• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN MAHASISWA TUGAS BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN MAHASISWA TUGAS BELAJAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN

MAHASISWA TUGAS BELAJAR

Cucut Susanto1, Abdul Ibrahim2

1,2

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Dipanegara Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km 9 Tamalanrea Makassar Telp. 0411-587194\

Email : cucut73@yahoo.com1, dg_b01m@yahoo.com2

Abstrak

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Mahasiswa Tugas Belajar merupakan program aplikasi yang dapat dengan mudah dioperasikan dan digunakan guna menyeleksi para pegawai negeri sipil yang akan diberikan penghargaan berupa tugas belajar ke perbagai jenjang pendidikan tinggi yang tersebar dibeberapa kota di Indonesia dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya aparatur. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Sistem Pendukung Keputusan ini dibuat dengan pemodelan yang memperhatikan berbagai faktor yang dipakai sebagai kriteria penilaian dan pemberian bobot diantaranya masa kerja, usia, kepangkatan, senioritas, keadilan dan berbagai faktor lainnya yang dianggap relevan dengan kondisi dan realita pada Pemerintah Kabupaten Maros. Model yang dibangun bersifat sederhana dan mudah untuk dioperasikan/digunakan serta dilengkapi petunjuk penggunaan, memiliki kriteria-kriteria yang dapat dirubah bobot nilainya sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan, dan sebagai penentu mahasiswa tugas belajar memberikan penilaian kepada setiap calon mahasiswa guna membantu Pimpinan Daerah untuk menentukan Calon Mahasiswa tugas belajar yang paling layak pada Pemerintah Kabupaten Maros.

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Penentuan

1. Pendahuluan

Dengan telah diundangkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dimana daerah diberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab secara proporsional yang diwujudkan melalui pengaturan dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, muara dari pelaksanaan otonomi daerah adalah terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance) dan bertanggungjawab. Pembaharuan berbagai kebijaksanaan pemerintah untuk mengakselarasi implementasi otonomi daerah secara umum dan perwujudan visi dan misi Kabupaten Maros, diharapkan dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengoptimalkan pemberdayaan dan pemanfaatan sumber daya daerah, sehingga pada gilirannya daerah dapat meningkatkan kelancaran dan kesinambungan pembangunan namun keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah sangat ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan daerah itu sendiri dalam mengelola dan memberdayakan seluruh potensi dan sumberdaya yang tersedia secara sinergi, untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya (www.kominfo.com, 3/03/04). Pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam memberikan jawaban terhadap berbagai masalah yang terjadi dalam suatu organisasi.

Pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi formal/birokrasi sudah merupakan keharusan. Karena keterbatasan kemampuan dan rendahnya profesionalisme pada gilirannya akan memberikan sumbangan yang sangat terbatas bagi pencapaian tujuan suatu organisasi, lebih khusus pada pemerintahan di daerah.

(2)

Keputusan oleh seorang pimpinan yang berdampak luas bagi institusi secara keseluruhan, memerlukan suatu kecermatan dan ketelitian. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengakibatkan kemunduran bahkan kehancuran suatu institusi. Sistem pendukung keputusan berbasis komputer saat ini banyak dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan dalam memecahkan permasalahan. Dalam sistem ini yang memegang peranan penting adalah pengambil keputusan karena sistem hanya menyediakan alternatif keputusan, sedangkan keputusan akhir tetap ditentukan oleh pengambil keputusan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dibangun suatu sistem yang dapat memudahkan dan menyederhanakan pekerjaan dalam pengambilan keputusan (Decision making) oleh Pimpinan Daerah pada Pemerintah Kabupaten Maros dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor pendukung secara obyektif untuk menentukan Pegawai Negeri Sipil yang berhak mendapat promosi tugas belajar.

Penulisan ini bertujuan untuk membuat rancang bangun sistem Pendukung Keputusan Penentuan Mahasiswa Tugas Belajar pada Pemerintah Kabupaten Maros, yang nantinya dapat digunakan untuk pengembangan selanjutnya.

2. Dasar Teori

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Metode Analitycal Hierarchi Proses (AHP) adalah sebuah hirarki fungsional, dimana suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hierarki. [4, 45-46].

Program Linear merupakan teknik yang banyak digunakan dalam penelitian operasional (operation research). Program Linear ini dipandang sebagai teknik pengambilan keputusan karena dengan pengintegrasian secara serentak dan pelaksanaan operasi secara berurutan waktunya, dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang tersedia, keputusan diambil dengan

memperhitungkan segala kemungkinan sehingga efisiensi optimal dapat tercapai [6, 67-68]

Pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam urusan kepegawaian pernah dilakukan oleh P.S. Eka (2003) yang membuat sistem informasi manajemen kepegawaian di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman Yogyakarta. Sistem ini ditujukan untuk menyediakan informasi kepegawaian yang cepat, lengkap dan akurat juga Sistem Pendukung Keputusan dengan pemodelan untuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan dengan memanfaatkan data keluaran Simpeg ( Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) pada Pemda Propinsi Bengkulu [5, 35-36].

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Perhitungan biaya pembuatan cetakan plastik. SPK yang dibangun adalah Specific Decision Support Systems (SDSS) yang dirancang dengan cara cepat (quick hit) melalui pendekatan iteratif dan pengembangan secara bertahap. Teknik ini dipilih dengan mempertimbangkan bahwa DSS (Decision Support Systems) yang dibuat adalah sebuah DSS baru, dengan waktu pembuatan yang singkat dan melibatkan pengguna secara aktif [1, 29-30]

Juga Sistem Pendukung Keputusan Pemandu Kenaikan Pangkat/Jabatan Dosen dengan studi kasus Fakultas MIPA UGM, dimana bertujuan untuk mendukung dan memudahkan para dosen dan administrator sebagai pemandu kenaikan pangkat/jabatan dengan melihat angka kredit yang telah diperoleh [2, 100-101].

3. Metode Penelitian

Penelitian nantinya akan dilakukan melalui metode – metode :

1. Studi Kepustakaan yaitu Penelusuran informasi kepustakaan baik mengenai SPK maupun PNS status tugas belajar.

2. Wawancara dan Observasi, mencari dan mengumpulkan data-data yang ada relevansinya dengan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros.

(3)

4. Pembahasan

Gambar 1. DFD Diagram Konteks

Keterangan :

MTB : Mahasiswa Tugas Belajar

4.1 Desain Dialog Login ke Sistem

Form ini digunakan untuk mengatur hak akses pemakai terhadap sistem, dimana masing-masing diberi kewenangan yang berbeda-beda dalam pengelolaan sistem tersebut, dimana admin diberi wewenang untuk perubahan settingan komponen kriteria, nilai dan bobot sedangkan user dibatasi hanya mengoperasikan sistem secara keseluruhan.

Gambar 2. Desain dialog login

4.2 Dialog Menu Utama

Form menu utama baru dapat ditampilkan apabila kita telah melaksanakan login sistem secara benar. Baik sebagai user biasa maupun sebagai admin.

Gambar 3. Dialog Menu Utama

4.3 Dialog Sub Menu Set Bobot Kriteria Form ini berfungsi untuk pengaturan bobot dan kriteria penilaian secara khusus dan umum, dimana hak perubahan jenis kriteria dan bobot

nilainya ada pada Bupati (admin). Gambar 4. menunjukan implementasi dari proses pengaturan kriteria dan bobot nilai.

Gambar 4. Dialog Sub Menu Set Bobot Kriteria

4.4 Dialog Sub Menu Set Kriteria Penilaian Umum

Form setting kriteria ini berisi kriteria – kriteria selain daripada kriteria yang telah disebut sebelumnya, di antaranya nilai dan krteria lama bekerja, DP3 selama 2 tahun, Status Pegawai, test masuk dan sebagainya. Gambar 5. menunjukan implementasi dari proses pengaturan kriteria umum dan nilai-nilainya.

Kepegawaian

SPK Penentuan Mahasiswa

tugas belajar Bupati

Data calon MTB

Kriteria, nilai dan bobot

Laporan Hasil penilaian Data Pribadi PNS

(4)

Gambar 5. Dialog Sub Menu Kriteria Penilaian umum

4.5 Dialog Menu Aktivitas

Form menu aktivitas terdiri dari input data pegawai, daftar data pegawai dan proses penilaian. Gambar 6 menunjukan implementasi dari menu proses pemasukan data pegawai dan proses penilaian.

Gambar 6. Dialog Menu Aktivitas

4.6 Form Pemasukan Data Pribadi Pegawai Form sub menu Input data pribadi pegawai berisi identitas dari setiap pendaftar sebagai calon mahasiswa. Gambar 7. menunjukan implementasi dari proses pemasukan data pribadi pegawai.

Gambar 7. Dialog Sub Menu Input Data Pribadi Pegawai

4.7 Penilaian Masa Kerja

Kriteria masa kerja adalah masa kerja pegawai. Rumus perhitungannya masa kerja keseluruhan adalah:

Tanggal system - TMT CPNS = Masa Kerja Keseluruhan

Mengacu pada gambar dengan masa kerja 24 tahun, maka dengan bobot 7 % dikalikan nilai 100 maka hasilnya adalah 7.

4.8 Analisa Penilaian Umum

Penilaian khusus merupakan penilaian terhadap jenis kriteria khusus yang telah ditentukan sebelumnya, yang terdiri dari :

a. Penilaian DP3 selama 2 tahun

Kriteria diberi bobot 5% dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 0. Dengan nilai 100 maka akan menghasilkan 5 ( 5 % dikalikan 100). Kemungkinan lainnya adalah 5

% dikalikan 90 menghasilkan nilai 4,5 atau 5 % dikalikan 0 menghasilkan nilai 0.

Kriteria pemberian nilai DP3 sebagai berikut : - Nilai DP3 sangat baik adalah 91 – 100 bernilai

100

- Nilai DP3 baik adalah 76 – 90 bernilai 90 - Nilai DP3 Kurang adalah kurang dari 76

bernilai 0

b. Penilaian Surat Keterangan Berkelakuan Baik

Pembobotannya sebesar 4 % dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 70. Dengan nilai 100 maka hasilnya adalah 4 sedangkan kemungkinan hasil nilai lainnya adalah 4 % dikalikan 70 bernilai 2,8.

c. Penilaian Kesempatan Tugas Belajar

Kriteria ini diberi bobot 3 % dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 70. Mengacu pada gambar 5.1 dengan nilai 100 maka akan menghasilkan nilai 3 sedangkan kemungkinan hasil nilai lainnya adalah 3 % dikalikan 70 akan bernilai 2,1.

d. Penilaian Selisih Tugas Belajar Terakhir Kriteria ini diberi bobot 2 % dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 70. Dimana bobot 2 % dikalikan 100 akan bernilai 2 sedangkan kemungkinan hasil nilai lainnya adalah 2 % dikalikan 70 akan bernilai 1,4.

4.13 Analisa Hasil Analisis Resiko

(5)

Gambar 8. Hasil penilaian analisis resiko.

5. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan pada penulisan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Mahasiswa Tugas Belajar ini adalah : 1. Sistem Pendukung Keputusan ini dibuat

dengan pemodelan yang memperhatikan berbagai faktor yang dipakai sebagai kriteria penilaian dan pemberian bobot diantaranya masa kerja, usia, kepangkatan, senioritas, keadilan dan berbagai faktor lainnya yang dianggap relevan dengan kondisi dan realita pada Pemerintah Kabupaten Merauke.

2. Model Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun bersifat sederhana dan mudah untuk dioperasikan/digunakan serta dilengkapi petunjuk penggunaan.

3. Sistem Pendukung Keputusan ini memiliki kriteria-kriteria yang dapat dirubah bobot nilainya sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan .

4. Sistem Pendukung keputusan penentuan mahasiswa tugas belajar memberikan penilaian kepada setiap calon mahasiswa guna membantu Pimpinan Daerah untuk menentukan Calon Mahasiswa tugas belajar yang paling layak pada Pemerintah Kabupaten Maros.

5. Sistem pendukung keputusan ini masih perlu dikembangkan karena belum mengakomodir perubahan-perubahan kriteria guna pengembangan selanjutnya kearah yang lebih baik dan lengkap.

Daftar Pustaka

[1] Daihani, D.U, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta. [2] Desiani, Anita. 2003, Sistem Pendukung

Keputusan Pemandu Kenaikan Pangkat/Jabatan Dosen dengan studi kasus Fakultas MIPA UGM, Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

[3] Permadi, B,2008, Analytical Hierarchy Proses, Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta. [4] Permata. N, 2003, Sistem Pendukung

Keputusan dengan pemodelan untuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan dengan memanfaatkan data keluaran Simpeg ( Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) pada Pemda Propinsi Bengkulu, Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2. Desain dialog  login
Gambar 7. Dialog Sub Menu Input Data
Gambar 8. Hasil penilaian analisis resiko.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis Rank Spearman , dapat diketahui bahwa faktor sosial ekonomi yang memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis

iii) Hak suara dan hak suara potensial yang dimiliki Grup. Grup menilai kembali apakah mereka mengendalikan investee bila fakta dan keadaan mengindikasikan adanya

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.. Senyawa aktif yang terdapat

didapatkan hasil dari simulasi dan dapat di analisa dalam bentuk grafik perbandingan perubahan kecepatan sudut rotor antara sistem yang menggunakan PSS

Memberikan masukan kepada Tim Bimbingan dan Konseling Hati Suci agar dapat membuat program-program pembinaan dan bimbingan baik individual atau kelompok untuk

5 Kegiatan APBD (SIROK) berbasis web di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menggunakan Unified Process. Sehingga SI yang dikembangkan dapat meningkatkan kinerja staf

Melihat proses pemberdayaan sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan sepanjang usia manusia yang diperoleh dari pengalaman individu tersebut dan bukan