• Tidak ada hasil yang ditemukan

230391921 Laporan PKL PT Antam UBPE Pongkor Johan Edwart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "230391921 Laporan PKL PT Antam UBPE Pongkor Johan Edwart"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

4 Maret 2013 - 31 April 2013 SMK DB 1 KOTA JAMBI - PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR BOGOR | Confidential

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk.

Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE)

Pongkor, Bogor, Jawa Barat

DISUSUN OLEH :

JOHAN EDWART L.H.

[3354]

MELANI KOMALA DEWI

[3322]

ARI MARIO

[3302]

MIA NOVITA SARI

[3356]

PROGRAM STUDI TEHKNIK GEOLOGI PERTAMBANGAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKERIN

Lembar Pengesahan Laporan Praktek Kerja Lapangan di Satuan Kerja Quality Control

di PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Persero UBPE Pongkor, Bogor.

Disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Tugas Prakerin Program

Keahlian

Kelas XI PT 1 SMK Dharma Bhakti 1 Jambi Jurusan Geologi Pertambangan.

JOHAN EDWART L. H.

[

3354

]

MELANI KOMALA DEWI

[

3322

]

ARI MARIO

[

3302

]

MIA NOVITA SARI

[

3356

]

GEOLOGI PERTAMBANGAN

INSTRUKTUR PRAKERIN 1

YOSEP PURNAMA, S.T.

Grade Control & Geotech Dept Head

INSTRUKTUR PRAKERIN 2

TAUFIK ACHMAD FAUZI, S.T.

Staff Quality Control Bureau

KETUA JURUSAN

GEOLOGI PERTAMBANGAN

Mengetahui,

KEPALA SEKOLAH

(3)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan PKL Geologi Pertambangan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun dengan judul “LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT ANTAM Tbk. UBPE PONGKOR”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi Penilaian Sekolah mata Jurusan Geologi Pertambangan serta untuk memperdalam materi yang telah dipelajari selama ini. Dan semoga Laporan ini dapat memberi motivasi bagi Penyusun khususnya dan Siswa Geologi Pertambangan pada umumnya.

Penyusun juga tidak lupa mengucapkan Banyak Terima Kasih kepada :

1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan Karunianya sehingga Penyusun dapat menjalankan Praktek Kerja Lapangan dan menyusun Laporan PKL ini dengan sempurna. 2. Bapak Kepala Sekolah SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.

3. Ibu Ernie Eryawanti, S.T. Ketua Jurusan Geologi Pertambangan SMK Dharma Bhakti 1 Jambi. 4. Bapak / Ibu Guru Jurusan Geologi Pertambangan SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.

5. Bapak / Ibu Guru Pembimbing SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.

6. Pimpinan Perusahaan yang telah mengizinkan Penyusun untuk melaksanakan PKL di Kantor dan Lapangan PT ANTAM. Tbk UBPE PONGKOR, Bogor.

7. Seluruh Staf Grade Control, Geotech, dan Pengukuran selaku Pembimbing.

8. Bapak - Bapak Pengawas di kantor / di tambang PT ANTAM. Tbk UBPE PONGKOR, Bogor. 9. Orang Tua yang selalu memberikan bantuan dukungan dan doa selama pelaksanaan PKL. 10. Teman - Teman Jurusan Geologi Pertambangan yang membantu dalam penyusunan Laporan

Praktek Kerja Lapangan.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu Penyusun sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari seluruh pihak sebagai bahan pembelajaran bagi Penyusun.

(4)

DAFTAR ISI

2.2 SEJARAH PERUSAHAAN PT ANTAM Tbk...8

2.3 PRODUKSI PERUSAHAAN...9

2.4 LETAK GEOGRAFIS...10

2.5 SISTEM VEIN DI DAERAH PONGKOR & SEKITARNYA...10

2.6 KEADAAN GEOLOGI, STRATIGRAFI, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI...14

BAB III...17

SISTEM PENAMBANGAN...17

3.1 TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)...18

3.2 ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAH...22

(5)

SMK DHARMA BAHKTI 1

(6)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

(7)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di Indonesia banyak terdapat kandungan bahan galian. Alangkah baiknya apabila kita memanfaatkan semaksimal mungkin bahan galian tersebut. Negara Republik Indonesia dikenal memiliki dalam jumlah yang cukup besar dan beragam berbagai macam sumber daya mineral. Salah satu sumber daya yang patut diperhatikan adalah logam mulia Emas dan Perak. Beberapa provinsi memiliki cadangan Emas yang cukup besar sehingga banyak perusahaan besar tertarik untuk melakukan investasi di dunia pertambangan Emas, namun demikian beberapa daerah juga memilki sumberdaya

Emas tetapi cadangannya tidak terlalu besar sehingga apabila ditambang dengan skala besar menjadi tidak menguntungkan.

Logam emas merupakan logam yang paling mulia dengan simbol Au, diturunkan dari Bahasa Latin

Aurum yang artinya “Shining Dawn”. Logam emas mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik diantaranya tidak berkarat, mempunyai duktilitas dan malleabilitas melebihi logam-logam lain, artinya mudah dibentuk menjadi kawat atau lembar-lembar yang sangat tipis. Memilki daya hantar listrik yang baik, dan sangat tidak reaktif.

Telah diketahui bahwa logam emas pada umumnya selain dipakai sebagai perhiasan,juga dipakai sebagai alat perukaran diseluruh dunia. Mengingat sifat logam emas yang stabil artinya tidak mudah bereaksi dan sulitnya memperoleh cadangan emas di dunia ini maka, emas dipakai sebagai komoditas industry dan akhirnya dipakai untuk menjaga system moneter suatu Negara.

PT ANTAM. Tbk sebagai salah satu industri Pertambangan yang dimiliki BUMN, mengelola dan memproduksi berbagi macam bahan galian. PT Antam Tbk adalah sebuah pertambangan emas yang merupakan salah satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mineral logam di Indonesia.

(8)

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Pelaksanaan Pendidikan dengan Sistem Ganda (PSG) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari “link and math”, dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di sekolah dan di dunia usaha / industri. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan praktik di dunia Usaha / Industri ini disamping keahlian professional Siswa meningkat sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia Usaha / Industri, juga Siswa akan memiliki etos kerja yang meliputi : Kemampuan Bekerja; Motivasi Kerja; Inisiatif; Kreativitas; Hasil Pekerjaan Yang Berkualitas; Disiplin Waktu dan Kerajinan Dalam Bekerja.

Dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL), didalamnya memiliki berbagai macam tujuan antara lain :

1. Memenuhi salah satu kurikulum yang ditentukan oleh sekolah yang dilaksanakan dengan Praktek Kerja Industri.

2. Menerapkan pelajaran teori dan Praktek Jurusan Geologi Pertambangan yang didapatkan di sekolah dan kemudian diterapkan dilapangan industri.

3. Untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman kerja di perusahaan pertambangan. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dengan Profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki kemampuan baik dibidang pengetahuan maupun keterampilan kerja. Mendorong siswa untuk berjiwa swasta dan mandiri. Untuk mendapat wawasan dan pengalaman sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat disekolah dengan di tempat praktek kerja yang sesungguhnya.

(9)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI

PT ANTAM Persero Tbk

UBPE PONGKOR, BOGOR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB II

TINJAUAN

PERUSAHAAN

2013

LATAR BELAKANG PERUSAHAAN SEJARAH PERUSAHAAN PT ANTAM Tbk PRODUKSI PERUSAHAAN

LETAK GEOGRAFIS SISTEM VEIN PONGKOR

(10)

BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

PT Aneka Tambang Tbk (PT ANTAM Tbk) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah kementrian Badan Usaha Milik Negara Replubik Indonesia. merupakan perusahaan pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (65%) dan masyarakat (35%).

PT ANTAM Tbk memiliki 9 unit produksi yaitu Penambangan Bauksit di Kijang Pulau Bintan Riau; Penambangan Nikel di Pulau Gee, Gebe Tanjung Buli dan Pomala, Sulawesi Tenggara; Penambangan Pasir Besi di Cilacap, Kutoarjo dan Lumajang, Jawa Tengah; dan Penambangan Emas dan Perak di Pongkor, Bogor dengan nama Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor.

PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Penambangan di PT ANTAM Tbk. UBPE Pongkor menggunakan Sistem Penambangan Bawah Tanah (Underground Mine) dengan metode Cut And Fill. Proses penambangan bawah tanah yang melibatkan kegiatan Penggalian, Pengeboran, Peledakan, Pengangkutan, dan Penyanggaan jika tidak dikelola dengan baik maka dapat berpeluang sangat besar untuk terciptanya berbagai permasalahan lingkungan dan keselamatan kerja.

Pendirian UBPE Pongkor ini di mulai ketika PT Aneka Tambang Tbk melalui salah satu unit kerjanya yaitu Unit Geologi memulai eksplorasi pada tahun 1974 sampai dengan tahun 1981 di daerah Pegunungan Limbung, sebelah barat Gunung Pongkor, tujuan utamanya adalah mencari cebakan biji dasar (base metal) yang pada saat itu kebutuhannya masih sangat tinggi. Pada saat Eksplorasi di daerah Gunung Limbung, akhir tahun 1979, diperoleh informasi adanya Mineralisasi Sulfide Pirit di daerah Gunung Pongkor. Selanjutnya pada tahun 1981 Team Unit melakukan tinjauan ulang ke daerah Gunung Pongkor dan menemukan Urat Kuarsa dengan kandungan logam Au(Emas) = 4ppm dan Ag(Perak) = 126ppm dilokasi pasir jawa. Kemudian tahun 1992, sambil meneruskan daerah

Explorasi, di lakukan Study Kelayakan Tambang dan Perencanaan Tambang. Yang kemudiaan di lakukan dengan Development.

(11)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Kantor Admin

Jalan Ke Tambang CIURUG Area Pabrik & Gudang

Kantor Tambang Crushing Plant

Tambang GD. HANDAK

Jalan dari Kantor Admin

Mess Geomin & Keamanan

Fasilitas Backfill CIURUG

Tambang Level 600 CIURUG

(12)

2.2 SEJARAH PERUSAHAAN PT ANTAM Tbk

TAHUN

KEGIATAN

1909

Penemuan Nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara

1924

Penemuan Bauksit di Bintan, Riau

1935

Produksi Bauksit dimulai di Bintan

1936

Tambang Emas Cikotok ditemukan

1937

Penyulingan Logam Berharga, Logam Mulia, Emas dimulai dan Jasa

Pemurnian Perak

1938

Produksi Nikel skala kecil dimulai di Pomalaa

1962

Produksi Nikel yang penting dimulai di Pomalaa

1968

PT. Antam Persero Tbk didirikan sebagai gabungan dari beberapa

Perusahaan komoditas tunggal milik negara. Tambang dan Kilang menjadi

Aset Antam

1976

FeNi I Smelter memulai operasi komersial

1979

Tambang Nikel di Pulau Gebe, Tenggara Halmahera, operasi dimulai

1981

Unit Geologi, Geomin, menemukan deposit Emas di Pongkor

1994

Memulai Produksi Emas Unit UBPE di Pongkor

1995

Smelter FeNi II memulai operasi komersial

1998

Tambang Nikel di Pulau Gebe, Maluku Utara, mulai diproduksi

2001

Tambang Nikel di Tanjung Buli, produksi dimulai

2004

Penutupan Tambang Nikel Gebe

2005

Pengoperasian Tambang Emas Cikotok dialihkan ke anak perusahaan

Antam

2005

Tambang Nikel Mornopo memulai produksi

2007

Smelter FeNi III mulai beroperasi secara komersial (

Lih. Gambar Hal 13

)

Sejarah keberadaan Tambang Emas Pongkor dimulai dengan dilakukannya ekplorasi logam dasar (Pb dan Zn) di bagian Utara Gunung Pongkor oleh para Geologiwan Aneka Tambang pada tahun 1974 sampai 1981. Survey pendahuluan yang dilakukan pada tahun 1981 di daerah Pongkor menemukan endapan urat Kwarsa (quart vein) berkadar 4 gpt (gram per ton) emas dan 126 gpt (gram per ton) perak. Karena Aneka Tambang sedang memfokuskan pada kegiatan ekplorasi di sekitar Tambang Cikotok, maka antara tahun 1983 – 1988 kegiatan ekplorasi di Pongkor ditangguhkan, baru pada tahun 1988 – 1991 dilanjutkan kembali dengan lebih sistematis dan lengkap. Studi kelayakan kemudian dibuat dan Kuasa Pertambangan Eksploitasi yang pertama dengan nomor KP.DU 893/Jabar seluas 4.058 Ha diperoleh pada tahun 1991. Jalan masuk ke Pongkor sepanjang 12,5 km dibangun pada tahun 1992 bekerjasama dengan ABRI dalam Program/Proyek AMD (ABRI Masuk Desa).

(13)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Pada tahun 1994 dilakukan Commisioning Pabrik Pengolahan Emas dan kemudian Proyek Tambang Emas Pongkor resmi menjadi Unit Pertambangan Emas Pongkor. Tahun 1997 dilakukan pengembangan tambang di daerah Ciurug, penambangan disini dilakukan dengan sistem mekanis. Pabrik yang kedua dibangun sehingga kapasitas produksi menjadi 5 ton emas/tahun.

Tahun 1998 terjadi rusuh massa yang dipicu oleh para Penambang Tanpa Ijin (PETI), pada peristiwa ini beberapa aset perusahaan dibakar dan operasi perusahaan terhenti selama 10 hari. Tambang Ciurug mulai produksi tahun 2000 dan pada tanggal 1 Agustus 2000 diperoleh kuasa pertambangan Ekploitasi yang baru dengan nomor KW 98 PP 0138 seluas 6.047 Ha.

Pada tahun 2000 sejalan dengan restrukturisasi Aneka Tambang Unit Pertambangan Emas Pongkor berubah menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor.Perubahan ini menandai beralihnya fungsi unit-unit produksi dari Cost Center (pusat biaya) menjadi Profit Center (pusat laba).

Pada tahun yang sama yaitu tahun 2000 diperoleh sertifikat ISO 9002 yang berkaitan dengan Manajemen Mutu serta dilakukannya Pembangunan Tunnel di Level 600 – 700 Ciurug, pada tahun 2001 dimulailah proses sertifikat ISO 14000 yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Lingkuangan, dan pada tanggal 14 Oktober 2002 sertifikat ISO 14001 berhasil diraih oleh UBP Emas Pongkor. Salah satu keunikan dari Tambang Emas Pongkor adalah keberadaannya yang bersebelahan dengan Taman Nasional Gunung Halimun dan Hutan Produksi, sehingga memerlukan persyaratan yang lebih berat untuk perijinannya antara lain diperlukannya rekomendasi Menteri Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta dari Tim Pengarah yang beranggotakan Instansi terkait.

PT. ANTAM persero.tbk memiliki Arus Kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati PT. ANTAM persero.tbk didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Antam menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, PT. ANTAM persero.tbk mencatatkan sahamnya di Australia dengan status Foreign Exempt Entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

2.3 PRODUKSI PERUSAHAAN

EMAS : Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan perhiasan. Logam Emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, Urat Batu (Veins) dibawah tanah ataupun endapan. Saat ini

Emas juga banyak digunakan di bidang Kedokteran Gigi, Elektronika, Perhiasan, dll.

(14)

2.4 LETAK GEOGRAFIS

PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor berlokasi di Jawa Barat, sekitar 150 km arah Barat Daya dari Ibu Kota Jakarta dan sekitar 54 km dari Kota Bogor. Secara administratif terletak di wilayah Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Daerah KW 098 PP 0138/Jabar seluas 6.047 Ha disusun oleh daerah pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 300 meter sampai 900 meter dpl. Secara administrative PT. Antam juga memiliki ijin penambangan dalam bentuk lahan kuasa penambangan (KP DU No. 562/Jabar), di area ini telah ditemukan tiga unit Veining System yaitu Vein Ciguha Utama, Vein Kubang Cicau, dan Vein Ciurug.

2.5 SISTEM VEIN DI DAERAH PONGKOR & SEKITARNYA

Terdapat 3 Vein Utama di wilayah penambangan ini yang merupakan endapan Emas-Perak (Au-Ag) beserta beberapa Vein Minor yang juga ikut ditambang. Nama ketiga Vein tersebut adalah Ciguha,

Kubang Cicau (Kubang Kicau) dan Ciurug. Berikut ini Vein di daerah Pongkor dan sekitarnya.

1) VEIN GUNUNG PONGKOR

Amoeboid dan sedikit Uytenbogaardtite merupakan Mineral Pembawa Emas yang paling penting dan biasanya banyak terdapat sebagai inklusi pada Pirit dan sedikit pada Perak Sulfosalt. Zona kaya Basemetal ditemukan pada level kedalaman 515m Vein Ciurug-Cikoret. Kandungan Emas pada Elektrum sekitar 59 wt% (32-84 wt% Au).

Selain Vein Gunung Pongkor itu sendiri, penjelasan harus dibuat mengenai Silica Cap yang mengandung Sulfide diatas 600 m ke arah utara dan kemiringan Gunung Pongkor ke timur dan yang berasosiasi dengan Gossan Merah dan Tuff Sineritik Halus Corroded tersilisifikasi. Kemunculan ini pada batas Kaldera bagian utara hingga barat laut dan merupakan batas

Zona Hidrotermal, yang mengandung Emas dengan kandungan yang rendah (kurang dari 3 ppm). Fasies-fasies ini mencirikan spesifik Vuggy Quartz hingga zona tinggi sistem

Hidrotermal Asam Sulfat. Ini berhubungan dengan Vein yang ditambang tidak dapat dipungkiri.

2) VEIN PASIR JAWA

Vein Pasir Jawa merupakan Vein Terkecil dan terletak paling Utara (2,5 ton Emas dan 44 ton

(15)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Dan Lapili”. Vein ini mempunyai ketebalan rata-rata 3-4 meter, membesar hingga 10 meter pada Stope II, teralterasi Argilik kuat, tersusun oleh Banded Kuarsa Putih (Sakaroidal

setempat), Vuggy, dan Kaya Mnox (MOQ Facies, Kuarsa Mangan Oksida), Adularia,

Montmorillonite Merah Muda (open pit), cabang tambahan mempunyai tipe yang menyebar pada lapisan Epiklastik yang halus. Banding utama terlihat jelas di bagian Hanging Wall Kuarsa, beberapa tempat ditemukan “SalbandLempung Hitam, sedangkan bagian Foot Wall setempat menujukkan tekstur Breccias. Manganese Oksida terkonsentrasi di lapisan dengan ketebalan beberapa centimeter, atau di kantung-kantung Lentikular dengan ketebalan beberapa decimeter sampai 1 meter dalam Vein tersebut. Lapisan kuarsa yang kaya Hematit dan Limonit yang berwarna Abu-Abu Cerah merupakan bagian yang tinggi kadarnya. Vein menunjukkan Zona Gradasi kuarsa bagian utara, semakin ke selatan bergradasi dari Zona Kuarsa yang kaya akan Emas, MnOx dan Clay, dan kemudian mengarah ke Zona Kuarsa-Kalsit yang rendah Au.

3) VEIN CIGUHA

Vein Ciguha merupakan Vein Utama (15 ton Emas dan 190 ton Perak, rasio rata-rata ag/au 12,39) yang saat ini ditambang dengan Stope di level 500 – 550m. Pada permukaan itu ditandai dengan kuarsa yang tersingkap dengan ketebalan beberapa meter yang membentuk alternatif Banded Zona Kuarsa, dengan Regular Vuggy atau Contorted Band, Lapisan Manganiferous membentuk kantung pulverulent (MOQ fasies). Struktur Silica Band ini menunjukkan bukti adanya pergerakan sinistral serentak dengan pembentukannya (Offset Dari Veinlet), dan pergerakan Sesar Normal. “Lode” yang sangat tebal (mencapai 6 m), tersingkap di dalam tambang dengan kedalaman 200 meter di bawah singkapan.

“Lode” ini menunjukan Zoning Mineral dengan zona pengendapan Emas dengan Kuarsa-Limonit-Clay dan Mangan Oksida dibagian utara bergradasi ke arah selatan menjadi Zona Kuarsa-Kalsit-Mangan Oksida. Urutan ini menghilang ketika Ore berubah menjadi Zona Karbonat. Oreshot di semua tempat memiliki Pitch ke arah utara.

Pada tepi dari “Lode”, Vein-Vein Kuarsa-Kalsit (dengan/tanpa Kutnohorit) yang Lentikular

terdapat di Footwall Andesitik atau Tufaan.

Pengisi Vein adalah Polifase. Pengendapan mineral pada umumnya dimulai dengan Breksi Karbonat-Kuarsa (Fasies CQ) berkembang di Footwall yang menujukan Breksi Hidrolik dan pada struktur Poket Breksia. Kadang-kadang ditemui Alterasi Band Kuarsa-Adularia-Rhodonite-Rhodocrosite (ketebalan 1 – 10 cm panjang beberapa meter).

Fase Kuarsa Karbonat yang pertama ini (fasies CQ) merupakan pengisi Vein Utama (ekstensi selatan di level 550m). Pada kondisi tersebut Karbonat memiliki bertekstur Clear Banded.

4) VEIN CIURUG

(16)

Ketebalan maksimal Vein ini adalah 7 m, meskipun pada kedalaman setempat mencapai 4 m. Ini hampir sama dengan Vein yang lain, dengan Fasies Kuarsa, Adularia, Kalsit dan

Disseminated Sulfida yang identik. Pada beberapa tempat Kalsit Putih Massif mencapai beberapa meter (Zona Vein bagian utara). Mangan Oksida sangat jarang dan terbatas hingga zona permukaan. Ujung awal Vein pada Intersection Bor tidak menunjukkan Silica Cap atau

Sinter.

5) VEIN KUBANG CICAU

Vein Kubang Cicau mengandung 25 ton Emas dan 228 ton Perak, dengan rasio rata-rata Ag/Au adalah 9,20 dan hampir serupa dengan vein ciguha. Ditunjukkan oleh tekstur Banded

yang sama, dengan tipe Kuarsa, Adularia dan Mangan Oksida yang sama, serta pada skala struktur Vein, yang menunjukkan Zona Mineral yang sama dengan Zona Kuarsa pada bagian utara, Zona Kuarsa-Limonite-Clay-Mangan Oksida pada bagian tengah, ke selatan menjadi

Zona Kuarsa Kalsit kemudian Zona Clay, dengan kadar tinggi yang dapat ditemukan pada

Zona Kuarsa Limonit. Kemiringan Ore sangat menunjam ke arah selatan dan paralel dengan

Zona Mineralogi Vein.

Sejarah pengisian Vein identik dengan Ciguha, yang dimulai dengan Veinlet Stockwork Kuarsa Kalsit dan Breksi Hidrolik, yang umumnya agak tebal (1 – 2m) pada Footwall, dan berakhir dengan beberapa generasi Kuarsa (fasies MOQ dan BOQ, Kuarsa Sulfide Abu-Abu (GSQ)), ini merupakan fasies terkaya, dan fase akhir adalah Kuarsa Geodic akhir (LGQ fasies). pada Open Pit Kubang Cicau, Nugget Perak berasosiasi dengan fasies GSQ yang umumnya terlihat sebagai titik dengan ukuran 0,2 – 0,8 mm pada rongga garis limonit; sampel Limonitisasi

pada fasies yang sama pada Open Pit Kubang Cicau mencapai mencapai 1200 gr/ton Au dan 1,2 % Ag. Penyebaran ke selatan Vein Kubang Cicau menunjukkan Boxwork Kalsit acak, seperti pada level 550 Vein Ciguha. Pada awalnya, Stockwork Kalsit Putih dimulai oleh

(17)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Vein Ciurug

Berikut ini adalah gambar penampang dari 3 Vein Utama di wilayah penambangan ini.

Endapan Emas yang ditambang sendiri lebih tepatnya berada di bawah permukaan Gunung Pongkor. Untuk memasuki tambang bawah tanah UBPE Pongkor dapat dilakukan melalui dua portal / jalan utama, yaitu portal level 500 yang menembus vein Ciguha, Kubang Cicau,dan Ciurug. Lalu portal level 600 yang menembus vein Ciurug, kedua level tambang Ciurug tembus (saling berhubungan melalui

Ramp Up / jalan naik Spiral).

Mineralisasi emas dan perak pada daerah pongkor terdapat dalam urat kuarsa maupun zona urat yang berasosiasi dengan ubahan Propilitasi ( khlorit, serisit, kalsit, dan pirit ), Argilik dan Silisifikasi. Urat kuarsa yang ditemukan didaerah ini terdiri dari urat Pasir Jawa, Ciguha Timur, Ciguha, Kubang dan Urat Ciurug dengan memperlihatkan penyebaran sebagai berikut :

a) Urat Pasir Jawa memanjang sekitar 1200 meter dengan lebar antara 2,0 sampai 18 meter dan arah U 170˚ T kemiringan 70˚ sampai 75˚ kearah barat.

b) Urat Ciguha Timur memanjang 900 meter dengan lebar antara satu sampai 2,5 meter dan arah U 170˚ T kemiringan 70˚ sampai 85˚ kearah barat

c) Urat Ciguha mempunyai bentangan panjang sekitar 1500 meter dengan lebar antara 1,0 sampai 7,5 meter arah U 142˚ T dengan sudut kemiringan antara 70˚ sampai 85˚ kearah barat.

d) Urat Kubang Cicau merupakan suatu sistim urat atau vein system terdiri dari urat utama berarah utara – selatan dengan sudut kemiringan antara 65˚ sampai 75˚ kearah Timur dengan lebar antara 2,0 sampai 10 meter dan beberapa urat lainnya dengan arah antara U 330˚ T dengan sudut kemiringan 60˚ sampai 70˚ kearah timur. Penyebaran urat ini dapat di ikuti sepanjang kurang lebih 2500 m.

(18)

e) Urat Ciurug memanjang kurang lebih 2500 m dengan arah U 330˚ T sampai U 350˚ T dengan sudut kemiringan antara 55˚ sampai 70˚ kearah Timur dengan lebar urat antara 2,0 sampai 25 meter.

Perhitungan cadangan dengan metode IDS diperoleh total cadangan probable dari tiga urat utama yaitu urat Ciguha, urat Kubang Cicau dan Ciurug sekitar 6.022.614 ton dengan kadar Au rata-rata 17,14 gram per ton, dan kadar Ag rata-rata 154,28 gram per ton, sedangkan apabila digunakan metoda polygon diperoleh total total cadangan probable dari ketiga urat utama sekitar 5.414.840 ton dengan kadar Au rata-rata 21,47 gram per ton dan kadar Ag rata-rata 228,16 gram per ton.

Estimasi cadangan dilakukan berdasarkan data hasil eksplorasi dalam tunnel, bor inti dan puritan. Metoda yang digunakan adalah metoda polygon dan IDS ( Inverse Distance Square) dengan jarak pengaruh 35 sampai 70 meter, kadar minimum 4,0 gpt Au dan berat jenis bijih sebesar 2,5 ton per meter kubik. Cadangan bijih dihitung untuk masing-masing stope dan blok sesuai dengan rencana penambangan.

Cadangan bijih untuk masing – masing vein diatas elevasi portal level 500 adalah sebagai berikut : a) Vein Ciguha, cadangan bijih vein utama adalah 265.636 ton dengan kadar rata – rata 18.72 gpt

Au dan 222.87 gpt Ag. Cadangan bijih vein B timur adalah 78.237 ton dengan kadar rata – rata 18.78 gpt Au dan 259.35 gpt Ag

b) Vein Pasir Jawa, cadangan bijih adalah sebesar 90.800 ton dengan kadar rata – rata 11.50 gpt Au dan 155.25 gpt Ag

c) Vein Ciguha Timur, cadangan bijih sebesar 17.500 ton dengan kadar rata – rata 9,65 gpt Au dan 71,98 gpt Ag.

2.6 KEADAAN GEOLOGI, STRATIGRAFI, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI

A. KEADAAN GEOLOGI

Geologi daerah penelitian terdiri dari tiga unit vulkanik utama yang berumur Miosen-Pliosen (Marcoux dan Milesi, 1994). Unit yang lebih bawah mempunyai karakteristik endapan andesit kalk-alkalin bawah laut yang tergradasi secara lateral menjadi endapan epiklastik. Unit tengah dicirikan oleh banyaknya batuan vulkanik dasitik letusan subaerial yang disusun oleh lapili tuff yang ditumpangi lapili, blok tuff, tuff piroklastik berbutir halus dan batuan epiklastik. Unit atas terbentuk dari aliran lava andesit dengan struktur meniang (columnar).

Pola struktur Geologi yang berkembang di daerah Pongkor dan sekitarnya antara lain Sesar - Sesar

(19)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

(20)

B. KEADAAN STRATIGRAFI

Pongkor adalah bagian dari busur kontinental Sunda-Banda yang berumur Neogen yang berkembang di batas selatan dari lempeng Eurasia yang menunjam ke arah utara dari lempeng Hindia-Australia. Bagian barat dari Jawa merupakan host dari endapan logam mulia epitermal yang berumur Kenozoik yang berasosiasi dengan vulkanisme aktif kalk-alkalin. Endapan ini terdiri dari 2 tipe utama yaitu endapan Au-(Sn) tipe Cirotan dan endapan Au-(Mn) tipe Pongkor(Marcoux dan Milesi, 1994). Pongkor berlokasi di sayap timur laut dari kubah Bayah, 80 km barat daya Jakarta. Singkapan geologi seluas 40 x 80 km terdiri dari serpih berumur Paleozoik akhir dan basement batupasir yang ditumpangi oleh sentral sabuk vulkanik yang berumur Oligosen-Miosen awal, berkomposisi batuan vulkaniklastik berbutir kasar, dengan perselingan batugamping dan batupasir. Batuan intrusi menerobos batuan berumur Paleogen dan Miosen Awal (Basuki, 1994).

Stratigrafi daerah Pongkor dibagi menjadi :

- Satuan batuan Breksi yang merupakan Fm. Andesit Tua (Miosen Awal)

- Satuan batuan Tufa yang merupakan Fm. Cimapag (Miosen Bawah Bagian Atas) - Satuan batuan Andesit berumur Miosen Atas

- Satuan batuan BreksiTufa berumur Pliosen – Pistosen - Aluvial

Daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Cimapag berumur akhir Miosen Awal, merupakan breksi atau konglomerat, terendapkan pada lingkungan laut – darat. Karakteristik sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, dominan tersusun oleh fragmen batuan beku dan sedimen, seperti andesit, basalt, tufa dan gamping. Ketebalan keseluruhan secara pasti sulit ditentukan, tetapi diperkirakan lebih dari 7000 m (Martodjojo, 1994; dalam Prasetyo, 2010).

C. KEADAAN TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI

Topografi dan Morfologi daerah ini terdiri dari beberapa gunung yang terdapat di Zona Bogor Barat yang terbentang bagian tengah Jawa Barat, diantara Gunung Halimun (1929 m dpl), Gunung Salak (2212 m dpl) dan Gunung Kandeng (1764 m dpl). Komposisi dari daerah Pertambangan UBPE Pongkor adalah sebagai berikut :

- 15% merupakan daerah relatif dasar. - 60% merupakan daerah perbukitan. - 25% merupakan daerah pegunungan.

Lokasi penambangan terletak pada ketinggian ±500 m dpl-(dari permukaan laut) sampai dengan ketinggian 700 m dpl. Kemiringan lerengan bervariasi yaitu antara 20° - 40°. Secara umum daerah ini pada kawasan Hutan Produksi seluas ±50 Ha dan ±80 Ha berada pada kawasan Hutan Lindung serta ±6 Ha area Cagar alami. Geomorfologi daerah Pongkor (Gn. Pongkor) dan sekitarnya memiliki

Morfologi yang terjal yaitu pada ketinggian 500 – 750 m dpl, yang disusun oleh Litologi berupa

(21)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI

PT ANTAM Persero Tbk

UBPE PONGKOR, BOGOR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB III

SISTEM

PENAMBANGAN

2013

TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)

ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAH SIKLUS PRODUKSI

(22)

BAB III

SISTEM PENAMBANGAN

Ilmu Pertambangan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi pekerjaan Pencarian (Prospeksi), Penyelidikan (Eksplorasi), Penambangan (Mining), Pemurnian dan Pengolahan (Extraction Metalurgy and Mineral Dressing), Penjualan (Marketing) terhadap mineral-mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis (Berharga), sampai dengan proses Penutupan Tambang (Mine Closed). Pekerjaan mengambil bahan tambang dari bumi disebut Penambangan, dan usahanya disebut Pertambangan.

Pertambangan adalah suatu bentuk usaha dalam pengambilan endapan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis dari bumi dan diangkut ke tempat pengolahan atau pemakai.

Sistem Penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.

Sistem penambangan yang ada pada umumnya adalah :

A. TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINING)

Merupakan suatu sistem penambang dimana seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung dengan atmosfer atau udara luar.

B. TAMBANG BAWAH AIR (UNDERWATER MINING)

Yaitu metode penambangan dibawah air yang kegiatan penggaliannya dilakukan untuk endapan bahan galian Alluvial, Marine Dangkal dan Marine Dalam. Peralatan penambangan bawah air ialah Kapal Keruk Laut Dalam, Kapal Keruk Hidrolik, Kapal Keruk Jaring Tarik, Kapal Isap Laut Dalam.

C. TAMBANG DI TEMPAT (INSITU MINING)

Yaitu metode penambangan yang dilakukan terhadap endapan mineral dan batuan yang terbentuk secara khusus (model endapan geologi tertentu), dimana penambangannya langsung dilakukan di tempat tersebut dengan cara khusus pula.

D. TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINING)

(23)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

MAN WAY ORE PASS

DRILLING

RAMP

TRANSPORT DRIFT SILL DRIFT

UNDERGROUND MINE

Berdasarkan cara penyanggaannya maka Tambang Bawah Tanah dibagi menjadi : a) UNTUK BATUBARA

Longwall Methode, dibagi 2 yaitu Cara Maju (Advancing) dan Cara Maju (Retreating)

Room and Pillar Methode

b) UNTUK ENDAPAN BIJIH/LOGAM

Open Stope Methode, seperti Underground Gloryhole, Gophering, Shringkage Stoping, Sublevel Stoping

Supported Methode, seperti Cut and Fill, Stull Stoping, Shringk and Full Stoping

Caving Methode, seperti Top Slicing, Sub Level Caving, Block Caving

3.1 TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)

Sistim Penambangan yang diterapkan pada Endapan Emas G. Pongkor adalah Sistim Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining) dengan metode Cut And Fill Breast Stoping, menggunakan Cemented Back Filling dengan kemajuan penambangan kearah atas Overhand Breast Stoping. Metoda penambangan Overhand Cut And Fill Breast Stoping lazim diterapkan pada endapan dengan kondisi yang relative sempit dan vertikal.

(24)

Untuk membebaskan emas dan perak dari massa batuannya digunakan pemboran dan peledakan. Alat bor yang digunakan yaitu jenis Jack Hammer dan Jumbo Drill. Hasil peledakan berupa broken ore dimuat dengan menggunakan LHD (Load Hauling Dump) kedalam lori. Selanjutnya Troly menarik semua lori keluar dari dalam tambang menuju ke Primary Crushing Plant. Pada Primary Crushing Plant, Broken Ore direduksi ukurannya hingga 12 mm dan selanjutnya diangkut dengan Belt Conveyor

menuju Fine Ore Bin untuk diproses lebih lanjut sampai menghasilkan Dore Bullion (kadar emas 6-8% dan perak 90-92%). Dore Bullion ini kemudian diangkut ke Logam Mulia Jakarta untuk diproses menjadi emas murni berbentuk batangan dengan kadar emas 99,8%.

Sistem penambangan bawah tanah memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem Penambangan Bawah Tanah mempunyai kelebihan, yaitu :

a) Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah

b) Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak terkait dengan SR (Striping Ratio*)

c) Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan (misal :

Cut and Fill, Shrinkage Stoping, Stope and Pillar)

d) Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan e) Bekas penggalian dapat ditimbun dengan Tailling dan Waste**

f) Semakin dalam penggalian terowongan, semakin naik temperaturnya.

*Striping Ratio adalah perbandingan antara Volume Over Burden (tanah penutup) dalam Bank Cubic Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu ton bijih. Pada tambang terbuka, penggalian yang semakin dalam akan menghasilkan nilai SR yang semakin besar.

**Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak bermaanfaat

Sistem Penambangan Bawah Tanah juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu : a) Perlu Penerangan dan Penggunaan Alat Berat tidak leluasa b) Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar c) Produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan tambang terbuka

d) Problem Ventilasi, Bahan Peledak harus yang Permissible Explossive*, debu, gas-gas beracun

(25)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Notes :

*Permissible Explossive yaitu bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak beracun, dan dikhususkan pemakaiannya pada tambang bawah tanah

**Mining Recovery yaitu perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan bijih yang ada didalam perhitungan eksplorasi yang dinyatakan dalam persen

***Losses yaitu kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena keterbatasan metode yang diterapkan

1. DEVELOPMENT

Development merupakan segala jenis pekerjaan dalam rangka mempersiapkan Sarana dan Prasarana ntuk menunjang kegiatan Produksi nantinya, yang terdiri dari beberapa macam metoda bukaan yang akan diterapkan. Metoda Penambangan ini tergantung pada letak, posisi, kemiringan badan bijih terhadap permukaan tanah serta pengaruh dari Topografi.

Tujuan Development secara umum adalah :

a) Mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan pada tahap penggalian bukaan (Opening) b) Membuat Lubang Bukaan (Opening) pada permukaan bumi menuju Vein yang kelak

berfungsi sebagai jalan masuk (Entry/Portak) untuk operasi penambangan

Model jalan masuk utama yang dipakai di PT Antam Tbk. UBPE Pongkor adalah bukaan horizontal berupa adit dan bukaan vertical berupa Raise.Pembuatan lubang bukaan ini dengan cara peledakan yang disusul dengan pengamanan berupa pemasangan penyanggan pada daerah-daerah rawan ambrukan di sekitar lubang bukaan.

2. TUNNELING (PENEROWONGAN)

Kegiatan development KP eksploitasi DU-893/JABAR, diawali dengan pembuatan terowongan (Tunnel) sebagai jalan utama. Secara fisik kegiatan ini dimulai sejak bulan Oktober 1992 dengan pembuatan lubang bukaan adit Portal 1 A (499).

(26)

MUCKING

Apabila kegiatan pembuatan lubang utama telah selesai, maka dilanjutkan pembuatan Drift Footwall,

Cross Cut, Raise, Sill Drive (Drive Vein Atas), Raise (Lubang Naik), Ore Chute, dan Raise Boring (Lubang Naik Tembus Permukaan) sebagai sarana ventilasi.

3. KEGIATAN PENAMBANGAN

Dengan berpedoman pada peraturan pemerintah dan pemikiran akan proses penambangan yang tidak merusak lingkungan serta kenyataan bahwa sebagian cadangan bijih emas terletak di bawah permukaan atau berdekatan dengan lokasi Taman Nasional Gunung Halimun, maka sejak awal beroperasi PT. ANTAM persero.tbk UBPE Pongkor menggunakan Sistem Penambangan Tambang Bawah Tanah sehingga dapat meminimalisir kerusakan lahan permukaan yang disebabkan oleh proses penambangan itu sendiri.

Metode Penambangan yang digunakan adalah metode Cut And Fill. Gambaran secara umum metode ini adalah dengan mengambil bijih emas dari perut bumi. Rongga maupun lubang kosong yang terbentuk akibat pengambilan material ini kemudian diisi dengan suatu material (Filling)yaitu Slurry

hasil pengolahan material limbah atau Waste yang telah bersih dari unsur-unsur yang berbahaya. Sehingga rongga tersebut kembali terisi dan dapat dijadikan pijakan untuk proses pengambilan material selanjutnya. Demikian proses ini terus berulang dalam kegiatan penambangan.

Kegiatan penambangan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

a) Pemboran Front kerja dengan Jack Leg / Jack Hammer Drill (Drilling). b) Pengisian bahan peledak pada lubang peledakan (Charging).

c) Peledakan lubang maju yang akan dibongkar (Blasting). d) Pembersihan asap hasil peledakan (Smoke Clearing). e) Pencongkelan batu gantung (Scalling).

(27)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

h) Penimbunan kembali Stope yang habis (Backfilling).

(28)

3.2 ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAH

Berikut ini merupakan macam-macam alat berat tambang/kendaraan tambang yang sering digunakan diluar maupun didalam tambang bawah tanah di PT Antam tbk UBPE Pongkor.

1. LHD (LOAD HAUL DUMP)

Alat berat tambang untuk memuat, mengangkat, menahan, dan menampung material-material tambang atau material-material mucking bekas blastingan. Alat berat ini sering digunakan didalam tambang.

2. JUMBO DRILL

Alat berat tambang untuk mengebor dinding Front untuk tempat lubang peledakan dan juga untuk memasang penyangga Rockbolt dengan ukuran panjang 2,4 meter. Alat berat ini sering digunakan didalam tambang.

3. WHEEL LOADER

Alat berat tambang untuk mengangkut material ke dalam tambang dan juga untuk mengeruk material mucking bekas blastingan. Alat berat ini sering digunakan didalam dan diluar tambang.

4. NORMET

Alat berat tambang untuk tempat tank material Shotcrete. 5. JOHN DEER

Kendaraan tambang roda empat untuk Pengawas / Manager untuk mengawasi/mengatur jalannya proses pekerjaan penambangan atau mengatur bawahannya dalam pekerjaan tersebut.

6. MINE TRUCK

Alat berat tambang untuk mengangkut Bijih/Ore atau Waste keluar tambang. 7. DUMP TRUCK

Alat berat tambang untuk mengangkut/membawa Ore/Waste ke tempat yang diinginkan diluar tambang.

8. GRANDBY CAR

Kendaraan tambang berupa kereta yang digerakkan oleh Lokomotif dengan tenaga Listrik atau Baterai. Digunakan untuk mengangkut Material seperti Ore, Waste, dll untuk diangkut keluar tambang bawah tanah.

(29)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

(30)

3.3 SIKLUS PRODUKSI DAN DEVELOPMENT

1) Pemboran (

Drilling

)

(31)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

1

dengan menggunakan Jack Leg.

Sedangkan jika Front luas maka pengeborannya menggunakan Jumbo Drill. - Lihat Lampiran(Gambar Jumbo Drill sedang membuat titik Lubang Peledakan)

2) Pengisian Bahan Peledak (

Charging

)

Proses selanjutnya pengisian bahan peledak yang akan diledakkan ke dalam lubang-lubang yang sudah dibuat oleh Jumbo Drill atau Jack Leg. Bahan peledak yang digunakan bisasanya adalah Dinamit, Anfo dll.

Sifat-sifat Bahan Peledak yang mempengaruhi hasil peledakan adalah Kekuatan, Kecepatan Detonasi, Kepekaan, Bobot Isi Bahan Peledak, Tekanan Detonasi, Ketahanan Terhadap Air,

Sifat Gas Beracun dan Permissiabilitas.

BBA

(32)

3) Peledakan (

Blasting

)

Setelah proses pengisian bahan peledak, selanjutnya adalah peledakan (Blasting). Peledakan adalah proses menghancurkan Batuan dengan menggunakan Bahan Peledak dan Detonator. Bahan peledak yang digunakan adalah Anfo dan Dinamit. Peledakan lubang maju yang akan di bongkar. Pemicu dari bahan peledak seperti Detonator Elektrik, Sumbu Ledak.

4) Pembersihan (

Washing - Smokelling - Scalling

)

Setelah peledakan selesai, proses selanjutnya adalah Pencongkelan / Pembersihan Batuan Gantung dan Debu bekas Blasting pada dinding Front yang baru saja diledakkan. Setelah peledakan, dapat juga dilakukan Penyanggaan bila diperlukan. Terdiri dari 3 macam proses Pembersihan, yaitu :

Washing = Proses pembersihan debu bekas Blasting dengan menyemprotkan air.

Smokelling = Proses pembersihan debu bekas Blasting dengan menggunakan angin.

Scalling = Proses menurunkan batuan yang retak akibat dari Blasting. Alat yang digunakan untuk Scalling adalah Scalling Bar.

5) Penggerukan (

Mucking

)

Setelah lubang hasil peledakan aman untuk dilalui barulah kemudian dilakukan Mucking

menggunakan LHD (Load Haul Dump) atau Wheel Loader. Mucking adalah proses UNBROKEN

(33)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

pengerukan batuan dari hasil Blasting dengan menggunakan LHD atau Wheel Loader untuk kemudian diangkut oleh Grandby Car atau Mine Truck ke luar tambang.

6) Pengangkutan (

Transportation

)

Transportation adalah Pengangkutan material (Ore, Waste, dll) dari dalam tambang ke keluar tambang begitupun juga sebaliknya. Dengan bantuan alat transportasi tambang seperti Mine Truck, Grandby Car, dll.

(34)

7) Penyanggaan (

Supporting

)

Setelah peledakan dapat dilakukan penyanggaan apabila dibutuhkan. Fungsi penyanggaan adalah untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan.

Penyanggaan berfungsi untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan, yaitu :

1. Menahan / mengeliminir perpindahan tegangan pada dinding lubang bukaan

2. Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh / memperkecil deformasi massa batuan

Menurut sifatnya, penyanggaan terbagi 2, yaitu Penyanggaan Aktif dan Penyanggaan Pasif.

a) Penyanggaan Aktif (Active Support)

Bersifat memperkuat masa batuan secara langsung (Reinforcement). Artinya jika penyangga sudah dipasang, maka penyangga tersebut secara langsung menahan beban batuan.

Yang termasuk ke penyanggaan aktif adalah Rock Bolt, Weld Mesh, Wire Mesh, Rock Straps.

I. ROCKBOLT (BAUT BATUAN)

Fungsi Penahan :

- Penjangkaran Baut batuan harus pada massa batuan yang relatif keras & stabil yang berada diatas lapisan yang

- Tahan terhadap korosi & relatif murah

- Kerapatannya (jumlah baut batuan per satuan luas) - Dengan mudah disesuaikan dengan kondisi batuan lokal

(35)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Bermacam-macam baut batuan (RockBolt) telah digunakan saat ini diseluruh dunia. Banyak diantaranya hanya memperlihatkan perbedaan yang kecil didalam rancangannya, namun konsep dasarnya sama.

Kerugian :

- Penyimpanan atau penanganan harus hati-hati, karena dapat mempengaruhi kehandalan pemasangan baut batuan.

- Resin mempunyai batas waktu pakai :

 12 bulan pada temperatur 15 °C

 6 bulan pada temperatur 25 °C

- Pemasangan baut batuan memerlukan pemantauan dan pengujian yang khusus serta prosedur yang baik dan benar.

Keuntungan pemakaian Baut Batuan (RockBolt) dibandingkan dengan H-Beam : - Stabilitas : Kestabilan atap lebih baik pada perkuatan batu batuan (RockBolt). - Roof Displacement : Jumlah pergeseran atap lebih rendah.

(36)
(37)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

II. MESH (WIRE MESH DAN WELD MESH)

- Dua jenis “Mesh” umumnya digunakan dengan kombinasi baut batuan (Rockbolt) yaitu “Wire Mesh” dan “Weld Mesh”.

- “Wire Mesh” kuat dan fleksibel, umumnya digunakan pada permukaan, untuk mencegah karyawan cedera dan kerusakan peralatan dari lepasnya serpihan batuan.

- “Weld mesh” digunakan untuk memperkuat beton tembak (Shotcrete) dan lebih kaku dari “Wire Mesh”. “Wire Mesh” kurang cocok untuk penguatan Beton Tembak (Shotcrete).

Pemasangan RockBolt menggunakan Jumbo Drill atau Jack Leg. Pemasangan Wire Mesh menggunakan Jack Leg, dan Weld Mesh menggunakan Jumbo Drill.

III. ROCK STRAP (TALI PENGIKAT BATUAN)

- Biasanya dibuat dari besi baja berukuran tebal 6 mm (1/4 in) dengan lebar sekitar 100 mm (4 in) dan berbagai ukuran panjang “Rock Straps

- digunakan dimana kondisi batuan jelek dan sering terjadi batuan lepas pada sekitar ujung baut batuan.

(38)

b) Penyanggaan Pasif (Passive Support)

Bersifat memperkuat masa batuan yang akan runtuh / tidak secara langsung (Rigid). Artinya penyangga hanya akan bekerja, jika ada batuan runtuh.

Yang termasuk ke penyanggaan pasif adalah H-Beam, Cribbing, Stapling.

I.

H-BEAM

- Lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu

Kerugian :

- Mahal Harganya

II.

CRIBBING

- Mempunyai bentuk penampang yang lebar - Umumnya digunakan didaerah yang

memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di lubang produksi dan perempatan (Junction).

Keuntungan :

- kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan cacat alami

- Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya

(39)

SMK DHARMA BAHKTI 1

(40)

III.

SHOTCRETE (PENYANGGA BETON / BETON TEMBAK)

- Campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-kadang ditambah CaCl2 (calsium chlorida)

yang berfungsi mempercepat waktu pengerasan (curing time).

- Biasa digunakan sebagai bahan penyangga di tempat yang dipertahankan dalam waktu lama, seperti mulut terowongan, lubang bukaan vertikal dan ruang mesin.

- Jika lokasi penyanggaan Beton (Shotcrete) sangat jauh dari permukaan, maka material Shotcrete dibawa dalam tangki Kendaraan Tambang yaitu Normet

Ada dua tipe dasar shotcrete, yaitu :

- Shotcrete campuran kering (dry – mix shotcrete), dimana campuran semennya kering dan air ditambahkan pada saat penyemprotan (di nozzle).

- Shotcrete campuran basah (wet – mix shotcrete), pada dasarnya memiliki komponen yang sama dengan campuran kering, tetapi airnya telah dicampurkan di dalam “mixer”.

Keuntungan :

- Mempunyai kuat tekan yang tinggi, - Tahan terhadap pengaruh cuaca, - Bahan-bahan mudah didapat.

Kerugian :

- Mempunyai kuat tarik rendah,

(41)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

8) Pengisian/Penimbunan Lubang Bukaan (

Backfilling

)

Backfilling adalah proses pengisian lubang bukaan yang terjadi selama proses Lining dan penggalian Shaft dan Tunnel. Metode Backfill pada tambang bawah tanah yang menggunakan metode Cut And Fill dilakukan secara Cyclic Backfill, dimana proses Backfill

termasuk dalam siklus produksi. Backfill Material ditempatkan ke dalam stope yang telah ditambang untuk menyediakan suatu Platform stabil bagi pekerja tambang untuk bekerja di atasnya dan untuk Ground Support bagi dinding dari Adit yang berbatasan sebagai kemajuan tambang dengan jalan mengurangi jumlah ruang terbuka yang bisa berpotensi terisi oleh suatu runtuhan Pillar disekitarnya. Penggunaan Backfill pasta bawah tanah bukan hanya menyediakan GroundSupport terhadap pilar dan dinding, tetapi juga membantu mencegah

Caving dan ambrukan atap, dan meningkatkan perolehan pilar, yang mana meningkatkan produktivitas.

Pada penerapannya, Backfill dapat berfungsi sebagai : a. Wastedisposal

Stope diisi dengan Waste atau Tailing sehingga dampak lingkungan diminimalkan. b. Platform (tempat berpijak)

Platform digunakan untuk melakukan proses penambangan selanjutnya. Backfill

dilakukan secara Cyclic Backfill dan diterapkan pada metode tambang bawah tanah

Overhand Cut And Fill. Daya dukung Backfilling Material yang digunakan sebagai

Platform harus dapat menyediakan tempat berpijak untuk peralatan tambang, operator dan material (bijih).

c. Penyangga atap dan dinding samping

Backfill dilakukan secara cyclic backfill dan diterapkan pada metode tambang bawah tanah underhand cut and fill. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam fungsi

backfill sebagai penyangga atap dan dinding samping yaitu persen solid, kandungan semen, dan penempatan backfilling material dalam stope. Kombinasi dari ketiga hal tersebut memungkinkan backfilling material memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi pekerja di bawahnya. Selain itu, backfill dapat mengatasi tekanan yang diakibatkan oleh rockburst yang mungkin terjadi dan efek yang timbul dari proses peledakan.

(42)

BAB IV

QUALITY

CONTROL (QC)

2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

GEOTEHNIK (GEOTECH)

(43)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

BAB IV

QUALITY CONTROL

Definisi Quality Control (Pengendalian Mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (Assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan Quality Control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (Second Quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Tujuan Perusahaan menjalankan QC (Quality Control) adalah untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang. QC terbagi atas Geotech, Grade Control, Mine Survey, Pengolahan.

4.1 GEOTEHNIK (GEOTECH)

Suatu cabang ilmu dari Geologi yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yg disebabkan oleh gaya - gaya yg bekerja. Bidang kajian rekayasa kebumian yang berkonsentrasi pada aplikasi teknologi teknik sipil untuk konstruksi yang melibatkan material alam dan terdapat pada atau dekat permukaan bumi dan perencanaan tambang. Perencanaan tambang adalah membuat rancangan tambang dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan dan bagaimana menentukan tahapan penambangan.

A. KLASIFIKASI MASSA BATUAN

Di dalam Geoteknik, Klasifikasi Massa Batuan yang pertama diperkenalkan sekitar 60 Tahun yang lalu yang ditujukan untuk Terowongan dengan penyanggaan menggunakan Penyangga Baja. Klasifikasi Massa Batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang timbul dilapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan, Pengukuran, dan Engineering Judgement.

Tujuan dari Klasifikasi Massa Batuan adalah untuk :

a) Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat massa batuan b) Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan sifat

dan kualitas

c) Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa batuan d) Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik

(44)

Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa penelitian berusaha untuk mencari hubungan antara desain galian batuan dengan parameter massa batuan. Banyak dari metode-metode tersebut telah dimodifikasi oleh yang lainnya dan sekarang banyak digunakan untuk penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir. Beberapa klasifikasi massa batuan yang dikenal saat ini adalah :

a. Metode Klasifikasi Beban Batuan (Rock Load) b. Klasifikasi Stand Up Time bertambahnya Span terowongan akan menyebabkan berkurangnya waktu berdirinya terowongan tersebut tanpa penyanggaan. Stand Up Time berhubungan langsung dengan Mus. Metode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan klasifikasi massa batuan selanjutnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Stand-Up Time adalah : arah sumbu terowongan, bentuk potongan melintang, metode penggalian, dan metode penyanggaan. MUS juga berhubungan dengan Klasifikasi ini.

a. MUS (MAXIMAL UNSUPPORTING SPAN)

MUS adalah maksimal jarak bukaan Front tanpa penyangga yang diijinkan.

ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)

RQD dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan pada perhitungan persentase inti terambil yang mempunyai panjang 10 cm atau lebih. Dalam hal ini, inti terambil yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung walaupun mempunyai panjang lebih dari 10 cm. Diameter inti optimal yaitu 47,5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan terowongan. Saat ini RQD sebagai parameter standar dalam pemberian inti pemboran dan merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa batuan RMR dan Q-System.

(45)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

ROCK MASS RATING (RMR)

Metode RMR (Rock Mass Rating) dari Bieniawski (1976) mempublikasikan suatu klasifikasi masa batuan yang disebut Rock Mass Rating (RMR). Metode ini telah dikenal luas dan banyak diaplikasikan pada keadaan dan lokasi yang berbeda - beda seperti tambang pada batuan kuat, terowongan, tambang batubara, kestabilan lereng, dan kestabilan pondasi.

6 Parameter yang digunakan dalam klasifikasi massa batuan menggunakan Sistem RMR yaitu : 1. Kuat Tekan Batuan (Strength of Intact Rock Material)

2. Rock Quality Designation (RQD)

3. Spasi Bidang Diskontinyu (Spacing of Discontinuities) 4. Kondisi Bidang Diskontinyu (Condition of Discontinuities) 5. Kondisi Air Tanah (Groundwater Condition)

6. Orientasi/Arah Bidang Diskontinyu (Orientation of Discontinuities)

Kualitas massa batuan di daerah penelitian menurut metode RMR dari Bieniawski (1992) dibagi menjadi empat kelas, yaitu baik, cukup, buruk, dan sangat buruk.

1. KUAT TEKAN BATUAN (Uniaxial Compresive Strength)

Untuk menentukan kekuatan batuan, digunakan klasifikasi Uniaxial Compressive Strength (UCS). Semakin keras suatu batuan maka kekuatan kuat tekannya semakin tinggi dan kualitas suatu batuan juga semakin bagus.

Point Load

>10 Mpa

4 - 10 Mpa

2 - 4 Mpa

1 -2 Mpa

For this low range uniaxial

compressive test is

preferred

Strength Index

Uniaxial Comp.

>250 Mpa

100 - 250

Mpa

50 - 100

Mpa

25 - 50

Mpa

5 - 25

1 - 5

< 1

Strength

Mpa

Mpa

Mpa

Rating

15

12

7

4

2

1

0

2. RQD (Rock Quality Designation)

RQD merupakan penjumlahan panjang inti bor yang lebih dari > 100 mm yang kemudian dibagi dengan panjang total dan dinyatakan dalam persen. Apabila core log tidak tersedia maka perhitungan RQD dapat diperoleh dengan metode tak langsung. Dalam menghitung nilai RQD, metode langsung digunakan apabila core lost tersedia.

Rock Quality Designation

90% - 100% 75% - 90%

50% - 75%

25% - 50%

(46)

(RQD)

Rating

20

17

13

8

3. SPASI BIDANG DISKONTINYU (Spacing of Discontinuities)

Spasi kekar merupakan jarak tegak lurus antar kekar yang berdekatan yang diukur dengan garis bantu scanline. Dalam perhitungannya, spasi kekar dalam satu set kekar dirata-ratakan berdasarkan jumlah kekar dalam satu set tersebut. Kemudian, dalm satu garis scanline, spasi kekar rata-rata tiap set dirata-ratakan berdasarkan jumlah set kekar.

Spacing of Discontinuites

> 2 m

0.6 - 2 m

200 - 600

mm

< 60 mm

Rating

20

15

10

5

Apabila terdapat lebih dari satu set kekar dan spasi tiap set bervariasi, maka dapat diberikan nilai bobot (rating) terendah.

4. KONDISI BIDANG DISKONTINYU (Condition of Discontinuities)

Ada lima karakteristik kekar yang masuk dalam pengertian kondisi kekar, meliputi kemenerusan, jarak antar permukaan kekar, kekasaran kekar, material pengisi dan tingkat kelapukan.

Slightly rough

Slightly rough

Slickensided

Soft gouge > 5mm

Total length of core run = 200 cm

RQD

=

[

Length of core pieces

>

10

cm

Total lenght of core

]

100

RQD

=

[

35

+

17

+

20

+

35

(47)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Very rough

surfaces

Not Continuous

Separation < 1 m

Separation < 1

mm

Gouge < 5 mm thick

or

or

No Separation

Weathered Wall

Slightly

Weathered Wall

Highly

Separation 1-5 mm

Continuous

Separation > 5 mm

Continuous

Unweathered

Wall Rock

30

25

20

10

0

1) Kemenerusan (CONTINUITY)

Panjang dari suatu kekar dapat dikuantifikasi secara kasar dengan mengamati panjang jejak kekar pada suatu bukaan. Pengukuran ini masih sangat kasar dan belum mencerminkan kondisi kemenerusan kekar yang sebenarnya. Seringkali panjang jejak kekar pada suatu bukaan lebih kecil dari panjang kekar sesungguhnya, sehingga kemenerusan yang sesungguhnya hanya dapat ditebak.

2) Jarak antar permukaan kekar atau celah (SEPARATION)

Merupakan jarak tegak lurus antar dinding batuan yang berdekatan pada bidang diskontinu. Celah tersebut dapat berisi material seperti lempungan atau pasir.

3) Kekasaran kekar (ROUGHNESS)

Tingkat kekasaran permukaan kekar dapat dilihat dari bentuk gelombang permukaannya. Gelombang ini diukur relatif dari permukaan datar dari kekar. Semakin besar kekasaran dapat menambah kuat geser kekar.

4) Material pengisi (INFILLING/GOUGE)

Material pengisi berada pada celah antara dua dinding bidang kekar yang berdekatan. Sifat material pengisi biasanya lebih lemah dari sifat batuan induknya. Beberapa material yang merupakan material pengisi antara lain breccia, clay, silt, mylonite, sand, quartz dan calcite.

5) Tingkat pelapukan (WEATHERING/COROSION LEVEL)

Penentuan tingkat pelapukan kekar didasarkan pada perubahan warna dan disintegrasi (perubahan fisik) batuan. Semakin besar tingkat perubahan warna dan tingkat disintegrasi, batuan semakin lapuk.

5. KONDISI AIR TANAH (Ground of Water)

Kondisi air tanah juga mempengaruhi proses penggalian, termasuk penggaruan. Misal pada Shale, semakin tinggi kadar air maka semakin rendah kekuatan batuan, tetapi dalam kondisi kering Shale dapat menjadi sulit digaru. Kondisi air tanah yang ditemukan pada pengukuran kekar diidentifikasikan sebagai salah satu kondisi berikut : kering (completely dry), lembab (damp), basah (wet), terdapat tetesan air (dripping) atau terdapat aliran air (flowing).

(48)

Aliran

(lt/mnt)

0

<10

10 - 25

25 - 125

>125

Kondisi

Umum

Kering (Completely

Dry)

Lembab

(Damp)

Basah

(Wet)

Menetes

(Dripping

)

Mengalir

(Flowing

)

Rating

15

10

7

4

0

6. ORIENTATION

Parameter ini merupakan tambahan terhadap parameter lainnya. Orientasi kekar yang dimaksud adalah strike dan dip kekar. Bobot yang diberikan untuk parameter ini sangat tergantung pada hubungan antara orientasi kekar-kekar yang ada dengan metode penggalian yang dilakukan. Oleh karena itu dalam perhitungan, bobot parameter ini biasanya diperlakukan terpisah dari kelima parameter lainnya.

Strike and Dip

Orientations FavourableVery Favourable Fair Unfavourable UnfavourableVery

Rating

Tunnels &

Mines 0 -2 -5 -10 -12

Foundations 0 -2 -7 -15 -25

Slopes 0 -5 -25 -50

(49)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

45-90° 20-45°

Very favourable Favourable Very unfavourable Fair Drive againts dip – Dip

45-90° Drive againts dip –Dip 20-45° Dip 0-20° - irrespective of strike

Fair Unfavourable Fair

Batas dari daerah struktur tersebut biasanya disesuaikan dengan kenampakan perubahan struktur geologi seperti patahan, perubahan kerapatan kekar, dan perubahan jenis batuan. RMR ini dapat digunakan untuk terowongan, lereng, dan pondasi.

Pada awalnya, RMR memang digunakan untuk menghitung kestabilan lubang bukaan pada pekerjaan penggalian bawah tanah. Namun, para peneliti mengembangkan aplikasi sistem klasifikasi ini dalam pekerjaan penggalian lainnya, termasuk penggaruan. Pada prinsipnya, orientasi kekar dihubungkan dengan arah kemajuan penggalian.

(50)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

B. TEKNIK PENGGUNAAN KOMPAS GEOLOGI

Di dalam Geoteknik, Teknik penggunaan kompas geologi perlu dipahami/dimengerti oleh seorang Geologiwan/Tambang. Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (Azimuth/Bearing) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng, maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan. Terlebih dahulu harus mengetahui bagian-bagian dari Kompas.

1) KOMPAS GEOLOGI DAN BAGIAN-BAGIANNYA.

10.

(51)

SMK DHARMA BAHKTI 1

KOTA JAMBI UBPE PONGKOR, BOGORPT ANTAM Persero Tbk

Ore Body / Vein Pengukuran Dip Vein

Ore Body / Vein Pengukuran Strike Vein

2) PENGUKURAN DIP VEIN

Pengukuran Dip adalah pengukuran kemiringan Vein/Ore Body. Caranya sebagai berikut : Tempatkan kompas pada posisi Vertikal Tegak Lurus terhadap Strike/Arah Vein, tangkai pengintai arahkan ke arah bawah kemudian putar alat pengatur gelombang nivo tabung yang posisinya ada dibagian belakang kompas hingga posisi gelombang nivo ada ditengah kemudian baca derajat kemiringan yang posisinya di bagian dalam kaca.

3) PENGUKURAN STRIKE / JURUS VEIN

Pengukuran Strike adalah pengukuran jurus dari pada Vein / Ore Body. Caranya yaitu sbb : Tempelkan kompas pada hanging wall dari pada vein dengan posisi kompas datar (gelembung nivo kotak ada ditengah) kemudian baca angka derajat yang ditunjukan oleh jarum kompas yang ujungnya berwarna putih/merah, tempelkan kompas pada sisi E (East).

Referensi

Dokumen terkait

Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan PT.Antam (Persero) Tbk di bagian L&amp;D (Learning &amp; Development), dan kegiatan yang rutin penulis lakukan selama