CORAK PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN SUATU
Sebagaimana halnya sejarah perkembangan
perekonomian, corak perkembangan pun tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial, politik atau pun budaya yang melatar belakanginya. Oleh karena itu, pernik-pernik kehidupan sosial dalam aras besar yang dilalui oleh suatu negara dengan yang lainnya tidak akan dapat sama secara persis.
Yang mungkin terjadi adalah kemiripan di
antara mereka. Namun, sekali pun secara umum corak perkembangan dapat mirip, keadaan yang persis sama tidak akan pernah tercipta.
1. Perkembangan Secara Spontan di Negara-Negara Barat
Sampai abad Pertengahan, perekonomian di
belahan dunia Barat berkembang secara statis, lamban dan kurang dominan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan sebagian besar anggota masyarakat menempatkan nilai-nilai agama secara serasi dengan pentingnya mencapai kemajuan dalam bidang perekonomian. Pada saat itu, nilai-nilai religi diposisikan secara diametral sebagai musuh besar dari kegiatan ekonomi dan bisnis.
Sampai pada masa pasca Perang Salib (the
Lanjutan Perkembangan Secara Spontan di Negara-Negara Barat
Keadaan mulai berubah secara drastis setelah era
tercetusnya pencerahan berpikir dan kebangkitan ilmu pengetahuan dan kekuatan nalar (renaisance). Harkat diri manusia terangkat sehingga menjadikan gairah untuk menggali IPTEK secara intensif terpacu.
Sebagaimana ungkapan tokoh ekonomi klasik,
Adam Smith bahwa kemajuan teknologi pada akhirnya memicu adanya spesialisasi sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas agregat.
Terlebih setelah terjadinya revolusi industri, yang
Golongan wiraswasta mampu melihat peluang
emas yang dimunculkan oleh momentum ini. Mereka segera bangkit, modal yang sangat diperlukan untuk mendorong kemajuan perekonomian terakumulasikan. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha disisihkan sehingga secara agregat mencapai paling sedikit 10% dari total pendapatan nasional.
Perkembangan yang relatif lebih cepat terjadi
sampai PD I sampai saat ini secara umum negara Barat tetap mampu mempertahankan prestasi ekonominya, meskipun pada tahun 1938-1945 terlibat dalam PD II.
Namun semua itu, dikarenakan adanya tradisi
2. Perkembangan yang Terjadi karena Dorongan di Jepang
Kemajuan yang dialami negara Jepang justru
mula-mula diatur oleh pemerintahnya. Pemerintah melalui serangkaian kebijaksanaan (agak dipaksakan) yang membimbing para kaum bangsawan menjadi kelompok masyarakat usahawan yang baru.
Kehidupan masyarakat Jepang sangat diwarnai
Pemerintah memanfaatan ketaatan mereka
dengan meminta rakyat untuk menekan tingkat konsumsi agregat, tanah pertanian yang dipandang kurang jelas kepemilikannya diambil alih pemerintah atau dikuasakan kepada para Shogun/ Daimyo dan mereka hanya diposisikan sebagai buruh tani.
Rakyat kecil yang umumnya terdiri dari para
petani yang tinggal di pedesaan adalah pihak yang membayar paling mahal atas biaya sosial yang harus dikeluarkan untuk kemajuan pembangunan. Mereka memproduksi bahan pangan bagi mereka yang menekuni industri di perkotaan dengan tingkat upah atau keuntungan sosial yang rendah.
Berkat pengorbanannya, produksi pertanian
Lanjutan Perkembangan yang Terjadi karena Dorongan di Jepang
Kemajuan perekonomian tidak dapat dilepaskan
dari sistem keuangan, industri dan pembayaran yang menunjangnya sehingga pemerintah memplopori pendirian industri dasar dan berat serta penciptaan mekanisme perbankan termasuk penanaman modal dalam bidang infrastruktur.
Pergantian waktu menjadikan para bangsawan
3. Perkembangan yang Dipaksakan di Bekas Uni Soviet
• Sebelum mengalami keruntuhan, yang
disusul reformasi politik yang menjadikannya terpecah-belah menjadi negara baru yang
merdeka. Uni Soviet adalah negara yang
mampu memerankan dirinya menjadi salah satu kutub percaturan konstelasi politik
dunia.
• Penyebabnya, kejenuhan yang dengan sangat
terpaksa dipertahankan oleh rakyat, kebebasan pribadi yang terampas,
pemaksaan atas banyak hal termasuk dalam hal dinamika perkembangan perekonomian.
• Revolusi Bolshevik, 15 Oktober 1917.
Peristiwa tercampakkannya kekuasaan
absolut Dinasti Tsar setelah bertahta secara mutlak selama sekian abad.
• Dinasti Tsar menciptakan jurang pemisah
Era Vladimir Ilyich Lenin
• Semula rakyat bergembira menyambut
perubahan keadaan masyarakat Uni Soviet karena telah lepas dari belenggu penindasan yang selama ini merampas kebebasan mereka.
• Tercipta jurang pemisah antara rakyat dengan
elit partai.
• Kebebasan berpikir, berkreasi, berprakarsa
dan beragama cukup represif.
• Dalam bidang perekonomian, Partai Komunis
yang berkuasa belum memiliki “blue print” mengenai pembangunan ekonomi yang jelas.
• Untuk mengatasi suasana chaos,
mengadaptasikan cara baru pengorganisasian ekonomi secara tambal sulam, dengan meniru Jerman yakni sistem penjatahan kebutuhan
pokok, keharusan untuk menyerahkan sebagian hasil panen kepada negara,
Lanjutan Era Vladimir Ilyich Lenin
•
Kebijakan tsb, justru menjadikan kondisi
menjadi parah karena hasrat kegiatan
usaha rakyat lenyap.
•
Pemerintah memberlakukan New
Economic Policy yang memperbolehkan
rakyat menekuni kegiatan usaha secara
terbatas. Masyarakat diperbolehkan
menekuni sektor pertanian secara
kecil-kecilan, perdagangan eceran, kerajinan
tangan dan industri kecil.
•
Negara menangani kegiatan
perekonomian yang berskala besar dan
strategis, seperti pertambangan,
Era Joseph Stalin
•
Stalin berambisi untuk menciptakan
Rusia Raya yang tangguh sehingga
dibangun industri barang-barang modal
berukuran besar, mesin-mesin produksi,
industri militer dan industri berat.
•
Sektor pertanian dikorbankan untuk
kemajuan sektor industri yang hendak
dibangunnya.
•
Kepemilikan lahan pertanian yang
sebelumnya sempat dinikmati rakyat
dialihkan secara paksa menjadi
kolektivisasi atas nama negara.
•
Selam kurun tahun 1927-1940, 28%-30%
dari total APBN dialokasikan untuk
Lanjutan Era Joseph Stalin
•
Kebijakan ini menjadikan rakyat harus
berkorban sangat besar. Barang
konsumsi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok berkurang
jumlahnya dan memerlukan antrian
panjang untuk membelinya menjadi
pemandangan setiap hari. Sedangkan
para anggota elit partai tetaplah menjadi
kaum bangsawan dalam bentuk lain yang
menikmati berbagai macam fasilitas
berbeda.
•
Demikian juga, industri alat transfortasi
yang sebenarnya harus diperhatikan
pembangunannya secara serius karena
luasnya wilayah terabaikan selama
Era Nikita Kruschev
• Rusia secara formal ingin menghapuskan
pengangguran sampai titik NOL sehingga
pemerintah berusaha sekeras mungkin untuk memberikan pekerjaan bagi seluruh rakyatnya dengan jalan memperbanyak formasi TK untuk sektor publik dan kemiliteran.
• Era ini rakyat merasakan sedikit keuntungan
setelah sekian puluh tahun. Era Leonid Breznev
• Pemerintah mulai melonggarkan kekangan
terhadap sektor pertanian dengan
memperbolehkan rakyat untuk mengolah tanah pertanian secara kolektif melalui usaha
pertanian bersama (kholkoz) dan menyalurkan hasil produksinya melalui koperasi para petani (shovkoz).
• Namun, upaya ini belum mampu meniadakan
Era Michail Gorbachov
•
Akhirnya perubahan muncul setelah
kejenuhan dan perasaan tertindas yang
terakumulasi dalam JP mencapai
puncaknya.
•
Era komunisme berakhir pada dasawarsa
1990 dan negara-negara bagian seperti
Ukraina, Georgia, Lithuania, Latvia,
Estonia, Khazakastan, Uzbekistan,
Armenia dan lainnya yang pada awalnya
disatukan secara paksa kedalam Uni
Soviet oleh Joseph Stalin berubah
4. Perubahan yang Terjadi pada
Kebanyakan Negara Berkembang
Kebanyakan negara Asia dan Afrika
(negara berkembang) memiliki nasib
sama, yaitu negara yang dijajah.
Penjajahan telah mengakibatkan
terhisapnya kekayaan alam, kemerdekaan
terbelenggu sebagai negara yang
berdaulat.
Perekonomian mengalami keterpurukan
yang cukup parah karena hasil pertanian,
industri, pertambangan mengalir ke
Secara umum, perkembangan kondisi
perekonomian yang terjadi di Negara
berkembang yang dulunya bekas jajahan
negara-negara imperialis (penjajah) sbb.:
1)Perekonomian Dualistis
Sampai abad 19, negara Asia dan Afrika
masih dalam penjajahan. Kekayaan alam
masih diolah secara sederhana dalam
bentuk komoditas primer yang kebanyakan
diekspor, sedangkan kepentingan sebagian
besar penduduk untuk berusaha
memperkuat perekonomian sendiri sama
sekali tidak diperhatikan. Keadaan ini
sengaja diciptakan agar negara terjajah
senantiasa bergantung pada negara
1)Lanjutan Perekonomian Dualistis
Investasi yang ditujukan untuk
memperkuat struktur perekonomian DN
jumlahnya sangat kecil sehingga
permintaan efektif boleh dikatakan tidak
ada.
Skala regional, dualisme terjadi dalam
wujud kehidupan mewah dan modern
yang dinikmati oleh para tuan tanah,
2) Periode PD I dan PD II
Berdampak naiknya permintaan barang
mentah untuk keperluan industri termasuk
militer dan bahan-bahan makanan untuk
perbekalan tentara yang dikirimkan ke
medan perang yang tersebar meluas di Asia
dan Afrika.
Karena kegiatan industri banyak
dikonsentrasikan untuk memenuhi
kebutuhan militer sehingga aktivitas
industri yang menghasilkan barang-barang
konsumsi yang ditujukan untuk ekspor
menurun drastis.
Kondisi ini menjadikan peluang bagi yang
dimanfaatkan oleh negara berkembang yang
tidak terlibat perang, seperti Chili, Afrika
2) Periode PD I dan PD II – 2
Tahun 1932, terjadi krisis parah (
malaise
)
yang melanda ekonomi negara maju, seperti
Inggris, USA sehingga keseimbangan
perekonomian dunia cukup terganggu.
Kondisi semakin memantapkan tekad negara
lain untuk membangun industri dasar agar
tidak tergantung lagi pada kekuatan LN.
Hanya saja, bagi negara yang masih
terjajah, kondisi ini tidak berpengaruh
banyak karena apapun hasilnya dinikmati
oleh negara penjajah. Namun, dasar-dasar
yang telah dibangun tadi pada akhirnya
3) Periode Pasca PD II
Setelah PD I, banyak negara terjajah yang
memperolah kemerdekaannya baik dianugerahi oleh negara penjajah maupun dengan
perjuangan yang keras melalui perang seperti Indonesia.
Masa penjajahan yang lama telah meninggalkan
warisan berupa kondisi yang menyebabkan
bottle neck bagi upaya pembangunan Negara yang baru merdeka sehingga kemerdekaan sebagai jembatan emas pelaksanaan
pembangunan tidak dapat direalisasikan secara mudah. Seperti, infrastruktur yang masih
memprihatinkan, sikap mental menghamba sehingga sulit untuk memunculkan inisitatif, kondisi negara yang hancur akibat perang,
trauma terhadap perang yang sulit dihilangkan dalam kurun yang singkat dan efek wabah
pamer (demonstration efect) yang
PBB melalui salah satu organnya, yaitu
Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic
and Social Cauncil) membentuk badan
yang bertujuan membantu pembangunan
ekonomi Negara Dunia III, antara lain
International Bank for Reconstruction
and Development (IBRD), UNICEF, dsb.
Sementara itu, bagi negara-negara
sekutu selain USA yang memikul dampak
langsung PD II, merealisasikan progam
Marshall Plan. Lembaga dan progam ini
bertujuan menyediakan dana untuk
Selain itu, untuk membangun sektor
pertanian maka didirikanlah Food and
Agricultural Organization.
Pada akhirnya, badan-badan international
yang menyediakan dana bantuan dan
bimbingan untuk menangani
sektor-sektor bagi negara berkembang
bertambah jumlahnya, al: World Bank,