MATERI AJAR
Perancangan
Bangunan
Publik
Studio Perancangan Arsitektur 3
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila
11 September 2017
Identifikasi
Proyek
1.
Apa definisi bangunan
publik
?
2.
Apa definisi proyek Anda?
3.
Apa pentingnya proyek Anda?
4.
Mengapa bangunan yang akan
dibangun berguna bagi orang lain?
Proses
Sebelum
Merancang
(White, 1983)
Mengapa
Harus
Mengumpulkan
Data?
(White, 1983)
Kebutuhan informasi sebelum
merancang bangunan
Mengetahui potensi dan masalah
di dalam dan sekitar tapak
Mengetahui peraturan terkait
bangunan dan tapak
Pengumpulan
Data
DATA
PRIMER
(Alwasilah,
2002)
Data primer merupakan keterangan nyata yang
didapat langsung dari tapak.
Pengumpulan
Data
DATA
PRIMER...(lanjutan)
1. Teknik survei dilakukan untuk memperoleh
data terukur, seperti:
-
Lebar jalan
-
Lebar saluran air kotor
-
Ketinggian bangunan di sekitar tapak
-
Kebisingan
-
Arah angin
-
Terbit dan tenggelam matahari
-
Tinggi kontur
-
Jenis vegetasi eksisting
Pengumpulan
Data
DATA
PRIMER
2. Teknik wawancara juga dapat digunakan untuk memperoleh data yang tidak terlihat, seperti kondisi sosial dan budaya warga setempat.
Siapa yang ditanya?
(Contoh: pengguna bangunan, masyarakat sekitar)
Apa saja yang ditanyakan?
(Contoh: kebiasaan masyarakat di sekitar tapak, kriminalitas apakah terjadi?
CATATAN:
- Perkenalkan diri dan tujuan Anda wawancara
- Bawa surat pengantar dari kampus dan kartu tanda mahasiswa
Pengumpulan
Data
DATA
PRIMER
(Alwasilah,
2002)
...(lanjutan)
Pengumpulan Data
DATA
PRIMER
(Alwasilah,
2002)
...(lanjutan)
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan di dalam dan sekitar tapak untuk memperoleh gambaran potensi serta masalah. Selanjutnya dilakukan pengambilan foto sebagai bukti.
Waktu pengamatan juga berpengaruh terhadap perolehan data, seperti hari pengamatan, jam pengamatan, musim pengamatan.
PENTING!
Data
Primer
Tapak
No
Jenis Data
Keterangan
1.
Lokasi
Kedudukan lokasi tapak terhadap kota. Jelaskan:
- Lokasi tapak berada di Kelurahan, Kecamatan, Kota apa?
- Pencapaian
- Aksesbilitas
2.
Kondisi Sekitar Tapak
- Kondisi bangunan dan masyarakat di sekitar tapak
- Adakah bangunan-bangunan penting di sekitar tapak
- Adakah gaya arsitektur khas di sekitar tapak?
3
Ukuran dan Zoning
- Ukuran tapak
- Batas tapak
- Kondisi eksisting tapak
- Potensi dan masalah di dalam tapak
4.
Kondisi Alam
- Topografi
- Jenis vegetasi yang perlu dipertahankan
- Arah matahari terbit dan tenggelam
- Arah angin
Data
Primer
Tapak
No
Jenis Data
Keterangan
5.
Sirkulasi
- Lebar jalan di sekitar tapak
- Jenis kendaraan yang melalui tapak
- Jalur pejalan kaki di sekitar tapak apakah tersedia?
- Halte di sekitar tapak apakah tersedia?
- Pedagang kaki lima apakah ada di sekitar tapak?
- Perparkiran di sekitar tapak
- Jembatan penyeberangan/
zebra cross
6.
Utilitas Lingkungan - Jaringan listrik, telepon, gas
- Saluran air bersih
- Saluran air kotor
7.
Pandangan (
view
)
- Pandangan ke luar tapak
- Pandangan ke dalam tapak
9.
Sosial dan Budaya
- Kebiasaan masyarakat di sekitar tapak
- Kriminalitas apakah terjadi?
Jenis Data Primer yang Dibutuhkan (White, 1983)
...(lanjutan)
Pengumpulan Data
DATA
SEKUNDER
(Alwasilah,
2002)
Data sekunder merupakan informasi berupa
dokumen yang didapat melalui penelusuran
literatur karena data tidak tersedia di lapangan.
Survei data sekunder dapat dilakukan dengan
cara
browsing
di internet, perpustakaan, hasil
Pengumpulan
Data
DATA
SEKUNDER
(Alwasilah,
2002)
...(lanjutan)
1. Peraturan terkait tapak dan bangunan. Cara memperoleh
dengan memeriksa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
DKI Jakarta 2030 dan RTRW Kota Depok 2031unduh dari
internet
Peraturan terdiri dari:
-Peruntukan lahan komersial/fasilitas umum
-Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
-Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
-Garis Sempadan Bangunan (GSB)
-Koefisien Dasar Hijau (KDH)
-Ketinggian maksimal bangunan
Tidak disarankan menggunakan lantai basement.
Pengumpulan
Data
DATA
SEKUNDER
(Alwasilah,
2002)
...(lanjutan)
2. Peraturan terkait bangunan
- Peraturan mengenai bangunan gedung
terkait
jarak antar bangunan menurut ketinggian,
kebutuhan untuk evakuasi saat bencana kebakaran
(atau bencana lainnya sesuai kondisi kawasan)
- Peraturan mengenai bangunan Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak
- Peraturan mengenai bangunan pendidikan
Pengumpulan
Data
DATA
SEKUNDER
(Alwasilah,
2002)
...(lanjutan)
3. Peraturan terkait Iklim dan Bencana
-
Curah hujan di kota tapak (periksa di web Badan
Pusat Statistik Jakarta Selatan 2016 dalam Angka
atau Kota Depok dalam Angka 2016)
-
Bencana yang mungkin terjadi selain kebakaran
(periksa di web Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi DKI Jakarta atau Badan
Penanggulangan Daerah Provinsi Jawa Barat)
Pengumpulan
Data
DATA
SEKUNDER
(Alwasilah,
2002)
...(lanjutan)
4. Teori dan studi banding
- Untuk memperkaya kegiatan analisis,
tambahkan teori mengenai cara analisis fungsi,
tapak, dan bangunan
Pemilihan
dan
Penggambaran
Tapak
1. Google Earth
a. Pilih tapak sesuai dengan persyaratan fungsi bangunan
b. Buka Google Earth, pilih kaveling seluas 3000 m²
c. Ukur dengan ‘ruler’ di dalam aplikasi Google Earth tersebut
d. Atur view sesuai dengan kebutuhan skala
e. Save as peta ke dalam format jpeg
f. Gambar ulang tapak sesuai ukuran dan posisi di Google Earth
2. Petak Cetak Biru (Khusus Kota Jakarta)
a. Datangi Kantor Dinas Tata Kota DKI Jakarta dan fotocopy peta cetak biru kaveling yang dimaksud. Skala biasanya 1:1000
b. Jiplak di kertas untuk bahan survei, analisis, sintesis, dan konsep
c. Sesuaikan dengan skala yang diminta untuk tugas.
Menandailokasidengan
Earth
Pro
Download Google Earth Pro.
Search lokasi.
Daftar
Pustaka
Alwasilah, Chaedar. A. Pokoknya Kualitatif.
Jakarta: PT. Kiblat Buku Utama, 2002.
White, Edward. T., Site Analysis:
Diagramming Information for Architectural
Design. USA: Architectural Media
Analisis Tapak
S
T U D I O P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R
3
• Kondisi Fisik
• Kondisi Non Internal, meliputi komponen desain dan aspek analisis
• Persoalan
(problem)
PROSES
PERENCANAAN
TAPAK
FAKTA ANALISIS KONSEP PRA DESAIN PENGEMBANGAN DESAIN
PROGRAMMING SKEMATIK DESAIN AWAL DESAIN AKHIR‐KEPUTUSAN
GAGASAN
Data Proyek:
•Kepemilikan
•Tanah
•Klimatologi
•Sosial budaya dan ekonomi Pernyataan Lingkungan Off Site:
•Aspek Sosial
•Aspek Ekonomi
•Aspek Lingkungan
SKEMATIK PLAN (2D)
•Lingkungan
•Zoning
•Kebutuhan ruang
•Kebutuhan Aktivitas
•Spasial (ruang)
•Sirkulasi
APLIKASI KONSEP MENJADI OLAHAN DESAIN
GAMBAR PERENCANAAN
•Layout Plan
•Landscape Plan
•Elevation Plan
•Planting Plan
•Drainage Plan
•Utility Plan
•Perspektif Plan
GAMBAR PERANCANGA DOKUMEN LAPORAN RANCANGAN
•Dokumen Rencana Kerja dan Syarat
•Dokumen Pembiayaan
•Dokumen Pelelangan
INPUT
• Kondisi Fisik
• Kondisi Non Internal, meliputi komponen desain dan aspek analisis
• Persoalan
(problem)
PROSES
ANALISIS
TAPAK
ANALISIS
TAPAK
Definisi
•
Proses
pemahaman kualitas tapak dengan
mempertimbangkan faktor
‐
faktor yang
mempengaruhi
karakter tapak,
dengan memadukan program
kebutuhan
Fungsi/tujuan:
•
Menyesuaikan tapak dengan program
ANALISIS
TAPAK
Maksud:
1. Melayani keperluan
fungsional manusia
2. Melayani keperluan
rekreatif
3. Menjaga proses
alam (lingkungan
fisik/biologis)
Kategori:
1. Potensi Tapak:
dpt digunakan
sebaik mungkin (sumberdaya,
view,
dll)
2. Persoalan Tapak:
yg
diperhatikan,
vulnerable,
perlu
upgrading improvement
3. Fitur Tapak:
keistimewaan
yang
khas,
menyenangkan,
harus dilindungi
4. Tanda Bahaya &
Limitasi:
harus dihindari,
pematangan
lahan mahal.
FAKTOR
ANALISIS
TAPAK
1. Analisis terhadap Pemakai
,
karakteristik pemakai dianalisis
untu menentuan kebutuhan
dan aktivitas ruang
2. Analisis terhadap Lingkungan
Alamiah
,
elemen alami dan
keadaan tempat sekitar tapak
(iklim,
air,
tanah,
topografi,
vegetasi,
dan kehidupan
makhluk lainnya)
3. Analisis Lingkungan Binaan
,
semua data
dari elemen
buatan manusia dlm tapak,
mis:
bangunan,
drainase,
dll
untuk memahami konsep
ruang,
sirkulasi,
dll.
4. Analisis terhadap Sosial,
Budaya dan Lingkungan
Sekitar
dijadikan pertimbangan
1. LOKASI (letak, posisi terhadap kota dan fungsi lain)
2. KONTEKS SEKITAR (kondisi lingkungan, lalu lintas, tata hijau dan karakter lingkungan)
3. BESARAN DAN ZONASI (luasan dan tata guna lahan)
4. ASPEK LEGAL (kepemilikan lahan, batasan intensitas lahan seperti KDB, KLB, GSB, KDH dan ketinggian) 5. KONDISI FISIK ALAM (topografi, tanah)
6. ASPEK BUATAN (kemungkinan penataan dan orientasi massa, pertimbangan karakter arsitektur)
7. SIRKULASI (aksesibilitas dan parkir) 8. UTILITAS (drainase & pembuangan) 9. ASPEK INDERAWI (view & kebisingan) 10. MANUSIA & BUDAYA (kondisi masyarakat) 11. IKLIM (curah hujan, angin dan orientasi
matahari)
A N A L I S I S
TA PA K
M e t o d a E d w a r d T. W h y t e ( 1 9 8 3 )
Lokasi
Berupa peta kewilayahan
atau
kota yg menunjukkan
keterkaitan lokasi tapak
terhadap kota keseluruhan.
U
Lokasi Perancangan
Kondisi Fokus Lokasi Perancangan Sumber : Citra Satelit Google Earth
Tautan
Lingkungan
Ukuran
&
Wilayah
Ukuran
&
Wilayah
Ukuran
&
Wilayah
Koefisien Dasar Bangunan (KDB),yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai
dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB),yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh
luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
Garis sempadan Bangunan (GSB), adalah garis imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan
terhadap pinggir ruas jalan. Besarnya GSB ini tergantung dari besar jalan yang ada di depannya. Jalan yang lebar tentu saja mempuyai jarak GSB yang lebih besar dibandingkan jalan yang mempunyai lebar yang lebih kecil. Biasanya jarak GSB ini rumusnya adalah setengah lebar jalan.
Koefisien Daerah Hijau (KDH),yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang
terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Contoh:
Perhitungan
KDB
dan
KLB
Sirkulasi
Pancaindera
Iklim
Iklim
Superimpose
Tumpang
‐
tindihkan semua
gambar analisis tapak,
untuk
kemudian dianalisis bersama
‐
sama secara menyeluruh.
Dapat
melalui diskusi
brainstorming
tim
,
A N A L I S I S
K E B U T U H A N B A N G U N A N
S T U D I O P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 3
PROSES DESAIN ARSITEKTUR
PERENCANAAN
PERANCANGAN
P E N S T R U K T U R A N M A S A L A H
Analisa Tapak
Analisa Kebutuhan Bangunan Analisa Bentuk & Struktur
KONSEP
• Gagasan dasar yang ada di pikiran setelah melihat permasalahan dan menganalisis denganteori-teori/standar
A N A L I S A K E B U T U H A N B A N G U N A N
Akademi Perawatan/Seni Tari/Militer/dll
Toko Buku
Showroom Mewah (Ferrary/Lamborghini/dll)
Baju
Buku Lama
Buku Baru (Gramedia, dll) Satu Merek
Semua Merek
Menengah (BMW/Mercedes Benz/dll) Mobil/
Motor
Standard (Yamaha, Toyota/dll) Mobil Kuno, dll
TEMA
Pokok pikiran; dasar cerita
Sumber: Kamus Bahasa Indonesia.
Penentuan
“JIWA”
dalam
rancangan
APAKAH TEMA?
• Pokok pikiran yang kemudian diwujudkan dalam bentuk desain
• Disesuaikan dengan konsep
KEGIATAN
3
Sekolah/Akademi
Karyawan
Mengajar, Membaca, Menulis, dll Guru / Dosen
Mengoreksi, Membaca, Menulis, dll
Istirahat
Showroom/Toko/Hypermart
Menjaga barang, Melayani pelanggan, dll SPG
A. UKURAN Rg(kapasitas aktivitas) berdasarkan demensi & jumlah : - Manusia
- Perabot/ piranti
- Sirkulasi/ gerak manusia & peralatan
B. JUMLAH Rg.(Kebutuhan Kuantitas) - berdasarkan jenis / macam Rg. Yg dibutuhkan - keseluruhan Rg.
C. Bentuk Rg( sesuai kegiatan )
- berdasarkan fungsi/guna/manfaat(sbg wadah lahiriah) * orang – orang
* orang – benda * orang – binatang
- berdasarkan citra ( sbg pengisi kebutuhan rohani) * Estetika
* Budaya * Seni
Sekolah/Akademi
Mengajar, Membaca, Menulis, dll
R. Meja & Kursi
Guru / Dosen R. Kelas
Mengoreksi, Membaca,
Menulis, dll R. Meja & Kursi R. Guru/Dosen
Istirahat R. Meja & Kursi R. Makan
Kantin
Showroom/Toko/Hypermart
Menjaga barang, Melayani pelanggan, dll
R. Rak, meja, dll
SPG R. Display
Istirahat R. Meja & Kursi R. Makan
Kantin
Bekerja, Mengawasi, dll
R. Meja & Kursi
Manager R. Kerja
2
No Ruang Sketsa Ukuran (Standart)
Sumber
HUBUNGAN RUANG
Diagram gelembung
= gelembung/ kegiatan
= hubungan Legenda :
1. Gelembung menggambarkan bagian dari kegiatanatau kelompok kegiatan
2. Ukuran gelembung harus mencerminkan perbandingan ukuran menurut perhitungan kasar 3. Ketebalan garis penghubung menunjukan derajat kepentingan hubungnan antara kegiatan 4. Persilangan garis/ crossing harus dihindarkan
ANALISA BENTUK BANGUNAN
BENTUK BANGUNAN
STRUKTUR
TEMA SURVEY LITERATUR
ANALISIS TAPAK
SURVEY LAPANGAN
SURVEY LAHAN
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Konsep Visual
pada PerancanganArsitektur
What are the Elements &
Design Principles?
The best designers sometimes disregard the principles of design. When they do so, however, there is usually some compensating merit attained at the cost of the violation. Unless you are certain of doing as well, it is best to abide by the principles.
( Lidwell, 2010)
Dalam merancang sebuah karya, perancang sebaiknya menggunakan panduan berupa prinsip‐prinsip penataan.
Sumber: Lidwell, William; Kritina Holden, Jill Butler (2010). Universal Principles of Design(2nd ed.). Beverly, Massachusetts:
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
What are the Elements?
Elementsmerupakan bagian‐bagian dasar dari suatu karya.
Elemen desain terdiri dari: •Garis
Sumber: Lidwell, William; Kritina Holden, Jill Butler (2010). Universal Principles of Design(2nd ed.). Beverly, Massachusetts: Rockport
Publishers Sumber: http://www.candcsigns.com
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Design Principles adalah prinsip‐prinsip yang diterapkan pada elemen desain yang menjadikan elemen tersebut menyatu ke dalam sebuah desain.
Prinsip perancangan terdiri dari kesatuan, konflik, dominasi, repetisi, atensi, harmoni, keseimbangan dan gradasi.
Penerapan prinsip‐prinsip ini menentukan keberhasilan suatu karya.
What are Design Principles?
Sumber: Lidwell, William; Kritina Holden, Jill Butler (2010). Universal Principles of Design(2nd ed.). Beverly, Massachusetts: Rockport
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
What are the Elements &
Design Principles?
Perpaduan dari elemen‐ elemen dan prinsip‐prinsip desain menghasilkan sebuah komposisi perancangan.
Sumber: Lidwell, William; Kritina Holden, Jill Butler (2010). Universal Principles of Design(2nd ed.). Beverly, Massachusetts: Rockport Publishers
E
What is Composition?
Proses penempatan atau penataan elemen‐elemen visual atau bagian‐ bagian dari suatu karya.
Pengorganisasian elemen‐elemen perancangan berdasarkan prinsip‐ prinsip perancangan.
Makna kata “komposisi” adalah menempatkan secara bersama. Di mana proses ini dapat diaplikasikan pada jenis karya seni apapun.
Sumber: Dunstan, Bernard. (1979). Composing Your Paintings.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Composition of Space, Form
and Order
Dalam mengidentifikasi komposisi perancangan dalam arsitektur, dikenal istilah
Ordering Principles.
Ordering Principlesmerupakan suatu alat untuk memahami bentukan, penataan elemen‐elemen dalam perancangan arsitektur.
Terdiri dari:
Merupakan garis tengah yang terbentuk dari dua titik. Aksis berguna sebagai penanda untuk mengarahkan orientasi perancangan atau memberikan keseimbangan pada perancangan.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
SUNY, Albany, New York
Sumber: http://www.atmos.albany.edu/geology/webpages/sunyageo.html
Ordering Principles
Simetri
Menunjukkan bentuk geometri yang sama pada kedua bentukan di sisi sumbu.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Taj Mahal, Agra, Uttar Pradesh, India
Sumber: http://nutters.edublogs.org/files/2010/05/Taj‐Mahal‐Symmetrical‐Buildings.jpg
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Ordering Principles
Hirarki
Merupakan penataan di mana bentuk yang satu menjadi lebih penting dari pada bentuk yang lain. Dapat diwujudkan melalui pembedaan warna, ukuran,
bentuk dan letak. Sumber: Renwick, James Jr. Diunduh dari
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Bangunan Kantor First Part, Zhongshan, Guangdong, Cina
Sumber: http://www.firstpart.com/facilities.html
Ordering Principles
Ritme/Repetisi
Merupakan penggunaan bentuk yang diulang baik secara berkala atau tidak teratur. Pengulangan pada perancangan dapat berupa pola yang sama pada bentuk, warna dan ukuran yang dibuat
lagi dan lagi. Sumber: Renwick, James Jr. Diunduh dari
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Bangunan Kantor First Part, Zhongshan, Guangdong, Cina
Sumber: http://www.buildingbutler.com/bd/Capelle‐aan‐den‐IJssel/office‐building/2367
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Ordering Principles
Transformasi
Merupakan bentuk yang diulang namun pada suatu ketika terjadi perubahan. Misalnya bentuk yang berubah dari besar ke kecil atau perubahan dari kemiringan, ukuran dan warna.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Zánka Next Generation Centre, Lake Balaton, Hunggaria
Sumber: http://www.archello.com/en/project/transformation‐and‐extension‐central‐building‐zánka‐new‐generation‐center
Ordering Principles
Datum
Adalah bentuk yang mengikat semua elemen‐elemen desain. Hal ini dapat berupa garis, bidang datar, atau ruang 3 dimensi. Lahan tapak di mana bangunan dibangun merupakan datum.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Mashouf Performing Arts Center, San Francisco, USA
Sumber: http://www.architecturecaribbean.com/arch‐prof‐projects.php?id=80
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Tatanan Massa
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Tatanan massa adalah perletakan massa bangunan majemuk pada suatu site, yang ditata berdasarkan zona dan tuntutan lain yang menunjang.
Tata letak massa bangunan ini disamping berdasarkan zonasi, juga harus dibuat berdasarkan alur sirkulasi yang saling terkait.
Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan vegetasi; kedua – duanya baik secara individual maupun kelompok menjadi unsur pembentuk ruang out door.
Tatanan Massa
Konfigurasi Massa
Berikut ini mengkategorikan bentuk‐bentuk dengan penambahan menurut sifat hubungan yang muncul diantara bentuk‐bentuk komponennya sebaik konfigurasi keseluruhannya.
a. Bentuk Terpusat
b. Bentuk Linier
c. Bentuk Radial
d. Bentuk Cluster
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
a. Bentuk TerpusatTerdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk dominan yang berada tepat di pusatnya.
Bentuk‐bentuk terpusat menuntut adanaya dominasi secara visual dalam keteratuan geometris, bentuk yang harus ditempatkan terpusat, misalnya seperti bola, kerucut, ataupun silinder.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
b. Bentuk Linier
Terdiri atas bentuk‐bentuk yang diatur berangkaian pada sebuah baris.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
c. Bentuk RadialMerupakan suatu komposisi dari bentuk‐ bentuk linier yang berkembang kearah luar dari bentuk terpusat dalam arah radial.
Suatu bentuk radial terdiri dari atas bentuk‐ bentuk linier yang berkembang dari suatu unsur inti terpusat ke arah luar menurut jari‐jarinya.
Bentuk ini menggabungkan aspek‐aspek pusat dan linier menjadi satu komposisi.
d. Bentuk Cluster.
Sekumpulan bentuk‐bentuk yang tergabung bersama‐sama karena saling berdekatan atau saling memberikan kesamaan sifat visual.
Jika organisasi terpusat memiliki dasar geometrik yang kuat dalam penataan bentuk‐bentunya, maka organisasi kelompok dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional seperti ukuran, wujud ataupun jarak letak.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
e. Bentuk GridMerupakan bentuk‐bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid‐grid tiga dimensi.
Grid adalah suatu system perpotongan dua garis‐garis sejajar atau lebih yang berjarak teratur.
Grid membentuk suatu pola geometrik dari titik‐titik yang berjarak teratur pada perpotongan garis‐garis grid dan bidang‐bidang beraturan yang dibentuk oleh garis‐garis grid itu sendiri.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal bawah (bentang alam) dan batas vertikal (massa bangunan atau vegetasi).
Ruang luar ialah ruang yang terjadi dengan membatasi alam, dengan memberi kerangka atau bingkai disebut juga arsitektur tanpa atap tetapi dibatasi oleh dua bidang : lantai dan dinding.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Ruang luar berdasarkan kegiatan yang ada, ruang luar dikategorikan menjadi:
a. Ruang aktif
Adalah ruang ‐ ruang yang dibentuk untuk difungsikan sebagai ruang untuk aktivitas olahraga, jalan, dan bermain.
Ruang luar ini dapat berbentuk: plaza, playground, lapangan olahraga.
b. Ruang pasif
Adalah ruang‐ruang yang dibentuk bukan difungsikan sebagai tempat manusia berkegiatan.
Ruang luar ini dapat berbentuk: tamanpasif, dan area hijau.
Ruang Luar
Ruang luar berdasar fungsinya, dikategorikan :
a. Fungsional, artinya ruang luar dibentuk dengan adanya fungsi / guna tertentu: ‐ruang aktif : bermain, olahraga
‐tempat peralihan kegiatan atau menunggu ‐sarana penghubung antar bangunan ‐sebagai pembatas antar bangunan ‐ sebagai pengatur jarak antar bangunan
b. Ekologis, artinya ruang luar dibentuk dengan pertimbangan fungsi ekologisnya: ‐sumber penyegaran udara ( menyerap CO2 dan menghasilkan O2 )
‐sebagai penyerap dan pengendali air hujan dan banjir ‐sebagai pengendali ekosistem tertentu
‐sebagai pelunak / pelembut massa bangunan ruang luar
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Dalam perencanaan ruang luar menurut kesan fisiknya dibagi atas ( Rustam Hakim 1991 : 39 – 40 ) :
a. Ruang positif suatu ruang terbuka yang diolah dengan peletakan massa bangunan / obyek tertentu melingkupinya akan bersifat positif, biasanya terkandung kepentingan dan kehendak manusia.
b. Ruang negatifruang terbuka yang melebar dan tidak berfungsi dengan jelas yang bersifat negatif, biasanya terjadi secara spontan tanpa kegiatan tertentu.
Ruang Luar
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Pembentukan ruang menciptakan ruang luar dengan penyusun massa bangunan ( unsur keras /hard) secara berimbang dan dengan massa vegetasi ( unsur lunak / soft)
Pembentukan ruang menciptakan ruang positif dan ruang negatif secara proporsional dan seimbang sesuai dengan fungsi, kegiatan, dan peruntukannya.
Hindari untuk tidak sengaja menciptakan ruang – ruang mati ( death space ) atau ruang yang tidak dapat difungsikan.
S t u d i o
P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3
– 2 0 1 7 / 2 0 1 8
Jenis orientasi menurut Setyo Soetiadji adalah :• Orientasi terhadap garis edar matahariyang merupakan suatu bagian yang elemen penerangan alami.
• Orientasi pada potensi‐potensi terdekat, merupakan suatu orientasi yang lebih bernilai pada sesuatu, bangunan dapat mengarah pada suatu tempat atau bangunan tertentu atau cukup dengan suatu nilai orientasi positif yang cukup membuat hubungan filosofisnya saja.
• Orientasi pada arah pandang tertentu, yang biasanya mengarah pada potensi‐potensi yang relatih jauh, misalnya arah laut, atau pemandangan alam.
Orientasi
Matahari menimbulkan gangguan dari panas dan silau cahayanya (Wijaya, 1988). Perlindungan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi masalah tersebut dapat digunakan beberapa cara antara lain dengan cara prinsip‐ prinsip:
pembayangan dan filterasi/penyaringan cahaya.
Orientasi banguan yang paling optimum di semua daerah iklim adalah memanjang dari arah timur ke barat dan untuk daerah tropis lembab proporsi yang optimum antara lebar dan panjang adalah 1 :1,7 .