode penelitian pustaka, artikel ini akan menelisik beberapa sumber tulisan, seperti Alkitab, buku, dan jurnal yang membahas kehidupan Yesus dan warisan

Jika tidak dinyatakan lain, suatu nilai dasar tegangan dalam suatu sistem fasa tiga adalah tegangan antar-saluran, dan suatu nilai dasar kilovolt-amper atau megavolt-amper adalah