• Tidak ada hasil yang ditemukan

Generasi meninggalkan Shalat & Mengikuti Syahwat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Generasi meninggalkan Shalat & Mengikuti Syahwat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Generasi meninggalkan Shalat & Mengikuti Syahwat

Oleh: H. Hartono Ahmad Jaiz

ّنإإ

َدْمَحْلا

إهّلإل

ُُهُدَمْحَن

ُُهُنْيإعَتْسَنَو

ْه ُرإفْغَتْسَنَو

ُذوُعَنَو

إهللاإب

ْنإم

إرْو ُر ُش

اَنإسُفْنَأ

ْنإمَو

إتاَئّيَس

،اَنإلاَمْعَأ

ْنَم

إهإدْهَي

ُهللا

َ لَف

ّلإضُم

ُهَل

ْنَمَو

ُهْلإلْضُي

َ لَف

َيإداَه

ُهَل

.

ُدَه ْشَأَو

ْنَأ

َ ل

َهَلإإ

ّ لإإ

ُهللا

ُهَدْحَو

َ ل

َكْيإر َش

ُهَل

ُدَه ْشَأَو

ّنَأ

اًدّمَحُم

ُُهُدْبَع

ُُهُلْوُس َرَو

.

اَي

اَهّيَأ

ُساّنلا

ْمُكْيإصْو

ُأ

َياّيإإَو

ىَوْقَتإب

إهللا

ْدَقَف

َزاَف

َنْوُقّتُمْلا

.

َلاَق

ىَلاَعَت

:

اَي

َاهّيَأ

َنْيإذّلا

اوُنَماَء

اوُقّتا

َهللا

ّقَح

إهإتاَقُت

َ لَو

ّنُتْوُمَت

ّ لإإ

ْمُتن

َأَو

َنْوُمإلْسّم

.

َلاَق

ىَلاَعَت

:

اَي

اَهّيَأ

ُساّنلا

اْوُقّتا

ُمُكّب َر

ْيإذّلا

ْمُكَقَلَخ

ْنّم

ٍسْفَن

ٍُةَدإحاَو

َُقَلَخَو

اَهْنإم

اَهَجْو َز

ّثَبَو

اَمُهْنإم

ً لاَجإر

ا ًرْيإثَك

ًءآ َسإنَو

اوُقّتاَو

َهللا

ْيإذّلا

َنْوُلَءآَسَت

إهإب

َماَح ْرَلْاَو

ّنإإ

َهللا

َناَك

ْمُكْيَلَع

اًبْيإق َر

.

اَي

اَهّيَأ

َنْيإذّلا

اوُنَماَء

اوُقّتا

َهللا

اْوُلْوُقَو

ً لْوَق

اًدْيإدَس

.

ْحإلْصُي

ْمُكَل

ْمُكَلاَمْع

َأ

ْرإفْغَيَو

ْمُكَل

ْمُكَبْوُنُذ

ْنَمَو

إعإطُي

َهللا

ُهَلْوُس َرَو

ْدَقَف

َزاَف

ا ًزْوَف

اًمْيإظَع

.

اّمَأ

؛ُدْعَب

ّنإإَف

َقَدْصَأ

إثيإدَحْلا

ُباَتإك

،َهللا

َرْيَخَو

إيْدَهْلا

ُيْدَه

ٍدّمَحُم

ىّلَص

هللا

إهْيَلَع

َُمّلَسَو

َر ّشَو

إروُم

ُ لا

اَهُتاَثَدْحُم

ّلُكَو

ٍةَثَدْحُم

ٌةَعْدإب

ّلُكَو

ٍةَعْدإب

ٌةَلَلَض

ّلُكَو

ٍةَلَلَض

يإف

إراّنلا

.

ّمُهّللَا

ّلَص

ْمّل َسَو

ىَلَع

اَنّيإبَن

ٍدّمَحُم

ىَلَعَو

إهإلآ

إهإبْحَصَو

ْنَمَو

ْمُهَعإبَت

ٍنا َسْحإإإب

ىَلإإ

إمْوَي

إةَماَيإقْلا

.

Allah Ta’ala berfrrman:

"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikrmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adarm, dan dari keturunan Ibrahirm dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Karmi beri petunjuk dan telah Karmi pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Permurah kepada rmereka, rmaka rmereka rmenyungkur dengan bersujud dan rmenangis. Maka datanglah sesudah rmereka, pengganti (yang jelek) yang rmenyia-nyiakan shalat dan rmermper-turutkan hawa nafsunya, rmaka rmereka kelak akan rmenermui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, berirman dan berarmal saleh, rmaka rmereka itu akan rmasuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun." (terjermah QS. Maryarm: 58-60).

(2)

tiang agarma dan pilarnya, dan sebaik-baik perbuatan harmba. Dan akan tarmbah lagi (keburukan rmereka) dengan rmengikuti syahwat dunia dan kelezatannya,, senang dengan kehidupan dan kenikrmatan dunia. Maka rmereka itu akan rmenermui kesesatan,, artinya kerugian di hari qiyarmat.

Adapun rmaksud lafazh Adho’us sholaat ini, rmenurut Ibnu Katsir, ada beberapa pendapat. Ada orang-orang yang berpendapat bahwa adho'us sholaat itu rmeninggalkan sholat secara keseluruhan (tarkuhaa bilkulliyyah). Itu adalah pendapat yang dikatakan oleh Muharmrmad bin Ka’ab Al-Quradhi, Ibnu Zaid bin Aslarm, As-Suddi, dan pendapat itulah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Pendapat inilah yang rmenjadi pendapat sebagian orang salaf dan para irmarm seperti yang rmasyhur dari Irmarm Ahrmad, dan satu pendapat dari As-Syaf’i sarmpai ke pengkafran orang yang rmeninggalkan shalat (tarikus sholah) setelah ditegakkan, iqarmatul hujjah (penjelasan dalil), berdasarkan Hadits:

َنْيَب

إدْبَعْلا

َنْيَبَو

إك ْر ّشلا

ُك ْرَت

إةَلّصلا

(

هاور

ملسم

يف

هحيحص

مقرب

:

82

نم

ثيدح

رباج

.)

“(Perbedaan) antara harmba dan kermusyrikan itu adalah rmeninggalkan sholat.” (HR Muslirm dalarm kitab Shohihnya normor 82 dari hadits Jabir).

Dan Hadits lainnya:

ُدْهَعْلا

ْيإذّلا

اَنَنْيَب

ْمُهَنْيَبَو

،ُةَلّصلا

ْنَمَف

اَهَك َرَت

ْدَقَف

َرَفَك

.

(

هاور

يذمرتلا

مقر

2621

ئاسنلاو

1/231

لاقو،

يذمرتلا

:

اذه

ثيدح

نسح

حيحص

بيرغ

.)

“Batas yang ada di antara karmi dan rmereka adalah sholat, rmaka barangsiapa rmeninggalkannya, sungguh-sungguh ia telah kafr.” (Hadits Riwayat At-Tirrmidzi dalarm Sunannya normor 2621dan An-Nasaai dalarm Sunannya 1/231, dan At-Tirrmidzi berkata hadits ini hasan shohih ghorib).

Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq Sarmi As-Salarmah, juz 5 hal 243).

(3)

Betapa rmenghujarmnya peringatan Allah dalarm Al-Quran dengan cara rmenuturkan sejarah "keluarga pilihan" yang datang setelah rmereka generasi rmanusia bobrok yang sangat rmerosot rmoralnya. Bobroknya akhlaq rmanusia dari keturunan orang yang disebut rmanusia pilihan, berarti rmerupakan tingkah yang keterlaluan. Bisa kita bayangkan dalarm kehidupan ini. Kalau ada ularma besar, saleh dan benar-benar baik, lantas keturunannya tidak bisa rmenyarmai kebesarannya dan tak rmarmpu rmewarisi keulamaannya, maka ucapan yang pas adalah:. "Sayang, kebesaran bapaknya tidak diwarisi anak-anaknya.” Itu baru masalah mutu keilmuan nya yang merosot. lantas, kata dan ucapan apa lagi yang bisa untuk menyayangkan bejat dan bobroknya generasi pengganti orang-orang suci dan saleh itu? Hanya ucapan “seribu kali sayang” yang mungkin bisa kita ucapkan.

Setelah kita bisa rmenyadari betapa tragisnya keadaan yang dituturkan Al-Quran itu, agaknya perlu juga kita bercerrmin di depan kaca. Melihat diri kita sendiri, dengan rmermperbandingkan apa yang dikisahkan Al-Quran.

Kisah ayat itu, tidak rmenyinggung-nyinggung orang-orang yang rmermbangkang di saat hidupnya para Nabi pilihan Allah. Sedangkan jurmlah orang yang rmermbangkang tidak sedikit, bahkan rmelawan para Nabi dengan berbagai daya upaya. Ayat itu tidak rmenyebut orang-orang kafr, bukan berarti tidak ada orang-orang kafr. Narmun dengan rmenyebut keluarga-keluarga pilihan itu justru rmerupakan pengkhususan yang lebih tajarm. Di saat banyaknya orang kafr berkeliaran di burmi, saat itu ada orang-orang pilihan yang armat patuh kepada Allah. Tetapi, generasi taat ini diteruskan oleh generasi yang bobrok akhlaqnya. Ini yang jadi rmasalah besar.

Dalarm kehidupan yang tertera dalarm sejarah kita, Muslirmin yang taat, di saat penjajah berkuasa, terjadi perarmpasan hak, kedhalirman rmerajalela dan sebagainya, ada tanarm paksa dan sebagainya; rmereka yang tetap teguh dan ta'at pada Allah itu adalah benar-benar orang pilihan. Kaurm rmuslirmin yang tetap rmenegakkan Islarm di saat orientalis dan antek-antek penjajah rmenggunakan Islarm sebagai sarana penjajahan, narmun kaurm rmuslirmin itu tetap teguh rmermpertahankan Islarm dan tanah airnya, tidak hanyut kepada irming-irming jabatan untuk ikut rmenjajah bangsanya, rmereka benar-benar orang-orang pilihan.

(4)

terjadi di rmasa larmpau. Yaitu generasi pengganti yang jelek, yang rmenyia-nyiakan shalat dan rmengikuti hawa nafsunya.

Peringatan yang sebenarnya tajarm ini perlu disebar luaskan, dihayati dan dipegang benar-benar, dengan penuh kesadaran, agar tidak terjadi tragedi yang telah rmenirmpa kaurm Bani Israel, yaitu generasi jelek, bobrok, rmeninggalkan shalat dan rmengikuti syahwat.

Memberikan hak shalat

Untuk itu, kita harus rmengkaji diri kita lagi. Sudahkan peringatan Allah itu kita sadari dan kita cari jalan keluarnya?

Mudah-rmudahan sudah kita laksanakan. Tetapi, tentu saja bukan berarti telah selesai. Karena rmasalahnya harus selalu dipertahankan. Tanpa upaya rmermpertahankannya, kermungkinan akan lebih banyak desakan dan dorongan yang rmengarah pada "adho'us sholat" (rmenyia-nyiakan atau rmeninggalkan shalat) wattaba'us syahawaat (dan rmengikuti syahwat hawa nafsu).

Suatu rmisal, kasus nyata, bisa kita telusuri lewat pertanyaan-pertanyaan. Sudahkah kita berikan dan kita usahakan hak-hak para pekerja/ buruh, pekerja kecil, permbantu rurmah tangga, penjaga rurmah rmakan, penjaga toko dan sebagainya untuk diberi kebebasan rmengerjakan shalat pada waktunya, terutarma rmaghrib yang waktunya sermpit? Berapa banyak pekerja kecil sermacarm itu yang terhirmpit oleh peraturan rmajikan, tetapi kita urmat Islarm diarm saja atau belurm rmarmpu rmenolong sesarma rmuslirm yang terhirmpit itu?

Bahkan, dalarm arena pendidikan forrmal, yang diseleng-garakan dengan tujuan rmermbina rmanusia yang bertaqwa pun, sudahkah rmermberi kebebasan secara baik kepada rmurid dan guru untuk rmenjalankan shalat? Sudahkah diberi sarana secara rmermadai di karmpus-karmpus dan termpat-termpat pendidikan untuk rmenjalan-kan shalat? Dan sudahkah para rmurid itu diberi birmbingan secara rmermadai untuk rmarmpu rmendirikan shalat sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muharmrmad Shallallaahu alaihi wa Salarm ?

Kita perlu rmerenungkan dan rmenyadari peringatan Allah dalarm ayat tersebut, tentang adanya generasi yang rmeninggalkan shalat dan rmenuruti syahwat.

(5)

rmengurmbar syahwat. Dalarm arti penjabaran dan pelaksanaan agarma dengan armar rma'ruf nahi rmunkar secara konsekuen dan terus rmenerus, sehingga dalarm hal beragarma, kita akan rmewariskan generasi yang benar-benar diharapkan, bukan generasi yang bobrok seperti yang telah diperingatkan dalarm Al-Quran itu.

Fakir miskin, keluarga, dan mahasiswa

Dalarm hubungan kermasyarakatan yang erat sekali hubungannya dengan ekonormi, terutarma rmasalah kermiskinan, sudahkah kita rmermberi surmbangan sarung atau rmukena/ rukuh kepada fakir rmiskin, agar rmereka bisa tetap shalat di saat rmukenanya yang satu-satunya basah ketika dicuci pada rmusirm hujan?

Dalarm urusan keluarga, sudahkah kita selalu rmenanya dan rmengontrol anak-anak kita setiap waktu shalat, agar rmereka tidak lalai?

Dalarm urusan efektiftas da’wah, sudahkah kita rmenghidup-kan jarma'ah di rmasjid-rmasjid karmpus pendidikan Islarm: IAIN (Institut Agarma Islarm Negeri) ataupun STAIN (Sekolah Tinggi Agarma Islarm Negeri) yang jelas-jelas rmermpelajari Islarm itu, agar para alurmninya ataupun rmahasiswa yang rmasih belajar di sana tetap rmenegakkan shalat, dan tidak rmengarah ke permikiran sekuler yang nilainya sarma juga dengan rmengikuti syahwat?

Lebih penting lagi, sudahkah kita rmengingatkan para pengurus rmasjid atau rmushalla atau langgar untuk shalat ke rmasjid yang diurusinya? Bahkan sudahkah para pegawai yang kantor-kantor rmenjadi lingkungan rmasjid, kita ingatkan agar shalat berjarmaah di Masjid yang rmenjadi termpat rmereka bekerja, sehingga tidak tarmpak lagi sosok-sosok yang tetap bertahan di rmeja rmasing-rmasing --bahkan sarmbil rmerokok lagi-- saat adzan dikurman-dangkan?

Masih banyak lagi yang rmenjadi tanggung jawab kita untuk rmenanggulangi agar tidak terjadi generasi yang rmeninggalkan shalat yang disebut dalarm ayat tadi.

Shalat, tali Islam yang terakhir

(6)

ّنَضُقْنَيَل

ا َرُع

إمَلْسإلْا

ًةَو ْرُع

ًةَو ْرُع

اَمّلُكَف

ْتَضَقَتْنا

ٌةَو ْرُع

َثّب َشَت

ُساّنلا

ْيإتّلاإب

اَهْيإلَت

ّنُهُلّو

َأَو

اًضْقَن

ُمْكُحْلا

ّنُه ُرإخآَو

ُةَلّصلا

( .

هاور

دمحأ

.)

“Tali-tali Islarm pasti akan putus satu-persatu. Maka setiap kali putus satu tali (lalu) rmanusia (dengan sendirinya) bergantung dengan tali yang berikutnya. Dan tali Islarm yang pertarmakali putus adalah hukurm(nya), sedang yang terakhir (putus) adalah shalat. (Hadits Riwayat Ahrmad dari Abi Urmarmah rmenurut Adz – Dzahabir perawi Ahrmad perawi).

Hadits Rasulullah itu lebih garmblang lagi, bahwa putusnya tali Islarm yang terakhir adalah shalat. Selagi shalat itu rmasih ditegakkan oleh urmat Islarm, berarti rmasih ada tali dalarm Islarm itu. Sebaliknya kalau shalat sudah tidak ditegakkan, rmaka putuslah Islarm keseluruhannya, karena shalat adalah tali yang terakhir dalarm Islarm. Maka tak rmengherankan kalau Allah rmenyebut tingkah "adho'us sholah" (rmenyia-nyiakan/ rmeninggalkan shalat) dalarm ayat tersebut diucapkan pada urutan lebih dulu dibanding "ittaba'us syahawaat" (rmenuruti syahwat), sekalipun tingkah rmenuruti syahwat itu sudah rmerupakan puncak kebejatan rmoral rmanusia. Dengan dermikian, bisa kita faharmi, betapa rmermuncaknya nilai jelek orang-orang yang rmeninggalkan shalat, karena puncak kebejatan rmoral berupa rmenuruti syahwat pun rmasih pada urutan belakang dibanding tingkah rmeninggalkan shalat.

Di rmata rmanusia, bisa disadari betapa jahatnya orang yang rmengurmbar hawa nafsunya. Lantas, kalau Allah rmermberikan kriteria rmeninggalkan shalat itu lebih tinggi kejahatannya, berarti kerusakan yang armat parah. Apalagi kalau kedua-duanya, dilakukan rmeninggalkan shalat, dan rmenuruti syahwat, sudah bisa dipastikan betapa beratnya kerusakan.

Tiada perkataan yang lebih benar daripada perkataan Allah dan Rasul-Nya. Dalarm hal ini Allah dan Rasul-Nya sangat rmengecarm orang yang rmeninggalkan shalat dan rmenuruti syahwat. Maka rmarilah kita jaga diri kita dan generasi keturunan kita dari kebinasaan yang jelas-jelas diperingatkan oleh Allah dan Rasul-Nya itu. Mudah-rmudahan kita tidak terrmasuk rmereka yang telah dan akan binasa akibat rmelakukan pelanggaran armat besar, yaitu rmeninggalkan shalat dan rmenuruti syahwat. Armien.

َك َراَب

ُهللا

ْيإل

ْمُكَلَو

يإف

إنآ ْرُقْلا

،إمْيإظَعْلا

ْيإنَعَفَنَو

ْمُكاّيإإَو

اَمإب

إهْيإف

َنإم

إتاَييْا

إرْكّذلاَو

إمْيإكَحْلا

.

ُلْوُقَأ

ْيإلْوَق

اَذَه

ُرإفْغَت ْس

َأَو

َهللا

َمْيإظَعْلا

ْيإل

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan-kegiatan dimaksudkan untuk digunakan dengan kelompok kecil dari anak-anak yang memiliki masalah berbahasa dengan menggunakan prosedur ini, memilih kegiatan

Barrett (1992, p. 106), for example, therefore dismisses equal per capita allocation with histori- cal accountability as being politically non-viable: there will be rather no

menggunakan orang pun tidak ada orang yang dapat bertugas sebagai awak pesawat yang dipersyaratkan pada pesawat dengan j¢nis dimana pelatihan perbedaan dimasukkan dalam

Total cost diketahui dari analisis pendekatan biaya, dan total revenue adalah hasil dari unit output apartemen dikalikan dengan besarnya nilai harga P

Menyampaikan Surat Lamaran unfuk mengikuti proses seleksi Kelompk Ke[a Unit Layanan Pengadaan Kabupati:n Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2017 yang dilampid Cuniculum

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas pelayanan kesehatan poliklinik adalah tingkat baik buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas rumah

Nilai tukar rupiah dalam penelitian ini adalah nilai dari mata uang. dollar AS yang ditranslasikan dengan mata uang