• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA.d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA.d"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

(Manusia sebagai makhluk budaya)

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nama Anggota : - Fertiah Nuraisah

-Rohma

-Wilona Puspita

Kelas : S1C

Program Studi : ILMU SOSIAL dan BUDAYA DASAR

Dosen : Mal Alfahnum

Daftar Isi

MAKALAH

(2)

1. Pendahuluan ... 3

2. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya ...4

3. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan ...6

4. Etika dan Estetika ...7

5. Memanusiakan Manusia ...9

6. Problematika kebudayaan ...10

7. Kesimpulan ...11

(3)

Pendahuluan

1.1

Latarbelakang

Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas.Hubungan tersebut terjadi antara manusia dengan makhluk hidup di sekitarnya serta dengan sang Pencipta. Maka setiap hubungan tersebut haruslah berjalan dengan seimbang.

Manusia sebagai makhluk social harus bersosialisasi sebagai bentuk interaksi social.Dengan berlandaskan ketuhanan sehingga manusia tersebut dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil.Sehingga norma-norma dalam masyarakat berjalan dengan seimbang dan dapat diimplementasikan dimasyarakat.

Dengan demikian, kualitas manusia akan menentukan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan merupakan hasil dari pendidikan suatu Negara.

1.2

Rumusanmasalah

1. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya ?

2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan ?

3. Apa etika dan estetika ?

4. Apa yang dimaksud dengan istilah memanusiakan manusia ?

5. Apa saja problematika kebudayaan ?

1.3

Tujuanmakalah

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Hakikat manusia sebagai makhluk budaya

A. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin) yang berarti berfikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah kelompok atau individu.

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan.Baik lingkungan vertical (genetika, tradisi), horizontal (geografis, fisik, social), maupun turun temurun.

Setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup .Alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut bersumber dari lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari siklus hubungan manusia dengan lingkungan yakni sebagai berikut :

a. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya alam (SDA)

b. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya manusia (SDM)

(5)

B. Pengertian Budaya

Budaya merupakan bentuk majemuk dari kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Budaya berasal dari bahasa sansekerta “budhayah” yang berarti budi dan akal. Budaya dalam bahasa belanda yaitu “culturur”. Dalam bahasa inggris “culture”. Sedangkan dalam bahasa latin dari kata “colera”. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan serta mengembangkan tanah (bertani). Dengan demikian pengertian budaya adalah segala aktifitas manusia untuk mengolah danmengubah alam.

Adapun pandangan ahli-ahli mendefinisikan pengertian budaya sebagai berikut:

E.B Taylor :1871

Bahwa budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Linton 1940

Budaya adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakankebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota masyarakat.

Koentjaraningrat 1979

Budaya adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

(6)

1.2

Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan

Apresiasi adalah suatu bentuk penghormatan atau penghargaan kepada sesuatu . Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan dapat diwujudkan dalam perilaku masyarakat sehari hari. Sebuah apresiasi tidak hanya dapat dilakukan melalui sebuah penghargaan namun dapat dilakukan dengan cara yang sederhana.

Adapun bentuk Apresiasi terhadap kemanusiaan yaitu : Menghargai Hak dan kewajiban setiap manusia

Hakikat nya seorang manusia mempunyai hak dan kewajiban mereka sendiri.Dalam bermasyarakat kita harus menghargai hak dan kewajiban seseorang jangan sampai kita membuat seseorang kehilangan hak nya ataupun membuat seseorang lupa akan kewajibannya. Hak bisa kita dapatkan apabila kita telaah menjalankan kewajiban kita.

(7)

1.3

Etika dan Estetika

A.

Pengertian

Etika

Etika berasal dari bahasa yunani kuno ethikos yang berarti timbul kebiasaan untuk mempelajari kualitas yang standart dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah baik buruk dan tanggung jawab. Etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatann manusia.

Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk. Berikut akan dipaparkan mengenai pengertian etika berdasarkan pendapat para ahli:

1. Drs. O.P. Simorangkir

Etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.

2. Drs. Sidi Gajabla

Dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

3. Drs. H. Burhanudin Salam

Berpendapat bahwa etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 )

Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

5. Maryani dan Ludigdo

Etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.

6. Ahmad Amin

Mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa yang

(8)

B. Perwujudan masyarakat Indonesia sebagai makhluk yang berbudaya dan Beretika

Di Indonesia sendiri banyak sekali contoh-contoh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang mulai luntur seperti budaya gotong royong. Gotong royong di Indonesia sendiri merupakan suatu istilah yang berarti bekerja bersama sama untuk mencapai suatu hasil atau tujuan yang sudah direncanakan.

Seiring dengan berjalannya waktu banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia yang menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat berubah dari agraris ke industri . Perubahan ini mempunyai dampak positif terhadap perkembangan ekonomi masyarakat dan membuat gaya hidup masyarakat menjadi lebih modern . Namun dampak negatif yang terjadi adalah mulai lunturnya budaya bangsa Indonesia karna derasnya pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Perubahan budaya yang terjadi akibat masuknya pengaruh budaya luar ini berpengaruh terhadap etika masyarakat . Awalnya masyarakat senang bergotong royong pada akhirnya menjadi orang yang individualis . Etika masyarakat pun semakin berkurang karna budaya asing yang masuk ke Indonesia tidak sesuai dengan budaya asli Indonesia,contohnya : seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan social ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.

Berikut cara mengantisipasi dampak budaya asing yaitu menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing:

1. Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita. 2. Mengantisipasi dampak negatifnya adalah dengan memelihara

dan mengembangkan kebudayaan nasional sebagai jati diribangsa dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar negeri.

(9)

ESTETIKA

A. Estetika Manusia dalam Berbudaya

Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni.

a. Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala sesuatunya yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup hampir seluruh yang ada apakah merupakan hasil seni, alam, moral, dan intelektual.

b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna).

c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran perabaan dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai tentang baik–buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah–jelak. Sesuatu yang estetik berarti memenuhi unsur keindahan (secara estetik murni maupun secara sempit, baik dala bentuk, warna, garis, kata, ataupun nada). Budaya yang estetik berarti budaya tersebut memiliki unsur keindahan.

Sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua orang memandang sebuah lukisan. Orang yang pertama akan mengakui keindahan yang terkandung dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang kedua sama sekali tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut.

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi unsur keindahan. Manusia sendiri memang suka akan

(10)

bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula sebaliknya.

Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata–mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai–nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainya. Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat adanya estetika dari budaya lain. Estetika berbudaya yang demikian akan mampu memecah sekat–sekat kebekuan, ketidak percayaan, kecurigaan, dan rasa inferioritas antar budaya.

1.4 Memanusiakan Manusia

Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk senantiasa menghargai dan menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Memanusiakan manusia adalah tidak menindas sesama,tidak menghardik,tidak bersifat kasar,tidak menyakiti dan bersifat buruk lainnya.

Adapun memanusiakan manusia melalui pemahaman konsep-konsep dasar manusia :

1. Keadilan

Berbagai pendapat tentang keadilan , diantaranya:

a. Aristoteles : keadilan adalah suatu kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan disini adalah sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim, baik yang menyangkut dua orang atau dua benda.

b. Plato : keadilan merupakan kewajiban tertinggi dalam kehidupan negara yang baik. Sedangkan orang yang adil adalah orang yang mampu mengendalikan diri, perasaan dikendalikan oleh akal sehat.

c. Ensiklopedia Indonesia : adil adalah tidak berat sebelah atau tidak memihak salah satu pihak. Adil memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya. Orang yang bersikap adil, kebalikan dari fasiq. Adil adalah sendi pokok dalam persoalan hukum.

2. Penderitaan

(11)

kelaparan, kekenyangan, kepanasan dan sebagainya. Dalam Al-quran kitab suci agama islam banyak surat atau ayat yang menguraikan penderitaan yang dialami manusia itu merupakan peringantan bagi manusia akan adanya penderitaan.

Upaya preventif dalam penderitaan adalah dengan proses introspeksi dan berkpribadian psikologis yang sehat, dan selalu ingat kepada Sang Pencipta.

3. Kasih sayang

Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Ada berbagai bentuk kasih sayang, bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang dan yang disayangi. Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang, meskipun ada pula kelahiran anak yang tidak diharapkan, namun hal itu termasuk pengecualian.

Kasih sayang bila diakhiri dengan perkawinan, maka dalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih mempunyai suatu tempat yang damai, teduh ditengah kemelutnya persoalan hidup.

(12)

1.5 Problematika Kebudayaan

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat,suku,bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain.Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian ,kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.

Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan berkembangnya budaya baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri . Terkadang budaya yang berasal dari luar tidak sesuai dengan budaya yang sudah sejak lama ada pada masyarakat tersebut,namun karna pengaruh kemajuan teknologi kebudayaan asing itu mudah masuk ke dalam masyarakat kita.

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi timbulnya problematika kebudayaan pada masyarakat :

A. Pengaruh Globalisasi

Semakin pesatnya kemajuan teknologi menyebabkan masyarakat mulai beralih ke budaya yang lebih modern. Sehingga kebudayaan yang dulu mulai digantikan dengan budaya barat yg lebih modern.

B. Perubahan Budaya

Perubahan budaya dapat terjadi dimasyarakat dikarenakan budaya yang berasal dari leluhur kita pada saat ini sudah tidak sesuai atau relevan lagi dengan kehidupan masyarakat yang sudah berkembang. Sehingga budaya yang menurut sebagian masyarakat sudah tidak sesuai dengan kehidupan mereka saat ini mulai mereka tinggalkan dan diganti dengan budaya dari luar.

C. Pandangan hidup dan sistem kepercayaan

(13)

Kesimpulan

(14)

Daftar Pustaka

Joko Tri Prasetyo. Ilmu Budaya Dasar (MKDU). Jakarta. Rineka Cipta.2004

Rafael Raga Maran. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya

Dasar. Jakarta.Rineka 2007

Hermanto dan Winarno.2008.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Bumi Akasara

Dra. Elly M. Setiady, M.Si, Drs. H. Kama A. Hakam, M.Pd. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Keputusannya untuk tinggal di kota Kudus sebagai pemimpin tarekat tidak berbeda dengan keputusan pendahulunya, Sunan Kudus, yang memperkaya diri dengan kehidupan spiritual

intercarpal joint mobilization dapat mempengaruhi peningkatan kekuatan otot fleksor dan ekstensor pada kasus Carpal Tunnel Syndrome dextra, Penatalaksanaan fisioterapi

Analisis KEKEPAN ini dituliskan berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terhadap sejumlah instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purbalingga, dan terhadap

Pada penelitian ini varietas kedelai yang memberikan hasil paling tinggi seperti Grobogan dan Burangrang ternyata mempunyai jumlah polong lebih banyak, ukuran biji besar, dan

apabila magnet di dekatkan dengan benda yang memiliki sifat kemagnetan, benda tersebut akan menarik benda di sekitar magnet tersebut dan gaya yang paling kuat terdapat pada

1. Apakah prodi telah mengacu pada deskripsi pembelajaran lulusan KKNI dalam melaksanakan capaian pembelajaran lulusan? Program Studi sudah mengacu pada deskripsi

Pada ameloblastoma pleksiform, sel-sel tumor yang menyerupai ameloblas tersusun dalam massa yang tidak teratur atau lebih sering sebagai suatu jaringan dari untaian