PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Faradila Rahmatul Ula 130322615526/2013 Renatha Putri Aryanti 140251601409/2014 Mujtahidatul Ilmi Fajriyah 140321602418/2014
UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan : PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG RAMAH
LINGKUNGAN 2. Bidang Kegiatan : PKM-Gagasan Tertulis 3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :Faradila Rahmatul Ula
b. NIM : 130322615526
c. Jurusan : Fisika
d. Universitas : Universitas Negeri Malang
e. Alamat Rumah dan HP :Blimbing-Paciran-Lamongan/085730676062 f. Alamat email : faradilarahmatulula@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang 5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si
b. NIP : 0006096506
c. Alamat Rumah dan No Tel. /HP: Jl. Mayjen Sungkono Perum Puri Cempaka Putih BG 2, Malang/081252734417
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P) yang berjudul PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG RAMAH LINGKUNGAN dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti. Tulisan ini disusun sebagai usulan PKM-GT tahun 2016.
Penulisan PKM-GT ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
a. Orang tua, terutama ibu dan ayah penulis yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.
b. Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan penulisan PKM-GT. c. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.
Malang, 29 Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PKM-GT. ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI . ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
RINGKASAN . ... 1
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan dan Manfaat ... 2
GAGASAN Kondisi Kekinian dan Kehandalan Gagasan ... 2
Solusi yang Pernah Dilakukan ... 5
Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki ………. 6
Pihak-pihak Terkait ... 7
Langkah Strategis ... 7
KESIMPULAN Gagasan yang Diusulkan ... 8
Teknik Implementasi ... 8
Prediksi Manfaat ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ... vi
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas... xi Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim………... xii
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1. Proses penyaringan CO2………. 4 Gambar 2. Skema pengaktifan katalis H2SO4 terhadap HNO3……… 5 Gambar 3. Sepeda Listrik……… 6 Gambar 4. Asap Pabrik di Indonesia ……….. 6 Gambar 5. Bagan Teknik Implementasi……….. 8
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG RAMAH LINGKUNGAN
Jalan Semarang No 5, Malang
RINGKASAN
Bensin kini sudah mulai menjadi barang langkah, apalagi bensin dengan kualitas yang baik dan ramah lingkungan. Oleh karena itu bensin sebaiknya dimanfaatkan seefektif mungkin. Untuk menghasilkan bensin berkualitas tinggi dibutuhkan campuran aditif ke dalam campuran bensin untuk meningkatkan kinerja dan peforma mesin. Sebelumnya telah digunakan TEL dan MTBE sebagai penambah nilai oktan, namun telah dilarang penggunannya karena zat buangnya terlalu berbahaya bagi tubuh.
Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas buangan hasil pembakaran dari kendaraan bermotor maupun hasil buangan industri. Karbon dioksida di alam semesta ini jumlanya sangat melimpah, apalagi di Indonesia yang sedang maraknya asap akibat pembakaran hutan hingga mengganggu negara tetangga. Karbon dioksida sendiri berbahaya bagi tubuh apabila terhirup terlalu banyak karena karbon dioksida sangat mudah berikatan dengan hemoglobin dalam darah sehingga dapat menyebabkan keracunan dan bisa berakibat pada kematian. Pada penelitian yang dilakuakan tahun 2012 menemukan bahwa karbon dioksida ternyata dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, ini dilakukan dengan mencairkan gas karbon dioksida. Sehingga karbon dioksida cair nantinya dapat digunakan sebagai pengganti bensin dengan penambahan nilai oktan menggunakan pengolahan minyak kelapa sawit.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Bensin merupakan hal yang kini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, pada kenyataannya hampir setiap rumah memiliki kendaraan bermotor yang menuntut pengisian bahan bakar jika kerap kali digunakan. Dalam perkembangannya telah terdapat macam-macam jenis bensin di Indonesia, mulai dari premium, pertamax, pertamax plus, dan gagasan baru pemerintah yakni pertalite. Namun seiring berjalannya waktu, fosil yang merupakan bahan baku bensin semakin lama akan semakin berkurang dikarenakan lamanya pembentukan tak sebanding dengan cepatnya waktu dalam menghabiskannya.
Telah banyak ditawarkan cara-cara pengalihan dari bahan bakar bensin, diantaranya yaitu sepeda motor dengan dayanya menggunakan listrik atau dicharge. Namun pengalihan itu bukan jawaban yang dibutuhkan, masyarakat lebih ‘sreg’ dengan motor berbahan bakar bensin dan akhirnya bensin tetap menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Karbon dioksida merupakan gas buangan dari bensin dan tidak baik untuk tubuh maupun lingkungan yang kita tinggali. Jika kita sadari, semakin besar kebutuhan kita akan bensin maka semakin banyak karbon dioksida yang dihasilkan sehingga lingkungan semakin tercemar dan membahayakan bagi penduduk Bumi yang notabene pemakai bahan bakar bensin. Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu rahasia alam yang dapat dimanfaatkan untuk proses lain, fotosintesis misalnya.
Dalam penelitian yang penulis ajukan, gas CO2 akan diolah sehingga menjadi CO2 cair sehingga nantinya mampu didaur ulang menjadi bensin kembali dengan penyempurnaan nilai oktan menggunakan minyak kelapa sawit yang diolah sedemikian rupa sehingga nantinya mampu digunakan untuk menanggulangi permasalahan menipisnya bahan utama bensin, yaitu fosil. Bensin ini nantinya akan diwujudkan sebagai bensin alami yang ramah lingkungan.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menemukan bahan bakar baru yang mampu menjadi cadangan bila di kemudian hari fosil bahan utama bensin habil.
2. Menemukan bahan bakar yang ramah lingkungan dengan nilai oktan tinggi dan polusi yang dapat ditanggulangi.
3. Pemanfaatan gas buangan CO2 menjadi bahan baku bensin agar tidak selamanya menjadi gas buangan.
4. Mengurangi polusi udara karena sudah ada penampung pendaurulangnya.
GAGASAN
Kondisi Kekinian dan Kehandalan Gagasan
Bensin kini sudah mulai menjadi barang langkah, apalagi bensin dengan kualitas yang baik dan ramah lingkungan. Oleh karena itu bensin sebaiknya dimanfaatkan seefektif mungkin. Untuk menghasilkan bensin berkualitas tinggi dibutuhkan campuran aditif ke dalam campuran bensin untuk meningkatkan kinerja dan peforma mesin. Sebelumnya telah digunakan TEL dan MTBE sebagai penambah nilai oktan, namun telah dilarang penggunannya karena zat buangnya terlalu berbahaya bagi tubuh.
Minyak kelapa sawit mengandung molekul trigliserida berantai hidrokarbon panjang. Molekul trigliserida ini dapat dipecah menjadi senyawa yang kandungan hidrokarbonnya setaraf dengan bensin yaitu senyawa biogasoline. Jika minyak sawit langsung dipanaskan, minyak sawit akan terkondensasi dan terpolimerisasi. Hal ini terjadi karena minyak sawit memiliki dua gugus yang sangat reaktif, yaitu gugus karbonil dan ikatan rangkap. Oleh karena itu, pada penelitian ini minyak sawit akan diberikan perlakuan awal terlebih dahulu dengan membentuk metil ester melalui reaksi transesterifikasi (Setiadi, 2006). Reaksi transesterifikasi ini akan menggunkan reagen metanol dan katalis Na OH untuk menghasilkan yield sebesar 83,2% (Rengga, 2006).
Selanjutnya, Palm Oil Methyl Ester (POME) akan di-cracking. Pada proses ini akan dihasilkan hidrokarbon dengan nilai oktan tinggi yang baik untuk bensin. Katalis yang digunakan pada proses ini adalah H-Zeolit dari zeolit alam yang sudah diaktivasi dengan temperatur 320ºC. Produk perengkahan nantinya akan dinitrasi dengan tujuan menambah gugus nitro sehingga dapat menaikkan angka oktan bensin. Penelitian dengan penambahan biogasoline + nitrous pernah diteliti dan hasil yang didapatkan berupa peforma mesin yang baik dan emisi yang rendah (Awaliansyah, 2005).
Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas buangan hasil pembakaran dari kendaraan bermotor maupun hasil buangan industri. Karbon dioksida di alam semesta ini jumlanya sangat melimpah, apalagi di Indonesia yang sedang maraknya asap akibat pembakaran hutan hingga mengganggu negara tetangga. Karbon dioksida sendiri berbahaya bagi tubuh apabila terhirup terlalu banyak karena karbon dioksida sangat mudah berikatan dengan hemoglobin dalam darah sehingga dapat menyebabkan keracunan dan bisa berakibat pada kematian.
Namun dari penelitian di atas dikhawatirkan karbon dioksida masih memiliki nilai oktan yang rendah sehingga gas buangannya nanti akan berbahaya serta dapat membuat mesin cepat rusak karena bahan bekarnya tidak ramah pada mesin. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan proses pencairan karbon dioksida menjadi bensin dengan penambahan minyak kelapa sawit untuk menambah nilai oktan pada karbon dioksida cair tersebut. Sehingga nantinya diharapkan bahan bahar ini bisa ramah lingkungan dan didapatkan dari bahan daur ulang, yaitu mendaur ulang gas buangnya.
Gas karbon dioksida ini nantinya akan dicairkan menggunakan proses pencairan gas. Proses pencairan gas sendiri adalah perubahan fasa dari gas menjadi cair, untuk karbon dioksida akan dicairkan menggunakan pendinginan sederhana dalam kondisi atmosferik (pada suhu kurang lebih -162°).
Berikut adalah gambar alat penyaring karbon dioksida yang ada di pabrik-pabrik :
Gambar 1. Proses penyaringan CO2
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian nilai oktan, pencairan karbon dioksida, dan proses pencampuran pengolahan minyak kelapa sawit dengan karbon dioksida cair.
Penelitian untuk nilai oktan terdiri dari 5 tahap utama: 1. Tahap pertama reaksi transesterifikasi
Minyak sawit direaksikan dengan metanol dan katalis basa (NaOH), kemudian akan terbentuk metil ester yang bercampur dengan gliserin dan didiamkan mengendap selama 3 hari agar terpisah anatara metil ester, gliserin, dan sebun. 2. Tahap kedua preparasi katalis H-zeolit
Katalis zeolit yang digunakan dalam penelitian ini merupakan katalis zeolit alam (bila memadai). Pada tahap ini H-zeolit akan dipreparasi kemudian akan digunakan sebagai katalis H-zeolit dengan menggunakan metode pertukaran ion dan kalsinasi.
3. Tahap ketiga perengkahan metil ester
Pada langkah ini, reaksi perengkahan dilakukan dengan menggunakan suatu fixed bed reaktor dengan katalis H-zeolit dan dilakukan secara batch.
4. Tahap keempat sintesis aditif bensin
Produk dari tahap ketiga kemudian direaksikan dengan HNO3 dan katalis H2SO4 (Rudy Wijaya, 2012; Skripsi) untuk mendapatkan tambahan gugus nitro. Produk yang dihasilkan dari tahap ini merupakan zat aditif bensin yang diinginkan. Gambar 2. Skema pengaktifan katalis H2SO4 terhadap HNO3 (Fressenden, 1986)
5. Tahap terakhir adalah analisa zat aditif bensin
Pada tahap ini dilakukan analisa densitas dan jenis-jenis komponen terdapat di dalam zat aditif bensin dengan menggunakan alat FTIR serta untuk mengetahui angka okttan aditif.
Proses pencairan karobon dioksida (CO2): 1. Tahap penyaringan karbon dioksida
Karbon dioksida nantinya didapatkan dari proses penyaringan pada knalpot dan cerobong pabrik. Gas karbon dioksida berupa bubuk akan dikumpulkan. 2. Tahap pencairan gas karbon dioksida
Gas karbon dioksida akan dicairkan menggunakan pendinginan sederhana dalam kondisi atmosferik (pada suhu kurang lebih -162°).
Proses pencampuran karbon dioksida cair dengan hasil olahan minyak kelapa sawit.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Solusi yang sebelumnya pernah ditawarkan adalah pengganti bensin menggunakan motor listrik dengan pengisian bahan bakar seperti mengecharge handphone, namun cara itu hanya tenar di Indonesia beberapa waktu saja. Masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan bahan bakar bensin karena dinilai lebih irit.
Solusi yang lain sekarang ini dengan membuat terobosan baru yaitu kualitas bensin diantara premium dan pertamax yaitu pertalite yang menawarkan nilai oktan yang lebih baik dari premium dan ramah lingkungan. Lebih mahal dari premium namun lebih terjangkau daripada pertamax.
Gambar 3. Sepeda Listrik
Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki
Keberadaan karbon dioksida di bumi sudah semakin merajalela, karena kondisi bumi yang semakin renta. Penebangan hutan terjadi di mana-mana namun tidak disertai dengan penghijaun kembali menyebabkan produksi oksigen di dunia berkurang. Sementara itu dewasa ini, semakin berkembangnya industri yang memerlukan bahan bakar menyebabkan makin banyaknya polusi udara. Alat penyaring karbon dioksida atau penyaring polusi masih belum berkembang banyak di Indonesia sehingga karbon dioksida masih belum terwadahi untuk bisa menjadi bermanfaat.
Kondisi kekinia yang dapat diperbaiki adalah pada penyaringan polusi atau gas buang yang ada di pabrik-pabrik di Indonesia sehingga polusi tidak semakin menyebar, dengan diperbaki alat penyaring maka dapat dipilah mana yang karbon dioksida dan mana yang zat berbahaya. Nantinya untuk karbon dioksida yang telah disaring bisa didaur ulang untuk menjadi karbon dioksida cair dan bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar baru pengganti bensin dengan penyempurnaan nilai oktan menggunakan minyak kelapa sawit yang telah diolah.
Gambar 4. Asap Pabrik di Indonesia
Pihak-pihak Terkait
Pihak-pihak yang nantinya diharapkan mampu terkait dengan gagasan ini adalah: Pertamina
Sebagai awal uji coba bahan baru dan uji kelayakan apakah bahan bakar baru (dari campuran daur ulang karbon dioksida dan minyak kelapa sawit) dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti bensin dengan biaya yang lebih irit dan bahan yang memang melimpah di Indonesia.
Jika nantinya layak maka diharapkan Pertamina memproduksi secara massal agar dapat mengurangi pembelian minyak dar negara lain sehingga mengurangi anggaran negara dan pemanfaatan hasil alam sendiri untuk perbaikan kondisi alam dan kondisi ekonomi bangsa.
Pertamina disini juga diharapkan sebagai wadah produksi dan pemasaran, dengan penulis sebagai pemberi gagasan.
Pemerintah
Selain sebagai penolong bangsa dari segi ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam, bagi pemerintah ini juga bisa digunakan sebagai ajang unjuk gigi ke negara lain bahwa bahan bakar kendaraan tidak hanya dari fosil namun bisa dibuat dari daur ulang karbon dioksida dan pengolahan minyak kelapa sawit.
Sebagai negara pelopor bahan bakar ramah lingkungan yang bahannya dari daur ulang polusi.
Warga Negara Indonesia
Termasuk segenap yang ada di dalamnya adalah para Ilmuwan, Guru, Dosen, Pekerja Kantor, rakyat biasa, sebagai konsumen bahan bakar terbaru gagasan anak negeri.
Langkah Strategis
Langkah strategis dalam penerapan gagasan ini adalah penghimbauan kepada pabrik-pabrik agar melakukan penyaringan buangan asap pabrik-pabrik serta menyediakan alat untuk pemilahan karbon dioksida agar karbon dioksida dapat langsung ditampung dan dicairkan. Kenapa utamanya di pabrik? Termudah saat ini adalah pabrik karena beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah industri dan banyak pabrik yang asapnya mengganggu kegiatan sirkulasi udara masyarakat di daerah tersebut.
Pertamina sebagai pewadah selanjutnyalah yang kemudian mengangkut karbon dioksida car dari setiap pabrik untuk kemudian di proses di laboratorium Pertamina dan
mengolahnya dengan minyak kelapa sawit hingga bisa dipasarkan sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Pada proses pemasarannya, stasiun tv adalah media pengenal utama. Seperti halnya program KB dan wajib belajar Sembilan tahun, bahan bakar baru ini harusnya juga diperkenalkan dikalangan masyarakat luas sebagai iklan resmi dari pemerintah khususnya pertamina, agar masyarakat mengenal dan tau manfaatnya.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
Gagasan yang diajukan adalah bensin daur ulang karbon dioksida dengan pemanfaatan karbon dioksida yang dikumpulkan lalu dicairkan dengan suhu atmosferik (sangat dingin) dan diperbaiki nilai oktannya (formulanya) agar bisa layak disebut sebagai bahan bakar baru.
Teknik Implementasi
Teknik implementasi dari gagasan di atas telah dijelaskan pada langkah trategis pelaksanaan, dan dapat dijelaskan dengan bagan berikut:
Gambar 5. Bagan Teknik Implementasi
Jika Iya Jika Tidak
Persiapan Bahan
- Kelapa Sawit
- Karbon dioksida
Pengolahan Bahan
*Kelapa sawit diolah menjadi minyak.
*Karbon dioksida dicairkan
Proses pencampuran - Minyak kelapa sawit
yang telah diolah dicampur dengan karbon
dioksida cair Uji nilai oktan dan uji
kelayakan (dilihat dari warna dan peforma pada
mesin)
Pengenalan bahan bakar baru ke masyarakat luas dan
diproduksi massal
Prediksi Hasil dan Manfaat
Jika gagasan ini nantinya berhasil maka akan ditemukan bahan bakar baru dan bisa digunakan sebagai bahan bakar pengaliah atau pengganti bensin, jika dikhawatirkan nantinya fosil sebagai bahan utama bensin semakin menipis dan habis.
Manfaatnya nanti adalah bensin baru itu dapat dijual dengan harga yang relative ringan dikantong dan menjadikan Indonesia sebagai produksi di rumah sendiri, serta bisa sebagai aset dalam menghadapi MEA dan tabungan ilmu pengetahuan bagi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Awaliansyah, Gilar. (2005), “Kinerja Mesin Otto Berbahan Bakar Dasar Premium dengan Penambahan Biogasoline 5% dan (Biogasoline + Nitrous) 5%”. Skripsi Program Sarjana Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Haryobrono.blogspot.com/2010/12/mengurangi-emisi-kendaraan-dengan-kotak.html?m=1 (diunduh pada tanggal 17 September 2015)
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pencarian_gas (diunduh pada tanggal 11 September 2015) Rengga, W. D. P., Priatmono, S., dan Kusumaningtyas., R.D. (2005). “Sintesis Alkil Nitrat
dari Minyak Sawit Sebagai Bahan Alternatif Untuk Meningkatkan Nilai Catane Solar”, Laporan Dosen Muda. Jurusan Kimia FMIPA Unnes.
Setiadi. (2006). “Proses Katalitik Sintesis Hidrokarbon Fraksi Bensin dari Minyak Sawit Menggunakan Katalis B2O3/Zeolit”. Laporan Penelitian Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia, Depok.
Wijaya, Hans. (2007). “Pembuatan Bahan Bakar Bensin dari Metil Ester Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Sistem Semi-Kontinyu Dua Reaksi Nitrasi”. Skripsi, Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Wijaya, Rudy. (2012). “Pembuatan Aditif Bensin Melalui Perengkahan Katalitik Metil Ester Minyak Sawit dan Penambahan Gugus Nitro:. Skripsi program Sarjana Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
1. Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIDN 0006096506
4 Tempat dan Tanggal Lahir Madiun, 6 September 1965
5 E-mail chusnanah@yahoo.com
6 Nomor Telepon/HP 081252734417
B. Riwayat Pendidikan
1971-1977 1978-1981 1981-1984 1984-1989 1994-1998
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar
Judul Artikel llmiah Waktu dan Tempat 1
2 3
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun 1
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
1 Faradila Rahmatul
Ula/ 130322615526 S1 Fisika
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telepon/Fax: 0341-562180, 551312 Pesawat 265
Laman: www.um.ac.id
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Faradila Rahmatul Ula
NIM : 130322615526
Program Studi : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Gagasan Tertulis saya dengan judul: PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG
RAMAH LINGKUNGAN
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.