• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN BIOTEKNOLOGI DALAM KERJASAMA DI BIDANG MIKROBIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN BIOTEKNOLOGI DALAM KERJASAMA DI BIDANG MIKROBIOLOGI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

 

KULIAH

 

INSTITUT

 

PERTANIAN

 

BOGOR

 

2009

 

(2)

KEBIJAKAN BIOTEKNOLOGI DALAM KERJASAMA DI BIDANG MIKROBIOLOGI

I. LATAR BELAKANG

Jepang adalah sebuah negara maju, akan tetapi memiliki keterbatasan soal produksi energi.

Negara ini tidak mampu memproduksi energi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga

untuk memenuhinya, Jepang mengimpor minyak mentah dari negara penghasil minyak bumi

terbesar di dunia yaitu dari negara-negara di Timur Tengah. Minyak mentah yang berasal dari

Timur Tengah akan dikirim ke Jepang melalui trasnportasi laut dengan menggunakan tanker.

Tanker-tanker yang dikirim oleh Jepang akan mengarungi laut dan akan melewati beberapa

negara. Indonesia termasuk salah satu dari negara yang akan dilewati oleh tanker Jepang.

Gambar 1. Jalur penyebaran Tanker Jepang dalam pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke negara-negara pengimpor minyak.

Salah satu kendala dari transportasi laut adalah ketika menyeberangi laut sempit yang disebabkan

(3)

Jepang berupaya untuk melakukan penelitian guna menanggulangi pencemaran laut apabila

terjadi kecelakaan dari pengiriman minyak mentah yang dilakukan oleh pihak Jepang.

Di Indonesia, titik-titik rawan tersebut berada di selat Malaka, selat Sunda dan selat Lombok.

Untuk upaya pencegahan pihak Jepang dalam hal ini di wakili oleh NEDO (Kemenristek Jepang)

dan operasional nya ditangani oleh NITE (BPPT Jepang) lakukan penelitian dengan pendekatan

bioremediasi yaitu memanfaatkan mikroorganisme laut yang berada pada perairan tersebut untuk

dapat mengurangi akibat dari pencemaran yang disebabkan oleh tumpahan minyak. Maka, untuk

mewujudkan hal tersebut pihak Jepang dan Indonesia, yang diwakili oleh LIPI, melakukan

kerjasama dalam menanggulangi akibat cemaran tumpahan minyak.

1

3

2

1

3

2

 

(4)

Pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak mentah di perairan laut mengakibatkan

perubahan terhadap lingkungan perairan baik secara abiotik maupun biotik. Evaporasi, disolusi,

dispersi, oksidasi, adsorpsi, sedimentasi dan emulsifikasi adalah beberapa contoh perubahan

secara abiotik, sedangkan untuk perubahan biotik meliputi perubahan proses pencernaan pada

mikroorganisme laut dan degradasi minyak oleh mikroorganisme laut. Kemampuan

mikroorganisme mendegradasi minyak untuk membersihkan lingkungan air laut yang tercemar

inilah yang disebut dengan bioremediasi.

Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang memiliki keanekaragaman hayati yang salah

satunya adalah potensi mikroorganisme lautnya dalam hal bioremediasi sedangkan Jepang adalah

negara maju yang memiliki teknologi dan kepentingan untuk memanfaatkan mikroorganisme

yang berasal dari Indonesia. Oleh sebab itu Indonesia dan Jepang melakukan perjanjian bilateral

untuk melakukan kegiatan penelitian yang berkenaan dengan hal bioremediasi diantaranya: 1.

Isolasi dan karakterisasi mikroorganisme pendegradasi minyak yang berasal dari perairan laut

Indonesia untk dapat mengakses keanekaragaman mikroorganisme pendegradasi minyak atau

hidrokarbon. Tujuan dari isolasi ini adalah untuk mengetahui penyebaran dari mikroorganime

yang hidup diperairan laut Indonesia sebelum dan sesudah terjadinya kontaminasi air laut akibat

tumpahan minyak; 2. Evaluasi yang berkenaan dengan efektif atau tidaknya upaya bioremediasi

yang dilakukan di perairan laut Indonesia. Upaya bioremediasi yang dilakukan diantaranya

adalah menggunakan pendekatan penambahan nutrisi dari luar ekosistem dari air laut yang

tercemar agar proses pendegradasian minyak lebih cepat.

Dalam pembuatan perjanjian bilateral yang berkenaan dengan pemanfaatan keanekaragaman

hayati untuk keperluan bioremediasi (bioteknologi) maka kedua negara setuju untuk mengacu

kepada CBD (Convention on Biological Diversity) karena kedua negara sama-sama menyetujui

isi dari CBD sebagai acuan dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam hal ini

mikroorganisme dan Indonesia telah meratifikasinya dalam bentuk Undang-undang tepatnya UU

RI Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention On Biological Diversity

(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati). Isi dari peranjian

bilateral dari kedua negara dituangkan dalam sebuah MoU (Memorandum of Understanding)

(5)

II. PERUMUSAN MASALAH

1. Perjanjian kerjasama seperti apakah yang perlu dituangkan dalam MoU atau project

agreement yang dapat disepakati oleh kedua belah pihak dimana dalam hal ini Indonesia

sebagai negara berkembang yang merupakan negara asal dari sumber daya genetik dan Jepang

sebagai negara maju yang memiliki kepentingan terhadap sumber daya genetik tersebut.

2. Bagaimana aplikasinya di lapangan terhadap perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah

(6)

III. STUDI PUSTAKA

Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversiy, CBD)

merupakan konvensi internasional yang dicetuskan pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil.

Konvensi ini mempunyai 3 tujuan utama:

1. Konservasi keanekaragaman hayati,

2. Kelestarian penggunaan dari komponen-komponen sumber daya hayati tersebut,

3. Adanya kerja sama yang adil dan saling menguntungkan dari sumber daya genetik yang

ada.

Dengan kata lain, tujuan dari konvensi ini adalah untuk membangun strategi-strategi nasional

untuk konservasi dan penjagaan keberlangsungan dari keanekaragaman hayati.

Ada beberapa hal dalam CBD yang menjadi pokok dalam perjanjian bilateral yang dapat di

tuangkan dalam MoU kedua negara. Seperti yang telah tercantum pada CBD yaitu berkenaan

dengan pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 15 tentang Akses ke Sumber Daya Genetik

Negara yang akan mengambil sumber daya genetik dari negara lain harus mengakui negara asal

dari sumber daya genetik tersebut. Selain itu, perjanjian yang dibuat harus saling menguntungkan

dan disepakati semua pihak yang terlibat (bilateral maupun multilateral). Kerja sama saling

menguntungkan tersebut mencakup: 1. Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana untuk

kemudahan akses ke sumber daya genetik yang telah disepakati, 2. Akses tersebut dibatasi hanya

pada sumber daya genetik yang telah disepakati saja, 3. Semua pihak berusaha untuk

membangun dan melaksanakan penelitian mengenai sumber daya genetik tersebut.

Pasal 16 tentang Akses dan Transfer Teknologi

Masing-masing pihak yang terkait harus menyadari bahwa teknologi itu mencakup bioteknologi

dan akses serta transfer teknologi diantara pihak yang terlibat merupakan elemen yang penting

untuk pencapaian tujuan sesuai dengan CBD tanpa merusak lingkungan dan kelestarian dari

sumber daya genetik tersebut. Akses dan transfer teknologi yang diberikan kepada negara asal

sumber daya genetik tersebut harus fair dan menghormati hak-hak kekayaan intelektual.

Pihak-pihak yang terlibat sebaiknya menempuh jalur hukum, administratif, maupun kebijakan yang

(7)

kesepakatan bersama, termasuk terknologi-teknologi yang dipatenkan atau hak kekayaan

intelektual lainnya.

Pasal 17 tentang Pertukaran informasi

Pihak-pihak yang memanfaatkan sumber daya harus memfasilitasi pertukaran informasi dari

berbagai sumber yang tersedia yang relevan dengan konservasi dan kelangsungan penggunaan

dari keanekaragaman hayati yang merupakan kebutuhan dari negara berkembang yang

merupakan penyedia sumber daya genetik. Informasi-informasi yang diberikan juga sebaiknya

mencakup hasil-hasil teknis dari penelitian, keilmuan, dan sosio-ekonomi; pengadaan

pelatihan-pelatihan dan program survey; serta tukar informasi seputar ilmu pengetahuan yang terkait.

Pasal 18 tentangKerja sama Teknik dan Keilmuan

Pihak-pihak yang terlibat kontrak harus mempromosikan kerja sama teknik dan keilmuan

internasional terkait dengan konservasi dan keberlangsungan penggunaan dari keanekaragaman

hayati, jika perlu, melalui institusi-institusi internasional dan nasional yang sesuai. Kerja sama

tersebut khususnya ditekankan pada pembangunan dan penguatan kapabilitas nasional melalui

pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan institusi. Pihak yang memanfaatkan

sumber daya (negara maju) harus mendorong pemanfaatan teknologi, baik teknologi tradisional

maupun modern untuk mencapai tujuan konvensi. Untuk tujuan ini, pihak negara maju tersebut

diharapkan bekerja sama dalam pengadaan pelatihan-pelatihan SDM dan pertukaran ahli.

Pasal 19 tentang Penanganan Bioteknologi dan Pembagian Keuntungan

Pihak-pihak yang terlibat kontrak harus menempuh jalur hukum, administratif, maupun

kebijakan lain yang sesuasi untuk mendukung partisipasi yang efektif dalam aktivitas penelitian

di bidang bioteknologi oleh pihak-pihak tersebut, terutama negara yang berkembang yang

menyediakan sumber daya genetik. Semua pihak harus mempertimbangkan kebutuhan akan

protokol untuk menetapkan prosedur yang sesuai terkait dengan transfer yang aman, penanganan

dan penggunaan organisme hidup yang telah dimodifikasi (living modified organism) yang

dihasilkan dari rekayasa bioteknologi yang mungkin memiliki efek samping pada konservasi dan

(8)

Pasal 20 tentang Sumber Dana

Setiap pihak yang terlibat, sesuai dengan kapabilitasnya, harus memberikan dukungan finansial

dan insentif, terkait dengan kegiatan yang telah disepakati bersama untuk pencapaian tujuan

konvensi. Pihak dari negara maju harus menyediakan sumber dana baru dan tambahan sehingga

memungkinkan negara berkembang untuk memenuhi biaya-biaya tambahan yang telah

disepakati bersama. Pihak negara maju harus memenuhi semua kebutuhan dana dan transfer

(9)

IV. PEMBAHASAN

Dari pemaparan yang diberikan oleh Prof. Shigeaki Harayama sebagai project leader dari

penelitian tentang Isolasi dan Karakterisasi Mikroorganisme Pendegradasi Minyak di Perairan

Laut Indonesia memberikan gambaran umum mengenai rencana kegiatan. Beberapa poin dari

rencana kegiatan berkenaan dengan kesepakatan tersebut telah sesuai dengan yang ada di CBD.

Beberapa poin tersebut antara lain adalah,

1. Kewajiban dari pihak Jepang mengenai transfer teknologi

Pihak Jepang, dalam hal ini NEDO, mengeluarkan biaya dari anggarannya sendiri untuk

sarana dan prasarana demi kelancaran kegiatan penelitian yang ditempatkan pada tiga

institusi di LIPI, yaitu Puslit Biologi, Puslit Bioteknologi dan Puslit Oseanografi. Sarana

dan prasarana tersebut meliputi alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam

penelitian. Pihak Jepang, dalam hal ini NITE, juga membiayai para peneliti Indonesia

yang diundang ke Jepang untuk peningkatan kapasitas individu dalam hal teknik-teknik

dasar biologi molekular sebagai modal dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang akan

dilakukan di Indonesia.

2. Kewajiban dari pihak Indonesia mengenai sumber daya genetik

Pihak Indonesia sebagai negara asal sumber daya genetik bertanggung jawab terhadap

pemeliharaan mikroorganisme dan taksonominya. Selain itu pihak Indonesia juga

bertanggung jawab melakukan seleksi terhadap isolat-isolat mikroba yang mampu

mendegradasi minyak dan melakukan studi bioremediasi baik di laboratorium dan di

lapangan.

Kewajiban-kewajiban dari kedua belah pihak disepakati dan dituangkan dalam bentuk project

agreement yang disetujui oleh project leader dari masing-masing pihak. Pada aplikasinya di

lapangan baik pihak Jepang dan pihak Indonesia telah melaksanakan kewajibannya sesuai

dengan kesepakatan bersama.

Akses ke Sumber Daya Genetik dan Transfer Teknologi

Pihak Jepang dan Indonesia telah menyepakati perairan di selat Malaka, perairan di kepulauan

Seribu dan perairan di selat Lombok sebagai tempat pengambilan sampel. Biaya yang diperlukan

(10)

Jepang juga meminjamkan peralatan laboratorium seperti clean bench, beads beater, centrifuge,

autoclave, deep freezer, incubator dan peralatan lainnya guna mendukung kegiatan penelitian.

Pertukaran Informasi

Pada bulan November tahun 2006 diadakan seminar dalam rangka pemaparan hasil kegiatan

sampai dengan tahun 2006 yang diselenggarakan di Puslit Bioteknologi LIPI, Cibinong. Seminar

ini dihadiri oleh institusi-institusi terkait dan beberapan undangan. Pada bulan Februari tahun

2009 juga diadakan seminar dalam rangka pemaparan hasil akhir dari kegiatan yang diadakan di

LIPI yang bertempat di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Selain itu juga hasil-hasil dari penelitian

akan dipublikasikan pada jurnal internasional yang diajukan pada International Journal of

Systematic and Evolutionary Microbiology yang melibatkan nama-nama peneliti dari Jepang dan Indonesia.

Kerja Sama Teknik dan Keilmuan

Lebih dari 10 orang peneliti Indonesia di undang ke Jepang dalam rangka peningkatan kapasitas

dan keterampilan dari peneliti-peneliti Indonesia. Di Jepang, para peneliti Indonesia mempelajari

teknik-teknik tentang 1. Bagaimana cara mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri laut, 2.

Ekstraksi DNA dari isolat bakteri, 3. Ekstraksi DNA dari sampel yang diperoleh lingkungan, 4.

PCR dan kloning dari produk PCR, 5. Sequencing, 6. DGGE (Denaturing Gradient Gel

Electrophoresis) dan 7. Analisa phylogenetic. Selain itu juga, pihak Jepang juga melakukan

transfer keterampilan dalam melakukan penelitiannya di Indonesia yaitu keterampilan dalam

pengambilan sampel dan preparasi isolat.

Penanganan Bioteknologi dan Pembagian Keuntungan

Kurang lebih dari 600 isolat telah diisolasi dalam kegiatan kerjasama penelitian ini dan

dilakukan penggandaan untuk pemanfaatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam hal ini

pihak Jepang dan Indonesia masing-masing memiliki isolat-isolat tersebut dan masing-masing

pihak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan isolat-isolat tersebut. Pembagian keuntungan

yang berkaitan dengan komersialisasi atau hak paten dituangkan di dalam MoU yang membahas

hasil-hasil kegiatan yang dilaksanakan, terutama berkaitan eksplorasi lebih lanjut terhadap

isolat-isolat yang diperoleh sehingga mampu menghasilkan produk yang dapat dikomersialisasikan

atau dipatenkan. Pembagian keuntungan antara pihak Jepang dan Indonesia dalam hal ini adalah

(11)

Sumber Dana

Seluruh biaya dari kegiatan seperti yang disebutkan di atas didanai oleh pihak Jepang dan adapun

kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh pihak Indonesia sepenuhnya akan diganti oleh pihak

Jepang.

(12)

V. KESIMPULAN

1. Pihak Indonesia sebagai negara asal sumber daya genetik dan pihak Jepang sebagai

negara maju yang memiliki kepentingan terhadap sumber daya genetik tersebut telah

menyepakati klausul-klausul yang berkaitan dengan kegiatan kerjasama penelitian

tentang Isolasi dan Karakterisasi Mikroorganisme Pendegradasi Minyak di Perairan Laut

Indonesia melalui project agreement dengan mengacu pada CBD.

2. Pada aplikasi di lapangan, kedua belah pihak telah melaksanakan kewajibannya sesuai

dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Untuk kegiatan eksplorasi lebih

lanjut terhadap isolat-isolat yang diperoleh, maka kedua belah pihak bersepakat untuk

menuangkannya dalam MoU yang intinya membahas pembagian keuntungan dan

(13)

VI. DAFTAR PUSTAKA

Convention on Biological Diversity. Rio De Janeiro, 3-14 Juni 1992

UU RI Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention On Biological

Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati).

Conservation and Sustainable Use of Microbial Resources: Characterization of Oil-Degrading

Microorganisms from Indonesian Environments. Report for Joint Research Project between

Indonesian Institute of Sciences (LIPI), representing the Government Research Centers (GRC) of the Republic of Indonesia and National Institute of Technology and Evaluation (NITE) of Japan 2009.

Presentation: Overview of the Research Plan for the NEDO project on the Isolation and

Characterization of Oil-degrading Microorganisms from Indonesian Shore FY2005–FY2009 by

Shigeaki Harayama. Department of Biotechnology, National Institute of Technology and Evaluation (NITE)

Gambar

Gambar 1. Jalur penyebaran Tanker Jepang dalam pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke  negara-negara pengimpor minyak
Gambar 2. Titik-titik rawan yang akan dilewati oleh Tanker Jepang dalam pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke  negara-negara pengimpor minyak yang ada diperairan Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Peran serta masyarakat masih sangat kurang terkait pengelolaan persampahan dalam upaya mengurangi volume timbulan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Penelitian ini

Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat kegiatan mengumpulkan data, penskoran, menafsirkan skor, dan membuat keputusan. Sebagai contoh kegiatan mengumpulkan data adalah

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan dan hikmat yang luar biasa sehingga tesis yang berjudul

(Jurnal Terproduktif di Sinta) Komponen Penilaian Bobot Penilaian (bukan prosentase) Jumlah Dokumen Artikel di Scopus 40 Jumlah Dokumen Non Artikel di Scopus 15 Jumlah Sitasi

Saat ini belum terdapat alat ukur terintegrasi yang dapat mengetahui parameter parameter yang diperlukan seperti suhu, kelembaban, kandungan air dalam tanah,

Saya, St. Ramlah Andarias, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar akan melakukan penelitian tentang hubungan status gizi dan lama belajar

Jika tingkat PDB per kapita suatu negara tinggi maka permintaan untuk menggunakan atau menkonsumsi barang dan jasa yang ada dalam negeri dan luar negeri

Menurut DJP, (2009) Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 1 bahwa pajak keluaran adalah pajak pertambahan nilai terutang yang wajib dipungut oleh