• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2006-2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2006-2007"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR

BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2006-2007

OLEH :

EVA HERNAWATI NIM : 104101003182

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/2008 M

(2)

PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR

BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2006-2007

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH : EVA HERNAWATI NIM : 104101003182

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/2008 M

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika ini dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Desember 2008

i

(4)

Skripsi, 12 Desember 2008

Eva Hernawati, NIM: 104101003182

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Karakteristik Pekerja dan Unit Kerja di Area Pertambangan PT Antam Tbk UBPE Pongkor Bogor Jawa Barat

Tahun 2006-2007.

xxii + 79 Halaman + 11 Tabel + 5 Gambar + 4 Lampiran

ABSTRAK

Pongkor adalah salah-satu tambang emas bawah tanah di Indonesia yang menggunakan kombinasi metode penambangan konvensional dan mechanised cut and fill. Penambangan emas bawah tanah adalah kegiatan yang berbahaya dan sulit.

Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 meningkat yaitu tahun 2006 sebanyak 58 kejadian kasus kecelakaan kerja menjadi 63 kasus kecelakaan kerja di tahun 2007. Penelitian ini dilakukan karena terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja di area pertambangan dari tahun 2006 sebanyak 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus (71,4%) pada tahun 2007 dari total kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Faktor-faktor yang akan diteliti adalah faktor pekerja seperti umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa data perusahaan. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 sebanyak 749 pekerja sedangkan sampelnya 174 pekerja yang diambil secara random. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 12,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada dua variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian kecelakaan kerja yaitu variabel umur pekerja (p value 0,05) dan variabel unit kerja (p value 0,021 ) sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah tingkat pendidikan dan masa kerja dengan (p value >

0,05).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan sebaiknya mengadakan safety talk pada seluruh shift, pembuatan IBPR lebih mendetail, safety induction lebih difokuskan pada unit kerja yang akan ditempati, pengawasan yang lebih intensif pada unit kerja yang mempunyai risiko kecelakaan yang lebih besar seperti di unit produksi tambang, peninjauan ulang SOP. Untuk studi lanjutan, dapat dilakukan

ii

(5)

berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja lainnya (shift kerja dan lingkungan).

Selain itu, dapat dilakukan penelitian secara kualitatif untuk melihat penyebab kecelakaan kerja dan juga dapat dilakukan penelitian dengan desain case control.

Daftar bacaan : 27 (1981-2008)

iii

(6)

Undergraduated Thesis, December 12th 2008.

Eva Hernawati, NIM: 104101003182

Relating Factors of Accident Occurrence Based on Worker’s Characteristic and Work Unit at Mining Area of PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor Bogor West Java Year 2006-2007.

xxii + 79 pages+ 11 tables + 5 images+ 4 appendices

ABSTRACT

Pongkor is an underground gold mining in Indonesia that combine conventional mining and mechanised cut and fill method. Underground gold mining is a dangerous and difficult activity. The total of accident at PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor from year 2006 to year 2007 is increasing from 58 cases on 2006 to 63 cases on 2007. This research is conducted due to the increase of number of accident at mining area 40 cases (69%) to 45 cases (71.4%) from total number of accident case at PT ANTAM TBK UBPE Pongkor.

This is the quantitative research using cross-sectional study design.

Researched factors are worker factor such as age, education level, work period, and work unit. The research uses questionnaire as primary data and company data as secondary data. Population of this research is entire worker of mining area of PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor year 2006-2007 numbered 749 workers while the sample are randomized 174 workers. The research is conducted in November 2008.

The result shows that accident experienced worker is 12.6%. Bivariate analysis shows that there are two variables which have denoting relation with accident occurrence i.e. worker’s age variable (p value 0.05) and work unit variable (p value 0.021) while not related variables are educational level and work period (p value > 0.05).

As stated by the research’s result, it is advised to give safety talk on entire shift, more detailed IBPR making, more focused safety induction on will be assigned work unit, more intensive monitoring on work unit which has greater accident risk such as at mine production unit, and SOP review. For further research, a research regarding accident which not only impacting worker but also impacting damage to property and production process disruption may be conducted as well as considering the classification of accident and other relating factors of accident occurrence (work shift and environment). Furthermore, qualitative research may be conducted to comprehend the cause of accident as well as case-control designed research.

References : 27 (1981-2008)

iv

(7)

Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT ANTAM TBK UBPE

PONGKOR BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2006-2007

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 12 Desember 2008

Iting Shofwati, ST, MKKK Pembimbing Skripsi

v

(8)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 12 Desember 2008

Penguji I

Iting Shofwati, ST, MKKK

Penguji II

Catur Rosidati, SKM, MKM

Penguji III

Farida Tusafariah, Mkes

vi

(9)

Nama : Eva Hernawati Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 7 April 1985 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : 085693117004

Email : Nevada_le@yahoo.com

Alamat : Jl. Teri no. 27 Rt 03/05 Desa Widuri Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.

Pendidikan Formal : SD Negeri 02 Pemalang SLTP Negeri 01 Pemalang SLTA Negeri 02 Pemalang

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

(10)

ْﺲُﻳ ٍﺮْﺴُﻋ َﺪْﻌَﺑ ُﷲا ُﻞَﻌْﺠَﻴَﺳ ﺎَهﺎَﺗاَءﺂَﻣ ﱠﻻِإ ﺎًﺴْﻔَﻧ ُﷲا ُﻒﱢﻠَﻜُﻳَﻻ

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. 65:7)

Nafasku mungkin lelah merangkai mimpi Mengejar hingga ribuan kilo

Menantinya dengan mengarungi waktu

Kenyataan-kenyataan kini adalah serangkaian mimpi yang telah tercipta Tiap hari dengan iringan fajar menegakkan langkah

Berpeluh keringat kini tak masalah

Karena aku tahu, hidup adalah langkah yang ku buat Lukisan perjuangan yang dipajang

Bukanlah sebuah insan jika tak berbuat

Namun hanya mayat yang mampu berjalan dengan angkuh Titik akhir perjalanan hidup takkan pernah berakhir

Kecuali jika aku tak mampu lagi bergerak..

Success will follow the good player, and they have to play in misery first….

Inspired By Ressio

This undergraduated thesis presented for my brother Ahmad Safaat SH and my lover Sirojuttolibin ST.

viii

(11)

اﻟ ﻪﺗ ﺎآ ﺮﺑ و ﷲ ا ﺔﻤﺣرو ﻢﻜﻴﻠﻋ م ﻼﺴ

Syukur Alhamdulillah, peneliti ucapkan atas ridha dan hidayah-Nya serta atas anugrah nikmat Iman, Islam, dan kesehatan dari Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda Rasulallah Saw.

Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui ”Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Karakteristik Pekerja dan Unit Kerja Di Area Pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor Bogor Jawa Barat Tahun 2006-2007”.

Penulis menyadari, bahwa pembuatan skrpsi ini tidak dapat berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan serta doa dari pihak lain. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ayahku Edi Wijaya, Ibuku Siti Charoyah (Almarhum) yang pintar dan cantik,

Ahmad Safaat SH, Ahmad Yani, Khaerudin, Made Saenah dan keluargaku semua atas doa, nasihat, dukungan dan bantuannya.

2. Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin Sp And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Yuli Prapanca Satar MARS, selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat atas perhatian dan masukan yang diberikan.

ix

(12)

skripsi ini.

5. Ibu Catur Rosidati, SKM. MKM, atas bimbingan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

6. Ibu Farida Tusafariah, Mkes, selaku penguji yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis.

7. Bapak Aryanto Budi Santoso ST. MM, Selaku Safety and Environment Manager PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

8. Bapak Budi Purwana ST, Selaku Kepala Satuan Kerja Keselamatan Kerja dan Pembimbing Lapangan tempat penelitian, yang telah memberikan bimbingan dan sarannya kepada penulis.

9. Ibu Erni Herawati S.Sos, selaku AM Hiperkes dan staffnya, yang telah membantu penulis dalam penelitian.

10. Staff Keselamatan Kerja, Pak Masrury, Pak Ali Ganda, Hartini, Pak Sudiyono, Pak Anton TN, Pak Somaun, Pak Sugeng, Pak Abdullah, Pak Sabari, Pak Haji, Mas Usup dan seluruh karyawan, atas bmbingan, nasihat dan masukan selama penelitian berlangsung.

11. Sirojuttolibin ST, seseorang yang selalu menyemangatiku, mendukung, selalu kuingat dan cayo LE forever!!!

12. Kak Zezen zaenal muttaqien beserta staffnya, atas kepercayaannya menjadikan penulis sebagai surveyor LSI.

x

(13)

makasih atas bantuannya.

14. Sister-sisterku, Ulya, Fardil, Sari, Jazi, Neneng, Farhay, Mala, Eni, Anis, Eneng dan teman-temanku semua yang ada di HMI Cabang Ciputat, Trims ya!!!

15. Teman-teman FKIK khususnya jurusan K3 angkatan 2004, Semangat!!!

16. Keluarga eneng BZ, mami dan tini yang telah menampungku selama penelitian di Bogor.

17. Teman-teman seperjuangan, Elly, Izzatu, Eha, D’Mey dan semua temanku yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, Tank’s a lot ya.

18. Teman-teman kosan yang cantik dan baik, Irma, Eneng, Ica, Sri, Hapsah, Neneng dan Hilda Thank’s for your support.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini dengan sempurna dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

ﻪﺗ ﺎآ ﺮﺑ و ﷲ ا ﺔﻤﺣرو ﻢﻜﻴﻠﻋ م ﻼﺴﻟ ا و

Jakarta, 12 Desember 2008

Eva Hernawati

xi

(14)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

DAFTAR ISTILAH ... xxi

DAFTAR SINGKATAN... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Pertanyaan Penelitian... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.4.1 Tujuan Umum ... 10

1.4.2 Tujuan Khusus ... 10

xii

(15)

1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan... 12

1.5.3 Manfaat Bagi Akademisi... 12

1.6 Ruang Lingkup... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 14

2.1 Pengertian Kecelakaan... 14

2.2 Kerugian Kecelakaan Kerja ... 15

2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja... 16

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Akibat Kerja... 19

2.4.1 Faktor Pekerja ... 20

2.4.2 Faktor Pekerjaan... 26

2.4.1 Faktor Lingkungan... 29

2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja... ... 31

2.6 Kerangka Teori ... 33

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 34

3.1 Kerangka Konsep... 34

3.2 Definisi Operasional ... 35

3.3 Hipotesis... 36

BAB VI METODOLOGI PENELITIAN ... 37

4.1 Desain Penelitian... 37

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.3 Populasi dan Sampel ... 37

xiii

(16)

4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data... 39

4.4.1 Pengumpulan Data ... 39

4.4.2 Pengolahan Data... 39

4.5 Analisa Data... 40

BAB V HASIL ... 41

5.1 Gambaran Umum Perusahaan... 41

5.1.1 Profil Perusahaan ... 41

5.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi ... 42

5.1.3 Proses Produksi ... 43

5.1.4 Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2007 ... 45

5.1.5 Unit Kerja Di Area Pertambangan ... 47

5.2 Analisis Univariat ... 52

5.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja ... 52

5.2.2 Gambaran Umur Pekerja ... 52

5.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja ... 53

5.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja... 53

5.2.5 Gambaran Unit Kerja ... 54

5.3 Analisis Bivariat... 55

5.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja... 55

xiv

(17)

5.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa

Kerja Pekerja ... 57

5.3.4 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit Kerja... 58

BAB VI PEMBAHASAN ... 59

6.1 Keterbatasan Penelitian... 59

6.2 Analisis Univariat ... 60

6.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja ... 60

6.2.2 Gambaran Umur Pekerja... 63

6.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja... 64

6.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja... 66

6.2.5 Gambaran Unit Kerja ... 67

6.3 Analisis Bivariat... 68

6.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja... 68

6.3.2 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja ... 69

6.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa Kerja Pekerja... 72

xv

(18)

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN... 77 7.1 Simpulan ... 77 7.2 Saran... 78 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvi

(19)

Tabel 3.1 Definisi Operasional... 35

Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2007... 47

Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja ... 52

Tabel 5.2 Distribusi Umur Pekerja... 52

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Pekerja... 53

Tabel 5.4 Distribusi Masa Kerja Pekerja... 53

Tabel 5.5 Distribusi Unit Kerja ... 54

Tabel 5.6 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja .. 55

Tabel 5.7 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja ... 56

Tabel 5.8 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa Kerja Pekerja ... 57

Tabel 5.9 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit Kerja ... 58

xvii

(20)

Gambar 2.1 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut HW. Heinrich ... 17 Gambar 2.2 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut Frank. E. Bird. Yr.... 18 Gambar 2.3 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut Edward Adam... 18 Gambar 2.4 Kerangka Teori... 33 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 34

xviii

(21)

Lampiran 1 Surat Jawaban Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Analisa Univariat Lampiran 4 Hasil Analisa Bivariat

xix

(22)

Accident : Kecelakaan, setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan

Agent factor : Faktor pekerjaan

Chi square : Analisis hubungan antara variabel kategorik dengan variabel kategorik

Conveyor : Mesin pembawa batu emas dari crushing menuju ballmill Cross sectional : Jenis penelitian non-eksperimental dalm rangka mempelajari

dinamika korelasi/hubungan antara factor-faktor risiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu.

Cut and fill : Metode penambangan dengan cara mengambil bijih emas dari perut bumi kemudian rongga yang telah kosong diisi lagi dengan material limbah, pasir dan kerikil yang merupakan sisa hasil pengolahan yang telah bersih dari zat-zat berbahaya.

Crushing : Mesin penghancur batu emas sampai diperoleh ukuran butir 12,5 mm

Dore Bullion : Produk akhir PT ANTAM Tbk UBPE Pogkor, berupa lempengan campuran emas dan perak dengan kandungan emas 10%, perak 90-92% dan pengotor (impurities) 1%

Environment factor : Faktor lingkungan kerja

Frequency Rate : Tingkat kekerapan / jumlah kecelakaan yang terjadi

xx

(23)

Ore : Bijih emas

Responden : Pekerja yang dijadikan sampel pada penelitian

Safety talk : Komunikasi dua arah (diskusi), bahan yang disampaikan adalah hasil-hasil accident dan informasi lainnya yang disampaikan setiap akan memulai pekerjaan.

Safety Sign : Tanda-tanda/gambar keselamatan kerja Safety Patrol : Kegiatan inspeksi K3 dan lingkungan.

Safety Campaign : Promosi K3

Severity Rate : Tingkat keparahan kecelakaan

Shift : Pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat jam Underground Mining : Pertambangan bawah tanah

Unit Kerja : Pembagian satuan kerja di area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan Verklaring : Surat pengalaman kerja

xxi

(24)

ANTAM : Aneka Tambang APD : Alat Pelindung Diri

BUMN : Badan Usaha Milik Negara CIL : Carbon In Leach

FR : Frequency Rate

ILO : International Labour Organization ISO : International Standard Organization JAMSOSTEK : Jaminan Sosial Tenaga Kerja

JSA : Job Safety Analysis

K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja LHD : Loading, Hauling, Dumping

PT : Perseroan Terbatas

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SOP : Standard Operating Procedures SR : Severity Rate

Tbk : Terbuka

UBPE : Unit Bisnis Penambangan Emas

xxii

(25)

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya dunia industri, dunia kerja selalu dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa segera diatasi bila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Berbagai macam tantangan baru muncul seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu- satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun (Bhina, 2007).

Laporan International Labour Organization (ILO) memasukkan Indonesia sebagai negara dengan angka kecelakaan kerja terbesar kedua di dunia. Laporan itu didasarkan pada survei terhadap 53 negara tahun lalu, sesuai data ILO, terjadi 65.474 kecelakaan kerja di Indonesia. Di antara jumlah tersebut, 1.451 orang tenaga kerja meninggal dunia. Selain itu, 5.326 pekerja cacat tetap dan 58.697 sembuh tanpa cacat (Dwi, 2008).

1

(26)

Berdasarkan data dari PT. Jamsostek mengenai jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2006 didapatkan bahwa total kasus yang terjadi sebanyak 95.624 yang terdiri dari cacat fungsi sebanyak 4.973 kasus, cacat sebagian sebanyak 2.918 kasus, cacat total sebanyak 122 kasus, jumlah kematian sebanyak 1784 kasus dan yang mengalami sembuh sebanyak 85.827 kasus. (Depnakertrans RI, 2007)

Sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 tingkat kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi. Hal tersebut harus menjadi perhatian semua komponen agar memperhatikan masalah keselamatan dalam bekerja.

Pelaksanaan keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 dan UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang dihadapi. Semuanya untuk mewujudkan kondisi kerja yang aman, sehat, bebas kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Pelalawan, 2008)

Berdasarkan data Depnakertrans, angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi, meskipun cenderung turun dari tahun ke tahun. Tahun 2000 terjadi 98.902 kasus, tahun 2001 terjadi 104.774 kasus, tahun 2002 terjadi 103.804 kasus, tahun 2003 terjadi 105.846 kasus, tahun 2004 terjadi 95.418 kasus, tahun 2005 terjadi 99.023 kasus dan tahun 2006 menjadi 95.624 kasus (Mohamad, 2008). Depnakertrans tahun 2007 menunjukkan 65.474 kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal itu mengakibatkan jatuhnya

(27)

korban 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat, dan 58.697 orang sembuh tanpa cacat (Ip, 2008).

Tingkat kecelakaan kerja pada PT Aneka Tambang selama lima tahun terakhir tergolong tinggi. Korban mencapai 1.209 orang, meliputi 118 orang meninggal dunia, 439 orang luka berat, serta 652 orang luka ringan. Korban kecelakaan kerja di tambang pada tahun 1997 sebanyak 269 orang, meliputi 143 orang luka ringan, 102 orang luka berat, dan 24 orang meninggal dunia. Tahun berikutnya korban kecelakaan sebanyak 259 orang, yakni 147 orang luka ringan, 93 orang luka berat, dan 19 orang meninggal dunia. Tahun 2001 sebanyak 106 orang luka ringan, 86 orang luka berat, serta 19 orang meninggal dunia. Tahun 2002 sebanyak 103 orang luka ringan, 74 orang luka berat, dan 31 orang meninggal dunia. Pada tahun 2003 tercatat 153 orang luka ringan, 84 orang luka berat, dan 31 orang meninggal dunia (Jan, 2004).

Kerugian akibat kecelakaan kerja digambarkan seperti gunung es, permasalahan termasuk biaya yang terjadi sebenarnya jauh lebih besar dari apa yang dihitung. Perbandingan antara biaya langsung dan tidak langsung adalah 1:

6-53 kali. Biaya langsung hanya biaya pengobatan dan biaya kompensasi (asuransi) sedangkan biaya tidak langsung adalah kerugian akibat kerusakan peralatan, bangunan, material, produksi terganggu, biaya hukum, biaya peralatan, serta waktu untuk penyelidikan. Biaya lain ialah upah yang tetap dibayarkan kepada korban, biaya untuk pengganti dan pelatihan, biaya kerja lembur, kurang kemampuan korban setelah sembuh (ILO, 1983 dalam Nov, 2005).

(28)

Menurut ILO tahun 1989 (Arifin, 2004) mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu :

1. Faktor pekerja seperti umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan masa kerja.

2. Faktor pekerjaan seperti shift kerja, lama jam kerja dan unit kerja.

3. Faktor lingkungan di tempat kerja seperti faktor fisik, kimia dan biologi.

Terjadinya kecelakaan akibat kerja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor penyebab dimana faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi. Para ahli menggolongkan faktor-faktor penyebab timbulnya kecelakaan akibat kerja dengan cara yang berbeda-beda. John Gordon menggolongkan faktor-faktor tersebut menurut host, agent dan environment (Soetanto, 1990)

Teori kecelakaan dari Gordon mengemukakan tentang multiple causation model dengan basis epidemiologi yang diambil dari Heinrich model dari konsep loss control yang dikembangkan oleh Bird dan Loftus. Beberapa orang menyatakan bahwa fenomena kecelakaan adalah tindakan yang tidak diharapkan, tidak dapat dihindari dan tidak diperhatikan yang dihasilkan dari interaksi sekumpulan besar host, agent dan faktor-faktor lingkungan disertai dengan situasi yang melibatkan pengambilan risiko dan persepsi dari bahaya (Hegney, 1997 dalam Susiwi, 2003).

Pada variabel umur menurut penelitian Sukamto pada pekerjaan seismic survey di PT. Elnusa Geosains tahun 2004 dari hasil analisis statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna

(29)

antara umur dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,040, terlihat bahwa pekerja paling banyak mengalami kecelakaan akibat kerja adalah pekerja yang berumur 20-30 tahun yang terjadi pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 26 pekerja (60,5%) dan tahun 2003 sejumlah 48 pekerja (66,7%).

Pada variabel masa kerja menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

Elnusa Geosains bahwa dari hasil analisis statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,00, terlihat bahwa distribusi kecelakaan kerja banyak terjadi adalah pekerja yang bekerja dengan masa kerja 1-6 bulan untuk 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2001 sejumlah 34 pekerja (68%), tahun 2002 sejumlah 42 pekerja (97,7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 71 pekerja (98,6%).

Pada variabel pendidikan menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

Elnusa Geosains juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,012, terlihat bahwa pendidikan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja adalah pekerja yang mempunyai latar belakang SLTP dan SLTA tahun 2001 sebanyak 24 orang yaitu 48%, pada tahun 2002 terlihat banyak terjadi pada pekerja dengan latar belakang SLTP sebanyak 22 orang yaitu 51,2% dan tahun 2003 banyak terjadi pada pendidikan SLTP sebanyak 37 orang yaitu 51,4%.

Pada variabel unit kerja menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara unit kerja dengan kecelakaan kerja, terlihat bahwa unit

(30)

kerja paling banyak terjadi pada pekerjaan unit topografi/surveying yakni pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 20 pekerja (46%) dan tahun 2003 sejumlah 56 pekerja (77%) dan paling sedikit terjadi kecelakaan kerja pada pekerjaan unit recording dengan distribusi pada tahun 2001 sejumlah 4 pekerja (8%), tahun 2002 sejumlah 3 pekerja (7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 4 pekerja (5,6%) (p value = 0,063).

Pongkor adalah salah-satunya tambang emas bawah tanah di Indonesia yang menggunakan kombinasi metode penambangan konvensional dan mechanised cut and fill. Penambangan emas bawah tanah adalah kegiatan yang berbahaya dan sulit. Pada tahun 2006 ada 58 kejadian kasus kecelakaan kerja dengan nilai FR = 3,29 dan SR = 44,152 serta pada tahun 2007 ada 63 kasus kecelakaan kerja dengan nilai FR = 1,59 dan SR = 6,90. nilai FR dan SR dari tahun 2006 sampai tahun 2007 menurun. Hal ini dikarenakan jam kerja pada tahun 2006 sebanyak 1.815.516 meningkat di tahun 2007 menjadi 1.867.430 (PT. ANTAM, 2008).

Menurut studi pendahuluan di PT.Antam Tbk UBPE Pongkor diketahui bahwa karakteristik pekerja dan karakteristik pekerjaan di area pertambangan tersebut dicurigai sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di PT.Antam Tbk UBPE Pongkor. Faktor-faktor tersebut seperti karakteristik pekerja (umur, tingkat pendidikan, masa kerja) dan karakteristik pekerjaan (unit kerja).

Umur pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor antara 23 sampai dengan umur 55. Menurut Oborne (1982) menyatakan bahwa banyak alasan

(31)

mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja lebih tinggi dibandingkan dengan golongan umur yang lebih tua. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa- gesa.

Tingkat pendidikan pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Menurut Arifin (2004) menyatakan bahwa pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir sesorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.

Masa kerja pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah 1 tahun sampai dengan 16 tahun. Menurut ILO (1989) menyatakan bahwa perhatian pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan terpencar oleh banyak kesan baru dan ini bersama kurangnya pengalaman dapat menjelaskan mengapa frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara para pendatang baru.

Unit kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor ada 3 unit kerja yaitu unit produksi tambang, unit development dan unit supporting. Pada unit supporting terdiri dari sarana tambang, pengisian ulang, pemeliharaan peralatan tambang, perencanaan tambang dan quality control (pengukuran tambang serta pengawasan kadar dan geoteknik). Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis

(32)

pekerjaan (Suma’mur, 1981). Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses (Suma’mur, 1989).

Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 meningkat dan paling banyak terjadinya kecelakaan kerja pada area pertambangan. Pada tahun 2006 kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan ada 40 kasus (69%) dari total kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor mengalami peningkatan menjadi 45 kasus (71,4%) di tahun 2007. Hal ini perlu adanya usaha untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dari kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja seperti umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja sehingga kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dapat diketahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat dicegah, diturunkan bahkan dihilangkan angka kejadian kecelakaan kerja tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan di atas, kejadian kecelakaan kerja masih relatif tinggi terutama di bidang industri pertambangan. Berdasarkan data laporan kecelakaan kerja bulanan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 bahwa jumlah kecelakaan kerja pada area pertambangan mengalami peningkatan yaitu dari 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus (71,4%) dari total kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Hal ini berarti pekerja di

(33)

area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor berisiko mengalami kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja pada PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor berdampak pada terganggunya proses pertambangan, kerusakan alat, biaya perbaikan, biaya bagi si korban kecelakaan dan masih banyak kerugian lainnya. Kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dapat dicurigai ada beberapa faktor diantaranya faktor pekerja seperti umur, pendidika dan masa kerja serta faktor pekerjaan seperti unit kerja. Semua faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja tersebut dicurigai terdapat di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Untuk itu penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

2. Bagaimana gambaran umur pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

3. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

4. Bagaimana gambaran masa kerja pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

(34)

5. Bagaimana gambaran unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

6. Apakah ada hubungan antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ? 7. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian

kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

8. Apakah ada hubungan antara masa kerja pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006- 2007 ?

9. Apakah ada hubungan antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

2. Diketahuinya gambaran umur pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

(35)

3. Diketahuinya gambaran tingkat pendidikan pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

4. Diketahuinya gambaran masa kerja pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

5. Diketahuinya gambaran unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007

6. Diketahuinya hubungan antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

7. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

8. Diketahuinya hubungan antara masa kerja pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

9. Diketahuinya hubungan antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

(36)

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

Dapat mempertajam kemampuan analitik dalam memahami masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya masalah kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE.

1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan

Perusahaan mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kebijakan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka mengurangi bahkan menghilangkan angka kecelakaan kerja pada pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

1.5.3 Manfaat Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan akademisi sebagai informasi terhadap penelitian selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007. Faktor -faktor yang akan diteliti adalah faktor pekerja seperti umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja. Penelitian ini dilakukan karena terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja di area pertambangan dari tahun 2006 sebanyak 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus

(37)

(71,4%) pada tahun 2007 dari total kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang berjumlah 749 orang sedangkan sampel penelitian diambil secara random sebanyak 174 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja tahun 2006-2007 dari semua pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa laporan kecelakaan kerja tahun 2006-2007, jumlah pekerja yang ada di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dan data mengenai sertifikat di setiap unit kerja.

(38)

2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja ialah setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga berarti tidak ada unsur-unsur kesengajaan apalagi dalam bentuk perencanaan. Oleh karena itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal adalah di luar lingkup kecelakaan kerja. Tidak diharapkan karena setiap kecelakaan biasanya disertai dengan kerugian material dan non material, mulai dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat (Depnakertrans, 2003).

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya sehingga meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan ke dan dari tempat kerja. Misalnya seperti diatur dalam Undang- undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JSTK).

Kecelakaan di rumah bukanlah termasuk kategori kecelakaan kerja. Kecelakaan demikian termasuk pada kecelakaan umum hanya saja menimpa tenaga kerja di luar pekerjaannya (Depnakertrans, 2003).

Silalahi (1985) mendefinisikan kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan tidak dikehendaki yang mengakibatkan korban luka pada manusia serta kerusakan pada harta dan benda.

14

(39)

Jadi dapat disimpulkan pengertian kecelakaan kerja secara umum adalah kejadian kecelakaan yang berhubungan dengan kerja yang tidak diharapkan yang mengakibatkan kerugian pada manusia, kerusakan pada harta dan benda serta terganggunya proses produksi.

2.2 Kerugian Kecelakaan Kerja

Kerugian kecelakaan kerja antara lain (Depnakertrans, 2003) :

1. Penderitaan fisik, termasuk cidera/sakit ringan, berat atau cacat tubuh atau bahkan kematian. Akibat-akibat tersebut hanya menyangkut fisik, tidak termasuk menyangkut aspek kemanusiaan seperti :

a. Rasa sedih keluarga dan teman karena korban meninggal dunia b. Rasa sakit akibat cidera

c. Menanggung beban psikologis akibat kehilangan salah-satu anggota badan (terjadinya cacat permanen)

2. Kerusakan benda/mesin, peralatan, perlengkapan, bangunan, bahan produksi/hasil produksi.

3. Terjadinya kekacauan organisasi/citra perusahaan.

4. Terlambatnya proses produksi baik sementara maupun permanen.

5. Lain-lain yang tidak diasuransikan seperti :

a. gaji yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan karena tidak masuk kerja

b. pembayaran kompensasi c. biaya lembur

(40)

d. biaya untuk melatih pegawai baru e. biaya untuk menerima pegawai baru

f. waktu yang tersita untuk urusan administrasi atau untuk tenaga yang membantu menolong korban.

2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja

Setiap kecelakaan terutama ada penyebabnya. Kecelakaan tidak tejadi begitu saja. Ada beberapa teori tentang terjadinya suatu kecelakaan yang dikenal dengan teori deret Domino (Depnakertrans, 2003).

a. Teori HW. Heinrich (1933), menurut teori ini terjadinya suatu kecelakaan dapat diurutkan sebagai berikut :

1. Lingkungan sosial/keturunan (Social Environment/Ancestry) 2. Kesalahan manusia (Fault of person)

3. Perbuatan membahayakan dan bahaya yang ditimbulkan secara mekanis atau fisik (Unsafe act and Mechanical or physical Hazard)

4. Kecelakaan (Accident) 5. Cidera

Lebih jelasnya urutan terjadinya kecelakaan tersebut dapat dilihat seperti pada gambar 2.1. kecelakaan dimulai karena adanya keadaan sosial atau lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkah-laku seseorang (Kartu I). Apabila hal ini dibiarkan maka tingkah laku yang muncul kemungkinan negatif misalnya lupa, gugup, pemarah, acuh tak acuh dan sebagainya dan hal ini merupakan kesalahan manusia (Kartu

(41)

II). Karena adanya kesalahan manusia maka tindakan yang dilakukan merupakan tindakan yang membahayakan (Kartu III). Akibat dari tindakan yang tidak aman, maka timbullah kecelakaan (Kartu IV). Kalau sampai terjadi suatu kecelakaan maka akan menimbulkan cidera (Kartu V). Urutan kejadian kecelakaan menurut teori tersebut dapat dilihat seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Urutan kejadian kecelakaan menurut HW. Henrich b. Teori Frank E, Bird Yr.

Menurut teori ini urutan kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya kontrol dari manajemen (Kartu I)

2. Penyebab dasar atau sumber (Kartu II) 3. Penyebab langsung atau gejala (Kartu III) 4. Insiden atau kontak (Kartu IV)

5. Kerugian terhadap manusia atau benda (Kartu V).

(42)

Urutan kejadian kecelakaan menurut teori tersebut dapat dilihat seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2

Urutan kejadian kecelakaan menurut Frank E. Bird. Yr c. Teori Edward Adam

Menurut Edward adam bahwa penyebab suatu kecelakaan yaitu struktur manajemen. Pada dasarnya yang membedakan teori yang satu dengan yang lainnya yaitu pada urutan pertama dan kedua. Urutan seterusnya adalah sama yang berbeda hanya istilahnya saja. Urutan kecelakaan/insiden menurut Edward Adam dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3

Urutan kejadian kecelakaan menurut Edward Adam

(43)

d. Teori Loss Causation Model

Teori lain yang lebih baru dikemukakan oleh Bird & German pada tahun 1985. Teori ini dikenal dengan Loss Causation Model yang tidak mempersalahkan faktor lingkungan dan keturunan. Tetapi timbulnya kecelakaan diakibatkan oleh kegagalan dari pihak manajemen. Oleh karena itu dalam menganalisis permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja, analisis harus dilanjutkan sampai menemukan penyebab dasar masalah, yang berkaitan dengan tugas dan fungsi manajemen yang tidak dilaksanakan. Pertanyaan yang perlu dianalisis ialah tugas dan fungsi manajemen yang mana yang tidak dilaksanakan sehingga terjadi kecelakaan.

2.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Timbulnya kecelakaan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana faktor yang satu mempengaruhi faktor yang lainnya. Berdasarkan pendekatan epidemiologi (US. Office of Technology Assesment Washington DC, 1975), faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan akibat kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut (Arifin, 2004).

1. Host, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan.

2. Agent, yaitu pekerjaan.

3. Environment, yaitu lingkungan kerja.

Menurut ILO tahun 1989 mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor pekerja, pekerjaannya dan faktor lingkungan di tempat kerja (Arifin, 2004).

(44)

2.4.1 Faktor Pekerja

Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik pekerja yaitu sebagai berikut :

1. Umur

Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi (Hunter, 1975).

Namun umur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan akibat kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap suka tergesa-gesa (Tresnaningsih, 1991).

New Jersey tahun 1991 sampai dengan tahun 2000 didapatkan 20% kematian dari 1.174 kecelakaan. Dari 234 kecelakaan kerja di New Jersey lebih banyak terjadi pada pekerja usia lanjut (> 55 tahun) dari pada usia muda, antara lain : kecelakaan transportasi perbandingan antara usia lanjut dengan usia muda 42% : 34%, terjatuh 18% : 14%, ledakan 6% : 3%.(Dina, 2007).

Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diungkapkan bahwa pekerja usia muda lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Pekerja muda usia biasanya kurang berpengalaman dalam pekerjaannya (ILO, 1989).

(45)

Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja lebih tinggi dibandingkan dengan golongan umur yang lebih tua.

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-gesa (Oborne, 1982).

Pada penelitian kasus kecelakaan yang terjadi di propinsi DKI Jakarta dan Kaltim dari data tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 oleh Jamsostek Tbk ternyata kecelakaan yang terjadi paling banyak menimpa kelompok umur 21-25 tahun, diikuti kelompok umur 26-30 tahun dan 31-35 tahun yang merupakan kelompok usia paling produktif. Banyaknya kasus kecelakaan pada usia muda ini cenderung untuk berperilaku sembrono, kurang pengalaman, senang mencoba-coba dan mengakibatkan perilaku tidak aman dan atau membuat kondisi kerja yang tidak aman (Depnakertrans RI, 2007).

Pada penelitian Sukamto pada pekerjaan seismic survey di PT. Elnusa Geosains tahun 2004 dari hasil analisis statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,040, terlihat bahwa pekerja paling banyak mengalami kecelakaan akibat kerja adalah pekerja yang berumur 20-30 tahun yang terjadi pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002

(46)

sejumlah 26 pekerja (60,5%) dan tahun 2003 sejumlah 48 pekerja (66,7%).

Hasil penelitian Angreni (1993) ) di PT. Intirub bahwa terjadinya kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada kelompok umur 20-29 tahun (25%) kemudian menyusul kelompok umur 30-39 tahun (10,4%). Setelah dilakukan uji chi square untuk melihat hubungan statistik antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja diperoleh hasil tidak ada hubungan bermakna diantara keduanya (P value = 0,16)

Hasil Penelitian Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear Indonesia bahwa dari seluruh pekerja yang mengalami kecelakaan selama tahun 1994-1996 kejadian kecelakaan kerja yang sering terjadi pada kelompok umur ≥ 41 tahun. Pada tahun 1994 sebanyak 22 kasus (52,4%), tahun 1995 sebanyak 33 kasus (53,4%) dan pada tahun 1996 sebanyak 24 kasus (57,2%) dari hasil uji statistik chi square tidak didapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian kecelakaan (p value = 0,005).

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir sesorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.

(47)

Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, seperti Sekolah Dasar atau bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja di lapangan yang mengandalkan fisik (Efrench, 1975). Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karena beban fisik yang berat dapat mengakibatkan kelelahan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja.

Menurut Achmadi (1990) yang dimaksud dengan pendidikan adalah pendidikan formal yang diperoleh di sekolah dan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping pendidikan formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaannya.

Pada variabel pendidikan menurut penelitian Sukamto di PT.

Elnusa Geosains tahun 2004 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,012, terlihat bahwa pendidikan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja adalah pekerja yang mempunyai latar belakang SLTP dan SLTA menduduki posisi yang sama yaitu pada tahun 2001 sebanyak 24 orang yaitu 48%, pada tahun 2002 terlihat banyak terjadi pada pekerja dengan latar belakang SLTP sebanyak 22 orang yaitu 51,2% dan tahun 2003 banyak terjadi pada pendidikan SLTP sebanyak 37 orang yaitu 51,4%.

(48)

Menurut penelitian Angreni (1993) di PT. Intirub bahwa angka kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada pekerja dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu dengan angka kecelakaan sebesar 10% sedangkan angka kecelakaan paling rendah terdapat pada pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA (8,8%). Dengan melakukan uji chi square dapat diketahui bahwa ternyata antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja tidak ada hubungan yang bermakna (P value = 0,83).

Hasil Penelitian Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear Indonesia berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa pekerja yang berpendidikan rendah mempunyai persentase yang lebih besar mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pekerja yang pendidikan lebih tinggi. Dari hasil uji statistik chi square antara tingkat pendidikan dan kejadian kecelakaan kerja didapat adanya hubungan yang bermakna (p value = 0,005)

3. Masa Kerja

Sulit untuk menarik kesimpulan yang jelas pengaruh masa kerja dan pengalaman kerja terhadap tingkat kecelakaan karena berbagai faktor yang menyebabkan kecelakaan saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Perhatian pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan terpencar oleh banyak kesan baru dan ini bersama kurangnya pengalaman dapat menjelaskan mengapa

(49)

frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara para pendatang baru (ILO, 1989).

Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja di tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara mendalam seluk-beluk pekerjaannya (Suma’mur 1989).

Penelitian dengan studi restropektif di Hongkong dengan 383 kasus membuktikan bahwa kecelakaan akibat kerja karena mesin terutama terjadi pada buruh yang mempunyai pengalaman kerja di bawah 1 tahun (Ong, Sg, 1982).

Pada penelitian Sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains bahwa dari hasil analisis statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,00, terlihat bahwa distribusi kecelakaan kerja banyak terjadi adalah pekerja yang bekerja dengan masa kerja 1-6 bulan untuk 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2001 sejumlah 34 pekerja (68%), tahun 2002 sejumlah

(50)

42 pekerja (97,7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 71 pekerja (98,6%).

Menurut penelitian Angreni (1993) ) di PT. Intirub bahwa angka kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada pekerja dengan masa kerja 5-9 tahun (12,9%) dan paling rendah pada pekerja dengan masa kerja 15-19 tahun (9,1%). Uji statistik chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara lamanya masa kerja dengan kejadian kecelakan kerja (P value = 0,40)

4. Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan.

Pekerja pria dan wanita mempunyai perbedaan secara fisiologis dan psikologis. Antara pekerja pria dan wanita memiliki perbedaan dalam daya tahan, ukuran tubuh, postur tubuh yang dapat mempengaruhi cara kerja (Santoso, 1999).

2.4.2 Faktor Pekerjaan

Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik pekerjaan yaitu sebagai berikut :

1. Giliran Kerja ( Shift )

Giliran kerja adalah pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat jam (Andrauler P. 1989). Terdapat dua masalah utama pada pekerja yang bekerja secara bergiliran, yaitu ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan sistem shift

(51)

dan ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada malam hari dan tidur pada siang hari (Andrauler P. 1989).

Pergeseran waktu kerja dari pagi, siang dan malam hari dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kecelakaan akibat kerja (Achmadi, 1980). Berdasarkan penelitian bahwa angka kecelakaan akibat kerja pada tenaga kerja yang bekerja pada pagi atau sore hari lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja yang bekerja pada malam hari, akan tetapi ada penelitian lain yang menduga bahwa risiko kecelakaan akibat kerja tetap tinggi pada tenaga kerja yang bekerja pada malam hari. Hal ini adalah termasuk sumber bahaya yang perlu dikendalikan di tempat kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja (Rahmah, 1998).

Pada penelitian Angreni tahun 1993 bahwa angka kecelakaan kerja pada PT. Intirub paling besar terdapat pada waktu kerja jam 23.00-07.00 (shift III) yaitu sebesar 11 kecelakaan (10,7%) dan paling kecil pada waktu jam 15.00-23.00 (shift II) yaitu sebesar 7 kecelakaan (6,8%). Hasil dari uji statistik diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian kecelakaan kerja dengan shift kerja (Pvalue=0,80).

Dilihat dari shift kerja dari hasil penelitian Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear Indonesia bahwa pada tahun 1994 kejadian kecelakaan kerja paling sering terjadi pada saat shift 1 sebanyak 20 kasus (47,6%) sedangkan tahun 1995

(52)

sebanyak 33 kasus (53,2%) dan pada tahun 1996 sebanyak 16 kasus (33,3%) dari hasil uji statistik chi square tidak ditemukan hubungan yang bermakna.

2. Unit Kerja

Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan (Suma’mur, 1981).

Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses (Suma’mur, 1989).

Pada variabel unit kerja menurut penelitian Sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara unit kerja dengan kecelakaan kerja, terlihat bahwa unit kerja paling banyak terjadi pada pekerjaan unit topografi/surveying yakni pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 20 pekerja (46%) dan tahun 2003 sejumlah 56 pekerja (77%) dan paling sedikit terjadi kecelakaan kerja pada pekerjaan unit recording dengan distribusi pada tahun 2001 sejumlah 4 pekerja (8%), tahun 2002 sejumlah 3 pekerja (7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 4 pekerja (5,6%) (p value = 0,063).

(53)

3. Jam Kerja

Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa dengan memperpendek jam kerja dapat meningkatkan produktivitas setiap jam kerja. Sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja mengakibatkan kecepatan kerja menjadi turun dan berkurangnya prestasi setiap jamnya (ILO, 1989).

Pada penelitian Sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains menyatakan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada α=5%

diperoleh nilai p=0,024. hal tersebut berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara waktu kerja dengan kecelakaan kerja karena p value lebih kecil dari α (p value < α) yakni distribusi kecelakaan akibat kerja banyak terjadi pada > 8 jam seperti terlihat pada tahun 2001 sejumlah 39 pekerja (78%), tahun 2002 sejumlah 28 pekerja (65,1%) dan tahun 2003 sejumlah 39 pekerja (54,2%).

Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang lama kerja dan shift kerja terdapat dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.06/Men/1993 tentang waktu kerja 5 hari selama seminggu dan 8 jam sehari (Santoso, 1999).

2.4.3 Faktor Lingkungan

Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik lingkungan kerja yaitu sebagai berikut :

(54)

1. Faktor Fisik a. Pencahayaan

Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan pekerjaan akan dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan akibat kerja ( ILO, 1989 ).

b. Kebisingan

Kebisingan di tempat kerja dapat berpengaruh terhadap pekerja karena kebisingan dapat menimbulkan gangguan perasaan, gangguan komunikasi sehingga menyebabkan salah pengertian, tidak mendengar isyarat yang diberikan, hal ini dapat berakibat terjadinya kecelakaan akibat kerja disamping itu kebisingan juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sementara atau menetap. Nilai ambang batas kebisingan adalah 85 dBA untuk 8 jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam seminggu (Suma’mur, 1990).

c. Suhu

Suhu yang nyaman untuk bekerja berbeda secara subyektif pada setiap orang. Bagi orang Indonesia suhu yang nyaman untuk bekerja antara 240 C – 260 C penyimpangan dari batas kenyamanan suhu menyebabkan perasaan mengantuk dan lelah yang dapat mengurangi ketersediaan untuk berprestasi

(55)

dan meningkatkan frekuensi kelelahan sehingga risiko pekerja untuk menjalani kecelakaan meningkat, sebaliknya suhu yang ekstrim dingin dapat menyebabkan ketidaktenangan dan mengurangi daya atensi dalam bekerja (Sastro winoto, 1985 dalam Iswandari, 1998).

2. Faktor Kimia

Faktor lingkungan kimia merupakan salah satu faktor lingkungan yang memungkinkan penyebab kecelakaan kerja. Faktor tersebut dapat berupa bahan baku suatu produk, hasil suatu produksi dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu produksi.

3. Faktor Biologi

Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun binatang lain yang ada di tempat kerja. Berbagai macam penyakit dapat timbul seperti infeksi, allergi, dan sengatan serangga maupun gigitan binatang berbisa berbagai penyakit serta bisa menyebabkan kematian (Syahab, 1998)

2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat dicegah melalui (Depnakertrans, 2003) :

a. Penegakan peraturan perundangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai persyaratan kerja, syarat keselamatan kerja, perencanaan, pemeliharaan, dan pengujian.

(56)

b. Standarisasi, yaitu penetapan dan mematuhi standar keselamatan kerja, standar prosedur kerja, standar peralatan kerja dan sebagainya.

c. Pengawasan yaitu melakukan pengawasan terhadap dipatuhinya peraturan perundangan yang berlaku dan prosedur kerja.

d. Dengan penelitian antara lain penelitian penyelidikan atas kasus-kasus kecelakaan yang terjadi, sehingga dapat diketahui penyebab kecelakaan, dengan demikian kecelakaan yang serupa tidak terulang kembali.

e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan terhadap pelatihan keterampilan kerja maupun keselamatan kerja dan cara kerja yang aman.

f. Pengendalian lingkungan kerja yaitu menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan selamat.

g. Penggunaan alat pelindung diri.

h. Penggunaan alat pengaman/pagar pengaman yang menggunakan mesin- mesin atau pekerjaan yang mempunyai risiko bahaya tinggi

i. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

05/Men/1996.

(57)

2.6 Kerangka Teori

Kerangka teori berdasarkan ILO tahun 1989 yang mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor pekerja, pekerjaannya dan faktor lingkungan di tempat kerja (Arifin, 2004).

Adapun kerangkanya dapat dilihat pada gambar 2.4 :

Faktor Pekerja 1. Umur 2. Tingkat

pendidikan 3. Masa kerja 4. Jenis Kelamin

KECELAKAAN KERJA Faktor Pekerjaan

1. Shift kerja 2. Unit kerja 3. Lama Jam Kerja

Faktor Lingkungan 1. Faktor fisik 2. Faktor kimia 3. Faktor biologi

Gambar 2.4 Kerangka teori

(58)

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel bebas (independent variabel) yaitu faktor pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) dan faktor pekerjaan (unit kerja) dengan variabel terikat (dependent variabel) yaitu kejadian kecelakaan kerja. Secara rinci variabel-variabel tersebut digambarkan dalam kerangka konsep pada gambar 3.1.

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Pekerja 1. Umur

2. Tingkat pendidikan 3. Masa kerja

KECELAKAAN KERJA Faktor Pekerjaan

Unit kerja

Gambar 3.1 Kerangka konsep

34

(59)

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat

Ukur Hasil Ukur Skala 1. Kecelakaan

kerja

Kejadian yang tidak diharapkan yang

mengakibatkan korban luka pada responden.

wawancara kuesioner 1. Kecelakaan 2. Tidak celaka

Ordinal

2. Umur Lamanya waktu hidup pekerja yang dihitung berdasarkan tahun 2007 dikurangi tahun kelahiran responden.

wawancara kuesioner 1. ≤ 36 tahun 2. > 36 tahun

Ordinal

3. Pendidikan Jenjang akademik formal terakhir yang dicapai oleh responden

wawancara kuesioner 1. < SLTP 2. ≥ SLTP

(Depdiknas, 2008)

Ordinal

4. Masa Kerja Lamanya responden bekerja dalam tahun di perusahaan tersebut sampai tahun 2007.

wawancara kuesioner 1. ≤ 12 tahun

2. > 12 tahun Ordinal

6. Unit kerja Pembagian satuan kerja di area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan

(Suma’mur, 1981).

wawancara kuesioner 1. Unit Produksi Tambang

2. Unit Development 3. Unit Supporting

(PT. Antam, 2008)

Ordinal

(60)

3.3 Hipotesis

1. Adanya hubungan antara umur pekerja dengan kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

2. Adanya hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006- 2007.

3. Adanya hubungan antara masa kerja pekerja dengan kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

4. Adanya hubungan antara unit kerja dengan kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

(61)

4.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu penelitian terhadap variabel independen dan variabel dependen pada satu waktu yang bersamaan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (independent variabel) yaitu faktor pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) dan unit kerja dengan variabel terikat (dependent variabel) yaitu kejadian kecelakaan kerja

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang berlokasi di desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor, 54 km ke sebelah Barat Daya kota Bogor. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja yang bekerja di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

dengan jumlah populasi adalah 749 pekerja.

37

(62)

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah pekerja yang bekerja di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang mengalami kecelakaan kerja dan pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja tahun 2006-2007. Untuk menentukan sampelnya adalah dengan uji beda dua proporsi dengan rumus sebagai berikut:

n = (Z1-α/2√2P(1-P)+Z1-β√P1(1-P1)+P2(1-P2))2

(P1-P2)2

n = (1,96 √2×0,175(1-0,175) + 0,84 √0,25 (1-0,25) +0,10(1-0,10)2 (0,25-0,10)2

n = 79

n = 79 X 2 = 158 orang + 10% = 174 orang.

Pada pengambilan sampel didapat 174 orang yang diambil secara random. Jumlah sampel tersebut dikali 2 dan ditambah 10% dari perhitungan sampel. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengisian kuesioner oleh responden.

Dimana:

1. Z1-α/2 = nilai Z pada derajat kepercayaan 1- α, atau derajat kemaknaan yaitu 5% atau 0,05

2. P = proporsi rata-rata yaitu 50 % 3. Z1-β = kekuatan uji 80% yaitu 0,84

4. P1 = proporsi umur 20-29 tahun yang mengalami kecelakaan kerja pada penelitian sebelumnya yaitu 25% (Angreni, 1993)

(63)

5. P2 = Proporsi umur 30-39 tahun yang mengalami kecelakaan kerja pada penelitian sebelumnya yaitu 10,4% (Angreni, 1993).

4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.4.1 Pengumpulan Data

A. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner mengenai faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakan kerja berdasarkan karakteristik pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) serta unit kerja di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

B. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh melalui laporan kecelakaan kerja di PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor yaitu dari mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2007, data jumlah pekerja yang ada di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 dan data mengenai sertifikat di setiap unit kerja.

4.4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Editing, memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data.

2. Coding, menyederhanakan data yang memberikan kode-kode tertentu 3. Processing, setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan

juga sudah melakukan pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Proses data dilakukan

(64)

dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer.

4. Cleaning (pembersihan data), merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat mengentri ke komputer.

5. Manajemen data, proses memanipulasi atau merubah bentuk data.

6. Analisis data, proses pengolahan data serta menyusun hasil yang akan dilaporkan.

4.5 Analisa Data

Data yang sudah diolah kemudian di analisis secara univariat dan bivariat sebagai berikut :

1. Analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi pada variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari faktor pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) dan unit kerja sedangkan variabel dependennya yaitu kejadian kecelakaan kerja.

2. Analisis bivariat, untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis dilakukan dengan uji statistik chi square sehingga jika p value ≤ 0,05 maka menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan jika p Value > 0,05 maka menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

1) Apakah ada hubungan antara kepatuhan penggunaan safety helmet dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja PT. Adhi Karya Tbk di proyek Rumah Sakit

Dari hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian kecelakaan kerja p value 0,435, tidak ada hubungan antara lama kerja

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya dan rahmat hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Faktor

Pertamina (Persero) MOR VII Makassar melalui survei yang telah dilakukan,terdapat pekerja memiliki umur yang bervariasi diantaranya berumur tua dengan masa kerja

Tabulasi Silang Antara Peranan Dalam Organisasi dengan stres kerja pada pekerja area manufacturing PT. Hasil ini dapat dikarenakan responden yang diteliti

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan waktu lembur, pengetahuan, kelelahan, pengawasa, unsafe act dan unsafe condition dengan kejadian kecelakaan kerja

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif yaitu menganalisis hubungan antara variabel bebas (umur, masa kerja, peralatan kerja, perilaku berbahaya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Proyek Pembangunan the Park Mall Sawangan Di Area Mezzanine Pt.. Journal of Chemical Information and