• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah tentang kabut asap Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah tentang kabut asap Riau"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah tentang kabut asap Riau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabut asap riau ahir-akhir ini marak dipublikasikan karena kurang lebih selama 17 tahun Indonesia tidak tahu akan hal ini. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Maka dari itu, disini kami akan membahas tentang penyebab dari terjadinya kabut asap di provinsi riau, dan cara untuk mengatasinya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.

 Mengetahui penyebab dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau

2.1 Penyebab dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau

Penyebab dari kabut asap ini adalah adanya suatu perusahaan yang berencana ingin membuat lahan perkebunan sawit, lalu mereka

membakar hutan. Karena hembusan angin, akhirnya api tersebut semakin meluas sehingga menghasilkan kabut asap yang pekat dan bisa

menyebabkan penyakit, dan kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang yang tidak sempurna.

(2)

dilakukan melalui udara karena ketebalan asap. Sementara di darat, upaya penanggulangan dilakukan dengan cara manual menggunakan mesin damkar di Bengkalis dan Teluk Meranti, termasuk Pelalawan dan Siak.

2.3 sektor atau lembaga yang menyebabkan kabut asap di riau

Kepolisian Daerah Provinsi Riau sebagai Satuan Tugas (Satgas) Penindakan Kabut Asap telah menetapkan 66 orang sebagai tersangka pembakar lahan dari 44 perkara yang tengah ditangani. Satu tersangka di antaranya adalah pihak korporasi.

Data rekapitulasi Satgas Penindakan menyebutkan, jumlah tersangka terbanyak ditangani oleh Polres Bengkalis. Dari enam kasus, sudah ada 20 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun, dua orang masih dalam pengejaran.

Sementara itu, Polres Rokan Hilir telah menetapkan 19 orang tersangka dari tujuh perkara dan Polres Pelalawan menetapkan enam orang sebagai

tersangka pembakar lahan dari lima kasus.

Di wilayah hukum Polres Indragiri Hilir, ada empat kasus dan empat tersangka sudah ditetapkan. Polres Siak hanya menetapkan empat tersangka dari delapan perkara dan satu orang masih buron. Polresta Dumai menangani tiga kasus dan sudah menetapkan empat tersangka dengan dua tersangka buron. Untuk lima perkara yang ditangani Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau ada empat orang tersangka, dan di Polres Meranti ditetapkan tiga tersangka dari tiga kasus yang ditangani. Polresta Pekanbaru yang

sebelumnya menangani dua perkara pembakaran lahan, sampai saat ini telah menetapkan dua orang sebagai tersangka.

2.4 reaksi masyarakat menghadapi masalah ini

Masker telah menjadi bagian kehidupan masyarakat di Riau dalam sebulan terakhir ini. Perangkat penutup hidung dan mulut ini melindungi pemakainya dari udara yang tercemar bahan-bahan berbahaya akibat kabut asap.

Mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek, semuanya mengenakan masker. Seiring dengan level pencemaran udara ke level 'berbahaya' masker kini dikenakan di mana saja, bahkan di dalam gedung seperti pusat perbelanjaan.

Alasan utama orang-orang memakai masker adalah kesehatan, jika tidak mau terkena gangguan pernafasan. Tetapi, masker bukan cuma sekadar penutup hidung dan mulut belaka, bagi sebagian orang mungkin masker bisa

(3)

Masker yang dipakai orang-orang bukan bukan cuma bertipe 'kolot', seperti yang dikenakan dokter ketika mengoperasi pasiennya. Tetapi juga ada yang bertipe imut, teknis, sampai ekstrem.

Banyak kaum perempuan memilih masker berbahan kain dengan pola dan gambar tokoh kartun imut di bagian penutup hidung/mulut. Mulai dari masker warna pink, gambar bunga-bunga, sampai tokoh kartun seperti Hello Kitty banyak dijual bebas di pasaran.

Kemudian ada pemakai masker yang sedianya diperuntukkan bagi orang yang bekerja di bidang-bidang khusus. Sebut saja masker untuk di daerah

pertambangan, masker untuk di pabrik/ laboratorium, sampai masker untuk tukang las.

Sedangkan untuk yang terlihat ekstrem yakni masker seperti yang digunakan prajurit untuk berperang, dan ilmuwan yang bekerja dengan bahan

berbahaya. Bentuknya gelap dengan bahan karet dengan bulatan besar di tengah atau kiri/kanan yang berisi bahan khusus yang menyaring udara hingga bersih.

2.5 titik api yang menyebabkan kebakaran ini semakin meluas

Polri menerima catatan terakhir pada pukul 21.00 WIB, api mencapai 137 titik yang tersebar di Bengkalis sebanyak 65 titik, Inhil 6 titik, Meranti 33 titik, Pelalawan 11 titik, Dumai 5 titik, dan Siak 17 titik. Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru juga masih tidak beroperasi hingga hari ini.

Jarak pandang 100 meter dan tidak ada aktivitas penerbangan.

2.6 reaksi presiden RI mendengar kabar kabut asap di riau Sementara itu, Presiden Susillo Bambang Yudhoyono (SBY) geram dengan permasalah kabut asap di Riau yang tak kunjung tuntas. Melalui twitter, SBY menyatakan akan mengambil alih penyelesaian masalah asap jika dalam 2 hari pemda dan menteri tak bisa mengatasinya.

"Kalau dalam waktu 1-2 hari ini Pemda Riau dan para menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan dan pengendalian akan saya ambil alih," kata Presiden SBY melalui akun Twitter miliknya, Kamis

(13/3/2014) malam.

(4)

"Sebenarnya pemerintah pusat dan daerah, BNPB, serta TNI dan Polri telah berusaha untuk mengatasi, tetapi hasilnya masih belum memuaskan," ujar SBY.

Menurut SBY, perlu kerjasama, tanggung jawab dan kesadaran bersama untuk berhenti membakar ladang secara serampangan. Meskipun saat ini Polri telah menetapkan 37 tersangka dan akan diadili, tetapi kalau setiap tahun masih membakar, bencana akan terjadi lagi.

"Malam ini saya telah instruksikan lagi agar para menteri terkait segera lakukan operasi tanggap darurat, dengan menggunakan semua cara dan alat," tutur SBY.

"Saya juga ingin para pejabat daerah di Riau berdiri paling depan untuk cegah dan tangani asap ini. Mengapa terus terjadi? Rakyat jadi korban," imbuh SBY. 2.7 dampak yang merugikan bagi masyarakat di riau

Kabut asap yang menyerang Riau dan Sumatera Barat telah menyebabkan hampir 50.000 warga di dua provinsi itu menderita sakit.

"Sebanyak 49.591 jiwa menderita penyakit akibat asap seperti ISPA, pneumonia, asma, iritasi mata, dan kulit," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat, Kamis (13/3/2014).

Asap yang begitu tebal berasal dari tindakan pembakaran lahan dan hutan di Riau yang semakin meluas. Hampir keseluruhan wilayah di Riau dan Sumatera Barat tertutup kabut asap.

Asap kebakaran lahan dan hutan di Malaysia juga menyebar ke arah Selat Malaka dan wilayah Riau

2.8 lembaga yang membantu mengatasi kabut asap di riau

Hingga saat ini upaya pemadaman masih dilakukan bersama BNPB, TNI, dan pihak terkait lainnya. Penindakan hukum terhadap para pelaku yang diduga sengaja membakar lahan atau hutan juga digalakkan.

BAB III PENUTUP

(5)

Dalam teori yang kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kabut asap yang terjadi di riau ini akibat kelalaian, maka dari itu kita harus memikirkan apa yang akan terjadi jika kita mengambil sebuah keputusan.

Makalah ISPA

September 19, 2012 · by makalahkeperawatan · Bookmark the permalink. ·

Makalah ISPA

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR……… ………. 1

DAFTAR

ISI……… ………. 2

BAB I

PENDAHULUAN……… ………….. 3

BAB II

PEMBAHASAN……… ……… 4

BAB III

KESIMPULAN……… ………… 12

DAFTAR

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian balita di indonesia yaitu sebesar 28%1. WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 10% – 20% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan2. Kematian balita karena pneumoni secara nasional diperkirakan 6 per 1000 balita per tahun atau sekitar 150.000 balita

pertahun1. Salah satu sasaran pemberantasan penyakit ISPA pada balita adalah menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia 1.

ISPA hingga saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Bengkulu Utara karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA. Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2003 menunjukkan bahwa penyakit ISPA masih menempati posisi pertama dari 10 penyakit terbanyak yaitu 33,02%. Angka kematian balita yang disebabkan oleh semua penyakit sebesar 12,3%2.

Pelaksanaan program P2 ISPA di Kabupaten Bengkulu Utara belum mencapai target nasional3.4. Hasil survei pendahuluan, seluruh puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara telah menjalankan program P2 ISPA dan telah ada pedoman teknis pada prosedur tetap ISPA dari Depatemen Kesehatan RI tahun 2002 tentang Pedoman P2 ISPA Balita. Hal tersebut terhambat oleh keterbatasan petugas memanfaatkan data program P2 ISPA dan belum melaporkan secara rutin setiap bulan ke Dinas Kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. apakah penyakit ispa itu?

2. apakah penyebab penyakit ispa itu?

3. bagaimana cara mengatasi penyakit ispa?

C. TUJUAN

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

Penyakit Ispa

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut,

dimana pengertiannya sebagai berikut :

1. Infeksi

Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

2. Saluran pernafasan

Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

3. Infeksi Akut

Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat

digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

(8)

* ISPA non- Pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk pilek

*Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti kesukaran bernapas, peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat).

Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan

penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas

sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.

Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit

common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.

Klasifikasi

WHO ( 1986) telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat

keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis yang timbul dan telah ditetapkan dalam lokakarya Nasional II ISPA tahun 1988. Adapun pembagiannya sebagai berikut :

Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :

1. ISPA ringan

Ditandai dengan satu atau lebih gejala berikut :

a. Batuk.

(9)

2. ISPA sedang

Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :

a. Pernapasan cepat.

1) Umur <>

2) Umur 1-4 tahun : 40 kali/menit atau lebih.

b. Wheezing(nafas menciut-ciut).

c. Sakit atau keluar cairan dari telinga.

d. Bercak kemerahan (campak).

e. Khusus untuk bayi <2>

3. ISPA berat

Meliputi gejala sedang atau ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :

a. Penarikan sela iga kedalam sewaktu inspirasi.

b. Kesadaran menurun.

c. Bibir/kulit pucat kebiruan.

d. Stridor (nafas ngorok) sewaktu istirahat.

e. Adanya selaput membrane difteri.

Menurut Depkes RI (1991), Pembagian ISPA berdasarkan atas umur dan tanda-tanda klinis yang didapat yaitu :

1. Untuk anak umur 2 bulan-5 tahun

Untuk anak dalam berbagai golongan umur ini ISP diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a) Pneumonia berat

Tanda utama :

(10)

• Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini terjadi bilaparu-paru menjadi kaku dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik nafas.

• Tanda lain yang mungkin ada :

– Nafas cuping hidung.

– Suara rintihan.

– Sianosis (pucat).

b) Pneumonia tidak berat

Tanda Utama :

• Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

• Di sertai nafas cepat :

– Lebih dari 50 kali/menit untuk usia 2 bulan – 1 tahun.

– Lebih dari 40 kali/menit untuk usia 1 tahun – 5 tahun.

c) Bukan pneumonia

Tana utama :

• Tidak ada tarikan dinding dada kedalam.

• Tidak ada nafas cepat :

– Kurang dari 50 kali/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun.

– Kurang dari 40 kali/menit untuka anak usia 1 tahun – 5 tahun.

2. Anak umur kurang dari 2 bulan

Untuk anak dalam golongan umur ini, di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a) Pneumonia berat

Tana utama :

(11)

• Nafas cepat dengan frekuensi 60 kali/menit atau lebih.

• Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat.

b) Bukan pneumonia

Tanda utama :

• Tidak ada nafas cepat.

• Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

Etiologi

Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995). Dalam Harrison’s Principle of Internal Medicine di sebutkan bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%. Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995)

Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :

1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.

2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.

3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk.

4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh

sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.

(12)

Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu :

1. Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena batuk-batuk.

2. Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan bersin.

3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang telah dicemari oleh jasad renik.

Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA :

1. Usia

Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.

2. Status Imunisasi

Annak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.

3. Lingkungan

Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.

Penatalaksanaan

1. Suportif :

• Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin, dll.

2. Antibiotik :

• Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.

• Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus.

• Menurut WHO :

(13)

o Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.

• Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon, dll.

Pencegahan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain :

1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya dengan cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup gizi.

2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh terhadap penyakit baik.

3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.

4. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA.

Kesimpulan

Ketersediaan dan ketercukupan input (SDM, sarana, dana dan metode) di Puskesmas Pekik Nyaring memadai, sedangkan di Puskesmas Kembangseri kurang memadai dan di Puskesmas D6 Ketahun sangat kurang memadai.

Proses pelaksanaan program P2 ISPA balita yang meliputi P1, P2 dan P3 di Puskesmas Pekik Nyaring (kinerja tinggi) sudah dilaksanakan dengan baik. Puskesmas Kembangseri (kinerja sedang) belum melaksanakan semua proses dengan baik terutama dokumentasi uraian tugas pengelola program tidak melakukan survailans sehingga perencanaan kurang didukung oleh data yang lengkap. Puskesmas D6 Ketahun (kinerja rendah) sebagian besar proses belum dilaksanakan.

Daftar Pustaka

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pediatrics/2049898-apa-itu-ispa/

(14)

https://makalahkeperawatan.wordpress.com/2012/09/19/114/

Kabut Asap Melanda, Cegah ISPA dengan PHBS

Posted by: Said Mardani in Artikel Kesehatan, Tips Hidup Sehat Sabtu, 11 Juli

2015 1,517 Views

Rengat-Dinkes Inhu. Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Indragiri Hulu dan sekitarnya dalam satu bulan terakhir mulai berdampak terhadap peningkatan pencemaran udara oleh kabut asap akibat aktivitas pembakaran hutan dan lahan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Secara kasat mata, dalam beberapa hari terakhir, kabut asap yang menyelimuti Kota Rengat dan sekitarnya terlihat semakin tebal. Kondisi ini disamping dapat mengganggu aktivitas, juga sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat.

(15)

ISPA adalah infeksi mendadak (akut) yang menyerang sistem saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri dan virus serta akibat adanya penurunan kekebalan tubuh penderita akibat populasi udara yang di hirup. Kondisi ini menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak segera ditangani, ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan sehingga tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang terjadi. kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.

Bagi Anda yang terkena dampak langsung kabut asap sebaiknya waspada dan senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat untuk terhindar dari ISPA. Berikut ini beberapa tips mencegah terjadinya ISPA akibat dampak kabut asap:

1. Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi mereka yang mempunyai penyakit jantung dan gangguan penapasan, seperti asma, sakit paru-paru, dan lainnya.

2. Selalu gunakan masker jika pergi ke luar rumah/gedung. Pilih masker yang terbuat dari kain lembut dengan lapisan yang tidak terlalu tipis. Basahi masker dengan sedikit air sebelum digunakan. Pakai masker hingga menutupi mulut dan hidung.

3. Perkuat daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menyehatkan serta istirahat yang cukup.

4. Minum air putih lebih banyak dan lebih sering untuk membersihkan kabut asap yang telah masuk ke dalam tubuh.

5. Jangan lupa sesering mungkin melakukan Cucui Tangan Pakai Sabun (CTPS), CTPS terbukti dapat mencegah penularan infeksi.

6. Jangan merokok karena asap rokok dapat menurunkan daya tahan paru-paru dan saluran napas Anda.

(16)

Jenis Masker yang Tepat dan Cara Penggunaan

yang Benar Untuk Pencegahan Dampak

Kabut Asap

Posted by: Said Mardani in Artikel Kesehatan Kamis, 27 Agustus 2015 2,353

(17)

Rengat-Dinkes Inhu. Meningkatnya pencemaran udara oleh kabut asap di beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Sumatra dan Kalimantan tidak hanya menimbulkan keresahan di masyarakat, namun juga meningkatkan pemberitaan dan informasi terkait kondisi tersebut, termasuk informasi tentang penggunaan masker kesehatan sebagai alat pelindung sistem pernafasan. Saat ini marak beredar di internet maupun media sosial yang memberikan informasi tentang cara penggunaan masker kesehatan yang baik dan benar, namun sebagian dari informasi tersebut tidak mencatumkan sumber yang dapat dipercaya sehingga menimbulkan perdebatan di masyarakat. Namun terjadinya perdebatan tersebut membuktikan bahwa saat ini masyarakat telah memiliki kesadaran dan kepedulian yang tinggi akan pentingnya kesehatan sehingga berupaya mencari informasi yang tepat dan dapat dipercaya dalam rangka meningkatkan kesehatannya dan melindungi dirinya dari berbagai masalah kesehatan akibat dampak kabut asap.

(18)

asap yaitu masker biasa yang umum dipergunakan dan masker respirator N95. Kedua jenis masker tersebut merupakan alat pelindung yang dapat melindungi penggunanya dari kontaminasi cairan atau partikel udara yang tercemar.

Masker Biasa

Masker jenis ini adalah yang umum dipergunakan dan didistribusikan kepada masyarakat ketika terjadi kabut asap atau kondisi pencemaran udara lainnya seperti gunung meletus. Terkadang masker ini disebut

juga masker wajah (face mask) karena penggunaannya hampir menutupi seluruh

wajah atau disebut juga masker bedah (surgical mask) karena biasanya

dipergunakan sebagai alat pelindung diri oleh petugas kesehatan di rumah sakit ketika melakukan operasi atau tindakan medis lainnya. Masker ini merupakan salah satu alat utama untuk mencegah penyebaran penyakit seperti influenza, tuberculosis dan sebagainya. Biasanya jenis masker ini memiliki ciri berupa adanya tali pengikat yang dapat diikatkan pada bagian belakang kepala atau karet penggantung yang dapat dikaitkan ke telinga. Selain itu pada permukaan luar umumnya berwarna (warna tergantung merk) dan pada sisi dalamnya berwarna

putih serta pada bagian atas terdapat kawat hidung (nose piece) yang dapat

ditekuk sesuai lekuk hidung.

Penggunaan masker ini sangat dianjurkan pada orang yang sakit dengan gejala batuk atau pilek agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Apakah masker jenis ini efisien dipergunakan saat kabut asap?

Masker ini didesain sangat sederhana sehingga hanya dapat menjaga percikan cairan saat batuk atau bersin tetapi kurang efektif untuk menyaring partikel asap maupun polutan yang dapat melewati celah pada sisi atas, bawah maupun samping masker ketika digunakan ataupun yang lolos melewati bahan penyaring masker yang tipis. Masker ini sebenarnya kurang maksimal memberikan perlindungan ketika kabut asap, namun demikian masih tetap lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali.

Bagaimana cara menggunakan masker ini dengan baik dan benar?

(19)

Beberapa sumber menyatakan bahwa masker ini hanya efektif dipergunakan 3-4 jam pemakaian atau maksimal 1 hari.

Berikut langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang benar dikutip dari

San Fransisco Department of Public Health:

1. Sebelum menyentuh masker, cuci tangan

Anda dengan air dan sabun atau hand sanitizer

2. Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau lubang/sobekan pada setiap sisi masker.

3. Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung (nose piece) dan tempatkan pada bagian atas.

4. Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya ditandai dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam biasanya berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus.

5. Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:

Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan karet

pada setiap telinga.

Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas hidung dan ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala Anda.

6. Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk hidung

Anda.

7. Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian bawah pada belakang leher.

(20)

Masker Repirator N95

Masker Respirator N95 adalah sebuah alat pelindung pernafasan yang didisain menutupi rapat wajah penggunanya terutama pada bagian hidung dan mulut dan sangat efisien menyaring partikel di udara termasuk mikroorganisme. Masker jenis ini sangat dianjurkan untuk digunakan ketika kabut asap terjadi karena kemampuannya menyaring partikel pencemar sangat baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan masker N95 menyaring partikel asap seukuran 0,1 – 0,3 mikron melebihi 95% bahkan bisa mencapai 99,5% jika ukuran partikel mencapai 0,75 mikron atau lebih besar.

Bentuk masker ini tidak sefleksibel masker biasa. Biasanya berbentuk agak bulat atau setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan yang relatif kaku sehingga tidak mudah rusak. Tampilannya yang solid menyebabkan tidak ada celah yang dapat dimasuki udara luar ketika digunakan. Inilah yang menyebabkan masker N95 sangat efisien digunakan ketika kondisi kabut asap terjadi. Setiap orang yang terpapar dampak kabut asap sebaiknya menggunakan masker jenis ini terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas diluar ruangan dalam jangka panjang.

Disamping kemampuannya tersebut, masker ini juga memiliki kekurangan, diantaranya bagi yang tidak terbiasa menggunakannya mungkin akan merasa gerah dan kurang nyaman sehingga tidak betah menggunakannya dalam waktu lama. Masker jenis ini juga tidak direkomendasikan untuk mereka yang memiliki gangguan pernafasan dan penyakit jantung, lanjut usia dan wanita hamil karena masker ini membuat sulit bernafas sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi secara optimal.

(21)

1. Cuci tangan anda dengan air dan sabun atau hand sanitizer sebelum menggunakan masker.

2. Pilih masker N95 yang cocok dan pas di wajah Anda (biasanya masker ini tersedia dalam beberapa ukuran).

3. Pegang masker dengan telapak tangan dan letakkan pada wajah Anda sampai menutupi hidung, mulut dan dagu.

4. Tarik dan posisikan karet pengikat atas ke belakang kepala Anda melewati atas telinga dan posisikan karet pengikat bawah ke belakang leher Anda melewati bawah telinga.

5. Tekan kawat hidung, tekuk sesuai lekuk hidung dan urut mengikuti kontur hidung dan wajah

6. Pastikan tidak ada celah udara luar yang masuk, cek dengan menarik dan menghembuskan nafas, jika terasa ada aliran udara dari sisi masker berarti terdapat celah yang memungkinkan udara luar masuk, perbaiki dengan menggeser posisi masker sampai celah tertutup rapat seluruhnya.

Sumber Bacaan:

1. AsiaOne (2015). How to Choose The Right Mask to Protect Yourself from

Haze.

2. CDC (2015). Respirator Trusted-Source Information Section 3: Ancillary

Respirator Information.

3. Detik.com (2010). Masker Bedah Kurang Maksimal untuk Menyaring

Debu.

4. SFCDCP (2015). How to Put on and Remove a Face Mask.

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh pada kreativitas QI dalam memecahkan masalah matematika divergen yang telah diberikan. Deskripsi aktivitas kreatif QI dan karakteristik lain yang dapat

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan.pada hari Sabtu tanggal 10 September mulai pukul 07.00 WIB .Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk

Dalam rangka menciptakan industri perbankan ke depan yang lebih baik, sehat dan stabil, maka keberadaan struktur perbankan yang ada sekarang ini perlu dikaji lagi

Field observation data and examine rubber manufactured shown that PB 330 clone was having colorless latex with highly crumb rubber contain (&gt; 40%).. PB 330 has a good

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto melihat bahwa kini masyarakat cenderung membeli makanan melalui aplikasi digital daripada harus memasak sendiri/pergi

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan model dari Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu, dan Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi agar masyarakat ikut berpartisipasi

dan hutan menjadi mata pencaharian bagi yang berhak. Tanah dalam pengertian status yang ada didalam sertipikat sesuai dengan kelasnya. masing-masing yaitu ada beberapa klasifikasi