TUGAS MAKALAH TENTANG MOTIVASI
DAN KEPEMIMPINAN
Disusun oleh:
Lammar Tumpal
Syahbeni Putra Zen
Denny Aditya
Habibulhuda
Albert Heryanto
Pengertian Dasar Motivasi
menurut French dan Raven, sebagaimana dikutip Stoner dan Gilbert (1995) yaitu motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukan perilaku tertentu.
Perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan oleh tenaga kerja di eprusahaan tentunya perilaku yang akan menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan, dan tentunya bukan sebaliknya. Kinerja terbaik menurut Griffin (2000) ditentukan oleh 3 faktor, yang pertama
motivasi (motivation)yang terkait dengan kegiatan dalam melakukan pekerjaan, yang kedua adalah kemampuan (ability) yaitu kemampuan dari tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan, yang ketiga lingkungan pekerjaan ( the work environment) yaitu sumber daya dan situasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Beberapa Pendekataan Mengenai Motivasi
Terdapat beberapa pendekatan dalam memahami motivasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) paling tidak terdapat 3 pendekatan dalam dunia manajemen, yaitu adalah pendekataan tradisional atau traditional model of motivation theory, pendekatan relasi manusia atau human relation model, dan pendekatan sumber daya manusia atau human resources model.
Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini memandang bahwa pada dasarnya manajer
Pendekatan Relasi Manusia
Pendekatan ini sering kali dikaitkan dengan Elton Mayo dan para pengikutnya. Mayo justru menemukan bahwa pekerjaan sama yang terus menerus dilakukan akan menyebabkan kebosanan dan justu berimplikasi pada penurunan motivasi. Dan Mayo menganggap bahwa kontak sosial antar relasi antar manusia justru akan mebantu dan memelihari motivasi para pekerja.
Pendekatan Sumber Daya Manusia
Pendekatan ini mengkritisi simplifikasi atau penyederhanaan pandangan terhadap pekerja yang hanya didasarkan pada uang dan interaksi sosial.
Perspektif Kontemporer Mengenai
Motivasi
Terdapat beberapa perspektif kontemporer dalam melihat
bagaimana motivasi menjadi kekuatan pendorong bagi individu untuk berperilaku. Ketiga perspektif itu adalah yang pertama perspektif kebutuhan(need perspectives), yang kedua perspektif keseimbangan dan keadilan(equity perspectives), yang ketiga perspektif pengharapan (expectancy perspectives) , yang keempat perspektif penguatan
(reinforcement perspectives), dan terakhir perspektif penyusunan tujuan (goal setting theory)
Perspektif Kebutuhan Mengenai Motivasi
Perspektif kebutuhan terkait dengan proses pertama bagaimana motivasi menjadi perilaku yang lebih baik. Hal tersebut mengenai kebutuhan dan kesenjangan akan kebutuhan. Di dalam perspektif ini terdapat beberapa teori dari para ahli.
Maslow menyatakan bahwa orang atau individu termotivasi untuk berperilaki dalam pekerjaaannya untuk memenuhi kebutuhannya yang terdiri dari lima tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan fisik, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
-Teori Kebutuhan dari Atkinson dan McClelland
Atkinson menyatakan bahwa terdapat 3 jenis kebutuhan manusia yang mendorong seseorang untuk termotivasi dalam berperilaku dan
melakukan sesuatu. Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan kekuasaan,kebutuhan melakukan interaksi sosial, dan kebutuhan meraih prestasi.
Perspektif Keseimbngan dan Keadilan Mengenai Motivasi Perspektif ini diangkat dari asumsi dasar bahwa termotivasi tidaknya seseorang dalam organisasi lingkungan pekerjaan sangat bergantung kepada anggapan apakah dirinya mendapatkan perlakuan yang adil ataukah tidak dalam hal penghargaan yang diterimanya.
Perspektif Pengharapan Mengenai Motivasi
Perspektif ini dapat dikatakan merupakan kelanjutan dari
perspektif keseimbangan dan keadilan mengenai motivasi. Perspektif ini memandang bahwa motivasi seseorang dalam berperilaku dan bekerja sangat tergantung pada berbagai pilihan penghargaan yang akan diperolehnya berdasarkan tingkatan perilaku dan pekerjaan yang akan dilakukannya.
Perspektif Penguatan Mengenai Motivasi
Prinsip dasar dari perspektif penguatan mengenai motivasi berangkat dari pola pikir B.F Skinner, yang mangatakan bahwa
Perspektif Penyusunan Tujuan
Perspektif ini pada dasarnya beranggapan bahwa perilaku individu yang didorong oleh motivasi individu sesungguhnya dapat dijelaskan melalui keterlibatan individu dalam penyusunan tujuan dari setiap apa yang akan dikerjakan atau dibebankan kepadanya.
Hubungan Motivasi dan Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan pada dasarnya adalah tindak lanjut dari pemahaman pada manejer terhadap keragaman karakteristik motif dan perilaku para pegawai dalam organisasi. Bagaimana semestinya para manajer mengarahkan dan memotivasi para pegawai menjadi bagian penting dari kepemimpinan. Maka dari itu kepemimpinan adalah bagian penting dalam mengarahkan dan memotivasi para pegawai.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana yang dikatakan Stoner, Freeman dan Gilbert (1995) kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
Beberapa Pendekatan Mengenai Kepemimpinan
Terdapat beberapa pendekatan dalam mengenai kepemimpinan dalam suatu organisasi/perusahaan. Pendekatan yang dikatakan adalah pendekatan personal,pendekatan perilaku, dan pendekatan
Pendekatan Personal Mengenai Kepemimpinan
Pendekatan personal ini mencoba melihat pemimpin dari sisi personal atau karakteristik figur dari seorang pemimpin. Untuk
memahaminya maka pembahasan mengenai pendekatan personal ini terbagi dua yaitu yang pertama pemimpin dan bukan pemimpin, yang
kedua pemimpin yang aktif dan pemimpin yang tidak efektif.
PEMIMPIN DAN BUKAN PEMIMPIN. Pandangan yang terdapat pada pembahasan ini adalah mendengar bahwa pemimpin harus cerdas,pintar,terbuka,dan perdaya diri yang tinggi. Pada kenyataannya pernyataan ini masih menimbulkan pro dan kontra, terlebih pada kenyataan bahwa banyak pemimpin yang tidak
memiliki kriteria yang sebelumnya dikatakan, namun diakui sebagai pemimpin oleh masyarakat.
PEMIMPIN EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF. Pendekatan ini mencoba melihat bahwa karakteristik pemimpin bukan sekedar dari yang dilihat dari sisi fisik saja, tetapi juga dari kemampannya untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi.Mereka yang mampu
membawa anggotanya untuk bersama-sama mencapai tujuan
Pendekatan Perilaku Mengenai Pemimpin
Pada dasarnya pendekatan ini mencoba kebih memfokuskan kepada perilaku dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin atau pemimpin yang efektif. Pada intinya Pendekatan perilaku lebih memfokuskan kepada beberapa tindakan yang dilakukan oleh pemimpin, seperti bagaimana mereka melakukan delegasi, bagaimana berkomunikasi kepada orang, serta bagaimana mereka memotivasi pegawai dan seterusnya.
Pendekatan Kontingensi Mengenai Kepemimpinan
Apa yang bisa disimpulkan dari pendekatan yang ada mengenai kepemimpinan di atas adalah bahwa gaya kepemimpinan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya latar belakang
personal,pendidikan personal,pengalama hingga lingkungan yang dihadapinya. Kenyataan ini membawa kepada kesimpulan bahwa pada dasarnya gaya kepemimpinan bersifat situasional.
Pendekatan Lainnya Mengenai Kepemimpinan
Ada 3 pendekatan dalam pendekatan ini, yaitu pendekatan subtitusi untuk kepemimpinan, kepemimpinan karismatik , dan kepemimpinan transformatif.
Pendekatan Subtitusi Untuk Kepemimpinan
Yang dimaksud Subtitusi untuk kepemimpinan adalah sebuah konsep yang mengidentifikasikan situasi di mana peran
Kepemimpinan Karismatik
Karisma sendiri artinya suatu perilaku yang memberikan inspirasi,dukungan, dan penerimaan ndari bawahnnya. Kembali ke pembahasan kepemimpinan karismatik adalah kepemimpinan yang mengasumsikan bahwa karisma merupakan karakterisktik individu yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang dapat membedakannya dengan pemimpin yang lain, terutama dalam hal implikasi terhadap inspirasi,penerimaan, dan dukungan dari bawahan.
Kepemimpinan Transformatif
Kepemimpin transformatif ini adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh manajer atau pemimpin di mana kemampuannya bersifat tidak umum dan diterjemahkan melalui kemampuan unntuk