• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI (FOREIGN DEBT) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI (FOREIGN DEBT) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

10

This is an open access article under CC-BY-SA license.

http://ejurnal.iaipd-nganjuk.ac.id/index.php/es/index ISSN-e 2715-7334 | ISSN-P 2654-3567

ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI (FOREIGN DEBT) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Muklas Ary Sona1, Nik Haryanti2

1Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk

2Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk

E-mail: nikharyanti1983@gmail.com muklas.sona18@gmail.com

Received: Revised: Accepted:

ABSTRAK

Indonesia, sebagai negara sedang membangun, memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus di tahun 1990-an. Ini ditunjukkan dengan peningkatan GDP tahun per tahun, stabilitas inflasi, dan sebagainya. Tetapi sejak tahun 1997 krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan. Itu berakibat pada sektor moneter dan sektor riil, dan ditambah lagi dengan semakin meningkatnya jumlah utang luar negeri Indonesia sebagai akibat dari nilai tukar rupiah yang semakin terus menurun karena utang luar negeri Indonesia seluruhnya dalam bentuk Dollar Amerika. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Utang Luar Negeri (foreign debt) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kemudian untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai utang luar negeri (foreign debt) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebagai determinan pertumbuhan ekonomi periode 1986-2005. Model analisis yang digunakan adalah model ekonometrika. Metode analisis yang dipakai dalam model adalah metode OLS (Ordinary Least Squares) atau Metode Kuadrat Terkecil Biasa. Metode ini dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss. Hasil penelitian ini menunjukkan perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu penelitian menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Kemduian perkembangan utang luar negeri (foreign debt) Indonesia selama kurun waktu penelitian menunjukkan perkembangan yang fluktuatif pada pertengahan dasawarsa 1990-an

Kata kunci: GDP; pertumbuhan ekonomi; utang luar negeri; penanaman modal

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba untuk dapat membangun bangsa dan negaranya sendiri tanpa memperdulikan bantuan dari negara lain. Tentu ini pernah dicoba.

Namun ternyata Indonesia sulit untuk terus bertahan ditengah derasnya laju globalisasi yang terus berkembang dengan cepat tanpa mau menghiraukan bangsa yang lain yang masih membangun. Dalam kondisi seperti ini, Indonesia akhirnya terpaksa mengikuti arus tersebut, mencoba untuk membuka diri

(2)

dengan berhubungan lebih akrab dengan bangsa lain demi menunjang pembangunan bangsanya terutama dari sendi ekonomi nasionalnya.

Indonesia sebenarnya pernah memiliki suatu kondisi perekonomian yang cukup menjanjikan pada awal dekade 1980-an sampai pertengahan dekade 1990-an. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 1986 sampai tahun 1989 terus mengalami peningkatan, yakni masing-masing 5,9% di tahun 1986, kemudian 6,9% di tahun 1988 dan menjadi 7,5% di tahun 1989. Namun pada tahun 1990 dan 1991 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat angka yang sama yakni sebesar 7,0%, kemudian tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996, masing-masing tingkat pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 6,2%, 5,8%, 7,2%, 6,8%, dan 5,8%.

Angka inflasi yang stabil, jumlah pengangguran yang cukup rendah seiring dengan kondusifnya iklim investasi yang ditandai dengan kesempatan kerja yang terus meningkat, angka kemiskinan yang cukup berhasil ditekan, dan sebagainya. Namun, pada satu titik tertentu, perekonomian Indonesia akhirnya runtuh oleh terjangan krisis ekonomi yang melanda secara global di seluruh dunia. Ini ditandai dengan tingginya angka inflasi, nilai kurs Rupiah yang terus melemah, tingginya angka pengangguran seiring dengan kecilnya kesempatan kerja, dan ditambah lagi dengan semakin membesarnya jumlah utang luar negeri Indonesia akibat kurs Rupiah yang semakin melemah karena utang luar negeri Indonesia semuanya dalam bentuk US Dollar.

Adanya kerapuhan Indonesia tersebut disebabkan dengan tidak adanya dukungan mikro ekonomi yang kuat. Permasalahan yang masih tidak dapat diselesaikan sampai saat ini adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terlalu tinggi di Indonesia, sumber daya manusia Indonesia kurang kompetitif, jiwa entrepreneurship yang kurang, dan sebagainya (Anggito Abimanyu. 2000:8).

Meningkatnya pertumbuhan investasi di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya Undang- Undang No.1 / tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA) dan Undang-Undang No.6 / tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi di Indonesia dari waktu ke waktu yang kemudian menciptakan iklim investasi yang kondusif selama proses pembangunan di Indonesia.

Arus masuk modal asing (capital inflows) juga berperan dalam menutup gap devisa yang ditimbulkan oleh defisit pada transaksi berjalan. Selain itu, masuknya modal asing juga mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang lesu akibat kurangnya modal (saving investment gap) bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi. Modal asing ini selain sebagai perpindahan modal juga dapat memberikan kontribusi positif melalui aliran industrialisasi dan modernisasi. Akan tetapi apabila modal asing tersebut tidak dikalola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif yang besar terutama apabila terjadinya capital flows reversal (Zulkarnaen Djamin, 1996: 26).

Bagi negara berkembang termasuk Indonesia, pesatnya aliran modal merupakan kesempatan yang bagus guna memperoleh pembiayaan pembangunan ekonomi. Dimana pembangunan ekonomi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia merupakan suatu usaha berkelanjutan yang diharapkan dapat mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga untuk dapat mencapai tujuan itu maka pembangunan nasional dipusatkan pada pertumbuhan ekonomi. Namun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki (tercermin pada tabungan nasional yang masih sedikit) sedangkan kebutuhan dana untuk pembangunaan ekonomi sangat besar. Maka cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi itu adalah dengan berusaha meningkatkan investasi.

Pada pertengahan dekade 1980-an, modal asing yang masuk ke Indonesia masih didominasi oleh investasi langsung atau penanaman modal asing (PMA) dan pinjaman luar negeri (terutama pinjaman pemerintah). Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan/perbankan yang dimulai sejak awal 1980-an, yang antara lain membuat sektor tersebut, termasuk pasar modal, berkembang dengan pesat, arus modal swasta jangka pendek dari luar negeri mulai mengalir ke dalam

(3)

negeri. Penanaman Modal Asing (PMA) sendiri, berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sampai akhir Juli 2006 meningkat menjadi US$ 3.713.4 juta dengan realisasi proyek yang telah disetujui pemerintah sebanyak 563 proyek.

Berdasarkan uraian tersebut di atas tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai komponen dalam neraca pembayaran turut mempengaruhi keadaan perekonomian di suatu negara. Negara-negara yang umumnya merupakan negara yang sedang berkembang masih terus berusaha untuk menyempurnakan ekonomi internasionalnya (Hady Hamdy, 2001: 42).

METODE PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai utang luar negeri (foreign debt) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebagai determinan pertumbuhan ekonomi periode 1986-2005. Jenis dan umber data penelitian ini menggunakan adalah data sekunder (time series data). Dengan kurun waktu time series data adalah 20 tahun (dari tahun 1986 sampai 2005). Sedangkan Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dan Bank Indonesia cabang Medan, serta berbagai situs yang berhubungan dengan penelitian.

Teknik pengumpulan data adalah melakukan pencatatan langsung mengenai data yang dipergunakan seperti data jumlah utang luar negeri Indonesia, jumlah penanaman modal asing di Indonesia serta data pertumbuhan ekonomi Indonesia, dalam bentuk time series data dari tahun 1986- 2005 (20 tahun).

Penulis menggunakan program komputer E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini. Sedangkan Model analisis yang digunakan adalah model ekonometrika. Metode analisis yang dipakai dalam model adalah metode OLS (Ordinary Least Squares) atau Metode Kuadrat Terkecil Biasa. Metode ini dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss. Metode OLS adalah metode analisis regresi yang paling kuat dan populer.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan metode OLS, dapat ditarik suatu bentuk model persamaan untuk analisis Pengaruh Utang Luar Negeri (foreign debt), dan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Fungsinya adalah sebagai berikut:

Y = f (X1, X2)

Spesifikasi model ekonometrik setelah dilogaritmakan:

LY =

+ 1 LX1 + 2 LX2 +  Di mana:

Y = Pertumbuhan Ekonomi yang diproxy dengan PDB Indonesia berdasarkan harga berlaku (Rp.Miliar)

X1 = Utang Luar Negeri/foreign debt (US $ Juta) X2 = Penanaman Modal Asing/PMA (US $ juta)

= intercept

1, 2 = koefisien regresi

(4)

= term error (kesalahan pengganggu)

Berdasarkan regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program komputer E.Views 4.1 yaitu Metode OLS (Ordinary Least Square) diperoleh hasil estimasi sebagai berikut:

LY = -9.087186 + 2.373534LX1 – 0.492255LX2

Standard error (2.042280) (0.268114) (0.160746) t-statistik (-4.449530) (8.852696) (-3.062317)

R2 = 0.879683

Adjusted R2 = 0.865528 F-statistik = 62.14694

D-W Statistik = 1.633683 Probabilitas = 0.000000

Model ekonometrika ini menggunakan  = 1% dengan tingkat kepercayaan 99%.

Untuk Interpretasi Data, dari persamaan regresi yang telah diperoleh maka dapat dibuat interpretasi terhadap model ataupun hipotesa yang telah diambil sebelumnya. Adapun hasil interpretasi adalah sebagai berikut:

1. Utang luar negeri (foreign debt) mempunyai pengaruh positif terhadap PDB Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari koefisien X1 sebesar 2.373534 yang artinya bahwa setiap kenaikan 1% utang luar negeri (foreign debt) akan mengakibatkan kenaikan PDB sebesar 2.37%, dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal

2. Penanaman modal asing (PMA) mempunyai pengaruh negatif terhadap PDB Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari koefisien X2 sebesar 0.492255 yang artinya bahwa setiap kenaikan 1% penanaman modal asing (PMA) akan mengakibatkan penurunan PDB sebesar 0.49%, dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal. Hal ini terjadi dikarenakan oleh tidak semuanya modal yang ditanamkan oleh pihak asing tersebut benar-benar berhasil dilakukan di Indonesia, tetapi ada juga modal tersebut yang lari ke luar negeri (capital cercular outflow) yang dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik itu oleh faktor intern di dalam negeri itu sendiri maupun oleh faktor ekstern dari luar negeri. Hal ini juga bisa terjadi dikarenakan pengaruh penanaman modal asing tersebut baru benar-benar tampak nyata pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang, artinya tidak bisa dirasakan langsung oleh perekonomian pada saat modal itu ditanamkan, melainkan sepuluh atau 15 tahun kemudian.

Dari hasil regresi didapat nilai R2 sebesar 0.879683. Hal ini menggambarkan bahwa variabel- variabel independen secara bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependen sebesar 88 % atau 0,88. Adapun 12% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model atau dijelaskan dalam term of error ().

1). Utang Luar Negeri (foreign debt)

  = 1%;

df = n-m-1 = 20-2-1 = 17

 t-tabel = 2,898

 t-hitung = 8,852696

 Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t-hitung < t-tabel yang berarti tidak signifikan Ha diterima jika t-hitung > t-tabel yang berarti signifikan

 Keputusan:

(5)

Ha diterima; karena t-hitung > t-tabel yaitu 8,852696 > 2,898. Ini berarti bahwa variable utang luar negeri (foreign debt) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap PDB Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

Ha diterima

H0 diterima

-2,898 0 2,898 8,852696

Gambar 1. T-test Utang Luar Negeri (foreign debt)

2). Penanaman Modal Asing (PMA)

  = 1%;

df = n-m-1 = 20-2-1 = 17

 t-tabel = 2,898

 t-hitung = -3.062317

 Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t-hitung < t-tabel yang berarti tidak signifikan Ha diterima jika t-hitung > t-tabel yang berarti signifikan

 Keputusan:

Ha diterima; karena t-tabel > t-hitung yaitu -2,898 > -3.062317. Ini berarti bahwa variable penanaman modal asing (PMA) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap PDB Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

Ha diterima

H0 diterima

-3.062317 -2,898 0 2,898

Gambar 2. T-test Penanaman Modal Asing (PMA)

Untuk mengetahui apakah variable utang luar negeri (foreign debt), dan variable pananaman modal asing (PMA), secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah diproxy dengan PDB melalui F-test.

  = 1%;

N1 = k-1 = 2-1 = 1 N2 = n-k = 20-2 = 18

(6)

 F-tabel = 8,29

 F-hitung = 62,14694

 Kriteria Pengambilan Keputusan:

H0 diterima jika F-hitung < F-tabel Ha diterima jika F-hitung > F-tabel

 Keputusan;

Ha diterima, karena F-hitung > F-tabel yaitu 62,14694 > 8,29. Ini berarti bahwa variable utang luar negeri (foreign debt) dan variable penanaman modal asing (PMA) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variable pertumbuhan ekonomi Indonesia secara nyata.

0 8,29 62,14694

Gambar 3. F-test Utang Luar Negeri (foreign debt) dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Multikolinearitas adalah hubungan yang kuat antara independen suatu model estimasi.

Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat dilakukan dengan meregres antar variabel-variabel independent. Adapun konsekuensi multikolinearitas, yaitu:

1) R2 tinggi

2) Standar error tak terhingga

3) Koefisien tidak signifikan (t-statistik rendah) 4) Tanda besaran variabel berubah.

Dengan melakukan R-square dapat diketahui apakah antar variabel dalam model bersifat multikolinearitas atau tidak.

Untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas dapat dilakukan dengan meregres antarvariabel independen atau meregres variabel dependen terhadap masing-masing variabel independen. Adapun fungsinya setelah melogaritmakan variabel-variabel yaitu:

LX1 = f (LX2)

Sehingga bentuk model yang akan diregres dengan melogaritmakan variabel-variabel, yaitu:

LX1 =  + LX2 +  Adapun hasil regres antar variable independen adalah:

LX1 = 6.860389 + 0.481178LX2

t-statistik = (8.793126) (5.707885)

(7)

Std error = (0.780199) (0.084301) R2 = 0.644128

Berdasarkan hasil pengolahan data E.Views 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil regres untuk R2 menunjukkan angka 0.644128, yang tidak lebih besar dari R2 hasil regres antar variabel dependen dan independent, yaitu 0.879683. Disamping itu, dapat dilihat juga bahwa standar error yang dihasilkan juga rendah. Dari hasil perbandingan inilah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolinearitas di dalam model ini.

Autokorelasi dapat diketahui melalui Uji Durbin-Watson (D-W Test), adalah pengujian yang digunakan untuk menguji ada atau tidak adanya korelasi serial dalam model astimasi atau untuk mengetahui apakah di dalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam Uji D-W adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis yang akan diuji b. Penentuan level pengujian, dimana  = 1%

c. Penentuan statistik pengujian Durbin-Watson

d. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Nilai D-W berdasarkan estimasi

Model Regresi Kesimpulan

(4-D.W.L)<DW<4

(4-DWU)<DW<(4-DWL) 2<DW<(4-DWU)

DWU<DW<2 DWL<DW<DWU 0<DW<DWL

Tolak H0. Terdapat serial korelasi negatif diantara disturbance error.

Tidak ada kesimpulan.

Terima H0.

Terima Ha.

Tidak ada kesimpulan.

Tolak H0. Terdapat serial korelasi positif diantara disturbance terms.

Table 1. Kriteria Pengambilan Keputusan D-W test

Berdasarkan hasil pengolahan data pada E.Views 4.1, maka Uji D-W adalah sebagai berikut:

  = 1%; k = 2; n = 20

 dL = 0.863;

 4-dL = 3.137

 dU = 1.271

 4-dU = 2.729

 D-W statistik = 1.63368

 Kriteria pengambilan keputusan

D-W stat = 1.634 berarti dU< D-W < 2 (1.271 < 1.634 < 2)

(8)

Inconclusive

Autokorelasi (+) Autokorelasi (-) H0 diterima

(tidak autokorelasi)

0 0.863 1.271 1.634 2 2.729 3.137 4 1

   0  1

Gambar 4. Hasil D-W Statistik

Kesimpulan: tidak ada autokorelasi

Berdasarkan hasil di atas bahwa D-W statistik = 1.63368, menyatakan bahwa tidak adanya autokorelasi pada data-data tersebut karena berada diantara dU dan 2 (1.271 < 1.634 < 2). Dengan  = 1% atau tingkat kepercayaan 99%.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu penelitian menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan PDB nyata pertahun mendekati 7 persen selama periode 1987-1997. Pada tahun 2003 meningkat sebesar 4,10%, tahun 2004 tumbuh mencapai 5,13% dibanding tahun 2003. Pada tahun 2005 nilai PDB Rp. 2.729,71 triliun, lebih besar dari nilai PDB tahun sebelumnya.

2. Perkembangan utang luar negeri (foreign debt) Indonesia selama kurun waktu penelitian menunjukkan perkembangan yang fluktuatif pada pertengahan dasawarsa 1990-an sebetulnya sudah tampak terjadinya penurunan, namun berbalik menjadi suatu lonjakan tajam pada tahun 1997 sebesar 100.326 juta US dollar, pada tahun 1999 terjadi penurunan sedikit lalu kembali meningkat pada tahun berikutnya. Penurunan dan perkembangan yang cukup stabil kembali terjadi setelah tahun 2002 seiring pemulihan perekonomian Indonesia.

3. Perkembangan nilai penanaman modal asing (PMA) di Indonesia selama kurun waktu penelitian menunjukkan perkembangan yang fluktuatif puncaknya tahun 1997 meningkat sekitar 11,5% dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 1998, nilai PMA turun lebih dari 100%. Begitu juga pada tahun 1999, nilai PMA mengalami penurunan sekitar sebesar 24,6%.

Pada tahun 2000 PMA mulai menampakkan peningkatan sekitar 19,34%. Periode tahun 2001-2005 nilai PMA tidak begitu stabil. Namun secara perlahan mengalami peningkatan, walaupun diiringi dengan penurunan nilai PMA. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai PMA pada tahun 2005 sekitar 24,32% dibandingkan dengan nilai PMA tahun sebelumnya.

4. Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan metode OLS, menunjukkan pengaruh utang luar negeri (foreign debt) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki

(9)

pengaruh yang positif sedangkan penanaman modal asing menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu 1986-2005.

DAFTAR RUJUKAN

Abimanyu, Anggito. (2000). Ekonomi Indonesia Baru, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Boediono, (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta.

Djamin, Zulkarnain, (1996). Masalah Utang Luar Negeri Bagi Negara Berkembang, Jakarta:

Lembaga Penerbit FE UI.

Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain, (1999). Ekonometrika Dasar, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hady, Hamdy, (2001). Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Harinowo, Cyrillus, (2002). Utang Pemerintah, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kamaluddin, Rustian, (1998). Perdagangan dan Pinjaman Luar Negeri, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Mudrajat, Kuncoro, (2001). Manajemen Keuangan Internasional: Pengatur Ekonomi dan Bisnis Global, Edisi 2, Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta.

Nachrowi, (2002). Penggunaan Teknik Ekonometrika, Jakarta: Penerbit PT. Gelora Aksara Pratama.

Rahardja, Prathama. (2001). Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suryana, (2001). Ekonomi Pembangunan; Problematika dan Pendekatan, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.

Todaro, Michael P, alih bahasa oleh Haris Minandar, (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga 2, Jakarta: Penerbit Erlangga.

.

Gambar

Gambar 2. T-test Penanaman Modal Asing (PMA)
Gambar 3. F-test Utang Luar Negeri (foreign debt) dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Table 1. Kriteria Pengambilan Keputusan D-W test
Gambar 4. Hasil D-W Statistik

Referensi

Dokumen terkait

Makanan masuk melalui rongga mulut yang dicerna secara mekanik oleh gigi dan secara kimiawi oleh air liur. Setelah melalui rongga mulut lalu masuk ke kerongkongan dengan gerakan

[r]

Prima Damai Permai dan status lahan tanah tersebut ialah tanah negara atau masyarakat Desa Kedamean menyebutnya tanah GG.5 Secara historis, tanah di Indonesia era penjajahan

Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah tinggi rendahnya

Dalam proses Mediasi, Walikota Bitung juga menjadi Mediator yang memfasilitasi bertemunya kedua belah pihak yang berkonflik dengan pihak terkait untuk dapat

telah membantu pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir. Seluruh siswa SMP Negeri 1 Sawit, khususnya VIIIF terima kasih atas kesediaannya membantu terselesaikannya penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah agar hasil penelitian yang diperoleh terfokus pada permasalahan dan agar terhindar dari penafsiran

Daerah yang terletak di Kuadran III, yaitu: Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kota Sibolga, dan