• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayo Bangkit Sepak Bola Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ayo Bangkit Sepak Bola Indonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Ayo Bangkit Sepak Bola Indonesia !!!

Oleh Muhammad Naufal, Universitas Indonesia Jurusan Ilmu Sejarah

Tahun ini banyak sekali turnamen bergengsi baik di wilayah regional ataupun dunia digelar. Pagelaran Piala Eropa dan Copa Amerika sudah bergulir beberapa minggu yang selalu menghiasi layar kaca kita. Kita bisa melihat aksi seorang Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic, Thomas Mueller serta para pemain yang merumput di Eropa lainya pada perebutan Euro Cup tahun ini di Prancis. Sementara pada penyelenggaraan Copa Amerika di Amerika Serikat, kita dapat melihat seorang Lionel Messi, Arturo Vidal, James Rodriguez, hingga Dani Alves. Ajang terdekat yang Indonesia diikuti Indonesia adalah pagelaran Piala AFF 2016 di Filiphina dan Vietnam. Lalu apakah Indonesia sudah melakukan persiapan yang maksimal? atau Hanya sebatas penggembira? harapannya dengan banyaknya pagelaran yang disiarkan Piala Eropa dan Copa Amerika oleh televisi dapat memacu semangat para punggawa timnas Indonesia untuk mengharumkan lambang garuda di dada karena kita sudah kering prestasi dan impian jutaan masyarakat Indonesia dapat melihat sebuah kesatuan baik timnas maupun organisasinya untuk dapat melahirkan prestasi yang membanggakan Indonesia tercinta dapat segera terwujud.

Kita memang sudah terlalu lama tidur nyenyak dan minim prestasi di dalam kancah persepakbolaan. Di saat negara-negara tetangga sedang menyusun dan menanta persepakbolaannya masing-masing, kita malah dirundung berbagai masalah mulai dari kisruh antara pemerintah dengan induk organisasi sepakbola, sanksi FIFA, isu suap hingga kasus sepak bola gajah. Inikah yang dimaksud menata? Inikah yang dimaksud mengarahkan sepakbola Indonesia ke arah lebih baik? Untuk itulah saatnya kita bangkit bersama-sama untuk membangun sepak bola Indonesia yang bisa disegani di wilayah regional Asia Tenggara sebelum maju ke dalam level Asia dan Dunia.

(2)

menimbulkan banyak kerugian di antaranya penjatuhan sanksi oleh FIFA yang menyebabkan Indonesia dilarang tampil dalam ajang di dalam naungan FIFA hingga ketidakjelasan nasib liga yang menyebabkan banyak yang kehilangan pekerjaannya dari menggantungkan sepakbola .

Pembekuan PSSI mengakibatkan Liga Indonesia untuk sementara waktu menjadi mati suri. Lalu bagaimana kita bisa membentuk Timnas Indonesia yang tangguh apabila para pemain, pelatih, ofisial, dan klub kehilangan wadah untuk beraktivitas, berkompetisi, dan berprestasi? PSSI memang menawarkan penyelenggaraan turnamen kepada klub-klub Indonesia untuk berpartisipasi sambil menunggu liga kembali digelar. Namun, apakah sebuah Timnas yang mumpuni dapat dibentuk hanya dengan adanya sebuah turnamen? Tidak seperti liga yang pelaksanaan sepanjang tahun, turnamen hanya memerlukan waktu yang jauh lebih singkat, sekitar satu bulan. Ini menunjukkan bahwa turnamen hanyalah solusi jangka pendek yang tidak menyelesaikan akar masalah yang terjadi di organisasi persepakbolaan nasional.

Bagi saya, Liga Indonesia adalah dasar dalam membangun kekuatan timnas. Lihatlah Liga Inggris sebagai contoh. Terlepas dari terpuruknya regenerasi timnas mereka, liga tersebut layak diberi pujian atas munculnya pemain-pemain bintang berkualitas yang berasal dari berbagai negara di dunia seperti Cesc Fabregas, hingga Eden Hazard . nama tersebut merupakan pemain yang mengorbit bersama Liga Inggris dan para pemain tersebut dapat kita saksikan kiprahnya ketika membela tim nasional mereka masing-masing. Siapa yang mengetahui timnas Belgia sebelum pemain-pemain Belgia menginvasi Inggris saat ini? Vicente Del Bosque, pelatih Timnas Spanyol yang memberikan gelar dunia dan Eropa kepada negeri matador, mengamini bahwa berkah bagi timnas Spanyol jika pemain-pemainnya bermain di Liga Inggris yang menurutnya lebih kompetitif dengan tekanan yang lebih besar daripada berada di liga lokal.

(3)

Maldini Pali, dan Paolo Sitanggang seharusnya dapat menjadi bagian dari skuat Garuda. Selain Evan Dimas, pemain-pemain itulah yang memberi warna dan menjadi daya dobrak di tim asuhan Indra Sjafri. Mereka sudah cukup matang untuk memperkuat timnas senior. Selain itu, mereka juga telah cukup memahami satu sama lain jika dimainkan bersama.

Bukanlah kebijakan yang tepat jika timnas senior Indonesia kurang mempercayai para pemain muda dan lebih memberdayakan para pemain senior. Banyak timnas negara di kawasan Asia Tenggara yang sudah mulai mempercayai para pemain mudanya. Sebagai contoh Laos yang tidak punya sejarah mentereng di level AFF malah berani mengirimkan pasukan muda di gelaran tahun 2014. Hal ini mungkin konyol bagi kita, tapi jika Laos konsisten dengan programnya, maka bukan tidak mungkin di pentas AFF mendatang Laos ikut-ikutan mempermalukan Indonesia. Tidak ada pembinaan yang instan. PSSI harus konsisten dalam melakukan pembinaan jika tidak ingin menjadi lumbung gol oleh Thailand, Malaysia, Filipina, dan negara-negara lain Asia Tenggara di masa depan. Pelatih timnas seharusnya mencoba pemain-pemain muda tersebut demi regenerasi dan pembentukan timnas yang tangguh di kemudian hari

Faktor lain yang saya rasa perlu mendapat sorotan adalah mentalitas para punggawa timnas. Mereka terlalu banyak melakukan tingkah yang di luar kata profesionalitas. Menurut saya sangatlah penting untuk membela panji-panji negara, siapa yang tak sungakan untuk menggunakan lambang garuda di dada? Sangatlah penting bagi para pemain timnas untuk menjunjung tinggi profesionalitas karena mereka merupakan panutan dan sosok yang ingin dilihat menuai prestasi dalam ajang regional Asia Tenggara, Asia, dan bahkan Dunia oleh seluruh rakyat Indonesia.

Memang, timnas masih sangat jauh dari apa yang kita harapkan, apalagi yang kita impikan. Tapi bukannya kita seharusnya dapat memetik hikmah dari pengalaman masa lalu timnas kita yang berjaya di masa depan untuk dijadikan semangat dan pelecut motivasi untuk berkembang lebih baik lagi. Dan prestasi Timnas tidak lahir oleh suatu era, melainkan persiapan dan perencanaan .

(4)

semua elemen yang berkecimpung dalam dunia sepakbola khususnya haruslah orang yang mengerti tentang sepakbola. Ini sangatlah penting dimana sudah saatnya PSSI dan jajaran kepengurusannya dikendalikan oleh orang yang sudah fasih dalam persoalan sepakbola bukan malah PSSI dijadikan aji mumpung untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dari olahraga yang digemari penduduk Indonesia. Lalu masalah kurangnya kesempatan para pemain muda untuk bersaing dengan pemain yang lebih senior. Di saat negara lain mulai mengorbitkan pemain muda kita malah cenderung mempertahankan wajah lama penghuni timnas seolah-olah kita krisis pemain muda. Inilah yang seharusnya pelan-pelan dipikirkan oleh seluruh elemen mulai dari pelatih hingga manager team. Mungkin sebuah hal yang tabu bila kita suatu saat nanti bisa menjadi lumbung goal bagi negara-negara yang mulai mendukung kebijakan pemain muda ini.

Sistem kompetensi yang berjenjang diharapkan mampu untuk mengorbitkan para pemain mulai dari Sabang sampai Merauke. Inilah yang seharusnya dipikirkan demi kemajuan timnas Indonesia untuk dapat bersaing di kancah Asia maupun Dunia. Tak lupa sistem pembinaan usia dini diperhatikan supaya kita tidak kehilangan regenerasi pemain lihat contohnya Laos yang tidak punya sejarah mentereng di level AFF malah berani mengirimkan pasukan muda di gelaran tahun 2014. Ini semua penting demi regenerasi oleh sebab itu PSSI selaku organisasi persepakbolaan tertinggi harus mulai membuka mata untuk kemajuan sepakbola kita bukan hanya memperkaya diri tapi harus bisa untuk memenuhi hasrat jutaan masyarakat Indonesia untuk berjaya di ajang Asia maupun Dunia.

Terakhir masalah mentalitas pemain Indonesia diharapkan nantiya dapat memiliki jiwa mentalitas profesionalitas yang sangat baik. Saya menyoroti berbanding terbalik apabila para pemain tersebut bermain untuk timnas. Untuk itu marilah sama sama kita bersatu demi kemajuan sepakbola Indonesia agar nantinya impian 250 Juta jiwa bangsa Indonesia melihat timnas kita berjaya dapat terwujud.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, kita atur grid kita sesuai bangunan rumah yang hendak di desain dengan cara pilih “Define” – “coordinate/system grids..”, lalu akan muncul9. Klik

Pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tersebut memerlukan dukungan dana yang memadai, sehingga memerlukan upaya yang keras untuk menggali segenap

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Margo Pujiantara, MT. Pada tugas akhir ini analisis yang dilakukan kestabilan transien meliputi kestabilan tegangan, dan kestabilan frekuensi saat terjadi

Hasil identifikasi dengan menggunakan Kromatografi Gas - Spektroskopi Massa diperoleh data bahwa isolat 3 merupakan gabungan dari beberapa senyawa sehingga perlu

Beberapa diantaranya adalah Kitano dan Maeda [7] yang melaporkan tentang realisasi positif dari sistem kontrol linier waktu diskrit dengan pendekatan geometri, Kaczorek yang

Hasil pengolahan data menunjukan bahwa nilai BEP pembuatan kerupuk ikan gabus dilihat dari volume produksi sebesar 37 kg dan BEP harga yang di peroleh sebesar Rp 48.370,-

Please find attached the list of State-wise players who had given walkovers during Yonex-Sunrise All India Junior Ranking Tournaments held in month of May 2019

faktor : 1) Pernyataan Pemerintah tentang optimisme swasembada beras di.. Tahun 2008; 2) Posisi harga beras dunia yang tidak stabil dan cenderung lebih. tinggi dari HPP; 3)