Tugas 2 :
͞Keterkaitan antara Perkim dan Kota pada Objek Kasus Kota Batu͟
Perumahan dan Permukiman
Kota
• Tata Ruang
• Lingkungan Hidup
Keadaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup di Kota Batu
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan
kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
Pengertian kota menurut Amos Rappoport dibagi
menjadi dua definisi, yaitu definisi klasik dan definisi moderen.
Definisi klasik
Kota adalah Suatu permukiman yang relatif besar,
padat dan permanen , terdiri dari kelompok individu-indivudu yang heterogen dari segi sosial.
Definisi Moderen
Kota adalah Suatu Permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfolgi kota tetapi dari suatu fungsi
“Kota adalah suatu tempat yang
penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar
lokal.”
Weber-KOTA
TATA RUANG
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budi daya.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
(Undang Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang
Berikut permasalahan yang diangkat dari Kota batu dalam Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
Perkembangan kota Batu menuju kota
agrowisata mengancam perubahan iklim di DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas.
Kekhawatiran dari pengembangan Batu sebagai kota agrowisata ialah naiknya angka alih fungsi lahan dari hutan
lindung menjadi kawasan pertanian dan permukiman. Hal ini akan sangat
Kekhawatiran alih fungsi lahan dan
keadaan infrastruktur yang dirasa kurang baik dapat saling dikaitkan dalam
pelaksanaan perbaikan infrastruktur
kota.
Dengan demikian perlu dibuat
Perencanaan Tata Ruang yang dapat
Rencana pemulihan kerusakan lingkungan konservasi dan rehabilitas lingkungan
Rencana pengembangan pertanian ramah lingkungan
Rencana pengendalian kawasan terbangun
Rencana pengembangan sistem keterkaitan (linkage system)
Rencana perluasan dan pengembangan fasilitas dan atraksi wisata
Rencana perlindungan kawasan lindung dan konservasi
Arahan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) pada kawasan wisata