• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO Fauzia Tuwongkesong*, Chreisye K. F. Mandagi*, Paul. A. T. Kawatu*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan kegiatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan telah mengalami kemunduran seperti menurunnya kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian data SP2TP/SIMPUS, akurasi dan validitas data diragukan dan lambatnya pengiriman data baik ke Dinas Kesehatan maupun ke Kementrian Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel yang berkaitan dengan Pencatataan dan Pelaporan pada SIMPUS di Puskesmas Wenang. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif, Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang terlibat langsung dalam pencatatan dan pelaporan. alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara mendalam, alat perekam/Telepon Genggam (voice recorder). Hasil penelitian, Simpus di Puskesmas Wenang masih menggunakan cara manual, Pencatatan di Puskesmas mencatat kegiatan harian di dalam maupun di luar gedung puskesmas, namun tidak tersedia panduan dan formulir pencatatan, pelaporan di Puskesmas belum akurat serta beberapa arsip laporan yang tidak tersedia, pengolahan data di Puskesmas menggunakan cara manual yang disajikan dalam bentuk tabel, Puskesmas tidak mengolah data menjadi pemantauan wilayah setempat, dalam proses pemanfaatan Puskesmas tidak memanfaatkan data SP2TP sebagai pengambilan keputusan. Kesimpulan dari penelitian tentang Pencatatan dan Pelaporan pada SIMPUS di Puskesmas Wenang belum optimal, disebabkan masih ada beberapa faktor yang belum diterapkan serta tidak sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Untuk membangun Puskesmas agar menjadi lebih baik diperlukan perhatian dari pihak-pihak yang terlibat, khususnya dalam sistem informasi manajemen puskesmas agar mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada untuk tindakan perbaikan bagi puskesmas untuk menjadi lebih optimal.

Kata Kunci: Pencatatan, Pelaporan, SIMPUS

ABSTRACT

A system of recording and reporting public health center is integrated activities and reporting public records, facilities, exertion and effort of health services in the community. The implementation of health information system has been declining as a fall in the completeness and timeliness of the delivery of data SP2TP/SIMPUS, accuracy and validity of the data would be questionable and slowness data is sent either to department of health and the ministry of health. This study attempts to analyze variables relating to pencatataan and reporting on SIMPUS at public health center wenang. Research methodology used are the qualitative study, informants in this research were 6 people who were directly involved in recording and reporting. An instrument used in this research was guidelines deep interviews, the tape recorder / mobile phone (voice of a recorder). The results of the study, SIMPUS at public health center wenang still use manual way, recording in public health center record daily activities on and off health center buildings, but not available a guide and form recording, reports in public health center not accurate and some archives reports that were not available, data processing in public health center use manual way presented in the form of table, public health center do not process data to monitoring the local area, in the process usage of public health center not utilise data SP2TP as decision-making. Conclusions from research on recording and reporting on SIMPUS at public health center wenang not yet optimal, caused still there are several factors that yet to and not in accordance with the directive set. To build public health center to be better required attention of parties involved, especially in information system management a public health center in evaluate deficiencies there is for the act of repairing for public health center to be more optimal.

(2)

PENDAHULUAN

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu

puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan

dan pelaporan data umum, sarana,

tenaga dan upaya pelayanan Kesehatan

di masyarakat (SK Menkes No

63/Menkes/SK/11/1981). Departemen

Kesehatan telah mengembangkan Sistem

Informasi Puskesmas (SP2TP), namun

sistem tersebut belum terintegrasi

dengan baik dan sempurna. Pelaksanaan

Sistem Informasi Kesehatan telah

mengalami kemunduran secara nasional

seperti menurunnya kelengkapan dan

ketepatan waktu penyampaian data

SP2TP /SIMPUS, belum adanya

kebijakan tentang standar pelayanan

bidang kesehatan termasuk mengenai

data dan informasi mengakibatkan

persepsi masing-masing pemerintah

daerah berbeda-beda hal ini

menyebabkan Sistem Informasi

Kesehatan yang dibangun tidak standar

juga, variabel maupun format

input/output yang berbeda, sistem dan

aplikasi yang dibangun tidak dapat

saling berkomunikasi, akibatnya data

yang dihasilkan dari masing-masing

daerah tidak seragam, akurasi dan

validitas data diragukan ditambah

dengan lambatnya pengiriman data baik

ke Dinas Kesehatan maupun ke

Kementrian Kesehatan, pada akhirnya

para pengambil keputusan/pemangku

kepentingan mengambil keputusan dan

kebijakan kesehatan tidak berdasarkan

data yang akurat (Kemenkes RI, 2011).

Puskesmas merupakan ujung

tombak sumber data kesehatan

khususnya bagi dinas kesehatan kota dan

sistem pencatatan dan pelaporan terpadu

puskesmas juga merupakan fondasi dari

data kesehatan. Sehingga diharapkan

terciptanya sebuah informasi yang

akurat, representatif dan reliable yang

dapat dijadikan pedoman dalam

penyusunan perencanaan kesehatan,

setiap program akan menghasilkan data.

Data yang dihasilkan perlu dicatat,

dianalisis dan dibuat laporan. Data yang

disajikan adalah informasi tentang

pelaksanaan program dan perkembangan

masalah kesehatan masyarakat.

Informasi yang ada perlu dibahas

dikoordinasikan, diintegrasikan agar

menjadi pengetahuan bagi semua staf

puskesmas.

Berdasarkan hasil observasi awal,

Pencatatan dan Pelaporan di Puskesmas

Wenang menggunakan pencatatan yang

manual dengan format yang diberikan

langsung dari Dinas Kesehatan,

Pelaporan dari pustu dan tiap pemegang

program seringkali mengalami

keterlambatan pengumpulan laporan..

Pengolahan dan pemanfaatan data dari

pencatatan dan pelaporan belum

maksimal karena masih menggunakan

cara manual serta tidak memanfaatkan

(3)

Puskesmas wenang belum optimal,

masih terdapat beberapa faktor yang

tidak dilaksanakan oleh Puskesmas.

Dari uraian di atas maka penelitian

ini akan menganalisis beberapa variabel

yang berkaitan dengan Pencatataan dan

Pelaporan pada Sistem Informasi

Manajemen di Puskesmas Wenang yang

meliputi Pencatatan, Pelaporan,

pengolahan data pemanfaatan.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan

merupakan penelitian kualitatif dengan

tujuan untuk memperoleh informasi

yang mendalam mengenai pelaksanaan

Sistem Pencatatan dan Pelaporan di

Puskesmas Wenang Kota Manado.

Penelitian akan dilaksanakan di

PuskesmasWenang Kecamatan Wenang

Kota Manado pada bulan September

tahun 2016. Informan yang dipilih

adalah yang terlibat dalam pelaksanaan

SP2TP di Puskesmas, dapat dipercaya

untuk menjadi sumber informasi yang

baik serta mampu mengemukakan

pendapat dengan baik dan benar.

Informan dalam penelitian ini adalah

Kepala Tata Usaha ,Koordinator SP2TP,

Pemegang program KIA, Pemegang

program KB, Pemegang program

Imunisasi, Pemegang program Gizi.

Instrument atau alat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pedoman

wawancara mendalam, alat

perekam/Telepon Genggam (voice

recorder). Data primer diperoleh melalui

proses wawancara mendalam (indeph

interview) dan Observasi terhadap

informan dengan menggunakan alat

perekam/Telepon Genggam (voice

recorder) dan pedoman wawancara yang

sudah disiapkan. Data sekunder

diperoleh melalui pengamatan dokumen

SP2TP di Puskesmas Wenang yang

digunakan sebagai data pendukung dan

pelengkap dari data primer untuk

keperluan penelitian. Data primer yang

diperoleh dari hasil wawancara

mendalam diolah secara manual dengan

mengelompokkan hasil sesuai dengan

tujuan penelitian. Kemudian, disajikan

dalam bentuk naskah beserta penjelasan

sesuai dengan pelaksanaan yang ada,

kemudian dibuatkan matriks yang

diredukasi dari transkrip wawancara

mendalam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMPUS

Berdasarkan hasil wawancara Simpus di

Puskesmas Wenang masih

menggunakan cara manual yaitu masih

menulis dengan ATK, serta petugas

yang mengikuti pelatihan Simpus hanya

1 orang sebanyak 1 kali, berdasarkan

hasil observasi Simpus di Puskesmas

tidak tersedia layanan internet, komputer

yang ada hanya berjumlah 2 buah dan

(4)

Puskesmas sudah ada pelatihan SIMPUS

namun belum diterapkan oleh petugas.

SIMPUS akronim dari Sistem

Informasi Manajemen Puskesmas.

Menurut Kemenkes No.

128/Menkes/SK/II/2004 mengenai

kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat, SIMPUS adalah suatu

tatanan yang menyediakan informasi

untuk membantu proses pengambilan

keputusan dalam melaksanakan

manajemen puskesmas dalam mencapai

sasaran kegiatannya. SIMPUS juga

merupakan suatu program aplikasi yang

memberikan informasi baik untuk

administrasi dan pengelolaan sebuah

Puskesmas demi meningkatkan kinerja

dan menangani keseluruhan proses

manajemen di Puskesmas. (Barsasella,

2012)

Puskesmas dalam pelaksanaan

SIMPUS masih menggunakan cara

manual, dan belum tersedianya

pelayanan internet, petugas khusus

pencatatan dan pelaporan sudah pernah

mengikuti pelatihan sebanyak satu kali,

belum diterapkannya SIMPUS secara

komputer disebabkan petugas belum

sepenuhnya menguasai sistem komputer

ditambah belum adanya komputer

khusus SIK di Puskesmas, serta

kurangnya SDM yang menyebabkan

SIMPUS belum diterapkan. ini belum

sesuai dengan program SIMPUS yang

seharusnya sudah menggunakan

koputerisasi.

PENCATATAN

Dari hasil wawancara Puskesmas dalam

proses pencatatan mencatat kegiatan

harian di dalam maupun di luar gedung

puskesmas dengan menggunakan buku

register atau buku harian yang dibuat

sendiri, dalam proses pencatatan hanya

beberapa yang menggunakan formulir

pencatatan, dalam pelaksanaannya tidak

menggunakan buku pedoman karena

sudah tidak tersedia. berdasarkan hasil

observasi pencatatan di Puskesmas

Wenang hanya menggunakan formulir

family folder serta tidak tersedia buku

pedoman I, II, dan III.

Pencatatan adalah proses mencatat

kegiatan yang dilakukan di dalam

maupun diluar gedung Puskesmas

dengan tujuan agar setiap kegiatan dapat

diketahui dan dimanfaatkan menjadi

sebuah informasi, dalam pencatatan

harus diperhatikan, dalam beberapa hal

penting seperti formulir pencatatan yang

terdiri dari Rekam Kesehatan Keluarga

(RKK), Kartu rawat jalan, Kartu Indeks

Penyakit, Kartu Ibu, Kartu Anak, KMS

balita, anak sekolah, KMS ibu hamil,

KMS usia lanjut, Register (Barsasella,

2012).

Puskesmas Wenang dalam proses

Pencatatan melakukan pencatatan harian

(5)

terdiri dari data-data pemegang program

dan pustu, kemudian di salin dibuku

harian masing-masing kemudian di

rekap, dalam proses pencatatan formulir

yang tersedia hanya family folder dan

untuk formulir lainnya tidak tersedia,

kegiatan pencatatan di Puskesmas belum

sesuai dengan pedoman yang ada yang

harus menggunakan formulir pencatatan

dengan lengkap, Puskesmas dalam

pencatatan tidak ada buku panduan,

dalam hal ini puskesmas belum sesuai

dengan pedoman yang harus

menggunakan buku pedoman I,II, dan

III dalam proses pencatatan.

PELAPORAN

Dari hasil wawancara Puskesmas

Wenang dalam proses pelaporan

terkadang mengalami keterlambatan

pengumpulan dari setiap pemegang

program, laporan yang dihasilkan tidak

akurat, serta arsip laporan yang tidak

lengkap. Berdasarkan hasil observasi

laporan di kirimkan pada tanggal 6

september 2016 dan arsip laporan tidak

tersedia laporan tahunan.

Frekuensi laporan dalam buku

Anonim, (2015)

1. Laporan dari puskesmas ke

Kota/Kabupaten, laporan bulanan

LB1,LB2,LB3, dan LB4, dilakukan

setiap bulan dan paling lambat tanggal

10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas

Kesehaatan Kota/Kabupaten.

2. Laporan bulanan sentinel LB1S dan

LB2S setiap tanggal 10 bulan

berikutnya dikirimkan ke Dinas

Kesehatan Kota/Kabupaten, propinsi

dan pusat

3. Laporan tahunan (LT-1, LT-2, dan

lt-3) dikirimkan selambat-lambatnya

tanggal 31 januari tahun berikutnya

khusus untuk laporan LT-2 (data

kepegawaian) hanya diisi bagi pegawai

yang baru/belum pernah mengisi

formulir Data Kepegawaian. Puskesmas

Wenang dalam proses pelaporan

melakukan pelaporan yang datanya di

ambil dari pustu, pemegang program,

dan kegiatan yang dilakukan serta

administrasi puskesmas, koordinator

bertugas mengumpulkan laporan dari

masing-masing pemegang program,

dalam pengumpulan laporan kadang

terjadi hambatan seperti lamanya

mengumpul laporan maka koordinator

SP2TP harus segera mengirim laporan

sebelum lewat tanggal 5 meskipun

pelaporan tersebut belum lengkap, data

dari pemegang program yang harus

dilaporkan nantinya akan dibawa

masing-masing pemegang program itu

sendiri langsung ke dinas kesehatan.

Puskesmas dalam proses pelaporan

belum sesuai dengan pedoman yang

harus mengirimkan laporan setiap

tanggal 5 untuk setiap bulannya.

Pelaporan di puskesmas wenang masih

(6)

ditambah-tambahkan untuk

menyesuaikan target yang telah

ditentukan, dalam hal kualitas data

pelaporan di Puskesmas tidak sesuai

pedoman karena menghasilkan data

yang tidak akurat, adapun arsip dari

pelaporan yang masih belum lengkap

karena tidak semua laporan disimpan hal

tersebut dapat mempengaruhi

manajemen puskesmas dalam

pengambilan sebuah keputusan karena

semua laporan bulanan harus tersedia

sebagai evaluasi peningkatan

puskesmas.

PENGOLAHAN DATA

Dari hasil wawancara Puskesmas

Wenang dalam proses pengolahan data

mengolah kegiatan kunjungan pasien

dan diolah secara manual kemudian

disajikan dalam bentuk tabel.

Berdasarkan hasil observasi pengolahan

data di menggunakan cara manual, dan

disajikan dalam bentuk tabel dengan

format langsung dari Dinas, Puskesmas

tidak mengolah data manjadi

Pemantauan Wilayah Setempat.

Puskesmas dalam pengolahan

pencatatan berdasarkan keputusan

Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyarakat nomor :

590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang

penyederhanaan sistem pencatatan dan

pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)

menjadi PWS, distribusi penyakit dan

kecenderungannya, serta stratifikasi

Puskesmas (Ditjen Binkesmas,1997).

Tujuan pengolahan data adalah untuk

mengubah data yang telah dikumpulkan

menjadi informasi yang dibutuhkan

untuk tujuan tertentu. (Anonim, 2015).

Puskesmas Wenang dalam

pengolahan masih manual karena tidak

tersedia komputer khusus SIK serta

petugas yang belum sepenuhnya

menguasai komputer, data yang diolah

yaitu 10 penyakit kecenderungan dan

stratifikasi puskesmas tidak ada data

tentang pemanfaatan wilayah setempat.

Pengolahan data di Puskesmas wenang

sebagian belum sesuai dengan pedoman

karena tidak tersedia dan tidak mengolah

data menjadi pemantauan wilayah

setempat.

PEMANFAATAN DATA

Dari hasil wawancara Puskesmas

Wenang dalam proses Pemanfaatan

tidak memanfaatkan data SP2TP namun

sudah ada rencana untuk membicarakan

tetntang pemanfaatan data dalam setiap

6 bulan. Berdasarkan hasil observasi

Puskesmas Wenang tidak memanfaatkan

data SP2TP dengan maksimal dilihat

dari keadaan Puskesmas masih seperti

biasanya dan tidak ada kemajuan.

Pemanfaatan data dari SP2TP dapat

digunakan sebagai pemantauan untuk

tindakan perbaikan segera dan yang

(7)

tingkat puskesmas, adapun perencanaan

pelaksanaan kegiatan (POA) sebagai

penyusunan hasil kegiatan pokok

Puskesmas dan kondisi tenaga serta

wilayah kerjanya, serta lokakarya mini

bulanan yang membahas hasil kegiatan

bulan lalu, baik yang merupakan

keberhasilan maupun merupakan

masalah/hambatan dengan maksud

mencari penyebab hambatan dan

rencana tindakan yang akan dilakukan

(Anonim, 2015).

Puskesmas wenang dalam

pemanfaatan data belum maksimal

karena tidak memanfaatkan data dengan

baik, sampai saat ini Puskesmas masih

seperti biasanya dan belum ada

perkembangan. Puskesmas tidak

memanfaatkan data sebagai POA dan

telaah lokakarya mini, Puskesmas tidak

melakukan evaluasi kegiatan SP2TP

dalam pertemuan 3 bulan dalam hal ini

puskesmas tidak optimal dalam

memanfaatkan data.

KESIMPULAN

1. Pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas

Wenang belum optimal, pelatihan

SIMPUS yang sudah dilaksanakan

tidak diterapkan di Puskesmas serta

kurangnya fasilitas yang mendukung

membuat pelaksanaan SIMPUS

belum berjalan sebagaimana

mestinya

2. Proses Pencatatan di Puskesmas

Wenang belum optimal masih

terdapat pencatatan yang tidak

menggunakan formulir serta tidak

menggunakan buku pedoman yang

menyebabkan proses pencatatan tidak

sesuai dengan pedoman yang ada.

3. Proses Pelaporan di Puskesmas

Wenang belum optimal masih

terdapat data yang tidak akurat serta

beberapa arsip pelaporan yang tidak

tersedia, dalam hal ini proses

pelaporan tidak sesuai dengan

pedoman yang ada karena dapat

mempengaruhi pengambilan

keputusan

4. Pengolahan data di Puskesmas

Wenang masih manual belum

optimal, tidak diolahnya data

Pemantauan Wilayah Setempat

membuat proses pengolahan tidak

sesuaai dengan pedoman yang ada

5. Pemanfaatan data di Puskesmas

Wenang belum optimal karena tidak

memanfaatkan data yang dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam

proses pembangunan Puskesmas.

SARAN

1. Bagi Puskesmas

a. Kepala Puskesmas : Agar segera

menerapkan aplikasi SIMPUS untuk

mendapat kemudahan dalam proses

(8)

menjamin keamanan dalam

penyimpanan data.

Agar menggunakan tenaga kader atau

bidan desa untuk lebih memudahkan

pencatatan di luar gedung agar sesuai

dengan pedoman pencatatan.

Agar memanfaatkan data sebaik

mungkin dengan keputusan yang

tepat dan bijak.

b. Pemegang Program : Agar

memaksimalkan lagi waktu

pengumpulan laporan serta mebuat

laporan dengan akurat agar dinas

kesehatan dapat mengetahui

kekurangan yang terjadi di lapangan

sehingga dapat menjadi informasi

penting guna untuk pengambilan

keputusan.

c. Koordinator SP2TP : Agar

menyesuaikan pengolahan data

dengan pedoman yang ada agar

Puskesmas dapat berkembang

menjadi lebih maksimal.

2. Bagi Dinas Kesehatan

Agar mengoreksi terlebih dahulu data

yang ada dengan sebaik-baiknya agar

dapat memberikan keputusan yang

tepat serta menyediakan segera

kebutuhan yang diperlukan

Puskesmas agar Puskesmas bisa

berkembang menjadi lebih baik.

Agar menetapkan standar yang tepat

sesuai dengan keadaan yang ada di

lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. “ Konsep Dasar dan Penerapan Sistem Informasi

Kesehatan”.

Diana Barsasella. 2012. Sistem

Informasi Kesehatan. Jakarta:

Mitra Wacana Medika

Kemenkes RI 2011 . Data dan Sistem

Informasi Kesehatan. (Online)

(www.depkes.go.id) diakses pada

08 Agustus 2016

Nurul Dwi Suryani. Solikhah, 2013.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas (SP2TP) di

wilayah Dinas Kesehatan

Kabupaten Dompu Provinsi NTB.

(Online) Universitas Ahmad

Dahlan Yogyakarta.

Siska Jufia Puspita, 2013. Kajian Sistem

Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu wilayah kerja Puskesmas

Umbulsari, (Online)

(Repository.unej.ac.id) diakses

pada 08 Agustus 2016

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang sama dikemukakan oleh Hanifah dan Ernawati (2011) dari hasil penelitian ada sebanyak 11 BBLR yang setelah dilakukan metode kangguru tidak mengalami peningkatan

bagaimana menyelaraskan agar organisasi ini tidak bersifat Jawa sentris, karena dilihat dari namanya saja “Tri Koro Dharmo” (Tiga Tujuan Mulia) yang berarti Sakti, Budi, dan

BIRDANE:: Effects of boron, propylene glycol and Effects of boron, propylene glycol and methionine administration on some hematological parameters in dairy cattle during

Menjelaskan sebab dan akibat bencana dari kenampakan alam 15 7,9 5 Menunjukan ciri sosial dan budaya suatu daerah 17,18,19 8. Mengidentifikasi kekayaan alam

Tidak hanya sampai pada menampilkan gambar kerja, Autodesk Inventor 2012 juga mampu memberikan simulasi pergerakan dari produk yang kita desain serta mempunyai alat untuk

Program : Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan Kegiatan : Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan Nama Paket : Pembangunan Jalan Produksi Desa Lamamek Prop / Kab

[r]

Persamaan 2.9 adalah persamaan selisih untuk FIR, ini adalah persamaan dalam domain waktu dan menyatakan filter FIR dalam bentuk tidak rekursif yaitu output pada suatu saat,