• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Spiritualitas Anak Usia Sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Spiritualitas Anak Usia Sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia sekolah merupakan anak yang berada pada usia rentang 6-12

tahun,pada usia ini anak menjadikan sekolah sebagai tempat membentuk karakter

pada diri anak sesuai dengan tahap perkembangan. Anak usia sekolah,mulai

mampu mengendalikan perilaku dan tindakan dalam membentuk hubungan

dengan orang-orang dan lingkungan sekitar. Anak akan melakukan penyesuaian

diri dengan lingkungan sekitar untuk membentuk hubungan yang baik(Wong,

2009).

Perkembangan anak usia sekolah (6-12 tahun) meliputi perkembangan

fisik, kognitif, perkembangan psikososial, dan perkembangan spiritualitas (Perry

& Potter, 2007).Perkembangan fisik pada masa ini terjadi dengan lambat tetapi

pasti (Wong, 2009).Perkembangan kognitif, anak mulai dapat menghubungkan

kejadian-kejadian yang dialami anak dalam menggambarkan mental anak yang

dapat diungkapkan anak secara verbal ataupun simbolik (Santrock, 2006).

Menurut Kohlberg (dalam Wong, 2009), perkembangan moral pada anak usia

sekolah ditandai dengan anak lebih mampu menilai suatu tindakan berdasarkan

niat dibandingkan akibat yang akan ditimbulkan. Pada masa ini anak cenderung

melanggar peraturan, sepertinya misalnya anak sering tidak mematuhi peraturan

yang ada di sekolah.Perkembangan psikososial berupa anak sudah mulai mampu

(2)

mulai membentuk sikap kemandirian pada anak, dan mengalami perkembangan

spiritulitas.

Anak mempunyai spiritualitas yang sudah melekat sejak lahir. Spiritualitas

tersebut dibagi atas dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal.

Dimensi vertikal merupakan hubungan anak dengan Tuhan, sedangkan dimensi

horizontal meliputi hubungan anak dengan diri sendiri, hubungan anak dengan

orang lain, dan hubungan anak dengan alam sekitar (Hamid, 2008).

Anak usia sekolah sudah mulai mengenal Tuhan dengan menggambarkan

sosok penyayang, mulai mengikuti kegiatan agama, melakukan ibadah sesuai

dengan yang diajarkan oleh orang tua dan guru di sekolah, anak sudah mengenal

konsep surga dan neraka sehingga membuat anak takut untuk melakukan

perbuatan yang salah, berdoa pada Tuhan agar sesuatu yang diinginkan akan

terwujud, dan menjelang masa akhir usia sekolah anak sudah mulai berpikir

alasan anak menganut suatu agama tertentu (Wong, 2009).

Hubungan anak dengan diri sendiri berupa sikap rasa percaya diri anak,

memiliki cita-cita yang ingin digapainya, belajar dengan rajin, ingin selalu

menjadi yang terbaik, memiliki rancangan masa depan yang ingin digapai,

hubungan anak dengan orang lain berupa perilaku anak saling berbagi dengan

teman, ingin selalu dipuji, berbagi dengan teman sebaya. Hubungan anak dengan

alam, anak senang menanam tanaman, tidak membuang sampah, mengenal

tanaman dan fungsinya, menyayangi hewan dengan tidak memukul hewan

(3)

Perkembangan spiritualitas dalam diri anak dapat dipengaruhi oleh proses

pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal itu, pendidikan yang

diberikan di rumah dan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perkembangan spiritualitas anak. Pendidikan yang diberikan orang tua pada anak

dapat berupa pengajaran, pembiasaan, dan penanaman nilai – nilai yang ada dalam

kehidupan sehari-hari dalam diri anak, sedangkan pendidikan yang diterima anak

di sekolah dapat berupa pendidikan pengetahuan, keterampilan dan pendidikan

yang berkaitan dengan perkembangan spiritualitas anak ( Kesley, 2016).

Perkembangan spiritualitas penrlu adanya bimbingan dan pendidikan

agama yang diberikan keluarga dan sekolah, agar perkembangan emosional dan

perkembangan spiritualitas seimbang. Namun sekarang, pendidikan yang

diberikan orang tua hanya berfokus pada pendidikan pengetahuan intelegensia

pada anak, sehingga kurangnya pendidikan agama dan penerapan nilai hidup

dalam diri anak (Yuliatun, 2013).

Berdasarkan penelitian Kesley, (2016), dilihat dari kehadiran anak dalam

kegiatan ibadah, tingkat kesenangan anak dalam menjalankan perintah sesuai

yang diajarkan, dan kehadiran anak dalam kegiatan ibadah dan tradisi di

masyarakat. Penelitian ini dilakukan di beberapa negara, sampel yang digunakan

dengan berbagai latar belakang dan agama yang berbeda, dengan persentase hasil

anak yang memiliki spiritualitas rendah sebanyak 14,65%, anak yang memiliki

spiritualitas yang sedang sebanyak 13,85%, dan anak yang memiliki spiritualitas

(4)

latar belakang anak, pendidikanyang diperoleh anak di rumah dan di sekolah,

serta peran orang tua dalam perkembangan spiritualitas anak.

Berdasarkan penelitian Jhon & Sharma (2014), Spiritualitas dipengaruhi

oleh lingkungan sekitar dan pengalaman hidup sebelumnya. Pengalaman hidup

yang buruk yang dialami anak membuat anak tidak mampu untuk menerima

keadaanya sehingga akan berlanjut pada tahap perkembangan berikutnya,

sehingga dalam proses anak memaknai tujuan hidup tidak seuai dengan tujuan

hidup sesuai dengan agama.

SD Negeri 060891 Medan, merupakan sekolah yang ada di Jl. Jamin

Ginting. Di lingkungan sekolah, terdapat SD Negeri lain yang berlokasi satu

tempat, yaitu SD Negeri No. 060885, SD Negeri No. 060892, dan SD Negeri No.

060895. Dalam lingkungan tersebut, seluruh siswa berbaur dalam satu lingkungan

pada jam istirahat. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di sekolah, ada

siswa yang berbicara kasar dengan teman, dan siswa yang lebih tua, siswa yang

tidak mau bergabung dengan teman saat jam istirahat, menggangu teman di kelas.

Selain itu, ada sebagian siswa yang tidak mau bergabung dengan teman lain yang

sedang bermain karena selalu diejek temannya, sehingga anak tersebut merasa

malu untuk ikut bermain. hal ini menunjukan sikap saling menghargai sesama

teman dan sikap percaya diri anak yang kurang.

Saat jam isitirahat berlangsung, siswa akan keluar dari ruang kelas dan

sebagian siswa akan membeli makanan atau jajanan dalam bentuk kemasan.

setelah itu anak tersebut akanmembuang kemasan jajanan di sembarang tempat.

(5)

halaman sekolah. Hal inilah yang menunjukan kurangnya rasa kepedulian anak

terhadap lingkungan sekitar.

Pembelajaran yang di SD Negeri No.060891 menerapkan kurikulum yang

ditetapkan oleh peranturan kementrian pendidikan, sehingga pelajaran yang

disampaikan meliputi pengetahuan umum, dan pelajaran agama selama dua jam

dalam satu minggu. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, kegiatan berdoa

sebelum dan sesudah proses belajar jarang dilakukan. Kegiatan agama hanya

diajarkan didalam kelas saat pelajaran agama berlangsung, sehingga siswa

memperoleh pembelajaran agama diluar sekolah, bahkan hanya sedikit siswa yang

melakukan kegiatan ibadah di luar sekolah. Sehingga kurangnya penanaman nilai

agama pada diri anak.

Pembelajaran agama dilaksanakan setiap dua jam dalam satu minggu.

Dalam kegiatan agama jarang dilakukan, karena SD Negeri 060891 Medan tidak

melandaskan pelajaran agama sebagai pembelajaran utama. Dalam kegiatan

belajar, jarang sekali siswa melaksanakan doa bersama. Kegiatan agama hanya

diajarkan didalam kelas saat pelajaran agama berlangsung, sehingga siswa

memperoleh pembelajaran agama diluar sekolah, bahkan hanya sedikit siswa yang

melakukan kegiatan ibadah di luar sekolah. Sehingga kurangnya penanaman nilai

agama pada diri anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perkembangan Spiritualitas Anak Usia Sekolah di SD

(6)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana perkembangan spiritualitas

anak usia sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan”.

1.3 Pertanyaan penelitian

Bagaimana perkembangan spiritualitas anak usia sekolah di SD Negeri No.

060891 Medan?

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan

spiritualitas pada anak usia sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1.4.2.1Mengidentifikasi spiritualitas anak dalam hubungan dengan Tuhan.

1.4.2.2Mengidentifikasi spiritualitas anak dalam hubungan dengan diri sendiri

1.4.2.3Mengidentifikasi spiritualitas anak dalam hubungan anak orang lain

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1.5.1 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam

mengidentifikasi perkembangan siswa dalam pengajaran dan

pembelajaran di sekolah.

1.5.2 Bagi pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

memperluas kajian tentang perkembangan spiritualitas anak usia

sekolah.

1.5.3 Bagi penelitian keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian tentang

spiritualitas selanjutnya yang sejenis. Sehingga penelitian yang

Referensi

Dokumen terkait

Seng dalam plasma diangkut oleh albumin sebesar 57% , 40% alfa makroglobulin dan 3% oleh molekul dengan berat ligan rendah seperti asam amino. Albumin membawa seng sampai ke

Dalam bidang pendidikan diantaranya adalah penggunaan software Squiggle- M dalam pembelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematik, terutama dalam

Hasil pengukuran diperoleh nilai true density untuk serbuk awal BaFe 12 O 19 , serbuk FeMn, dan serbuk BaFe 12 O 19 yang ditambahkan dengan FeMn disajikan dalam Tabel 3 dan Gambar

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2007, Masalah Hipertensi di Indonesia, Dirjen Pengendalaian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;2010.. Gauthier B, Edelmann CMJr,

Pada gambar 1 terlihat bahwa rata- rata skor akhir tes kemampuan pemecahan masalah matematik kelas eksperimen = 26,51 dan rata-rata skor akhir tes kemampuan

Pengaruh Temperatur Sinter Terhadap Sifat Fisis Dan Sifat Magnet Pada magnet Permanen Stronsium Heksaferit.. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

matematika realistik merupakan pembelajaran yang menghubungkan konsep dunia nyata dengan konsep pembelajaran matematika, sehingga dalam pelaksanaannya guru mampu

Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif.. Nilai Devisa Pariwisata: Rp. Laju Pertumbuhan PDB per Tenaga Kerja: 4,0