• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas dan fungsi lembaga negara struktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tugas dan fungsi lembaga negara struktur"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Reformasi di Indonesia merupakan suatu gerakan yang mengamanatkan perubahan kehidupan ketatanegaraan yang didasarkan pada pemerintahan yang demokratis dan berlandaskan hukum (rule of law). Sebelum reformasi, praktik pemerintahan cenderung diwarnai praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Kondisi tersebut membuat masyarakat tidak percaya pada aparat pemerintah, sehingga untuk memperbaki citra pemerintahan, mutlak diperlukan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance) melalui upaya penegakan asas-asas pemerintahan yang baik dan penegakan hukum.

Perubahan konstitusi di Indonesia pada era reformasi dalam hal ini UUD 1945 bukanlah sekedar perubahan ketentuan, kebijakan dan pasal-pasal belaka . Lebih dari itu terjadi perubahan secara structural dan komprehensif terhadap beberapa lembaga Negara. Hal tersebut tidak banyak diketahui oleh khalayak luas. Tidak tentang amandemen konstitusinya maupun reformasi lembaga-lembaga negaranya. Perubahan formal UUD 1945 baru yang dihasilkan oleh MPR pada era reformasi sekitar tahun 1999-2002 menghasilkan banyak perubahan karena mengalami empat kali amandemen. Reformasi konstitusi tersebut telah membawa perubahan juga pada lembaga-lembaga Negara baik status, kedudukan, hubungan maupun eksistensinya dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

(2)

penyelenggara negara. Selama ini, pengawasan secara internal dinilai kurang memenuhi harapan masyarakat dari sisi obyektifitas dan akuntabilitas. Sehingga, dibutuhkan lembaga pengawas eksternal agar mekanisme pengawasan pemerintahan bisa diperkuat dam berjalan secara lebih efektif untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, transparan dan responsif terhadap kebutuhan publik.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja tugas dan fungsi lembaga Negara structural ? 2. Apa saja tugas dan fungsi lembaga Negara non structural ?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Negara

Konsep organ Negara dan lembaga Negara mempunyai makna yang sangat luas, sehingga tidak dapat dipersempit hanya pada pengertian ketiga cabang kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pertama, dalam arti yang paling luas, organ Negara mencakup individu yang menjalankan fungsi law-creating dan law-applying. Kedua, yaitu mencakup individu yang menjalankan fungsi law-creating dan law-applying dan juga mempunyai posisi sebagai atau dalam struktur jabatan kenegaraan atau jabatan pemerintahan. Ketiga, organ Negara dalam arti lebih sempit, yaitu badan atau organisasi yang menjalankan fungsi law-creating dan/atau law-applying dalam rangka struktur dan sistem kenegaraan atau pemerintahan. Keempat, organ atau lembaga Negara itu hanya terbatas pada pengertian lembaga-lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, atau oleh peraturan yang lebih rendah. Kelima, lembaga-lembaga seperti MPR, DPR, MA, MK dan BPK dapat pula disebut sebagai lembaga-lembaga Negara dalam arti sempit. Lembaga-lembaga Negara dalam arti sempit yang dapat disebut sebagai lembaga tinggi Negara itu menurut UUD 1945 ada tujuh institusi, yaitu presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, MPR, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

(4)

B. Lembaga Negara Struktural

Lembaga-lembaga Negara yang termasuk lembaga Negara Struktural adalah :

1. Presiden dan Wakil Presiden  Tugas dan fungsi Presiden

a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD

b) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara

c) Mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.

d) Menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (dalam kegentingan yang memaksa)

e) Menetapkan peraturan pemerintah

f) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri

g) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR

h) Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR

i) Menyatakan keadaan bahaya.

j) Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR

(5)

l) Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan mahkamah agung

m) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR

n) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU

o) Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah

p) Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh komisi yudisial dan dan disetujui DPR

q) Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung

r) Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR mempunyai fungsi ; legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat.

a. Legislasi, Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan membentuk undang-undang

b. Anggaran, Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden.

(6)

 Tugas DPR

a. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat

persetujuan bersama

b. Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang

c. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan

dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan

d. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan

DPD

e. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah

f. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan DPD

g. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan;

h. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial

i. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial

untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden

j. Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya

(7)

k. Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta,

menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi

l. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang,

membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain

m. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat

n. Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN

dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;

o. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD

terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat

Tugas dan fungsi MPR

a. Mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar

b. Melantik presiden dan wakil presiden hasil pemilihan umum

c. Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya

d. Melantik presiden menjadi wakil presiden

(8)

f. Memilih presiden dan wakil presiden

4. Mahkamah Konstitusi

Tugas dan fungsi

a. untuk melakukan uji materil atas undang-undang;

b. memberikan putusan atas pertentangan antar undang-undang; serta kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.

c. memberikan putusan atas persengketaan kewenangan antarlembaga negara, antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah.

d. kewenangan mahkamah konstitusi disepakati untuk ditentukan secara limitatif dalam undang-undang dasar.

e. menilai konstitusionalitas dari suatu undang-undang atau sengketa antar lembaga negara yang kewenangannya ditentukan dalam undang-undang dasar

f. menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar,

g. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan undang-undang dasar;

h. memutus pembubaran partai politik;

i. memutus perselisihan tentang hasil pemlihan umum.

(9)

tercela dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

k. Untuk menegakkan prinsip negara hukum Indonesia dan prinsip konstitusionalisme

l. Menata kembali dan reposisioning lembaga-lembaga negara yang sebelum perubahan UUD 1945 berlandaskan pada supremasi MPR sebagai lembaga tertinggi negara.

5. Mahkamah Agung

Tugas dan fungsi Mahkamah Agung

a. Mengadili suatu perkara tingkat kasasi

b. Menguji peraturan perundang undangan di bawah UU terhadap UU

c. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang undang tersebut

d. Mengawasi dan memimpin jalannya perelihan pemerintahan pada seluruh tingkat pengadilan

e. Menguji secara meteril perundang undangan dibawah UU

6. Dewan Perwakilan Daerah

(10)

a.Mengajukan rancangan undang undang yang berkaitan dengan otonomi daerah kepada DPR

b.Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang undang tersebut

7. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Tugas dan Fungsi

a. Memeriksa tanggung jawab keuangan Negara apakah telah digunakan sesuai yang telah disetujui DPR

b. Memberitahukan kepada DPR hasil hasil pemeriksaan nya

C. Lembaga Non Struktural

Lembaga Nonstruktural adalah lembaga Negara Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi sektoral dari lembaga pemerintahan yang sudah ada. LNS bertugas untuk memberi pertimbangan kepada presiden atau menteri atau dalam rangka koordinasi atau pelaksanaan kegiatan tertentu atau membantu tugas tertentu dari suatu kementrian.

(11)

Daftar Nama Lembaga-Lembaga Yang termasuk Lembaga Nonstruktural. Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengidentifikasi pada pertengahan tahun 2009 terdapat LNS sejmlah 92 lembaga, beberapa diantaranya adalah :

 Badan Pelaksana APEC

 Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas)

 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo

 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

 Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)

 Badan Pengembangan Ekspor Nasional

 Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional

 Badan Pertimbangan Jabatan Nasional (Baperjanas)

 Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek)

 Badan Pertimbangan Perfilman Nasional

 Badan Reintegrasi Aceh (BRA)

 Dewan Buku Nasional

 Dewan Ekonomi Nasional (DEN)

 Dewan Gula Indonesia

 Dewan Kelautan Indonesia

 Dewan Ketahanan Pangan

(12)

 Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)

 Dewan TIK Nasional (Detiknas)

 Komisi Hukum Nasional (KHN)

 Komisi Independen Pengusutan Tindak Kekerasan di Aceh

 Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP)

 Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

 Komisi Kepolisian Nasional

 Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)

 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

 Lembaga Sensor Film (LSF)

 Tim Bakorlak Inpres 6

 Tim Pengembangan Industri Hankam

 Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan

(UKP4)

Lembaga independen juga sering diklasifikasikan sebagai LNS. Lembaga-lembaga ini dibentuk oleh pemerintah pusat, namun bekerja secara independen. Berikut adalah daftar beberapa lembaga independen:

 Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

(13)

 Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

 Dewan Pers

 Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)

 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

 Komisi Pemilihan Umum (KPU)

 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

 Komisi Penanggulan Aids

 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

 Komisi Yudisial (KY)

 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

 Ombudsman Republik Indonesia (ORI)

 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

Tugas dan Fungsi Lembaga Nonstruktural

a. untuk menciptakan kelembagaan yang tepat ukuran dan tepat fungsi

b. untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara

(14)

d. Untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap birokrasi, dimana pada era reformasi luntur kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga pemerintah yang konvensional karena dinilai tidak efektif da efisien dalam kinerjanya

D. Overlapping (tumpang tindih) kinerja lembaga nonstruktural terhadap lembaga pemerintah (struktural)

Keberadaan lembaga nonstruktural, yang setiap tahun jumlahnya bertambah, diharapkan bisa ditata ulang. Pemerintah diminta membuat desain penataan lembaga nonstruktural, sekaligus memangkas jumlah lembaga di luar struktur pemerintahan, paling lambat tahun 2012. Pengkajian ulang tersebut dibutuhkan, mengingat sebagian besar lembaga nonstruktural tak efektif bekerja. Keberadaan lembaga nonstruktural itu pun menambah beban keuangan negara. Hasil evaluasi LAN terhadap LNS dengan nomenklatur "komisi" dan "dewan" menyimpulkan bahwa masih terdapat tumpang tindih (overlapping) dalam pelaksanaan tugas LNS, baik antar-sesama LNS maupun dengan lembaga pemerintah. Hasil evaluasi tersebut yang diharapkan bisa dijadikan pertimbangan untuk menata kembali keberadaan lembaga nonstructural.

Kewenangan dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga nonstructural yang ada perlu dikaji ulang. Jika fungsinya tumpang-tindih, sebaiknya digabungkan atau dilekatkan di kementerian. Sepanjang tidak ada tuntutan netralitas dan keahlian, cukup dilakukan kementerian. Lembaga atau komisi negara memang perlu dievaluasi secara mendalam, apakah kinerja lembaga itu efektif atau tidak, termasuk kontribusinya bagi kepentingan bangsa dan negara. Evaluasi harus dilakukan oleh masyarakat, Presiden, dan DPR.

(15)

a) Pembentukan LNS lebih banyak bersifat by accident, bukan by design. ( ketidakseriusan dalam merancang pembenahan institusional pasca-reformasi terlihat jelas.

b) Tidak ada jaminan finansial bagi komisi Negara (Selain jarak finansial, karena kewenangannya terbatas hanya membuat rekomendasi, tidak ada jaminan rekomendasi itu ditindaklanjuti pihak terkait

c) tidak jelasnya mekanisme rekrutmen (ini termasuk seleksi dan pengisian) calon anggota lembaga itu

d) Muncul kecenderungan pelemahan komisi negara akibat konflik politik dan pelanggaran hukum anggotanya

Jika ditemukan lembaga yang tidak efektif kinerjanya dan hanya menghabiskan anggaran negara, patut dipertimbangkan, apakah masih dibutuhkan atau tidak. Jangan sampai kewenangan sebuah lembaga yang sudah ada kemudian ditumpangi oleh kewenangan lembaga baru. Pengkajian terhadap evaluasi kinerja LNS diperlukan sebuah pertimbangan , antara lain dasar hukum pembentukan, potensi tumpang tindih dengan kementerian; lembaga, alokasi anggaran negara, dan kinerja LNS yang bersangkutan.

Tujuan dan Manfaat Penataan Lembaga Nonstruktural 1) Efisiensi pelayanan;

2) Pemusatan (konsentrasi/integrasi) fungsioonal;

3) Independensi dari intervensi politik dan mencegah konflik kepentingan;

4) Pronsip pembagian habis fungsi-fungsi kekuasaan negara dan pemerintahan sehingga tidak ada yang tumpang tindih.

(16)

Setelah dievaluasi secara seksama, akan ditemuka adanya lembaga-lembaga negara dan pemerintahan yang bersifat tumpang tindih dalam norma dan praktik kerjanya di lapangan. Untuk itu, ada baiknya keberadaan lembaga-lembaga negara dan pemerintahan yang saling bertumpang tindih itu ditangani dengan pelbagai pilihan kebijakan sebagai berikut:

1) Pembubaran lembaga yang bersangkutan secara tegas;

2) Penetapan bidang-bidang koordinasi lembaga-lembaga dimaksud dengan kementerian Negara yang sudah ada berdasarkan prnsip bahwa tugas-tugas pemerintahan harus dipandang telah terbagi habis dalam pembidangan kabinet pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden, baik sebagai Kepala Pemerintahan ataupun Kepala Negara;

3) Penggabungan fungsi ke unit kerja kementerian Negara yang ada sesuai dengan prinsip pembagian habis tugas-tugas pemerintahan sebagaimana dimaksud di atas;

4) Penggabungan dengan lembaga lain yang sejenis;

5) Penggabungan dengan lembaga lain dengan peningkatan fungsinya sesuai dengan kebutuhan;

6) Penguatan dan peningkatan fungsi dan kewenangan lembaga-lembaga yang dipandang kurang berguna, atau tidak sebanding dengan energy social, ekonomi, dan politik yang diserapnya dengan produk pelayanan yang dapat dihasilkan untuk kepentingan Negara dan rakyat;

7) Jika ada ide-ide kelembagaan baru, tambahkan saja fungsinya ke dalam struktur dan fungsi kementerian negara atau lembaga lain yang sudah ada.

Model Integrasi

(17)

2) Satuan kerja anggarannya disatukan

3) Lembaganya dibangun dengan sub-sub, seperti komisi dengan sub-komisi;

4) Digabung dengan tupoksi baru;

5) Digabung ke dalam tupoksi lembaga lain;

6) Akhiri tugas dan fungsinya sama sekali atau dibubarkan.

Penting disadari bahwa pengkajian mengenai problem tumpang tindih, malfungsi, dan bahkan disfungsi kelembagaan negara dan pemerintahan ini sudah banyak dilakukan. Karena suatu hal yang perlu dilakukan adalah bertindak dengan menetapkan keputusan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ditata kembali dengan baik. Beberapa langkah konkrit yang dapat diusulkan sehubungan dengan hal itu antara lain adalah sebagai berikut:

1) Presiden menetapkan dan mengumumkan kebijakan moratorium penghentian pembentukan LNS atau lembaga khusus baru;

2) Adakan performance audit oleh BPK atau audit kinerja dan audit fungsional (tupoksi) oleh Menpan, serta audit hokum (legal audit) oleh Sekneg.

3) Susun desain kebijakan jangka panjang, menengah, dan jangka pendek tentang efektifitas dan efisiensi fungsi LNS (lembaga khusus).

4) Aksi percontohan dimulai dengan pembubaran LNS atau lembaga khusus yang mudah dan tidak berisiko terhadap keseluruhan sistem administrasi negara atau pemerintahan, yang berada dalam lingkup kewenangan Presiden, seperti misalnya Komisi Hukum Nasional.

Keberadaan LNS dapat menjadi faktor pendorong dalam rangka checks and balances, terwujudnya sistem administrasi negara yang baik, serta birokrasi pemerintahan yang berkualitas. Namun, eksistensi LNS harus dapat dikendalikan agar tidak menjurus ke arah terciptanya “kekuasaan” baru yang lebih dominan daripada lembaga negara lainnya.

(18)

UUD adalah sesuatu yang sah, bahkan dalam perkembangan organisasi negara modern, keberadaan organ sejenis sangat diperlukan. Sesungguhnya, UUD memberikan kebebasan dan tidak membatasi pembentukan organ-organ itu tergantung pada kebutuhan pelaksanaan fungsi negara yang efektif.

Mekanisme baik pembentukan maupun penataan organ negara, termasuk LNS tidak secara tegas diatur di dalam UUD. Walaupun demikian, mekanisme baik pembentukan maupun penataan LNS dapat mengikuti prinsip-prinsip konstitusi dan hukum administrasi, bahwa sebuah aturan atau norma termasuk suatu institusi hanya dapat dibatalkan atau diubah oleh institusi yang membentuknya; atau organ yang ada di atasnya; atau organ yang lebih superior; atau oleh putusan pengadilan yang berwenang untuk itu.

Penataan lembaga state and presidential sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi serta berkelanjutan. Hal ini sangat penting dilakukan dalam kerangka reformasi birokrasi sebagai agenda politik utama pemerintahan sebagaimana yang dilakukan di berbagai negara sehingga menjadi pilar utama terwujudnya negara yang maju, bangsa yang bermartabat, dan pemerintahan yang berwibawa.

Contoh overlapping yang terjadi pada lembaga-lembaga Negara :

 Lembaga Negara nonstructural Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

(19)

karena hal yang ditangani sama dengan lembaga lain yang sejenis. jika tidak akan terjadi suatu fungsi lembaga yang tumpang tindih.

 Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Terbentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005. Komnas Perempuan bertugas menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan yang berlangsung di Indonesia. Selain itu, juga mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.

Dalam proses pengkajian, fungsi tersebut merupakan wilayah kepentingan Departemen Pemberdayaan Perempuan serta Departemen Hukum dan HAM, dibiayai dengan APBN. Setelah dilakukan pertimbangan dan diskusi, akhirnya lembaga ini diusulkan untuk dibubarkan, mengingat bisa dilebur atau fungsinya digabungkan dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan serta Departemen Hukum dan HAM.

 Beberapa Lembaga Negara nonstructural yang dihapuskan adalah Komite

antar Departemen Bidang Kehutanan, Dewan Buku Nasional, Badan Ke-bijakan serta Pengendalian Perumahan dan Permukiman Nasional. Selain itu juga ada Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. Keempat LNS tersebut sudah tidak melakukan tugas dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan dan tidak ada dukungan anggaran SDM maupun sarana dan prasarana.

 Sedangkan beberapa Lembaga Negara nonstructural yang dialihkan adalah

(20)

Kawasan Ekonomi Terpadu dialihkan ke Kementerian Pekerjaan Umum. Selain itu juga ada, Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional dialihkan ke Lembaga Penerbangan dan Antaraiksa Nasional serta Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia dialihkan ke Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Keenam LNS tersebut tugas dan fungsinya tumpang tindih dengan Kementerian/Lembaga terkait. SDM, anggaran, serta sarana dan prasarana menempel pada Kementerian/Lembaga lain. LNS lainnyayaitu Standar Nasional untuk Satuan Ukuran dialihkan ke Badan Standardisasi Nasional. Upaya ini diharapkan untuk meningkatkan efisiensi anggaran negara.

(21)

Dalam rangka menegakkan pemerintahan yang baik dan upaya meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, maka diperlukan keberadaan lembaga pengawas yang secara efektif mampu mengontrol penyelenggaraan tugas aparat penyelenggara negara. Selama ini, pengawasan secara internal dinilai kurang memenuhi harapan masyarakat dari sisi obyektifitas dan akuntabilitas. Sehingga, dibutuhkan lembaga pengawas eksternal agar mekanisme pengawasan pemerintahan bisa diperkuat dam berjalan secara lebih efektif untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, transparan dan responsif terhadap kebutuhan publik.

Lembaga Negara yang termasuk lembaga Negara structural adalah lembaga Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, fungsi legislative dan fungsi yudikatif. yang termasuk dalam lembaga Negara structural diantaranya adalah presiden dan wakil presiden, DPR, MPR, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, DPD dan Badan Pemer\iksa Keuangan (BPK). Lembaga nonstruktural adalah lembaga Negara Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi sektoral dari lembaga pemerintahan yang sudah ada. LNS bertugas untuk memberi pertimbangan kepada presiden atau menteri atau dalam rangka koordinasi atau pelaksanaan kegiatan tertentu atau membantu tugas tertentu dari suatu kementrian.

(22)

Penataan lembaga state and presidential sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi serta berkelanjutan. Hal ini sangat penting dilakukan dalam kerangka reformasi birokrasi sebagai agenda politik utama pemerintahan sebagaimana yang dilakukan di berbagai negara sehingga menjadi pilar utama terwujudnya negara yang maju, bangsa yang bermartabat, dan pemerintahan yang berwibawa.

TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA NEGARA STRUKTURAL

(23)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Disusun oleh : Ratih Putri A

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi

1.4.2.3 Mengidentifikasi spiritualitas anak dalam hubungan anak orang lain. 1.4.2.4 Mengidentifikasi spiritualitas anak dalam hubungan

”Penggunaan Limbah Pertanian Sebagai Biofumigan untuk mengendalikan Nematoda Puru Akar (Meloidogynespp.) pada Tanaman Kentang ”. Dibimbing oleh Lisnawita dan

"roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh klien "roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh

analyze and identify entrepreneur behaviour on business performance especially to Small Medium Enterprise (SMEs) banana processing in South Garut.. The study was

Kondisi SM Rimbang Baling sangat memprihatinkan saat ini, dan sangat disayangkan jika pada akhirnya, pemasalahan yang terjadi di kawasan konservasi menyebabkan

Sektor perhotelan di Surakarta masih sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat menjadi salah satu sector bisnis yang menguntungkan, Hotel yang direncanakanbertempat di