• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK U"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD/TK)

Mahyurianti NIM 17330027

mahyuriantispd@gmail.com Program Pascasarjana

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini ABSTRAK

(2)

A. Pendahuluan

Masa usia dini merupaka masa emas atau sering disebut the golden age dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, seorang anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik segi fisik, motorik, emosi, kognitif maupun psikososialnya. Suryana dkk, (2013:3)anak usia dini harus diadakan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dalam suasana yang menyenangkan dan dapat menyebabkan anak minat dan bakat. Itu karena anak usia dini adalah masa keemasan dengan perubahan yang cepat dalam pengembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Dalam rangka untuk periode ini dapat ditularkan baik. inilah diperlukan untuk mencari pendidikan yang tepat untuk anak-anak dari usia dini. Hal ini merupakan tantangan bagi guru atau pengelola PAUD dalam membinanya, maka diperlukan kurikulum yang tepat dan baik.

Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan sembarangan. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan. Dengan sendirinya akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia, (Minarti, 2015) Menurut Suryana (2015:2) pengembangan kurikulum, artinya bukan kurikulum baru seluruhnya. Khususnya pendekatan saintifik kaitannya dengan penelitian ini, adalah bukan metode baru dalam proses belajar mengajar, namun ternyata guru belum memahami secara utuh proses belajar mengajar melalui pendekatan saintifik, guru belum memahami mengembangkan kemampuan mengobservasi, mengembangkan kemampuan menanya anak, mengembangakan kemampuan mengumpulkan informasi, mengembangkan kemampuan menalar, dan mengembangkan kemampuan mengomunikasikan.

(3)

kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, seperi Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. Kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa yang diharapkan. Namun, kurikulum sudah mulai mengatur dan menata semua jenjang pendidikan. George (2015:23.

Kurikulum anak usia dini berisi seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimilki oleh setiap anak. Catron dan Allen menyatakan bahwa kurikulum mencakup jawaban tentang pertanyaan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dengan menyediakan sebuah rencana program kegiatan bermain yang berlandaskan filosofis tentang bagaimana anak berkembang dan belajar.

Selanjutnya, George (2015:28) dijelaskan bahwa program kegiatan bermain sambil belajar pada dasarnya adalah pengembangan secara konkret dari sebuah krikulum. Pengembangan kurikulum bagi anak usia dini merupakan langkah awal yang menjadi tolok ukur dari kegiatan belajar selanjutnya. Menurut NAEYC Early Childhood Program Standar terdapat 2 hal penting tentang kurikulum bagi anak usia

(4)

Hal itu sesuai dengan kurikulum 2013.

Suryana (2017:70) implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar anak didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahaptahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan maalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan.

Tujuan pengembangan kurikulum secara umum menurut Oemar (2016:11) adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinya komunikasi interaktif.kurikulum bagi anak usia dini haruslah memfokuskan pada perkembangan yang optimal pada seorang anak melalui lingkungan sekitarnya yang dapat menggali berbagai potensi tersebut melalui permainan serta hubungan dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.selanjutna mereka berdua berpendapat bahwa seharusnya kelas-kelas bagi anak usia dini merupakan kelas yang mampu menciptakan suasana kelas yang kreatif dan penuh kegembiraan bagi anak. Adapun tujuan kurikulum anak usia dini di Indonesia adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan, dam kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya.

(5)

beragam dan alat-alat yang memungkinkan anak belajar (3) memperhatikan laju dan kecepatan belajar dari masing-masing anak dan (4) adanya bimbingan dari guru agara anak tertantang untuk melakukan sendiri. Batasan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu pengembangan kurikulum anak usia dini. Selanjutnya, tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu mendeskripsikan pengembangan kurikulum anak usia dini.

B. Kajian Teoritis

a. Pengertian Pengembangan Kurikulum PAUD

Definisi kurikulum menurut kamus bahasa Indonesia adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh oleh pelari pada waktu itu, jadi kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah, (Oemar, 2016:3)

Kurikulum menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum bersifat dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan dalam faktor – faktor yang mendasarinya sehingga jika terdapat perubahan pelaksanaan dalam pendidikan yang diselenggarakan, secara otomatis kurikulum pun akan berubah pula, (Minarti, 2015).

(6)

Menurut Susilo, (2013:8) Kurikulum PAUD diarahkan kepada pendektan sentifik merupakan seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD. Diamana kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang untuh sesuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Oleh karena itu, melalui kurikulum anak dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang yang perlu anak ketahui di lingkungan pendidikan anak usia dini. Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan kurikulum di suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan antara guru yang satu dengan yang lain, bukan karena perbedaan kurikulm tapi karena tergantung kekreatifan sang pendidik.

Menurut Schubert kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran, progam kegiatan pembelajaran yang direncanakan, hasil belajar yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, dan pengembangan kecakapan hidup. Menurut Zais kurikulum bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas, (Herry. (2014:4).

(7)

Menurut Suryana menambahkan (2017:70) implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar anak didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahaptahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan maalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anak didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong anak didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberitahu

b. Tujuan Pengembangan Kurikulum PAUD

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang – undang No 2 tahun 1989 tentang Sintem Pendidikan Nasional, (Oemar. 2016:23). Sebagian besar sekolah Pendidikan Anak Usia Dini mengembangkan kurikulumnya dalam beberapa bidang antara lain: keterampilan sosial dan interpersonal, keterampilan kemandirian dan intrapersonal, belajar cara belajar dan mengembangkan kecintaan akan belajar, guru dan kemampuan berfikir, kesiapan belajar, bahasa dan kemampuan baca-tulis, pendidikan kepribadian, music& seni, kesejahteraan & hidup sehat, serta kemandirian, (George, 2015:31)

c. Komponen–Komponen Pengembangan Kurikulum PAUD

(8)

bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Artinya tujuan yang berlainan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik akan mempunyai bahan pelajaran yang berlainan, proses belajar –mengajar yang lain dan harus dinilai cara yang lain pula.

Menurut terdapat Trianto (2014:12) empat komponen kurikulum yait komponen kurikulum yaitu.

1. Tujuan

Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. 2. Bahan Pembelajaran

Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar, bahan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar.

3. Proses Belajar Mengajar

Kegiatan pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar, baik terkait dengan keluasan bahan/materi, pengalaman belajar, tempat dan waktu belajar, alat/sumber belajar, bentuk pengorganisasian kelas dan cara penialian. Dalamkegiatan pembelajaran guru perlu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mengungkapkan kemampuannya dalam membangun gagasan. Guru berperan sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar.

(9)

tujuan/kompentensi yang telah ditetapkan. 4. Penilaian

Suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran.

Suryana (2017:71) tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan dengan kurikulum 2013 didasarkan pada keunggulan adalah untuk meningkatan kemampuan intelektual anak, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi anak; untuk membentuk kemampuan anak dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; terciptanya kondisi pembelajaran di mana anak merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan; diperolehnya hasil capaian perkembangan yang signifikan; untuk melatih anak dalam mengomunikasikan ide-ide khususnya dalam menghasilkan suatu karya atau pekerjaan; untuk mengembangkan karakter anak. 2) Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

d. Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum PAUD

Pengembangan kurikulum mempunyai beberapa prinsip (Oemar. 2016:37), antara lain:

1) Prinsip berorentasi pada tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional.

2) Prinsip relevansi

Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(10)

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber – sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal.

4) Prinsip fleksibilitas

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.

5) Prinsip berkesinambungan

Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian – bagian, aspek – aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas- lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur satuan pendidikan dan tingkat perkembangan siswa.

6) Prinsip keseimbangan

Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimabangan secara proposional dan fungsional antara berbagai progam dan sub-progam, antara semua mata ajaran, dan antara aspek – aspek perilaku yang ingin dikembangkan.

7) Prinsip keterpaduan

Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur – usurnya.

8) Prinsip mutu

(11)

e. Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD

Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan. Mutmainah (2014:34) menyebutkan landasan pengembangan kurikulum terdapat 6 (enam) landasan yakni:

1) landasan Filosofis

Filsafat memegang peranan penting dlam pengembangan kurikulum karena filsafat sebagai dasar menentukan tujuan pendidikan, fillsafat sebagai proses berpikir.

2) landasan Psikologis

Setiap anak memiliki pribadi yang unik, khas, yang memiliki bakat, minat, kemampuan dan keceptan belajar berbeda satu dengan yang lain maka kurikulum harus memperhatikan psikologi perkembangan anak dan psikologi belajar anak.

3) landasan Sosial budaya

Perkembangan tehnologi berpengaruh terhadap perubahan sosial budaya masyarakat, hal ini mempengaruhi perubahan pola hidup dan perubahan kehidupan sosial politik, maka pengembangan kurikulum harus memperhatikannya, terutama isi kurikulum harus sejalan dengan arus globalisasi dan tehnologi.

4) Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin cepat, harus diperhatikan dan diantisipasi oleh pengembangan kurikulum, terutama isi kurikulum harus sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dan diantisipasi perubahan yang mungkin akan terjadi.

5) Landasan Perkembangan Tehnologi

(12)

kurikulum, terutaa isi kurikulum harus sejalan dengan perkembangan tehnologi.

6) Landasan Empiris

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan fakta empiris yang terjadi, sehingga kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak, dapat dipahami guru dan oleh anak tidak terlalu cepat tertinggal dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, tuntutan zaman, serta kondisi kekinian .

7) Landasan Yuridis

Tidak bisa dipungkiri bahwa penyempurnaan kurikulum di Indonesia yang menjadi landasan utama dalah landasan yuridis, maka agar kurikulum selalu relevan dengan tuntutan zaman harus selalu disempurnakan dengan mengacu pada landasan yuridis, disamping landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta empiris.

f. Penerapan Konsep Pengembangan Kurikulum TK yang Diharapkan

(13)

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Suryana (2014:2) bukti dari lapangan menunjukkan bahwa guru-guru TK belum memiliki referensi yang dapat dibuat dalam menangani dalam proses belajar, ada tidak tematik mengajar bahan berbasis pendekatan ilmiah yang terintegrasi. Ini mengakibatkan guru mengajar tidak sesuai dengan proses pembelajaran melalui pendekatan ilmiah. Competitive Grant penelitian dapat mengatasi masalah mengajar bahan-bahan untuk guru-guru yang akan mengajar di Taman kanak-kanak dan mengajar bahan-bahan yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pegangan dan rujukan.

Metode BCCT/SELING (sentra dan lingkungan) menurut Mutmainnah (2014:40) adalah sebuah pendekatan pembelajaran pada anak usia dini yang digunakan untuk melatih perkembangan anak dengan menggunakan pendekatan bermain yang dirancang dalam bentuk sentra. Sedangkan menurut Direktorat pendidikan adalah pendekatan penyelengaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses proses pembelajarannya berpusat disentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (Scoffonding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu: 1) Pijakan lingkungan main, 2) Pijakan sebelum main, 3) Pijakan selama main, 4) Pijakan setelah main.

Menurut Hasballah (2014:32) Untuk menerapkan metode ini seorang guru hendaknya mengikuti pijakan-pijakan guna membentuk keberaturan antara bermain dan belajar.

a. Pengelolaan Ruang dan Sentra Bermain

(14)

benar–benar dapat mengekplorasikan semua bakat dan keinginannya tanpa merasakan kejenuhan untuk belajar. Menggunakan sentra-sentra a) Sentra Peran, b) Sentra Balok, c) Sentra Alam, d) Sentra Rancang bangun, e) Sentra Persiapan dan f) sentra Ibadah. Khusus hari jum’at dilaksanakan senam bersama, wudhu dan sholat dhuha untuk semua kelas.

b. Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran oleh guru dilakukan sebelum mengajar, semua guru sudah menyiapkan satuan kegiatan harian (SKH) yang dibuat dengan mengacu pada satuan kegiatan mingguan (SKM), kegiatan program semester (PROMES), satuan kegiatan tahunan (PROTA).

c. Program yang Dilaksanakan dan Dikembangkan

Kurikulum Taman kana –kanak (TK) meliputi aktivitas–aktivitas yang mendukung anak secara emosi, sosial dan akademik pelajaran Literasi, membaca, Matematika, Sain, Studi – studi sosial dan Seni, (Morrison, 2015) disamping mengaju pada departemen pemerintahanan/ kurikulum Nasional (K13) juga mengembangkannya dengan tujuh pilar pendidikan karakter. Adapun aspek- aspek yang dikembangkan adalah: Pengembangan moral dan nilai-nilai agama, Pengembangan fisik, Pengembangan bahasa, Pengembangan kognitif, Pengembangan sosial emosional, Pengembangan seni.

d. Proses Pembelajaran

(15)

C. Kesimpulan

Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan. Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Empat komponen kurikulum yaitu: 1) Tujuan, 2) bahan pelajaran, 3) proses belajar mengajar, 4) evaluasi dan penilaian. Tiap komponen saling berkaitan dengan yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Pengembangan kurikulum mempunyai beberapa prinsip antara lain, prinsip berorentasi pada tujuan, prinsip relevansi, prinsip efisiensi dan efektivitas, prinsip fleksibilitas, prinsip berkesinambungan, prinsip keseimbangan, prinsip keterpaduan, prinsip mutu. Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan perkembangan ilmu pengetahuan, landasan perkembangan teknologi, landasan empiris, landasan yuridis

Daftar Rujukan

Dadan Suryana, Adella Kharisma And Diyenti. 2013. Effect Of Cooperative Play On Social Emotional Skills Of Children Ages 5-6 Years In Tk Pembina Aisyah Barulak. International Jurnal Education. Universitas Negeri Padang.

Dadan Suryana, Elina, Nurevi, dan Ratnawilis. 2015. Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Sentifik Pada Anak-Anak Kota Padang. Dipa Universitas Negeri Padang. Jurnal UNP/National.

Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap, dan Motivasi Guru. Jurnal National/Universitas Negeri Padang.

Dadan Suryana. 2014. Early Childhood Education Based On Thematic And Sciencitic Learning. International Jurnal. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang.

Dadan Suryana. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Volume 11 Edisi 1, April 2017. Universitas Negeri Padang. DOI:

(16)

George. 2016. Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. PT. Indek..

Hamalik, Oemar. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Widystono,

Hasballah. 2014. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Yayasan Pena: Banda Aceh. Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah (dari Kurikulum

2004,2006 ke Kurikulum 2013). Jakarta. Bumi Aksara.

Indrijati, Herdina, dkk. 2016. Psikologi perkembangan & pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Kencana PrenadaMedia Group.

Maspupah, ulpah. (2016). Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Thesis. IAIN Purwokerto.

Minarti, Sri. 2015. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri. Yogyakarta. ARR-Ruzz Media.

Morrison, S,.George, 2015. Pendidikan Anak Usia Dini saat ini. Jakarta. Pustaka Pelajar.

Muhammad Joko Susilo. 2013. Kurikulum 2013 Tingkat PAUD. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mutmainah. 2014. Penerapan Metode Beyond Center and Circle Time untuk Meningkatkan Kemandirian Pada Anak Usia Dini. Thesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Trianto. 2014. Struktur dan muatan kurikulum PAUD. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi dari dalam diri (intrinsik) yang dapat diusahakan untuk dilakukan peserta didik dengan cara memiliki sikap selalu ingin belajar,.. tidak mudah puas dengan keberhasilan

Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya manusia sehari-hari, misalnya: dalam arsitektur rumah tinggal, menata interior/eksterior, berbusana, menikmati

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif, dimana akan menganalisis apakah terdapat perbedaan pemahaman untuk kedua level smartphone

Sedangkan metode backpropagation digunakan untuk menghitung nilai Mean Square Error (MSE) yang digunakan dalam perhitungan fitness dan juga pada proses prediksi data

Pluralisme agama adalah bahwa setiap pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tapi terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan

Dengan penggunaan bit rate dan spectrum yang besar, IMT-2000 akan dapat memberikan layanan yang jauh lebih banyak daripada sistem komunikasi bergerak

[r]

TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PADA TANGGAL 25 FEBRUARI 2018 DAN 11 MARET 2018. Diperiksa