• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Pemahaman Antara Experienced dan Non-Experienced Smartphone User Terhadap Application Permission

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Perbedaan Pemahaman Antara Experienced dan Non-Experienced Smartphone User Terhadap Application Permission"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

1073

Analisis Perbedaan Pemahaman Antara

Experienced

dan

Non-Experienced

Smartphone User

Terhadap

Application Permission

Fairuz Risky Yusniasari1, Ari Kusyanti2, Aryo Pinandito3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1fairuzry@gmail.com, 2ari.kusyanti@ub.ac.id, 3aryo@ub.ac.id

Abstrak

Application Permission merupakan bentuk perizinan aplikasi yang nampak sebelum dilakukan proses install atau update suatu aplikasi pada smartphone. Beberapa aplikasi mengatakan bahwa perizinan aplikasi diguanakan untuk mengambil beberapa informasi pribadi smartphone user. Smartphone user dibagi menjadi dua level. Experienced smartphone user memiliki kecenderungan untuk tidak memberikan informasi pribadi mereka. Sedangkan level non-experienced smartphone user memiliki kecenderungan memberikan informasi pribadi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pemahaman antara experienced dan non-experienced smartphone user. Serta menganalisis apakah perbedaan pemahaman antara experienced dan non-experienced smartphone user tersebut berpengaruh pada perilaku mereka saat proses install atau update. Data yang dikumpulkan dari pengguna Android sebanyak 200 responden menggunakan metode Independent Sample T-test dan Regresi Linier. Hasil pertama adalah terdapat perbedaan pemahaman yang signifikan antara experienced dan non-experienced smartphone user.

Kata Kunci: Android, smartphones, user understanding, behavioral intention

Abstract

Application Permission is an application licensee type which appears before to installation process or update an application in smartphone. Many applications states that the permissions were installed to take some personal information of smartphone user. Smartphone user will be divided into two levels. Experienced smartphone user have tendency for not provide their personal information. While non-experienced smartphone user have tendency for provide their personal information. This research aims to analyze the difference understanding between the experienced and non-experienced smartphone users. It will analyze, what is the difference understanding between the experienced and non-experienced smartphone user towards installation process or update. Data collected from 200 Android user. The method that is used for analyzing is Independent Sample T-test and Regression Linear. The result of research is that there is significant difference understanding between experienced and non-experienced smartphone user.

Keywords: Android, smartphones, user understanding, behavioral intention

1. PENDAHULUAN

Penggunaan smartphone saat ini sangat berbeda dengan ponsel biasa, hal ini dikarenakan bahwa pada smartphone memiliki varian dan keunggulan dalam sistem operasional (Gary, dkk., 2007). Terlihat jelas, ketika dulu ponsel hanya dapat digunakan untuk SMS dan telfon, lambat laun ponsel yang dikenal masyarakat selama ini berubah menjadi smartphone yang bisa digunakan untuk browsing. Hingga saat ini smartphone tidak hanya digunakan sebagai

media komunikasi dengan orang-orang disekitar mereka saja, akan tetapi bisa berkomunikasi secara bebas dan tidak terhalang jarak. Developer Teknologi Informasi mulai membangun sebuah ide untuk mengembangkan teknologi ini kearah yang lebih serius lagi. Hal ini terbukti dengan menciptakan sebuah smartphone yang dapat dengan mudah memasang (install) aplikasi apapun yang terdapat pada smartphone. Pada kasus ini, smartphone berbasis Android yang akan kita bahas lebih mendalam.

(2)

diinginkan maka user dapat menekan tombol

“Pasang” pada Google Play Store. Kemudian akan muncul pemberitahuan permission atau perizinan sebelum memasang aplikasi tersebut. Masalah yang sering sekali terjadi adalah banyak smartphone user yang pada saat memasang sebuah aplikasi tidak membaca terlebih dahulu apa yang terdapat pada isi perizinan tersebut. Beberapa aplikasi memapaparkan perizinan untuk memasang aplikasi tersebut dengan meminta mengambil beberapa informasi yang terdapat pada smartphone, salah satu contohnya adalah identitas. Berikut pada Gambar 1 akan menampilkan tampilan dari application permission atau perizinan aplikasi

.

Gambar 1. Tampilan Applicaion Permission Sumber: Google Play Store (2017)

Pada Gambar 1 terlihat bahwa terdapat salah satu perizinan aplikasi yaitu identitas. Ketika berbicara masalah informasi pribadi yang nantinya dapat dengan mudah dilacak oleh sebuah aplikasi yang telah terpasang pada smartphone, maka permasalahan tersebut akan menyangkut pada perilaku masing-masing smartphone user dalam memberikan informasi pribadinya atau tidak. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Boritz adalah menganalisis perbedaan perilaku antara dua kelompok user terhadap tingkat pemahaman privasi (Boritz, 2008). Jika inidividu tersebut lebih sering untuk membaca pernyataan privasi pada website dan enggan memberikan informasi pribadi mereka maka individu tersebut tergolong ke level tinggi pada pemahaman privasi. Sedangkan jika inidividu tersebut tidak membaca pernyataan privasi pada website dan memberikan informasi pribadi mereka, maka

individu tersebut tergolong ke level rendah pada pemahaman privasi (Boritz, 2008). Merujuk pada penelitian sebelumnya, maka penelitian ini akan menganalisis perbedaan perilaku antara experienced dan non-experienced smartphone user pada proses pemasangan aplikasi berdasarkan pemahaman mereka mengenai arti dari perizinan aplikasi.

Perilaku masing-masing smartphone user dalam hal memberikan informasi pribadi atau tidak sebenarnya tergantung pada pemahaman mereka akan isi perizinan aplikasi. Kasus seperti ini telah dibahas sebelumnya oleh David Wagner pada jurnal dengan judul Android Permission : User Attention Comprehension and Behaviour (Wagner, 2012). Jurnal ini menjelaskan tentang bagaimana pemahaman smartphone user terhadap isi dari perizinan. Akan tetapi isi perizinan yang disajikan dalam jurnal tersebut tidak lengkap.

Seiring dengan perkembangan zaman aplikasi yang disajikan dalam Google Play Store juga semakin berkembang. Perkembangan ini ditandai dengan semakin banyak fitur-fitur yang ditambahkan pada beberapa aplikasi. Oleh sebab itu, pada penelitian kali ini akan ada penambahan isi perizinan yang lebih lengkap. Selain itu pada jurnal sebelumnya tidak dijelaskan mengenai penggunaan model yang digunakan untuk menganalisis pemahaman smartphone user akan isi perizinan aplikasi. Sehingga pada penelitian ini akan menjelaskan model untuk menganalisis pemahaman smartphone user akan isi dari perizinan aplikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan pemahaman antara experienced dan non-experienced smartphone user. Kedua, menganalisis apakah perbedaan pemahaman antara dua level smartphone user akan berpengaruh pada perilaku mereka pada proses install atau update.

2. METODOLOGI PENELITIAN

(3)

Gambar 2. Alur Penelitian

Gambar 2 menjelaskan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan identifikasi masalah, menentukan hipotesis merujuk pada masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya, pembuatan kuisioner, pengumpulan data setelah kuisioner disebar, menganalisis data yang telah terkumpul dengan menggunakan metode yang telah ditentukan, kemudian tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari perolehan analisis data.

Pada penelitian ini akan menjelaskan mengenai perbedaan pemahaman smartphone user akan isi dari perizinan aplikasi. Smartphone user akan dibagi menjadi dua level yaitu experienced dan non-experienced smartphone user. Perbedaan pemahaman tersebut dapat dilihat dari latar belakang Teknologi Informasi yang dimiliki tiap smartphone user. Latar belakang Teknologi Informasi diperoleh dari intensitas smartphone user dalam membaca isi perizinan aplikasi saat melakukan proses pemasangan dan update.

Jika smartphone user tersebut memiliki latar belakang Teknologi Informasi yang tinggi, maka mereka lebih paham akan arti dari isi perizinan aplikasi dan begitu pula sebaliknya. Tabel 1 akan dijadikan acuan untuk membuat pertanyaan pada kuisioner yang akan disebar. Pertanyaan tersebut merepesentasikan argumen

smartphone user akan pemahaman mereka terhadap arti dari perizinan aplikasi. Berikut merupakan Tabel 1 yang menjelaskan isi perizinan aplikasi dan arti dari perizinan aplikasi.

Tabel 1. Isi perizinan aplikasi dan arti isi perizinan aplikasi

Isi Perizinan Arti dari Isi Perizinan

INTERNET Mengirim informasi ke

server aplikasi

READ_PHONE_STATE Membaca nomor

telfon

CALL_PHONE Melakukan panggilan

telfon

WRITE_EXTERNAL_STORA GE

Membaca file aplikasi pada SD card

WAKE_LOCK

Menjaga layar ponsel tetap hidup sepanjang waktu

CHANGE_NETWORK_STAT E

Mengubah

konektivitas jaringan

READ_SMS2

Membaca pesan teks yang kirim

READ_SMS1

Membaca pesan teks yang terima

READ_CALENDAR Membaca kalender

READ_CONTACTS Membaca daftar

kontak

CAMERA

Mengambil gambar ketika menekan tombol

ADD_VOICEMAIL

Menambahkan voicemail ke dalam aplikasi

BIND_NFC_SERVICE Mengikat layanan

NFC

BIND_VPN_SERVICE Mengikat layanan

VPN

INSTALL_SHORTCUT Meng-install shortcut

UNINSTALL_SHORT CUT Meng-uninstall

shortcut

RECEIVE_SMS Menerima pesan SMS

RECEIVE_MMS Memonitor pesan

MMS yang masuk

CLEAR_APP_CACHE

Menghapus cache semua aplikasi yang telah terpasang

PROCESS_OUTGOING_CAL L

(4)

CHANGE_WIFI_STATE Menghidupkan dan

menonaktifkan WiFi

Sumber: David Wagner (2012) dan Privacy Grade (2016)

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 200 responden. Untuk menentukkan jumlah sampel, metode yang digunakan adalah jumlah pertanyaan. Metode jumlah pertanyaan dapat dilakukan dengan cara mengalikan jumlah butir pertanyaan sebanyak 5x (Wiyono, 2011). Penyebaran kuisioner dilakukan pada tanggal 14 sampai 29 November 2016 di Kota Malang dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitan ini menggunakan random sampling. Random sampling merupakan teknik pengumpulan data dimana populasi penelitian memiliki probabilitas yang sama untuk menjadi responden.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif, dimana akan menganalisis apakah terdapat perbedaan pemahaman untuk kedua level smartphoneuser serta menganalisis hubungan antara pemahaman smartphoneuser terhadap perilaku mereka saat melakukan proses install atau update. Metode Independent Sample T-test akan digunakan untuk menguji perbedaan pemahaman antara dua level smartphone user. Selanjutnya untuk mengitung hubungan antara pemahaman smartphoneuser terhadap perilaku mereka saat proses install atau update akan digunakan metode Regresi Linier.

Terdapat beberapa tahapan untuk menguji ketiga metode diatas. Hal yang pertama akan diuji adalah analisis perbedaan pemahaman antara experienced dan non-experienced smartphone user. Sebelum pada perhitungan inti, terdapat perhitungan yang menjelaskan mengenai pemetaan nilai pemahaman responden berdasarkan jenis kelamin, uji normalitas data, uji homogenitas varians, uji linearitas, pengategorian smartphone user, hingga pada perhitungan Independent Sample T-test dan Regresi Linier.

Deskripsi pemetaan responden berdasarkan jenis kelamin dan usia

Tahap ini menggambarkan hasil responden terhadap pertanyaan yang ada pada kuisioner, baik berdasarkan jenis kelamin dan usia. Penjelasan menurut usia hanya akan dijelaskan rentang usia beserta prosentase dari jumlah sampel yang diperoleh. Rata-rata, interval nilai, dan nilai tengah akan dibahas pada tahap ini.

Interval nilai yang dimasudkan disini adalah nilai terendah dan nilai tertinggi dari suatu variabel yang diteliti.

Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan jenis metode Shapiro Wilk. Apabila nilai Sig. <0,05 maka diperoleh distribusi adalah tidak normal. Sedangkan jika nilai Sig. >0,05 maka distribusi adalah normal (Santoso, 2015).

Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang diperoleh dihasilkan dari varians yang sama atau tidak. Pada uji homogenitas terdapat juga nilai Sig. yang digunakan sebagai pedoman apakah data penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila nilai Sig. <0,05 maka data berasal dari varians yang tidak sama. Sedangkan jika nilai Sig. >0,05 maka dapat dikatakan bahwa data berasal dari varians yang sama (Santoso, 2015).

Uji Linearitas

Uji Linearitas merupakan pengujian untuk mengetahui adanya hubungan linear atau tidak dari variabel-variabel penelitian (Wiyono, 2011). Uji linearitas digunakan sebagai prasyarat dalam uji regresi linear. Jika variabel penelitian memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05, maka hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang linear dari variabel-variabel penelitian.

Pengategorian Smartphone User

(5)

1. Berapa kali dalam 1 tahun Anda mengupdate aplikasi yang telah ter-install pada smartphone Anda?

o > 7 kali o 4-7 kali o 1-3 kali

o Tidak sama sekali

2. Berapa banyak Anda memasang aplikasi dalam kurun waktu 1 bulan?

o > 5 o 3-5 o 1-2

o Tidak sama sekali

Jika responden memilih jawaban tidak sama sekali di kedua pertanyaan maka dapat diartikan mereka termasuk pada level non-experienced smartphone user karena diasumsikan mereka tidak pernah melihat bahkan membaca isis perizinan aplikasi. Sedangkan jika responden memilih jawaban selain tidak sama sekali, mereka termasuk pada experienced smartphone user karena diasumsikan mereka setidaknya pernah melihat tampilan dari perizinan aplikasi atau pernah membaca saat memasang aplikasi.

Independent Sample T-test

Independent Sample T-Test disebut juga sebagai Uji T-dua sampel. Tujuan dari uji t-dua sampel ini adalah membandingkan rata-rata (mean) untuk dua populasi berbeda yang sebelumnya telah dikategorikan (grouping) sesuai dengan kasus yang sedang diteliti (Horn, 2017).

Regresi Linier

Beberapa analisis data menggunakan dua variabel. Metode yang biasanya digunakan untuk menguji hubungan dua variabel adalah regresi dan korelasi. Analisis regresi yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel dependen dari nilai variabel independen yang diketahui. Analisis regresi digunakan untuk tujuan peramalan, di mana terdapat dua variabel yaitu variabel dependen atau tergantung dan variabel independen atau bebas (Santoso, 2015).

Regresi linier sederhana adalah regresi linier yang terdiri dari satu variabel independen. Dalam suatu regresi linier terdapat koefisien-koefisien. Koefisien-koefisien pada regresi linier merupakan nilai rata-rata yang berpeluang terjadi pada variabel Y (variabel dependen) ketika suatu nilai X (variabel bebas) diberikan (Sarwono, 2013). Koefisien regresi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Intercept adalah nilai rata-rata pada variabel Y apabila nilai pada variabel X bernilai 0. Intercept hanya suatu konstanta yang dapat memunculkan koefisien lain pada model regresi (Sarwono, 2013).

2. Slope merupakan koefisien yang digunakan unruk varaibel X (variabel independen). Slope juga merepresentasikan ukuran kemiringan dari suatu garis. Atau secara sistematis, slope merupakan nilai yang menjelaskan seberapa besar kontribusi yang diberikan dari varaibel X kepada variabel Y (Sarwono, 2013).

Berikut merupakan bentuk persamaan regresi linier:

Y = a + bX (1)

Dimana:

Y = variabel dependen X = variabel independen

A= perpotongan dengan sumbu Y (intercept)

B = kemiringan (slope)

Nilai b (slope) dapat bernilai positif atau negatif. Nilai b juga dapat menentukan arah kemiringan garis. Apabila nilai b positif maka kemiringan garis akan semakin naik diikuti bertambahnya nilai dari koefisien pada sumbu Y. Sedangkan jika nilai b bernilai negatif maka kemiringann garis akan menurun diikuti berkurangnya nilai koefisien pada sumbu Y (Sarwono, 2013).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3 merupakan gambar model penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini. Model penelitian tersebut menggambarkan hubungan antara dua variabel yaitu User Understanding (UU) dan Behavioral Intention (BI).

Gambar 3. Model penelitian pemahaman user

terhadap perilaku user

(6)

experienced dan non-experienced smartphone user adalah:

H0: Pemahaman antara experienced dan non-experienced smartphone user adalah sama.

H1: Pemahaman antara experienced dan non-experienced smartphone user adalah berbeda.

Sedangkan hipotesis untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu apakah perbedaan pemahaman tersebut memengaruhi perilaku experienced dan non-experienced smartphone user terhadap pemasangan aplikasi adalah sebagai berikut:

H0 : Semakin smartphone user paham akan isi dari perizinan aplikasi, maka user tersebut akan melakukan proses pemasangan aplikasi.

H1 : Semakin smartphone user paham akan isi dari perizinan aplikasi, maka user tersebut tidak akan melakukan proses pemasangan aplikasi.

Untuk mengetahui hasil dari uji Independent Sample T-test dan Regresi Linier berikut adalah hasil dari pengujian tersebut:

Deskripsi pemetaan responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 2. Sebaran responden berdasarkan usia Usia Jumlah Prosentase (%)

16-25 94 47

26-40 72 36

41-55 34 17

TOTAL 200

Tabel 2 menjelaskan sebaran responden berdasarkan usia. Rentang usia pada penelitian ini adalah usia 16 sampai 55 tahun. Sedangkan responden dengan usia 16 sampai 25 tahun yang mendominasi penelitian ini.

Tabel 3. Penilaian pemahaman berdasarkan jenis kelamin

Jenis

Kelamin Rincian Jumlah

Total jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki. Jumlah responden sebanyak 200 terdiri dari 113 berjenis kelamin perempuan dan laki-laki sebanyak 87. Nilai rata-rata yang diperoleh dari responden perempuan sebesar 8,01. Interval nilai dari nilai terendah 7,22 dan nilai tertinggi 8,79 untuk responden perempuan. Serta nilai tengah yang didapatkan sebesar 7,00. Sedangkan untuk nilai rata-rata laki-laki didapatkan nilai sebesar 7,56, nilai terendah 6,65, nilai tertinggi 8,47, dan nilai tengah sebesar 7,00. Hasil yang didapatkan memberikan kesimpulan bahwa nilai pemamahan yang didapatkan responden perempuan jauh lebih baik dibandingkan responden laki-laki. Sebab baik nilai rata-rata dan interval nilai yang diperoleh perempuan lebih baik daripada laki-laki, walaupun nilai tengah untuk kedua kategori ini memiliki nilai yang sama.

Uji Normalitas Data

Pada Tabel 4 nilai Sig. baik pada smartphone user yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki berkisar >0,05. Pada smartphone user berjenis kelamin perempuan memiliki nilai Sig. sebesar 0,090. Sedangkan pada smartphone user berjenis kelamin laki-laki nilai Sig. sebesar 0,060. Maka hasil yang dapat disimpulkan dari uji normalitas diatas adalah data penelitian ini berdistribusi normal.

Tabel 4. Uji Normalitas Data

Jenis Kelamin

(7)

Based on

Pada Tabel 5 diperoleh bahwa semua nilai Sig. pada penelitian ini memiliki nilai >0,05. Dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini memiliki varians yang sama. Dapat diartikan bahwa sampel perempuan dan laki-laki memiliki varians nilai benar yang sama. Varians nilai benar perempuan sama dengan varians nilai benar laki-laki.

Uji Linearitas

Tabel 6. Hasil Uji Linearitas

Sig. disimpulkan bahwa antara variabel perilaku dan nilai benar dari pemahaman terdapat hubungan linier (Wiyono, 2011).

Independent Sample T-test

Tabel 7. Kategori Smartphone User berdasarkan Nilai Benar Pemahaman

Kategori N Mean

Nilai Benar Experienced 178 8,22

Non-experienced 22 4,50

Dari Tabel 7. dapat disimpulkan bahwa sebanyak 178 responden termasuk dalam kategori experienced smartphone user. Sedangkan sebanyak 22 orang lainnya termasuk pada kategori non-experienced smartphone user. Rata-rata nilai benar pada pertanyaan pemahaman didapatkan sebesar 8,22 untuk responden pada kategori experienced dan sebesar 4,50 untuk responden pada kategori non-experienced.

Tabel 8. Independent Sample T-test

Nilai Pemahama n

Levene’s

Test

T-test for Equality of Means

Untuk melihat perbedaan signifikan dari kedua kategori smartphone user maka akan dilakukan uji F untuk menguji kesaman varians. Sebelum melakukan uji F, hipotesis untuk pengujian varians harus dibuat terlebih dulu.

H0: Nilai benar pada masing-masing kategori memiliki varians yang seragam H1:Nilai benar pada masing-masing kategori memiliki varians yang tidak seragam

Apabila nilai probabilitas >0,05, maka H0 akan diterima , sedangkan jika nilai probabilitas <0,05, maka H0 akan ditolak (Santoso,2015).

Pada kolom Lavene’s Test terdapat uji F dan nilai Sig. yang diperoleh dari pengolahan data pada penelitian ini. Nilai dari uji F untuk nilai benar pada pertanyaan pemahaman dengan Equal varience assumsed (diasumsi kedua varians seragam) adalah 11,377 dengan probabilitas sebesar 0,001. Karena probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (Horn, 2017). Dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua varians tidak seragam atau varians populasi nilai benar pada experienced dan non-experienced smartphone user berbeda.

Jika kedua varians berbeda maka untuk membandingkan rata-rata nilai benar antara experienced dan non-experienced smartphone user sebaiknya menggunakan dasar Equal varience not assumsed (diasumsi kedua varians tidak seragam). Untuk melakukan uji t maka hal yang sama akan dilakukan seperti pada uji F adalah menentukan hipotesis.

H0: Nilai benar pada masing-masing kategori memiliki rata-rata yang seragam H1: Nilai benar pada masing-masing kategori memiliki rata-rata yang tidak seragam

(8)

pada penelitian ini adalah dengan menggunakan dasar Equal varience not assumsed. Nilai uji t pada Equal varience not assumsed sebesar 6,004 dengan probabilitas 0,000. Karena 0,000 < 0,005, maka H0 ditolak (Horn, 2017). Dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai benar experienced smartphone user benar-benar berbeda/tidak seragam dengan rata-rata nilai non-experienced smartphone user.

Uji Regresi Linier

Tabel 9. Uji Regresi Linier

Perilaku Pemahaman variabel Perilaku (BI) dengan Pemahaman (UU) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -(0,334). Hal ini menunjukkan hubungan yang tidak erat karena -(0,334) tidak mendekati angka 1. Selain itu terdapat nilai negatif pada angka 0,334 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan berlawanan dari kedua variabel tersebut.

Untuk mengetahui nilai dari koefisien dan konstanta, dapat dilihat pada Tabel 10. Pada Tabel 10 merepresentasikan nilai koefisien yang dimiliki oleh variabel independen atau bebas yaitu pemahaman smartphone user. Nilai koefisien tersebut akan memengaruhi nilai dari variabel dependen atau terikat yaitu perilaku smartphone user.

Tabel 10. Koefisien Regresi Linier

Model Unstandardized Coefficient B Std. Error

Pada Tabel 10. kolom B terdapat konstanta sebesar 10,878. Konstanta tersebut menyatakan bahwa jika tidak terdapat pemahaman smartphone user maka nilai perilaku adalah 10,878 (Santoso, 2015). Selain itu, nilai koefisien pemahaman yang diperoleh yaitu – (0,479). Nilai dari koefisien pemahaman bernilai negatif yang menandakan hubungan berlawanan.

Dengan kata lain, smartphone user cenderung akan meng-install aplikasi walaupun memahami perizinan aplikasi.

Selain itu untuk mengetahui besarnya hubungan dari variabel independen ke variabel dependen dapat menggunakan Model Summary. Model Summary dapat menunjukkan prosentase hubungan yang dimiliki oleh variabel independen yaitu pemahaman smartphone user terhadap variabel dependen yaitu perilaku smartphone user. Hasil dari Model Summary dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Model Summary

Model R R

Dari tabel model summary diperoleh angka R square sebesar 0,112 atau 11,2 %. R square merupakan hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi yaitu 0,334 x 0,334 = 0,112. Hal tersebut berarti perilaku smartphone user dapat dijelaskan oleh pemahaman smartphone user dengan nilai sebesar 11,2% (Chan, 2004).

4. KESIMPULAN

Terdapat perbedaan pemahaman antara experienced dan non-experienced smartphone user. Perbedaan tersebut sangat terlihat pada hasil perhitungan Independent Sample T-test yang menyebutkan bahwa rata-rata nilai pemahaman pada level experiencedsmartphone user lebih tinggi dari rata-rata nilai pemahaman yang diperoleh pada level non-experienced smartphone user. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman antara experienced dan non-expereinced smartphone user terhadap isi dari perizinan aplikasi. Perbedaan pemahaman tersebut menandakan bahwa level experienced smartphone user dapat memahami arti dari perizinan aplikasi. Sedangkan pemahaman non-experienced smartphone user kurang dapat memahami arti dari perizinan aplikasi.

(9)

Selain itu, karena prosentase pengaruh Pemahaman terhadap Perilaku hanya 11,2%, maka pengaruh Pemahaman terhadap Perilaku hanya memiliki pengaruh yang sedikit. Sehingga dapat dikatakan bahwa Pemahaman tidak berpengaruh terhadap Perilaku smartphoneuser pada saat proses pemasangan aplikasi. Dengan kata lain, walaupun smartphone user paham ataupun tidak mengenai arti dari isi perizinan, mayoritas dari mereka tetap akan akan melakukan proses pemasangan aplikasi. Serta alasan mengapa smartphone user tetap memasang aplikasi baik yang paham maupun yang tidak, akan dijelaskan dengan faktor lain yang tidak dapat dijelaskan pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Boritz Efrim., 2008. The Effect of Privacy Involvement and Privacy Policy

Disclosure on Individual’s Privacy

Behavior. [pdf] University of Waterloo. Waterloo.

Buchanan T, Paine C, A. N. Joinson., 2007., Development of Measures of Online Privacy Concern and Protection for Use on the Internet. [pdf] Journal of the American Society for Information Science and Technology.

Chan Yh., 2004., Biostatistics 20 I: Linear Regression Analysis. [pdf] Vol 45(2): 55. Singapore.

Gary B. S., Thomas J. C., & Misty E. V., 2007.

Discovering Computers :

Fundamentals, 3rd. (Terjemahan). Salemba Infotek. Jakarta

Horn Robert A., 2017., Understanding The Independent Sample T-test. [pdf] Northern Arizona University. United States of America.

Jensen C, Potts C, Jensen C., 2005., Privacy Practice of Internet Users: Self-reported versus Observed Behavior. [pdf] In International Journal of Human-Computer Studies. United States of America.

Sarwono Jonathan., 2013., Regresi Linier dalam Buku 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi. [pdf] Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia. Jakarta.

Santoso Singgih., 2015. SPSS 20. Jakarta: Gramedia.

Wagner David., 2012. Android Permission: User Attention Comprehension and Behavior. [pdf] University of California. Barkeley.

Gambar

Gambar 1. Tampilan Applicaion Permission Sumber: Google Play Store (2017)
Gambar 2. Alur Penelitian
Tabel 3. Penilaian pemahaman berdasarkan jenis kelamin
Tabel 7. Kategori Smartphone User berdasarkan Nilai Benar Pemahaman
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, Artha Wiweka hadir untuk menjadi solusi dalam penyaluran edukasi mengenai literasi keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik di masyarakat

Komunikasi dalam satu budaya sudah ada kesepahaman tentang budaya mereka sehingga mereka dapat mengidentifikasikan orang lain sama seperti dirinya Lain halnya

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang telah dilakukak peneliti, maka hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Budaya Organisasi

Penggunaan model PBL pada kelas eksperimen II dapat melatih siswa untuk memecahkan suatu masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa

Hasil analisis menunjukkan pemasangan filter pasif menyebabkan kandungan THD arus dan tegangan telah sesuai dengan standar IEEE 519-1992 yang ditentukan yaitu ≤

Dalam penelitian ini, variabel IFR diukur dengan menggunakan metode perhitungan yang digunakan oleh (Khan &amp; Ismail, 2011) yang cara perhitungannya sama

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik

Pada penelitian ini, variabel yang akan di uji adalah tingkat kesejehteraan (pengeluaran per kapita per tahun setara beras) juragan pada strata kapal dengan ABK &gt; 10 orang dan