• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar dan Bahasan Pokok Tilawati Met

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar dan Bahasan Pokok Tilawati Met"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

SEKILAS TENTANG TILAWATI; Metode Praktis, Cepat dan Tartil Membaca al-Qur’an

Al-hamdulillah, al-hamdulillah tsumma al-hamdulillah. Puji syukur kepada Allah Rabb alam semesta, Pencipta, Penguasa sera Pengatur langit dan bumi serta segala apa saja yang ada di antara keduanya. Dia-lah yang selalu memberikan karunia yang tidak mungkin kita mampu untuk menghitungnya. Mahatinggi Dia dari persekutuan makhluq-Nya. Mahasuci Dia dari sifat-sifat tak terpuji yang disematkan oleh ciptaan-Nya. Dia-lah yang Mahapengasih terhadap seluruh makhluq-makhluq-Nya, baik yang tampak oleh mata atau yang tersembunyi oleh panca indera. Dia-pulalah yang Mahapenyayang terhadap semua hamba-Nya yang selalu mentauhidkan serta meng-esakan-Nya.

Merupakan bentuk ke-Mahapemurahan-Nya, salah satunya, adalah hadirnya berbagai metode belajar mengajar al-Qu a ya g telah digagas oleh pa a pe dahulu kita. Je ih payah e eka u tuk mengenalkan, mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai kalam azza wa jalla harus kita apresiasi. Hasil karya mereka juga wajib kita sebar-luaskan sebagai bentuk dakwah kita kepada setiap orang yang belum mengenal kalam Rabb semesta alam.

Shalawat dan salam semuga tercurah limpahkan kepada teladan, panutan dan pemimpin kita, nabiyullah Muhammad saw beserta keluarganya. yang telah berjuang, berusaha dengan maksimal dan kegigihan, shingga kita bisa menapak-tilasi keagungan akhlaqnya, kearifan budi-pekertinya dan kelembutan tutur-katanya. Berkat beliaulah risalah Allah jalla wa ala ini sampai kepada kita. Risalah Allah Rabbul ala i itu adalah al-Qu a al-Karim – kitab pertama dan utama yang digunakan oleh para faqih untuk menggali hukum serta menetapkannya.

Sebagaiaman yang disampaikan oleh Allah Yang Mahatinggi dalam salah satu firman-Nya bahwa Dia telah menjadikan al-Qu a udah u tuk dipelaja i. A ti da i fi a Allah itu adalah ; Dan sungguh benar-benar Kami telah menjadikan al-Qu a it udah. Maka adakah ya g au e pelaja i ya. Ayat ini diulang sebanyak empat kali di dalam surat yang sama, al-Qamar : 17, 22, 32 dan 40. Pengulangan ini merupakan penegasan bahwa al-Qu a itu udah u tuk dipelaja i a a e -bacanya, diteliti keindahan bahasanya, dikaji kandungannya dan difahami maksud dan artinya.

Di antara kemudahan yang telah Allah janjikan itu – sebagaiamana disinggung di muka – adalah lahirnya beberapa metode belajar mengajar al-Qu a ya g ukup a iatif dan beragam. Yang mana antara satu metode dengan metode yang lain saling melengkapi serta saling menyempurnakan. Keberagaman bisa dilihat bahwa metode pertama mempunyai kekurangan di bagian itu sementara kelabihannya adalah tidak dimiliki oleh metode yang kedua. Begitupn sebaliknya. Artinya bahwa setiap metode belajar mengajar al-Qu a pasti e pu yai kele iha disa pi g ada kekurangannya. Beberapa metode belajar mengajar al-Qu a itu adalah Qi a ati, Tilawati, al-Barqi, at-Ta zil, I a , al-Jaba i, Ya bu a dan masih banyak lagi yang lain.

(2)

Porsi atau jatah waktu untuk setiap santri dalam metode ini sangat ditekankan. Artinya setiap santri mendapatkan waktu yang sama. Insya Allah semua santri – dalam jilid satu atau dua – misalnya tidak ada yang lebih banyak atau lebih sedikit. Jika satu santri mendapatkan jatah waktu 60-75 menit – rata-rata waktu yang dibutuhkan – maka sa t i ya g lai juga de ikia . A ti ya keadila aktu bagi santri terlaksana dengan baik. Bagaimana bisa demikian? Ini akan lebih jelas jika langsung praktik di lapangan melalui sebuah pelatihan atau pengajaran dari pada melalui penjelasan tulisan.

Keunikan lain yang dimiliki metode ini – merujuk kepada keadilan waktu tersebut – adalah kekompkan. Maksudnya, jika satu santri mulai belajar mengaji, maka santri yang lain pun demikian. Dan jika satu santri selesai belajar mengaji maka yang lain pun juga demikian. Dan itu artinya, tidak ada santri yang selesai terlebih dahulu sementara santri yang lain masih belajar mengaji. Di mana jika hal ini terjadi – bermain/istirahat, sementara yang lain masih mengaji – akan mengganggu konsentrasi santri yang lain.

Terdiri dari 6 jilid, setiap jilid memiliki 44 halaman. Sehingga 44 x 6 = 264. Rasionya adalah 1 halaman/hari maka waktu yang dibutuhkan untuk menghatamkan 6 jilid adalah 264 hari. Setara dengan 10 bulan. Lalu jika 2 halaman/hari maka waktu yang dibutuhkan tentu lebih sedikit, yaitu 132 hari. Setara dengan 5 bulan. Ini jika waktu yang digunakan 1 minggu penuh, 7 hari tanpa libur. Namun jika Sabtu dan Ahad libur maka waktu yang dibutuhkan untuk menghatamkan 6 jilid - 1 halaman/hari - adalah 12 bulan. Dan 6 bulan jika 2 halaman/hari. Itulah target waktu yang ditetapkan oleh Tilawati untuk mencapai hasil maksimal dan memuaskan.

Mudah-mudahan kehadiran metode baru ini ikut mewarnai dan mengembangkan serta bisa meningkatkan kemampuan membaca al-Qu a para santri dalam kehidupan sehari hari. Pun pada akhirnya bisa menjadi penyejuk hati bagi setiap orang tua yang telah menghadap Ilahi.

Jika ustadz dan ustadzah / guru-guru TPA terarik dan berminat dengan metode TILAWATI ini bisa menghubungi RIDHAL AHMADI di 082152331222 / 087850407046

(3)

Pengantar Pokok Bahasan Tilawati Jilid I – VI

Sebagaimana diketahui bahwa proses penciptaan manusia seperti disinggung dalam al-Qu a da juga hadits da i aktu ke aktu e gala i e olusi. E olusi di si i adalah pe u aha da i ko disi yang tidak bisa di a aka se agai seseuatu e jadi sesuatu ya g lai . P oses e olusi – singkatnya – mewujud menjadi jabang bayi yang siap dilahirkan ke dunia. Setelah melewati beberapa tahap waktu bayi itu beranjak menjadi anak-anak yang sebentar lagi akan menginjak masa remaja.

Masa e aja agi sa g pe ge a a a ah itu ya g telah dijala i – pasti – e olusi e jadi orang yang harus siap mengenal, mempelajari serta mengenalkan arti kedewasaan. Baru setelah itu ia pun diarahkan untuk menjadi orang tua yang siap menghadapi cobaan yang lebih besar dan lebih e a ta g. Itulah pe jala a e olusi a usia da i sesuatu ya g tak isa dise ut/di a aka menjadi saya, kita, kami, kamu dan anda.

Jika perjalanan penciptaan manusia seperti itu untuk dikatakan siap menerima amanah yang begitu besar, maka dalam proses belajar mengenajar, apapun yang sedang dipelajari dan diajarkan pasti akan mengalami tahapan-tahapan yang tak boleh dikesampingkan. Seperti halnya anak sekolahan. Jika yang diharapkan adalah nilai terbaik dan naik kelas dengan nilai gemilang, mau-tak mau, setidaknya ia harus belajar dengan tekun dan giat dan wajib baginya untuk mengikuti ujian yang telah ditentukan. Alangkan anehnya jika ingin mendapatkan nilai istimewa sementara kerjaannya hanya berleha-leha pun tidak mengikuti ujian sekolah. Jika demikian adanya maka, hal itu hanya utopia belaka.

Termasuk ketika belajar-mengajar al-Qu a . Tahapa de i tahapa tak oleh dikesa pi gka untuk mendapatkan hasil maksimal. Metode apapun yang digunakan seorang santri harus menjalani prosedur yang telah ditentukan. Apakah menggunakan metode I a , at-Ta zil, Ta tila, Qi a ati, al-Barqi dan lain-lain. Kesemuanya memiliki aturan dan tatacara yang tidak bisa dilabrak, diterabas. Tidak bisa bim-salabim abra-kadabra langsung jadi. Demikan juga yang ditetapkan dalam metode Tilawati ini. Metode ini pun mempunyai ketentuan yang harus dijalani untuk mendapatkan hasil maksimal. Singkatnya, sebagaimana yang lain, metode ini memiliki rute sendiri.

Untuk lebih detailnya berikut tahapan serta pokok bahasan dalam metode Tilawati mulai jilid I hingga VI :

POKOK BAHASAN TILAWATI JILID I

1. Huruf hijaiyah berharokat fathah tidak sambung (01 – 32) 2. Huruf hijaiyah berharokat fathah sambung (33 – 44) 3. Huruf hijaiyah (01 – 31)

4. Angka Arab (13 – 36)

POKOK BAHASAN TILAWATI JILID II

1. Kalimat berharokat fathah, kasroh dan dhommah (01 – 08)

2. Kalimat berharokat fathatain, kasrotain dan dhommatain (09 – 17) 3. Bentuk-bentuk Ta (18 – 19)

4. Kalimat/bacaan panjang satu alif (20 – 27)

5. Fathah panjang, kasroh panjang dan dhommah panjang (28 – 40)

6. Dhommah diikuti wawu sukun ada alifnya atau tidak, tetap dibaca sama panjangnya (42 – 44)

(4)

1. Huruf lam sukun (01)

2. Lam sukun didahului alif dan huruf yang berharokat (02 – 04) 3. Mim sukun (05)

4. Sin-Syin sukun (06) 5. ‘o suku – 09)

6. Hamzah –ta – ai – sukun (10 – 14) 7. Fathah diikuti wawu sukun (15) 8. Fathah diikuti ya suku – 24) 9. Fa – dzal – dho suku

10. Tsa –ha –kho suku – 34)

11. Ghoin –za – shod – kaf – hha – dlod sukun (35 – 44)

POKOK BAHASAN TILAWATI JILID IV

1. Huruf-huruf bertasydid (01 – 05) 2. Mad jaiz dan mad wajib (06 – 08)

3. Cara baca nun dan mim tasydid (09 – 11) 4. Cara mewaqafkan (12 – 13)

5. Lafdhul jalalah (14 – 15)

6. Alif lam syamsiah/Idghom syamsi (16 – 18) 7. Ba aa ikhfa hakiki (19)

8. Hu uf u athto ah – 21, 26 dan 44) 9. Wawu yang tidak ada sukunnya (23) 10. Idgham bighunnah (33)

POKOK BAHASAN TILAWATI JILID V

1. Nu suku atau ta i e te u ya atau a u/Idgha ighu ah 2. Huruf bersukun dibaca memnatul/Qalqalah (05)

3. Nun sukun atu ta i e te u a /I la

4. Mi suku e te u i atau a /Idgha i i, ikhfa syafa i 5. Nu suku atau ta i e te u la , o /Idgha ilaghu ah 6. La suku e te u o

7. Nun sukun atau tanwin bertemu huruf halqi/idhar halqi (20) 8. Huruf u athto ah

9. Mad lazim mutsaqqal kilmi dan mad lazim mukhuffah harfi (41) 10. Tanda-tanda waqaf/Rumus-rumus waqaf (42)

POKOK BAHASAN TILAWATI JILID VI

1. Surat-surat pendek, mulai surat ke 93/ad-Dhuha, sampai dengan surat ke 114/an-Naas. Sesuai kurikulum TK-TP al-Qu a

2. Ayat-ayat pilihan, sesuai dengan kurikulum TK-TP al-Qu a

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus ini Tata Laksana Total Subroto Sapardan alternatif 2 dilakukan dengan pendekatan teknik Invasi Minimal dari arah posterior yang tidak merusak lamina dan tidak

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ambar Dwi Wulandari menyatakan bahwa skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini

Setelah Nabi berbicara dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam, merekapun saling berpandangan dan salah seorang dari mereka berkata: “sungguh inilah Nabi yang pernah

Isolasi enzim dilakukan dengan cara memisahkan media produksi dari pelet ragi menggunakan sentrifuga pada kecepatan 6000 rpm suhu 4°C selama 10 menit.. Sel ragi dibuang dan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan isolat bakteri koleksi CV.Meori Agro dengan kode P2, J2, PS4 dan satu isolat asal tanah yang diaplikasikan baik secara