• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PEMASARAN BERORIENTASI EKSPOR PADA PAGUYUBAN BATIK TULIS GIRILOYO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN PEMASARAN BERORIENTASI EKSPOR PADA PAGUYUBAN BATIK TULIS GIRILOYO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PEMASARAN BERORIENTASI EKSPOR PADA

PAGUYUBAN BATIK TULIS GIRILOYO

Dra. Sumiyarsih, MM1

, Gumirlang Wicaksono, SE, MBA2

Universitas Mercu Buana Yogyakarta; Jl. Wates Km 10 Yogyakarta, telp/fax: (0274) 6498213

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta

e-mail: sumiyarsih79@gmail.com, gumirlang.wicaksono@gmail.com

Abstrak

Pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk: (1). Meningkatkan jangkauan pemasaran baik di pasar domestik maupun internasional, sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian mitra, (2). Mengembangkan pemasaran berbasis TI, (3). Mengenalkan teknik pemasaran berorientasi ekspor, (4). Memperbaiki tata kelola usaha dengan pendataan pelanggan berbasis IT dan (5). Mendorong peningkatan nilai jual produk melalui pengembangan kemasan produk.

Metode yang digunakan adalah transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni: (1). Penyuluhan dan pelatihan keterampilan SDM mitra di bidang: pemasaran berbasis IT, pengelolaan website, pemasaran berorientasi ekspor, pengelolaan data base pelanggan, dan pengembangan desain kemasan, (2). Transfer teknologi dengan: pembuatan website, software database pelanggan dan pengadaan piranti pendukung promosi.

Program kegiatan meliputi: pelatihan English for Business, Penyuluhan Ekspor, pelatihan pemanfaatan pemasaran berbasis TI, pelatihan pengelolaan website, pelatihan pemanfaatan database pelanggan, dan pelatihan pengembangan desain kemasan.

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan, mitra memperoleh tambahan wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pemasaran yang berorientasi ekspor dengan memanfaatkan teknologi informasi. Mitra masih memerlukan pendampingan khususnya dalam kegiatan pemasaran untuk menembus pasar ekspor, mengingat masih terbatasnya pengetahuan mitra di bidang ekspor. Mitra belum berbadan hukum sehingga belum dapat melakukan ekspor secara langsung. Keterbatasan ini dapat diatasi dengan mendorong mitra untuk bekerjasama dengan agen ekspor untuk memasarkan produknya agar dapat menembus pasar internasional.

Kata kunci—pemasaran, ekspor, teknologi informasi

Abstract

This community service program is intended to: (1). Increase marketing reach both in domestic and international market, so that impact on improvement of economy, (2). Develop marketing based on IT, (3). Introduce export-oriented marketing techniques, (4). Improve business governance with customer databases based on IT and (5). Encourage increased selling value of products through the development of product packaging.

The method used is the transfer of science and technology, namely: (1). Human resource counseling and training in areas: marketing based on IT, website management, export-oriented marketing, customer data base management, and packaging design development, (2). Transfer technology with: website creation, customer database software and procurement of promotional support tools.

Program activities include: English for Business training, Export Counseling, IT based utilization training courses, website management training, customer database utilization training, and packaging design development training.

(2)

need special assistance in marketing activities to penetrate export markets, due to the limited knowledge of export partners. Partners have no legal entity so they have not been able to export directly. This limitation can be overcome by encouraging partners to cooperate with export agents to market their products in order to penetrate the international market

(3)

1. PENDAHULUAN

Perkembangan industri batik di DIY mengalami pertumbuhan yang pesat dengan nilai ekspor yang mengalami peningkatan sekitar 5%-10% pertahunnya. Pada tahun 2016, jumlah Industri Kecil dan Menengah (IKM) batik di DIY sudah lebih dari 3000 IKM. Sentra industri batik di DIY salah satunya berada di Kampung Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY yang terletak kurang lebih 17 Km arah selatan kota Yogyakarta.

Sebagai sebuah sentra industri, perkampungan batik Giriloyo dinaungi oleh Paguyuban Batik Tulis Giriloyo yang beranggotakan 10 kelompok pengrajin yang tergolong dalam kategori UMKM, yakni: Sekar Arum, Sri Kuncoro, Sungsang Bantik, Bimasakti, dan Sidomulyo, Berkah Lestari, Giri Indah, Sekar Kedaton, Suka Maju, dan Sungging Tumpuk.

Paguyuban Batik Tulis Giriloyo menjadi wadah bagi pengrajin untuk saling bertukar informasi tentang produk dan pasar serta pendistribusian order pembuatan batik tulis jika terjadi over pesanan. Produk batik tulis yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik dengan menggunakan bahan pewarnaan alam meskipun ada beberapa jenis yang menggunakan pewarna sintetis. Harga perlembar batik berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 2.500.000,-. Harga yang mahal dikarenakan proses pengerjaan secara manual, rumit dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan sangat baik dan sudah sering dipesan oleh tamu-tamu kenegaraan dan juga wisatawan asing yang berkunjung ke Paguyuban Batik Giriloyo.

Meskipun kualitas yang dihasilkan sangat baik, akan tetapi dalam pemasarannya belum dilakukan dengan baik. Mayoritas pemasaran masih bersifat konvensional dan cenderung tergantung pada pihak lain dengan mengikuti pameran dagang, world of mouth, publikasi di media cetak dan elektronik atas prakarsa instansi terkait dan inistiatif dari travel agent maupun instansi pemerintah/swasta untuk mengajak wisatawan berkunjung ke Paguyuban Batik Tulis Giriloyo. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi kendala bagi UMKM pada Paguyuban Batik Tulis Giriloyo khususnya untuk menembus pasar ekspor. Kendala tersebut antara lain: terbatasnya pengetahuan pengrajin mengenai tata cara atau prosedur ekspor, penguasaan bahasa inggris yang masih terbatas, keterbatasan modal, keterbatasan pemhaman dan keterampilan untuk mengembangkan pemasaran dengan bantuan teknologi informasi.

Kendala-kendala tersebut pada umumnya juga dijumpai pada UKM di Indonesia secara umum yakni: persayaratan atau peraturan dan administrasi yang rumit, dan penguasaaan Bahasa Inggris yang mutlak dimiliki oleh pelaku UKM dalam memasarkan produknya ke luar negeri [1]. Hambatan sejenis juga terjadi di UKM negara berkembang seperti Malaysia, yakni: adapatasi produk di pasar internasional, fluktuasi nilai tukar, minimnya ketersediaan saluran distribusi, resiko penjualan pada pasar luar negeri, keterbatasan modal keuangan, dan tingginya biaya penjualan produk ke pasar luar negeri [2]. Hambatan ekspor UKM industri kerajinan di Indonesia, dipengaruhi oleh sejumlah hambatan, yakni: lingkungan bisnis, pelanggan, sosial budaya, peraturan atau hukum, produksi, dan produk. Untuk mengatasi sejumlah hambatan tersebut perlu dirancang strategi produk bagi UKM, yang meliputi: strategi adaptasi produk, kualitas produk, dan inovasi produk [3].

(4)

difungsikan secara maksimal. Paguyuban sebagai wadah kelompok pengrajin dan pusat informasi belum memanfaatkan TI untuk mendukung kegiatan pemasaran, seperti: belum adanya website paguyuban sehingga penyebaran informasi sangat terbatas melalui off line. Belum dimanfaatkannya TI dikarenakan sejumlah alasan seperti: tidak tersedianya piranti pendukung dan terbatasnya pengetahuan dan keterampilan SDM di bidang IT.

Kendala pengadopsian TI di UKM negara berkembang banyak dijumpai hal ini dikarenakan sejumlah alasan seperti: mahalnya biaya pemanfaatan internet, ketidaksesuaian layanan pembelanjaan online dengan budaya masyarakat, dan keterbatasan kepercayaan masyarakat terhadap system perdagangan online [4]. Faktor yang dapat mempengaruhi pengadopsian TI dalam bisnis adalah faktor organisasional, teknologi dan lingkungan [5]. Faktor yang mendorong UKM untuk mengadopsi TI dipengaruhi oleh tekanan faktor eksternal yakni pesaing, konsumen, mitra bisnis, media dan public [6].

Batik Tulis Giriloyo telah dipasarkan ke sejumlah wilayah di DIY, Jawatengah, Jakarta, Surabaya, Kalimantan dan Sulawesi. Untuk pemasaran di Luar Negeri sebatas pemesanan langsung dari buyer yang sebelumnya pernah berkunjung ke Giriloyo atau wisatawan yang secara langsung membeli produk di Giriloyo.

Konsumen yang melakukan pembelian belum dikelola dengan baik melalui pendataan pelanggan. Paguyuban belum menyadari pentingnya pencatatan data pelanggannsebagai dasar penawaran atau penginformasian produk baru bagi pelanggan.

Kurang agresifnya aktifitas pemasaran juga dipengaruhi oleh kualitas SDM, baik dari sisi pengetahuan maupun keterampilan khususnya dibidang pemasaran dan pemanfaatan TI yang kurang memadahi. Pengrajin juga memiliki keterbatasan dalam penguasaan Bahasa Inggris yang penting artinya untuk mendukung tahapan dalam pemasaran ekspor. Dengan adanya sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh mitra maka diberikan solusi melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pemasaran dan SDM.

2. METODE

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan mitra adalah dengan melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan teknik: penyuluhan, pelatihan, dan pengadaan peralatan pendukung program. Adapun metode yang diimplementasikan adalah sebagai berikut:

2.1 Bidang Pemasaran

Metode transfer Iptek bidang pemasaran mencakup penyuluhan bidang ekspor, pelatihan pemasaran berbasis teknologi informasi,pengadaan teknologi pendukung pemasaran.

2.1.1. Penyuluhan Ekspor

(5)

Gambar 1. Penyuluhan Ekspor

2.1.2. Pelatihan Pemasaran On-line

Metode yang digunakan adalah transfer pengetahuan dan teknologi dengan memberikan pelatihan pemasaran berbasis sosial media dan transfer teknologi melalui pembuatan facebook dan instagram untuk paguyuban dan kelompok pengrajin.

Gambar 2. Pelatihan Pemasaran On-line

2.1.2. Pelatihan Pengelolaan Database Pelanggan

(6)

Gambar 3. Pelatihan Database Pelanggan

2.1.3. Penyediaan Peralatan Pendukung Pemasaran

Penyediaan peralatan pendukung promosi dilakukan melalui transfer teknologi dengan membuat website paguyuban, facebook, instagram, pemberian bantuan laptop dan infokus untuk mendukung aktivitas pemasaran.

(7)

2.2. Bidang SDM

Metode pelaksanaan dilakukan dengan transfer ilmu pengetahuan melalui kegiatan pelatihan Bahasa Inggris, pengelolaan website, dan pelatihan keterampilan mengembangkan desain kemasan.

2.2.1. Pelatihan Bahasa Inggris

Metode yang digunakan adalah transfer pengetahuan dengan memberikan tambahan wawasan dan keterampilan Bahasa Inggris untuk bisnis yang bersifat praktis seperti: mengenakkan produk, membuat surat penawaran dan lain-lain. Pelatihan dipandu oleh instruktur dan dilengkapi dengan modul.

Gambar 5. Pelatihan Bahasa Inggris

2.2.2. Pelatihan Pengelolaan Website

(8)

Gambar 6. Website Giriloyo

2.2.3. Pelatihan Kemasan Produk

Metode yang digunakan dalam program pengembangan kemasan produk adalah transfer pengetahuan melalui penyuluhan arti penting kemasan dan pelatihan keterampilan membuat variasi kemasan produk agar lebih menarik dan memiliki nilai jual. Instruktur pelatihan adalah Crafter yang berpengalaman, dan dalam pelatihan ini dilengkapi dengan bahan-bahan untuk membuat kemasan.

Gambar 7. Pelatihan Kemasan Produk

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan pengabdian masyarakat di Paguyuban Batik Tulis Giriloyo, dijelaskan dengan pemaparan sebelum dan setelah pelakasanaan program (pra-test dan post-tets). Adapun hasil kegiatan dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Kegiatan Bidang Pemasaran

Program Pra-Tes Post-Test

Penyuluhan Ekspor

Mitra belum memahami persyaratan

Ada

(9)
(10)

pameran, dan WoM.

dalam kegiatan pemasaran.

Berdasarkan hasil pelaksanaan program di bidang pemasaran dapat ditunjukkan bahwa ada peningkatan kualitas pengetahuan mitra di bidang ekspor, pemsaran berbasis TI, pengelolaan database pelanggan. Disamping itu juga adanya tambahan inventaris mitra yang berupa piranti pendukung pemasaran.

Meskipun luaran yang dihasilkan telah memberikan manfaat positip bagi mitra, akan tetapi masih sangat diperlukan adanya pendampingan berkelanjutan. Untuk menjalankan kegiatan pemasaran ekspor masih sangat diperukan tahapan yang cukup panjang dan upaya yang keras. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah kendala seperti: penguasaan Bahasa Inggris yang masih terbatas, dan kendala administratif seperti persyaratan untuk menjadi eksportir yang belum dimiliki oleh mitra. Untuk itu pada tahap awal ini mitra didorong untuk melakukan kerjasama dengan agen ekspor atau trading company yang biasa menyalurkan produk batik ke luar negeri. Disamping itu mitra juga didorong untuk secara aktif mengajukan proposal untuk pendampingan kepada instansi pemerintah terkait, seperti Desperindagkop.

Upaya awal untuk mengenalkan dan memasarkan produk batik tulis Giriloyo kepada jangkauan pasar yang lebih luas termasuk pasar luar negeri adalah dengan memanfaatkan TI yang telah tersedia, yakni dengan secara kontinyu mengupgrade produk yang ada di website dan mempromosikan melalui internet maupun medsos. Program ini juga masih sangat perlu untuk dilakukan pendampingan, agar mitra secara intens melakukan pemasaran on-line.

Hasil kegiatan di bidang SDM dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Kegiatan Bidang SDM

Program Pra-Test Post-Test

Pelatihan

Program Pra-Test Post-Test

(11)

sebagai admin

Berdasarkan hasil pelaksanaan program di bidang SDM, mitra memperoleh manfaat positip dengan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan mitra. Meskipun demikian, ada program yang masih perlu dilakukan pendampingan secara kontinyu yakni untuk pelatihan Bahasa Inggris. Mengingat untuk menguasai dasar-dasar Bahasa Inggris perlu adanya pelatihan yang sifatnya kontinyu. Upaya untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris juga dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan pendampingan ke Perguruan Tinggi ataupun instansi/lembaga terkait.

(12)

Program pengembangan kemasan produk dapat dilakukan secara mandiri oleh mitra dengan mempraktekkan hail pelatihan. Disamping dengan menggunakan bahan pabrikan, mitra juga dapat memanfaatkan bahan daur ulang. Limbah sisa kain batik dan menggunakan bahan serat alam untuk menambah keunikan kemasan produk. Mitra dapat bekerjasam dengan UMKM yang bergerak dibidang kerajinan serat alam untuk membuat kemasan produk batik agar lebih meningkatkan nilai jual produk.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan program kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Ipteks bagi Masyarakat (IbM) maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: a. Mitra memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan di bidang ekspor,

pemasaran on-line, pemanfaatan database pelanggan, pengelolaan website, Bahasa Inggris praktis untuk mendukung kegiatan bisnis dan pengembangan kemasan produk. b. Meskipun mitra telah memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan khususnya

dalam penggunaan Bahasa Inggris untuk kepentingan bisnis, akan tetapi masih sangat diperlukan adanya program pelatihan yang sifatnya kontinyu.

c. Mitra masih memiliki sejumlah keterbatasan untuk menjalankan pemasaran yang berorientasi ekspor. Adapun keterbatasan tersebut, seperti: minimnya penguasaan Bahasa Inggris mitra, belum terpenuhinya peryaratan administrative seperti mitra belum berbadan hukum, dan pengetahuan mitra dibidang ekspor masih perlu ditingkatkan. d. Upaya pemasaran mitra untuk menembus pasar yang lebih luas dilakukan dengan

memanfaatkan TI untuk melaukan pemasaran on-line.

5. SARAN

Saran yang direkomendasikan untuk keberhasilan keberlanjutan program adalah sebagai berikut:

a. Mitra perlu secara aktif menggali informasi dan komunikasi dengan agen ekspor yang ada di Yogyakarta untuk dapat bekerjasama dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh Paguyuban Batik Tulis Giriloyo untuk dipasarkan ke luar negeri.

b. Perlu dilakukan monitoring dan pendampingan pelaksanaan program secara berkelanjutan khususnya dalam kegiatan pemasaran berbasis teknologi informasi sehingga jangkauan pemasaran dapat semakin berkembang.

c. Upaya untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan pendampingan ke Perguruan Tinggi ataupun instansi/lembaga terkait.

d. Mitra dapat bekerjasam dengan UMKM yang bergerak dibidang kerajinan serat alam untuk membuat kemasan produk batik yang menarik dan menonjolkan aspek natural untuk lebih meningkatkan nilai jual produk.

UCAPAN TERIMA KASIH

(13)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jahansyanto, R., UKM Masih Kesulitan untuk Ekspor,

http://ekonomi.kompas.com/read/2015/12/19/203000926/UKM.Masih.Kesulitan.u ntuk.Ekspor, diakses tanggal 20 Juli 2017.

[2] Zain, Z.M., Khalili, J., dan Mokhtar, M., 2008, Export Problems Among Small and Medium Scale Industries in Klang Valley: A Preliminary Finding, Gading Business & Management

Journal, Vol. 12, No. 1, Hal. 23-39.

[3] Adidarma, W., 2015, Strategi Produk Untuk Mengatasi Hambatan Ekspor UKM Industri Kerajinan Indonesia, Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, Vol 13, No. 1, Hal. 39-54.

[4] Hunaiti, Z., Masa’deh, R., dan Mansour, M., 2009, Electronic Commerce Adoption Barriers in SMEs in Developing Countries: The Case of Libya,IBIMA Business Review,

Vol. 2, Hal. 37-45.

[5] Almoawi, A. dan Mahmood, R., 2010, Applying The Role Model In Determining The E-Commerce Adoption On SME In Saudi Arabia, Asian Journal Of Business And

Management Service, Vol. 1. No. 7, Hal. 12-24.

Gambar

Gambar 1. Penyuluhan Ekspor
Gambar 4. Penyerahan Peralatan Pendukung Pemasaran
Gambar 5. Pelatihan Bahasa Inggris
Gambar 6. Website Giriloyo
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil evaluasi, dihasilkan postur usulan yang diberikan adalah, pekerja duduk pada kursi dengan posisi tubuh tegap, arah kepala sejajar dengan arah objek yang dikenai

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perubahan interaksi sosial

Yang saya ketahui hubungan komite sekolah dengan MI Muhammadiyah Cipari berjalan dengan baik, harmonis dibuktikan dengan sering berkunjung ke sekolah sekaligus ingin

Empati juga menjadi faktor efektifitas komunikasi antarbudaya (Gudykunst & Kim, 1997 : 254). Open-mindedness, kesediaan berbagi, mengakui, mengapresiasi, dan menerima

Penulis telah melakukan pelaksanaan sesuai dengan rencana tindakan yang sudah dibuat secara efisiensi dan aman sesuai perencanaan meliputi menginformasikan hasil

Unsur K juga berperan dalam meningkatkan pertambahan tinggi bibit dan diameter bonggol sebagai aktivator enzim dalam pembentukan karbohidrat dalam proses

- Produsen lokal dapat menyerap potensi pasar regional dengan produksi berorientasi ekspor, khususnya pada produk-produk yang sudah digunakan di dalam negeri (eksisting). -

Pada siswa yang siap belajar dengan gaya berpikir sintetik (S1, S2, S3) secara umum mengalami miskonsepsi pada menentukan persamaan lingkaran (menentukan titik